Anda di halaman 1dari 5

Physiotherapy Jantung

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE

A. PENDAHULUAN
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif secara umum didefinisikan
sebagai ketidakmampuan dari jantung untuk memompa darah kesuluruh tubuh sesuai
dengan kebutuhan. Pasien dengan Heart Failure mempunyai catatan yang sama bahwa
pasien mengalami Fatigue dan activity intolerance. Sebelum tahun 1980 an, pasien yang
mengalami Heart Failure dianjurkan beristirahat dan menghindari latihan atau aktivitas
fisik, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi demand sirkulasi darah dan
meningkatkan diuresis. Akan tetapi dengan tidak beraktivitas dapat menyebabkan
manifestasi sekunder dari Heart Failure diantaranya: berkurangnya kekuatan otot,
menurunkan toleransi latihan dan menyebabkan pulmonary embolism.
Konsep Latihan Exercise pada pasien Heart Failure dikembangkan pada tahun 1980.
Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi keamanan dan manfaat dari program latihan
dari pasien yang mengalami Heart Failure. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa
program latihan aman dan mempunyai efek yang bermanfaat bagi pasien Heart Failure.
Banyak dari pasien Heart Failure yang melakukan latihan secara teratur dapat
meningkatkan status fungsional dan kualitas kehidupan mereka, sebagai tambahan
bahwa latihan dapat mengurangi resiko komplikasi dan mortalitas pada pasien Heart
Failure. Pada orang dewasa sehat yang tidak melakukan latihan secara teratur maka
akan kehilangan 1% konsumsi oksigen setiap tahunnya, dan orang yang melakukan
latihan secara teratur dapat mengurangi 50% resiko terjadinya Heart Attack.
B. Klasifikasi Heart Failure
Menurut Klasifikasi New York Heart Association secara fungsional Heart Failure dibagi
menjadi 4 Kelas (I-IV), yaitu:
Kelas Keterbatasan Aktivitas METs Konsumsi O2
I Tak terbatas, tanpa gejala 7 atau lebih 24 cc/kg/menit
dengan aktivitas biasa atau lebih
II Timbul gejala dengan 5-6 17-21 cc/kg/menit
aktivitas biasa, hilang saat
istirahat
III Tanpa gejala saat istirahat, 3-4 10-14 cc/kg/menit
timbul gejala dengan aktifitas
yang kurang dari normal.
IV Tidak nyaman dengan 1-2 3,5-7 cc/kg/menit
aktifitas apapun, bisa timbul
gejala saat istirahat.
Cat: MET (Metabolic Equivalent) 1 MET= aktivitas duduk dengan kaki dan tangan
menyanggah badan

C. PHYSIOTHERAPY / REHABILITASI JANTUNG


Rehabilitasi jantung yang berhasil dapat mengembalikan pasien dengan gangguan
jantung pada fungsi fisiologis, psikososial, dan pekerjaan yang optimal dengan
melibatkan pasien tersebut, sesegera pertolongan medis setelah terjadi serangan
jantung, pada program latihan dan pendidikan multidisiplin. Tujuan Medis dari rehabilitasi
jantung adalah untuk membiasakan kembali pasien jantung sehingga dapat mentoleransi
aktivitas sehari-harinya, dan untuk mendidik pasien tersebut sehingga dapat membuat
pilihan gaya hidup yang memodifikasi faktor resiko penyakit jantung dan mengurangi
resiko kekambuhan penyakit. Tujuan lain adalah untuk memberikan pasien tersebut
kepercayaan diri, stamina dan pengetahuan yang memadai untuk mencari pekerjaan,
rekreasi, dan aktivitas seksual dengan aman.
Tipikalnya, para dokter dilibatkan dalam memberikan resep latihan, obat-obatan, dan
modifikasi diet, namun peran para profesional tenaga kesehatan lainnya dan masalah
yang dituju juga penting. Anggota Tim akan melibatkan dokter ahli jantung, Fisioterapi,
Perawat, ahli psikologi, ahli gizi, ahli Farmasi.
Sebelum Suatu program rehabilitasi jantung dimulai dilakukan screening untuk
menentukan pasien jantung yang bisa mengikuti latihan pada rehabilitasi jantung,
serta stress testinguntuk menilai Heart rate dan rhythm dan untuk menentukan beban
maksimal yang bisa diterima pasien sampai menimbulkan gejala atau gangguan
misalnya dyspnea atau anginasekaligus menilai physical fitness. Setelah
dilakukan screening dan stress test dan pasien dinyatakan bisa mengikuti fisioterapi atau
pun rehabilitasi jantung maka ditentukan Zona Latihan dengan menentukan Heart Rate
Reserve (HRR) menggunakan formula Karvonen.
Menentukan Heart Rate Maximal : 220 – usia
Menentukan HRR = HR max – HR rest
Contoh:
Seorang pasien dengan usia 50 tahun, dengan Heart Rate Resting (HR rest) = 60
dpm (denyut per menit).
HR max = 220 – 50 = 170
HRR = 170 – 60 = 110
Menentukan Zona Latihan (40%-60% HRR)
0.4 x 110 + 60 = 104
0.6 x 110 + 60 = 126
Zona Latihannya adalah 104 – 126.
Fisioterapi /Rehabilitasi jantung standar memiliki tiga fase. Tiap fase memilki komponen
aktivitas dan edukasi serta tujuan masing-masing, namun berbeda dalam hal lokasi dan
durasi fase, jumlah pengamatan, dan intensitas aktivitas.

1. Rehabilitasi Jantung: Fase 1


Rehabilitasi Jantung fase 1 merupakan fase akut rawat inap merupakan titik awal dan
pembuka dari seluruh fase lainnya. Peresepan dan permulaan aktivitas, perubahan diet
dan edukasi, teknik pengelolaan stress, dan perencanaan untuk kebutuhan pekerjaan,
keluarga, dan kebutuhan seksual dimulai dari tingkat ini. Fase 1 ini bertujuan
menginisiasii self-care activities dan progress dari duduk ke berdiri untuk
meminimalkan deconditioning effect akibat immobilisasi (1 – 3 hari setelah serangan),
mempersiapkan pasien dan keluarga pasien untuk melanjutkan rehabilitasi dan aktivitas
khidupan dirumah setelah cardiac event.

Step MET Lokasi Aktivitas


1. 1,5 Kamar pasien Pompa pergelangan kaki, napas
dalam, PROMEX seluruh ekstremitas,
makan sendiri
2. 1,5 Kamar pasien sda, ditambah berpindah ke sisi
tempat tidur dan kursi, berjalan pelan.
3. 1,5 Kamar pasien AROMEX, stretching, berdiri dikursi,
mandi, berjalan yang dipacu pelan-
pelan.
4. 1,5 - 2 Ruang Perawat Berjalan yang diawasi sejuah 75 kaki,
aktivitas berpakaian.
5. 1,5 - 3 Ruang Senam Naik tangga 2 hingga 3 tangga, ADL
dalam BAK, berjalan 100 hingga 300
kaki, static bycycle tanpa tahanan
selama 3 menit, warm up.
6 1,5 - 3 Ruang senam Berjalan 500 kaki, 2 set lankah atau 8
tangga, 5 menit static bycycle,ajarkan
untuk menghitung frekuensi denyut
nadi.

2. Rehabilitasi Jantung: Fase 2


Pada saat pasien dikeluarkan dari Rumah Sakit program rehabilitasi jantung
komprehensif beralih ke tingkat yang lebih tinggi. Tujuan Fase 2 adalah untuk membekali
pasien tersebut dengan informasi dan pengalaman yang akan membuatnya mencari
suatu program pengkondisian jantung dan kesejahteraan yang mandiri setelah melewati
program yang terstruktur. Fase ini biasanya dalam 2 minggu setelah keluar dari Rumah
Sakit, dan sesi berlangsung 1 jam perhari, 3 kali dalam seminggu selama 8 hingga 12
minggu. Fase 2 biasanya berlangsung di Rumah Sakit atau klinik. Memerlukan
pengawasan dokter yang ketat, fase ini menempatkan penekanan pada latihan dan
pemulihan fisik, sering pasien tersebut dipantau dengan telemetri selama latihan.
3. Rehabilitasi Jantung : Fase 3

Rehabilitasi jantung Fase 3 adalah merupakan program latihan yang dipantau oleh
supervisor yang dilakukan di Rumah Sakit ataupun dalam suatu komunitas, Heart
rate dan rhythm tidak lagi dipantau dengan telemetry tetapi pasien diingatkan untuk
mengontrol denyut nadinya, supervisor dapat mengontrol tekanan darahnya. Tujuan dari
Fase 3 ini adalah untuk melanjutkan, meningkatkan dan menjaga fitness levels yang
telah dicapai selama dalam program Fase 2 diantaranya:
1. Aktivitas rekreasi, merupakan salah satu cara untuk menjaga fitness levels yang telah
dicapai pada program fase.
2. Aktivitas pada 8 METs (Metabolic Equivalent):
§ Jogging kira-kira 5 mil per jam,
§ Bersepeda kira-kira 12 mil perjam.
Rehabilitasi jantung tahap 3 juga harus dipertimbangkan dengan suatu perubahan gaya
hidup yang permanen, dan harus berlangsung terus dalam kehidupan orang tersebut
untuk meminimalkan morbiditas dan mortalitas penyakit jantung.
Rekomendasi umum untuk latihan Fisioterapi/ Rehabilitasi jantung:
Fase Durasi Intensitas Frekuensi
Fase 1 5-10 mnt berjalan, Naik 1 HR(rest) + 5-20 / 3-4 kali sehari
tangga, mandi, berpakaian. mnt. SBP +10-40
mmHg
Fase 2 10-45 mnt 40-70% HRR 3-5 hari/ mg
Aerobik 1 set, 8-10 latihan 11-13 RPE 2 hari/ mg
Resistance 10-15 Repetisi 40-70% HRR
11-13 RPE
Fase 3 30-45 mnt 40-80% HRR Plg Krg 3 hr/mg,
Aerobik 2-3 sets, 8-10 lat. 11-14 RPE @hr klu bisa.
Resistance 5-15 Rep. 40-80% HRR 2-3 hr/mg
11-14 RPE
Cat: Resistance hanya dilakukan pd pasien resiko rendah, stabil dan direkomendasikan
dokter Cardiologist,
SBP= Systolic Blood Pressure, HRR= Heart Rate Reserve, RPE Rating of Perceived
Exertion

DAFTAR PUSTAKA :
1. Pina. L. Ileana,et.al.2003. Exercise and Heart Failure: A statement From the American
Heart Association Committee on Exercise, Rehabilitation, and Prevention. Journal of
American Heart Association.
2. Perk Joep,et.al.2007. Cardiovascular Prevention and Rehabilitation. Springer-Verlag
London Limited.
3. Kisner Carolyn, et.al.2007. Theraupetic Exercise Foundations and Technigues. F.A Davis
Company. Philadelphia.
4. Mackinnon T. Lauriel,et.al.2003. Exercise Management Consept and Profesional Practise.
Human Kinetics. Australia.
5. Garrison.J.Susan, 1995. Handbook of Physical Medicine and Rehabilitation Basics. F.A.
Davis Company. Philadelphia.
6. http://www.en.wikipedia.com. Heart Failure diakses tanggal 23 Juni 2010.

Anda mungkin juga menyukai