Analisa Penataan Ruang Parkir Pada Badan Jalan Untuk
Analisa Penataan Ruang Parkir Pada Badan Jalan Untuk
DI SURABAYA
I. PENDAHULUAN
kegiatan ekonomi di beberapa ruas jalan di Surabaya secara tidak langsung menimbulkan
adanya pergerakan lalulintas yang cukup padat sehingga menyebabkan kemacetan yang terlihat
di beberapa ruas jalan besar dan persimpangan di kota Surabaya seperti misalnya ruas Jalan
Gembong, dan Jalan Wonokromo. Pergerakan lalulintas yang padat tersebut disebabkan oleh
permasalahan seperti on street parking, tundaan, hambatan samping dan lain sebagainya.
Parkir di tepi jalan merupakan usaha yang semakin populer dan tersebar di beberapa
kota besar di Indonesia yang memang kekurangan lahan parkir. Keuntungan besar yang
dihasilkan dari usaha ini juga menjadi alasan mengapa pekerjaan ini mulai menjamur di
Indonesia. Berkaca atas betapa seriusnya kemacetan di Kota Jakarta, Saat ini pemerintah kota
Jakarta mulai menanggapi serius masalah ini, dengan pemberlakuan instruksi gubernur di tubuh
instansi pemerintahannya sendiri agar dapat menekan tejadinya parkir liar di area-area instansi
pemerintah Kota Jakarta. Namun tak berhenti di situ saja, pihak Jasa Marga yang bekerja sama
dengan kepolisian di kota Jakarta juga mengambil tindakan tegas atas masalah ini, mulai dari
Pemerintah kota Surabaya jelas tak perlu menunggu hingga masalah ini berkembang menjadi
Keadaan yang terjadi di jalan Wonokromo saat ini mengalami masalah yang serupa,
parkiran di pinggir jalan dan aktivitas pedagang membuat sehingga terjadi kepadatan serius dan
tundaan yang panjang pada jam-jam sibuk. Oleh karena itu Masalah ini menjadi fenomena yang
menarik untuk dipelajari karena di satu sisi merupakan pilihan yang paling umum dilakukan oleh
pengemudi namun di sisi lain menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab kemacetan
arus bebas kendaraan ringan, derajat kejenuhan dan waktu tempuh kendaraan ?
3. Sudut parkir apa yang cocok untuk sepeda motor sehingga menghasilkan
arus bebas kendaraan ringan, derajat kejenuhan dan waktu tempuh kendaraan
3. Memvariasikan berbagai sudut parkir sepeda motor dan mobil penumpang sehingga
1. Bagi akademik : untuk memberikan informasi kapasitas jalan pada Jalan Wonokromo
yang nantinya dapat dipergunakan dalam melakukan riset – riset selanjutnya dalam
pengembangan kinerja ruas jalan pada masa yang akan datang, serta sebagai
perhitungan dari persamaan yang didapat dari penelitian ini yang sering, sehingga di
harapkan dapat mengurangi kemacetan serta antrian kendaraan saat melintasi jalur
Jalan Wonokromo.
3. Bagi masyarakat : memberikan solusi penanganan terhadap masalah pada ruas jalan
melewati jalur tersebut semakin berkurang sehingga dapat meningkatkan kinerja ruas
pada persimpangan jalan, serta kecepatan kendaraan saat melewati jalur tersebut tidak
pengeluaran mengenai penggunaan bahan bakar dan waktu tempuh perjalanan sesuai
yang direncanakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.
Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti ada tempat-tempat
tertentu baik yang diyatakan dengan rambu ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk
menaikkan dan atau menurunkan barang dan atau orang (Abubakar, 1998).
Menurut Tamin (1991), lebar jalan yang tersita oleh kegiatan perparkiran (termasuk lebar
manuver) tentu mengurangi kemampuan jalan tersebut dalam menampung arus kendaraan yang
lewat, atau dengan perkataan lain, kapasitas jalan tersebut akan berkurang (penurunan kapasitas
jalan bukan saja disebabkan oleh pengurangan lebar jalan tetapi juga oleh proses kegiatan
kendaraan masuk dan keluar petak parkir). Semakin besar sudut parkir kendaraan, semakin besar
Menurut Munawar (1997), parkir di pinggir jalan merupakan salah satu masalah pokok
lalulintas di kota-kota menengah keatas yang dapat menimbulkan kemacetan lalulintas, tetapi
selainitu parkir juga merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup
besar.
LANDASAN TEORI
Karakteristik Parkir
1. Akumulasi parkir
Akumulasi = Ei – Ex (1)
dengan :
Bila sebelum pengamatan sudah terdapat kendaraan yang parkir maka banyaknya
kendaraan yang telah parkir dijumlahkan dalam harga akumulasi parkir yang telah dibuat,
Akumulasi = Ei – Ex + X (2)
dengan :
2. Durasi parkir
Durasi = Extime – Entime (3)
dengan :
4. Indeks parkir
∑𝑛
𝑖=0 𝑑𝑖
D=
𝑛
Fasilitas Parkir
Fasilitas parkir memiliki bermacam-macam keadaan yang dapat dibedakan menurut letak
lokasi parkir dan pengoperasian parkir. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan
yang bersifat sementara. Fasilitas parkir menurut letak lokasi parkir dibedakan menjadi dua,
1. Kapasitas
Menurut MKJI 1997, kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat
dipertahankan per satuan jam yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi yang ada. Untuk
jalan dua lajur dua-arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi
untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur.
Kecepatan arus bebas menurut MKJI 1997 didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat
arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengenudi jika mengendarai kendaraan bermotor
Penataan ruang parkir dilakukan agar kegiatan parkir terutama yang berada di badan
jalan tidak mengganggu pergerakan arus lalulintas. Parkir di badan jalan merupakan alternatif
paling umum yang dilakukan oleh pengemudi apabila tidak tersedia ruang parkir di luar badan
jalan. Oleh karena itu dilakukan optimasi antara ruang parkir dengan parameter kinerja jalan.
Satuan ruang parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil
penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar bukaan pintu
(Departemen Perhubungan, 1996). Dengan demikian dapat dikatakan satuan ruang parkir
adalahukuran kebutuhan ruang untuk parkir suatu kendaraan dengan aman dan nyaman dengan
ruang seefisien mungkin untuk masing-masing jenis kendaraan mempunyai satuan ruang parkir
Lalulintas
2. Kapasitas
MKJI 1997, mendefinisikan kapasitas sebagai arus maksimum yang dapat dipertahankan
persatuan jam pada kondisi tertentu. Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah
sebagai berikut.
C = Co× FCW × FCSP × FCSF × FCCS (9)
Dimana :
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb
FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota
Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum berikut.
Dimana :
FVO = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati
FVW = penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)
FFVSF = faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu jalan atau
kereb penghalang
FFVCS = aktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota
4. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan
sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai
DSmenunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
DS = Q/C (11)
Dimana :
MKJI menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan,
karena mudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan yang penting untuk biaya
pemakai jalan dalam analisa ekonomi. Persamaan untuk waktu tempuh adalah sebagai berikut.
V = L/TT (12)
Dimana:
6. Simulasi Parkir
Arus lalulintas yang melalui ruas jalan dapat ditingkatkan unjuk kerjanya
denganmenurunkan friksi yang terjadi seperti berkurangnya lebar efektif jalan akibat adanya