Herti Patmawati-Fitk PDF
Herti Patmawati-Fitk PDF
OLEH:
HERTI PATMAWATI
(105016200539)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HERTI PATMAWATI
105016200539
Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I
Ir.Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP: 19540310 198803 1 001 ……………………… ………………….
Penguji II
Dedi Irwandi, M.Si.
NIP:19710528 200003 1 002 ……………………. ………………….
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang
saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian
Munaqasyah.
Herti Patmawati
NIM. 105016200539
ABSTRAK
i
ABSTRACT
Keywords: critical thinking skills, the practicum method, electrolyte and non
electrolyte solution.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan
semesta alam tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas
bilangan. Shalawat dan salam senantiasa menyelimuti Rasulullah SAW tercinta
beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja, doa, dan
kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi
ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia
4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam
5. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, dan Bapak Tonih Feronika M.Pd selaku dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat
bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd selaku penasihat akademik yang telah
memberikan pengarahan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Ibu Ani Nuraisyah, S.Pd yang telah membantu penulis dalam mengurus hal-
hal yang berkaitan dengan administrasi akademik.
iii
9. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Bapak Drs M. Kurtubi,
M.Si, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA
Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
10. Bapak Drs. Asep Nanang M.Pd selaku wakil kepala bidang Kurikulum SMA
Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
11. Bapak Entang S.Pd selaku guru bidang studi kimia SMA Negeri 3 Kota
Tasikmalaya yang telah berkenan menjadi observer dan membantu penulis
selama melaksanakan penelitian.
12. Seluruh guru dan staff tata usaha SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
13. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan
pinjaman literatur yang dibutuhkan.
14. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, dan saudaraku yang tak henti-hentinya
memberikan doa, dan dukungannya baik moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.
15. Keluarga Bapak Asep Qohar dan Ibu Lisda Dalilah yang tak henti-hentinya
membimbing, memberikan doa dan dukungannya baik moril maupun materil.
Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya.
16. Teman-teman pendidikan kimia angkatan 2005 yang telah memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis
17. Siswa siswi kelas X SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah bekerjasama
dengan baik selama penelitian.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat
penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian
dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umumnya.
Penulis
Herti Patmawati
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................... 6
C. Pembatasan Masalah...................................................... 6
D. Perumusan Masalah....................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................ 7
BAB II DESKRIPSI TEORITIK
A. Deskripsi Teoritis……………………………………... 8
1. Hakikat pembelajaran............................................. 8
2. Pengertian Metode Mengajar …….…………....... 10
3. Metode Praktikum………………………..……… 12
4. Hakikat Berpikir Kritis……………...….……....... 16
a. Pegertian Berpikir……………………………... 16
b. Berpikir Kritis……..………………..………… 18
5. Konsep Larutan Elektrolit dan non Elektrolit…… 27
B. Kerangka Berpikir...................................................... 31
C. Penelitian Relevan...................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................ 33
B. Subyek Penelitian .......................................................... 33
C. Metode Penelitian ......................................................... 34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................. 34
v
E. Instrumen Penelitian........................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan data................................................. 37
G. Teknik Pengolahan Data.................................................... 40
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi....................... 40
I. Teknik analisis data........................................................... 41
vi
DAFTAR TABEL
vii
Pertama.................................................................................. 57
Tabel 4.13 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis siswa pertemuan
kedua........................................................................................ 58
Tabel 4.14 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis secara
keseluruhan.............................................................................. 59
Tabel 4.15 Hasil angket indikator mengindukasi dan mempertimbangkan
hasil induksi............................................................................ 61
Tabel 4.16 Hasil angket indikator mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak....................................................... 62
Tabel 4.17 Hasil angket indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.... 63
Tabel 4.18 Hasil angket indikator memebrikan penjelasan lanjut............... 63
Tabel 4.19 Hasil angket mempertimbangkan istilah dan pertimbangan
suatu definisi............................................................................ 64
Tabel 4.20 Hasil wawancara......................................................................... 65
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 Grafik Hasil data angket keterampilan berpikir kritis siswa..... 65
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Mulyati Arifin. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 2.
2
2
Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id/pdf diakses 22
Januari 2010 hal 113
3
Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi Kelulusan,
[online],http://www.psb.psma.org/files/2.SKL.pdf diakses 22 januari 2010 hal 4
3
Fenomena yang terjadi saat ini adalah begitu banyak peserta didik
yang pasif, mereka cenderung duduk diam mendengarkan tanpa mampu
mengembangkan informasi yang diperoleh atau berdiskusi. Situasi tersebut
harus ditanggapi serius oleh pendidik untuk mencari alternatif pembelajaran
mengenai metode pembelajaran yang sesuai dan bagaimana memotivasi peserta
didik untuk kreatif dan percaya diri serta mendorong berpikir kritis.
Pada dasarnya siswa mempunyai keterampilan berpikir kritis dalam
belajar misalnya keterampilan bertanya, hipotesis, klasifikasi, observasi
(pengamatan) dan interpretasi. Tetapi keterampilan-keterampilan ini terkadang
tidak berkembang dengan baik maka diperlukan adanya metode yang mampu
mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran kimia.
Salah satunya adalah melalui kegiatan praktikum, karena kegiatan praktikum
membantu siswa untuk memahami suatu kejadian, melihat suatu kejadian lebih
rinci dari sebelumnya dan setelah itu mengingat kejadian tersebut.
Praktikum adalah suatu metode dalam pembelajaran yang sangat erat
hubungannya dengan mata pelajaran kimia. Karena dengan melakukan
Praktikum ilmu kimia lebih mudah dipelajari jika dibandingkan hanya
mempelajari konsepnya saja. Kimia harus dipelajari melalui kegiatan
percobaan karena belajar kimia tanpa percobaan tidak sempurna dan kurang
bermakna.5
Kegiatan praktikum merupakan sarana pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Melalui metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu
objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode praktikum merupakan cara
pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk menjadi kritis, analisis
argumentatif dan mencari jawaban-jawaban berbagai permasalahan melaui
pengalaman-pengalaman langsung.
5
Tine Maria Kuswanti, dkk., Sains Kimia Kelas I SMA (Jakarta: Bumi Aksara.2004) hal
15.
5
6
Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) ”Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA kelas
XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan
sehari-hari” (Bandung : UPI Bandung) hal. 69
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, antara lain:
1. Pembelajaran kimia belum melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Guru banyak menekankan siswa pada aspek pengetahuan dan pemahaman
dalam pembelajaran sehingga siswa kurang terlatih untuk mengembangkan
daya nalarnya.
3. Banyak peserta didik yang pasif dan kurang mampu mengembangkan
informasi yang diperoleh.
C. Pembatasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang
diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
”Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum?”
7
E. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit melalui metode Praktikum.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik
bagi semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
1. Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan
dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit dengan metode praktikum.
2. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar dalam
menunjang peningkatkan kualitas belajar siswa.
3. Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dalam memahami materi pelajaran kimia yang diberikan
dan memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya
4. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk
mengetahui metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
A. Kerangka Teoritis
1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan istilah lain untuk proses belajar mengajar.
Belajar dan Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan manusia. Sebelum memahami hakekat pembelajaran, maka perlu
diperhatikan tentang pengertian belajar terlebih dahulu karena hakekat
pembelajaran tidak bisa lepas dari hakekat belajar.
Banyak pengertian belajar yang dicetuskan oleh para ahli, namun
umumnya ahli-ahli tersebut (baik ahli psikologi maupun pendidikan)
mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil suatu aktivitas belajar adalah
“perubahan”. Bahwa perubahan itu terjadi akibat “pengalaman”. Dari kesamaan
ini lahir pengertian belajar secara umum atau popular. Pengertian umum inilah
yang banyak digunakan oleh para praktisi di lapangan khususnya guru. Secara
umum, belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena
pengalaman. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai-sikap.
Mulyati Arifin dkk berpendapat belajar merupakan proses aktif siswa
untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam
kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri
maupun dibimbing.1 Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu
bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah
ke arah yang lebih baik.
1
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju
Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8
9
2
Anonim, “Pengertian Pembelajaran http://krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-
ciri-pembelajaran. diakses 15 januari 2010 hal. 1-2
10
3
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), cet 1, hal. 40
4
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2004), Cet IV hal. 155.
5
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. 1994), Cet II, hal. 131
6
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000) Cet V. Hal. 76
7
Op.cit., hal. 40
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 Menurutnya pula
metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Dalam kegiatan belajar
mengajar metode sangat diperlukan oleh guru dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai setelah proses
belajar mengajar berakhir.
Sedangkan menurut Aminuddin Rasyid metode adalah berbagai cara yang
teratur dan sistematis yang dilakukan dan ditempuh guru dalam memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mendapat isi pelajaran yang mereka
butuhkan.9
Dari beberapa pengertian metode, didalamnya terdapat muatan-muatan
substantif yang secara implisit menyatakan suatu pengertian yang sama. Dengan
kata lain, ada muatan nilai yang sama dalam masing-masing pengertian metode.
Metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi pemahaman kepada
murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang
diinginkan. Metode mengajar mempunyai arti yang lebih dari pada hanya
sekedar sebagai alat untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa.
Atau lebih tepat lagi untuk menolong siswa-siswa memperoleh pengetahuan
tersebut, selain itu metode mengajar bermakna juga sebagai alat untuk menolong
pelajar-pelajar memperoleh keterampilan, kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap,
minat dan nilai-nilai yang diinginkan.
Disinilah pentingnya guru mengajar dengan menggunakan metode yang
baik dan tepat. Baik dalam arti dapat menarik perhatian siswa dan tepat dalam
pengertian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Guru menggunakan
metode dalam pengajaran tentunya tidak sekedar metode sebagai cara mengajar,
melainkan hendaknnya menguasai ruang lingkup metode itu sendiri. Suatu
proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat
8
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 75.
9
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Uhamka Press, 2003),
hal. 125.
12
3. Metode Praktikum
Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang perlu
ditunjang dengan eksperimen dan kerja laboratorium yang disebut dengan
praktikum.
Metode Praktikum/Eksperimen merupakan salah satu cara mengajar
dengan melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya disampaikan di
kelas dan dievaluasi oleh guru. Atau Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan zain metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran,
dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari.12
10
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), hal. 47
11
Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 95.
12
op.cit., hal. 84.
13
13
op.cit., hal. 174.
14
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2005), Cet.2 hal. 110.
15
op.cit., hal. 83.
16
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia,
1997) hal. 62.
17
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999). hal.
150.
14
dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil dicapai
mereka.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses tertentu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses
yang dialaminya itu. 18
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa praktikum
merupakan suatu kegiatan pembelajaran berupa praktik yang menggunakan alat-
alat tertentu. Dimana kegiatan ini dapat melatih kemampuan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap secara bersama-sama.
Praktikum merupakan latihan bagi siswa yang bertujuan untuk
mempraktekan teori yang telah dipelajari, mencoba suatu teori baru dalam
kondisi aktual, untuk memperbaiki dan menyempurnakan teori serta metode
yang digunakan. Pada metode praktikum siswa diberikan tugas percobaan
tertentu oleh guru, kemudian tugas dan percobaan tersebut dilakukan sendiri
siswa dengan praktikum dan pengamatan untuk mengetahui sampai mana
kebenaran dari ilmu yang dipelajarinya. Dengan melakukan praktikum siswa
dapat mengetahui apa yang dipelajarinya, dalam hal ini hendaknya diusahakan
agar pihak guru mengatur pengajaran sehingga terbentuk suasana yang sebaik-
baiknya bagi siswa untuk belajar.
Praktikum tidak lepas dengan Laboratorium. Laboratorium idealnya
memang suatu ruangan khusus dimana orang dapat melakukan eksperimen.
Tetapi dalam pengertiannya, laboratorium dapat dikelas dan dapat di
lingkungan.19
Yunita menjelaskan kegiatan di dalam laboratorium merupakan mata
rantai untuk menghubungkan beberapa aspek, diantaranya adalah :
18
op.cit., hal. 174.
19
op.cit., hal 122.
15
20
Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan Kimia Jilid 2 untuk SD,
SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung: Pudak Scientific, 2007) hal. v.
21
op.cit., hal. 122-123.
16
22
op.cit., hal. 88.
17
26
Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 108.
27
Cece Wijaya, Pendidikan Remedial, Sarana pengembangan Mutu sumber Daya
Manusia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996) hal. 71.
28
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Uhamka Press &
Yayasan Pep-EX 8, 2003). Hal. 137.
19
29
Liliasari, “Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat tinggi
melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah lanjutan” Julrnal Pendidikan Matematika
dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll, 2003. Hal. 175.
30
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: Mizan Learning
Centre (MLC), 2009), hal.183
31
Elika Dwi Murwani, “ Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa” Jurnal
Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 60.
32
op.cit., hal.2.
33
Arief Achmad, ”Memahami Berpikir " http:/researchengines.com/1007arief3.html.hal 1
34
Liliasari, ” Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme
guru”. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. diakses 10 mei 2010. hal 1-2
20
35
op.cit., Hal. 62.
36
op.cit., Hal. 1.
37
Wingkel, Psikologi Penggajaran, (Yogjakarta: Media Abadi, 2007) Cet X. hal 400-
401
21
yang harus diyakini dan dilakukan.38 Jadi pengertian Berpikir kritis adalah
kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan
mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Pentingnya mengajarkan berpikir kritis tidak dapat diabaikan lagi,
karena berpikir kritis dapat merupakan proses dasar dalam suartu keadaan
dinamis yang memungkinkan siswa untuk menggulangi dan mereduksi
ketidaktentuan masa datang, sehingga diharapkan siswa akan mampu
menghadapi berbagai permasalahan hidup yang makin kompleks.
Para peneliti pendidikan menjelaskan bahwa pada dasarnya
pembelajaran keterampilan berpikir dapat dengan mudah dilakukan.
Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di
Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran
keterampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain
pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belum student
centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat
menghafal/pengetahuan faktual.
Keterampilan berpikir sebenarnya merupakan suatu keterampilan
yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun melalui
belajar mandiri. Keterampilan berpikir sebenarnya suatu keterampilan
yang dapat dipelajari dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan
sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan
mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.39 Berpikir kritis
dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper,
pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk menggugah
berpikir kritis, dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan
keterampilan berpikir kritis. Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran
keterampilan berpikir ini adalah bahwa keterampilan tersebut harus
38
M Akshir Ab Kadir, “ Critical thinking: A family resemblance in conceptions” Jurnal
of Education and Humam Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3
39
op.cit., hal.183.
22
40
Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu
Pembelajaran. http://www.erlangga.co.id diakses 22 januari 2010. hal. 3.
41
Perkins C., & Murphy, E. (2006).” Identifying and measuring individual engagement
in critical thinking in online discussions: An exploratory case study”. Educational Technology &
Society. hal. 299.
42
op.cit., hal. 3.
23
43
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan
sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15.
24
44
op.cit, hal 401
45
op.cit., hal. 2.
46
op.cit., hal . 72-73.
27
47
Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. “KIMIA Seandainya Kehidupan tanpa
Kimia” untuk MA/SMA Kelas X (Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal. 104
48
Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam jilid I ( Jakarta: Erlangga)
hal. 372.
49
James E Brady. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I (Jakarta:
Binapura Aksara) hal. 168.
28
50
J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 198.
29
51
Michael, Purba. Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2 (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 5
30
B. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya proses belajar itu tidak hanya menekankan pada aspek
pengetahuan dan pemahaman, tetapi aspek aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi
bahkan keterampilan-keterampilan juga harus ditekankan. Hal ini sangat penting
karena siswa akan dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan
permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam
kehidupan nyata. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotor.
Tujuan mata pelajaran kimia dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai
pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah
pada tataran inkuri terbuka. Proses inkuri ilmiah bertujuan menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai
slah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Salah satu alternatif pembelajaran mengenai metode pembelajaran yang
sesuai adalah dengan menerapkan pembelajaran yang mampu mengkondisikan
siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran,
memupuk kerjasama diantara siswa, serta melatih keterampilan berpikir siswa
secara kritis sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi salah
satunya adalah melalui kegiatan praktikum.
Melalui praktikum siswa memahami dan melihat suatu kejadian lebih
rinci, selain itu siswa diberi kesempatan untuk mengalaminya sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu sekaligus
keterampilan berpikir kritis siswa akan ikut berkembang karena metode
praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi bagaimana proses
berpikir tersebut dapat ikut berkembang.
32
C. Penelitian relevan
Hasil Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah penelitian dari Hanumi Oktiyani Rusdi dengan judul penelitian “Analisis
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa kelas XI pada Pembelajaran Sistem Koloid
melalui Metode Praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari”, Hasilnya
menunjukan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran melalui metode
praktikum, selain itu siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis
siswa pada indikator menyebutkan contoh dan indikator menarik kesimpulan
dari hasil menyelidiki.52
Hasil Penelitian Lutfia Adiningtyas yang berjudul “Penerapan Metode
Eksperimen pada Pokok Bahasan Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Hasilnya menunjukan bahwa metode
eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada
aspek mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.53
Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan
metode praktikum dapat dijadikan sebagai metode yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa, oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan
penelitian yang sama yaitu dengan mengukur sejauh mana keterampilan berpikir
kritis siswa melalui metode praktikum pada konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
52
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan
sehari-hari”. Bandung: UPI Bandung.
53
Lutfia Adiningtyas. 2009. “Penerapan Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan
Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Semarang: UNS
Semarang
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif. Metode ini berupaya untuk memecahkan atau menjawab
pemasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa harus
dibuktikan. atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum2.
Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh Nazir adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.3 Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek/subjek yang
diteliti secara tepat tentang kemampuan berpikir kritis siswa.
1
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008)
hal. 76.
2
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008) Cet Ke-13 hal. 29.
3
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal. 54.
35
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja siswa (LKS) sebagai penunjang yang didalamya
terdapat pertanyaan pertanyaan yang mengukur keterampilan berpikir
kritis siswa secara tertulis berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Penentuan kriterianya adalah kemampuan berhipotesis,
melaporkan observasi, memberikan penjelasan, meyebutkan contoh,
menarik kesimpulan dan merancang eksperimen menurut Ennis.
2. Lembar Observasi
Menurut Ngalim Purwanto Observasi adalah metode atau cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung.4 Dalam evaluasi hasil belajar observasi digunakan
sebagai teknik evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang
bersifat keterampilan atau Skill.5 Observasi yang dilakukan disini adalah
observasi langsung yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan
yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian
melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan berpikir kritis
siswa (KBKS) dengan panca indera secara langsung. Instrumen yang
digunakan untuk menyaring data disesuaikan dengan indikator
Keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dalam lembar obsevasi, Format yang digunakan menggunakan
4 kategori yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan sangat kurang baik.
Lembar observasi digunakan untuk menjaring indikator keterampilan
berpikir kritis siswa secara tertulis berdasarkan dengan kriteria-kriteria
yang ada.
4
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2000) Cet IX hal. 149.
5
op.cit., hal. 150.
36
6
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2006). Hal. 33.
7
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186
8
op.cit., hal. 193-194.
38
1. Tahap Persiapan
a. Menganalaisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) pada standar isi mata pelajaran kimia kelas X sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipergunakan
sekarang, serta menganalisis materi pada buku teks atau paket untuk
menentukan konsep yang pembelajarannya dapat menggunakan
metode praktikum dan diskusi dan pendekatan keterampilan berpikir
kritis siswa. Pada penelitian ini konsep yang dipilih adalah larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
b. Membuat Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Menganalisis keterampilan berpikir kritis dan menentukan indikator
keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan.
d. Menentukan materi praktikum pada konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit
e. Membuat prosedur percobaan tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
f. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.
g. Melakukan optimalisasi percobaan
h. Menguji validasi instrument penelitian yang telah disusun oleh para
ahli. Instrumen yang divalidasi adalah lembar observasi yang
berkaitan dengan materi larutan elektrolit dan non elektrolit. dan
wawancara dengan guru kimia dan siswa. Apabila instrument
tersebut disetujui oleh para ahli maka instrument tersebut akan
langsung digunakan dalam penelitian tetapi bila tidak disetujui maka
akan diperbaiki sesuai saran para ahli.
i. Membuat rencana pembelajaran untuk digunakan pada saat
perlakuan.
j. Menguji coba instrumen (praktikum uji coba)
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Penelitian.
1) Melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM)
39
9
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9.
hal 262.
41
1. Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan suatu instrumen.”10 Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui
ketepatan instrumen lembar observasi untuk mengukur keterampilan
berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh Pakar pendidikan. Validasi
ini dilakukan dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan,
mengadakan pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, merumuskan
indikator dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua
indikator dalam tabel persiapan, juga memuat sub indikator yang
terkandung dalam indikator.
2. Reliabilitas
Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
atau konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya dan konsisten.11 Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik.12 Untuk menjaga reliabilitas dari
instrumen lembar observasi, maka sebelum melakukan pengamatan yang
sesungguhnya, observer perlu dilatih terlebih dahulu untuk
“menyingkirkan” atau “menekan sampai sesedikit mungkin” unsur
objektivitas observer. Alternatif lain yang digunakan dalam mencari
reliabilitas instrumen observasi yaitu dengan dokumentasi video.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta) Cet XI hal.168.
11
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2007), h. 105
12
op.cit., 178
42
masalah yang diteliti. Jika data yang disajikan dalam bentuk yang masih
mentah maka data kurang mempunyai arti.
1. Lembar Observasi
Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dianalisis dengan
cara:
a. Memberi dibagian tanda ceklis (√) dibubuhkan. Tanda ceklis
tersebut dimasukan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria
yang ada pada setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis
siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan
pembelajaran dengan metode praktikum.
b. Menjumlahkan banyak ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada
lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat
pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan
berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria,
sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
c. Perhitungan Skala Pengukuran13
Tabel 3.2 Skala Pengukuran
Skala Keterangan
4 Sangat baik
3 Baik
2 kurang baik
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatiif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 133 – 144.
43
14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008)
hal. 43.
44
P
Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
E
R ((RPP)
S
Analisis Materi Pelajaran
I
A
P
Membuat Instrumen
A
N Tidak
Validasi Instrumen
Ya
P Memperbanyak Instrumen
E
L
A Praktikum
K
S
A
N Observasi
A
A
N Angket/Kuesioner
D
A
T
A Gambar 3.1 Alur Penelitian
45
BAB IV
Pertemuan I
Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
Jumlah pemunculan
Sub Indikator indikator per Persentase
No (mengemukakan kelompok ∑
(%)
Hipotesis) SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Membuat hipotesis /
dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri dari 1 4 1 - 18 75,0
suatu pertanyaan pada
LKS
b Menyadari bahwa suatu
penjelasan perlu diuji 2 3 1 - 19 79,2
kebenarannya dengan
memperoleh bukti
Rata-rata 37 77,1
Keterangan:
SB = sangat baik KB = kurang baik
B = baik SKB = sangat kurang baik
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan
hipotesis. kegiatan membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri (dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 4
kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).
Dan untuk kegiatan menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, dan 3
kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).
Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 77,1 %. Hal ini menunjukan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi tergolong baik.
47
Jumlah pemunculan
Sub Indikator indikator per
kelompok Persentase
No (mempertimbangkan ∑
penggunaan prosedur SB B KB SKB (%)
yang tepat)
4 3 2 1
a. Menyiapkan alat dan 5 1 - - 23 95,8
bahan
b. Melakukan diskusi 5 1 - - 23 95,8
sebelum praktikum
c. Menemukan informasi - 5 1 - 17 70,8
dari berbagai sumber
d. Membuat prosedur 22
percobaan/ langkah 4 2 - - 91,6
kerja praktikum
e. Kebiasaan berhati-hati 20
dalam pelaksanaan 3 2 1 - 83,3
praktikum
Rata-rata 105 87,5
Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan
menyiapkan alat dan bahan serta melakukan diskusi sebelum praktikum
hasilnya sama (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat baik, dan 1
kelompok tergolong baik), kegiatan menemukan informasi dari berbagai
sumber (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok
tergolong kurang baik), membuat prosedur percobaan/langkah kerja
praktikum (semua kelompok tergolong baik), dan untuk kebiasaan berhati-
hati dalam pelaksanaan praktikum (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong
sangat baik, 2 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong
kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal
ini menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dengan sub
48
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator merancang
eksperimen, dengan kegiatan merangkai alat uji daya hantar listrik dan
mencoba alat uji daya hantar listrik dengan menguji larutan-larutan yang
sudah disediakan adalah hasilnya sama (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, dan 2 kelompok tergolong baik), kegiatan
mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang
sudah diuji sebelumnya. (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat
baik, dan 3 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok tergolong kurang
baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal ini
menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis menginduksi dan
49
Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator bertanya dan
menjawab dengan sub indikator memberikan penjelasan sederhana, untuk
kegiatan menganalisis pertanyaan/argument (semua kelompok tergolong
baik), dan untuk memfokuskan pertanyaan (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya
tergolong kurang baik), serta untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
50
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub
indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi, kegiatan membuat
tabel pengamatan di LKS (semua kelompok tergolong sangat baik), dan
untuk mempresentasikan hasil kerja (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong
baik, 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase
yang diperoleh adalah 85,4%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator
memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator di atas tergolong
sangat baik.
51
Pertemuan kedua
Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak .
Jumlah pemunculan
Sub Indikator
indikator per kelompok Persentase
No (mempertimbangkan
SB B KB SKB ∑
penggunaan prosedur (%)
yang tepat) 4 3 2 1
a. Menyiapkan alat dan 5 1 - - 23 95,8
bahan
b. Melakukan diskusi 4 2 - - 22 91,6
sebelum praktikum
c. Memperbaiki alat uji
daya hantar listrik yang 5 1 - - 23 95,8
sudah diarangkai pada
pertemuan sebelumnya
d. Membuat larutan dan 5 1 - - 23 95,8
melarutkan zat terlarut
e. Mempertimbangkan
cara-cara menguji - 5 1 - 17 70,8
larutan
f. Menguji larutan secara 4 2 - - 22 91,6
bergantian
g. Menggunakan alat 20
dengan teknik yang 3 2 1 - 83,3
benar
Rata-rata 150 89,2
Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan
menyiapkan alat dan bahan, kegiatan memperbaiki alat uji daya hantar
listrik yang sudah dirangkai sebelumnya, kegiatan membuat larutan dan
melarutkan zat terlarut hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 5 kelompok
tergolong sangat baik, dan 1 kelompok tergolong baik) serta melakukan
diskusi sebelum praktikum dan menguji larutan secara bergantian hasilnya
sama (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, dan 2 kelompok
52
Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub
indikator melaporkan hasil observasi kegiatan mengamati gejala yang
terjadi di katoda dan anoda dan mencatat setiap pengamatan kedalam tabel
hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik,
dan 3 kelompok lagi tergolong baik ), untuk mengamati nyala lampu dan
mengamati kertas lakmus (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat
53
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator
mengemukakan hipotesis, untuk kegiatan memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik (dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik
dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik ), dan untuk kegiatan
memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya
54
Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada kegiatan
menyimpulkan dengan indikator menarik kesimpulan sesuai fakta (dari 6
kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik
dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik), dan untuk indikator menarik
kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan (dari 6 kelompok kelompok
1 tergolong sangat baik, 4 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lagi
tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah
77,1%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator menyimpulkan dengan
55
Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi dengan sub
indikator strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan
penjelasan lanjut membuat bentuk definisi (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik), untuk kegiatan
menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral (semua kelompok tergolong baik), untuk kegiatan menjelaskan
penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah (dari 6 kelompok 4
56
Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator bertanya
dan menjawab pertanyaan dengan sub indikator menyebutkan contoh, untuk
kegiatan menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik,
2 kelompok lagi tergolong baik), menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat
dan lemah (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok
tergolong baik, dan 1 kelompok tergolong kurang baik), untuk menyebutkan
contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral (dari 6 kelompok 2
kelompok sangat baik, 2 kelompok lagi baik dan 2 kelompok lagi kurang
baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 79,2%. Hal ini
57
Jumlah
Indikator Berpikir Sub Indikator Berpikir Persentase
No keseluruhan
Kritis kritis (%)
(%)
Menginduksi dan Mengemukakan hipotesis 71,8
1. mempertimbangkan Mengemukakan 75,8
hasil induksi 77,1
kesimpulan
Mempertimbangkan Mempertimbangkan
2. apakah sumber dapat penggunaan prosedur 89,2 89,2
dipercaya atau tidak yang tepat
Bertanya dan
3. menjawab Menyebutkan contoh 79,2 79,2
pertanyaan
Mengobservasi dan
Melaporkan hasil
4. mempertimbangkan 90,0 90,0
observasi
laporan observasi
Mendefinisikan Strategi membuat
istilah dan definisi dengan bertindak
5. 81,3 81,3
mempertimbangkan memberikan penjelasan
suatu definisi sederhana.
Jumlah rata-rata (%) 82,8
Jumlah
Indikator Berpikir Sub Indikator Berpikir Persentase
No keseluruhan
Kritis kritis (%)
(%)
Mengemukakan hipotesis 74,5
Menginduksi dan
1. mempertimbangkan Merancang Eskperimen 87,5 79,7
hasil induksi Mengemukakan
77,1
kesimpulan
Mempertimbangkan Mempertimbangkan
2. apakah sumber dapat penggunaan prosedur 88,4 88,4
dipercaya atau tidak yang tepat
Bertanya dan Memberikan penjelasan
75,0
3. menjawab sederhana 77,1
pertanyaan Menyebutkan contoh 79,2
Mempertanggungjawabk
Mengobservasi dan 85,4
an hasil observasi
4. mempertimbangkan 87,7
laporan observasi Melaporkan hasil
90,0
observasi
Mendefinisikan Strategi membuat
istilah dan definisi dengan bertindak
5. 81,3 81,3
mempertimbangkan memberikan penjelasan
suatu definisi sederhana.
Jumlah rata-rata (%) 82,8
100
80
pertemuan
60 pertama
40 pertemuan
kedua
20
0
indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5
Keterangan:
Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan
Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi
90
85 indikator 1
80 indikator 2
75 indikator 3
70 indikator 4
Jumlah rata-rata penguasaan keseluruhan indikator 5
keterampilan berpikir kritis siswa.
80
78
76
74
72 indikator 1
70 Indikator 2
68 Indikator 3
66 Indikator 4
Hasil data angket keterampilan berikir Indikator 5
kritis pada pembelajaran kimia dengan
metode praktikum
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Kami merasa senang sekali, karena
Apakah kamu senang belajar dengan melaksanakan praktikum kami
kimia disertai dengan kegiatan bisa lebih yakin, lebih jelas, lebih puas
praktikum? Jelaskan! dan mudah untuk mengingatnya.
2 Apakah selama belajar kimia Tidak sering hanya beberapa kali
gurumu selalu mengadakan melaksanakan praktikum.
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
3 Bagaimana kesanmu setelah Pembelajaran kimia dengan
melakukan kegiatan praktikum menggunakan metode praktikum
pada proses belajar? Apa menurut kami sangat menyenangkan
tanggapanmu! karena kami bisa memprediksi dan
lebih memahami dengan melaksanakan
praktikum
4 Menurutmu apakah Menurut kami pembelajaran seperti ini
66
akan menjadikan kebiasaan untuk melakukan kegiatan tersebut, selain itu juga
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan. Hal ini berarti
kegiatan percobaan yang dilakukan secara berulang akan membuat siswa terbiasa
melakukan kegiatan percobaan dan menjadikan siswa lebih terampil melakukan
percobaan. Tetapi dalam kegiatan penggunaan alat dengan teknik yang benar dan
kebiasaan hari-hati dalam praktikum masih banyak siswa yang kurang
mengetahuinya, menurut pengakuan siswa mereka kurang mengetahui tentang hal
tersebut. Karena pembelajaran sebelumnya siswa jarang melakukan praktikum.
3. Indiaktor bertanya dan menjawab pertanyaan
Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator yang
diamati adalah memberikan penjelasan sederhana dan menyebutkan contoh. Pada
indikator ini diharapkan siswa mampu menjelaskan secara sederhana tentang
pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, serta
siswa mampu menyebutkan contoh
Penjelasan sederhana yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan
dan menyebutkan tanda-tanda hantaran listirk melalui larutan dan mampu
memberikan penjelasan sederhana yang diperoleh dengan mengindentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan, serta mampu
menemukan konsep bahwa ada perbedaan antara larutan, larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit seperti siswa mampu memberikan penjelasan sederhana
tentang pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit,
pengertian larutan elektrolit lemah dan elektrolit kuat, serta contoh-contoh yang
termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi
sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa
jauh kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan sederhana mengenai suatu
fenomena yang terjadi ketika praktikum. Pada proses pembelajaran, siswa dilatih
untuk mengasumsi dengan mengemukakan pendapat secara logis tentang suatu hal
yang diajukan dalam bentuk pernyataan-pernyataan, contohnya pada materi
larutan, siswa diminta mengasumsi apa yang terjadi saat terjadi banjir, gardu-
71
gardu listrik di putus. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus mampu
memberikan penjelasan.
Dari kedua sub-indikator ini yaitu memberikan penjelasan sederhana
diperoleh hasil persentase sebanyak 75,0% dan kegiatan menyebutkan contoh
sebesar 79,2%. Dari kedua sub-indikator ini diperoleh hasil rata-rata keseluruhan
sebanyak 77,1 %. hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kategori
keterampilan berpikir kritis siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
tergolong baik.
Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan suatu hal yang mudah
dilakukan siswa tetapi memita penjelasan merupakan hal yang perlu dipikirkan
karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai dengan
jawaban yang diharapkan. Dalam indikator ini ketika memberikan penjelasan
sederhana siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji
kebenarannya dengan memperoleh bukti. Hal ini senada dengan pendapat
Matindas berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk
mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan. Siswa juga harus mampu memberikan
penjelasan-penjelasan yang baik oleh sebab itu siswa dituntut untuk memahami
konsep dasar materi yang akan dibahas terlebih dahulu, jadi siswa sedikit banyak
harus mengerti terlebih dahulu tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan
hasil wawancara sebagian besar siswa dapat memberikan penjelasan sederhana
dengan benar, hanya saja ada salah satu kelompok yang kurang tepat dalam
menuliskan jawabanya dengan alasan kurang tahu, lupa, dan juga kurang
menghubungkan materi.
4. Indikator Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sub-
indikator yang diamati adalah mempertanggungjawabkan hasil observasi dan dan
melaporkan hasil observasi. Pada indikator ini diharapkan siswa mampu
melaporkan seluruh hasil pengamatannya seperti mengamati gejala yang terjadi di
katoda dan anoda seperti mengamati gelembung gas, mengamati nyala lampu,
mengamati perubahan kertas lakmus, mencatat pengamatan kedalam tabel,
mencari persamaan dan perbedaan sesuai dengan pengamatan. siswa juga
72
1
Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di
studio perancangan” Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju
Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35
73
listrik dan mampu menjelaskan lebih lanjut bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa kovalen
Data mengenai keterampilan siswa untuk indikator mendefinisikan istilah
dan pertimbangan suatu definisi dianalisis dari lembar observasi. Berdasarkan
hasil analisis dan jawaban yang diberikan siswa dapat ditentukan seberapa jauh
kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan lanjut mengenai penyebab
larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, jawaban yang
diberikan sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa.
Dari indikator ini yaitu mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu
definisi diperoleh persentase sebesar 81,3%. Hal ini menunjukan bahwa strategi
membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut dengan
indikator mendefinsikan istilah dan pertimbangan suatu definisi tergolong sangat
baik
Memberikan penjelasan lanjut merupakan keterampilan yang harus
dipertimbangkan dan dipikirkan dengan benar karena meminta penjelasan
merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan tetapi perlu dipikirkan karena
tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai atau kurang jelas dan
terperinci dengan jawaban yang diharapkan.
Dalam aspek memberikan penjelasan lanjut ini siswa harus menyadari
bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti,
siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik yang perlu
dihubungkan dan dipertimbangkan dengan penjelasan materi sebelumnya. Seperti
pertanyaan yang harus menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen polar, disamping siswa mampu dan memahami larutan
elektrolit dan nonelektrolit siswa juga harus mampu memahami senyawa ion dan
senyawa kovalen sehingga siswa mudah dan bisa memberikan penjelasan lanjut
yang ditunjang dengan hasil praktikum.
Dari hasil analisis ditemukan ada beberapa kelompok siswa kurang
memberikan penjelasan dengan tepat dikarenakan siswa kurang mengubungkan
dan kurang mempertimbangkan hasil praktikum yang diperoleh, siswa cenderung
75
menjelaskan dengan kata-kata yang singkat kurang terarah dan terperinci, dan
siswa sedikit kebingungan dalam menuliskan dan menjelaskan dari hasil
pengamatannya. Umumnya siswa memberikan penjelasan dari apa yang mereka
lihat dan tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil
pengamatan. Dari hasil wawancara diperoleh sebagian besar siswa mengalami
kebingungan, lupa dan kurang tahu mengenai penjelasan yang harus diberikan.
Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan
konsep-konsep yang telah dimiliki dan mengaitkannya dengan suatu peristiwa
atau kejadian masih kurang.
3
Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu
Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal 1-3
4
Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Koopeatif
Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi.” (Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-8250.
Oktober 2005) hal. 648.
77
dikatakan oleh guru saja. Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran
melalui metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Metode Praktikum atau eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan
penemuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan konsep atau teori
secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Selain itu kemampuan psikomotorik
atau keterampilan gerak pada siswa dapat dilatih dengan memberi kesempatan
siswa untuk melakukan percobaan. pembelajaran melalui metode eksperimen
dapat melatih dan meningkatkan keterampilan siswa melakukan kegiatan
percobaan.
Pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan siswa
aktif dalam pembelajaran dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui
kegiatan percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan. kegiatan percobaan atau
eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pernyataan ini didukung hasil penelitian Hanumi
Oktiyani Rusdi (2007) pada salah satu siswa SMA Negeri di Kota Bandung
bahwa pembelajaran melalui metode praktikum dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menyebutkan contoh dan
indikator menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki. Juga di dukung oleh hasil
penelitian dari Lutfia Adiningtyas (2009) yang menyatakan bahwa metode
eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada aspek
mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.
Pembelajaran dengan metode eksperimen juga memberi kesempatan siswa
belajar melakukan penyelidikkan, menginterpretasikan data, dan menarik
kesimpulan yang didalamnya terdapat unsur inkuiri yang mampu menutut siswa
menggunakan kemampuan berpikir kritis, sehingga secara otomatis kemampuan
berpikir kritisnya dapat terlatih.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya,
diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir kritis
siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran kimia larutan elektrolit da
nonelektrolit dengan metode praktikum, sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan berpikir kritis
rata-rata sebanyak 82,8%.
2. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui metode
praktikum terdiri dari lima indikator yaitu mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipecaya atau tidak diperoleh sebesar 88,4%, indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi diperoleh
sebesar 87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan
suatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar 79,7%,
serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh sebesar
77,1%. Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis yang
banyak dikembangkan adalah indikator mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya atau tidak dan indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi dengan jumlah persentase diatas
85%.
3. Sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran kimia dengan metode
praktikum, karena pembelajaran ini banyak melibatkan siswa.
Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih
aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung
serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan
percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
80
B. Saran
Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode praktikum dengan bahan
sehari-hari sebaiknya sering dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran disekolah karena dapat melatih keterampilan berpikir
kritis siswa.
2. Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan suatu penjelasan
terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
3. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kegiatan
pembelajaran serupa dapat diimplementasikan lebih terutama oleh
guru-guru kimia.
4. Diharapkan siswa-siswi tingkat SMA umumnya, dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada kegiatan
pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai
bekal untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta arus globalisasi.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
Pustaka Setia
Arief, Achmad. 2007. “Memahami Berpikir Kritis”,
http:/researchengines.com/1007arief3.html., diakses 17 maret 2010.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press.
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, Bandung: JICA IMSTEP UPI
Bandung.
Arnyana, Ida bagus Putu 2005. “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu
Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada
Mata Pelajaran Biologi.” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No 4 TH. XXXVIII Oktober 2005 ISSN 0215-8250.
Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I. Jakarta:
Binapura Aksara
Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah, dari
http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf., diakses 22 januari 2010
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Rasional siswa SD kelas III”, Pena Wiyata. Jurdik & Hum. No 7 tahun IV,
September 2005.
Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.
Jakarta: Kizi Brother’s.
Keenan, dkk. Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga
Murwani, Elika Dwi.” Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa“,
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006.
82
Nugroho C.S, Agung dkk. 2007. KIMIA Seandainya Kehidupan Tanpa Kimia.
Untuk MA dan SMA Kelas X. Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam
Depag RI.
Rusdi, Hanumi Oktiyani. 2007. ”Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA
kelas XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum
dengan menggunakan bahan sehari-hari”, Bandung : UPI Bandung
Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. “Mendorong berpikir kreatif siswa melalui
pengajuan masalah (problem posing)”, Jurnal Konferensi Nasional
Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-27 July 2004.
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosda Karya.
SILABUS
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat Larutan Nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi Oksidasi Reduksi
Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber bahan/Alat
Pembelajaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Larutan Elektrolit 1. Merancang dan 1. Merancang dan Jenis Tagihan: 1x 45 menit - Buku Kimia SMA
dan Nonelektrolit merangkai alat uji merangkai alat uji LKS (1 jam kelas X, Michael
elektrolit elektrolit Pelajaran) Purba, penerbit
2. Mendeskripsikan 2. Menjelaskan dan Bentuk Erlangga 2007
pengertian larutan Mendeskripsikan Instrumen: - Alat Alat
elektrolit dan pengertian larutan Lembar Praktikum:
nonelektrolit elektrolit dan Observasi - Baterai 1,5 V
berdasarkan nonelektrolit Angket - Lampu kecil 2
percobaan - Kabel
- Paku kecil dll
84
Lampiran 1.
Larutan Elektrolit 3. Mengelompokan 1. Mengidentifikasi sifat- Jenis Tagihan: 2x45 menit - Buku Kimia SMA
dan Nonelektrolit larutan kedalam sifat larutan LKS (2 jam kelas X, Agung
larutan nonelektrolit, nonelektrolit dan Pelajaran) Nugroho dkk
elektrolit kuat, dan elektrolit melalui data Bentuk penerbit Depag
elektrolit lemah hasil percobaan Instrumen: RI.2007
berdasarkan sifat 2. Mengelompokan Lembar - Buku Kimia SMA
hantaran listriknya larutan ke dalam Observasi Kelas X, J.M.C
4. Menjelaskan larutan nonelektrolit Angket Johari, Penerbit
penyebab kemapuan dan elektrolit Esis.2004.
larutan elektrolit berdasarkan sifat - Buku Kimia SMA
menghantarkan listrik hantaran listriknya. kelas X yang
5. Menjelaskan proses 3. Menjelaskan penyebab relevan.
terjadinya hantaran kemapuan larutan - Alat Uji Daya
listrik pada larutan elektrolit dapat Hantar Listrik.
yang mengandung zat menghantarkan listrik - Larutan yang ada
terlarut senyawa ion 4. Mendeskripsikan dalam kehidupan
dan senyawa kovalen bahwa larutan elektrolit sehari-hari.
polar dapat berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar.
85
Lampiran 2
86
Standar Kompetensi
3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
reduksi.
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
Indikator
a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui data
hasil percobaan
c. Mengelompokan larutan ke dalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
d. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik.
e. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini siswa diharapkan dapat,
a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Menguji daya hantar listrik larutan
c. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui
data hasil percobaan
d. Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan data
hasil percobaan
87
E. Media Pembelajaran
Alat- alat uji daya hantar Listrik
Larutan yang akan diuji
diuji.
- Membedakan larutan elektrolit
dan nonelektrolit
- Mengidentifikasi ciri-ciri
larutan yang dapat
menghantarkan listrik
- Menggolongkan larutan
kedalam larutan elektrolit
kuat, lemah dan nonelektrolit
- Mengidentifikasi dan
menggolongkan larutan
berdasarkan sifatnya seperti
larutan yang bersifat asam,
basa dan netral
- Mengisi soal-soal yang
disediakan pada Lembar Kerja
Siswa (LKS)
3 Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup
- Mengarahkan siswa untuk - Menyimpulkan kegiatan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
pembelajaran yang telah dilakukan
dilakukan - Mengumpulkan LKS
- Menugaskan siswa untuk - Mengucapkan Alhamdulillah 15
mengumpulkan LKS - Membereskan alat-alat menit
- Menutup kegiatan Pembelajaran praktikum
dengan bacaan hamdalah
- Mengarahkan siswa
membereskan alat-alat
praktikum
G. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA Kelas X
- Michael Purba, Kimia SMA kelas X semester 2 (Erlangga, 2007)
- Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, kimia untuk MA dan SMA
kelas X (Depag RI, 2007)
- Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, Berpertualang didunia kimia,
Buku referensi untuk MA/SMA(Pustaka Insan Madani, 2008)
- J.M.C Johari, Kimia untuk SMA kelas X (Esis, 2004)
- J.M.C Johari dan M. Rachmawati, Buku Kerja dengan pendekatan
belajar aktif, Kimia untuk SMA kelas X semester 2 (Esis, 2008)
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
H. Penilaian
a. Jenis Tagihan
- Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Bentuk Instrumen
- Lembar Observasi
- Angket
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(Pertemuan Pertama)
Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit
Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
95
I. TUJUAN
berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan
dan cairan.Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni
darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan
zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hampir kebanyakan reaksi kimia
homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen
zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang
jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak
terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat
tubuh organisme.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat
elektrodenya.
A. PERTANYAAN PRAPRAKTIKUM
banjir?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………….................................................................
B. KEGIATAN PRAKTIKUM
penguji elektrolit seperti gambar dibawah ini dengan alat-alat yang sudah
disediakan:
- Kabel ± 0,5 meter
- Lakban secukupnya
- Koran secukupnya
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
a) Air suling
c) Larutan etanol 70 %
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
98
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………..................................................................................................
3. Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………..................................................................................................
4. Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,
PERTANYAAN
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………….............................................................
....................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………..............................................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………...............................................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….....
100
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(Pertemuan Ke-2)
Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit
Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
101
III. TUJUAN
berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan
dan cairan. Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni
darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan
zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hamper kebanyakan reaksi kimia
homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen
zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang
jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak
terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat
tubuh organisme.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat
elektrodenya.
V. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Dengan menggunakan alat uji daya hantar listrik yang sudah dibuat di
nonelektrolit?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………....................................................................................................
2. Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………................................................................................
103
3. Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,
kertas lakmus!
!
104
PERTANYAAN
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………..............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………..............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………..............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………..............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………..............................................................................
105
nonelektrolit? Jelaskan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………..............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………...............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………...............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………...............................................................................
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……….................................................................................................
106
Sifat daya hantar listrik suatu zat dapat diamati melalui eksperimen
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………..............................................................................
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………..............................................................................
larutannya
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………...............................................................................
4. Natrium klorida tergolong senyawa ion (terdiri dari ion Na + dan ion Cl-
listrik.
listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
107
...........................................................................................................
...........................................................................................................
listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
5. Hidrogen Klorida (HCl) adalah senyawa kovalen yang pada suhu kamar
Jelaskan
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
6. Urea adalah senyawa molekul yang pada suhu kamar berupa padatan,
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
Jelaskan!
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
108
Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………...............................................................................
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………...............................................................................
Kesimpulan:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………....................................................................................................
.......................................................................................................................
Lampiran 4
109
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok: I
PERTEMUAN I
3. Merancang Eksperimen
LEMBAR OBSERVASI
“Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar”
Kelompok:
PERTEMUAN KEDUA
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa Beri tanda ceklis (√) Persentase
yang diamati 4 3 2 1 (%)
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan
guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d. Membaca buku sumber dan referensi
lain
Jumlah Persentase
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan
prosedur yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum
praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar
listrik yang sudah di rangkai pada
pertemuan sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara
menguji larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik
yang benar
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan
daya hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika
suatu larutan di uji dengan alat
daya hantar listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan
kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya
sama tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai
fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari
hasil menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti
siswa dapat memberikan definisi
larutan elektrolit sesuai dengan
pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa
atau netral.
c) Menjelaskan penggolongkan
larutan elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari
b) Menyebutkan contoh larutan
elektrolit kuat dan lemah dan
nonelektrolit
c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase
113
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a. Membersihkan alat praktikum
b. Membersihkan alat dan bahan yang
telah selesai digunakan.
Jumlah Persentase
Keterangan :
Catatan observer:
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………........................................
Observer
114
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
PERTEMUAN I Kelompok:
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran
KEGIATAN INTI
No Sub-Indikator yang Kegiatan yang diamati Penjelasan
115
III diamati
1 Mengemukakan hipotesis Membuat Siswa membuat hipotesis
hipotesis/dugaan dengan bahasanya sendiri
sederhana dengan Misalnya: Mengapa PLN
bahasanya sendiri memutuskan gardu listrik
yang terendam banjir?
Jika PLN tidak memutuskan
gardu listrik yang terendam
banjir maka akan kesetrum
dan membahayakan
keselamatan.
Apakah air dapat
menghantarkan listrik?
Misalnya siswa menduga
bahwa air menghantarkan
listrik. Untuk mendapat
jawaban benar siswa harus
melakukan praktikum
3. Merancang Eksperimen Merangkai alat uji Siswa merangkai alat uji daya
daya hantar listrik hantar listrik dengan
kelompoknya masing-masing
Mencoba alat uji daya Siswa mencoba alat uji daya
hantar listrik dengan hantar listrik yang dibuat
menguji larutan- dengan mengujikannya pada
larutan yang sudah larutan-larutan yang sudah di
disediakan. sediakan
Mengulang kerja Siswa mengulang praktikum
praktikum seperti dengan menguji kembali
menguji kembali larutan-larutan yang sudah di
larutan-larutan yang uji sebelumnya.untuk
sudah di uji mendapatkan hasil yang
sebelumnya akurat dan benar.
Tasikmalaya, April
2010
Mengetahui,
LEMBAR OBSERVASI
PERTEMUAN II
Kelompok:
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran
KEGIATAN INTI
NO Sub-Indikator yang Kegiatan yang diamati Penjelasan
III diamati
1 Mempertimbangkan Menyiapkan alat dan bahan Siswa menyiapkan alat dan
penggunaan prosedur bahan sesuai yang di
yang tepat instruksikan dalam LKS
misalnya membawa gelas
plastik, koran, paku dll.
tidak.
Mencatat setiap pengamatan Siswa mencatat apa yang
ke dalam tabel terlihat selama praktikum
KEGIATAN PENUTUP
III Kegiatan akhir/ Membersihkan alat Setiap kelompok
Kegiatan Penutup praktikum membersihkan alat
praktikum yang sudah di
pakai
Mengetahui,
ANGKET PENELITIAN
RESPON SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA
DENGAN METODE PRAKTIKUM
1. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket
b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan dengan
teliti, kemudian berikan respons (jawaban) kalian terhadap masing-masing
pertanyaan.
c. Berikan tanda cheeklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan.
d. Berikan saran dan kritik pada kolom yang sudah disediakan
e. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, jadi mohon bantuannya untuk
mengisi dengan benar.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Selamat Mengerjakan...
No PERTANYAAN SS S TS STS
1 Dengan metode praktikum saya bisa memberikan
penjelasan sederhana tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit
2 Dengan metode praktikum konsep yang abstrak mudah
dipahami
3 Metode praktikum melatih saya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam LKS
4 Metode yang digunakan guru membuat saya
kebingungan memahami materi yang diajarkan
5 Menurut saya metode praktikum tidak bermanfaat dalam
pembelajaran kimia karena tidak menjelaskan materi
yang dibahas.
6 Saya mudah memahami pelajaran kimia walaupun tidak
melaksanakan praktikum
7 Saya menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya untuk memperoleh bukti yang benar
dengan cara melaksanakan praktikum
124
menjawab sederhana 8
pertanyaan 6. Menyebutkan contoh 37 38
4. 7. Mempertanggungjawabkan
Mengobservasi dan 17 18
hasil observasi
mempertimbangkan 6
8. Melaporkan hasil
hasil observasi 19, 21 20, 22
observasi
5. Mendefinisikan 9. Startegi membuat definisi
istilah dan dengan bertindak
23, 25, 24, 26,
6
mempertimbangkan memberikan penjelasan 36 35
suatu definisi lanjut.
Jumlah 19 19 38
Lampiran 9
157
Lampiran 10
Kelompok I
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah Senang banget bu! Soalnya kalau tidak
kamu senang belajar kimia ada praktikum kita tidak akan tahu apa
disertai dengan kegiatan yang sebenarnya terjadi, kalau cuma
praktikum? Jelaskan! baca buku – baca buku. Karena baca
buku itu berbeda dengan apa yang kita
lakukan. Intinya bu dengan bukti
sendiri kita lebih puas dari pada melihat
buku dan baca buku
2 Apakah selama belajar kimia Sudah 2 kali bu. Tetapi bapak itu cara
gurumu selalu mengadakan mengajarnya terlalu cepat untuk
kegiatan praktikum pada proses dipahami jadi saya perlu mengulang
belajar? Apa tanggapanmu! belajar di rumah
3 Bagaimana kesanmu setelah Kesannya senang bu, karena kita saling
melakukan kegiatan praktikum mendukung satu sama lain, karena kita
pada proses belajar? Apa bisa membuktikan.Oh.. ternyata larutan
tanggapanmu! elektrolit dan nonelektrolit itu begini,
jadi buat pengalaman bu..
4 Menurutmu apakah pembelajaran Menarik bu. Karena mudah dipahami,
kimia dengan metode praktikum jadi dengan alat yang sederhana juga
menarik atau tidak? Berikan kita mudah memahami apa itu larutan
alasanmu! elektrolit dan nonelektrolit.
5 Selama kegiatan praktikum Semuanya bekerja bu... jadi tugasnya di
larutan elektrolit dan nonelektrolit bagi-bagi. Kalau saya membuat larutan,
berlangsung kegiatan apa saja mengecek larutan dengan lakmus dan
yang kamu lakukan? Apakah mengetes larutan bu... yang lainnya ada
bekerja semua atau tidak yang merangkai alat dan yang lainnya
159
perbedaan cuka dan alkohol? tidak ada gelembung bu... kalau cuka
tidak nyala tetapi ada gelembung
sedikit bu???
b. Jadi kesimpulannya apa? Oh iya bu... Jadi semua ion dapat
menghantarkan listrik tetapi tidak
semua kovalen dapat menghantarkan
listrik.
Kelompok II
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah Senang, kalau kimia hanya tulisan saja
kamu senang belajar kimia kita cuma menghayal bu... jadi kalau
disertai dengan kegiatan dengan praktikum kimia jadi lebih jelas
praktikum? Jelaskan! bu...
2 Apakah selama belajar kimia Pernah, ya tidak sesering mungkin juga
gurumu selalu mengadakan bu...
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
3 Bagaimana kesanmu setelah Kesannya rame bu.. jadi kita lebih tahu
melakukan kegiatan praktikum contoh –contoh larutan elektolit dan
pada proses belajar? Apa nonelektrolit seperti HCl termasuk
tanggapanmu! larutan elektrolit
Kelompok III
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah Sangat senang sekali bu... karena selain
kamu senang belajar kimia membantu juga bisa lebih meyakinkan
disertai dengan kegiatan kita misalnya mereaksikan sesuatu jadi
praktikum? Jelaskan! kita lebih yakin jika dipraktekan.
2 Apakah selama belajar kimia Selama mengajar baru 2 kali praktikum.
gurumu selalu mengadakan yang pertama tentang Hukum
kegiatan praktikum pada proses kekekalan massa dan yang kedua
belajar? Apa tanggapanmu! tentang reaksi kimia. cara mengajar
bapak itu sangat baik dan perhatian
sekali, bukan galak tetapi tegas dan
sering memberikan teguran kalau ada
yang ngobrol sehingga mau
memperhatikan
3 Bagaimana kesanmu setelah Menyenangkan sekali, karena saya
melakukan kegiatan praktikum belum memperkirakan bagaimana
pada proses belajar? Apa reaksi-reaksi dan larutan-larutan
tanggapanmu! bekerja. Seperti lampu menyala, ada
gelembung jadi lebih nyata sehingga
saya belum pernah mengira, jadi lebih
meyakinkan bu...
4 Menurutmu apakah pembelajaran Sangat menarik sekali bu... ya karena
kimia dengan metode praktikum saya suka sekali praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
5 Selama kegiatan praktikum Semuanya bekerja bu... meskipun ada
larutan elektrolit dan nonelektrolit yang mengobrol seharusnya jagan
berlangsung kegiatan apa saja banyak mengobrol dan bermain.
yang kamu lakukan? Apakah kegiatannya, merangkai alat sampe bisa
bekerja semua atau tidak menyala, mengelompokan cairan yang
163
Kelompok IV
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah Senang, soalnya kalau belajar kimia
kamu senang belajar kimia sambil ada praktikumnya kita tidak
disertai dengan kegiatan jenuh dan mudah mengingatnya
praktikum? Jelaskan!
apa alasanmu?
7 Menurutmu apakah pembelajaran Efektif, tapi harus seimbang antara
kimia dengan metode praktikum praktetikum dan metode lainnya
efektif untuk dilakukan?
8 Bagaimana pendapatmu apakah Seimbang aja anatara materi dan
perlu kegiatan praktikum praktikum
dilakukan sesering mungkin?
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS Ketukar bu... tapi melihat asam, basa
tentang asam, basa dan netral dan netral kan dari perubahan lakmus
untuk kelompok IV ada jawaban bu...
NaOH termasuk asam? dan reaksi
ionHCl. . Kenapa?
10 Pada pertanyaan tentang Terburu-buru bu karena mau
kesimpulan sudah lumayan oke dikumpulin
tapi untu reaksi ion HCl kenapa
tidak diisi?
Kelompok V
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah Saya merasa senang karena menurut
kamu senang belajar kimia orang kimia itu sesuatu yang abstrak
disertai dengan kegiatan jadi belajarnya itu tidak keliatan seperti
praktikum? Jelaskan! atom-atom yang bentuknya kecil, jadi
dengan kimia kita bisa mengerti
bagaimana larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
2 Apakah selama belajar kimia Pernah sih pernah jadi tidak sering dan
gurumu selalu mengadakan tidak rutin setiap masuk melaksanakan
kegiatan praktikum pada proses praktikum
belajar? Apa tanggapanmu!
166
Kelompok VI
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah Senang, karena dapat menambah
kamu senang belajar kimia wawasan, kalau tidak ada praktikum
disertai dengan kegiatan pelajaran kimia tidak akan seimbang
praktikum? Jelaskan! antara materi dan praktikum
2 Apakah selama belajar kimia Pernah cuma baru beberapa kali. Bapak
gurumu selalu mengadakan mengajarnya kadang mengasyikan
kegiatan praktikum pada proses kadang bikin jenuh juga.
belajar? Apa tanggapanmu!
3 Bagaimana kesanmu setelah Senang, karena belajar bisa lebih enjoy
melakukan kegiatan praktikum bu... karena percobaan merupakan hal
pada proses belajar? Apa yang menantang
tanggapanmu!
1 1 Mengemukakan
75,0% 56,3% 68,8% 87,5% 82,3% 78,2% 74,6%
Menginduksi dan hipotesis
mempertimbangkan 2 Merancang eksperimen 91,7% 66,7% 91,7% 100% 83,3% 91,7% 87,5%
Baik
hasil induksi 3 Mengemukakan
75,0% 50,0% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 77,1%
kesimpulan
Rata-rata 80,6% 57,7% 78,5% 91,7% 84,4% 85,8% 79,7%
2 Mempertimbangkan 4 Mempertimbangkan
apakah sumber penggunaan prosedur
88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7% 88,4% Sangat
dapat dipercaya yang tepat
atau tidak baik
Rata-rata 88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7% 88,4%
3 Bertanya dan 5 Memberikan penjelasan
75,0% 58,3% 75,0% 83,3% 83,3% 75,0% 75,0%
menjawab sederhana Baik
pertanyaan 6 Menyebutkan contoh 66,7% 58,3% 75,0% 100% 100% 75,0% 79,2%
Rata-rata 70,9% 58,3% 75,0% 91,7% 91,7% 75,0% 77,1%
4 7 Mempertanggungjawab
Mengobservasi dan 87,5% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 87,5% 85,4%
kan hasil observasi
mempertimbangkan Sangat
8 Melaporkan hasil
hasil observasi 90,0% 75,0% 85,0% 100% 100% 90,0% 90,0% baik
observasi
Rata-rata 88,8% 75,0% 86,3% 93,8% 93,8% 88,8% 87,7%
5 Mendefinisikan 9 Strategi membuat
istilah dan definisi dengan Sangat
75,0% 75,0% 75,0% 93,8% 93,8% 75,0% 81,3%
pertimbangan suatu bertindak memberikan Baik
definisi penjelasan lanjut
JUMLAH RATA-RATA 80,8% 66,5% 80,9% 93,3% 91,5% 84,1% 82,8%
169
170
Lampiran 12 170
Dokumentasi Penelitian
171
Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8
127
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok: I
Pertemuan I
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :
………………………………………………………………………………………
Observer
(Wina Febriyanti)
129
Kelompok: I
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang Beri tanda ceklis (√) Persentase
diamati 4 3 2 1 (%)
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-
√
masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru √
c. Menyimak penjelasan guru tentang √
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d. Membaca buku sumber dan referensi lain √
Jumlah Persentase 1 3 81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan √
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan √
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
√
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji √
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian √
g) Menggunakan alat dengan teknik yang √
benar
Jumlah Persentase
5 2 92,8
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda √
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu √
c) Mengamati kertas lakmus √
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √
130
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai √
pengamatan
Jumlah Persentase 3 2 90,0
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya √
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar √
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas √
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama √
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase 1 4 75,0
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 75,0
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa √
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan √
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan √
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan √
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
75,0
Jumlah Persentase 4
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit √
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
131
Keterangan :
Catatan observer:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Observer
(Wina Febriyanti)
132
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok: II
Pertemuan I
(Wina Febriyanti)
134
Kelompok: II
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang Beri tanda ceklis (√) Persentase
diamati 4 3 2 1 (%)
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
√
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √
c) Menyimak penjelasan guru tentang √
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain √
Jumlah Persentase 1 1 2 68,8%
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan √
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik √
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat √
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji √
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian √
g) Menggunakan alat dengan teknik yang √
benar
Jumlah Persentase
5 2 67,8%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda √
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu √
c) Mengamati kertas lakmus √
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √
135
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai √
pengamatan
Jumlah Persentase 75,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi √
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar √
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas √
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi √
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase 1 4 62,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil √
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 50,0%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa √
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan √
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan √
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan √
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
75,0%
Jumlah Persentase 4
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit √
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
136
Keterangan :
Catatan observer:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Observer
(Wina Febriyanti)
137
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok: III
Pertemuan I
3. Merancang Eksperimen
Kelompok: III
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang Beri tanda ceklis (√) Persentase
diamati 4 3 2 1 (%)
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
√
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √
c) Menyimak penjelasan guru tentang √
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain √
Jumlah Persentase 1 3 81,3%
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan √
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan √
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
√
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji √
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian √
g) Menggunakan alat dengan teknik yang √
benar
Jumlah Persentase
4 3 89,3%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda √
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu √
c) Mengamati kertas lakmus √
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √
140
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai √
pengamatan
Jumlah Persentase 2 3 85,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi √
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar √
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas √
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi √
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase 2 2 62,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
√
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 75,0%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
e) Membuat bentuk definisi seperti siswa √
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
f) Menjelaskan penggolongan larutan √
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
g) Menjelaskan penggolongkan larutan √
elektrolit kuat dan lemah
h) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan √
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
75,0
Jumlah Persentase 4
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit √
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
141
Keterangan :
Catatan observer:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Observer
(Euis Chusnul)
142
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok: IV
Pertemuan I
3. Merancang Eksperimen
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang Beri tanda ceklis (√) Persentase
diamati 4 3 2 1 (%)
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
√
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √
c) Menyimak penjelasan guru tentang √
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain √
Jumlah Persentase 1 3 81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan √
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan √
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
√
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji √
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian √
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
√
benar
Jumlah Persentase
6 1 96,4%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
√
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu √
c) Mengamati kertas lakmus √
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √
145
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
√
pengamatan
Jumlah Persentase 5 100%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya √
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar √
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas √
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama √
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase 2 2 87,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
√
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan √
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan √
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
√
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam √
kehidupan sehari-hari.
93,8%
Jumlah Persentase 3 1
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan √
sehari-hari
146
Keterangan :
Catatan observer:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Observer
(Euis Chusnul)
147
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok: V
Pertemuan I
3. Merancang Eksperimen
(Entang Suryana)
149
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang Beri tanda ceklis (√) Persentase
diamati 4 3 2 1 (%)
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
√
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √
c) Menyimak penjelasan guru tentang √
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain √
Jumlah Persentase 1 3 81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan √
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan √
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut
√
seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji √
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian √
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
√
benar
Jumlah Persentase
5 2 92,8%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
√
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu √
c) Mengamati kertas lakmus √
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √
150
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
√
pengamatan
Jumlah Persentase 5 100%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan daya hantar √
listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar √
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
√
suatu larutan di uji dengan kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
menguji jenis larutannya sama tetap √
konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase 4 75,0%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
√
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan √
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan √
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan √
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan √
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
93,8%
Jumlah Persentase 1 3
6. Menyebutkan Contoh
d) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan √
sehari-hari
e) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
√
kuat dan lemah dan nonelektrolit
151
Keterangan :
Catatan observer:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Observer
LEMBAR OBSERVASI
Kelompok: VI
Pertemuan I
3. Merancang Eksperimen
(Entang Suryana)
154
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang Beri tanda ceklis (√) Persentase
diamati 4 3 2 1 (%)
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
√
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √
c) Menyimak penjelasan guru tentang √
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain √
Jumlah Persentase 1 3 81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan √
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik √
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut
√
seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji √
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian √
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
√
benar
Jumlah Persentase
6 1 96,4%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
√
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu √
c) Mengamati kertas lakmus √
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √
155
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai √
pengamatan
Jumlah Persentase 4 1 90,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika √
suatu larutan di uji dengan daya hantar
listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar √
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
√
suatu larutan di uji dengan kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
menguji jenis larutannya sama tetap √
konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase 3 1 68,8%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
√
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa √
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan √
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan √
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan √
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
75,0%
Jumlah Persentase 1 3
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit √
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit √
kuat dan lemah dan nonelektrolit
156
Keterangan :
Catatan observer:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Observer
Kritis” http://pendidikansains.com/2010/02/pembelajaran-
kemampuan-berpikir-kritis.html diakses 22 februari 2010
BAB II
1. Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia,
Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif,
(Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8
2. Anonim, ”Pengertian Pembelajaran”
http:krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-
pembelajaran.
3. Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet 1, hal. 40
BAB III
1. Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi,
(Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008) hal 76
BAB IV
1.
Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah
pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan” Jurnal
Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju
Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
OLEH:
HERTI PATMAWATI
(105016200539)
1.
•Menginduksi dan mempertimbangkan
siswa menurut R. Ennis Kritis siswa menurut R. Ennis
Mengemukakan hipotesis
hasil induksi
Merancang Eksperimen
Mengemukakan Kesimpulan
Menyebutkan contoh
88
86
84
82 indikator 1
indikator 2
80
indikator 3
78 indikator 4
76 indikator 5
74
72
70
Jumlah rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis
Grafik nilai rata-rata keseluruhan KBKS dengan angket
80
78
76
indikator 1
74
indikator 2
indikator3
72
indikator 4
70 indikator 5
68
66
Nilai keseluruhan KBKS dengan angket
Kesimpulan
• Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa
pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan
berpikir kritis rata-rata sebanyak 82,8%.
• Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui
metode praktikum terdiri dari lima indikator yaitu
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipecaya atau tidak
diperoleh sebesar 88,4%, indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi diperoleh sebesar
87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan
suatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar
79,7%, serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
diperoleh sebesar 77,1%.
• Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis
yang banyak dikembangkan adalah indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi dengan jumlah persentase diatas 85%.
• Sebagian besar siswa menyenangi
pembelajaran kimia dengan metode
praktikum, karena pembelajaran ini banyak
melibatkan siswa. Pembelajaran dengan
metode praktikum membuat siswa menjadi
lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman langsung serta dapat
melatih kemampuan berpikir kritis siswa
melalui kegiatan percobaan yang melibatkan
kemampuan siswa dalam
mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi, me
narik kesimpulan dan memberikan penjelasan
lanjut.
SARAN
• Pelaksanaan pembelajaran melalui metode
praktikum dengan bahan sehari-hari sebaiknya
sering dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran disekolah karena dapat melatih
keterampilan berpikir kritis siswa.
• Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan
suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau
peristiwa.
• Untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritis siswa kegiatan pembelajaran serupa
dapat diimplementasikan lebih terutama oleh
guru-guru kimia.
• Diharapkan siswa-siswi tingkat SMA
umumnya, dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis pada kegiatan
pembelajaran dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta arus globalisasi.
Wasalamu’aikum
warahmatullahiwabarokaatuh