Anda di halaman 1dari 12

Pertama-tama, khatib mengajak semua jamaah, hendaklah kita

senantiasa berusaha meningkatkan ketaqwaan kita kepada


Allah Subhanahu wa Ta’ala disetiap waktu yang masih Allah berikan
kepada kita semua. Karena taqwa merupakan bekal terbaik kita
mengahadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak ada seorang pun
diantara kita yang tahu, kapan dia dipanggil menghadap
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka, marilah kesempatan yang masih
diberikan ini kita manfaatkan sebaik mungkin untuk mempersiapkan
bekal terbaik demi meraih kebahagiaan abadi di akhirat.

Kaum muslimin, rahimakumullah

Setiap manusia di dunia ini memiliki angan-angan yang ingin


direalisasikan menjadi sebuah kenyataan. Kebanyakan angan-angan
itu tertuju pada meraih jabatan tinggi, harta berlimpah, istri cantik
jelita nan mempesona, rumah luas dengan fasilitas lengkap nan
mewah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya yang diimpikan
banyak orang.

Di sisi lain, ada si miskin yang ingin menjadi kaya raya; ada si sakit
yang ingin segera sembuh dari sakitnya dan bisa kembali menikmati
dunia; dan ada si kaya yang sangat benci kemiskinan tapi terus
merasa dirinya miskin, sehingga semangatnya untuk menambah
kekayaan tidak pernah rapuh.

Memang benar apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bahwa angan-angan manusia di dunia tidak akan pernah
habis sampai mereka masuk ke dalam kubur:

ِ ‫ب َأ ْن ي ُكو َن لَهُ و ِادي‬


‫ان َولَ ْن يَ ْمَأَل فَاهُ ِإاَّل‬َ َ ْ َ َّ ‫َأح‬ ٍ ‫آد َم َو ِاديًا ِم ْن ذَ َه‬
َ ‫ب‬ َ ‫َأن اِل بْ ِن‬
َّ ‫لَ ْو‬
‫اب‬
َ َ‫ب اهللُ َعلَى َم ْن ت‬
ُ ‫اب َو َي ُت ْو‬
ُ ‫الت َر‬
ُ
Seandainya seseorang memiliki satu lembah emas, niscaya dia ingin
memiliki dua lembah emas lagi, dan tidak ada yang bisa memenuhi
mulutnya kecuali debu (tidak ada yang bisa menghentikan
keinginannya kecuali kematian) dan Allah menerima taubat orang
yang bertaubat (HR. Bukhari)

Namun bagaimanapun angan-angan di dunia ini selama masih ada


kesempatan, maka masih bisa di usahakan dan masih ada
kemungkinan menjadi sebuah kenyataan. Yakni dengan melakukan
sebab-sebab yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Pada kesempatan ini, khatib tak hendak mengajak jamaah sekalian


untuk memiliki angan-angan dunia yang muluk-muluk, tapi khatib
hendak mengajak agar kita merenungi angan-angan sebagian orang
yang sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk merealisasikannya.
Angan-angan mereka sudah terputuskan dari sebab. Mereka adalah
orang yang sudah meninggal dunia.

Mungkin ada yang bertanya, apa yang menjadi angan-angan


mereka? Setelah melihat kenikmatan atau siksaan Allah Subhanahu
wa Ta’ala terpampang di mata mereka? Masihkah mereka
menginginkan kenikmatan dunia yang telah banyak menyita
perhatian manusia?

Kaum muslimin, rahimakumullah

Orang-orang yang sudah meninggal dunia itu bermacam-macam,


ada yang baik dan ada pula yang buruk; ada yang shalih dan ada
pula yang sebaliknya; ada yang ditangisi kematiannya oleh manusia
dan ada pula yang diharapkan kematiannya. Masing-masing orang
ini memiliki angan-angan yang berbeda. Angan-angan mereka ini
telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala, semisalnya :
Pertama; orang-orang shalih ingin segera di bawa ke kuburannya
setelah meninggalnya;

Disebutkan dalam shahih al-Bukhari dari hadits Abi Sa’id al-


Khudri radhiyallahu ‘anhu:

:‫ت‬ْ َ‫صالِ َحةً قَال‬ َ ‫ت‬ ْ َ‫ال َعلَى َأ ْعنَاقِ ِه ْم فَِإ ْن َكان‬ ُ ‫الر َج‬
ِّ ‫احتَ َملَ َها‬ ِ ‫ت ال‬
ْ َ‫ْجنَ َازةُ ف‬ ِ ‫إذَا و‬
ْ ‫ض َع‬ ُ
، ‫ يَا َو ْيلَ َها َأيْ َن يَ ْذ َهبُو َن بِ َها‬: ‫ت‬ْ َ‫صالِ َح ٍة قَال‬ َ ‫ت غَْي َر‬ ْ َ‫ َوِإ ْن َكان‬، ‫ِّمونِي‬ ِ ‫قَد‬
ُ ‫ِّموني قَد‬ ُ
‫ص ِع َق‬ ٍ
َ َ‫ص ْوَت َها ُك ُّل َش ْيء ِإاَّل اِإْل نْ َسا َن َولَ ْو َس ِم َع َها اِإْل نْ َسا ُن ل‬
َ ‫يَ ْس َم ُع‬
Apabila jenazah sesorang diletakkan lalu orang-orang
mengangkatnya di atas pundak-pundak mereka, maka jika orang itu
baik, dia berkata; segerakanlah aku, segerakanlah aku, sedangkan
jika tidak baik, ia berkata; celaka, hendak kemana mereka pergi?
Ungkapan ini di dengar suaranya oleh semuanya kecuali manusia,
seandainya dia juga mendengar tentu pingsan.

Kedua; Orang-orang berdoa agar kiamat dipercepat

Disebutkan dalam hadits yang panjang yang dikeluarkan imam


Ahmad dalam Musnadnya bahwa ketika seorang di dalam kubur bisa
menjawab pertanyaan dua malaikat kemudian datang kabar gembira
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa dia termasuk penghuni surga,
maka hamba tersebut memohon agar hari kiamat dipercepat
kedatangannya.

Ini adalah angan-angan orang shalih setelah melihat tempatnya di


surga, padahal hari kiamat adalah hari yang tersulit dan terberat bagi
manusia. Ini sangat berbeda dengan kaum munafik dan orang orang
kafir. Mereka memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar hari
kiamat tidak datang, padahal di dalam kubur mereka mendapatkan
siksa yang sangat pedih. Namun karena mereka tahu bahwa siksa di
neraka itu jauh lebih menyakitkan dan lebih pedih, sehingga mereka
lebih memilih tetap disiksa di dalam kuburnya.

Kaum muslimin, rahimakumullah

Ketiga; Angan-angan orang yang mati syahid

Shahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sabda beliau berbunyi;

‫ض ِم ْن َش ْي ٍء‬ِ ‫الد ْنيَا َولَهُ َما َعلَى اَأْل ْر‬ ُّ ‫ْجنَّةَ يُ ِح‬
ُّ ‫ب َأ ْن َي ْر ِج َع ِإلَى‬ َ ‫َأح ٌد يَ ْد ُخ ُل ال‬
َ ‫َما‬
‫ات لِ َما َي َرى ِم ْن‬
ٍ ‫الد ْنيا َفي ْقتَل َع ْشر م َّر‬ ِ
َ َ َ ُ َ ُّ ‫الش ِهي ُد َيتَ َمنَّى َأ ْن َي ْرج َع ِإلَى‬ َّ ‫ِإاَّل‬
‫الْ َك َر َام ِة‬

“Tidak ada seorangpun yang masuk surga kemudian ingin kembali ke


dunia kecuali orang yang mati syahid, dan dia tidak menginginkan
apapun di dunia kecuali mati syahid. Dia berangan-angan untuk
kembali ke dunia kemudian terbunuh sebanyak sepuluh kali, ini
disebabkan oleh kemuliaan (keutamaan mati syahid) yang dia
saksikan.” (HR. Bukhori)

Inilah sebagian dari angan-angan orang yang telah melihat


kemuliaannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala meski ingin kembali
ke dunia, namun angan-angan mereka tidak ada hubungannya
dengan dunia dan kenikmatannya sedikitpun. Mereka ingin kembali
untuk menambah amalan agar kemuliaan mereka bertambah di sisi
Allah Subhanahu wa Ta’ala

Kaum muslimin, rahimakumullah

Demikianlah beberapa angan-angan orang-oarng shalih yang sudah


meninggal dunia, lalu bagaimana angan-angan orang yang lalai
semasa hidup mereka di dunia? Diantara angan-angan mereka
adalah:

Pertama, yaitu mengeluarkan sedekah.

Seseorang yang akan meninggal dunia berangan-angan untuk hidup


kembali dan mengeluarkan sedekah dan menjadi orang shaleh,
sebagaimana diceritakan oleh Allah dalam Alquran:

ِ ِ ِ ِ
‫ب لَ ْواَل‬
ِّ ‫ول َر‬
َ ‫ت َفَي ُق‬ َ ‫َوَأنْف ُقوا م ْن َما َر َز ْقنَا ُك ْم م ْن َق ْب ِل َأ ْن يَْأت َي‬
ُ ‫َأح َد ُك ُم ال َْم ْو‬
‫ين‬ ِ ِ‫الصال‬
‫ح‬ َّ ‫ن‬ ِ ‫َأص َّد َق وَأ ُكن‬
‫م‬ َّ ‫ف‬
َ ٍ
‫يب‬ ‫ر‬ِ ‫ق‬
َ ‫ل‬ٍ ‫َأج‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫ِإ‬ ‫ي‬ِ‫َأخَّرتَن‬
َ َ ْ َ َ ٰ ْ
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara
kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang
yang shaleh?” (QS. al-Munafiqun: 10)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata “Setiap orang yang lalai (di masa


hidupnya) pasti akan menyesal di saat nyawanya akan dicabut. Ia
memohon agar umurnya di perpanjang walau hanya sesaat untuk
melaksanakan amal shaleh yang selama ini ia tinggalkan.”

Kedua, melaksanakan amal shaleh

Angan-angan terbesar orang yang sudah meninggal dunia adalah


bisa hidup kembali dan melaksanakan amal shaleh;

‫صالِ ًحا‬ ِ ِ ِّ ‫ال ر‬


َ ‫} لَ َعلِّي َأ ْع َم ُل‬99{ ‫ب ْارجعُون‬ َ َ َ‫ت ق‬
َ ‫َأح َد ُه ُم ال َْم ْو‬
َ ‫آء‬َ ‫َحتَّى ِإذَا َج‬
‫ت‬ُ ‫يما َت َر ْك‬ ِ
َ‫ف‬
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata:”Ya Rabbku
kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. al-Mukminun: 99-100)

Inilah keadaan yang dialami oleh orang-orang kuffar dan orang yang
lalai dari perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala sewaktu masih
hidup di dunia. Saat kematian menjemput barulah ia sadar dan
memohon kepada Allah untuk di tangguhkan kematiannya walaupun
hanya sesaat agar ada kesempatan untuk beramal.

Tapi tentu, angan-angan ini tetap hanya sebatas angan-angan yang


tidak akan mungkin diwujudkan, karena Allah telah menetapkan
orang yang sudah meninggal tidak akan di kembalikan lagi ke dunia.

Maka sudah sepantasnya bagi kita yang masih berada di negeri


angan-angan untuk melaksanakan angan-angan yang berupa
keinginan untuk menambah dan memperbaiki amal, sebagai bekal
untuk bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan waktu


hidup di dunia ini untuk melaksanakan amal shaleh.

‫اسَتغْ ِف ُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو‬ ِ


ْ َ‫الم ْسل ِم ْي َن ف‬ ِ ‫َأسَتغْ ِفر اهلل لِي ولَ ُكم ولِساِئ‬
ُ ‫ر‬ َ َ ْ َ َ ُ ْ ‫َأ ُق ْو ُل َما تَ ْس َمعُ ْو َن َو‬
‫الر ِح ْي ُم‬
َ ‫الغَ ُف ْو ُر‬
Khutbah Kedua:
Kaum Muslimin, rahimakumullah

Tanggungjawab terhadap pertumbuhan pemuda merupakan sebuah


tanggung jawab yang besar. Karena pemuda itu adalah amanah di
pundak orang tua dan semua orang akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap orang-orang yang berada di bawah
tanggungannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِ ‫ودها النَّاس وال‬


‫ْح َج َارةُ َعلَْي َها‬ ِ ِ َّ ُّ ‫ي‬
َ ُ َ ُ ُ‫ين َء َامنُوا قُوا َأن ُف َس ُك ْم َو َْأهلي ُك ْم نَ ًارا َوق‬
َ ‫اَأي َها الذ‬َ
ِ ٌ َ‫مآلِئ َكةٌ ِغال‬
‫آَأم َر ُه ْم َو َي ْف َعلُو َن َم ُايْؤ َم ُرو َن‬ ُ ‫ظ ش َدا ٌد الََّي ْع‬
َ ‫صو َن اهللَ َم‬ َ
“Wahai orang-orang yang beriman , peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; para penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

Kita sekarang berada pada zaman yang penuh dengan beragam


keburukan dan cobaan yang bertebaran, sehingga karena saking
banyaknya cobaan, seakan cobaan berikutnya membuat cobaan
sebelumnya terasa lebih ringan.

Mungkin ini merupakan bukti kebenaran sabda Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam :

‫ور‬ ِ ِ ‫وِإ َّن َُّأمتَ ُكم َه ِذ ِه ج ِعل َعافِي ُت َها فِى ََّأولِ َها وسي‬
ٌ ‫يب آخ َر َها بَالَءٌ َو ُُأم‬ ‫ص‬
ُ َُ َ َ َ ُ ْ َ
‫ول ال ُْمْؤ ِم ُن َه ِذ ِه‬
ُ ‫ضا َوتَ ِجىءُ ال ِْف ْتنَةُ َفَي ُق‬ ُ ‫ُت ْن ِك ُرو َن َها َوتَ ِجىءُ فِ ْتنَةٌ َف ُي َرقِّ ُق َب ْع‬
ً ‫ض َها َب ْع‬
‫ب َأ ْن‬َّ ‫َأح‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ف‬
َ . ِ ‫ول الْمْؤ ِمن ه ِذ ِه ه ِذ‬
‫ه‬ ُ ‫ق‬ُ ‫ي‬ ‫ف‬
َ ‫ة‬
ُ ‫ن‬
َ ‫ت‬
ْ ِ ‫ف وتَ ِجىء ال‬
‫ْف‬ ُ ِ ‫ ثُ َّم َت ْن َك‬.‫م ْهلِ َكتِى‬
‫ش‬
َ َْ َ َ ُ ُ َ ُ َ ُ
ِ ‫يزحزح ع ِن النَّا ِر وي ْد ُخل الْجنَّةَ َفلْتْأتِِه منِيَّته وهو يْؤ ِمن بِاللَّ ِه والْيوِم‬
‫اآلخ ِر‬ َْ َ ُ ُ َُ َ ُُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َُ
“Sesungguhnya umat kalian ini dijadikan keselamatannya di
permulaannya, sedangkan masa akhirnya akan tertimpa musibah
dan hal-hal yang kalian ingkari. Dan cobaan akan berdatangan
sehingga dari cobaan tersebut (menyebabkan) cobaan yang lain
terasa ringan. Saat cobaan terjadi, seorang mukmin akan
mengatakan, “Inilah masa kebinasaanku,” kemudian cobaan itu
berlalu. Lalu datang lagi cobaan (yang lain), seorang mukmin
mengatakan, “Ini masa kebinasaanku”. Maka barangsiapa yang suka
diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
hendaklah (saat) kematian mendatanginya dia dalam keadaan
beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir.

Pada zaman kita ini tupu daya orang-orang kafir semakin meningkat,
sampai tipu daya ini memasuki rumah-rumah kaum Muslimin.
Orang-orang kafir ini ingin mengikis agama kaum Muslimin,
menggoncang keimanan mereka, menghancurkan perilaku mereka,
menebarkan keburukan dan perbuatan hina di tengah kaum
Muslimin, mengeluarkan mereka dari penjagaan Islam. semoga
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mewujudkan keinginan busuk
mereka.

Kaum Muslimin, rahimakumullah

Pada zaman dahulu, orang-orang kafir tidak leluasa menyusupkan


racun (pemikiran-pemikiran) mereka ke pemikiran-pemikiran para
pemuda Muslim; mereka tidak mampu menampakkan kekufuran,
penyelewengan, perbuatan tak senonoh mereka. Tapi sekarang,
pemikiran mereka diterbangkan oleh angin, angin yang bisa
membinasakan, bahkan angin-angin berapi yang menghancurkan
agama dan prilaku terpuji, mencabut akar akhlak terpuji, kebaikan
serta sendi-sendi al-haq dan keyakinan.
Melalui channel-channel dan siaran langsung, orang-orang kafir itu
mampu mamasuki akal-akal dan pikiran pemuda Muslim; mereka
juga mampu menyelinap ke rumah-rumah kaum Muslimin guna
membawa keburukan dan racun-racun mereka, menebarkan
kekufuran, penyelewengan dan perbuatan tak senonoh mereka.
Mereka menyebarkan perilaku hina dan rendahan mereka melalui
pentas-pentas, pendidikan-pendidikan buruk dan keji. Semua ini
akan membuat jiwa para pemudi dan pemuda Muslim menjadi suka
bermesraan, kerusakan dan menenggak khamr. Bahkan itu sebagai
jebakan yang menjerat hati yang lalai dan lemah, sehingga
menyebabkan akidah mereka rusak, perilaku menyimpang dan
terjerembab dalam lumpur keburukan. Dan tidak ada keburukan
yang lebih besar dan lebih berbahaya dibandingkan dengan
keburukan yang menyerang kaum Muslim di rumah-rumah mereka,
serangan beracun yang membawa keburukan dan kerusakan.

Kaum Muslimin, rahimakumullah

Ironisnya, meski bahayanya sudah demikian terlihat dan terbukti,


masih ada saja anak-anak kaum Muslimin yang duduk berjam-jam
bahkan sepanjang hari di depan layar yang bisa menghancurkan
mereka. mereka mendengarkan dengan seksama ucapan-ucapan
orang yang tidak benar itu; mereka menyaksikan dengan mata
kepala mereka semua yang disajikan oleh orang-orang kafir. Anak-
anak ini menerima sepenuh hati semua yang diberikan oleh orang-
orang kafir ini. sehingga dengan perjalanan waktu pemikiran-
pemikiran kotor itu mulai menjalar ke seluruh tubuhnya, sendi-
sendinya semakin menghujam, mulai menyerang pemikiran yang
baik serta merealisasikan apa yang menjadi rencana dan keinginan
orang-orang kafir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
}9{ ‫} َودُّوا لَ ْو تُ ْد ِه ُن َفيُ ْد ِهنُو َن‬8{ ‫ين‬ِ ِ
َ ‫فَالَ تُط ِع ال ُْم َك ِّذب‬
Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-
ayat Allah). Mereka ingin supaya kamu bersikap lunak lalu mereka
bersikap lunak (pula kepadamu). (QS. Al-Qalam: 8-9)

ِ ‫اب لَو يردُّونَ ُكم ِّمن بع ِد ِإيمانِ ُكم ُك َّفارا حس ًدا ِّمن ِع‬ ِ ِ ِ َّ
‫ند‬ ْ َ َ ً ْ َ َْ ُ َ ْ َ‫َود َكث ٌير ِّم ْن َْأه ِل الْكت‬
ِ ِ
َ ‫َأن ُفس ِهم ِّمن َب ْعد َما َتَبيَّ َن لَ ُه ُم ال‬
‫ْح ُّق‬

“Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat


mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman,
karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata
bagi mereka kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 109)

Demikianlah pemberitahuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada


kaum Muslimin. Kenapa kita kurang memperhatikannya bahkan –wal
iyadzu billah- sebagian dari kaum Muslimin lebih mempercayai
perkataan orang-orang kafir daripada firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala . Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufiq-Nya
kepada kita dan seluruh kaum Muslimin agar segera menyadari
bahaya yang mengancam keselamatan kita ini.

Kaum Muslimin, rahimakumullah

Orang yang mau memperhatikan dampak buruk yang menimpa para


pemirsa tayangan-tayangan yang disajikan orang-orang kafir itu, dia
akan dapati dampak buruk itu begitu banyak, tak terhitung, baik
keburukan pada akidah, keburukan pada sosial kemasyarakatan,
prilaku, pemikiran dan kejiwaan.

Diantaranya yaitu kerusakan pada akidah (misalnya) menipisnya


keyakinan; munculnya keraguan sehingga mengakibatkan seorang
Muslim hidup dalam kebimbangan; juga melemahkan akidah al-wala
wal bara’ (rasa suka dan benci karena Allah) sehingga menyebabkan
seseorang hidup jauh dari rasa cinta kepada Allah, jauh dari rasa
cinta kepada agamanya dan cinta kepada sesama muslim serta
beralih mencintai kepada dan menyukai para pelaku keburukan,
simbol-simbol kerusakan dan penyerunya. Ditambah lagi adanya
seruan secara terang-terangan untuk mengikuti orang-orang kafir
dalam hal akidah, kebiasaan, ritual dan perayaan-perayaan mereka.

Sedangkan kerusakan dalam sosial kemasyarakatan dan


penyimpangan prilaku yang disebarkan oleh channel-chennel itu
adalah adanya ajakan untuk melakukan perbuatan kriminal dengan
menayangkan tayangan kekerasan, pembunuhan, penculikan,
perampasan; adanya seruan yang mengajak kepada fanatisme untuk
melakukan tindak aniaya dan kriminal; adanya pembelajaran
pencurian, penipuan dan perbuatan dosa; seruan untuk melakukan
ikhtilath (campur baur antara laki dan perempuan), meninggalkan
hijab, telanjang, perempuan yang menyerupai lelaki atau sebaliknya,
dan lain sebagainya

Cukuplah menjadi sebuah keburukan akibat dari tayangan-tayangan


itu yaitu engkau melalaikan kewajiban-kewajiban dan berbagai
perbuatan taat, terutama shalat lima waktu yang merupakan salah
satu rukun Islam. Dan masih banyak lagi dampak buruknya yang
tidak mungkin dihitung. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِ ِ ِ
َ ‫} فَ َم ِّه ِل الْ َكاف ِر‬16{ ‫} َوَأكي ُد َك ْي ًدا‬15{ ‫ِإَّن ُه ْم يَكي ُدو َن َك ْي ًدا‬
‫ين َْأم ِهل ُْه ْم ُر َويْ ًدا‬
}17{

“Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat


dengan sebenar-benarnya. Dan akupun membuat rencana (pula)
dengan sebenar-benarnya. Karena itu beri tangguhlah orang-orang
kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar (QS. At-
Thariq: 15-17)

Inilah sebagian kegiatan yang dilakukan dan tujuan yang ingin


dicapai oleh orang-orang kafir. Lalu apa kewajiban kita?

Layakkah bagi seorang muslim untuk mendengarkan makar,


keburukan dan kedustaan mereka ?

Layakkah bagi seorang muslim untuk membiarkan dirinya dan


keluarganya duduk menyaksikan apa yang mereka sebarkan?

Layakkah bagi seorang muslim memilih untuk diri dan keluarganya


suatu kehinaan, perbuatan tercela ?

Sesungguhnya Allah telah memperingatkan kepada hamba-hamba-


Nya untuk tidak condong kepada orang-orang kafir, dan telah
menjelaskan besarnya keburukan mereka, juga menjelaskan jalan
keselamatan, yaitu berpegang kepada agama Allah, mengikuti
Sunnah Rasul-Nya, dan bersabar di atasnya, sampai menghadap
kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai