Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jigging

Jig merupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan perbedaan

berat jenis, bekrja secara mekanis yang menggunakan adanya perbedaan

kemampuan menerobos dari butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu lapisan

pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu tangki terbuka yang berisi air

dengan saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat lapisan

pemisah.

Tangki jig dilengkapi dengan lubang pengeluaran konsentrat (spigot) pada

bagian bawahnya. Disamping itu jig juga memiliki suatu mekanisme penyebab

terjadinya tekanan (pulsion) yang diimbangi dengan pemakaian air tambahan.


Jig tampak depan

B. Prinsip Kerja Proses Jigging

Apabila terjadi pulsion maka bed akan terdorong naik. Sehingga


batuan pada lapisan bed akan merenggang karena adanya tekanan.
Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat untuk menerobos bed
masuk ke tangki sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan akan terbawa
oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan terbuang sebagai
tailing. Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral berat
berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk
ke tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap diatas bed
untuk menunggu kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan
berukuran besar akan terbawa aliran arus horizontal.
C. Bagian – bagian Jiging

Jigging dilakukan pada alat yang disebut dengan jig, secara garis
besar jig terdiri dari satu tangki yang terbuka dan berisi fluida yang
biasanya air.Dibagian atas tangki dipasang ayakan dimana air dapat
dengan leluasa untuk melewatinya.Pada bagian bawah atau bagian
samping dari tangki dipasang alat tertentu yang disebut dengan “
energizing unit “.Energizing unit tersebut adalah alat yang akan
menimbulkan gerakan bolak – balik dari fluida yang ada dibawah ayakan
jig.Gerakan fluida keatas disebut dengan “ pulsion “ dan gerakan kebawah
disebut dengan “ suction “ ( hisap ).

Proses kerja jig berprinsip pada daya naik turunnya air dengan
pekerjaan kombinasi antara tekanan dan hisapan.Pemisahan didasarkan
pada perbedaan berat jenis mineral.

Jig tampak samping pada saat pulsion


Jig tampak samping pada saat suction

JIG TAMPAK ATAS DIAFRAGMA PADA SAAT PULSION DAN


SUCTION

Pada pemisahan partikel mineral dalam proses jigging dipengaruhi tiga faktor,

antara lain :
a. Differential acceleration

Differential acceleration merupakan faktor perbedaan kecepatan jatuh

partikel mineral ke bed, karena adanya gerakan yang terjadi pada alat jig. Hal ini

akan menyebabkan partikel mineral yang memiliki berat jenis besar akan

memiliki kecepatan jatuh yang lebih besar.

b. Hinderet setting

Hinderet setting adalah faktor kerapatan batuan pada lapisan bed, faktor

dimana kecepatan jatuh setelah mineral mencapai kecepatan akhir atau setelah

mengendap pada bed, dimana partikel mineral terangkat dan turun pada saat

terjadi pulsion dan suction mengalami kesulitan untuk melalui media pemisah di

dalam jig. Jadi dapat dikatakan faktor pengaturan kerapatan bed.

c. Consolidation trickling

Consolidation trickling adalah faktor atau cara pengaliran campuran

partikel mineral pada waktu akhir jatuh, dimana berlaku setelah lapisan bed

menutup pada saat akhir dorongan (pulsion) . Partikel mineral ringan berukuran

besar tidak sanggup berpindah ke kompartemen berikutnya karena pengaruh

kecepatan yang terjadi pada partikel mineral tersebut. Sedangkan mineral berat

dengan ukuran kecil mempunyai kesempatan untuk menerobos celah-celah

lapisan bed, karena partikel tersebut cukup kecil bila dibandingkan dengan rongga

bed. Kondisi seperti inilah yang dikendalikan dalam Consolidation trickling.

Berdasarkan ketiga faktor pemisahan mineral dalam jig diatas, maka

terjadilah proses pemisahan mineral yang berbeda berat jenisnya, dalam hal ini
mineral berharga seperti kasiterit, xenotin, monasit, ilmenit, zircon, Pb dan biji

besi dengan mineral tailing yang berupa kuarsa dan clay. Mineral-mineral yang

berat jenisnya lebih besar baik yang berukuran kecil maupun besar berada di

bawah saringan, kemudian masuk kedalam tangki dan keluar melalui spigot

sebagai konsentrat. Sedangkan mineral pengotor atau mineral ringan baik yang

berukuran kecil ataupun besar akan terdorong oleh desakan dari feed berikutnya

dan arus horizontal diatas permukaan bed dan terbuang sebagai tailing . Apabila

ketiga faktor tersebut disatukan maka proses tersebut dinamakan ideal jigging

process.

Berdasarkan jumlah kompartemennya jig dapat dibagi menjadi beberapa

tipe, antara lain :

- tipe 1x2 - tipe 2x2

- tipe 1x3 - tipe 2x3

JIG 1X2 CELL


JIG 2X2 CELL

JIG 1X3 CELL

JIG 2X3 CELL


D. Gaya- gaya yang bekerja pada jig

1. Tekanan ( pultion )
Yang dimaksud dengan tekanan ( pulsion ) atau desakan adalah

kejadian dimana air menembus atau bergerak keatas melalui saringan

jig, mengangkat bahan – bahan atau butiran yang berada diatas

saringan.Dimana butiran yang ringan akan terangkat lebih tinggi,

dalam hal ini jig bed akan terbuka karena ada gerakan.Dengan

demikian bijih yang berat akan masuk diselah – selah pori – pori batu

bed.

2. Hisapan ( suction )
Hisapan ( suction ) merupakan suatu kejadian dimana air

menembus kebawah melalui saringan membawa bahan yang dapat

melewati saringan kedasar jig.


Material yang tercampur dengan air mengalir diatas jig, akibatnya

akan terjadi tekanan dan hisapan yang berulang – ulang sehingga

diatas jig berbentuk susunan lapisan – lapisan mineral dimana butiran

– butiran dengan berat jenis yang lebih besar akan lebih cepat

mengendap dan melewati saringan untuk kemudian diambil sebagai

konsentrat.Dengan adanya kecepatan ( cross flow ) butiran yang lebih

ringan akan terbawa dan terbuang sebagai tailing.

Dalam proses jigging kemungkinan dapat terjadi beberapa keadaan antara


lain sebagai berikut :

a. Tekanan dengan banyak hisapan

Dalam keadaan ini akan lebih banyak terjadi hisapan, dimana bed
jig seolah – olah menjadi padat.Keadaan ini kurang baik dan harus
dihindarkan karena bijih – bijih timah akan membentuk lapisan yang padat
dimana hal ini akan mengurangi kemungkinan penerobosan bijih timah
yang akan turun.Hal ini terjadi terutama apabila kekurangan air tambahan (
under water ) dan dapat diatasi dengan memperbesar panjang dorongan
atau menggerakkan hematitite.

b. Tekanan dengan sedikit hisapan

Hisapan pada proses ini tidak terlalu kuat untuk menjadikan


kompaknya batu bed, hal seperti ini adalah baik.Batu bed dan lapisan bijih
tetap lepas dan bergerak pada keadaan bahan masuk cukup, maka bila kita
memasukkan tangan kedalam akan terasa turunnya bahan – bahan tersebut
dari tangan kita.

c. Tekanan dengan tidak ada hisapan

Dalam keadaan seperti ini tidak baik dan tidak diinginkan karena
banyak kesalahan, bila bocor atau sobek tekanan masih akan terasa karena
air tambahan.Tetapi disini hisapan tidak akan terjadi karena air akan
mengalir melewati bagian yang bocor. Keadaan seperti ini tidak baik dan
harus dihindarkan dengan mengganti membran.

E. Operasional Jigging

Umpan berupa slurry dengan 25% - 45% padatan masuk pada


salah satu ujung jig mengalir membentuk arus horizontal dipermukaan
jig.Partikel – partikel terutama yang berbutir halus terbawa arus dan keluar
pada ujung yang lainnya.Pengendapan partikel pada arus horizontal ini
mengikuti mekanisme pengendapan seperti pada palong.

Partikel – partikel yang mengendap dari arus horizontal masuk


kedaerah dimana jigging bekerja yaitu daerah antara arus horizontal dan
ayakan. Mekanisme jigging seperti percepatan differensial hindered
settling dan trickling bekerja didaerah tersebut yang dapat dibedakan
antara daerah roughing sebelah atas dan daaerah separating
dibawahnya.Partikel – partikel didaerah roughing terutama terdiri dari
partikel middling dan partikel mineral ringan yang berusaha masuk
kedaerah separating. Mineral ringan didorong keatas memasuki daerah
tertransportasi dan terbawa arus horizontal.Middling memiliki peluang
masuk kedaerah separating, daerah separating dengan mudah menerima
mineral berat dan berusaha mendorong keatas middling.Consolidation
trickling terjadi didaerah ini, mineral berat dan besar dengan cepat
mencapai permukaan ayakan diikuti mineral berat kecil melalui daerah
roughing dan separating, dan dengan mekanisme consolidation trickling
melewati mineral berat besar.

Panjang Stroke dan Frequency

Panjang storke adalah panjang dorongan air oleh energizing unit,


oleh karena itu menentukan jauhnya partikel – partikel terdorong pda saat
pulsion sekaligus menentukan jarak antara partikel pada saat pulsion
( dilasi ).Panjang storke besar menghasilkan kecepatan air naik juga besar
dan kecepatan air turun ( hisap ) besar.

Frequency adalah banyaknya stroke permenit, umumnya satu


stroke ( terdiri dari satu pulsion dan satu suction ) sama dengan satu
putaran motor. Olek karena itu frequency dapat dinyatakan dengan putaran
( rpm ).Banyaknya frequency menentukan banyaknya pengaruh
mekanisme percepatan differensial.Pada umumnya semakin kecil ukuran
umpan akan semakin kecil panjang stroke dan semakin besar frequency
akan sebaaliknya.

Contoh Ukuran Umpan


Ukuran umpan Stroke Frequency
( mm ) ( mm ) ( rpm )
1–5 30 – 50 30 – 60
1 – 0, 2 10 – 15 150 – 200
1 – 0, 1 3 -6 200- 400

F. Parameter Pada Proses Jigging

Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat

beberapa parameter yang mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun

parameter yang mempengaruhi proses pemisahan tersebut antara lain

a. Amplitudo membran atau frekuensi stroke


Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak

atau membran dari awal dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan

(suction), sedangkan frekuensi stroke merupakan banyaknya

dorongan per menit. Bila jumlah (rpm) pukulan besar, maka

panjang langkahnya (amplitudo) lebih pendek demikian

sebaliknya.
Amplitudo membrane dan frekuensi stroke ini akan

berpengaruh kepada kecepatan aliran vertical ke atas dimana

kecepatannya tidak boleh lebih besar dari pada kecepatan jatuh

partikel. Apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan

kehilangan mineral berharga yang mempunyai ukuran butir lebih


kecil. Oleh sebab itu amplitude membrane dan frekuensi stroke

yang digunakan harus disesuaikan dengan ukuran butir partikel

mineral berharga yang ada di lapangan

b. Kecepatan aliran horizontal


Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang

mengalir di atas lapisan bed . Fungsi kecepatan horizontal adalah

untuk membawa material ringan, baik yang berukuran besar

ataupun kecil. Kecepatan aliran horizontal ini sangat berpengaruh

terhadap pengendapan mineral.

c. Ketebalan bed dan ukuran batu pada lapisan bed yang digunakan
Bed merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu

hematite yang digunakan sebagai media pemisah mineral berat

pada jig. Ketebalan dan ukuran bed sangat mempengaruhi hasil

pemisahan dan tergantung kepada mineral yang akan dipisahkan .

Semakin tebal dan besar ukuran butir bed, maka akan semakin sulit

kecepatan aliran vertical ke atas untuk mendorong lapisan bed,

sehingga semakin sedikit partikel mineral berharga yang

mengendap sebagai konsentrat.


Sebaliknya semakin tipis dan kecil ukuran butir bed, maka

ada kemungkinan aliran vertical ke atas akan melontarkan bed,

sehingga ruangan antara bed menjadi terlalu besar. Hal ini

menyebabkan mineral ringan yang berukuran besar akan

menerobos lapisan bed dan mengendap sebagai konsentrat,

sehingga kadar konsentrat menjadi rendah.

d. Volume air tambahan (Under water)


Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai

rencana, air di dalam tangki ada yang masuk ada pula yang keluar.

Air yang masuk adalah air yang bercampur bersama feed dan air

yang berasal dari header tank (air tambahan). Sedangkan air yang

keluar adalah air yang keluar bersama-sama dengan tailing dan air

yang keluar melalui spigot bersama konsentrat.


Volume air tambahan adalah jumlah air yang dialirkan ke

jig yang berguna sebagai air tambahan. Manfaat air tambahan ini

adalah untuk mengimbangi hisapan, mengimbangi jangan terlalu

banyaknya aliran air diatas jig yang menuju ke dasar dapat terjadi

apa yang dinamakan gerak pulsasi (gerakan ketas dan hisapan ke

bawah) dan menggantikan air yang keluar melalui lubang spigot.

e. Ukuran lubang spigot


Lubang spigot adalah suatu lubang yang berfungsi sebagai

tempat keluarnya konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran

lubang spigot ini akan mempengaruhi volume air yang terdapat

dalam tangki jig. Apabila ukuran lubang spigot terlalu besar, maka

volume air yang keluar melalui lubang spigot akan menjadi besar.

Hal ini akan mengakibatkan tangki jig menjadi kosong, dan jig

akan mengalami kekurangan air. Untuk menjaga keseimbangan air

didalam jig, maka ukuran lubang spigot diusahakan sekecil

mungkin. Hali ini bertujuan agar pada proses pemisahan

berikutnya tidak terjadi kelebihan air dan pemakaian air tambahan

dapat terjaga.

f. Feeding dan proses padatan


Feeding adalah proses pemasukan bahan baku campuran

mineral baik bijih berharga atau mineral lainnya dengan mengalir

kepermukaan jig, yang disesuaikan dengan kapasitas alat

pencucian. Distribusi feed dipermukaan jig harus diatur dengan

baik agar proses jigging dapat berjalan dengan sempurna.

Penyebaran dan kekentalan (proses padatan) feed yang

masuk kepermukaan jig perlu diperhatikan. Penyebaran feed yang

tidak merata mengakibatkan terjadinya penumpukan dan kelebihan

beban yang terlalu besar yang diterima oleh permukaan jig. Feed

yang terlalu kental akan menyebabkan penumpukan dan kecepatan

aliran kecil, sebaliknya feed yang terlalu encer akan menyebabkan

kecepatan aliran yang besar sehingga banyak mineral berharga

yang hilang sebagai tailing.

g. Motor jig
Motor jig merupakan motor penggerak stroke yang

menyebabkan terjadinya pulsion dan suction pada proses

pemisahan. Penentuan daya atau HP motor yang digunakan

berdasarkan beban yang akan didorong pada saat pulsion, jumlah

putaran gear box dan panjang pukul motor yang digunakan.

h. Jig screen
Jig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat

(ketebalan kawat 1,5 mm) yang dipasang diantara rooster bawah

dan rooster atas. Posisi pemasangan jig screen berpengaruh

terhadap jumlah dan luas lubang bukaan jig screen tersebut.

i. Kecepatan aliran didalam jig tank


Kecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap

proses pengendapan mineral berharga. Apabila kecepatan aliran

vertikal keatas akibat pulsion lebih besar dari kecepatan jatuh butir

mineral berharga, maka mineral berharga tidak memiliki

kesempatan untuk turun mengendap sebagai konsentrat.

Sebaliknya jika kecepatan aliran vertikal ke atas terlalu kecil maka

kadar konsentrat akan menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena

mineral pengotor yang kecepatan jatuhnya juga kecil akan turun

sebagai konsentrat.

j. Kemiringan jig
Kemiringan jig berpengaruh terhadap kecepatan aliran

horizontal pada kondisi yang stabil, dengan perbandingan

kemiringan jig 1:12, dalam artian bila kemirinagan jig ditambah

satu derajat maka kecepatan akan bertambah dua belas kali dari

kecepatan pada posisi jig yang datar.

Anda mungkin juga menyukai