Anda di halaman 1dari 66

TUGAS PENGANTAR AMDAL

“KERANGKA ACUAN ANDAL PEMBANGUNAN RUMAH


SAKIT Dr. OEN SURAKARTA”

Disusun Oleh :
Nama : Fiana Faiqoh
Nim : 25010113130211

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................... ii

Daftar Tabel ............................................................................................................. iv

Daftar Gambar .......................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 6
1.2. Tujuan dan Mansfaat ................................................................................. 8
1.2.1. Tujuan ............................................................................................ 8
1.2.2. Manfaat .......................................................................................... 8
1.3. Pelaksana Studi......................................................................................... 9
1.3.1. Identitas Pemrakarsa ..................................................................... 9
1.3.2. Identitas Penyusun AMDAL............................................................ 9
1.3.3. Tim Pelaksana Studi AMDAL ........................................................ 9

BAB II. PELINGKUPAN


2.1. Deskripsi Rencana Kegiatan.................................................................... 11
2.1.1. Status Studi AMDAL..................................................................... 11
2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dengan
Rencana Tata Ruang Setempat ................................................... 11
2.1.3. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak ............... 13
2.2. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal .................................................. 33
2.3. Hasil Pelibatan Masyarakat ..................................................................... 40
2.4. Dampak Penting Hipotetik ....................................................................... 41
2.4.1. Identifikasi Dampak Potensial ...................................................... 41
2.4.2. Evaluasi Dampak Potensial .......................................................... 43

ii
2.5. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian .......................................... 45
2.5.1. Batas Wilayah Studi ..................................................................... 45
2.5.2. Batas Waktu Kajian ...................................................................... 47

BAB III. METODE STUDI


3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data ................................................ 50
3.1.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia......................................................... 50
3.1.2. Komponen Sosial Ekonomi Budaya ............................................ 54
3.1.3. Komponen Kesehatan Masyarakat ............................................... 55
3.2. Metode Prakiraan Dampak Penting ........................................................ 56
3.3. Metode Evaluasi Dampak Penting .......................................................... 57
3.4. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan ................................................... 63
3.5. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan .................................................... 63

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Personel Tenaga Penyusun AMDAL ............................................ 9


Tabel 2.1. Pemanfaatan Lahan Eksisting RS Dr. OEN SURAKARTA ................... 12
Tabel 2.2. Tenaga Kerja di RS Dr. OEN SURAKARTA ........................................ 14
Table 2.3. Daftar Peralatan Medis dan Non Medis di RS Dr. OEN
SURAKARTA ......................................................................................................... 15
Tabel 2.4 Penggunaan Air di RS Dr. OEN SURAKARTA ..................................... 19
Tabel 2.5 Fasilitas Pengolahan Air Bersih ............................................................... 21
Tabel 2.6 Jadwal Rencana Kegiatan ....................................................................... 24
Tabel 2.7. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Kerja ........................................................ 28
Tabel 2.8. Pemeriksaan Laboratorium Air Bersih RS Dr. OEN SURAKARTA ..... 34
Tabel 2.9. Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta ......................... 37
Tabel 2.10 Indikator Derajat Kesehatan Kota Surakarta ......................................... 38
Tabel 2.11 Jenis dan Sarana Yankes di Kota Surakarta ........................................... 38
Tabel 2.12 Sepuluh Besar Jenis Penyakit di Puskesmas Se Kota Surakarta ............ 39
Tabel 2.13 Kondisi Sanitasi Lingkungan di Kota Surakarta .................................... 40
Tabel 2.14 Matrik Identifikasi Dampak Potensial ................................................... 41
Tabel 2.15 Dampak Hipotetik .................................................................................. 43
Tabel 2.16 Batas Waktu Kejadian ............................................................................ 47
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Klimatologi .................................... 50
Tabel 3.2 Tingkat Kebisingan Peralatan Konstruksi ............................................... 51
Tabel 3.3 Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lalu Lintas .............................. 54
Table 3.4 metode Pengumpulan dan Analaisi Data Sosekbud ................................. 54
Tabel 3.5 Kriteria Penentuan Penting (P) atau Tidak Penting (TP) ......................... 56
Table 3.6 Form Matriks Evaluasi Dasar Rona Lingkungan Fisher and Davies ....... 58
Tabel 3.7 Form Matrik Dampak Lingkungan Fisher and Davies ............................ 59
Tabel 3.8 Form Matrik Pengambilan Keputusan Fisher and Davies ....................... 61
Tabel 3.9 Pertimbangan Kelayakan Lingkungan ..................................................... 63

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Geologi Wilayah Surakarta ......................................................... 33

Gambar 2.2. Peta Batas Wilayah Studi .................................................................... 45

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di Kota Surakarta
berbanding lurus dengan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, sehingga perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana
kesehataan di wilayah Surakarta.
Yayasan Panti Kosala bermaksud mengembangkan Rumah Sakit DR.
OEN SURAKARTA yang dapat membantu pemerintah Kota Surakarta dalam
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat,
dan meningkatkan system pelayanan dan fasilitas rumah sakit menjadi lebih
baik.
Pada hakikatnya rumah sakit adalah salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang mempunyai fungsi utama memberikan pelayanan
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative) yang diselenggarakan
secara terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan masyarakat (promotive)
dan pencegahan penyakit (preventif) serta melakukan upaya rujukan.
Dalam menjalankan kegiatan operasional RS. Dr. Oen Surakarta telah
memiliki perizinan sebagai berikut :
 Izin operasional rumah sakit : SK Gub Jateng No
449/222/2011
 Rekomendasi keringgian bangunan : No B/964/X1/2012

Pembangunan rumah sakit Dr. Oen Surakarta dilakukan dengan


merehabilitasi bangunan yang eksisting telah ada yang terletak di wilayah

6
Kelurahan Tegalharjo Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Rencana bangunan
baru yang akan dibangun memiliki luas tanah 19.999 m2 . merujuk kepada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL,
pada lampiran 1 butir A Nomor 5, menerangkan bahwa pembangunan gedung
dengan luas tanah ≥ 5 ha atau luas bangunan ≥ 10.000 m2 merupakan kegiatan
wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL. Sesuai dengan UU No 32 Tahun
2009 Pasal 22 menyebutkan bahwa setiap rencana usaha/kegiatan yang
berdampak penting wajib terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL
serta Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 Pasal 2 (1) dinyatakan bahwa
setiap udaha dan/atau kegiatan wajib AMDAL, wajib memiliki izin lingkungan.
Adapun pedoman yang dijadikan sebagai rujukan dalam penyusunan dokumen
Kerangka Ancuan (KA) yaitu Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hiudp No
16 Tahun 2012. Penilaian dokumen KA ini akan dilakukan oleh komisi penilai
AMDAL Provinsi Jawa Tengan dikarenakan Komisi Penilai AMDAL Kota
Surakarta belum memiliki lisensi.

Studi AMDAL itu sendiri merupakan sebuah telaah yang komprehensif


dari berbagai komponen rencana kegiatan, terhadap komponen lingkungan
hidup serta interaksi saling mempengaruhi dari setiap komponen lingkungan.
Dengan adanya kajian AMDAL ini diharapkan dampak lingkungan yang
ditimbulkan akibat adanya akitivitas pembangunan dan operasional RS Dr.
OEN SURAKARTA dapat dikendalikan. Kajian AMDAL juga akan
memberikan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam rangka
memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negative dari
rencana kegiatan pembanguna rumah sakit Dr. Oen Surakarta.

7
1.2.Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan
Rencana kegiatan pembangunan Rumah Sakit Dr. OEN SURAKARTA
bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan bagi masyarakat
2) Meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat
3) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan mampu
memberikan tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi
dan perannya
4) Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah melalui usaha
pembangunan sector kesehatan
1.2.2. Manfaat
Adapun manfaat dari pembangunan Rumah Sakit Dr. OEN
SURAKARTA yaitu :
1) Tercapainya tingkat pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
yang paripurna
2) Terciptanya brand image rumah sakit Dr. OEN SURAKARTA
sebagai rumah sakit yang modern dan terjangkau oleh
masyarakat
3) Meningkatkan daya saing pelayanan Rumah Sakit Dr. OEN
SURAKARTA

8
1.3.Pelaksanaan Studi
1.3.1. Pemrakarsa
Identitas pemrakarsa pembanguna Rumah Sakit Dr. OEN
SURAKARTA adalah :
Instansi : Rumah Sakit Dr. OEN SURAKARTA
Alamat : Jl. Brigjen Katamso No 55 Surakarta
Telp/Fax : 0271-643139 Fax 0271-642026

1.3.2. Penyusun
Identitas penyusun AMDAL pembangunan Rumah Sakit Dr. OEN
SURAKARTA adalah :
Nama : PT. Gajah Multi Usaha Mandiri
Alamat : Bulaksumur Blok H-5 Kampus UGM, Jogja
Telepon : 0274-549426 Fax 0274-549427

Tim penyusun dapat dilihat pada table berikut :


A. Penyusun
Tabel 1.1 Daftar Personel Tenaga Ahli Penyusun Studi AMDAL
No Nama Posisi Sertifikat
1 Luqman Hakim, Team - Amdal B
ST.,M.Si Leader - Serifikat Kompetensi
Ketua Tim Penyusun
AMDAL (KTPA)
K.030.02.11.002.000393
2 Adhi Nila Sari, Anggota - Amdal B
SSi. M.Kes, - Serifikat Kompetensi
Anggota Tim Penyusun
AMDAL (ATPA)

9
A.019.09.10.004.000288
3 Taufik Abdilah Anggota - Amdal B
Natsir, S,Si. - Serifikat Kompetensi
M.Sc. Anggota Tim Penyusun
AMDAL (ATPA)
A.032.03.11.020.000426

B. Tenaga Ahli
No Nama Keahlian Sertifikat
1 Luqman Hakim, Ahli AMDAL B
ST.,M.Si Lingkungan
2 Adhi Nila Sari, Ahli AMDAL B
SSi. M.Kes, Kesehatan
Masyarakat
3 Edmon Kristanto, Ahli AMDAL B
S.Sos, MBA Sosekbud
4 Slamet Sujarwo Ahli Ikatan Arsitektur
Arsitektural Indonesia
5 Bayu Pramono Ahli
Jati, S.St (TD) Transportasi

10
BAB II

PELINGKUPAN

2.1. Deskripsi Rencana Kegiatan


2.1.1. Status Studi AMDAL
Studi AMDAL pembangunan RS Dr. OEN SURAKARTA mengacu
kepada hasil detail engineering design (DED) yang telah dilaksanakan
pada tahun 2012. Oleh karena itu data spesifikasi bangunan dan sarana
prasarana yang akan dikaji dalam dokumen ini merupakan bagian dari
perencanaan yang telah ditetapkan oleh pemrakarsa.

2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang


Kesesuaian rencana kegiatan pembangunan RS Dr. OEN
SURAKARTA dengan tata ruang ditinjau berdasaarkan Perda Kota
Surakarta No 01 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Surakarta, wilayah rumah sakit masuk ke dalam sub pusat
pelayanan kota V di Kelurahan Jebres melayani kawasan V meliputi
sebagian Kecamatan Jebres dan sebagian Kecamatan Banjarsari.
Kawasan V diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk
kegiatan pariwisata, pendidikan tinggi, dan industri kreatif. Menurut
RTRW Kota Surakarta, lokasi RS Dr. OEN SURAKARTA ditetapkan
sebagai rencana fasilitas kesehatan sehingga telah sesuai dengan
kebijakan tataruang Kota Surakarta.

11
2.1.3. Rencana Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak
2.1.3.1 Gambaran Umum Rencana Kegiatan
Rencana pembangunan RS Dr. OEN SURAKARTA akan dibagi
dalam tiga tahap yang meliputi renovasi gedung lama menjadi
gedung baru twin tower Sembilan lantai pada tahun 2013,
renovasi gedung utama dan gedung rajal perubahan fungsi tahun
2017, sertagedung apoteker direnovasi menjadi rehab medis dan
guest house tahun 2019. Secara umum fungsional
pengembangan RS Dr. OEN SURAKARTA akan mencakup :
administrasi manajemen, pelayanan medik, penunjang medik
dan kegiatan non medik lainnya.
1) Rencana Pengembangan RS Dr. OEN SURAKARTA
Tabel 2.1. Pemanfaatan Lahan Eksisting RS Dr. OEN
SURAKARTA
No Pemanfaatan Lahan Luas (m2)
1 Gedung Utama Lantai 1
a. UGD 510,0
b. Adm. Keuangan & kasir 100,0
c. Humas & Satpam 22,1
d. Main entrance 17,5
e. Ruang tunggu 48
f. Kafe diet 31,5
g. Koridor, sentral O2, ATM, toilet, 401,0
rental
h. Rg. General check up 68
i. KIA 35,2
j. Ints. Farmasi satelit 38,0
k. Fisioterapi 115,5

12
l. Rekam Medis 38,5
m. Rg. Komite medik & Rg. Rapat 100,1
2 Gedung Utama Lantai II
a. Kamar bersalin 347,5
b. Rg. Perawatan obsgin 874,4
c. Rg. Bayi 344,4
d. Rg. Tunggu VK & perawat obsgin 131,8
e. Rg. Supervisor & coordinator 32,0
3 Gedung Utama Basement
a. Ruang pandalin 65,54
b. Toko koperasi 92,16
c. Gudang medis 79,92
d. Ruang arsip RM 460,80
e. Koridor, foodcord, dll 939,24
4 Gedung Rawat Jalan Lantai 1
a. Rg. Pendaftaran & ins. Farmasi 54,0
b. Poliklinik: umum, gigi, spesialis & 273,6
KIA
c. Ruang perawat 50
d. Hall, toilet, kantin, Rg. Tunggu 318,66
5 Gedung rawat jalan lantai II
a. Laboratorium 102,6
b. Ins. Farmasi 102,6
c. Rg. Dokter 27
d. Rontgen, CT Scan, USG, treadmill 120,9
e. UTD / PMI 18,0
f. Pantry, toilet, hall, doorlop, dll 554
6 Gedung rawat jalan lantai III

13
a. Auditorium 513
b. Hall, pantry, toilet, dll 118,4
7 Ruang Rawat Inap
a. Ruang triganda VIP & Kelas 1 813,5
b. Rg. Probo kelas utama 300
c. Renal unit 107,5
d. Rg. Soko kelas III 512
e. Rg. Seruni kelas II 800,34
f. ICU-ICCU 403,2
g. Rg. Teratai / Rg. Anak 423
h. Unit stroke/PJK 452
i. OK 515,21
8 Lain-lain: parker dan taman 4779,61

2) Kapasitas Tenaga Kerja dan Peralatan


RS Dr. OEN SURAKARTA pada saat ini memiliki 225
tempat tidur dan akan dikembangkan menjadi 320 bed.
Jumlah tenaga kerja tetap saat ini sebanyak 684 orang dan 59
tenaga paruh waktu. Kapasitas tenaga kerja di RS Dr. OEN
SURAKARTA dapat dilihat dalam table berikut.
Tabel 2.2. Tenaga Kerja di RS Dr. OEN SURAKARTA
Tenaga Kerja
No Jenis Kegiatan Paruh Puma
Waktu Waktu
1 Instalasi rawat inap - 213
2 Instalasi rawat jalan - 40
3 Instalasi gawat darurat - 19
4 Instalasi gizi - 56

14
5 Instalasi lab klinik - 15
6 Instalasi farmasi - 24
7 Renal unit - 4
8 Instalasi radiologi - 7
9 Bagian rekam medic - 8
10 Poli spesialis 53 -
11 Poli umum 6 17
12 Direksi/manajemen - 11
13 Kamar operasi - 25
14 Kamar bersalin - 22
15 Fisioterapi - 4
16 Supervisor - 11
17 Non perawatan/lain2 - 208
Jumlah 59 684

Table 2.3. Daftar Peralatan Medis dan Non Medis di RS Dr.


OEN SURAKARTA
No Peralatan Fungsi
1 Alfabed & Memperlancar aliran darah &
mesin mencegah decubitus
2 Ambubag Memberikan nafas bantuan dan
O2
3 Animex Menghangatkan darah yang akan
ditransfusi
4 Audimetri Memeriksa fungsi pendengaran
5 Auto Mengukur fungsi paru
spirometry
6 Apron Melindungi tubuh dari radiasi

15
7 Auto clave Sterilisasi media mikrobiologi
8 Automatic Memproses film secara otomatis
processor
9 Autoanalyzer Memeriksa kimia darah
10 Bed max Tempat tidur pasien yang dapat
diatur posisi
11 Bed electric Tempat tidur pasien yang flexible
12 Bide side Monitor kondisi pasien, jantung,
monitor nadi, respirasi, tensi
13 Blood pressure Untuk mengetahui tanda vital
14 Baby warm Menghangatkan bayi baru lahir
15 Baby transfer Mengantar bayi dalam box
lengkap dengan O2
16 Brandcard Memindahkan pasien
17 Capnometer Mengukur vital sign
18 Central Memonitor kondisi pasien di ICU-
monitor ICCU

3) Pelayanan medis yang terdiri dari :


a) Instalasi Rawat Jalan
Instalasi rawat jalan meliputi :
 Poliklinik gigi
 Homecare
 Poliklinik medikasi
 Poliklinik umum
 Orders history
 Tes kesehatan pra kerja
 General check up

16
 Poli spesialis
 One day care / surgery
b) UGD
Unit ini merupakan unit layanan medik yang harus mampu
menjadi ujung tombak kegiatan layanan yang berfungsi
dalam penanggulangan keadaan kegawatan dana tau
kedaruratan medik selama 24 jam.
c) Instalasi Rawat Inap
Berdasarkan hasil kajian internal maupun eksternal dan
mengacu pada kriteria baku layanan medik rumah sakit,
maka rencana pembagian jumalh tempat tidur dan kelas
perawatan di RS Dr. OEN SURAKARTA adalah kelas I,
kelas II, kelas III, VIP dan VVIP.
d) Bangsal Perawatan Anak/Bayi
Bangsal ini melayani segmen layanan yang terdiri atas
pasien anak anak mulai konsepsi sampai dengan
selesainya proses tumbuh kembang anak (sekitar 21 tahun)
dengan pangsa layanan pola penyakit yang ada serta factor
sosekbud.
Fasilitas yang ditawarkan :
 VIP Anak
 Poliklinik anak
 Ruang perawatan kelas I,II,III,VIP dan VVIP
 Ruang tindakan
 Ruang bermain
 Ruang perawatan instensif (HDNC)
 Ruang perawatan Isolasi Perlindungan
 Pelayanan klinik tumbuh kembang anak

17
Bentuk pelayanan yang diberikan meliputi :

 Pelayanan klinik laktasi


 Pelayanan klinik balita
 Pelayanan klinik gizi
 Konsultasi genetika
 Pelayanan klinik remaja
 Pelayanan poliklinik
e) ICU
ICU meneyediakan kemampuan sarana, prasarana serta
peralatan khusus untuk menunjang fungsi2 vital dengan
menggunkana keterampilan staff medik, perawat dan staff
lain yang berpengalaman dalam penelolaan keadaan
tersebut. Pelayanan ICU diperuntukan dan ditentukan oleh
kebutuhan pasien dengan sakit kritis.
f) Instalasi Renal
Instalasi renal memberikan pelayanan dengan terapi
pengganti pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal
g) Instalasi Bedah
Instalasi bedah terdiri dari :
 Pelayanan bedah sehari
 Tindakan medik sore
 Pelayanan ambulans/transportasi

Di samping fasilitas utama sebagaimana dipaparkan diatas


RS Dr. OEN SURAKARTAjuga dilengkapi dengan berbagai
failitas meliputi :

a) Instalasi Farmasi
b) Instalasi Sterilisasi Pusat

18
c) Instalasi Radiologi
d) Instalasi Laboratorium medik/Patologi
e) Instalasi Cuci/Laundry
f) Instalasi Gizi
g) Instalasi Rehabilitasi Medis
h) Psikologi
i) Instalasi Perawatab Jenazah
j) Administrasi Pusat
k) Unit Rekam Medik
l) Instalasi Kamar Bersalin
m) Areal Parkir
n) Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit

Adapun untuk system utilitas yang akan diperguan oleh RS


Dr. OEN SURAKARTA adalah sebagai berikut :

1) Air Bersih
 Kebutuhan Air Bersih
RS Dr. OEN SURAKARTA dalam kegiatan
pelayanannya menggunakan sumber air dari sumur
dalam sebanyak dua unit. Secara lengkap
pennggunaan air adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Penggunaan Air di RS Dr. OEN
SURAKARTA
No Jenis Kegiatan Sumber Air Vol
(m3/hr)
1 OK Sumur Dalam 4
2 Laboratorium Sumur Dalam 6
3 Kamar bayi Sumur Dalam 2

19
4 Isolasi Sumur Dalam 1
5 Poliklinik Sumur Dalam 6
6 BKIA Sumur Dalam 0,5
7 Rontgen Sumur Dalam 1,5
8 IGD, MM, Adm, Sumur Dalam 2,5
Vk
9 ICU-ICCU Sumur Dalam 2,5
10 Rawat inap Sumur Dalam 32
11 Fisioterapi Sumur Dalam 1
12 Foodcourt Sumur Dalam 7,5
13 Dapur Sumur Dalam 10
14 Laundry Sumur Dalam 65
Jumlah Sumur Dalam 164

 Sumber Air Baku


Sumber air baku untuk mensuplai kebutuhan air
bersih RS Dr. OEN SURAKARTA diperoleh dari
sumur dalam dengan kedalaman maksimum 80
meter. Direncanakan akan digunakan 3 buah sumur
dalam.
 Sistem Suplai Air Bersih
System penyediaan air bersih yang direncakan
menggunakan recycling water dimana air limbah
yang berasal dari toilet akan diolah dan kemudian
dipergunakan sebagai flushing water. Air baku
dipompa dari sumur dalam dengan pompa
submersible selanjutnya air baku ini diolah oleh
unit pengolahan air (Water Treatment Plant/WTP).

20
Disain WTP untuk mengurangi kadar Fe dan Mn
menggunakan unit aerasi dan filtrasi serta unit
klorinasi. Dari WTP, selanjutnya air baku dialirkan
secara gravitasi menuju bak penampung air
(Groundwater Reservoir) yang berada di luar
gedung RS Dr. OEN SURAKARTA. Kebutuhan
air bersih yang diperlukan 256 m3/hr.
Volume Groundwater Reservoir adalah 380 m3
termasuk cadangan air untuk keperluan pemadam
kebakaran. Dari GWR, air bersih selanjutnya
dipompa menju tangka atas (Roof Tank) dengan
kapasitas pompa 450 L.MNT m3 dan tangka atas
dari water recycling 30 m3. Selanjutnya air bersih
dari tangka atas didistribusikan ke masing-masing
lantai dengan cara gravitasi.
Tabel 2.5 Fasilitas Pengolahan Air Bersih
No Nama Kapasitas
1 Raw Water Tank 380 m3
2 Clean Water Tank 140 m3
3 Tangki air atas 51 m3
4 Tangki air atas recycling 32 m3
5 Sand filter 28 m3/H
6 Carbon filter 28 M3/H
7 Chemical tank 200 Liter
8 Transfer pump 450 L/Menit
9 Lift pump 450 L/Menit
10 Deep well pump 450 L/Menit
11 Dosing pump 20 L/Jam

21
2) System Drainase Hujan
Pengelolaan air hujan dilakukan dengan drainase dan
sumur perseapan.
3) Sistem Listrik
Semua kebutuhan energy RS Dr. OEN SURAKARTA,
dipenuhi oleh PT PLN dimana pada saat ini memiliki daya
sebesar 345 KVA akan ditambah menjadi 2000KVa.
4) Sistem Penanggulangan Kebakaran
Gedung RS Dr. OEN SURAKARTA dilengkapi dengan
system kebakaran ang memenuhi SNI. Terdiri dari :
 Tangga darurat dua sisi gedung
 Alat penarik tekanan udara
 Fire sprinkler
 Fire hydrant
 Fire alarm
 Portable fire extinguisher
 Detector asap dan panas
 Persediaanair di beberapa lantai
 Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set
di setiap lobi fireman lift yang dihubungkan
langsung ke pusat pengendali
5) Sistem Pengkondisian Udara
 Dilakukan pada bangunan dan ruang2 khusus yang
disyaratkan
 Dengan system Split Air Conditioner
 Fan dan Blower
6) System penyediaan gas medis

22
 System penyuplai udara tekan
 System penyuplai vakum
 System penyuplai oksigen dan nitrous oxide
 Outlet Gas Medis

23
Tabel 2.6 Jadwal Rencana Kegiatan

2013 2014
No Kegiatan AGT SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Parkir karyawan
1
timur poli
Elevator / lift poli
2
spesialis
Dokumentasi
3
bangunan lama
Pindah IT ke kasir
4
IGD
Pindah kosmetik
5
medik ke poliklinik
Pengerjaan taman
MRI pro food court
6
plan B untuk kasir
Ranap
Pengerjaan aula
7
lama pro VIP
Pengerjaan aula baru
8
pro VIP
Pengosongan+penge
9 rjaan pasrkir
basement pro dapur

24
2013 2014
No Kegiatan AGT SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengerjaan
connecting kea rah
10
ruang MRI / runag
tunggu poliklinik
Bawah doorlop
11
(bawah connecting)
Pengerjaan eks nurse
12 station DMM pro R.
Teratai kelas III
Persiapan KM by
13
pro VK
Perbaikan plafon
14
IGD
Pengerjaan beberapa
15 ruangan di IGD pro
OK
Pengerjaan ruang
16
ODS pro ICU

25
2013 2014
No Kegiatan AGT SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pindah FC +
pengerjaan eks FC
17
pro R perawatan
kelas III
Penyekatan antara
18 aula lama dan baru
pro counter perawat
VK pro IMC +
19
direksi
Pengerjaan taman
ruang soka pro
20 instalasi.
Pemeliharaan,
kesling
Akses masuk
21
poliklinik
22 Ruang tunggu ICU
Ruang ICU setengah
23
pro kelas II

26
2013 2014
No Kegiatan AGT SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengerjaan eks
24 ruang keuangan pro
ICU
Pembongaran
25 gedung sampai rata
dengan tanah
Peletakkan batu
26
pertama

27
2.1.3.2 Tahapan Rencana Kegiatan yang Menimbulkan Dampak
a) Tahap Pra Konstruksi
 Sosialisasi
Tujuan sosialisasi adalah agar para
pengunjung/pasien.karyawan/dokter mengetahui dan
dapat memahami rencana pengenbangan RS Dr. OEN
SURAKARTA. Sosialisasi dilakukan melalui papan
pengumuman yang ditujukan kepada
pengunjung/pasien.karyawan/dokter dan juga masyarakat
sekitar proyek. Pada kegiatan ini akan melibatkan elemen
masyarakat dan tokoh masyarakat.
 Penyiapan lahan dan pembongkaran
Penyiapan lahan akan dilakukan dengan cara pembersian
dan pematangan lahan sebelum pekerjaan konstruksi fisik
berlangsung. Upaya yang akan dilakukan yaitu dengan
membersihkan area lokasi tapak proyek dari berbagai
bangunan yang eksisting, tumbuhan yang dianggap tidak
diperlukan dan mengganggu pelaksanaan pembangunan.
Adapaun pematangan lahan dilakukan dengan cara
pengupasan tanah dasar dan penggalian seluas 3.005 m2 x
7 meter sebagai pondasi dasar bangunan dan basement.
b) Tahap Konstruksi
 Mobilisasi Tenaga Kerja
Tabel 2.7. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Kerja
No Uraian Jumlah Kualifikasi
1 Engineer 3 Min S1

28
2 Administrasi 4 S1 dan
SMA/SMK
3 Pekerja 50 -
4 Tukang 30 -
5 Mandor 5 -
6 Operator 10 -
7 Pembantu 20 -
Operator
8 Sopir 4 -
9 Mekanik 3 -
10 Pembantu 2 -
Mekanik
Jumla 131

 Mobilisasi alat dan material


Peralatan berat yang diperlukan adalah backhoe, dump
truck, truck transportasi pengangkutan material dan
sebagainya. Intensitas kegiatan lalu lalang kendaraan
pengangkut peralatan dan material ini cukuo tinggi
sehingga akan menimbulkan dampak potensial.
 Pembangunan gedung beserta sarana penunjangnya
Sarana dan prasaraan penunjang yang dibangun adalah
pengeboran dan pengambilan air tanah dalam, penyediaan
sumber air, system pembuangan air limbah, TPS, system
listril, system telekomunikasi, penangkal petir, system
penanggulangan kebakaran, system pengkondisian udara,
system penyediaan gas medis, masjid.
c) Tahap Operasi

29
 Penerimaan Tenaga Kerja
 IRNA dan Poliklinik
IRNA dan poliklinik gedung RS Dr. OEN SURAKARTA
meliputi :
a) Ruang Operasi
b) Kunjungan Pasien dan Besuk
c) Aktivitas Unit Rawat Inap dan Jalan
d) Ruang Perawatan Jenazah
 Penuunjang Medik
a) Aktivitas perkantoran
b) Aktivitas laboratorium
c) Aktivitas farmasi
 Instalasi Gizi dan Kantin
a) Kegiatan yang dilakukan
 Pelayanan gizi bagi penderita yang dirawat
 Pelayanan gizi bagi penderita rawat jalan
 Pelayanan gizi bagi tenaga medis dan paramedis
 Pelayanan gizi bagi karyawan rumah sakit
b) Kantin Rumah Sakit
 Pengunjung RS
 Keluarga penderita
 Karyawan RS
 Tenaga medis dan paramedic
 Kadang-kadang juga penderita
 Instalasi Sanitasi Lingkungan RS (ISLRS)
ISLRS adalah pengolahan limbha padat, cair dan gas.
Pengolahan limbah tsb mempertimbangkan :

30
a) Kontur tanah yang paling rendah diletakkan unti
pengolahan limbah cair, demikian pula besar ideal
diameter pipa distribusi.
b) Penanganan yang terpisa antara limbah infeksius dan
non infeksius
c) Sirkulasi pengangkutan lmbah padat di dalam
banguunan direncanakan sedapat mungkin tidak
menggunakan koridor umum. Limbah padat yang
infeksius dibakar dengan incinerator.
d) Dibuat TPS
e) Limbah padat yang termasuk B3 dilakukan
pembakaran. Untuk limbah cair B3 dan radioaktif
dilakukan pengelolaan sesuai PP No 18 tahun 1999.
 Mechanical dan Electrical
Pada unit ini bertanggung jawab terhadap aktivitas system
kelistrikan dan genset untuk seluruh area RS Dr. OEN
SURAKARTA.
2.1.3.3 Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
 Sekolah, berjarak 100 meter dari lokasi RS
 Pasar, berjarak 10 meter dari lokasi RS
 Tempat ibadah, 50 meter dari lokasi RS
 Puskesmas, 2 kilometer dari lokasi RS
 Sungai, 50 meter dari lokasi pembangunan RS
 Pemukiman penduduk, 50 meter dari lokasi RS
2.1.3.4 Kajian Alternatif
Alternative yang akan dikaji yaitu berkaitan dengan pilihan
teknologi pengolahan limbah cair dan transportasi.
 Pengolahan Limbah Cair

31
Dalam rencana pembangunan yang baru telah didesain
system pengolahan limbah cair dengan konsep recycle
wastewater dimana limbah cair yang telah diolah
nantinya akan dipergunakan kembali untuk flushing dan
penyiraman tanaman.
 Transportasi
Diperkirakan pembangunan RS Dr. OEN
SURAKARTA secara signifikan akan berdampak pada
kondisi transportasi disekitarnya, yaitu terjadinya
gangguan kelancaran lalu lintas akibat meningkatnya
arus lalu lintas dan pergerakan kendraan keluar masuk
proyek. Untuk mengurai kekmungkinan tersebut,
dilakukan kajian alternative yaitu :
 Pola pergerakan/sirkulasi kendaraan dalam kawasan
RS Dr. OEN SURAKARTA.
 Pola pergerakan kendaraan keluar masuk akses
kawasan RS Dr. OEN SURAKARTA.
2.1.3.5 Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan
 Area Parkir
 Pengoalahan Air Limbah
 Resapan Air Hujan

32
2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal
2.2.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
2.2.1.1 Geologi
Gambar 2.1. Peta Geologi Wilayah Surakarta

2.2.1.2 Topografi
Topografi Kota Solo terletak didataran rendah di ketinggian 105 meter
diatas permukaan laut dan dipusat kota 95 meter diatas permukaan laut,
dengan luas 44,1 km² (0,14% luas Jawa Tengah). Surakarta berada
disekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang
serta dikelilingi oleh Gunung Merbabu dan Merapi (ketinggian 3115
meter) dibagian barat, Gunung Lawu (tinggi 2806 meter) dibagian timur
dan selatan pegunungan sewu.
Tanah di skeitar kota ini subur karena dikelilingi oleh Bengawan Solo,
sungai terpanjang di Jawa, dengan beberapa anak sungainya. Air tanah
yang dijumpai adalah air tanah bebas dan air tanah tertekan yang cukup
produktif. Apabila dihubungkan dengan pengelolaan air tanah berbasis

33
cekungan air tanah maka daerah di sekitar Surakarta masuk ke dalam
Cekungan Air Tanah (CAT) Karanganyar-Bonyolali. Air tanah bebas di
sini cukup besar diambil dari sumur gali dan sumur bor dangkal. Jumlah
ketersediaan air pada air tanah bebas ini 2.910 juta m3/tahun. Air tanah
tertekan atau air yang terdapat di dalam akuifer yang berupa batuan
yang relative lulus air memiliki ketersediaan 256,29 juta m3/tahun.
2.2.1.3 Klimatologi
Data iklim terdiri dari curah hujan dan tipe iklim, temperature udara,
kelembaban dan lama penyinaran matahari serta arah dan kecepatan
angin. Daerah Surakarta pada musim hujan akan mengalami kebanjran.
2.2.1.4 Udara
Kondisi eksisting wilayah pembangunan RS Dr. OEN SURAKARTA
merupakan kawasan pemukiman dengan kondisi lalin yang padat,
sehingga kondisi udara di sekitar lokasi pembangunan berpotensi
tercemar dari sumber lalu lintas.
2.2.1.5 Kualitas Air
Tabel 2.8. Pemeriksaan Laboratorium Air Bersih RS Dr. OEN
SURAKARTA Tahun 2010 s/d 2011

Baku Hasil Analisis


No Paramaeter Mutu Air Satuan
2010 2011
Bersih
A Fisika
1 Warna 50 - - Unit
2 Rasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa
3 Bau Tak berbau Tak berbau Tak berbau
4 Suhu Suhu udara 27 27 Derajat
+/- 30 C Celsius
5 Kekeruhan 25 0,08 0,24 Unit

34
6 TDS 1500 - - Mg/l
B Kimia
1 Besi (Fe) 1 0 0 Mg/l
2 Fluorida (F) 1,5 0 - Mg/l
3 Kadnium 0,005 0 - Mg/l
4 Kesadahan jumlah 500 5,88 78,85 Mg/l
5 Klorida (Cl) 600 22 59,05 Mg/l
6 Mangan (Mn) 0,5 0 0 Mg/l
7 Nitrat (NO3) sbg N 10 - - Mg/l
8 Nitrit (NO2) sbg N 1 0,004 0,01 Mg/l
9 Ph 6,5-9,5 7,3 7,6
10 Seng (Zn) 15 - - Mg/l
11 Sianida (Cn) 0,1 - - Mg/l
12 Sulfat (SO4) 400 4,15 8,64 Mg/l
13 Detergren 0,05 - - Mg/l
14 Timbal (Pb) 0,05 - - Mg/l
15 Zat organic 10 1,15 0 Mg/l
16 Kromium, valensi 0,05 - - Mg/l
(CR6+)

2.2.2. Komponen Sosial


2.2.2.1 Sikap dan Persepsi Masyarakat
Sikap dan persepsi masyarakat dengan adanya rencana pembangunan
RS Dr. OEN SURAKARTA dari hasil konsultasi public yang diadakan
tanggal 4 Februari 2013 bertempat di Ruang Pelatihan RS Dr. OEN
SURAKARTA Kel Tegalharjo Kec. Jebres dihadiri oleh beberapa
instansi terkait dan elemen masyarakat sekitar rencanna kegiatan. Pada
prinsipnya masyarakat menerima kegiatan ini dengan beebrapa syarat :

35
 Memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar kegiatan
 Dapat berperan serta dalam pembangunan di wilayah kelurahan
setempat
 Dapat memberikan peluang kerja dan berusaha pada masayarakat
sekitar
 Ada pengaturan lalu lintas selama konstruksi dan operasional
 Tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar kegiatan
2.2.2.2 Proses Sosial
Dalam kaitannya dengan rencana pembangunan RS Dr. OEN
SURAKARTA, proses social yang akan diamati dengan seksama
adalah proses social yang terjadi antara penduduk asli/loka dengan
penduduk pendatang yang masuk karena adanya kegiatan RS. Adapun
kegiatan yang dimaksud adalah dapat berupa proses pembangunan
(pekerja bangunan), atau kegiatan operasional RS berupa
penjenguk/keluarga dari pasien RS.
Pada prosesnya, salah satu kegiatan yang harus dilalui adalah proses
rekrutmen tenaga kerja. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
berpotensi mempengaruhi proses social di lingkungan lokasi proyek,
terkait dengan peraturan tentang pemerataan dana tau pembagian porsi
tenaga kerja lokal dan yang berasal dari luar wilayah proyek,
disebabkan karena pihak RS nantinya akan menyewa jasa konstruksi
yang memiliki target dan spesifikasi pekerja khusus untuk menunjang
kinerja sehingga sesuai dengan tujuan perusahaan jasa konstruksi
tersebut. pekerja pendatang sudah pasti akan membawa kebudayaan dan
kebiasaan mereka dari daerah asal mereka masing-masing, sedikit
banyak hal ini akan mempengaruhi proses social di lingkungan lokasi
proyek. Pendekatan dan sosialisasi seta adaptasi terencana dalam proses

36
interaksi awal sangat diperlukan, untuk memberikan kompensasi
kenyamanankepada warga sekitar.
Aktivitas yang telah ada di sekitar RS Dr. OEN SURAKARTA adalah
perkantoran, perdagangan, watung makan dan sebagainya telah menjadi
bentuk hubungan yang sudah mapan sedikit banyak telah ikutu
menentukan bentuk proses social yang terjadi di wilayah ini sehingga
sudah terjadi adaptasi-adaptasi dan pemakluman.
2.2.2.3 Demografi
Jumlah penduduk di Kota Surakarta saat ini sebesar 588.110 jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,37 % per tahun.
Kecamatan Jebres memiliki laju pertumbuhan penduduk terbesar yaitu
0,77% per tahun. Kepadatan penduduk rata-rata Kota Surakarta sebesar
157 jiwa/Ha.
Tabel 2.9. Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta
Jumlah Penduduk Sex
Luas Tingkat
Kecamatan ratio
(km2) Laki2 Perempuan Total Kepadatan
(%)
Laweyan 8,64 54.834 56.933 111.767 96,31 12936
Sarengan 3,19 31.239 32.253 63.491 96,86 19903
Pasar Kliwon 4,82 43.799 45.365 89.164 96,55 18499
Jebres 12,58 72.286 73.417 145.703 98.45 11582
Banjarsari 14,81 88.287 89.698 177.895 98,43 12018
Jumlah 44,04 290.445 297.665 588.110 97,57 13354

2.2.2.4 Ekonomi
a) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Kota Surakarta berdasrkan harga berlaku pada tahun 2010
mencapai 11.743.079 juta rupiah atau naik 8,90 % disbanding tahun

37
2009. Penyumbang terbesar PDRB tahun 2011 adalah sector jasa jasa
yang didukung oleh sub sector. Penyumbnag terbesar kedua adalah
perdagangan, hotel dan restoran yang berasal dari jasa pemerintahan
umum dan swasta. Penyumbang terbesar ketiga adalah sector
perdagangan, hotel dan restoran terhadap total PDRB.
b) Struktur Perekonomian
Struktur perekonomian regional kota Surakarta beberapa tahun
terakhir mengalami perubahan cukup cepat terutama di sector
perdagangan, hotel dan restaurant.

2.2.3. Kesehatan Masyarakat


2.2.3.1 Derajat Kesehatan
Tabel 2.10 Indikator Derajat Kesehatan Kota Surakarta
Indikator 2010 2011
Angka Kematian Bayi 6,6 4,7
Angka Kematian Balita 1,8 1,0
Angka Kematian Ibu Maternal 8,01 3,94
Persentase Balita Gizi Buruk 0 0

2.2.3.2 Sarana Prasarana Kesehatan


Tabel 2.11 Jenis dan Sarana Yankes di Kota Surakarta
Sarana Kesehatan 2010 2011
Rumah Sakit 12 12
Puskesmas Rawat Inap 3 4
Puskesmas Tanpa Rawat Inap 14 13
Puskesmas Pembantu 25 25
Puskesmas Keliling 17 17
Apotik 138 143

38
Toko Obat 26 24

2.2.3.3 Pola Penyakit


Tabel 2.12 Sepuluh Besar Jenis Penyakit di Puskesmas Se Kota Surakarta
No Jenis Penyakit 2010 Jenis Penyakit 2011
1 ISPA 80.734 ISPA 60.092
2 Penyakit pada 35.186 Penyakit pada 59.451
system otot dan system otot dan
jaringan pengikat jaringan pengikat
3 Penyakit lain pada 41.835 Tekanan darah 18.411
saluran pernapasan tinggi
atas
4 Gastritis 36.607 Penyakit lain pada 15.649
saluran pernapasan
atas
5 Hipertensi 26.012 Penyakit system 10.647
pencernaan
6 Sakit kepala 16.624 Peny. Gusi dan 9.804
periodontal
7 Diare 16.026 Peny. Kulit dan 8.594
alergi
8 Dermatitis 14.903 Kencing manis 6.880
9 Demam tidak 14.330 Diare 5.398
diketahui
penyebabnya
10 Batuk 13.017 Peny. Kulit infeksi 5.162

2.2.3.4 Kesehatan Lingkungan

39
Tabel 2.13 Kondisi Sanitasi Lingkungan di Kota Surakarta
Indicator 2010 2011
Persentase rumah sehat 68,19 64,80
Persentase keluarga memilikki jamban 100 91,40
Persentase keluarga memiliki SPAL 100 97
Persentase keluarga memiliki persediaan 100 95,50
air bersih

Persentase indicator kesehatan lingkungan di Kota Surakarta fluktuatif


dari tahun ke tahun hal ini disebabkan adanya perbedaan jumlah rumah
yang diperiksa untuk masiing-masing tahun.

2.3. Hasil Pelibatan Masyarakat


Sosialisasi terhadap rencana kegiatan pembangunan RS. Dr. OEN
SURAKARTA oleh pihak manajemen RS dan dilakukan melalui forum
diskusi pada saat konsultasi public bersama dengan tim penyusun dokumen
AMDAL. Dari sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat diperoleh
masukan, saran dan tanggapan yang beragam. Poin – poin tanggapan balik dari
masyarakat tentang sosialisasi rencana kegiatan iru adalah sbb :
o Sangat mendukung rencana pengembangan RS. Dr. OEN
SURAKARTA
o Dampak dibangunnya RS diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
o Dampak parker kendaraan terutama pada saat pembangunan agar
tidak mengganggu masyarakat
o Masyarakat berharap ada CSR dari RS. Dr. OEN SURAKARTA
o Kemudahan untuk berobat/kompensasi bukan berarti harus dalam
bentuk uang

40
o Dampak pembuatan sumur tanah dalam oleh RS tidak membuat
dampak penurunan muka air sumur warga

2.4.Dampak Penting Hipotetik


2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial
Proses pelingkupan dilakukan untuk dapat mengidentifikasi dampak potensial
dan dampak hipotesis yang terjadi dengan adanya kegiatan pembangunan RS.
Dr. OEN SURAKARTA. Untuk dapat mengetahui dampak hipotesis yang
terjadi dilakukan melalui tahapan identifikasi dampak potensial dengan
menggunakan matrik. Untuk mendapatkan dampak potensial dilakukan dengan
cara mengintegrasikan antara komponen kegiatan dengan komponen
lingkungan dan memerhatikan masukan dari masyarakat yang didapat dari
kegiatan sosialisasi serta kondisi lingkungan yang ada disekitarnya. Metode
yang digunakan untuk melakukan identifikasi dampak potensial yaitu matrik
interaksi sederhana.
Tabel 2.14 MatrikIdentifikasi Dampak Potensial

Prakonstruksi Konstruksi Operasi


Penyiapan lahan & pembongkaran

Penerimaan tenaga kerja RS


Pembangunan gedung RS
Mobilisasi tenaga kerja

Mekanikal & Elektrikal


Instalasli gizi & kantin
Mobilisasi & material

Penunjang medik
IRNA & Poliklinik

Komponen
Sosialisasi

ISLRS

No Lingkungan
Terkena Dampak

A Geo Fisik Kimia


1. Kualitas Air ● ●
2. Kuantitas air
● ●
tanah
3. Kualitas udara ● ● ● ● ●

41
4. Kebisingan ● ● ● ● ●
5. Getaran ● ● ● ● ●
B Transportasi
1. Gangguan
Kelancaran lalu ● ●
lintas
2. Gangguan
keselamatan ● ●
lalu lintas
3. Kerusakan jalan ●
C Hayati
1. Flora darat ●
2. Fauna darat ●
3. Biota perairan
D Sosekbud
1. Kepadatan
penduduk
2. Mobilisasi
penduduk
3. Pendapatan

masyarakat
4. Kesempatan
kerja dan ● ● ●
berusaha
5. PAD ●
6. Keresahan
● ● ● ●
masyarakat
7. Sikap dan
persepsi ● ● ● ● ● ● ● ●
masyarakat
E Sanitasi Kesmas
1. Limbah cair ● ● ● ●
2. Sampah ● ● ● ● ●
3. Limbah B3 ● ● ●
4. Higiene &
● ● ●
sanitasi RS
5. Infeksi
● ●
nosokominal
6. Gangguan

Kesmas
F K3

42
1. Keselamatan &
Kesehatan ● ● ● ● ● ●
kerja
2. Kebakaran ● ● ● ● ●

2.4.Dampak Penting Hipotetik


Dampak penting hipotetik adalah dampak potensial yang diduag akan
mengalami perubahan secara mendasar sehingga diperhatikan kajian lebih
mendalam. Untuk menentukan dampak penting hipotetik terlebih dahulu akan
dilakukan evaluasi dampak potensial yang bertujuan untuk mereduksi jumlah
komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak. Prinsip dasar
evaluasi dampak potensial adalah memberikan dugaan sementara (hipotetik)
secara lebih mendalam terhadap dampak potensial dengan menekankan pada
kemungkinan besar dampak tersebut secara hipotetik adalah dampak penting.
Berdasarkan hasil focusing identifikasi dampak penting hipotetik rencana
kegiatan pembangunan RS Dr. OEN SURAKARTA maka dapat diketahui
dapak penting hipotetik sbb :
Tabel 2.15 Dampak Hipotetik
Tahap Prakonstruksi
A. Geo Fisik Kimia
1. Kualitas udara
B. Sosekbud
1. Sikap dan persepsi masyarakat
2. Keresahan masyarakat
Tahap Konstruksi
A. Geo Fisik Kimia
1. Udara
2. Kebisisngan
3. Getaran

43
B. Transportasi
1. Kelancaran lalin
2. Keselamatan lalin
3. Kerusakan jalan
C. Sosekbud
1. Kesempatan kerja dan berusaha
2. Keresahan masyarakat
3. Sikap dan persepsi masayarakt
D. K3
1. Kesehatan dan keselamatan kerja
2. Kebakaran
Tahap Operasi
A. Geo Fisik Kimia
1. Kualitas air
2. Kualitas udara
3. Kebisingan
4. Getaran
B. Transportasi
1. Kelancaran lalin
2. Keselamatan lalin
3. Kerusakan jalan
C. Sosekbud
1. Mobilisasi penduduk
2. Pendapatan masyarakat
3. PAD
4. Keresahan Masyarakat
5. Sikap dan persespsi masyrakat
6. Kesempatan kerja dan berusaha

44
D. Sanitasi Kesmas
1. Limbah cair
2. Sampah
3. Limbah B3
4. Hygiene dan sanitasi RS
5. Infeksi nosocomial
6. Gangguan kesmas
E. K3
1. Kesehatan dan keselamatan kerja
2. Kebakaran

2.5. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


2.5.1 Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi luas wilayah studi
AMDAL sesuai dengan hasil pelingkupan dampak penting dan dengan
memperhatikan keterbatasan sumber daya, waktu dan tenaga.

45
2.5.1.1 Batas proyek
Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan akan melakukan kegiatan pra konstruksi, konstruksi dan
operasi. Batas ttapak proyek rencana kegiatan pembangunan RS Dr.
OEN SURAKARTA adalah seluas 1,99 Ha.
2.5.1.2 Batas Ekologi
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah, dimana
proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan
akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologi meliputi ekologi
sungai, permukiman, hutan dan perairan yang merupakan batas ekologi
terluar dari wilayah rencana kegiatan.
2.5.1.3 Batas Sosial
Batas social adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi social yang
mengandung norma dan nilai tertentu. Batas social yang digunakan
dalam studi ini meliputi komunitas masyarakat yang terdapat di
kelurahan Tegalharjo Kecamatan Jebres.
2.5.1.4 Batas Administrasi
Batas administrasi yang digunakan dalam studi ini adalah Kelurahan
Tegalharjo Kecamatan Jebres Kota Surakarta

46
2.5.2 Batas Waktu Kajian
Tabel 2.16 Batas Waktu Kejadian
Kegiatan Jenis Dampak Batas Waktu Kajian
A, Pra Konstruksi
1. Sosialisasi Sikap dan persepsi Pada saat sosialaisasi
masyarakat dan 1 bulan setelah
sosialisasi
Keresahan masyarakat Pada saat sosialaisasi
dan 1 bulan setelah
sosialisasi
2. Penyiapan lahan Kualitas udara Enam bulan selama
dan Kebisingan tahap pembongkaran
pembongkaran Getaran bangunan lama
Keresahan masyarakat
Sikap dan persepsi
masyarakat
Gangguan estetika oeh
sampah bangunan
B. Konstruksi
1. Mobilisasi Kesempatan kerja dan Enam bulan pada awal
tenaga kerja berusaha kegiatan rekrutmen
tenaga kerja
berlangsung
Sikap dan persepsi Dua tahun selama
masyarakat pekerjaan konstruksi
berlangsung
2. Mobilisasi alat Kualitas udara
dan material Kebisingan

47
Getaran Dua tahun selama
Kelancaran dan pekerjaan konstruksi
keselamatan lalin berlangsung
Kerusakan jalan
Keresahan masyarakat
Sikap dan persepsi
masyarakat
Keselamatan dan
kesehatan kerja
3. Pembangunan Kebisingan Dua tahun selama
gedung pekerjaan konstruksi
berlangsung
Getaran Enam bulan selama
pekerjaan pondasi
berlangsung
Kesempatan kerja dan Dua tahun selama
berusaha pekerjaan konstruksi
berlangsung
Keresahan masyarakat Selama kegiatan
berlangsung
Sikap dan persepsi Selama kegiatan
masyarakat berlangsung
Kebakaran Dua tahun selama
pekerjaan konstruksi
berlangsung
C. Tahap Operasi
1. Penerimaan Pendapatan masyarakat Selama kegiatan
tenaga kerja berlangsung

48
Sikap dan persepsi Selama kegiatan
masyarakat berlangsung
2. IRNA dan Penurunan kualitas air Selama operasional RS
Poliklinik Penurunan kualitas udara Dr. OEN
Gangguan kelancaran dan SURAKARTA
keselamatan lalin berlangsung
Pendapatan masyarakat
Kesempatan kerja dan
berusaha
3. Penunjang Kualitas air Selama operasional RS
Medik Limbah cair Dr. OEN
Limbah B3 SURAKARTA
Sampah berlangsung
4. Dapur san kantin Limbah cair Selama operasional RS
Sampah Dr. OEN
Hygiene dan sanitasi RS SURAKARTA
K3 berlangsung
5. Mekanikal dan Kualitas udara Selama operasional RS
Elektrikal Kebisingan Dr. OEN
Getaran SURAKARTA
K3 berlangsung
Kebakaran

49
BAB III

METODE STUDI

3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder
yang meliputi tiga metode yaitu :
a) Metode Telaah Pustaka
b) Metode Observasi
c) Metode Analisis Laboratorium
3.1.1 Komponen Geo Fisika Kimia
a) Gelogi dan Geohazard
Aspek yang akan dikasji terkai dengan analisis risiko lkasi rencana
kegitana terhadap terjadinya bencana alam seperti gempa bumi. Analisis
risiko bencana alam dilakukan secara deskriptif dengan mendasarkan
pada peta mitigasi bencana dan peta rencanan kegiatan.
b) Klimatologi
Data iklim yang dikaji meliputi data curah hujan, suhu, kelembaban
udara, dana rah angina. Sumber data adala data sekunder berasal dari
database BMKG Jawa Tengah yang telah dipilih dari stasiun terdekat.
Metode pengumpulan dan analisi data dilakukan secara series selama
10 tahun terakhir.
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Klimatologi
Metode pengumpulan data
No Parameter Metode analisis data
Metode Lokasi
Suhu dan Pengumpul Lokasi kajian Tipe/jenis iklim
1
kelembaban an data difokuskan pada setempat ditetntukan
2 Curah Hujan sekunder kondisi berdasarkan

50
klimatologi yag klasifikasi iklim
terdekat dengan menurut Schmidt
rencana kegiatan dan Fergusson
dengan menghitung
perbandingan antara
rata2 jumlah bulan
kering dan rata2
jumlah bulan basah

c) Udara
Parameter udara yang dikaji dalam pembangunan RS Dr. OEN
SURAKARTA adalah NO2, SO2, CO, O3, dan Pb. Tujuannya untuk
mempelajari kondisi udara ambien eksisiting dengan adanya kegiatan
pembangunan RS Dr. OEN SURAKARTA. Pengambillan data
dilakukan dengan cara pengukuran udara dana tau pengambbilan
sampel pada titik tertentu untuk kemudian dibawa ke laboratorium.
Kemudina, data kualitas udara dihitung dengan metode Indeks Standar
Pencemar Udara sesuai dengan Kep. Bapedal No 107 1997.
Dampak pencemaran udara yagng terjadi dalam pembanguna RS Dr.
OEN SURAKARTA adalah partikulat yang ditimbulkan karena
mobilitas kendaraan proyek dana tau pembersihan lahan.
d) Kebisingan dan getaran
Kebisingan
Kebisingan yang akan dikaji dalam pembangunan RS Dr. OEN
SURAKARTA meliputi kebisingan karena adanya pengoperasian alat
berat saat tahap prakonstruksi dan konstruksi.
Tabel 3.2 Tingkat Kebisingan Peralatan Konstruksi
No Jenis Peralatan Tingkat Kebisingan

51
Pada Pada jarak Pada jarak
sumbernya 15 m dari 30 m dari
(Dba) sumbernya sumbernya
1 Buldozer 101 82,6 67,5
2 Backhoe 98 82,6 60,5
3 Truck 64,6
4 Vibartion ruoller 98 82,6 60,5
5 Vibration 101 63,5
82,6
compactor
6 Roal roller 101 82,6 63,5
7 Asphalt finisher 101 82,6 63,5

Getaran
Getaran yang diakibatkan pembangunan RS Dr. OEN SURAKARTA
termasuk dalam getaran mekanik. Getaran mekanik adalah getaran yang
ditimbukan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia.

e) Hidrologi
RS Dr. OEN SURAKARTA menggunakan sumur dalam sebagai
sumber air bersihnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran
kualitas air untuuk mengetahui kondisi air tanah eksisting untuk
kemudian diperkirakan dampak yang akan terjadinya padanya akibat
adanya pembnagunan RS Dr. OEN SURAKARTA. Kualitas yang
diamati adalah kualitas air tanah dalam, kualitas air dari fasilitas umum
RS, kualitas air sumur gali milik masyarakat dan air sungai. Untuk
pengukuran kualitas air sungai dilakukan pada dua titik yaitu sebelum
outlet ipal dan sesudah outlet ipal RS Dr. OEN SURAKARTA dengan

52
parameter menagcu pada PP No 82 tahun 2001 dan air tanah dangkal
dilakukan pada 3 lokasi titik di sekitar lokasi proyek.
f) Transportasi
Pengumpulan data transportasi dillakukan secara kuantitatif dengan
menggunakan traffic counting. Metode analisa transportasi dari data
terkumpul dialkukan dengan metode matematik analogi. Komponen
transportasi yang akan diuji adalah :
 Bangkitan Lalu Lintas
Bangkitan lalu lintas dibagi menjadi 2 yaitu 1) karena adanya
RS Dr. OEN SURAKARTA 2) pertumbuhan normal
 Bangkitan parker
Dihitung dengan cara mengethaui jumlah bed, karyawan RS Dr.
OEN SURAKARTA (termasuk dokter), pembesuk, dan
pengunjung temporer.
 Kelancaran lalu lintas
Dievaluasi dengan cara melihat kinerja lalu lintas dengan tolak
ukur tingkat pelayanan. Tingkat pelayanan diperoleh dengan
cara menghitung derajat kejenuhan (D) dan menganggap jalan
adalah jalan perkotaan MKJI. Bila hasil analisis menghasilkan
lalu lintas tidak lancer maka usaha perbaikan diarahkan ke
perbaikan geometri (baik didalam ataupun diluar RS) dan
manajemen lalu lintas ataupun parkkir.
 Simpang bersinyal
Dievaluasi dengan cara melihat tundaan lalu lintas yang
melintas di persimpangan tsb.
 Sirkulasi angkutan umum dan pejalan kaki
Kelancaran angkutan umum sudah dianalisis dalam analisa
kelancaran lalu lintas. Dievaluasi dengan cara menghitung

53
kebutuhan halte. Sedangkan untuk pejalan kaki dilihat dari pola
jalan kakinya untuk direncanakan prasarana yang dibutuhkan.
Tabel 3.3 Metode Pengumpulan dan Analisis Data Lalu Lintas
Parameter Metode Metode analisa
pengumpulan data
data
1. Bangkitan lalu lintas
a. Karena adanya Data sekunder Metode
RS OEN matematis
b. Pertumbuhan
normal
2. Bangkitan parker Data sekunder Metode
matematis
3. Kelancaran lalin Data sekunder Metode
matematis
4. Simpang bersinyal Data primer Metode
matematis
5. Keselamatan lalin Data sekunder Professional
judgement

3.1.2 Komponen Sosekbud


Table 3.4 metode Pengumpulan dan Analaisi Data Sosekbud
Parameter Metode pengumpulan Metode analisis data
data
1. Kependudukan Wawancara, Kualitiatif dan
 Kesempatan penelurusan data dan kuantitatif
kerja informasi

54
Wawancara, Kualitiatif dan
2. Sosek penelurusan data dan kuantitatif
 Peluang berusaha informasi
 Pendapatan Wawancara, Kualitiatif dan
masyarakat penelurusan data kuantitatif
sekunder
Kualitatif
Pengumpulan data
3. Social budaya
sekunder
 Gangguan
kenyamanan Wawancara, Kualitatif

 Proses social penelurusan data dan

 Sikap dan informasi

persepsi Wawancara, Kualitatif

masyarakat penelurusan data dan


informasi

3.1.3 Komponen Kesehatan Masyarakat


Kajian aspek kesmas dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari
profil kesehatan kota Surakarta serta data primer yang dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Adapun parameter kesmas yang akan diteliti :
a) Sanitasi masayarakat : sumber air bersih, jamban, tempat sampah,
tempat umum sehat, rumah sehat
b) Pola penyakit
Data dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan gambaran
kondisi kesmas di lokasi rencana kegiatan. Data hasil analisis tsb
kemudian dibandngkan dengan skala kualitas lingkungan kesehatan
untuk mengetahui level kondisi kesmas setempat.
Vector penyakit yang akan diamatai adalah lalat. Pengukurannya
mengugnakan satuan landing rate per hour per square meters atau

55
jumlah individu lalat yang berkunjung / mendarat dalam waktu satu
jam dalam rentang luasan satu meter persegi.

3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting


Perkiran dampak penting dilakukan dengan menelaah secara cermat dan
mendalam terhadap dampak penting hipotesis yang telah ditetapkan dari hasil
pelingkupan baik dampak yang bersifat langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan metode bagan alir.
Untuk menenetukan tingkat kepentingan dampak menggunakan kriteria
sebagaimana diurakan pada table berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Penentuan Penting (P) atau Tidak Penting (TP)
Kriteria
No Faktor Evaluasi Keterangan
P TP
M1>M2 M1<M2 M1 = jumlah manusia dalam
wilayah studi yang terkena
Jumlah manusia dampak tetapi tidak mendapat
1
terkena dampak makanan
M2 = jumlah manusia yang
mendapakan manfaat
W1 W2 W1 = wilayah sebarab dampak
Luas wilayah mengalami perubahan mendasar
2 persebaran W2 = wilayah sebaran dampak
dampak tidak mengalami perubahan
mendasar
I1 I2 I1 = dampak melampaui baku
Intensitas dan
mutu lingkungan dan
3 lamanya dampak
berlangsung lama (lebih dari
berlangsung
satu tahapan proyek)

56
I2 = dampak tidak melampui
baku mutu lingkungan dan
berlangsung tidak lama (hanya
pada tahap prakonstruksi dan
konstruksi)
Jumlah L1 L2 L1 = komponen lingkungan
komponen tekena dampak primer
4 lingkungn lain L2 = komponen lingkungan
yang terkena terkena dampak sekunder dan
dampak selanjutnya
Sifat kumulatif K1 K2 K1 = dampak komulatif
5
dampak K2 = dampak tidak komulatif
Berbalik atau B1 B2 B1 = dampak tidak berbalik
6
tidaknya dampak B2 = dampak dapat berbalik
Kriteria lain T1 T2 T1 = teknologinya sudah
sesuai dengan tersedia dan mudah didapatkan
perkembangan T2 = Teknologinya tersedia
7
teknologi dan tetapi mahal atau sukar
ilmu didapatkan atau belum ada
pengetahuan teknologi untuk mengelolanya

3.3 Metode Evaluasi Dampak Penting


Evaluasi dampak penting dimaksudkan sebagai upaya untuk mengevaluasi arah
dan kecenderungan semua perubahan kualitas lingkungan yang akan terjadi
dalam ruang dan waktu tertentu secara holistic dan kausatif sebagai akibat
adnaya aktivitas dari rencana pengembangan RS Dr. OEN SURAKARTA.
Evaluasi dampak penting akan dilakuakn dengan menggunakan Metode Fisher
and Davies. Metode ini sesuai dipergunakan pada proyek yang dinamis dan

57
cepat mengalami perubahan sebagaimana diperkirakan akan terjadi di
lingkungan sekitar RS Dr. OEN SURAKARTA.
Langkah langkah Metode FISHER AND DAVIES adalah sbb :
1. Membuat matriks evaluasi dasar rona lingkungan (Environmental baseline
evaluation)
Table 3.6 Form Matriks Evaluasi Dasar Rona Lingkungan Fisher and
Davies
Evaluasi Rona Lingkungan
Skala Skala kondisi rona Skala kepekaan
Komponen kepentingan lingkungan hidup terhadap
No
Lingkungan terhadap fungsi awal pengelolaan
ekosistem lingkungan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
stp sp sbr sbk stp spk
1 Fisik Kimia
1. Kualitas
2. Kebisingan
3. Limpasan air
hujan
2 Social
1. Kesempatan
kerja dan
peluang usaha
2. Proses/konflik
sosial
3. Sikap dan
persepsi
4. Kamtibnas

58
3 Kesmas
1. Derajat
kesehatan
2. Timbunan
limbah padat
3. Limbah cair
4 Transportasi
1. Kelancaran
lalin
2. Keselamatan
lalin
Keterangan :skala 1 (peringkat terendah) – 5 (peringkat tertinggi)

2. Membuat matriks dampak lingkungan (Environmental Compability Matrix)


Tabel 3.7 Form Matrik Dampak Lingkungan Fisher and Davies
Komponen Komponen Kegiatan
No
Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I Fisik Kimia
1. Kualitas udara
2. Kebisingan
3. Limpasan air hujan
II Sosial
1. Kesempatan kerja
dan peluang usaha
2. Proses/konflik
social
3. Sikap dan persepsi
4. Kamtibnas

59
III Kesmas
1. Derajat kesehatan
2. Timbulan limbah
padat
3. Limbah cair
IV Transportasi
1. Kelancaran lalin
2. Keselamatan lalin

Keterangan : Arah dampak:


1: arah dampak + : dampak positif (manfaat)
2: penyiapan lahan & pembongkaran - : dampak negative (risiko)
3: mobilisasi tenaga kerja Skala besaran dampak :
4: mobilisasi alat & material 1: sangat rendah
5: pembangunan gedung RS 2: rendah
6: penerimaan tenaga kerja RS 3: sedang
7: IRNA & poliklinik 4: tinggi
8: penunjang medik 5: sangat tinggi
9: instalasi gizi & kantin Sifat atau waktu berlangsungnya
10: mekanikal & engineering dampak:
S: berlangsungnya singkat
L: berlangsungnya lama

60
3. Membuat matriks keputusan (Decision Matrix)
Tabel 3.8 Form Matrik Pengambilan Keputusan Fisher and Davies
Skala Tanpa
Skala kualitas lingkungan dgn proyek Evaluasi
Proyek
Komponen Lingkungan
Komponen rencana kegiatan Kondisi
Hidup yad Selisih Besar
Skr yad Pra Konst Konstruksi Operasi
dengan (+/-) Dampak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 proyek
A. Fisik Kimia
1. Kualitas udara
2. Kebisingan
3. Limpasan air hujan
B. Social
1. Kesempatan kerja
dan peluang usaha
2. Proses/konflik social
3. Sikap dan persepsi
4. Kamtibmas
C. Kesmas
1. Derajat kesehatan

61
2. Timbulan limbah
padat
3. Limbah cair
D. Tansportasi
1. Kelancaran lalin
2. Keselamatan lalin

62
3.4 Telaahan Sebagian Dasar Pengelolaan
3.4.1 Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi digunakan untuk mengatasi dan mengurangi dampak
yang ditimbulkan dengan penggunaan peralatan atau system mekanis.
Pendekatan teknologi yang akan direkomendasikan sedapat mungkin
menggunakan standar baku (SOP) yang telah ditetapkan untuk suatu
kegiatan tertentu. Selain itu pendekatan ini juga harus sesuai (reliable)
dengan kondisi setempat dengan biaya yang terjangkau.
3.4.2 Pendekatan Sosekbud
Pendekatan sosekbud dapat dilakukan dengan penanggulangan terhadap
persepsi negative masyarakat terutama mengenai kompensasi ganti rugi
tanah serta keresahan masyarakat yang terjadi pada tahap konstruksi dan
operasi.
3.4.3 Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional merupakan suatu cara untuk memadukan dan
menyerasikan pemrakarsa dan Pemda setempat serrta instansi terkait
seperti Bappeda kabupaten, BPN, Kecamatan dan kelurahan serta LSM
untuk bersama sama mengelola lingkungan di sekitar proyek.

3.5 Rekomendasi Kelayakan Lingkungan


Berdasarkan evaluasi dampak yang telah dilakukan maka rekomendasi
kelayakan lingkungan DINYATAKAN dengan pertimbangan sebagai berikut
Tabel 3.9 Pertimbangan Kelayakan Lingkungan
Kelayakan
No Kriteria Kelayakan Justifikasi
Ya Tidak

63
1 Rencana tata ruang sesuai
ketentuan peraturan perundang-
undangan
2 Kebijakan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
serta sumber daya alam yang
diatur dalam peraturan perundang-
undangan
3 Kepentingan pertahanan keamanan
4 Prakiraan secara cermat mengenai
besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik, kimia,
sosekbud, tata ruang dan kesmas
pada tahap prakonstruksi,
konstruksi, operasi dan pasca
operasi usaha dan/atau kegiatan
5 Hasil evaluasi secara holistic
terhadap seluruh dampak penting
sebagai sebuah kesatuan yang
saling terkait dan saling
mempengaruhi sehingga diketahui
perimbangan dampak penting yang
bersifat positif dengan yang
bersifat negative
6 Kemampuan pemrakarsa dan/atau
pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulangi
dampak penting negative yang

64
akan ditimbulkan dari usaha
dan/atau kegiatan yang
direncanakan dengan pendekatan
teknologi, social dan kelembagaan
7 Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak menggangu nilai nilai social
atau pandangan masyarakat (emic
view)
8 Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak akan mempengaruhi dan/atau
mengganggu entitas eklogi yang
merupakan :
1. Entitas dan/atau species
kunci
2. Memiliki nilai penting
ekologis
3. Memiliki nilai penting
secara ekonomis
4. Memiliki nilai penting
secara ilmiah
9 Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/aau kegiatan
yang telah berada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau
kegiatan
10 Tidak dilampauinya daya dukung
dan daya tamping lingkungan

65
hidup dari lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung
dan daya tamping lingkungan
dimaksud

Kelayakan lingkungan ini juga merupakan suatu pernyataan secara jelas


terhadap layak atau tidaknya rencana pembangunan yang akan dilaksanakan
terhadap lingkungan. Kelayakan lingkungan ini diformulasikan dan ditetapkan
berdasarkan hasil evaluasi dampak dan arahan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.

66

Anda mungkin juga menyukai