DESKRIPSI PROSES
10
BAB 2 Deskripsi Proses 11
selektivitas yang cukup tinggi (Tabel 2.11). Temperatur operasi diatas 170ºC akan
menyebabkan buruknya kualitas produk, yaitu menyebabkan warna produk
menjadi tidak stabil. Reaksi berlangsung sangat cepat, waktu tinggal yang
dibutuhkan untuk membentuk produk yaitu 40 menit, dan bisa dipercepat dengan
meningkatkan temperatur atau menambahkan katalis (US patent No5545757,
1996).
Tabel 2.11 Efek Amonia Berlebih Terhadap Selektivitas Etanol Amin
Perbandingan Selektivitas
Molar Mono- Di- Tri-etanol
(Amonia : EO) amin
10 : 1 75 21 4
1:1 12 23 64
Sumber: Kent and Riegl, 2007
Pada proses yang biasa dilakukan, reaksi berlangsung pada fasa cair dan
tekanan yang digunakan pada reaktor disesusaikan dengan tekanan uap amonia
dan etilen oksida. Komposisi produk dipengaruhi oleh perbandingan molar
amonia berlebih terhadap molar etilen oksida, bukan dipengaruhi oleh kandungan
air, temperatur proses, atau tekanan proses.
Untuk alasan keamanan, etilen oksida harus dimasukkan kedalam aliran
amonia. Pada kasus sebaliknya, amonia akan menyebabkan etilen oksida akan
mengalami ledakan karena mengalami pemanasan secara berlebihan.
Proses pembuatan etanol amin terdiri atas 2 jenis proses yaitu proses
anhydrous dan proses aqueous, perbedaan antara proses anhydrous dengan proses
aqueous ditunjukkan pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12 Perbandingan Proses Produksi Etanol Amin
No. Parameter Aqueous Anhydrous
1. Temperatur Mencapai 150oC Mencapai 150oC
2. Tekanan Sekitar 20 bar Mencapai 150 bar
3. Reaksi Eksotermis Eksotermis
4. Proses Proses pemisahan air, Kompresi tekanan
Tambahan NH3 scrubbing, NH3 tinggi
absorption
Sumber: European Comission, 2014
Proses yang akan digunakan pada prarancangan pabrik monoetanol amin
dengan kapasitas produksi 30.000 ton/tahun ini menggunakan proses anhydrous.
Industri yang telah berdiri dengan menggunakan proses anhydrous adalah Akzo
Nobel Co. Ltd yang berada di Swedia dengan kapasitas produksi sebesar 65.000
ton/tahun.
2.3.2 Kondisi operasi
Proses yang digunakan untuk memproduksi etanol amine yaitu dengan
menggunakan suhu sebesar 75oC dan dengan tekanan 40 bar karena pada suhu dan
tekanan tersebut fasa amonia dan etilen oksida berada dalam fasa cair sehingga
dapat bereaksi dengan baik.
2.3.3 Tahapan Proses
a. Tahap Penyimpanan dan Persiapan Bahan Baku
Amonia yang didatangkan dari PT Pupuk Kujang disimpan dalam fasa cair
pada kondisi suhu 30oC dan pada tekanan 20 bar yang disimpan pada tangki
bertekanan, sedangkan untuk etilen oksida yang didatangkan dari PT Polychem
Indonesia Tbk disimpan dalam fase cair pada kondisi suhu 30oC dan tekanan 3 bar
di tangki bertekanan.
Amonia dari tanki penyimpanan kemudian dinaikan tekanannya hingga 20
bar oleh pompa amonia bertekanan selanjutnya amonia bergabung dengan larutan
amonia reycle dari aliran dari separator yang telah ditingkatkan tekanannya juga
menjadi 20 bar menggunakan kompresor.
Etilen oksida dari tangki penyimpanan kemudian ditinkatkan tekanannya
hingga 20 bar kemudian diinjeksikan kedalam aliran amonia (fresh+recycle)
untuk menghindari ledakan etilen oksida, kemudian semua campuran dipanaskan
hingga suhunya 75oC menggunakan heat exchanger seblum masuk ke dalam
reaktor.
b. Tahap Pembentukan Produk
Tahap pembentukan produk ini terjadi pada reaktor pipa (R-01) dengan
perbandingan molar umpan antara amonia dan etilen oksida adalah 10 : 1. Karena
reaksi antara etilen oksida dan amonia merupakan reaksi eksotermis dengan
melepas 125 KJ/mol etilen oksida, maka reaktor harus dijaga temperaturnya
dengan mengalirkan pendingin di shell reaktor agar temperatur di reaktor tetap
pada suhu 75oC pada tekanan operasi sebesar 40 bar. Pada reaktor semua etanol
amin dihasilkan (mono-, di-, dan tri-etanol amin). Distribusi produk antara ketiga
jenis amin yang dihasilkan dapat diatur dengan mengubah perbandingan molar
18