Anda di halaman 1dari 5

Angan-angan Orang yang Sudah Mati

KHUTBAH JUMAT PERTAMA

ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬


‫ض ِل ْل‬ ِ ‫ت أ َ ْع َماِلنَا َم ْن َي ْه ِد هللاُ َفالَ ُم‬ ِ ‫س ِيئ َا‬ ُ ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ هللِ نَحْ َمدُهُ َو نَ ْست َ ِع ْينُهُ َو َن ْست َ ْغ ِف ُرهُ َو نَ ُع ْوذ ُ ِباهللِ ِم ْن‬
َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو‬
َ
َ ‫س ِل ْم َعلى ُم َح َّم ٍد َو َع‬
‫لى‬ َ ‫ص ِل َو‬ َّ َ
َ ‫الل ُه َّم‬. ُ‫س ْوله‬ُ ُ ‫ِي لَهُ أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَش َِريْكَ لَهُ َو أ َ ْش َهد ُ أ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬
َ َ ‫فَالَ هَاد‬
ِ ‫ان ِإلَى يَ ْو ِم‬
‫الدي ِْن‬ ٍ ‫س‬ َ ْ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِبإِح‬ ْ َ ‫ا َ ِل ِه َو أ‬
‫ أما بعد‬:

Pertama-tama, khatib mengajak semua jamaah, hendaklah kita senantiasa berusaha


meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala disetiap waktu yang masih
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita semua. Karena taqwa merupakan bekal terbaik
kita menghadap Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan tidak ada seorang pun di antara kita yang tahu,
kapan dia dipanggil menghadap Allâh Subhanahu wa Ta’ala. Maka marilah kesempatan yang
masih diberikan ini kita manfaat sebaik mungkin untuk mempersiapkan bekal terbaik demi
meraih kebahagian abadi di akhirat.

Jamaah shalat Jumat yang di muliakan Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

Setiap manusia di dunia ini memiliki impian bahkan ada yg disebut sbg angan-angan yang ingin
direalisasikan menjadi sebuah kenyataan. Kebanyakan keinginan itu tertuju pada meraih jabatan
tinggi, harta berlimpah, istri cantik jelita nan mempesona, rumah luas dengan fasilitas lengkap
nan mewah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya yang diimpikan banyak orang.

 Di sisi lain, ada si miskin yang ingin menjadi kaya raya; Ada si sakit yang ingin segera
sembuh dari sakitnya dan bisa kembali menikmati dunia; Dan ada si kaya yang sangat
benci kemiskinan tapi terus merasa dirinya miskin, sehingga semangatnya untuk
menambah kekayaan tidak pernah rapuh.

Memang benar apa yang di sabdakan Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa angan-
angan manusia di dunia tidak akan pernah habis sampai mereka masuk ke dalam kubur,

َّ ُ‫ان َولَ ْن يَ ْم ََل َ فَاهُ ِإ َّال الت ُّ َرابُ َويَتُوب‬


َ ‫َّللاُ َعلَى َم ْن ت‬
‫َاب‬ ِ َ‫ب أ َ َحبَّ أ َ ْن يَ ُكونَ لَهُ َوا ِدي‬
ٍ ‫لَ ْو أ َ َّن ِالب ِْن آدَ َم َوا ِديًا ِم ْن ذَ َه‬

Seandainya seseorang memiliki satu lembah emas, niscaya dia ingin memiliki dua lembah
emas lagi, dan tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali debu (tidak ada yang bisa
menghentikan keinginannya kecuali kematian) dan Allâh menerima taubat orang yang
bertaubat.[1]

 Namun bagaimanapun angan-angan di dunia ini selama masih ada kesempatan, maka
masih bisa di usahakan dan masih ada kemungkinan menjadi sebuah kenyataan. Yakni
dengan melakukan sebab sebab yang sudah di tetapkan oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala.
- Pada kesempatan ini, khatib hendak mengajak agar kita merenungi angan-angan
sebagian orang yang sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk merealisasikannya.

- Angan-angan mereka sudah terputus disebabkan ketika itu mereka termasuk di kalangan
orang orang yang sudah meninggal dunia.

Mungkin ada yang bertanya, apa yang menjadi angan-angan mereka?

 Setelah melihat kenikmatan atau siksaan Allâh Subhanahu wa Ta’ala terpampang di mata
mereka?
 Maka pada ketika itu terdetik keinsafan dan penyesalan mereka sbg ahlil kubur.

Kaum Muslimin, rahimakumullâh.

Orang-orang yang sudah meninggal dunia itu bermacam-macam,

 ada yang baik dan ada pula yang buruk;


 Ada yang shalih dan adapula sebaliknya;
 Ada yang ditangisi kematian oleh manusia
 dan ada pula yang diharapkan kematiannya.
 Masing-masing orang ini memiliki angan-angan yang berbeda.
 Angan-angan mereka ini telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Pertama; Orang-orang shalih ingin segera di bawa ke kuburannya setelah meninggalnya:

Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dari hadits Abi Sa’îd al-Khudri radhiallahu ‘anhu,

‫ت يَا َو ْيلَ َها‬


ْ َ‫صا ِل َح ٍة قَال‬
َ ‫َت َغي َْر‬ ْ ‫ت قَ ِد ُمونِي قَ ِد ُمونِي َوإِ ْن كَان‬ ْ َ‫صا ِل َحةً قَال‬
َ ‫َت‬ ِ ‫ت ْال ِجنَازَ ة ُ فَاحْ ت َ َملَ َها‬
ْ ‫الر َجا ُل َعلَى أ َ ْعنَاقِ ِه ْم فَإ ِ ْن كَان‬ ِ ‫إِذَا ُو‬
ْ َ‫ضع‬
َ‫صعِق‬ َ َ‫سانُ ل‬ ِ ْ ‫س ِم َع َها‬
َ ‫اْل ْن‬ َ ‫سانَ َولَ ْو‬ ِ ْ ‫ش ْيءٍ ِإ َّال‬
َ ‫اْل ْن‬ َ ‫أَيْنَ يَذْ َهبُونَ ِب َها يَ ْس َم ُع‬
َ ‫ص ْوت َ َها ُك ُّل‬

Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh para laki-laki di atas pundak mereka, maka jika
jenazah tersebut termasuk orang shalih (semasa hidupnya) maka dia berkata, “Bersegeralah
kalian (membawa aku)!” Jika ia bukan orang shalih, dia akan berkata, “Celaka, kemana
mereka hendak membawanya ?” Jeritan jenazah itu akan didengar oleh setiap makhluk
kecuali manusia. Seandainya manusia bisa mendengarnya, tentu mereka akan pingsan.[2]

Kedua; Orang-orang berdoa agar kiamat di percepat

Disebutkan dalam hadits yang panjang yang dikeluarkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya
bahwa ketika seorang di dalam kubur bisa menjawab pertanyaan dua malaikat kemudian datang
kabar gembira dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala bahwa dia termasuk penghuni surga, maka
hamba tersebut memohon agar hari kiamat dipercepat kedatangannya.[3]

Ini adalah angan-angan orang shalih setelah melihat tempatnya di surga, padahal hari kiamat
adalah hari yang tersulit dan terberat bagi manusia. Ini sangat berbeda dengan kaum munafik dan
orang orang kafir. Mereka memohon kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala agar hari kiamat tidak
datang, padahal di dalam kubur mereka mendapatkan siksa yang sangat pedih. Namun karena
mereka tahu bahwa siksa di neraka itu jauh lebih menyakitkan dan lebih pedih, [4] sehingga
mereka lebih memilih tetap disiksa di dalam kuburnya.

Kaum Muslimin, rahimakumullâh

Ketiga; Angan-angan orang yang mati syahid

Shahabat Anas bin Mâlik radhiallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi
wa sallam sabda beliau yang berbunyi,

‫ش ِهيد ُ َيتَ َمنَّى أ َ ْن َي ْر ِج َع ِإلَى الدُّ ْن َيا فَيُ ْقتَ َل َع ْش َر‬


َّ ‫ش ْيءٍ ِإ َّال ال‬ ِ ‫َما أ َ َحد ٌ َيدْ ُخ ُل ْال َجنَّةَ ي ُِحبُّ أ َ ْن َي ْر ِج َع ِإلَى الدُّ ْن َيا َولَهُ َما َعلَى ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض ِم ْن‬
ْ
‫ت ِل َما يَ َرى ِمنَ الك ََرا َم ِة‬ ٍ ‫َم َّرا‬

Tidak ada seorangpun yang masuk surga kemudian ingin kembali ke dunia kecuali
orang yang mati syahid, dan dia tidak menginginkan apapun di dunia kecuali mati
syahid. Dia berangan-angan untuk kembali ke dunia kemudian terbunuh sebanyak
sepuluh kali, ini di sebabkan oleh kemuliaan (keutamaan mati syahid) yang dia
saksikan.[5]

 Inilah sebagian dari angan-angan orang yang telah melihat kemuliannya di sisi Allâh
Subhanahu wa Ta’ala.
- Meski ingin kembali ke dunia, namun angan-angan mereka tidak ada hubungannya
dengan dunia dan kenikmatannya sedikitpun.
- Mereka ingin kembali untuk menambah amalan agar kemuliaan mereka bertambah di sisi
Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

Kaum Muslimin, rahimakumullâh

Demikianlah beberapa angan-angan orang-orang shalih yang sudah meninggal dunia, lalu
bagaimana angan-angan orang yang lalai semasa hidup mereka di dunia? Di antara angan-angan
mereka adalah:

Pertama, Shalat dua rakaat

Mereka ingin kembali hidup di dunia kemudian melaksanakan shalat sunat dua rakaat adalah di
antara angan-angan orang yang sudah meninggal dunia yang dahulunya sering di sibukkan oleh
dunia, sehingga sering meninggalkannya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

ِ ‫ َر ْك َعت‬: ‫ فَقَا َل‬، ُ‫ فُالَن‬:‫ب َهذَا ْالقَب ِْر؟ فَقَالُ ْوا‬


‫َان أَ َحبَّ ِإلَى َهذَا ِم ْن َب ِق َّي ِة د ُ ْن َيا ُك ْم‬ َ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
َ ‫ َم ْن‬: ‫س ْو َل هللاِ َم َّر ِبقَب ٍْر فَقَا َل‬

Rasûlullâh melewati sebuah kuburan, kemudian bertanya, “Siapa penghuni kuburan ini ?”
Mereka menjawab, “Ini kuburan si Fulan”, lantas Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Dua rakaat lebih dia cintai daripada dunia kalian.”[6]
Dalam riwayat lain di sebutkan,

‫ يَ ِز ْيد ُ ُه َما َهذَا فِي َع َم ِل ِه أ َ َحبَّ ِإلَ ْي ِه ِم ْن بَ ِقيَّ ِة دُ ْنيَا ُك ْم‬،‫َان ِم َّما تَحْ ِق ُر ْونَ َوتنفلون‬ ِ ‫َر ْك َعت‬
ِ ‫َان َخ ِف ْيفَت‬

Shalat sunnah dua rakaat yang ringan yang kalian remehkan, kemudian ditambahkan pada
amalan orang ini lebih dia cintai dari pada dunia kalian.[7]

Kaum Muslimin, rahimakumullâh

Kedua, yaitu mengeluarkan sedekah.

Seorang yang sudah meninggal dunia berangan-angan untuk hidup kembali dan mengeluarkan
sedekah dan menjadi orang shaleh, sebagaimana di ceritakan oleh Allâh dalam Alquran (yang
artinya), Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, “Ya Rabb-ku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku
dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang shaleh ?” (QS. Al-Munafiqun/63: 10)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah, “Setiap orang yang lalai (di masa hidupnya) pasti akan
menyesal di saat nyawanya akan dicabut. Ia memohon agar umurnya di perpanjang walau
hanya sesaat untuk melaksakan amal shaleh yang selama ini ia tinggalkan.“[8]

Ketiga, melaksakan amal shaleh:

Angan-angan terbesar orang yang sudah meninggal dunia adalah bisa hidup kembali dan
melaksakan amal shaleh,

َ ‫ لَعَ ِلي أ َ ْع َم ُل‬. ‫ون‬


ُ‫صا ِل ًحا فِي َما ت ََر ْكت‬ ِ ُ‫ار ِجع‬
ْ ‫ب‬ِ ‫َحتَّى إِذَا َجآ َء أ َ َحدَ ُه ُم ْال َم ْوتَ قَا َل َر‬

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku
berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan.

(QS. al-Mukminun/23: 99-100)

َّ ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ إِنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫أَقُ ْو ُل َما ت َ ْس َمعُ ْونَ َوأ َ ْستَ ْغ ِف ُر هللاَ ِلي َولَ ُك ْم َو ِل‬

Kaum Muslimin, rahimakumullâh

Inilah keadaan yang di alami oleh orang orang kuffar dan orang yang lalai dari perintah-perintah
Allâh Subhanahu wa Ta’ala sewaktu masih hidup di dunia. Saat kematian menjemput barulah ia
sadar dan memohon kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala untuk di tangguhkan kematiannya
walaupun hanya sesaat agar ada kesempatan untuk beramal.

 Semoga kita termasuk orang orang yang bisa memamfa’atkan


waktu hidup di dunia ini untuk melaksakan amal shaleh

Tapi tentu, angan-angan ini tetap hanya sebatas angan-angan yang tidak akan mungkin di
wujudkan, karena Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan orang yang sudah meninggal
tidak akan di kembalikan lagi ke dunia.

Maka sudah sepantasnya bagi kita yang masih berada di negeri angan-angan untuk melaksanakan
angan-angan yang berupa keinginan untuk menambah dan memperbaiki amal, sebagai bekal
untuk bertemu dengan Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

Ibrahim bin Yazid al-Abdi rahimahullah mengatakan, “Saya di datangi Riyah al-Qaisi,
kemudian mengatakan, ‘Wahai Abu Ishaq, mari kita menengok para penghuni akhirat, dan
memperbaharui janji kita di dekat mereka!’ Kemudian kami berangkat. Lalu dia mendatangi
kuburan dan kami duduk di dekat sebagian dari kubur itu. Dia berkata, ‘Wahai Abu Ishaq, kira-
kira apa yang menjadi angan-angan mereka seandainya di katakan kepada mereka, berangan-
anganlah ?’

Aku menjawab, “Demi Allâh mereka akan berharap di kembalikan ke dunia kemudian
menikmati bahagianya taat kepada Allâh dan berusaha memperbaiki diri.”

Dia mengatakan, ‘Inilah kita (masih hidup), kemudian dia bangkit dan setelah itu dia semakin
semangat beribadah, kemudian tidak beberapa lama dia meninggal dunia.”[9]

Berkata Muhammad bin Umairah rahimahullah, “Seandainya seorang hamba


sujud kepada Allâh dari semenjak di lahirkan sampai tua sebagai bentuk
ketaatannya kepada Allâh, niscaya di hari kiamat dia akan mengganggap
amalan itu sangat sedikit, dia berangan-angan untuk di kembalikan ke dunia
dan bisa menambah pahala dan ganjarannya dari Allâh.”[10]

Semoga kita termasuk orang orang yang bisa memamfa’atkan waktu hidup di dunia ini untuk
melaksakan amal shaleh

Anda mungkin juga menyukai