BAB I
PENDAHULUAN
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, revesible dimana trakea dan
episodik berulang wheezing, sesak, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada
waktu malam atau dini hari. Serangan asma mengakibatkan klien tidak dapat
serta menurunkan kualitas hidup. Asma adalah salah satu diantara beberapa penyakit
yang tidak bisa disembuhkan secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak
menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya.
Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di indonesia, hal ini
tergambar dari data studi survei kesehatan kesehatan rumah tangga ( SKRT ) di
berbagai propinsi di indonesia. Peneliti yang paling popular adalah Gregor Johan
Mandel. Pada tahun 2009 mandel mulai mengadakan penelitian, diperkirakan ada
300juta kasus penyakit asma terjadi di dunia. Menurut data WHO tahun 2011, kematian
akibat asma di indonesia mencapai 14. 624 jiwa. Angka ini berarti asma menyebabkan
dari data yang ada dan di indonesia prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari 4,2%
menjadi 5,4%. Prevalensi asma terhadap anak di indonesia lumayan tinggi, terutama di
kota-kota besar mencapai nyaris 17% sekitar 255 ribu penderita wafat dikarenakan
asma.
dokter
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Institusi
referensi yang terkait dalam asuhan keperawatan dengan asma, dan sumber lain.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Nares anterior adalah saluran saluran didalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan
nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar –
kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir
yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput
lendir semua pernafasan dilapisi epitelium silinder dan sel epitel berambut yang
mengandung sel cangkir atau sel lendir. Faring (tekak)adalah pipa berotot yang
Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk
sentimeter panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra
torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronkus. Trakea tersusun atas
enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang
diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lngkaran di sebelah belakang
trakea. Paru – paru ada dua, merupakan aat pernafasan utama. Paru-paru mengisi
rongga dada. Terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung
beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam
mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks di atas dan
Lobus paru-paru (belahan paru-paru) dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh
fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap
lobus tersusun atas lobula. Pleura, setiap paru-paru dilapisi mebran serosa rangkap dua,
yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura dan
dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat
kembali di sebelah tampuk paru-paru dan membentuk pleura parietaslis dan melapisi
Fungsi paru –paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernapasan
melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan
mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkilal ke
alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam darah diadalam kapiler
pulmonari. Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler yang
memisahkan oksigen dengan dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dpungut
oleh hemoglobin sel darah. Oksigen menembus membran ini dipungut oleh
hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dakam arteri
kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100
mmHg. Dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95% persen jenuh oksigen. Di dalam
membran alveoler- kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa
eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam Alveoli
3. Distribusi arus udara dan arus darah sede,ikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 Lebih
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat co2 dan O2 pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang
di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampaui sedikit O2 jumlah CO2 itu
tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam otak untuk memperbesar
kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan
Asma merupakan penyakit saluran napas yang ditandai oleh peningkatan daya
udara pernapasan yang dapat sembuh spontan atau sembuh dengan terapi dan secara
klinis ditandai oleh serangan mendadak dispnea, batuk, serta mengi. Penyakit ini
bersifat episodik dengan eksarsebasi akut yang diselilingi oleh periode tanpa gejala.
( Harrison )
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
Suzanne, 2011 ).
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
bronkospasme ( kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas ). ( polaski, 1996 ).
2.4 Etiologi
A. Faktor predisposisi :
a. Genetik
Diturunkannya bekat alergi dari keluarga dekat, meski belum diketahui bagaimana
Penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar dengan faktor pencetus.
B. Faktor pencetus :
b. Alergen
Adalah suatu bahan penyebab alergi dimana ini dibagi menjadi tiga yaitu :
Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi asma, perubahan cuaca
menjadi pemicu serangan asma. Kadang serangan berhubungan asma seperti : musim
hujan, musim bunga , musim kemarau. Hal ini berhubungan dengan angin, serbuk
d. Lingkungan kerja
Mempunyai hubunngan langsung dengan sebab terjadinya asma, hal ini berkaitan
dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu, polisi lalu
e. Olahraga
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan asma bila sedang bekerja dengan
berat/ aktivitas berat. Serangan asma karena aktivitas biasanya segera setelah aktivitas
f. Setress
Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma. Selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma harus segera
diobati penderita asma yang mengalami stress harus diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalahnya.
2.5 Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkeolus yang menyebabkan
cara sebagai berikut ; sesorang yang alergi didiuga mempunyai kecenderungan untuk
membentuk sejumlah antibody lg.E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini
terutama melekat pada sel mast yang melekat pada interstisial paru yang berhubungan
dengan erat dengan bronkeolus dan bronkus kecil. Bila seseorang menghirup alergen
maka antibodi lg.E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang
sudah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai
macam zat, diantaranya, histatik eosinofilik, dan bradikinin. Efek gabungan dari semua
faktor kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkeolus dan spasme
otot polos bronkeolus sehingga menyebabkan tahanan saluran nafas menjadi sangat
meningkat.
Respirasi terdengar kasar dan suara mengi pada kedua fase respirasi semakin menonjol,
serta hipertensi sistolik yang ringan. Paru dengan cepat mengalami overinflasi dan
lama, suara pernapasan adventisial mungkin menghilang dan suara mengi memiliki
nada yang sangat tinggi. Selanjutnya otot aksesorius terlihat sangat aktif dan kerap kali
timbul denyut nadi parodoksial. Kedua tanda ini ternyata sangat berguna untuk
menunjukan intensitas obstruksi. Dengan adanya salah satu dari kedua tanda diatas,
fungsi paru cenderung mengalami gangguan yang lebih bermakna jika dibandingkan
Pada penderita saat mengalami serangan biasanya ditemukan gejala klinis yaitu :
b. Gelisah
c. Duduk dengan menyengga kedepan, serta tampak otot-otot bantu bekerja keras.
d. Sesak nafas
e. Adanya wheezing
f. Batuk
i. Sinosis
j. Gangguan kesadaran
k. Takhikardi
l. Hiperinflasi dada
a. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
b. Spiral curshman, yakni cast cell ( sel cetakan ) dari cabang bronkus.
2. Pemeriksaan darah
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat terjadi hipoksemia,
adanya infeksi.
b. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi paru yakni radiolusen yang
bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Pada
Dilakukan untuk mencari faktor alegren yang dapat bereaksi positif pada asma.
3. Elekrokardiografi
c. Tanda hipoksemia yaitu sinus takikardi SVES, VES atau terjadi depresi segmen
ST negatif.
4. Scaning paru
Melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak
5. Spirometri
Menunjukan adanya obstruksi jalan nafas revisebel, cara tepat diagnosis asma adalah
Peningkatan FEV1 atau FCV sebanyak lebih dari 20% menunjukan diagnosis asma.
efek pengobatan banyak penderita tanpa keluhan pada pemeriksaan ini menunjukan
adanya obstruksi.
2.8 Penatalaksanaan
Bentuk terapi yang paling mujarab untuk mengatasi serangan akut asma adalah
pemberian preparat aerosol beta-agonis. Obat ini akan memberikan kesembuhan yang
tiga hingga empat kali lebih besar daripada pemberian aminofilin intravena. Dalam
situasi emergensi obat beta agonis dapat diberikan setiap 20 menit sekali dengan
pengobatnnya.
1) Pengobatan farmakologi
Obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan, dan
semprotan (metered dose inhaler) ada yang bebentuk hirup (ventolin diskhaler dan
ventolin) yang oleh alat khusus diubahmenjadi aerosol (partikel sangat halus) untuk
selanjutnya hirup.
2. Santin/Teofilin (aminofilin)
perlahan. Karena sering merangsang lambung bentuk sirup atau tablet sebaiknya
diminum setelah makan, ada juga yang berbentuk supositoria untuk penderita yang
tidak memungkinkan untuk minum obat misalnya dalam kondisi muntah atau
lambungnya kering.
b. Kromalin
Bukan bronkodilator tetapi obat pencegah serangan asma pada penderita anak.
Kromalin biasanya diberikan bersama obat anti asma efeknya baru terlihat setelah satu
bulan.
c. Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma dan diberikan dalam dosis dua kali 1
a) Memberikan penyuluhan.
c) Pemberian cairan.
2.9 Komplikasi
a. Status asmatikus : suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisemia
f. Deformitas thoraks
g. Gagal nafas
A. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Identitas klien
pada penyakit Status asmatikus. Serangan asma pada usia dini memberikan implikasi
bahwa sangat mungkin dapat status atopi. Sedangkan serangan pada usia dewasa di
tempat klien berada, dapat mengetahui kemungkinan fakotr pencetus serangan asma.
Status perkawinan, gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan
merupakan faktor pencetus serangan asma, pekerjaan, serta bangsa perlu juga digaji
untuk mengetahui adanya pemaparan bahan elergen. Hal ini yang perlu dikaji tentang
sesak nafas yang hebat dan mendadak kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain yaitu
serangan.
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti infeksi saluran nafas
riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala asma. (Tjen Daniel,
1991).
Pada klien dengan serangan status asmatikus perlu dikaji tentang riwayat penyakit
asma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarga karena hipersensifitas pada
penyakit asma ini lebih ditentukan oleh faktor genetik oleh lingkungan, (Hood
Alsagaf,1993).
5. Riwayat psikososial
Gangguan emosional sering dipandang sebagai salah satu pencetus bagi serangan
asma baik gangguan itu berasal dari rumah tangga, lingkungan sekitar samapai
lingkungan kerja. Seorang yang punya beban hidup yang berat berpotensi terjadi
b. Pemeriksaan fisik
1) B1-Breath
a) Peningkatan frekuensi pernfasan., susah bernafas, perpendekan priode inspirasi,
b) Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
Masalah keperawatan :
a) Ketidak efektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi kental
sekresi, peningkatan kerja pernafasan dan proses penyakit, (Susan Martin Tucker,
1993).
2) B2-Blood
a) Takikardia.
b) Tensi meningkat
e) Diafresis.
f) Dehidrasi.
hipoksemia.
3) B3-Brain
a) Gelisah.
b) Cemas.
c) Penurunan kesadaran.
4) B4-Bowel
Pada klien yang mengalami dispnea penggunaan otot bantu nafas maksimal kontraksi
Masalah keperawatan :
Pemenuhan nutrisi kurang darai kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan laju
5) B5-Blodder
Pada klien dengan hiperventilasi akan kehilangan cairan melalui penguapan dan tubuh
6) B6-Bone
Pada klien yang mengalami hipoksia penggunaan otot bantu nafas yang lama
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi kental
c. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan laju
e. Risiko tinggi kelelahan yang berhubungan dengan retensi CO2 hypoksemia, emosi
Kriteria hasil :
1. Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien, contoh : meninggikan kepala tempat
menggunakan gravitasi
hangat dapat menurunkan kekentalan sekret dan dapat menurunkan spasme bronkus.
3. Lakukan fisioterapi dada dengan tekhnik drainase postural, perkusi fibrasi dada.
Rasional : Merelaksasikan otot halus dan menurunkan spasme jalan nafas, wheezing
Kriteria hasil :
c. Warna kulit normal, tidak ada dispnea, tidak penggunaan otot bantu nafas
Rasional : Sianosis mungkin perifer atau sentral ke abu-abuan dan sianosis sentral
2. Palpasi fremitus
4. Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi AGDA dan toleransi pasien.
3. Pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan laju
Kriteria hasil :
2. Sering lakukan perawatan oral, buang secret, berikan wadah khusus untuk sekali
pakai.
Rasional : Rasa tidak enak, bau menurunkan nafsu makan dan dapat menyebabkan
3. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kerusakan makanan.
meningkatkan masukan.
Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi meliputi Rubor, Tumor, Dolor,
Kriteria Hasil :
advice dokter.
1. Berikan Health education tetang faktor pencetus asma untuk menghidari faktor
2. Diskusikan obat pernafasan, efek samping dan reaksi yang tidak diingin-kan.
Tujuan : Klien akan terpenuhi kebutuhan istrahat untuk mempertahankan tingkat energi
saat terbangun.
Kriteria hasil :
Rasional : Tidur merupakan upaya memulihkan kondisi yang telah menurun setelah
aktivitas.
Rhoten (1982)
Rasional : Skala Rhoten untuk megetahui tingkat kelelahan yang dialami klien
istirahat.
pngobatan.
Kriteria hasil :
a. Klien mampu menyampaikan pengertian tentang kondisi dan perawatan diri pada
saat pulang.
asma.
2. Ajarkan tindakan untuk mengatasi asma dan mencegah perawatan dirumah sakit.
Rasional : Tindakan preventif merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
Rasional : Salah satu upaya preventif adalah menghindarkan klien dari faktor
pencetus.
peningkatan suhu, batuk, kelemahan nafas pendek ataupun peningkatan berat badan
mengalami komplikasi.
3.4 Implementasi
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap ini merupakan tahap keempat dalam proses
keperawatan, oleh karena itu pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan dirumuskan
dan mengacu pada rencana tindakan sesuai skala sangat urge, urgen dan tidak urgen.
Dalam pelaksanaan tindakan ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu: persiapan,
4. Persiapan alat
1. Independen : tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah
c. Fase dokumentasi
Merupakan suatu catatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan Asma, perawat
3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan sebagai
alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini berlangsung
terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan. Ada empat
Dalam hal ini evaluasi yang diharapkan pada klien dengan gangguan dengan sistem
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pernafasan meliputi: rongga hidung, laring, trakea, dua bronkus, dan paru-paru
. Fungsi paru –paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernapasan
melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan
mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkilal ke
alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam darah diadalam kapiler
pulmonari.
Asma merupakan penyakit saluran napas yang ditandai oleh peningkatan daya
klinis ditandai oleh serangan mendadak dispnea, batuk, serta mengi. Penyakit ini
bersifat episodik dengan eksarsebasi akut yang diselilingi oleh periode tanpa gejala. (
Harrison )
pada saluran udara pernapasan yang dapat sembuh spontan atau sembuh dengan terapi
dan secara klinis ditandai oleh serangan mendadak dispnea, batuk, serta mengi.
Penyakit ini bersifat episodik dengan eksarsebasi akut yang diselilingi oleh periode
Pengkajian pada penderita asma yaitu meliputi pengkajian data dasar identitas klien,
riwayat psikososial, dan pemeriksaan fisik. Diagnosa keperawatan pada penderita asma
adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi kental
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan laju metabolik tinggi,
dispnea saat makan dan ansietas, Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
tidak adekuat imunitas, Risiko tinggi kelelahan yang berhubungan dengan retensi CO2
hypoksemia, emosi yang terfokus pada pernafasan dan apnea tidur, Risiko tinggi
ketidak patuhan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan
DAFTAR PUSTAKA
Kardiovaskular.Jakarta: EGC