Dosen Pengampu :
Ayu Febriyatna S.ST.,M.Gizi
Galih Purnasari S.Gz.,M.Si
Disusun oleh :
Golongan D
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui Sistem Pencataan dan Pelaporan di RSUD Koenadi
b. Untuk mengetahui Tujan Sistem Pencataan dan Pelaporan RSUD Koenadi
c. Untuk mengetahui Jenis Pencataan Terpadu RSUD Koenadi
d. Untuk mengetahui Jenis Pelaporan Terpadu RSUD Koenadi
e. Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Pengisian Sistem Pencataan dan
Pelaporan RSUD Koenadi
f. Untuk menjamin ketepatan dan keamanan pelayanan gizi
g. Untuk Mengawasi setiap tahapan proses
h. Untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu
1.3 Manfaat
a. Mengetahui Sistem Pencataan dan Pelaporan di RSUD Koenadi
b. Mengetahui Tujan Sistem Pencataan dan Pelaporan RSDU Koenadi
c. Mengetahui Jenis Pencataan Terpadu RSUD Koenadi
d. Mengetahui Jenis Pelaporan Terpadu RSUD Koenadi
e. Mengetahui Bagaimana Prosedur Pengisian Sistem Pencataan dan Pelaporan
RSUD Koenadi
f. Mengetahui pengukuran indikator pelayanan mutu di instalasi gizi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
C. Apakah porsi yang disajikan sesuai dengan standar porsi yang ditetapkan?
Ya sesuai. Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan
dalam jumlah bersih setiap hidangan.Dalam penyelenggaraan makanan orang banyak,
diperlukan adanya standar porsi untuk setiap hidangan, sehingga macam dan jumlah
hidangan menjadi jelas.Porsi yang standar harus ditentukan untuk semua jenis
makanan dan penggunaan peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi
harus distandarkan. Mengenai standar porsi yang digunakan oleh RSUD Koesnadi
Bondowoso telah memiliki standar sendiri contohnya untuk porsi nasi 100 gr
menggunakan mangkuk kecil yang terbuat dari plastik, untuk porsi sayuran rata-rata,
lauk pauk telah dipotong sesuai standar porsi yang diinginkan dan untuk kue dan
buah telah memiliki berat-berat bahan tertentu sesuai kebutuhan. Sehingga semua
menu yang dibuat telah sesuai dengan standar porsi yang telah dirancang sebelumnya,
namun untuk sayur sendiri tidak memperhitungkan jumlahnya untuk porsi setiap
pasien jadi di sama ratakan.untuk keseluruhannya telah sesuai dengan standar porsi
D. Apakah penampilan makanan yang disajikan secara keseluruhan baik?
(kebersihan, menarik, penataan makanan sesuai alat)
Ya baik. Penampilan makanan adalah salah satu indikator penilaian seseorang
terhadap makanan yang disajikan dan faktor yang mempengaruhi nafsu makan. Nafsu
makan pasien yang baik dapat meminimalisir sisa makanan pasien di rumah sakit dan
meningkatkan asupan gizi pasien. Berdasarkan observasi yang dilakukan di RSUD
Koesnadi Bondowoso memiliki penampilan makanan yang disajikan secara
keseluruhan baik dilihat dari kebersihan untuk semua peralatan makanan dan troli
bersih, menu yang dihidangkabn telah menarik sehingga dpat menggugah selera
untuk memakannya sedangkan untuk penataannya makanan sudah sesuai dimana
menu telah tertata dengan baik dan rapi
Penilaian 4 aspek diatas maka selanjutnya dilakukan perhitungan formula dengan
jumlah ya dibagi 4 lalu dikalikan 100% sehingga dapat direkaphasilnya dan
mendapatkan skor minimum yang tercapai. Untuk indikator ketepatan penyajian
makan yang telah dihitung hasilnya 100% sehingga telah sesuai dengan skor
minimum. Untuk indikator ini skornya tercapai maka dilakukan frekuensi audit pada
12 kali dalam setahun.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem pencatatan dan pelaporan serta indikator mutu yang diterapkan di rumah
sakit H.Koesnadi Bondowoso sudah sesuai dengan pedoman pelayanan gizi yang
berlaku, dimana pencatatan dan pelaporan mulai dari pelayanan gizi rumah sakit,
penyelenggaraan makan, perlengkapan dan peralatan instalasi gizi, pelayanan gizi di
ruang rawat inap, penyuluhan dan konsultasi gizi telah memiliki formulir masing-
masing untuk pencatatan dan pelaporan, tetapi untuk anggaran belanja bahan
makanan formulir dirahasiakan oleh pihak rumah sakit sehingga mahasiswa tidak
mengetahui secara rinci terkait formulir anggaran dana. Indikator mutu pelayanan gizi
mengenai ketepatan diet yang disajikan, ketepatan penyajian makan dan sisa makanan
sudah memenuhi indikator mutu pelayanan gizi, dimana skor minimum yang
didapatkan telah tercapai yaitu sekitar 100%, namun untuk sisa makanan dalam
penilaian indikator mutu kurang begitu tepat karena kesalahan mahasiswa hanya
melihat sisa makanan dalam keseluruhan menu, bukan dalam tiap item menu.
5.2 Saran
Saran untuk rumah sakit sebaiknya troly dan pegawai distribusi makanan
ditambah karena ruang rawat inap cukup banyak sehingga mengalami kesulitan
dalam pendistribusian, sedangkan untuk mahasiswa sebaiknya dalam melakukan
obsevasi menambah jumlah orang yang ikut dalam obsevasi sehingga tidak ada
informasi yang terlewat untuk ditanyakan dikarenakan waktu yang kurang dan terlalu
banyaknya yang diamati oleh tiap orang.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Standarisasi Alat Makan dan Minum tentang SNI
7275:2008. Jakarta Pusat dalam website http://sisni.bsn.go.id. Diakses tanggal
20 Desember.
Departemen Kesehatan RI. Sekertariat Jenderal. Pusat Sarana, Prasarana dan
Peralatan Kesehatan. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit Kelas C. Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI .2006. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Handayani, Rejeki. 2011. “Analisis Struktur Kalimat pada Karangan Narasi Siswa
Kelas VII F SMP Negeri 2 Kartasura, Sukoharjo”. Skripsi. Surakarta: FKIP,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hartwell,H.J.;Edwarts,J.S.A;Symonds.2006. Food service in Hospital : Development
of a Theoritical Model Foe Patient Experience and Satisfaction usin in Hospital
intake UK National Health Service as Case Study. Jurnal of Food Service 2006,
17:226-238.
Herlambang, Susatyo. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman PenyusunanStandar pelayanan Minimum di
Rumah Sakit. Jakarta: Dirjen BUK Kemenkes RI; 2012.
Kusumayanti, Hamam H, dan Susetyowati. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Malnutrisi Pasien Dewasa di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal
Gizi Klinik Indonesia. 2004;1(1): 9-17.
Moehyi, S. 1992. Penyelenggaran Makanan Institusi Dan Jasa Boga. Jakarta :
Bhatara.
Sabarguna, Boy. 2003. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta:
Konsorsium RSI Jateng.
Sabarguna, Boy. 2009. Informatika Biomedis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Sahin,B.;Demir,C.;Celik,Y.;Teke,K.2006. Faktors Affecting Satisfaction Level with
The Food Services in Military Hospital.J.Med Syst, 30: 381-387.
Semedi, P;Martha I Kartasurya; Hagnyonowati. 2013. Hubungan Kepuasan
Pelayanan Makanan Rumah Sakit dengan Asupan Makan dan Perubahan Status
Gizi Pasien (Studi di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak), Jurnal Gizi
Indonesia Vol. 2 No. 1. Desember 2013: 32-41.
Sutisna, Endang. 2011. Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktek di Puskesmas.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Supriyanto dan Wulandari., 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan.
Surabaya : Health Advocacy
Suryawati, C, dkk. (2006). Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan Vol.09 No.04 Hal.177-184.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Sistem Informasi Rumah
Sakit. Jakarta : Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia
Rajab, Wahyudi. 2008. Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC
Uripi, V. 2007. Manajemen Produksi Makanan. Diktat yang tidak dipublikasikan
Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi, Direktorat
Program Diploma. Institut Pertanian Bogor
Zakiyah L. Plate Waste Among Hospital Inpatients. Malaysian Journal Of Public
Health Medicine 2005; 5(2): 19-24
LAMPIRAN