Anda di halaman 1dari 8

SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA

Siti Novianti1, Sri Maywati

ABSTRAK
Pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional program promosi
kesehatan untuk mendukung pengembangan usaha gaya hidup sehat pada
Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1193 / MENKES / SK / X / 2004 tentang "Perilaku Sehat
dan Higienis 2010" (PHBS 2010 ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah
tangga di kecamatan Ciawi. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif pada 676 kepala keluarga dengan menggunakan sampel kuota.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penerapan PHBS pada
tatanan rumah tangga adalah sebanyak 82,12 %. Perilaku terbanyak adalah
penggunaan air bersih dan melakukan aktifitas fisik (99,1%). Indikator PHBS
yang masih kurang diantaranya adalah penggunaan jamban sehat dan tidak
merokok di dalam rumah.
Perlunya peningkatan informasi mengenai perilaku merokok dan efeknya
terhadap kesehatan serta peningkatan cakupan penggunaan jamban sehat
di wilayah kerja puskesmas Ciawi.
Kata kunci : PHBS, rumah tangga

ABSTRACT
A National Health Promotion Policy to support developing of healthy lifestyle
attempt, has already stated on National Vision of Health Promotion
according to Minister of Health Decree No. 1193/MENKES/SK/X/2004
regarding “Healthy and Hygienic Behavior 2010” (PHBS 2010). The research
objective was to discover healthy and hygienic behavior (PHBS) in the
household structure at Kecamatan Ciawi Tasikmalaya. The research
method was descriptive study with 676 housewife and family head as a
sample who was chosen according to quota sampling method. Data
collected by a questionnaire filled by respondent. The result find that
average of healthy and hygienic behavior (PHBS) in the household structure
are 82,12%,the used of health water (99,1%) and 99,1% household do
physical activity. Indicator has still low found in behaviour health latrine
usage (47,3%) and didn’t smoking at house. Puskesmas Ciawi need to
increase frequency of promotion and health education especially about
smoking and risk factors for health and to improve coverage of healthy
latrine usage.

Keywords: healthy and hygienic behavior (PHBS), household

PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya memberikan
pengalaman belajar dan menciptakan suatu kondisi bagi perorangan/individu,

1
Staf Pengajar pada Prodi Kesehatan Masyarakat FIK Unsil
Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten
Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati

keluarga, kelompok serta masyarakat, dengan cara membuka jalur komunikasi,


memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana
dan pemberdayaan masyarakat, sehingga pada akhirnya masyarakat mampu
mengenali dan mengetahui masalah kesehatannya sendiri terutama pada
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup bersih dan sehat
(Depkes,2005).
Manajemen peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diupayakan
mulai dari tatanan terkecil yakni rumah tangga dengan sasaran individu dan
keluarga kemudian akan berkembang kearah desa/kelurahan,
kecamatan/puskesmas dan Kabupaten/kota sehat hingga pada akhirnya secara
nasional akan terwujud seluruh masyarakat Indonesia yang berperilaku hidup
bersih dan sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan
10 PHBS di rumah tangga, terdiri dari persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
memberi ASI Eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari serta tidak merokok di
dalam rumah. Penerapan 10 indikator PHBS di tingkat rumah tangga sangat
tergantung dengan kesadaran dan peran serta aktif masyarakat di lingkungan
tempat tinggalnya masing-masing. Sebab upaya untuk mewujudkan lingkungan
yang sehat akan menunjang pola perilaku kehidupan rakyat yang sehat secara
berkelanjutan (Depkes RI, 2007).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Secara nasional, penduduk
yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi
dengan pencapaian di atas angka nasional yaitu DI Yogyakarta (59,4%), Bali
(53,7%), Kalimantan Timur (52,4%), Jawa Tengah (51,2%), dan Sulawesi Utara
(50,4%). Sedangkan propinsi dengan pencapaian PHBS rendah berturut-turut
adalah Gorontalo (33,8%), Riau (30,1%), dan Sumatera Barat (28,2%), Nusa
Tenggara Timur (26,8%), Papua (24,4%). Oleh sebab itu Rencana Strategis
(Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70%
rumah tangga yang mempraktekkan PHBS pada tahun 2014 (Depkes, 2011).
Merujuk kepada hasil riskesdas, penyakit maupun gangguan kesehatan
yang muncul dan menjadi masalah kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi
oleh faktor perilaku. Misalnya kasus diare yang tinggi berhubungan dengan
perilaku BAB di sembarang tempat, perilaku cuci tangan tidak pakai sabun serta

943
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014

ketidaktersediaan jamban keluarga. Masih tingginya AKI maupun AKB


salahsatunya adalah karena perilaku persalinan tidak dilakukan di tenaga
kesehatan. Tingginya obesitas maupun penyakit tidak menular salahsatunya
karena kurangnya aktivitas fisik maupun perilaku konsumsi makanan yang tidak
gizi seimbang. Hal tersebut merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dalam semua tatanan khususnya tatanan rumah tangga. Apabila
kesepuluh PHBS dapat dijalankan di tingkat rumah tangga, maka akan tercapai
rumah tangga sehat dan pada akhirnya derajat kesehatan masyarakat yang
otimal akan tercapai.
Wilayah puskesmas Ciawi yang terletak di kabupaten Tasikmalaya
merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang menjadi rujukan di wilayah
Tasikmalaya utara dengan jumlah penduduk 60 juta jiwa dan 17.802 KK.
Berdasarkan data puskesmas, kasus penyakit yang berhubungan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat seperti diare masih cukup tinggi, terutama pada
anak di bawah 5 tahun (555 kasus), pnemonia dan ISPA juga masih menjadi 10
besar penyakit di Puskesmas tersebut. Data lingkungan penyebutkan masih
rendahnya cakupan jamban keluarga yaitu 38,3% dari target 100 % pada tahun
2012, serta masih terbatasnya akses air bersih (63,71%) dari target 100% pada
tahun 2012. Data posyandu menunjukkan D/S sebesar 67,7% dan masih
ditemukannya Balita dengan giji kurang sebesar 7,6%. Persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan sebesar 77,93%, ditemukannya Angka Kematian Ibu
(AKI) 2 orang dan Angka Kematian Balita 20 orang pada tahun 2012. Bayi yang
mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 72,45% dari target nasional 85% (Laporan
Puskesmas 2012).
Dengan adanya survei rumah tangga sehat di wilayah kerja Puskesmas
Ciawi, diharapkan data ini bisa menjadi informasi awal untuk mengidentifikasi
aspek PHBS pada tatanan rumah tangga sebagai salah satu upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk bentuk studi deskriptif dengan sampel sebanyak
676 rumah tangga dan responden ibu atau kepala keluarga. Indikator PHBS
yang dinilai adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, rumah bebas jentik, cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir, tersedianya air bersih, tersedianya jamban,

944
Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten
Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati

makan gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari), melakukan aktivitas
fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Pengambilan data dilakukan
dengan wawancara menggunakan isian kuesioner dan data dianalisis secara
deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Jumlah penduduk Ciawi Tahun 2012 adalah 61.250 jiwa. yang terdiri dari
30.681 jiwa penduduk laki-laki dan 30.569 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan
penduduk di Kecamatan Ciawi adalah 1.354 Jiwa/Km2. Jumlah kepala keluarga
sebanyak 17.802 KK dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 22.158 Jiwa
(7.364 KK ). Sebagian besar mata pencaharian penduduk Kecamatan Ciawi
adalah sebagai Petani (56 %), Pedagang (25 %), PNS / TNI / PORLI (7 %), Jasa
(4 %), Peternak (7 %) dan Pensiunan (1 %).

Penerapan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Indikator PHBS pada Tatanan Rumah


Tangga di Kecamatan Ciawi Tahun 2013
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Frekuensi %
Tujuh Indikator PHBS
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 36 100
(n=36)
2. Memberi ASI Eksklusif (n bayi < 6bln=24) 17 70,8
3. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan 135 94,4
(n=143)
4. Menggunakan air bersih 671 99,3
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 612 90,5
6. Menggunakan jamban sehat 320 47,3
7. Memberantas jentik nyamuk 585 86,5
Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat
8. Makan buah dan sayur setiap hari 576 85,2
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 670 99,1
10. Tidak merokok di dalam rumah 325 48,1

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian PHBS


berdasarkan 10 indikator di atas adalah sebesar 82,12 persen. Hal ini sudah
sesuai dengan target pemerintah yang menetapkan kriteria minimal 65% rumah
tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari sejumlah indikator perilaku hidup
bersih dan sehat yang dilaksanakan di kecamatan Ciawi, yang paling sedikit
adalah perilaku penggunaan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah.
Adapun indikator yang paling banyak dilakukan oleh rumah tangga adalah

945
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014

persalinan oleh tenaga kesehatan, menggunakan air bersih (99,3%) dan perilaku
mencuci tangan pake sabun.
Perilaku penggunaan jamban sehat ditemukan pada 47,3% responden.
Indikator kriteria jamban sehat adalah apabila rumah tangga harus memiliki dan
menggunakan jamban leher angsa dan tangki septic atau lubang penampungan
kotoran sebagai penampung akhir. Sebagian besar responden yang tidak
memiliki lubang penampungan kotoran mengaku membuang kotoran rumah
tangga ke selokan maupun ke sungai. Data kesehatan lingkungan Puskesmas
Ciawi menunjukkan bahwa dari target 100%, cakupan jamban keluarga hanya
38,3 %.
Perilaku penggunaan air bersih berdasarkan pengakuan responden adalah
sebesar 99,3%. Di tingkat puskesmas, cakupan air bersih tahun 2012 adalah
sebesar 63,71%. Air bersih adalah air yang secara kuantitas tidak berbau,
berasa dan berwarna dan secara kuantitas terbebas dari sumber ataupun bahan
pencemar. Data puskesmas Ciawi tahun 2012 mencatat bahwa tidak ditemukan
tingkat kecemaran air yang sangat tinggi. Sebesar 6,2% ditemukan tingkat
kecemaran air tinggi dan 55% sumber air memiliki tingkat kecemaran air yang
rendah. Adapun sumber air bersih yang umumnya digunakan adalah sumur,
sumber mata air maupun PDAM.
Sebanyak 90,5 % responden mengaku berprilaku mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun. Hal ini sudah sesuai dengan perilaku kesehatan yang baik,
dimana mencuci tangan merupakan salah satu upaya untuk memutus mata
rantai penularan penyakit. Penggunaan sabun juga sangat dianjurkan karena
sabun dapat mengikat kotoran dan lemak, bahkan bisa digunakan untuk
membunuh kuman.
Memberantas jentik nyamuk merupakan indikator PHBS yang dilakukan
oleh 86,5% responden. Mereka mengaku melakukan kegiatan pemberantasan
jentik nyamuk dengan cara membersihkan bak mandi dan penggunaan obat anti
nyamuk.
ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) saja tanpa tambahan
makanan apapun pada bayi 0-6 bulan. Pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas
Ciawi pada tahun 2012 adalah sebesar 72,45% masih lebih rendah dibandingkan
dengan cakupan nasional sebesar 85%. Berdasarkan hasil penelitian, pada 24
rumah tangga yang memiliki bayi kurang dari 6 bulan, diperoleh data bahwa 70,8
% mengaku memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.

946
Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten
Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati

Dari 143 rumah tangga yang memiliki bayi dan balita, sebesar 94,4%
mengaku melakukan penimbangan setiap bulan. Apabila dibandingkan dengan
data pencapaian puskesmas Ciawi tahun 2012, cakupan D/S adalah sebesar
88,4%. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita
setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau
gizi buruk.
Indikator gaya hidup sehat meliputi makan buah dan sayur setiap hari,
melakukan aktifitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah. Perilaku makan
buah dan sayur setiap hari dilakukan oleh 85,2 responden. Makan buah dan
sayur merupakan salah satu gaya hidup sehat yang memiliki banyak manfaat.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayur atau
sebaliknya setiap hari. Adapun sebanyak 99,1% responden mengaku melakukan
aktifitas fisik setiap hari. Hal ini memungkinkan karena hampir seluruh responden
bekerja. Terkait dengan kebiasaan merokok, sebesar 48,1% mengaku tidak
merokok di dalam rumah. Hal ini berarti bahwa 42,9% rumah tangga memiliki
anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah. Padahal
merokok di dalam rumah sementara ada anggota keluarga yang lain terutama
balita bisa menjadi faktor risiko untuk terjadinya gangguan pernafasan.
Dikatakan rumah tangga ber-PHBS apabila rumah tangga melaksanakan
kesepuluh indikator PHBS, maka hasil penelitian di kecamatan Ciawi belum
mencapai rumah tangga sehat, dengan rata-rata 82,12%. Hasil penelitian di atas
masih lebih baik dibandingkan dengan pencapaian rumah tangga ber-PHBS
kecamatan Ciawi tahun 2011, dimana pencapaiannya hanya 62,18%. Hal ini
tidak terlepas dari upaya puskesmas
Promkes Ciawi tahun 2012 tercatat penyuluhan di dalam gedung sebanyak 13
kali dan penyuluhan di luar gedung sebanyak 47 kali dengan lebih dari tiga jenis
media promosi.
Penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi dan
meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih

947
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 1 Maret 2014

dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga
sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap
anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
Agar cakupan rumah tangga ber-PHBS di kecamatan Ciawi makin
meningkat, maka perlu adanya penyebarluasan informasi secara lebih luas dan
intensif sehingga tujuan pencapaian rumah tangga sehat akan dapat terwujud.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Pencapaian rata-rata rumah tangga ber-PHBS di kecamatan Ciawi adalah
82,12%. Dengan indikator PHBS yang paling banyak dilakukan adalah bersalin di
tenaga kesehatan (100%), pemakaian air bersih (99,1%) dan 99,1% melakukan
aktifitas fisik. Sedangkan indikator PHBS yang masih rendah adalah penggunaan
jamban sehat (47,3%) dan tidak merokok di dalam rumah (48,1%).
Saran
Perlunya peningkatan informasi mengenai perilaku merokok dan efeknya
terhadap kesehatan serta peningkatan cakupan penggunaan jamban sehat di
wilayah kerja puskesmas Ciawi.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2011 (a), Laporan Hasil Riskesdas Provinsi Jawa
Barat tahun 2007. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Departemen Kesehatan RI.2011 (b). Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS


di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK, Pusat Promosi
Kesehatan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2008 (a). Pedoman Pengelolaan Promosi


Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2008 (b). Panduan Promosi Kesehatan dalam


Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga.
Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2008 (c). Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan
PHBS, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2013 (d) Pedoman PHBS. [Online]. [diunduh pada 31
Januari 2013]. Pada web: http://dinkes-
sulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20phbs.pdf

948
Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Kabupaten
Tasikmalaya Siti Novianti, Sri Maywati

Erna Irawati, Wahyuni. Gambaran Karakteristik Keluarga tentang PHBS pada


Tatanan Rumah Tangga di Desa Karangasep Wilayah Kerja Puskesmas
Tanon II Sragen. (Jurnal). GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (741 - 749)

Lindawati, Abuna. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan


Terapan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Bukit Tingki Kec.
Popayato Kab. Pohuwanto Tahun 2012. Public Health Journal Vol. 1 No.1
tahun 2012. Dalam http://ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/PHJ/article/view/118

Notoadmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Notoadmodjo, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka


Cipta.

Masulili, Chalik, 2007, Upaya Peningkatan Perilaku PHBS dalam Keluarga dalam
Rangka Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta.

Kemenkes RI,2011. Peraturan mentri kesehatan republik indonesia NOMOR:


2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang pedoman pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat. Kemenkes RI tahun 2011. Jakarta

Wibowo, Yudi. Survei Cepat Strata PHBS serta Fungsi Fisiologis Keluarga di
Desa Tambaksari Kidul Kec. Kembaran Mei – Juni 2010. (Jurnal).
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010

949

Anda mungkin juga menyukai