Anda di halaman 1dari 24

Jenis benang

Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu jenis bahannya, kemampuan tubuh
untuk menyerapnya dan susunan filamentnya.
Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai.
Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan tergantung
jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba meskipun
namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgat kromik yang
bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat, kira kira dalam waktu satu
minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu.
Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun dari
poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dalam dipakai pada
semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan setempat
yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin ditandai adanya
indurasi.
Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak menimbulkan
reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat berasal dari sutera yang
sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai, dan dari polyester yang
merupkan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon. Selain itu terdapat juga benang
nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari polipropilen yang terdiri atas bahan yang sangat
inert dan baja yang terbuat dari baja tahan karat.
Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang jenis ini
biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan terbentuk fistel yang
baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing dikeluarkan.
Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi dengan jaringan
tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya tegangnya cukup dan
dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam sebelum digunakan.
Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi oleh bahan
pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus sehingga tidak mudah
bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar dan dipakai untuk jaringan yang
memerlukan kekuatan penyatuan yang besar.
Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari satu
serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Cara
menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga penampangnya
lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung.
Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada sternum setelah
torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi.

Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap tubuh.
Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
Warna : hitam dan putih
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)

Plain catgut
Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
Warna : putih dan kekuningan
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan
untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak bergerak dan luas
lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.

Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras dan
diserap lebih lama 20-40 hari.
Warna : coklat dan kebiruan
Ukuran : 3,0-3
Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit
tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.

Ethilon
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan
terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan iritasi
pada kulit dan jaringan tubuh lain
Warna : biru dan hitam
Ukuran : 10,0-1,0
Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil
digunakan pada bedah mata.

Ethibond
Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi
terhadap tubuh minimum, tidak terserap.
Warna : hiaju dan putih
Ukuran : 7,0-2
Penggunaan : kardiovaskular dan urologi

Vitalene
Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis
Warna : biru
Ukuran : 10,0-1
Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic, menjahit
kulit

Vicryl
Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam
subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan
Warna : ungu
Ukuran : 10,0-1
Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic

Supramid
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap
Warna : hitam dan putih
Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis

Linen
Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum
Warna : putih
Ukuran : 4,0-0
Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah

Steel wire
Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif, dan
reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul
Warna : putih metalik
Kemasan atraumatuk
Ukuran : 6,0-2
Kegunaan : menjahit tendo

Ukuran benang

Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran terkecil
standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.
Ukuran benang merupakan salah satu factor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena itu
pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang dijahit dan
dengan pertimbangan factor kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan oleh jumlah jahitan,
jarak jahitan, dan jenis benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang kecil (5,0 atau 6,0)

Lokasi penjahitan Jenis benang Ukuran


Fasia Semua 2,0-1
Otot Semua 3,0-0
Kulit Tak diserap 2,0-6,0
Lemak Terserap 2,0-3,0
Hepar Kromik catgut 2,0-0
Ginjal Semua catgut 4,0
Pancreas Sutera atau kapas 3,0
Usus halus Catgut, sutera, kapas 2,0-3,0
Usus besar Kromik catgut 4,0-0
Tendon Tak terserap 5,0-3,0
Kapsul sendi Tak terserap 3,0-2,0
Peritoneum Kromik catgut 3,0-2,0
Bedah mikro Tak terserap 7,0-11,0

Sumber : Buku ajar ilmu bedah, R Sjamsuhidajat dan Wim de Jong


Bedah minor, dr. Sumiardi Karakata dan dr. Bob Bachsinar

Read more: Pemilihan benang jahit bedah untuk luka


operasi http://easthomas.blogspot.com/2010/11/pemilihan-benang-jahit-bedah-untuk-
luka.html#ixzz1w4dXaD1U

http://easthomas.blogspot.com/2010/11/pemilihan-benang-jahit-bedah-untuk-luka.html

KETERAMPILAN DASAR TEKHNIK BEDAH DAN PENGETAHUAN DASAR MATERIAL


SUTURE

BAB I
PENDAHULUAN
PENGETAHUAN Penjahitan luka diperlukan dalam ilmu bedah karena pembedahan membuat luka
sayatandan penjahitan bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan yang terputus serta meningkatkan proses
penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah luka terbuka yang akan mengakibatkan
masuknya mikroorganisme / infeksi.
Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi sarat-sarat tertentu. Yang pertama adalah
kenyamanan untuk digunakan atau untuk dipegang. Lalu pengamanan yang cukup pada setiap alat. Harus
selalu steril. Cukup elastik. Bukan terbuat dari bahn yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk penyembuhan
luka. Kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda asing.

BAB II
MATERIAL SUTURE

Penggunaan alat dan Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi syarat-syarat tertentu. Yang
pertama adalah kenyamanan untuk digunakan atau untuk dipegang. Lalu pengamanan yang cukup pada setiap
alat. Harus selalu steril. Cukup elastik. Bukan terbuat dari bahan yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk
penyembuhan luka. Kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda asing.
II.1. INSTRUMEN
1. Needle holder
Nama lainnya pemegang jarum atau nald voeder. Jenis yang digunakan bervariasi, yaitu tipe Crille wood
(bentuknya seperti klem) dan tipe Mathew Kusten (bentuk segitiga). Guna needle holder ini pada penjahitan
sebagai pemegang jarum jahit dan sebagai penyimpul benang.

Tipe Crille wood


Tipe Mathew Kusten

Needle Holder
2. Gunting
 Gunting Benang
Ada dua macam gunting benang yaitu gunting benang yang bengkok dan lurus yang kegunaannya untuk
memotong benang operasi, merapikan luka. Penyediaan masing-masing satu buah.
 Gunting Diseksi
Gunting ini ada dua jenis, yaitu lurus dan bengkok. Ujungnya biasanya runcing. Terdapat dua yang sering
digunakan, yaitu tipe Mayo dan tipe Metzenbaum. Kegunaan gunting ini adalah untuk membuka jaringan,
membebaskan tumor kecil dari jaringan sekitarnya, untuk esksplorasi dan merapikan luka.
dissecting scissors

 Gunting perban/pembalut
Kegunaan adalah untuk menggunting pembalut dan plester.
3. Pisau Bedah
Terdiri atas dua bagian yaitu gagang dan mata pisau (mess/bistouri/blade). Pada pisau bedah model lama,
mata pisau dan gagang bersatu, sehingga bila mata pisau tumpul harus diasah kembali. Pada model baru, mata
pisau dapat diganti. Biasanya mata pisau hanya untuk sekali pakai.
Terdapat dua nomor gagang pisau yang sering dipakai, yaitu gagang nomor 4 (untuk mata pisau besar) dan
gagang nomor 3 (untuk mata pisau kecil). Guna pisau bedah ini adalah untuk menyayat berbagai organ /bagian
tubuh. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.
4. Klem (Clamp)
 Klem arteri pean. Ada dua jenis, yaitu yang lurus dan bengkok. Kegunaannya adalah untuk hemostasis
terutama untuk jaringan tipis dan lunak.
 Klem Kocher. Ada dua jenis yaitu klem yang lurus dan yang bengkok. Tidak ditujukan untuk hemostasis.
Sifat khasnya adalah mempunyai gigi pada ujungnya (mirip gigi pada pinset sirurgis). Gunanya adalah untuk
menjepit jaringan, terutama agar jaringan tidak meleset dari klem, dan hal ini dimungkinkan dengan adanya
gigi pada ujung klem.

 Klem Mosquito. Mirip dengan klem arteri pean, tetapi ukuranya lebih kecil. Penggunaannya dalah untuk
hemostasis terutama untuk jaringan tipis dan lunak.
 Klem Allis. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit tumor kecil.

 Klem Babcock. Penggunaanya adalah untuk menjepit tumor yang agak besar dan rapuh.
 Towel clamp (Doek klem). Penggunaanya adalah untuk menjepit doek/kain operasi.

5. Retraktor (Wound Hook)


 Retraktor langenbeck. Penggunaannya adalah menguakkan luka.

 US army double ended retractor. Penggunaannya untuk menguakkan luka.

 Retraktor volkman. Penggunaannya adalah untuk menguakkan luka. Pemakaian retractor disesuaikan
dengan lebar luka. Ada yang mempunyai dua gigi, 3 gigi, dan 4 gigi. 2 gigi untuk luka kecil, 4 gigi untuk luka
besar. Terdapat pula retractor bergigi tumpul.
6. Jarum
Banyak sekali jenisnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampak segitiga agar mudah mengiris
kulit (scherpe nald). Sedang untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang bulat (round nald). Ada yang
berbentuk setengah lingkaran dan ada pula yang berbentuk seperempat lingkaran.
Penggunaannya adalah untuk menjahit luka dan menjahit oragn rusak lainnya. Penyediaan disesuaikan
kebutuhan.

7. Pinset
Pinset sirurgis. Penggunaanya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka,
member tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
Pinset anatomis. Penggunaanya adalah untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang
tipis dan lunak.

8. Benang
 Seide/ silk
Terbuat dari serabut-serabut sutera, terdiri dari 70% serabut protein dan 30% bahan tambahan berupa perekat.
Warnanya hitam dan putih. Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat.
Tidak diserap tubuh. Pada penggunaan di sebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari nomor 00000 (5 nol merupakan ukuran paling kecil untuk bag
bedah) hingga nomor 3 (yang merupakan ukuran paling besar). Yang paling sering dipakai adalah nomor 00 (2
nol) dan 0 (1 nol) dan nomor satu. Semakin besar banyak nol nya semakin kecil benangnya
Kegunaannya adalah untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (terutama arteri besar), sebagai teugel
(kendali).
Benang harus steril, sebab bila tidak akan menjadi sarang kuman (fokus infeksi), sebeb kuman terlindung di
dalam jahitan benang, sedang benangnya sendiri tidak dapat diserap tubuh.

 Plain catgut
Asal katanya adalah cat (kucing) dan gut (usus). Dahulu benang ini dibuat dari usus kucing, tapi saat ini dibuat
dari usus domba atau usus sapi. Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 7-10
hari, dan warnanya putih dan kekuningan.
Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 00000 (5 nol yang merupakan ukuran paling kecil) hingga nomor 3
(merupakn ukuran yang terbesar). Sering digunakan nomor 000 (3 nol), 00 (2 nol), 0 (1 nol), nomor 1 dan
nomor 2.
Kegunaannya adalah untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan
untuk menjahit kulit terutama untuk daerah longgar (perut,wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya
kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang, bila disimpulkan 2
kali akan terbuka kembali. Plain catgut tidak boleh terendam dalam lisol karena akan mengembang dan
menjadi lunak, sehingga tidak dapat digunakan.
 Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum benang dipintal ditambahkan krom. Dengan adanya krom ini, maka
benang akn menjadi lebih keras dan kuat, serta penyerapannnya lebih lama, yaitu 20-40 hari. Warnanya coklat
dan kebiruan. Benang ini tersedia dalam ukuran 000 (3 nol merupakan ukuran yang paling kecil) hingga nomor
3.
Penggunaannya pada penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu sepuluh hari, untuk menjahit
tendo pada penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.
 Nilon. (Dafilon,monosof,dermalonEthilon)
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan
terbuat dari nilon, leboh kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, dan tidak menimbilkan iritasi pada
kulit atau jaringan tubuh lainnya.
Warnanya biru hitam. Tersedia dalam ukuran 10 nol hingga 1 nol. Penggunanan pada bedah plastik, ukuran
yang lebih besar sering digunakan kulit, nomor yang kecil dipakai pada bedah mata.
 Ethibond
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polytetra methylene adipate). Tersedia dalam kemasan atraumatis.
Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minumum, tidak diserap, dan warnanya hijau dan putih.
Ukurannya dari 7 nol sampai nomor 2. Penggunaannya pada bedah kardiovaskular dan urologi.
 Vitalene/Prolene/surgilen
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polimer profilen). Sangat kuat dan lembut, tidak diserap, warna biru.
Tersedia dalam kemasan atraumatis. Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1. Digunakan pada bedah mikro,
terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, bedah plastik, cocok pula untuk menjahit kulit.

 POLI GLICOLIC ACID SEPERTI POLISORB,Dexon,Vicryl


Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Diserap oleh tubuh, dan tidak menimbulkan reaksi pada
jaringan tubuh. Dalam subkutis bertahan selam tiga minggu, dalam otot bertahan selam 3 bulan. Benang ini
sangat lembut dan warnanya ungu.
Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1. Penggunaan pada bedah mata, orthopedi, urologi dan bedah plastik.
 Supramid
Merupakan benang sintetis, dalam kemasan atraumatis. Berdsifat kuat, lembut fleksibel, reaksi tubu minimum
dan tidak diserap. Warnanya hitam putih. Digunakan untuk menjahit kutis dan subkutis.
 Linen (catoon)
Dibuat dengan serat kapas alam dengan jalan pemintalan. Bersifat lembut, cukup kuat dan mudah disimpul,
tidak diserap, reaksi tubuh minimum, berwarna putih.
Tersedia dalam ukuran 4 nol hingga 1 nol. Digunakan untuk menjahit usus dan kulit, terutama kulit wajah.

 Steel wire
Merupakan benang logam yang terbuat dari polifilamen baja tahn karat. Sangat kuat, tidak korosif, dan reaksi
terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul. Warna putih metalik. Terdapat dalam kemasan atraumatis dan
kemasan biasa. Ukurannya dari 6 nol hingga nomor 2. Untuk menjahit tendon.
BAB III
TEKNIK SUTURE

III.1. TUJUAN
Dasar penjahitan luka adalah membuat tekanan yang adekuat pada luka agar tertutup tanpa jarak namun juga
cukup longgar untuk menghindari iskemia dan nekrosis. Jahitan juga dapat bertujuan untuk merawat
hemostasis atau perdarahan yang terjadi. Dapat menjadi tindakan untuk peryolongan pertama. Mengurangi rasa
sakit post operatif. Jahitan juga merupakan pembuat batasan ikatan pada jaringan sampai dengan sembuh dan
tidak lagi dibutuhkan. Jahtan juga dapat mencegah tulang yang mungkin terekspos pada penyembuhan luka
yang lama dan resorpsi yang tidak diperlukan. Hal yang juga perlu dilakukan pada tindakan flap.

III.2. PRINSIP SUTURE


Simpul lengkap harus kencang, dan kuat sehingga tidak akan terlepas. Untuk menghindari infeksi bakteri,
simpul diletakan pada garis insisi. Simpul harusnya dibuat kecil. Jangan mengiakt terlalu kencang untuk
menghindari kerusakan benang. Jangan melakukan banyak gerakan yang akan merusak jahitan. Hindari
merusak materi hecting dengan menjepit menggunakan needle holder kecuali pada saat akan mengikat. Jangan
terlalu kauat diatakutkan terjadi nekrosis. Traksi harus adekuat.

III.3. MACAM-MACAM JAHITAH


1. Jahitan terputus
Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat dilakukan pad akulit
atau bagian tubuh lainnya, dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak karean tiap jahitan saling menunjang
satu dengan lainnya.
Jahitan terputus (interupted suture), tiap-tiap simpul berdiri sendiri. Secara kosmetik benang kasar/besar atau
tegang pada saat menyimpulnya akan memberikan bekas yang kurang bagus, yaitu seprti gambaran lipan.
2. Jahitan simpul tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture. Merupakan jenis
jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi.

Teknik :

 Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka
dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum
secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
 Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.
 Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
 Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
3. Jahitan matras Horizontal

Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress

Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan


dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.

Memberikan hasil jahitan yang kuat.


4. Jahitan Matras Vertikal

Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far

Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan
menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena
di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

5. Jahitan Matras Modifikasi

Sinonim : Half Burried Mattress Suture

Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah
subkutannya.
6. Jahitan kontinu
Sering disebut doorloven. Simpul hanya pada ujung-ujung jahitan., jadi hanya ada dua simpul. Bial salah satu
terbuak maka jahitan ini akan terbuak seluruhnya. Jahitan ini jarang dipakai untuk menjahit kulit. Secar
kosmetik bekas luka jahitan seperti pada jahitan terputus. Jahitan kontinu dapat dilakukan lebih cepat dari
jahitan terputus.
7. Jahitan Jelujur sederhana

Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over

Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan
hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang
longgar.

8. Jahitan Jelujur Feston

Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture


Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering
dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

9. Jahitan Jelujur horizontal

Sinonim : Running Horizontal suture

Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.

10. Jahitan intradermal


Memeberikan hasil kosmetik yang paling bagus (hanya berupa satu garis saja). Tidak dapat
dipakai untuk daerah yang banyak bergerak. Paling baik untuk wajah. Terdapat berbagai modifikasi jahitan
intradermal ini. Diperlukan banyak latihan untuk memahirkan cara penjahitan intradermal ini.
11. Jahitan Simpul Intrakutan

Sinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted


dermal stitch.

Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang
dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.

12. Jahitan Jelujur Intrakutan

Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular


Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik
yang baik

BAB IV
KESIMPULAN
Material suture

Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi sarat-sarat tertentu. Yang
pertama adalah kenyamanan untuk digunakan atau untuk dipegang. Lalu pengamanan
yang cukup pada setiap alat. Harus selalu steril. Cukup elastik. Bukan terbuat dari bahn
yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk penyembuhan luka. Kemampuan untuk
biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda a Penjahitan luka
membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan lain.
Urutan teknik juga harus dimengerti oleh operator serta asistennya.

Alat yang dibutuhkan :

 Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang jarum biasanya satu buah.
 Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buah
 Gunting benang satu buah.
 Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja.

Bahan yang dibutuhkan :

 Benang jahit Seide atau silk


 Benang Jahit Cat gut chromic dan plain.

Lain-lain :

 Doek lubang steril


 Kasa steril
 Handscoon steril

Operasi teknik
Urutan teknik penjahitan luka ( suture techniques)

1. Persiapan alat dan bahan

2. Persiapan asisten dan operator

3. Desinfeksi lapangan operasi

4. Anestesi lapangan operasi

5. debridement dan eksisi tepi luka

6. penjahitan luka

7. perawatan luka

Macam-macam jahitan luka

1. Jahitan Simpul Tunggal

2. Jahitan matras Horizontal

3. Jahitan Matras Vertikal

4. Jahitan Matras Modifikasi

5. Jahitan Jelujur sederhan

6. Jahitan Jelujur Feston

7. Jahitan Jelujur horizontal

8. Jahitan Simpul Intrakutan

9. Jahitan Jelujur Intrakutan

DAFTAR PUSTAKA

1. Karakata S, Bachsinar B. Bedah Minor. 1995. Hipokrates : Jakarta


2. Ethicon Inc, Wound Closure Manual. 1994. Johnson and Johnson company
3. Doherty GM. Current Surgical Diagnosis and Treatment. USA : McGraw Hill.2006.
4. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
5. Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara. 2000.
6. Mokeem S. Sutures and Suturing. Diunduh tanggal 29 mei 2010. Tersedia di URL www.scribd.com
7. Remie R, Kramer. Suture Material and Technique. Diunduh tanggal 29 mei 2010. Tersedia di
URL www.scribd.com
8. Dwi Agung. Perwatan Luka dan Teknik Jahitan. Diunduh tanggal 29 mei 2010. Tersedia di
URL www.wordpress.com
9. Nurul Fitri, Referat ilmu bedah ,material suture, 2010
http://herrysetyayudha.wordpress.com/2012/02/29/keterampilan-dasar-tehnik-bedah-dengan-
pengetahuan-material-suture/

Anda mungkin juga menyukai