Anda di halaman 1dari 49

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR)

DISUSUN OLEH:
MHD ALFISYAHRIN LUBIS (5173530017)
JEKIN EGLIANTA (5173530015)
DYKI SETIAWAN (5173530011)
DOLLY SYAHPUTRA SRG (5173530010)
KHAIRUL ARIFIN (5172230003)

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Dalam mengembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan


KKNI, terdapat enam jenis tugas yang harus di selesaikan mahasiswa antara
lain: Tugas Rutin, Jurnal Review, Critical Book Report, Mini Research,
Tugas Project dan Rekayasa Ide. Tugas ini berfungsi mengkritik buku yang
bersangkutan dengan materi yang dipelajari di perkuliahan untuk mengajak
mahasiswanya membaca buku dan dapat memahami materi .Dari itu, saya
membuat Critical Book Report ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Dasa Sistem Telekomunikasi, dan berharap isi dan materi yang
akan dijelaskan atau di paparkan dapat semakin menambah ilmu kita semua.
.

Semoga tugas ini dapat dinilai dengan sebaik mungkin, dan jika ada
kesalahan mohon dimaafkan.

Medan, 5 April 2018


Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................ii

BAB I........................................................................................................... 1
Pendahuluan ................................................................................................ 1
A. Latar belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II ......................................................................................................... 2
A. Identitas Buku .................................................................................. 2
B. Penjelasan dan Penilaian terhadap buku .......................................... 3
BAB III ...................................................................................................... 10
Penutup ...................................................................................................... 10
Kelebihan dan Kekurangan ................................................................. 10
BAB IV ..........................................................................................................
a. Kesimpulan .................................................................................... 10
b. Saran .............................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Telekomunikasi merupakan kebutuhan penting bagi manusia


dewasa ini. Teknologi di bidang telekomunikasi berkembang sangat pesat
dari waktu ke waktu, sehingga diperlukan pengetahuan yang komprehensif
mengenai teknologi telekomunikasi dan perkembangannya.
B.Tujuan
Tujuan Telekomunikasi yaitu untuk menyampaikan informasi dari suatu
lokasi (pengirim) ke lokasi lainnya (penerima). Telekomunikasi juga dapat diartikan
sebagai proses pentransmisian suatu pesan di antara dua lokasi yang berjauhan. Namun
seiring perkembangannya, telekomunikasi tidak harus dilakukan untuk jarak yang
jauh. Dengan demikian telekomunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian
informasi menggunakan media tertentu dari pengirim ke penerima.

C.Permasalahan

Pengetahuan mengenai teknik telekomunikasi sangatlah penting,


karena :

1. Banyaknya aplikasi di bidang telekomunikasi

2. Pesatnya perkembangan teknik telekomunikasi

3. Perlunya kemudahan bagi pengguna

4. Perlunya nilai informasi yang akurat

5. Kapasitas kanal dan memori yang terbatas

6. Banyaknya permasalahan real pada bidang telekomunikasi yang harus dianalisis dan
diselesaikan
BAB II
PEMBAHASAN

Identitas Buku:
Buku I

Judul : Sejarah Perkembangan Telekomunikasi

Banyak bab : xii Bab

BUKU II

Judul : Teknik Telekomunikasi Jilid 1 Kelas 10

NAMA Penulis : Pramudi Utomo ,dkk.

Penerbit : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan

Tahun Terbit : 2008


Buku 1
I. SEJARAH PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI

I.1. SEBELUM ADA LISTRIK

Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa interaksi
dengan sesamanya, demikian pula halnya dg pemenuhan kebutuhan hidupnya
yang sangat beragam, secara normal barulah akan terpenuhi dengan bantuan
orang lain.

Untuk itu mau tidak mau manusia membutuhkan komunikasi satu sama lain.

Pada awal-awal kehidupan dimana jumlah manusia relatif kecil, komunikasi


antar sesama dapat dilaksanakan secara langsung, akan tetapi setelah jumlah
manusia bertambah besar sebaha-gian dari mereka mulai berpindah dan
menyebar membentuk kelompok / komunitas baru yang bisa berupa
desa/kampung/koloni.

Komunikasi antar desa/kampung/koloni yang relatif berjauhan tidak lagi dapat


dilaksanakan secara langsung, sehingga timbul inisiatif menggunakan alat bantu
seperti genderang di Afrika ataupun asap yang digunakan oleh orang Indian di
benua Amerka.

I.2. SETELAH ADA LISTRIK

Alat bantu komunikasi selanjutnya berkembang dengan pesat setelah


penemuan dan pemanfaatan listrik dalam komuniksi, dan disini dapat
dikemukakan kemunculan awal beberapa bentuk/jenis alat ujung komunikasi ,
yang selanjutnya dicatat sebagai tonggak-tonggak perkembngan sejarah
pertelekomunikasian, yakni:

• Telegrap : 1832
• Telepon : 1875
• Radio : 1897
• Televisi : 1937
I.2.1. TELEGRAP

Media fisis

SENDER RECEIVER

Gbr.I.1: Bagan sederhana komunikasi telegrap

Sifat-sifat khusus komunikasi telegrap:

1. Informasi berupa tulisan


2. Emosi tidak ikut terkirim
3. Media transmisi berupa saluran fisis sehingga komunikasi bersifat:
“point to point “

4. Termasuk kedalam kelompok “Fixed Communication”

I.2.2. TELEPON
K

SENTRAL
s

L N

S K,L,M,N : Pelanggan

S : Switching dlm sentral


M

Gbr.I.2: Bagan sederhana komunikasi telepon

Untuk dapat berkomunikasi satu sama lain maka masing-masing pelanggan


K,L,M dan N sesuai permintaannya akan dihubungkan oleh alat switching yang
ada disentral disentral.
Sifat-sifat khusus komunikasi telepon:

1. Informasi berupa suara, berarti meningkatkan kemampuan panca


indera telinga
2. Emosi ikut terkirim
3. Media transmisi berupa saluran fisis sehingga komunikasi bersifat :
point to point”

4. Termasuk kedalam kelompok “Fixed Communication”

I.2.3. RADIO

RECEIVER

TRANSMITTER RECEIVER

Gbr.I.3: Bagan sederhana komunikasi radio

Sifat-sifat khusus komunikasi radio:

1. Informasi berupa suara, berarti meningkatkan kemampuan panca


indera telinga
2. Emosi ikut terkirim
3. Media transmisi berupa saluran non-fisis
4. Komunikasi dapat berlangsung “point to multipoint” dan termasuk
kedalam kelompok “Mobile Communication”

I.2.4. TELEVISI

Komunikasi TV mempunyai bagan yang sama dengan komunikasi radio,


perbedaannya hanya pada sifat khususnya, yakni:

1. Informasi berupa suara dan gambar, berarti meningkatkan


kemampuan panca indera telinga dan mata
2. Emosi ikut terkirim
3. Media transmisi berupa saluran non-fisis
4. Komunikasi dapat berlangsung “point to multipoint” dan termasuk
kedalam kelompok “Mobile Communication”

Note:

1. Selanjutnya perkembangan alat ujung komunikasi untuk sementara


terhenti, orientasi perngembangan beralih kepada medianya baik dalam
bentuk media fisis (mis:fiber optik) maupun media non-fisis (gelombang
mikro terestrial dan satelit).
2. Komputer berikutnya hadir sebagai hasil pengembangan alat ujung dalam
dalam komunikasi data.
3.
II. SINYAL INFORMASI

Ditinjau dari perangkat pengirim dan penerima yang secara umum dikatakan
juga sebagai terminal / alat ujung komunikasi , maka sinyal informasi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Sinyal telegrap
2. Sinyal telepon
3. Sinyal musik
4. Sinyal facsimile
5. Sinyal video

II.1. SINYAL TELEPON


Sistem telepon digunakan para pelanggan untuk berkomunikasi tidak lain adalah
untuk mendapatkan informasi, sehingga dengan demikian sinyal telepon
tersebut adalah sinyal informasi.

Secara umum didefinisikan bahwa informasi adalah sesuatu yang tidak diketahui
sebelumnya, sehingga bila diminta menampilkan sinyal tersebut secara grafis,
maka berarti harus menggambarkan sesuatu yang tidak diketahui; bagaimana
wujudnya ?

Amplituda (Volt/Watt)

Waktu (detik)

Gbr.II-1: Sinyal informasi sebagai sinyal tak tentu


II.2. SINYAL MUSIK

Musik pada hakekatnya hampir sama dgn suara, yang membedakan


musik dari suara hanya persyaratan keindahan, sehingga dengan
demikian dapat dikatakan bahwa persyaratan sinyal musik adalah:

• Dapat difahami
• Memiliki keindahan yang sangat ditentukan oleh warna
suara Warna suara sangat tergantung pada harmonisa yang
meyertainya, dimana musik akan terasa semakin indah bila
harmonisanya semakin banyak, berarti musik semakin indah bila
bandwidthnya semakin lebar.
Berdasar persyaratan bandwidth ini sinyal musikdibedakan atas
: Musik kualitas biasa dengan bandwidth ( 100-10.000 )Hz

• Musik kualitas tinggi dengan bandwidth ( 50 – 15.000 )Hz

II.3. SINYAL FACSIMILE

Facsimile merupakan pengiriman gambar yg diam seperti potret. Perangkat facs


sebagaimana pada Gbr.II-1 terdiri dari 3 bagian utama yakni:

1. Silinder yang dapat maju mundur relatif terhadap sumbunya.


2. Lampu sorot

Gbr.II-2: Prinsip kerja facsimile

Facsimile bekerja berdasar sifat pemantulan pada bidang warna, dimana semua
enersi dari berkas cahaya akan dipantulkan apabila bidang pantul berwarna
putih, sebaliknya semua enersi dari berkas cahaya akan diserap apabila bidang
pantul berwarna hitam.

Gambar atau potret yg akan dikirim, dipasangkan pada permukaan silinder. Bila
potret yg akan dikirim adalah hitam-putih, maka dapat dikatakan bahwa potret
tsb sebenarnya merupakan kumpulan titik-titik dengan gradasi hitamputih pula.

Selanjutnya berkas lampu sorot diatur sedemikian rupa sehingga tepat


mengenai titik paling kiri atas dari gambar/potret.

Sekiranya titik itu putih, maka pantulan berkas cahaya akan punya enersi
maksimum yang mengakibatkan output foto sel yang berupa besaran listrik juga
akan maksimum.Akan tetapi bila titik tersebut berwarna hitam,maka enersi
pantulan cahaya akan minimum sehingga output foto sel juga akan minimum.

Setelah titik 1 mengalami transformasi dari besaran cahaya ke listrik, maka


silinder secara otomatis akan bergerak sedemikian rupa sehingga sekarang titik
2 yang disorot, setelah mana proses yang sama kembali berulang, demikian
terjadi terus menerus sampai semua titik gambar dikenai cahaya dan
pantulannya dirobah oleh foto sel ke besaran listrik. Output fotosel yang berupa
besaran listrik selanjutnya dikirim ketujuan.

II.3.1 KECEPATAN LANGKAH ( VS ) SINYAL FACSIMILE

Kecepatan langkah : jumlah pengiriman titik gambar/detik (Baud).

Contoh: Bila diameter silinder D = 60mm dengan kecepatan 2 putaran/ detik,


sedang ukuran titik (3/16 x 3/16)mm2, maka hitunglah kecepatan langkah dan
bandwidth dari facsimile tsb

Keliling silinder = π D = π x 60mm ≈ 200mm

Jumlah titik terkirim/detik = 2 x 200mm / ( 3/16 ) mm = 2009,6 titik/detik

Dengan demikian kecepatan langkah VS ≈ 2010 Baud ≈ 2000 Baud


II.3.2 BANDWIDTH B SINYAL FACSIMILE
Karena hubungan antara kecepatan langkah VS dengan bandwidth B adalah

B ( Hz ) = ½ VS (Baud) ,

Maka bandwidth B = ½ x 2000 Hz = 1000 Hz

II.3.3 WAKTU PENGIRIMAN FACSIMILE


Waktu pengiriman facsimile tergantung pada ukuran gambar/potret yang akan
dikirimkan.

Bila ukuran gambar (18x12)cm2 , berarti jumlah titik pada gambar adalah:

= luas gambar / luas titik = (180x120) / (3/16 x 3/16) = 614.400 titik


Waktu pengiriman gambar :

= jumlah titk / kecepatan langkah VS

= 614.400 / 2.000 detik = 307,2 detik ≈ 5 menit

II.4 SINYAL VIDEO / GAMBAR


Jika suatu peristiwa yang sedang diamati selang 10 detik diambil potretnya,
maka akan terlihat perobahan posisi dari objek yg bergerak, dalam Gbr.II-3
adalah sampan dan bangau yang sedang terbang. Karena pada contoh waktu
pengamatan adalah 30 detik maka akan diperoleh sebanyak 4 potret.
Perobahan posisi ini akan semakin kecil apabila jarak waktu pengambilan
gambar semakin singkat.

Sekiranya potret yang diambil punya kecepatan 25 gambar/detik, dan potret


yang dihasilkannya kembali ditampilkan dalam rentang waktu yang sama, maka
mata akan melihat urutan gambar dengan kecepatan tinggi tersebut sebagai
suatu gerakan yang kontinu dari semua objek.

Hal ini disebabkan keterbatasan mata manusia yg tidak mampu mengikuti/


mendeteksi kecepatan pergantian gambar ≥ 25 gambar/detik.

II.4.1 KECEPATAN LANGKAH SINYAL VIDEO HITAM PUTIH

Pada standard TV PAL, titik gambar diperoleh dgn membagi bidang gambar atas
625 kolom dan 525 baris sebagaimana Gbr.II-4.

625 kolom

525 baris

Gbr.II-4: Standar PAL-TV dlm menentukan jumlah titik gambar

Jumlah titik dalam satu gambar = 625 x 525 titik = 328.125 titik/gbr

Kecepatan pengiriman gambar = 25 gbr/detik

Jumlah titik gambar yang terkirim/detik = 25 x 328.125 = 8.203.125 titik/detik

Kecepatan langkah sinyal video = 8.203.125 Baud


III. TRANSDUCER

III.1. PENGERTIAN DAN MACAM TRANSDUCER

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu


besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.

BESARAN BESARAN
TRANSDUCER
NON LISTRIK LISTRIK

Gbr.III.1: Transducer sebagai pengalih besaran

Contoh-contoh transducer:

• Mikrofon : besaran akustik besaran listrik


• Loudspeaker: besaran listrik besaran akustik
• Tabung sinar katoda :besaran listrik besaran gambar
• Foto sel: besaran cahaya besaran listrik

III.2. MIKROFON

Mikrofon tergantung kepada sudut peninjauannya dapat dibedakan sebagai


berikut:

1. Sudut peninjauan gejala fisis:


• Mikrofon arang:
Mikrofon bekerja berdasar perubahan resistansi R

• Mikrofon elektrodinamis:
Mikrofon yang bekerja berdasar perubahan induktansi L

• Mikrofon kondensator:
Mikrofon yang bekerja berdasar perubahan kapasitor C
2. Sudut peninjauan diagram arah:
• Mikrofon Non Directional
Mikrofon yang mempunyai kepekaan penerimaan sama dari
segala arah

• Mikrofon Uni Directional:


Mikrofon yang kepekaan penerimaannya maksimum dr suatu
arah tertentu.

• Mikrofon Bi Directional:
Mikrofon yang kepekaan penerimaannya maksimum dari 2
(dua) arah tertentu.

3. Sudut peninjauan tekanan getaran: Mikrofon Tekanan


Mikrofon Beda Tekanan.

III.3 MIKROFON ARANG

3 1 i

2
RL V out= i.R L

+ -
Keterangan: 1. Serbuk arang dengan tahanan R o
2. Membran
3. Daya akustik yang datang pada membran

Gbr.III.2 Bagan dasar suatu mikrofon


Bagian utama mikrofon adalah suatu kotak yang berisi serbuk arang dan salah
satu bidang permukaannya berupa membran.

Daya akustik yg datang pada membran akan menekan membran sehingga


membran akan melengkung kedalam, dimana besarnya kelengkungan membran
ini tergantung dari besarnya tekanan daya akustik yang datang.

Akibatnya serbuk arang dalam kotak akan tertekan dan merapat , hal mana
menyebabkan elektron-elektron dalam atomnya akan lebih mudah untuk
berpindah , dengan perkataan lain tahanan Ro akan turun.

Mengingat sifat membran yang lentur, maka lengkungan kedalam akan dikuti
oleh lengkungan keluar yang mengakibatkan keadaan sebaliknya dimana serbuk
akan merenggang sehingga tahanan Ro naik.

Merapat-merenggangnya serbuk arang akan menyebabkan turunnaiknya


tahanan serbuk Ro , kondisi mana dapat diekivalenkan dengan suatu rangkaian
pengganti dengan nilai Ro yang variabel sebagaimana terlihat pada Gbr.III.2.

Ro i

Vac
RL Vout= i.RL

Vdc + -

Gbr.III.3. Rangkaian pengganti mikrofon arang.

Berdasarkan analisis rangkaian listrik :

Arus listrik ac yang mengalir : iac = vac / (Ro + RL) Amp.

Tegangan output : vout = I RL = { vac / (Ro + RL) } RL

= { RL / (Ro + RL)
} v ac Volt. Dari persamaan ini telihat bahwa:
• Bila daya akustik P besar, serbuk merapat, tahanan Ro turun,
akibatnya tegangan ouput vout menjadi naik.
• Bila daya akustik kecil, serbuk merenggang, tahanan Ro naik,
akibatnya tegangan ouput vout menjadi turun.
Kesimpulan: Input berupa besaran
akustik Output berupa
besaran listrik.

Mikrofon adalah transducer akustik ke listrik

III.4 LOUDSPEAKER

Fungsi louspeaker adalah untuk merobah besaran listrik menjadi besaran


akustik

Berdasar cara kerjanya maka loudspeaker dapat dibedakan atas:

• Loudspeaker radiasi langsung/direct radiated loudspeaker


• Loudspeaker radiasi tak langsung / loudspeaker corong /
horn loudspeaker.

III.4.1 LOUDSPEAKER RADIASI LANGSUNG

2 5

3 4

Keterangan: 1. Celah udara utk sirkulasi


2. Kumparan
3. Inti kumparan dari bahan ferromaknetis
4. Armatur besi lunak
5. Membran yang menempel pada armatur

Gbr.III.4: Bagan suatu Loudspeaker Radiasi Langsung

Cara kerja:

Arus iac yang berasal dari output Audio Amplifier akan dialirkan melalui
kumparan sehingga membangkitkan fluks maknit m yang besarnya tergantung
kepada jumlah lilitan serta bahan inti dari kumparan tersebut. Selanjutnya fluks
maknit m menyebabkan timbulnya medan maknit Em dan gaya maknit Fm yang
besarnya tergantung dari besarnya

m tersebut

Gaya maknit Fm akan menarik armatur untuk mendekat misalnya sejauh x, dan
nilai x ini sebanding dengan m .

Karena arus iac yang mengalir adalah arus bolak balik, maka nilai x bisa positip
atau negatip, dalam arti bahwa armatur tersebut bisa bergerak mendekat atau
menjauh.

Perobahan posisi armatur yang secara bergantian mendekat dan menjauh


tersebut berlangsung dengan kecepatan sesuai frekuensi arus yang masuk (100 -
10.000 Hz untuk musik ).

Karena membran menempel padanya, maka gerakan ini akan diikuti pula oleh
membran, dikatakan membran bergetar.

Getaran membran akan membangkitkan suara yang merupakan besaran


akustik.

III.4.2 HORN LOUDSPEAKER / LS. RADIASI TAK LANGSUNG


1
2 3 5
4

i ac

Keterangan: 1. Celah udara utk sirkulasi

2. Kumparan
3. Inti kumparan dari bahan ferromaknetis
4. Armatur besi lunak
5. Membran yang menempel pada armatur

Gbr.III.5: Bagan suatu Loudspeaker Radiasi Tak Langsung

Cara kerjanya:

Cara kerjanya mirip dengan Loudspeaker Radiasi Langsung, akan tetapi disini
dengan adanya corong / horn yang panjang, getaran membran tidak secara
langsung diradiasikan

III.5 TABUNG SINAR KATODA

Berkas elektron
123 4 5 6 7 8 9

Keterangan:
1. Filamen
2. Ka toda dilapisi bahan berelektron
3. Control grid
4. Anoda 1: pemberkas
5. Anoda 2: pemercepat
6. Pelat defleksi vertikal
7. Pelat defleksi horizontal
8. Lapisan fluorescent
9. Layar monitor ( permukaan layar monitor melengkung )
10.Titik P : titik tumbukan berkas elektron dilayar.

Gbr.III.6: Bagan suatu Tabung Sinar Katoda

Prinsip kerja:

1. Bila katoda dipanasi oleh filamen maka dr permukaannya akan


ditembakkan / diradiasikan elektron dalam jumlah besar.
2. Control grid akan mengatur arah radiasi dari elektron-elektron
tersebut sehingga akan menuju kesatu arah tertentu, sehingga
akhirnya mayoritas elektron akan menuju anoda.
3. Saat meliwati anoda pemberkas elektron-elektron membentuk suatu
berkas yang sempit.
Penyempitan elektron pada anoda pemberkas terjadi dengan
bantuan 2 pasang pelat paralel sebagaimna pada Gbr. III.7.

Pelat + Pelat -

Berkas elektron

Pelat + Pelat -

Gbr.III.7: Anoda pemberkas yang berfungsi menyempitkan


berkas elektron yang melaluinya.

Kedua pasang pelat diberi tegangan sedemikian rupa hingga timbul


medan maknit yg arahnya dr kutub positip menuju kutub negatip.
Medan maknit ini selanjutnya menekan / menjepit berkas elektron
yang melaluinya sehingga membentuk berkas yang sangat sempit.
4. Pelat anoda pemercepat:
Sepasang pelat anoda pemercepat akan memacu elektron agar
punya kecepatan yang sangat tinggi.

5. Pelat defleksi vertikal:


Berkas elektron merambat diantara 2 pelat defleksi vertikal yg
terdiri dari 2 pelat paralel sebagaimana Gbr.III.8.

X +

Q
Berkas elektron
P
R
Y -

Gbr.III.8: Pelat defleksi vertikal yang membelokkan


berkas elektron dalam arah vertikal.

Prinsip kerja pelat defleksi vertikal:

• Lintasan elektron akan lurus dan menumbuk layar dititik P bila


kedua pelat mempunyai tegangan yng sama.
• Lintasan elektron melengkung keatas dan menumbuk layar dititik
Q bila tegangan X lebih positip dari tegangan Y.
• Lintasan elektron akan melengkung kebawah dan menumbuk
layar dititik R bila tegangan Y lebih positip dari tegangan X.

6. Pelat defleksi horizontal:


Y +

X _

Berkas elektron T
P
S

Gbr.III.9: Pelat defleksi horizontal yang membelokkan


berkas elektron dalam arah horizontal.
Prinsip kerja pelat defleksi horizontal:

• Lintasan elektron akan lurus dan menumbuk layar dititik P bila


kedua pelat mempunyai tegangan yng sama.
• Lintasan elektron melengkung kedepan dan menumbuk layar
dititik S bila tegangan X lebih positip dari tegangan Y.
• Lintasan elektron akan melengkung kebelakang dan menum-buk
layar dititik T bila tegangan Y lebih positip dr tegangan X.

S P T

Gbr.III.10: Posisi titik tumbukan elektron dilayar monitor

Catatan: 1. Posisi dan warna titik dilayar membentuk gambar

2. Apa yang menentukan posisi titik?


3. Apa yang menentukan warna titik?
Catatan:

1. MONITOR LAYAR LENGKUNG


Mengingat kecepatan elektron sudah tertentu maka agar pada
setiap gambar tumbukan elektron pada titik layar terjadi secara
bersamaan mk permukaan monitor haruslahdibuat melengkung.

2. MONITOR LAYAR DATAR


Dengan kemajuan teknologi ternyata saat ini kecepatan elektron
bisa diatur sedemikian rupa, sehingga meski panjang lintasan
berbeda elektron2 tetap dapat mencapai layar monitor secara
bersamaan.

III.7 KAMERA TV
Fungsi kamera adalah untuk merobah besaran gambar menjadi besaran listrik,
sehingga dengan demikian prinsip kerjanya hampir sama dgn facsimile
(pengiriman gambar diam) ataupun proses mendapatkan sinyal video.

IV. ALOKASI FREKUENSI RADIO (RADIO FREQUENCY) DAN MEKANISME


PERAMBATAN GELOMBANGNYA

Sinyal RF ( + informasi)

Tx Rx

Gbr.IV.1: Sinyal RF sebagai pembawa informasi dari Tx ke Rx

Frekuensi radio (radio frequency : RF) adalah frekuensi yang digunakan sebagai
carrier / pembawa pada komunikasi radio (tepatnya komunikasi non-fisis).

Sebagai carrier maka sinyal RF ini dipancarkan oleh antena Transmitter dan
ditangkap kembali oleh antena Receiver untuk selanjutnya diolah guna
memperoleh informasi yang dibawanya.

i ac

Gbr.IV.2: Konsep dasar antena


Bila sinyal bolak balik dialirkan pada suatu konduktor yang panjangnya L maka
semua sinyal tersebut akan diradiasikan ke udara bebas apabila panjang
konduktor sama dengan - nya.

Contoh: Frekuensi carrier fc = 30 MHz mempunyai = 10 m sehingga ukuran


antena adalah 10 m.

Secara teoritis pilihan ukuran antena adalah ¼ , ½ , , 2

V. MODULASI

Antena yang akan digunakan untuk memancarkan suatu sinyal haruslah


memenuhi persyaratan, dimana ukurannya harus mendekati orde λ dari sinyal
yang dimaksud.

Jika yg akan dikirim adalah informasi berupa sinyal musik dgn bandwidth (100 -
10.000)Hz , berarti ukuran antena mendekati λ = 30 km , suatu hal yang
mustahil dilakukan.

Makanya timbul pertanyaan, apakah mungkin bila yg dipancarkan adalah


frekuensi tinggi ( λ << ) dan selanjutnya frekuensi tinggi tsb berlaku sebagai
carrier / pembawa / kenderaan sedang informasi merupakan penumpangnya.

Untuk menumpangkan informasi kepada carriernya, pertama-tama harus


diketahui sifat / karakteristik keduanya.

Sinyal carrier dan sinyal informasi adalah gelombang elektromaknetik yang bisa
berupa sinyal sinusoidal atau pulsa, sebagaimana Gbr.V-1 dan Gbr.V-2.

Pada Gbr.V-1 terlihat masing-masing sinyal sinus dapat dibedakan atas


amplituda, frekuensi dan fasanya, sedang pada Gbr.V-2 masing-masing sinyal
pulsa dpt dibedakan atas amplituda, lebar dan posisi / periodenya.

3 Sinyal 1
Sinyal 3
2

1 sinyal 2
t
0

-1

-2

-3

Gbr.V-1: Tiga sinyal sinusoidal yang berbeda

Sinyal 1
3

2
Sinyal 3

1 Sinyal 2
t
0

-1

-2

-3

Gbr.V - 2 : Tiga sinyal berbentuk pulsa yang berbeda

VI. MULTIPLEKS

VI.1 PENGERTIAN UMUM


Yang dimaksud Multiplex (Penggandaan) disini adalah penggandaan
terhadap kanal informasi yang akan ditransmisikan.

Penggandaan kanal ini menghasilkan multikanal (kanal ganda) yg total


kanalnya bervariasi tergantung metode yang digunakan.

Metode yang digunakan dalam penggandaan adalah :

1. Frequency Division Multiplex:


Sejumlah kanal baseband ditransmisikan melalui kanal wideband
dengan cara memodulasikan kanal baseband pd frekuensi carrier
yang berbeda.

2. Time Division Multiplex


Setiap kanal baseband dihubungkan kelintasan transmisi oleh
sampling gate yang membuka/menutup dengan interval waktu
yang sangat singkat, sehingga menghasilkan deretan pulsa.

Tergantung bentuk pulsa yg dihasilkan, TDM dapat dibedakan atas:


a. TDM – PAM
b. TDM – PCM

VII. PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO

VII.1. BLOK DIAGRAM PEMANCAR AM / FM

fm MOD Sinyal AM / FM / SSB


a.

fc
Antena
fm fc fc
b. AUDI O MOD POWER
AMPL AMP AMPL

Mikr f LO

LOCAL
s.Akustik s. Listrik
OSCIL

Antena

fm fc 8 fc
FREQ. 8 fc
AUDIO MOD MULTI POWER
c. AMPL FREK PLIER AMPL

Mikr f LO

LOCAL
s.Akustik s. Listrik
OSCIL

Gbr.VII-1: Blok diagram Pemancar Radio

a. Modulator sebagai bentuk dasar pemancar


b. Pemancar AM
c. Pemancar FM

Berdasar Gbr.VII-1b dapat dikemukakan fungsi masing-masing blok :

1. Mikofon :
Merobah besaran akustik menjadi besaran listrik ( sinyal audio ).

2. Audio Amplifier :
Memperkuat sinyal audio agar bisa diproses oleh Modulator (mV->V).

3. Local Oscillator :
Membangkitkan frekuensi fLO yang akan dimodulasi oleh sinyal informasi fm
sehingga menghasilkan sinyal AM dengan carrier fc .

4. Modulator Amplituda:
Memodulasikan sinyal informasi fm kepada ouput Local Oscillator fLO
sehingga menghasilkan sinyal termodulasi amplituda fc.

Dari Gbr.VII-1c terlihat perbedaan Pemancar AM dan FM, dimana sinyal pancar
FM berasal dari ouput Modulator FM yg dilipatkan frekuensinya, dalam contoh
dilipat 8x .

Hal ini dilakukan karena modulasi frekuensi tidak dapat bekerja pada frekuensi
yang terlalu tinggi, maka digunakan frekuensi menengah intermediate
frequency) fIF , setelah itu barulah frekuensinya dinaikkan

VIII. PRINSIP PER-TELEVISI-AN

VIII.1 BANDWIDTH DAN PENGERTIAN KANAL TV

Sebagaimana diketahui sinyal TV terdiri atas :

1. Sinyal video yang lazim disebut sebagai sinyal gambar


2. Sunyal audio yang merupakan sinyal suara
Guna menghindari saling gangguan, jenis modulasi bagi kedua sinyal tsb
tidaklah sama, dan pemilihannya berdasarkan kepada pertimbangan
minimalisasi bandwidth, sehingga sinyal video menggunakan AM dan sinyal
audio menggunakan FM.

Karena : bandwidth sinyal video dengan fm = 4,1 MHz


bandwidth sinyal audio/musik dengan fm = 15 ,0 KHz

bandwidth sinyal AM = 2 fm

bandwidth sinyal FM = 2n fm ,dimana n adalah jumlh sideband

Maka : sinyal video menggunakan AM-Vestigial Sideband


sinyal audio menggunakan FM
Karena AM tidak diterapkan secara murni tetapi berupa AM-Vestigial Sideband,
meski sinyal sinkronisasi serta sinyal warna juga disertakan dlm pengiriman
gambar, total bandwidth BTV untuk setiap kanal dapat ditekan menjadi 7,0 MHz.

Frekuensi yang digunakan sebagai gelombang pembawa pada komunikasi TV


adalah daerah frekuensi VHFdan UHF.

Karena jumlah pegguna alokasi frekuensi ini sangat besar, maka untuk mencapai
efisiensi pemakaian yang sebaik mungkin, perlu dibuat peraturan dalam
pemanfaatannya.

Dengan demikian utk sistem per-TV-an, daerah frekuensi VHF (30-300)MHz


dibagi atas kanal 1-12, sebagaimana terlihat pada Tabel VIII-1.

Tabel VIII-1 : KANAL TV PADA DAERAH FREKUENSI VHF.

No No.kanal Frekuensi(MHz) Keterangan


1. 30-43 Kosong
2. 1 43-50
3. 50-54 Radio AM
4. 2 54-61
5. 3 61-68
6. 68-174 Radio FM
7. 4 174-181
8. 5 181-188
9. 6 188-195
10. 7 195-202
11. 8 202-209
12. 9 209-216
13. 10 216-223
14. 11 223-230
15. 12 230-237
16. 237-300 Kosong
C video =210,25MHz C audio =215,75MHz

Ampl B video= 5MHz B audio=160KHz


0 dB
- 3 dB

209 216 f )(MHz


B TV = 7MHz

Gbr.VIII-1: Sinyal TV pada kanal 9

IX. DASAR KOMUNIKASI MICROWAVE / GELOMBANG


MIKRO

IX.1 PENGERTIAN UMUM

Frekuensi gelombang radio (RF) sebagaimana dibahas pada bab terdahulu


punya alokasi mulai dari VHF s/d. EHF.

Daerah frekuensi 30 MHz ( VHF,UHF, SHF dan EHF) biasa disebut sebagai
gelombang mikro ( microwave), sehingga komunikasi yang menggunakan
frekuensi dalam alokasi ini lebih dikenal dengn komunikasi gelombang mikro.
Adapun keuntungan komunikasi dengan gelombang mikro ini antara lain :

1. Pemakaian frekuensi tidak perlu berebutan disebabkan alokasinya yang


cukup luas.
2. Dapat menampung kanal yang sangat banyak, ekivalen dengan ribuan kanal
telepon ataupun puluhan kanal TV
3. Dimensi antena relatif kecil
4. Hubungan lebih reliable dalam arti punya keandalan yang relatif tinggi,
karena tidak tergantung kepada cuaca ataupun musim.

Berdasarkan propagasi dari gelombangnya maka komunikasi gelombang mikro


ini punya 2 klasifikasi, yakni :

1. Komunikasi Teresterial : Repeater berada dipermukaan bumi


2. Komunikasi Satelit : Repeater berada diruang angkasa.
3.
XII.TEKNIK TRANSMISI
Teknik transmisi adalah suatu cara yg digunakan untuk menyalurkan suatu
besaran listrik dari suatu tempat ke tempat lain.

Dalam Teknik Tenaga :

Yg disalurkan adalah daya, sehingga transmisi disini lebih berorientasi


kepada minimalisasi loss / kehilangan, yang mana lebih mengutamakan
efisiensi pengirimannya.

Dalam Teknik Komunikasi :

Yg disalurkan adalah informasi, sehingga lebih berorientasi pd tingkat


pemahaman, sehingga mengutamakan bentuk sinyalnya.

XII.1. SIFAT SALURAN TRANSMISI

Sifat-sifat transmisi dari suatu saluran / media, baik fisis / non fisis dapat
diketahui melalui percobaan sebagai berikut :

1 2
GEN BEBAN
1' 2'

CRO1 CRO2

Gambar XII-1: Percobaan untuk mengetahui sifat sifat transmisi saluran

Pada ujung awal suatu saluran transmisi (1-1’) dipasang sumber /


generator sedangkan pada ujung akhirnya (2-2’) diberi beban. Bila
sinyal pada masing-masing kedua ujung awal dan akhir saluran tersebut
dilihat/dibandingkan melalui suatu CRO, maka ternyata terdpt
perbedaan bentuk sinyal pada (1-1’) dan (2-2’), diakibatkan oleh sifat /
karakteristik saluran transmisi berikut :

1. Redaman / attenuation
2. Waktu tunda / delay time
3. Cacad / distortion
4. Gangguan / disturbance

Buku 2

BAGIAN 1
PENDAHULUAN
1.1. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui


sistem simbol bersama. Telekomunikasi berarti proses komunikasi yang
dilakukan melalui jarak jauh (tele=jarak jauh). Dalam kaitannya dengan
komunikasi elektronika, telekomunikasi mengandung pengertian ilmu, teknologi
dan cara-cara atau prosedur pemindahan atau penyebaran informasi berupa
sinyal listrik melalui suatu media transmisi dalam jarak jauh. Informasi yang
dapat dipertukarkan banyak variasinya, contohnya adalah data, suara, grafik,
sinyal video dan atau audio. Media transmisipun juga banyak jenisnya, yang
sering dipakai di antaranya kabel koaksial, serat optik, frekuensi radio,
inframerah dan sebagainya.

Saat ini proses telekomunikasi tersebut hampir selalu melibatkan


pemancaran gelombang elektromagnetik melaui sebuah pesawat pemancar. Hal
yang demikian tidak pernah kita jumpai pada masa lampau, di mana orang
berkomunikasi mengggunakan sinyal asap, kentongan atau bendera semafor.
Jaman modern seperti sekarang ini, telekomunikasi sudah sangat luas dengan
penggunaan berbagai macam piranti untuk membantu proses komunikasi.
Contohnya yang sudah sangat akarab dengan kita adalah televisi, radio, telepon.

Di samping itu dapat dijumpai pula penggunaan jaringan yang


menghubungkan piranti-piranti komunikasi, seperti jaringan komputer, jaringan
telepon umum, jaringan radio, dan jaringan televisi. Komunikasi dengan
komputer lebih banyak pula penggunaannya melalui internet, misalnya dengan
internet untuk berkirim surat (email=elektronic mail) dan pesanpesan serba
cepat. Sistem itu adalah sebagian contoh dari telekomunikasi.

1.2. Pentingnya Sistem


Telekomunikasi
komunikasi dewasa ini pada tahun

Perkembangan pasar tele1990-an dapat diperkirakan mencapai 500 milyard


dolar Amerika. Pertumbuhan ini akan naik terus hingga mencapai satu trilyun
dolar Amerika pada tahun 2000-an. Kecenderungan ini adalah adanya kenaikkan
kebutuhan para pengguna dan industrialisasi. Negaranegara berkembang
seperti Indonesia, menjadi sangat potensial bagi pertumbuhan pasar peralatan
telekomunikasi itu.

Gambar 1.1. Grafik hubungan antara kepadatan pengguna telepon dengan PDB
Sudah dapat kita duga bahwa ada hubungan yang sangat dekat antara
pendapatan nasional bruto (PDB) suatu negara dengan kepadatan penduduk
yang menggunakan telepon. Coba perhatikan gambar 1 berikut ini. Gambar
tersebut melukiskan hubungan antara negara-negara yang mempunyai PDB
tertentu dengan jumlah tiap 100 orang pada kelompok masyarakat yang sudah
mempunyai sambungan telepon. Kita akan sepakat mengatakan bahwa telepon
sebagai sarana komunikasi atau telekomunikasi merupakan pengikat (katalis)
dalam rangka upaya untuk pertumbuhan ekonomi. Namun demikian kita tidak
boleh menyimpulkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu
negara akan menyebabkan tingginya kepadatan pengguna telepon.

Jumlah sambungan telepon tiap 100 penduduk telah banyak digunakan


dalam survai statistik untuk menunjukkan pertanda berkembangnya suatu
negara. Banyak negara berkembang sebagaian besar masyarakatnya 70-90%
hidup di daerah pelosok pedesaan. Gambaran ini sekaligus menunjukkan adanya
kelompok 100 orang masyarakat yang belum ada satupun sambungan telepon.

Negara yang demikian tergolong sebagai negara yang sangat rendah


perkembangannya, baik secara ekonomi maupun
telekomunikasi. Untuk mencapai tujuan layanan telepon pada setiap orang di
dunia, termasuk di Indonesia, menjelang tahun 2000 telah diusulkan bahwa
setiap orang pada suatu masyarakat yang berjarak 5 kilometer, sambungan
telepon harus sudah menjangkaunya.
Layak kita ketahui bahwa untuk menyediakan sambungan telekomunikasi
pada daerah yang kepadatan penduduknya rendah adalah sangat mahal. Di
samping itu tingkat kembalinya modal yang telah dikeluarkan menjadi sangat
sedikit. Penyediaan jaringan telekomunikasi pada daerah pedesaan
memerlukaan penyediaan dana yang cukup besar, karena perlu ada
perencanaan yang baik.

1.3. Sejarah Telekomunikasi

Munculnya telepon dan industri yang terkaitan telah menghasilkan


perubahan-perubahan teknologi yang mengubah sejarah hidup manusia.
Kejadian itu berlangsung bertahap sepan- jang 125 tahun. Tahap perkembangan
yang terjadi merupakan usaha-usaha yang luar biasa dalam penemuan dan
pengembangan. Berikut ini akan disampaikan tahapan-tahapan perkembangan
tersebut.
BAGIAN 2
PERANGKAT UJI PADA
TELEKOMUNIKASI
2.1. Pendahuluan

Dalam setiap perawatan atau perbaikan piranti elekronika khususnya


pada bidang telekomunikasi atau lebih-lebih dalam perencanaan sistem atau
pemeliharaan perangkat telekomunikasi, maka keberadaan parkakas penunjang
haruslah yang baik dan tepat. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah
mengetahui dan memahami berbagai piranti atau instrumen telekomunikasi
tersebut. Istilah piranti dan instrumen ada yang menyebut sebagai perkakas.

Antara instrumen dan sistem yang diukur tersebut seperti


masalah telur dengan ayam (chicken-and-egg), mana yang
dahulu dan mana yang terakhir, karena instrumen digunakan untuk merancang
dan memperbaiki sistem sedangkan sistem juga digunakan untuk membuat
instrumen.
Dalam merancang atau memperbaiki sistem telekomunikasi elektronika
diperlukan perkakas atau perangkat untuk membuat desain, memperbaik atau
hanya untuk pengujian. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam sistem
telekomunikasi sangat banyak macam, bentuk dan fungsinya. Dari yang paling
sederhana sampai yang paling komplek dengan harga yang tidak murah.
Instrumen tersebut tentunya sangat perlu untuk diketahui tentang bagaimana
penggunaan yang benar. Dengan demikian apabila penggunaan instrumen
sesuai dengan petunjuk pemakainya maka instrumen tersebut dapat mencapai
efisiensi yang maksimal.

Perkakas dan instrumen yang digunakan berkaitan dengan


bidang telekomunikasi dikategorikan dalam tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah
sebagai berikut:

1. Perkakas manual
2. Perkakas elektrik
3. Perkakas komputer

Perkakas manual adalah peralatan-peralatan teknik yang digunakan


secara manual. Artinya bahwa perlatan itu hanya dapat dipakai dengan bantuan
tenaga manusia. Penggunaan perkakas ini dalam bidang telekomunikasi sangat
penting dan cukup membantu.
Perkakas elektrik adalah semua peralatan yang digunakan dalam bidang
telekomunikasi dengan bantuan tenaga listrik. Peralatan ini tidak dapat bekerja
bila tidak dicatu dengan aliran listrik. Selain tenaga listrik dapat juga digunakan
sumber catu tenaga yang lain yaitu batere atau aki (accumulator).

Perkakas komputer adalah peralatan atau piranti yang bekerja dengan


prinsip-prinsip komputer. Prinsip komputer merupakan suatu proses peng-
olahan, manipulasi, penyimpanan dan berbagai fungsi lain yang bekerja dengan
piranti elektronika digital.

2.2. Perkakas-Perkakas Manual

2.2.1. Tool Kits

Alat bantu yang diperlukan dalam pembuatan dan atau reparasi sistem
telekomunikasi ada berbagai macam jenis. Peralatan ini kebanyakan adalah
peralatan tangan dan bentuknya relatip kecil.

Dalam membuat maupun memperbaiki sebuah rangkaian sistem


telekomunikasi membutuhkan peralatan ukur juga peralatan seperti solder yang
baik, cutter, catut, pinset, dan perkakas konstruksi lainnya. Berbagai peralatan
tersebut disesuaikan dengan pekerjaan yang akan diselesaikanya. Semua
disesuaikan untuk pekerjaannya. Peralatan ini biasanya sudah dalam bentuk
toolset yang isinya lengkap dengan berbagai perlengkapan seperti solder, tang,
pinset, obeng dan lain sebagainya. Dengan toolset ini akan lebih mudah dalam
menyimpan dan biasanya sudah disesuaikan dengan kebu-tuhan serta harganya
juga jauh lebih murah dibandingkan dengan pembelian satu demi satu
peralatan. Gambar 2.1. di bawah merupakan peralatan bantu yang digunakan
dalam membuat rangkaian sistem komunikasi elektronik atau untuk mereparasi
kerusakan rangkaian elektronika pada umumnya. Seperti yang terlihat pada
gambar di bawah, tool kit tersebut dalam istilah asingnya disebut Network
Maintainence Kit dengan merek dagang Eclipse Model 500006. Secara lengkap
peralatan yang ada pada tool kit terdiri dari:

1. IC extractor
2. Folding hex wrench
3. 6" adjustable wrench
4. 6" forceps
5. Inspection mirror
6. Mini-flashlight
7. Desoldering pump
8. 5" diagonal cutter
9. 5" snipe nose pliers
10. Wire stripper (AWG 30-20)
11. Modular plug crimper
12. Rotary coax stripper
13. Coax crimper
14. Assorted screwdrivers
15. Soldering iron (operates at 120V AC) 16. Zipper bag.

Gambar 2.1. Tool kit atau alat bantu reparasi rangkaian


2.2.2. Meter beroda (Measuring
Wheel)

Meter beroda merupakan alat ukur jarak yang menggunakan roda. Bila roda berputar, maka
secara otomatis jarak yang telah dilalui roda dapat diketahui panjangnya. Meter jenis ini sangat
berguna apabila kita ingin menggelar (menanam atau memasang) kabel telepon. Keunggulan
penggunaan meter beroda adalah kemudahannya dalam mengukur jarak dengan mengikuti lekukan
permukaan tanah. Ada dua jenis meter beroda, yaitu :

a. Meter beroda pengukur jarak pendek


Meter beroda untuk jarak pendek ini ekonomis dan bisa dijalankan secara mudah. Karena
bentuknya kecil terutama pada roda, sehingga bisa disimpan pada tempat penyipanan dengan
mudah. Meteran ini bisa digunakan untuk mengukur jarak hingga 3 kilometer.

Gambar 2.2.Pengukur jarak pendek

b. Meter beroda pengukur jarak jauh


Meter beroda untuk jarak jauh biasanya lebih banyak digunakan di luar ruangan. Tampilan
hasil ukur terdiri dua pilihan yaitu berupa angka analog atau angka digital 5 digit. Dengan tampulan
digital, pembacaan hasil ukur jarak lebih mudah. Meter jenis ini mampu mengukur jarak hingga lebih
dari 3 kilometer. Hal ini dimungkinkan karena mem-punyai roda yang lebih besar.
(www.evidentcrimescene.com/cata/meas/ meas.html)

Gambar 2.3. Pengukur jarak jauh

Dengan menggunakan meter beroda kita bisa melakukan pengukuran secepat kita berjalan. Salah
satu contoh meter beroda adalah dengan merek Marksman Distance Measuring Wheel seri
55154C.
Spesifikasi yang ditawarkan adalah sebagai berikut :

a. Keakuratan pengukuran hingga kurang lebih 1” untuk setiap pengukuran 30 meter sesuai dengan
kondisi lapangan
b. Pengukuran jarak dapat dilakukan mencapai hingga
3000 m

c. Perangkat roda ringan dan akurat


d. Jumlah angka penghitung 5 digit
e. Pengaturan dan pembacaan
mudah dilakukan

Untuk pekerjaan seperti, menghitung kebutuhan kabel telepon dan tanah yang harus digali untuk
penanaman kabel, meter beroda ini sangat ideal digunakan.

Cara penggunaan meter beroda (measuring-wheel) :

a. Menyiapkan meter beroda


b. Angka penunjuk diatur pada posisi awal nol
c. Gagang meter dipegang kemudian roda diletakkan di atas tanah.
d. Panjang gagang disesuaikan dengan kenyamanan.
e. roda dijalankan sesuai dengan lekukan tanah.
f. Hasil pengukuran dibaca dengan melihat pada angka penunjuknya.

2.3. Perkakas-perkakas elektrik

Perkakas elektrik sebagai alat bantu untuk bidang telekomunikasi sangat beragam dan
jumlahnya juga cukup banyak. Dengan perkakas ini, seorang teknisi dengan mudah melakukan
pekerjaannya. Berikut ini ditunjukkan beberapa contoh perkakas tersebut.

2.3.1. Solder Rangkaian

Dalam membuat sebuah rangkaian perlu adanya penyambungan antara dua titik komponen
atau lebih. Penyambungan ini menggunakan timah solder sebagai bahan perekatnya. Penyolderan
atau pematrian dapat dilakukan dengan mudah, Keterampilan-keterampilan ini bersifat dasar dan
sederhana untuk dipelajari. Solder adalah suatu campuran logam atau metal yang mempunyai titik-
lebur relatif rendah. Hal ini digunakan merekatkan komponen-komponen dengan papan rangkain
sehingga membentuk suatu gabungan rangkaian yang sesuai dengan gambar skematik. Timah solder
tersedia dalam bentuk strand solder (kumparan berbentuk kawat) atau solder paste (timah solder
yang dilekatkan ke luar dengan suatu penyemrot). Ada dua alat penyolderan kategori dasar yaitu the
standard soldering iron dan rework station.

Besi solder seperti ditunjukan gambar 2.4. di bawah ini digunakan strand solder untuk
menyolder komponen pada papan PCB. Sebuah spon basah dapat digunakan untuk membersihkan
tip (ujung) besi. Spon tersebut harus dijaga supaya basah terus menerus, dan tip besi tersebut harus
dibersihkan secara teratur.

Ada banyak perbedaan tipe solder yang tersedia tergantung dari pekerjaan yang dilakukan
dan temperatur yang dibutuhkan untuk penyolderan.

Selalu memastikan bahwa pucuk solder mempunyai suatu lapisan solder yang bagus, Hal ini
untuk mencegah oxidasi dan mengawetkan pucuk tersebut. Ketika bekerja dengan pucuk solder,
maka akan tenjadi perubahan warna. Secara sederhana beberapa strand solder akan kelebihan
panas dan hal tersebut perlu dibersihkan dengan spon supaya kotoran yang melekat menjadi hilang.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pucuk solder akan bertahan lama.

Sekarang ini solder semakin canggih, mulai dari yang berupa logam panas, uap panas (blower)
bahkan ada yang menggunakan paduan blower dan ultrasonik yang dikendalikan dengan komputer
untuk mendapat temperatur yang tepat dan solderan yang rapi dan akurat.

Solder yang
Blower (peniup) banyak digunakan
Penun juk suhu
adalah solder
dengan ujung besi
atau
tembaga.
Penggunaannya
bergantung kepada
jenis pekerjaan,
karena ada
beberapa pilihan
ujung solder.

Lihat contohnya
pada gambar 2.5.

Ujung solder Gulungan timah

Gambar 2.4. Solder Uap (Blower)


2.3.2. Power Supply

Selain
Gambar 2.5. Iron Solder dengan beberapa pilihan ujung dan
komponen-komponen
penyedot timah
tersebut di atas, dalam
melakukan pengujian maupun perawatan sistem telekomunikasi diperlukan komponen yaitu power
supply. Power supply ini sangat penting, karena jika tidak ada komponen ini, tidak mungkin
pengujian bisa dilakukan. Power supply dapat diambilkan dari komponen yang terpisah, sepert
adaptor atau baterai, tetapi juga dapat diambilkan dari komponen lain seperti pada socket USB pada
komputer PC. Dalam pengujian maupun perawatan sistem telekomunikasi tentunya harus memilih
power supply yang digunakan. Pemilihan ini biasanya berdasarkan terhadap kebutuhan arus.
Gambar sebuah power supply dapat dilihat seperti di samping ini.

Indikator Indikator

arus tegangan

Knop Terminal
pengatur Keluaran

Gambar 2.6. Power Supply


BAGIAN 3
DASAR-DASAR SISTEM
KOMUNIKASI
1.1. Dasar Komunikasi

3.1.1. Elemen Dasar

Suatu sistem telekomunikasi dapat berlangsung apabila memenuhi prinsip yang melibatkan
tiga perangkat dasar. Perangkat dasar itu adalah pemancar, penerima dan media untuk
memancarkan sinyal. Penjelasan untuk ketiga perangkat yang membentuk

keberlangsungan sistem telekomunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pemancar, perangkat ini berfungsi menerima informasi dari masukan atau yang berupa pesan
kemudian mengubah masukan tersebut menjadi sinyal (isyarat) listrik.
Selanjutnya untuk dipancarkan atau ditransmisikan.

b. Media transmisi, merupakan sarana atau sebagai jalan untuk memancarkan isyarat listrik dari
pemancar.
c. Penerima, perangkat ini berfungsi menerima kembali isyarat listrik yang dipancarkan melalui
suatu media dan mengubahnya kembali menjadi bentuk informasi seperti semula yang dapat
digunakan sesuai dengan keperluannya.

Informasi sebagai masukkan pada pemancar merupakan segala sesuatu yang dapat
mempunyai makna. Misalnya suatu maksud atau keinginan yang ada dalam benak seseorang dapat
dikatakan sebagai suatu informasi. Informasi ini bila diterjemahkan menjadi suara (voice), maka
suara itulah yang menjadi masukkan pada pemancar. Bila informasi-informasi diwujudkan dalam
gambar, maka gambar itu yang menjadi masukkan bagi pemancar.

Dalam sistem telekomunikasi, informasi diubah menjadi pesan. Keluaran atau output dari
pemancar harus berupa isyarat atau sinyal listrik. Karena itu pada bagian pemancar ada prinsip
pengubahan sinyal. Pengubahan yang sering digunakan bergantung kepada masukkan sinyalnya.
Apabila sinyal berbentuk analog, maka prinsip modulasi harus ada pada pemancar. Apabila sinyal
berbentuk digital, maka prinsip encoding atau pengkodean harus ada pada pemancar. Dengan
demikian alat yang ada pada pemancar salah satunya adalah modulator (untuk sinyal analog) dan
encoding (untuk sinyal digital).
Prinsip yang berkebalikkan atau komplemen dengan pemancar tentu harus ada pada bagian
penerima. Oleh karena itu bagian penerima selalu ada rangkaian sinyal analog) dan decoding (untuk
sinyal digital). Pemancaran sinyal listrik yang telah diubah tadi dilewatkan melalui suatu media
transmisi.
yang disebut demodulator ( untuk Seringkali
terjadi dalam
pemancaran sinyal
termodulasi atau
sinyal yang telah
terkodekan sinyal
mengalami
perubahan bentuk.
Hal ini
dimungkinkan
karena selama
Gambar 3.1. Blok diagram sistem telekomunikasi proses yang
berlangsung sinyal
mengalami gangguan. Gangguan bisa terjadi pada perangkat sistemnya atau pada media transmisi
yang dilaluinya.
Gangguan dalam sistem telekomunika si dikategorikan menjadi tiga macam, Gangguan yang
yaitu: berasal dari
• Derau (noise) : berupa tambahan sinyal yang muncul secara acak perangkat sistem
menumpang pada sinyal aslinya.
biasanya disebut
• Interferensi : gangguan pada sinyal asli sebagai akibat adanya
freknsi lain yang besarnya hampir berdekatan. sebagai gangguan
• Distorsi : adanya kecacatan sinyal karena sistem tidak bekerja internal,
sedangkan yang
berasal dari luar sistem atau berasal dari medianya disebut sebagai gangguan eksternal. Gangguan-
gangguan pada sinyal tersebut dikategorikan menjadi tiga yaitu derau atau noise, interferensi dan
distorsi.
Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram sistem telekomunikasi pada umumnya. Dalam gambar
tidak dinampakkan secara rinci prinsip modulasi dan encoding.

sebagaimana mestinya.

3.1.2. Komunikasi Model Awal

Jauh sebelum bentuk komunikasi atau telekomunikasi yang dapat kita saksikan seperti
sekarang ini, sebenarnya pada masa silam sudah dikenal caracara menyampaikan ”pesan”. Sesuai
dengan jamannya pesan disampaikan untuk memberi tahu atau memberikan pemahanan dari satu
orang kepada orang yang lain. Media untuk menyampaikan pesanpun juga beragam. Berikut ini
sedikit dikutipkan tahap-tahap perkembangan telekomunikasi.
BAGIAN 4
PROPAGASI
GELOMBANG RADIO

4.1. Prinsip Umum


Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik pada umumnya dipengaruhi
oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks. Di antara sekian banyak pengaruh
adalah adanya kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa
yang tidak menentu. Dengan melihat kondisi yang demikan, maka sangat sulit diper-kirakan
sebaran radiasi medan elektromagenitik secara pasti dari suatu jarak terhadap kedudukan suatu
pemancar. Namun, hal itu masih memungkinkan untuk mempropagasikan gelombang tetapi kita
harus memperhatikan setiap pengamatan cuaca yang disampaikan oleh lembaga meteorologi
dan geofisika.

Makna inti dari propagasi suatu gelombang radio adalah menyebarkan (transmisi) gelombang
elektromagnitik di udara bebas. Oleh karena itu kualitas hasil penerimaan sinyal sedikit maupun
banyak juga dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar angkasa. Cuaca yang sangat baik tentu akan
sangat membantu dalam menaikkan kualitas sinyal yang dapat ditangkap oleh antena penerima.

4.2. Propagasi Ruang Bebas

Seperti kita ketahui bahwa permukaan bumi dapat mengubah propagasi suatu gelombang,
dengan demikian kondisi yang ideal dari ruang bebas di mana gelombang elektromagnetik
dipancarkan dapat kita asumsikan. Dengan kita anggap bahwa daya sebesar P watt diradiasikan
atau dipan-carkan dari suatu antena pemancar di udara bebas ke segala penjuru dalam bentuk yang
seragam. Pada jarak yang sangat jauh, medan gelombang yang teradiasikan dapat dianggap menjadi
Bagian 4 : Propagasi gelombang radio gelombang
datar yang
mempunyai kuat medan listrik (E). Besarnya kuat medan itu dirumuskan sebagai berikut :

= (30P)1/ 2 volt /meter


E
d

d adalah jarak terhadap suatu pemancar. Bagimana rumus itu berubah bila kita anggap P
mempunyai nilai sebesar 1 kilo Watt ?
BAGIAN 6
ANTENA
TELEKOMUNIKASI
digunakan. Hal yang penting 6.1.

Gambar 6.1. Komunikasi menggunakan antena


Pendahuluan

Dalam sejarah komunikasi, perkembangan teknik informasi tanpa menggunakan kabel


ditetapkan dengan nama “Antena”. Antena berasal dari bahasa latin ”Antena” yang berarti tiang
kapal layar”. Dalam pengertian sederhana kata latin ini berarti juga ”penyentuh atau peraba”
sehingga kalau dihubungkan dengan teknik komunikasi berarti bahwa antena mempunyai tugas
menyelusuri jejak gelombang elektromagnetik, hal ini jika antena berfungsi sebagai penerima.
Sedangkan jika sebagai pemancar maka tugas antena tersebut adalah menghasilkan sinyal
gelombang elektromagnetik.

Antena dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok konduktor yang digunakan
untuk memancarkan atau meneruskan gelombang elektromagnetik menuju ruang bebas atau
menangkap gelombang elektromegnetik dari ruang bebas. Energi listrik dari pemancar dikonversi
menjadi gelombang elektromagnetik dan oleh sebuah antena yang kemudian gelombang tersebut
dipancarkan menuju udara bebas. Pada penerima akhir gelombang elektromagnetik dikonversi
menjadi energi listrik dengan menggunakan antena.

Sinyal gelombang radiasi elektromagnetik yang berasal dari antena terdiri dari dua komponen
yaitu medan listrik dan medan magnetik. Energi total tersebut dipancarkan dalam bentuk gelombang
yang hampir konstan ke udara bebas dan ada beberapa yang terserap oleh tanah. Namun demikian
gelombang tersebut dipancarkan ke segala arah, hal ini disebabkan oleh jumlah energi yang
dipancarkan berkurang kekuatannya sebagai akibat dari jarak yang semakin jauh dari sumbernya.

Rancangan sebuah antena sangat penting dalam sebuah stasiun pemancar. Hal ini
dikarenakan antena harus melakukan kerja memancarkan gelombang secara efisien sehingga catu
daya sebagai sumber tenaga pemancar tidak menjadi sampah tetapi benar-benar menjadi energi
gelombang radio. Pemancar yang efisien harus menggunakan antena yang mempunyai ukuran pasti
yang ditentukan oleh besar frekuensi pancarnya.
Secara phisik ukuran sebuah antena harus proporsional dengan panjang gelombang. Semakin
tinggi frekuensi yang digunakan maka akan semakin kecil ukuran antena yang dalam antena adalah
bahwa antena pemancar dibagi menjadi dua klasifikasi dasar yaitu: Antena Hertz (half-wave) dan
Antena Marconi (quarter-wave). Antena hertz biasanya dipasang sepanjang dengan ground dan
diposisikan untuk memancarkan gelombang vertikal ataupun horisontal.

Antena marconi (quarterwave) dioperasikan dengan sebuah akhir yang ditanahkan dan
disambung secara tegak lurus menuju tanah atau permukaan yang berfungsi sebagai ground. Antena
hertz biasanya digunakan untuk operasi frekuensi sebesar 2MHz atau diatasnya, sedangkan antena
marconi digunakan untuk operasi frekuensi di bawah 2 MHz. Antena yang digunakan dalam
berkomunikasi harus memiliki sifat-sifat antena yang ideal supaya mendapatkan hasil komunikasi
yang baik, walaupun hal ini tidak pernah terjadi. Sifatsifat antena yang ideal antara lain:

1. Menerima secara efisien sinyal-sinyal yang diinginkan tanpa memindah band.


2. Secara normal mempunyai sifat omnidirectional, baik untuk gelombang panjang maupun
pendek. Antena directional dibutuhkan untuk gelombang VHF/UHF maupun gelombang mikro.
3. Mempunyai perubahan resistensi dan reaktansi yang kecil terhadap perubahan frekuensi sinyal.
4. Efek pemudaran (fading) seminimal mungkin, baik untuk gelombang panjang, medium maupun
gelombang pendek.
5. Efek interferensi dari instalasi listrik dalam rumah sekecil mungkin.
6. Harus tahan karat atau kerusakan terhadap cuaca dan juga mudah
pemasangannya
penerima maupun pemancar 7. Antena
harus murah dan
baik dipandang.
Antena, baik
antena mempunyai
simbol seperti di
gambar 6.2.

Gambar 6.2. Simbol Antena


BAB III

PENUTUP

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

Dari kedua buku ini kami menemukan perbedaan yang signifikan yau dalam isi buku. Yang
mana pada buku pertama kami mendapati rumus-rumus dan penjelasan yang sangat terperinci
dan buku ini memang cocok untuk yang sudah beginer karena pembahasan yang sangat
mendalam.
Sedangkan dari buku yang kedua kami mendapati isi yang sangat bagus untuk pemula dalam
penjelasan maupun pemahaman.wajar saja karena buku ini di peruntukkan untuk anak sekolah
dimana penjelasan yang ringan dan di perkokoh dengan gambar-gambar yang memancing
imajinasi agar memahami dan sejalan dengan buku ajar yang mempelajari ilmu yang rumit
ini.menurut kami ibu ini sangat bagus karena penjelasan yang ringkas dan mudah
dipahami,cocok untuk para pemula
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol
bersama. Telekomunikasi berarti proses komunikasi yang dilakukan melalui jarak jauh
(tele=jarak jauh). Telekomunikasi mengandung pengertian ilmu, teknologi dan caracara atau
prosedur pemindahan atau penyebaran informasi berupa sinyal listrik melalui suatu media
transmisi dalam jarak jauh. Informasi yang dapat dipertukarkan adalah data, suara, grafik,
sinyal video dan atau audio. Media transmisipun juga banyak jenisnya, yang sering dipakai di
antaranya kabel koaksial, serat optik, frekuensi radio, inframerah dan sebaginya.
2. Proses telekomunikasi hampir selalu melibatkan pemancaran gelombang
elektromagnetik melaui sebuah pesawat pemancar. Penggunaan berbagai macam piranti
untuk membantu proses komunikasi banyak ragamnya. Contohnya yang sudah sangat akarab
dengan kita adalah televisi, radio, telepon.
3. Standarisasi sistem telekomunikasi dilakukan oleh lembaga yang secara khusus menangani
masalah-masalah yang terkait dengan telekomunikasi. Pada dasarnya adanya standar
tersebut adalah untuk mengatur sistem telekomunikasi baik yang menyangkut penggunaan
frekuensi, alokasi (pengaturan tempat), kanal dan sebagainya. Pengaturan itu dimuat dalam
bentuk perundangundangan. Contohnya kalau di Indonesia adalah Undang-undang
Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999 yang telah disahkan oleh pemerintah Indonesia pada
tanggal 8 September 1999.
4. Dalam undang-undang tersebut yang diatur di antaranya adalah tentang penyelenggaraan
telekomunikasi, perizinan, perangkat teleko-munikasi, spektrum frekuensi radio dan orbit
satelit serta pengamanan telekomunikasi dan sebagainya. Lebih lanjut yang mengatur
pertelekomunikasian di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Saran
Untuk buku pertama sebaiknya menjelaskan simbol-simbol yang kurang jelas,dimana disetiap
rumus diterakan ketangan dari simbol rumus tersebut dan menyertakan contoh soal yang
mudah untuk dipahami dan di mengerti
Untuk buku kedua saya sarankan agar mengedit lagi tata letak tulisan agar mempermudah para
pemula membacanya dan sisanya menurut kami bagus dimana disetiap rumus ada
keterangannya.

Anda mungkin juga menyukai