Anda di halaman 1dari 18

PENGELOLAAN PARKIR KENDARAAN DI PASAR

SIMPANG PULAI KOTA JAMBI DALAM UPAYA


MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Diseminarkan Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Hukum

Oleh:

Dhea Khairunnisa
NIM : H1A118087

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2021
A. Latar Belakang

Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun semakin berkembang pesat

seiring dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang juga turut meningkat

sehingga peranan yang sangat urgensi dalam hal ini pemerintah tidak lepas dari

tanggung jawab mereka terhadap masyarakat dalam pemenuhan fasilitas-fasilitas

public yang layak bagi masyarakat. Peran pemerintah sebagai pelayanan public

sangat mendominasi dalam hal penanganan pemenuhan kebutuhan masyarakat

dimasa kini dan mendatang maka dari itu peranan pengelola yang professional

sangat di butuhkan. Pelayanan public melibatkan semua unsur good governance.

Pemerintah sebagai representasi negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar

memiliki kepentingan dan keterlibatan tinggi dalam ranah ini.1

Pembangunan fasilitas public yang dibangun dan disediakan oleh

pemerintah haruslah selaras dengan pelaksanaan pelayanan public agar saling

seimbang. Peran pemerintah sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan

masyarakat yaitu dengan tercapainya pelayanan public yang baik dan professional

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan dapat melancarkan

kinerja pemerintah terutama dalam pelayanan public. Pelayanan public yang

disediakan oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan masyarakatnya salah

satunyanya adalah penyediaan layanan dibidang transportasi. Sistem transportasi

sangat menunjang kegiatan sehari-hari sebagai penunjang mobilitas masyrakat

yang lebih maju. Semakin berkembang dan bertambahnya manusia maka semakin

1
Dita Mellyanika, “Peran Masyarakat dalam Pelayanan Publik”,
(https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--peran-masyarakat-dalam-pelayanan-publik, Diakses
pada 29 November 2020).
besar pula kebutuhan untuk pemenuhan sehari-hari termasuk dalam segi

transportasi. Akan tetapi bila terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan

masyarakat dan kota dengan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks akan

menyebabkan pertumbuhan yang tidak imbang dan sulit dikendalikan.

Hal serupa yang dirasakan di Kota Jambi adanya peningkatan

pertumbuhan penduduk di Kota Jambi serta meningkatnya tingkat perekonomian

maka meningkat pula permintaan akan fasilitas-fasilitas public seperti pusat

bisnis, pendidikan, perkantoran, pusat perbelanjaan, rekreasi dan hiburan. Hal ini

juga akan menimbulkan dampak akan tingginya kebutuhan masyarakat

memerlukan lahan parkir yang cukup untuk menanmpung setiap kendaraan

mereka. Permintaan kebutuhan lahan parkir yang tidak terpenuhi dapat

menyebabkan masalah lain yaitu kemacetan lalu lintas baik dalam penggunaan

bahu jalan sebagai lahan parkir, penggunaan kapasitas jalan yang tidak semestinya

ataupun lahan parkir yang kecil.

Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Provinsi Jambi

Laki-laki + Perempuan
Provinsi /Kabupaten/Kota
2018 2019 2020
Propinsi 3570272 3624579 3677894
Kerinci 237791 238682 239606
Merangin 383480 388928 394174
Sarolangun 295985 301908 307585
Batang Hari 269966 272879 275504
Muaro Jambi 432305 443364 454524
TanjabTimur 218413 219985 221619
Tanjab Barat 328343 333932 339286
Tebo 348760 354485 360193
Bungo 367182 374770 382311
Kota Jambi 598103 604736 611353
Kota Sungai Penuh 89944 90910 91739
Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Jambi

Data diatas merupakan data dari Badan Pusat Statistika Provinsi Jambi

yang dimana tertulis bahwa adanya pertambahan jumlah penduduk dari mulai

tahun 2018 berjumlah 598.103 orang menjadi 611.353 orang pada tahun 20202.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya pertambahan jumlah penduduk tiap

tahunnya sehingga kebutuhan masyarakat akan fasilitas-fasilitas publikpun juga

turut bertambah. Terutama dalam sector laju penggunaan kendaraan pribadi.

Berikut data yang disajikan:

Tabel 1.2
Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Jambi

Jumlah Kendaraan Bermotor


Jenis Kendaraan
2017 2018 2019
Mobil Penumpang 126452.00 142648.00 157957.00
Mobil Bus 1570.00 1697.00 1581.00
Mobil Barang 81374.00 88271.00 88035.00
Sepeda Motor 1657018.00 1776187.00 1882425.00
Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Jambi

Data menunjukkan jumlah terbesar pada penggunaan sepeda motor

terhitung sejak tahun 2017 dengan jumlah 1.657.018 kendaraan dan pada tahun

2019 bertambah menjadi 1.882.425 kendaraan3. Terjadi peningkatan yang

semakin besar setiap tahunnya sehingga dalam hal ini dapat menimbulkan
2
Badan Pusat Statistika, “Jumlah Penduduk Provinsi Jambi”,
(https://jambi.bps.go.id/indicator/12/544/1/penduduk-provinsi-jambi-menurut-kabupaten-kota-
dan-jenis-kelamin.html, Diakses pada November 24, 2021, 11:13 am)
3
Badan Pusat Statistika, “Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Jambi”,
(https://jambi.bps.go.id/indicator/17/422/1/jumlah-kendaraan-bermotor-.html, Diakses pada
November 24, 2021, 11:38 am)
kemacetan lalu lintas jika tidak diiringi dengan fasilitas publik yang dapat

mengatasi masalah itu termasuk adanya Satuan Ruang Parkir yang tersedia.

Kepadatan penduduk dan tingkat ekonomi yangt inggi mengakibatkan

tingkat kepemilikan kendaraan pribadi tinggi pula. Hal ini akan menimbulkan

kebutuhan lahan parkir yang besar pada zona tarikan sebagai contoh pada daerah

pusat bisnis.4 Namun tidak semua pusat bisnis menyediakan lahan parkir yang

cukup, sehingga dampak yang dirasakan adalah penggunaan lahan parkir di badan

jalan. Seiring dengan peningkatan lalu lintas dari waktu ke waktu, parkir

merupakan komponen atau aspek penting dari kebutuhan transportasi.

Penggunaan transportasi dapat dilihat pada berbagai kegiatan masyarakat

sepeti manfaat ekonomi, manfaat sopsial, manfaat politik, manfaat daerah dan

lain-lain. Namun dari semua manfaat tersebut di atas memiliki dampak negatif

dan diantaranya dengan perkembangan transportasi seiring bertambnya jumlah

moda transportasi dan bertambahnya jumlah kendaraan, para oknum pelanggar

parkir akan tertarik. Pelanggar parkir dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas

dengan parkir dimana saja. Padahal, tempat parkir merupakan perssyaratan umum

untuk memberikan pelayanan awal. Dalam hal ini, tempat parkir diatur

berdasarkan permintaan dan sesuai dengan kebutuhan orang yang bepergian untuk

mencapai atau mengakases suatu tempat.

Masih banyak sebagian masyarakat melakukan pelanggaran dengan

memarkirkan kendaraanya di bahu jalan, pada setiap bulannya terdapat 84

pelanggaran di Kota Jambi, ini lebih baik dibandingkan sebelum diterapkannya


4
Salim Abbas, Manajemen Transportasi, PT raja Grafindo Persada (Jakarta: 2008). Hal 34.
Peraturan Nomor 4 Tahun 2017 mencapai 208 pelanggaran, hal ini disebabkan

peraturan tersebut baru diberlakukan pada bulan Februari ditahun 2017 dan masih

terbilang baru, sehingga masih banyak masyarakat yang memarkirkan

kendaraannya dibahu jalan, selain itu pula belum maksimalnya peraturan untuk

menangani maslaha pelanggaran parkir dikarenakan belum adanya ketegasan yang

dilakukan oleh Dinas Perhubungan, ditambah lagi belum maksimalnya penegak

hukum dalam menjalankan peraturan daerah tersebut, dan masih rendahnya sanksi

yang diberikan, sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi para pelanggar parkir

liar dibahu jalan.5

Fenomena parkir sangat sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari

pada system transportasi. Pelanggaran parkir ini dijumpai hampir disetiap sudut

perkotaan terutama di Kota Jambi sendiri yang menimbulkan masalah tanpa

memberikan solusi yang tepat dalam aturan berlalu lintas berkendara. Pelanggaran

parkir yang terus menerus ada tanpa diselesaikan dapat mengganggu ketertiban

dan keindahan Kota apabila tidak segera diselesaikan penataannya. Untuk

menghindari terjadinya kemacetan tersebut maka diharapkan adanya penyediaan

lahan parkir pada pusat perbelanjaan, taman hiburan, pusat Pendidikan,

perkantoran dan lain-lain. Oleh karena itu, pelayanan parkir yang nyaman dan

efisien merupakan salah satu pelayanan public yang harus dipenuhi terutama pada

pusat-pusat kegiatan masyarakat karena dampak yang ditimbulkan tentunya akan

kompleks.

5
Pitria, “Quo Vadis Masalah Parkir Di Kota Jambi Nomor 4 Tahun 217 Tentang
Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Di Kota Jambi”, 2018
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

sementara.6 Parkir merupakan bagian dari sarana public yang disediakan oleh

pemerintah utnuk kebutuhan masyarakat.sarana public yang telah disediakan ini

diharapkan dapat meberikan kepuasan terhadap masyarakat yang emnggunakan

layanan tersebut terutama tehadap pengguna jasa parkir. Tanggung jawab besar

yang dipegang permitnah tehadap pengelolaan parkir ini yang hakikatnya bagian

dari pelayanan public. Lahan parkir yang tersedia haruslah sesuai aturan dengan

kualitas yang baik serta memadai sehingga dapat mempermudah melakukan

segala aktifitas oleh masyarakat pengguna jasa parkir tersebut. Saranan

transportasi memerlukan penyediaan tempat yang tepat untuk pemberhentian

sementara. Ketersediaan lahan parkir dapat dibagi menjadi dua, yaitu lahan parkir

yang berada di tepi jalan umum (on street) dan yang kedua yaitu lahan parkir yang

berada di dalam gedung atau bangunan khusus parkir (off street). Tarigan 2008:77

Pelayanan public sebagai indicator utama dalam menyelenggarakn

penertiban lalu lintas dan dilaksanakan sesuai peraturan yang dikelola dengan

baik, terutama pelayanan parkir di pusat perbelanjaan seperti pasar termasuk

pelayanan yang krusial untuk diperhatikan. Pasar menjadi pusat keramaian tempat

bertemunya orang-orang banyak sehingga pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah terksit pelayanan dipasar melalui pengeloaan parkir merupakan hal

yang sangat di perhatikan. Namun seperti yang kita lihat, kenyataan bahwa

6
Departemen Perhubungan Direktur Jendral Perhubungan Darat, “Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir”,
(https://www.andalalindkijakarta.com/file/12_272_PEDOMAN_TEKNIS_FASILITAS_PARKIR.
pdf, Diakses pada 29 November 2021)
pengelolaan parkir selama ini belum bisa dikatakan baik oleh masyarakat

pengguna jasa pasar. Seperti halnya yang terjadi di Pasar Simpang Pulai.

Pasar ini terletak di Simpang Pulai Kelurahan Solok Sipin Telanaipura

berdekatan dengan kantor polisi lalu lintas dan berada dekat simpang empat lampu

merah jalan raya. Pasar tradisional ini letaknya startegis sekali karena berada di

tengah-tengah Kota sehingga banyak sekali yang berbelanja di pasar tersebut.

Pasar yang sudah lama di bangun sekitar lebih dari 30 tahun lamanya hingga

sekarang. Para pedagang disanapun merasakan tahun demi tahun semakin ramai

baik penjual atau pengunjung. Jam-jam sibuk biasanya dimulai dari pukul 8

hingga 10 pagi. Siang hari pasar ini mulai sepi pembeli karena kebanyakan

barang-barang sudah habis terjual.7

Letak Pasar Simpang Pulai yang sangat strategis berada di tengah-tengah

kota tersebut dengan harga yang relative murah juga menyatakan bahwa Pasar

Tradisional satu ini sungguh banyak peminatnya. Berikut ulasan dari beberapa

pengguna jasa Pasar Simpang Pulai yang diunggah melalui website Direktori

Lokasi di Indonesia:8

“Tempat belanja yang bagus bagi anda yang rumahnya dekat simpang

pulai. Pasar tradisional yang bagus.” Oleh Abd Rahman Bintang.

7
Novi, “Pasar Tradisional Simpang Pulai Kota Jambi”,
(https://jektv.co.id/read/2019/07/06/228/pasar-tradisional-simpang-pulai-kota-jambi, Diakses
pada 29 November 2021).
8
Direktori Lokasi di Indonesia, “Pasar Tradisional Simpang Pulai”,
(https://petalokasi.org/Kabupaten-Muaro-Jambi/Pasar-Tradisional-Simpang-Pulai--459172/,
Diakses pada tanggal 29 November 2021).
“You can find all your kitchen need here. All fresh vegies, fruits, meats,

chickens, fishes, etc. Jangan lupo belanjo di pasar simpang pulai yo” Oleh Byu

Bel.

“Sangat strategis” oleh Apoy Saputra.

Namun disamping itu, tidak sedikit ulasan negative di unggah melalui

website tersebut, seperti:

“Keramaian pasar ini terkadang membuat pengguna jalan raya agak

terganggu (karena faktor ketidakdisiplinan oknum saja).” Oleh Jul Hasratman

Daeli.

“... Pasar ini relatif susah, makanya kalau datang belanja lebih baik

dengan sepeda motor. Disamping pasar ini ada Masjid Al Ittihat, bisa digunakan

tempat parkir dan sekalian berinfak dari pada bayar sewa parkir” oleh M. Afdal.

“Harganya memang murah, tapi kondisi tempat yang sempit serta

pengolahan sampah nya kurang baik membuat pasar ini terlihat agak kumuh,

tempat parkir yang semrawut juga membuat daerah ini manjadi macet. Jika

pasar ini bersih pasti akan lebih ramai” oleh Nur Chotipah”

“Sayang pasarnya kurang bersih. Lokasi bagus. Tapi kalo pagi pasar lagi

buka, mending jangan lewat sini deh, macet parah” oleh Jeany Surya.

“Lumayan murah, parkir susah” oleh Iryan Hadi.

“Sayang pasarnya kurang bersih. Lokasi bagus. Tapi kalo pagi pasar lagi

buka, mending jangan lewat sini deh, macet parah” oleh Jeany Surya.
Dari beberapa ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada Sebagian orang

yang merasakan dampak positif dari Pasar Simpang Pulai yaitu dengan letaknya

yang strategis, barang-barang disana yang cukup lengkap sehingga para pengguna

jasa pasar semakin tertarik untuk berbelanja disana. Namun jika dilihat dari sisi

negatifnya tak sedikit pula yang memberikan ulasan baik dari segi tempatnya yang

sempit, banyaknya sampah-sampah yang berserakan sehingga kenyamanan pun

terganggu hingga masalah macet di jalan raya karena lahan parkir yang kecil di

bahu jalan. Hal itulah yang membuat sebagian masyarakat merasa kecewa.

Kemacetan yang ditimbulkan dari adanya penggunaan Pasar Simpang

Pulai tersebut adalah terganggunya pengguna jalan lain terutama titik lokasi Pasar

di Simpang Pulai tersebut berada di dekat lampu merah dan berada didekat pos

polisi. Kurangnya perhatian pemerintah mengenai penertiban di Pasar Simpang

Pulai banyak dirasaksn oleh masyrakat. Mereka sangat menyayangkan hal

tersebut bila tahun ketahun akan terus merasakan hal tersebut apalagi didekat pos

polisis yang seharusnya ada penegasan dari petugas setempat.

Berikut beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan

peneltiian ini yang diharapkan dapat menjadi sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 1.3

Penelitian Terdahulu
Nama Judul Tujuan
No Variabel Metode Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
1. Lhatifah Pengelolaan Untuk Kualitatif Masih di
(2020) Retribusi Menganalisis temukannya
Parkir Dalam
wanprestai pengelolaan parker
Perspektif
Manajemen pengelolaan yang tidak adanya
Sumberdaya parkir di diberikan bukti
Islami (Studi
Pasar Kota parker sehingga ada
Kasus Pasar
Besar Kota Madiun pihak yang
Madiun) dirugikan karena
factor kesengajaan
2. Tigawati Peranan Menganalisis - Peranan Kualitati Ditemukan
(2017) UPTD factor Dishub f kekurangan
Pengelolaan penghambat - Penataan anggaran dana,
Parkir Dinas Dishub Parkir fasilitas
Perhubungan dalam operasional
Dalam penataan yang minim dan
Penataan parkir ketersediaan
parkir di SDM yang
Pasar Pagi kurang sehingga
Kota dalam
Samarinda pelaksanaan
dilapangan
kurang
maskimal.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, penulis sajikan tabel persamaan

dan perbedaan peneliti terdahulu dengan penelitian peneliti saat ini:

Tabel 1.4

Rekapitulasi Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian Saat Ini secara Keseluruhan


No. Persamaan Perbedaan
1. Membahas mengenai pengelolaan parkir a. Menggunakan metode analisis
kendaraan di Pasar deskriptif
b. Lokasi penelitian
c. Tahun penelitian
2. Menganalisis factor penghambat Dinas a. Menggunakan metode analisi
Perhubungan dalam mengelola parkir deskriptif
Pasar b. Lokasi penelitian
c. Tahun penelitian

Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan dan

persamaan dari penelitian terdahulu dapat dijadikan tolok ukur atau landasan

dalam penelitian ini. Serta berdasarkan kondisi-kondisi yang dipaparkan

sebelumnya dapat dilihat bahwa Pasar Simpang Pulai masih dirasa belum

memenuhi kriteria kenyamanan pengunjung pasar dengan keadaan pasar yang

terasa kotor dengan sampah dimana-mana ditambah lokasi yang sempit karena

tidak adanya lokasi parkir yang besar. Kondisi tersebut tentunya perlu mendapat

pehatian khusus dari pemeirntah daerah khususnya Dinas Perhubungan apalagi

ditambah dengan pelayanan yang belum optimal dari pihak pemungut parkir.

Bertolak dari pemikiran diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah

penelitian yang berjudul: “PENGELOLAAN PARKIR KENDARAAN DI

PASAR SIMPANG PULAI KOTA JAMBI DALAM UPAYA

MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka

rumusan masalah penelitian adalah:


1. Bagaimana pengelolaan parkir di Pasar Simpang Pulai dalam upaya

meningkatkan pelayanan publik?

2. Apa saja factor penghambat dalam pengelolaan parkir di Pasar Simpang

Pulai?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan tujuan peneltian sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui dan menguraikan pengelolaan parkir di Pasar

Simpang Pulai dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis factor penghambat Dinas

Perhubungan dalam penataan parkir di Pasar Simpang Pulai.

D. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian diatas tercapai, maka hasil penelitian diharapkan

dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan mampu mengembangkan ilmu pegetahuan

dan menjadi bahan pertimbangan dalam menghadapi suatu masalah

yang berkaitan dengan pengelolaan parkir.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi untuk melakukan

penelitian lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan parkir.

2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi, kepustakaan,

menambah wawasan dan pengetahuan untuk masyarakat umum dan

acuan mahasiswa Ilmu Pemerintahan yang ingin mengembangkan

penelitian ini.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan solusi

dalam mengelola parkir Pasar Simpang Pulai Kota Jambi secara efektif

dan efisien.

E. Landasan Teori

1. Manajemen Pelayanan Publik

a. Manajemen Pelayanan

Menurut pendapat Pathoni, manajemen adalah proses yang sangat

khas terdiri dari perbuatan-perbuatan yang dimulai dari penentuan

tujuan hingga pengawasan yang mana dimasing-masing bidang

mempergunakan ilmu pengetahuan atau suatu keahlian secara

berurutan dalam mencapai suatu sasaran yang sejak awal telah

ditetapkan. (2006:27)

Menurut Terry, manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri

dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dalam pencapaian

sasaran-sasran yang ditentukan melalui pemanfaatn sumber daya

alam dan sumber daya manusia. (dalam hasibuan, 2009:4)

b. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Syafi’ie adalah sebagai setiap kegiatan

yang dilakukan pemerintah terhadap sejumlah manusia yang

memiliki kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan

dan menawarkan kepuasan meski hadil tidak terkait pada suatu

produk secara fisik.

Pelayanan Publik menurut Moenir (Kurniawan 2005:7) adalah

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

dengan landasan factor material melalui system, prosedur dan

metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain

sesuai dengan haknya. Pemberian pelayanan public oleh aparatur

pemerintah kepada masyarakat sebenanrnya merupakan implikasi

dari fungsi apparat negara sebagai pelayan masyarakat.

2. Pengelolaan Parkir

a. Definisi Pengelolaan

Secara etimologi pengelolaan berasal dari kata “Kelola” yang

merujuk pada proses menangani sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu. Beberapa paparan dari para ahli tentang definisi

pengelolaan yaitu:

Pengelolaan menurut Balderton yaitu menggerakkan,

mengorganisirkan dan mengarahkan usaha manusia untuk

memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai

suatu tujuan.
Pengelolaan menurut Moekijat yaitu rangkaian kegiatan yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, petunjuk, pelaksanaan,

pengendalian, dan pengawasan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan memiliki pengertian sama dengan manajemen yang

merupakan bagian dari proses manajemen karena didalamnya harus

diperhatikan mengenai proses kerja yang baik, mengorganisasikan

suatu pekerjaan, mengarahkan dan mengawasi, sehingga apa yang

diharapkan dapat terlaksana dengan baik.

3. Definisi Parkir

Parkir memiliki arti yaitu menaruh kendaraan bermotor untk beberapa

saat di tempat yang salah disediakan. Parkir merupakan keadaan

dimana kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat

dan ditinggalkan pengemudinya. Sedangkan fasilitas parkir adalah

lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang

tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun

waktu. Fasilitas parkir bertujuan untuk memberikan tempat istirhata

kendaraan, dan menunjang kelancaran arus lalu lintas. Tempat parkir

adalah suatu tempat pemberhentian kendaraan dilokasi tertentu bauik

di tepi jalan umum, gedung, pelataran atau bangunan umum. Tempat

parkir umum yaitu tempat yang terletak di tepi jalan atau halaman

pertokoan yang tidak bertentangan dengan rambu-rambu lalu lintas dan


tempat lain sejenis yang diperbolehkan untuk tempat parkir umum dan

dipergunakan untuk menaruh kendaraan bermotor dan/atau tidak

bermotor yang tidak bersifat sementara.

Terdapat empat jenis parkir, yaitu:

1. Parkir di ruang jalan (on-street), adalah ruang parkir pada jalan

umum meskipun hal ini menjadi kabur apabila jalan, atau milik

jalan seringkali mengambil ruang, baik secara legal maupun tidak,

yang sebenarnya disediakan untuk pejalan kaki.

2. Parkir umum diluar ruang milik jalan (public off-street), parkir

mobil tidak di jakan umum, dimana semua anggota masyarakat

dapat menggunakan sesuai ketentuan berlaku (missal: waktu parkir

maksimum (dalam satuan jam), atau pengenaan biaya parkir).

3. Parkir swasta non-residensial diluar ruang milik jalan (private non-

residential (PNR) off-street), adalah yang umum dijumpai dalam

suatu bangunan gedung atau tata guna lahan. Contohnya adalah

parkir dalam pusat perbelanjaan, atau gedung perkantoran. Secara

teoritis, hanya mereka yang terkait dengan gedung tersebut yang

dapat menggunakan ruang parkir tersebut, dan pemilik gedung

dapat mengendalikan hal ini dalam batas ketentuan hukum yang

berlaku.

4. Parkir pribadi dalam permukiman (private residential parking),

jenis parkir ini biasa ditemui dalam gedung yang terkait dengan
perumahan atau rumah susun. Secara teoritis, hanya penghuni yang

dapat menggunakan parkir disini.

Maka dapat disimpulkan bahwa startegi pengelolaan parkir

merupakan penentuan tahapan atau pengambilan Langkah-langkah

yang harus diambil seperti merencakan, menjalankan,

mengorganisasikan, mengendalikan, dan melakukan pengawasan

terhadap parkir untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai