Anda di halaman 1dari 82

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
diLelangkan, dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas clan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

PASAL 1. URAIAN
1.1. Keterangan Umum.
a. Kegiatan yang dilaksanakan adalah Belanja Modal Gedung dan Bangunan
b. Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II
Karanganyar .
1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Sesuai dengan BQ ( Bill of Quantity) yang terlampir
1.3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa bahan dari
segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan
serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.
1.4. Menyediakan Direksi Keet yang berupa Ruang Rapat dengan kapasitas 20 orang, ruang
kerja Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Los Kerja untuk menyimpan bahan-bahan
bangunan yang akan digunakan.
1.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-
bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN


2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
b. Gambar Kerja/Gambar Rencana (Bestek)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling)
d. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada); yang telah disyahkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan instansi yang berwenang/unsur terkait.
2.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 441/KPTS/1998 tanggal 10
Nopember 1998 tentang Persyaratan Teknis dan Bangunan.
b. Standar Konstruksi dan Bangunan :
1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2) PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 1
3) SNI Nomor : 03-0106-1987 tentang : Penggunaan ubin lantai keramik marmer
dan cara uji.
4) SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.
5) SNI Nomor : 03-1726-1984 tentang Pedoman Perencanaan Tahan Gempa untuk
Rumah dan Gedung.
6) SNI Nomor : 03-1734-1989 tentang : Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan
Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
7) SNI Nomor : 03-1736-1989 tentang : Tata Cara Perencanaan Struktur bangunan
untuk penanggulangan bahaya kebakaran.
8) SNI Nomor : 03-2407-1991 tentang : Tata cara pengecatan kayu untuk Rumah dan
Gedung.
9) SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang: Tata cara pembuatan rencana Campuran
Beton Normal.
10) SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi Listrik.
11) SNI Nomor : 03-1727-1989 tentang Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan
Gedung.
12) SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang : Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
13) Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret 1998 tentang:
Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
14) Keputusan Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 tentang: Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungannya.
15) Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

c. Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan


pembangunan dari instansi yang berwenang.
2.3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam
keadaan selesai 100 (seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan dan Berita Acara Perubahan Pekerjaan (bila
ada) yang telah disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
2.4. Sistem Kontrak menggunakan Unit Price.

PASAL 3. KUASA PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN DILAPANGAN


3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk seorang kuasa
Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana Kepala yang cakap untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Penyedia Jasa Pemborongan, berpendidikan minimum :
a. Sarjana (S1) Teknik Sipil, berpengalaman minimum 5 (lima) tahun yang dibuktikan
dengan Referensi Pekerjaan yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) sesuai dengan bidangnya sebagai Site
Manager.
b. STM Bangunan Gedung, berpengalaman kerja minimum 5 (lima) tahun dan memiliki
Sertifikat Keterampilan (SKT) sesuai dengan bidangnya sebagai Pelaksana Lapangan
c. STM/SLTA sederajat, berpengalaman kerja mimimum 5 (lima) tahun sesuai dengan
bidangnya sebagai Logistik
3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa
Pemborongan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 2
3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam memimpin
jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Tim
Pengawas Teknik Proyek ( PTP ) berhak mengusulkan untuk disediakan penggantinya.
3.4. Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang maupun
jiwa).

PASAL 4. JAMINAN KESELAMATAN KERJA


4.1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan
dan syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk musibah yang terjadi.
4.2. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi
syarat kesehatan bagi semua petugas yang terkait dan pekerja yang ada dibawah
tanggung jawabnya.
4.3. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengasuransikan semua petugas yang terkait dan
pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja.

PASAL 5. TIMBANGAN DUGA ( PEILHOOTGE )


5.1. Timbangan Duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana atau pada saat
peninjauan ke lokasi pekerjaan (dalam rangka uitzet).
5.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat patok duga, letak patok ditentukan
kemudian.

PASAL 6. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA


6.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum tercantum dalam
gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan atau
Penyedia Jasa Konsultan Pengawas.
6.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam
gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera memberitahukan kepada Penyedia
Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana untuk minta
pertimbangan. Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan di luar ijin atau pertimbangan
Penyedia Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana, maka
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Pemborongan.
6.3. Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) tidak tertulis, maka gambar yang mengikat.
6.4. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) tertulis sedangkan didalam
gambar tidak tergambar, maka Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang mengikat.
6.5. Jika ada perbedaan pada gambar Bestek maka gambar detail (gambar besar) yang
mengikat.
6.6. Batas daerah kerja adalah batas lahan yang dikerjakan

PASAL 7. PEKERJAAN PERSIAPAN


7.1. Mobilisasi Peralatan.
Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/alat-alat besar
yang menunjang pelaksanaan proyek baik yang menyewa maupun milik perusahaan.
7.2. Pengukuran.
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan harus mengadakan
pengukuran-pengukuran lapangan untuk dapat menentukan patok utama bagi
pelaksanaan pekerjaan. Biaya pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Pemborongan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 3
7.3. Kantor Kerja Direksi Pelaksana di Lokasi Proyek.
Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan sebuah kantor untuk Direksi dengan
ukuran minimal 3x4 m untuk Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat dengan kapasitas 15
orang atau ukuran 3 x 6 m dengan kebutuhan dan peralatan yang cukup seperti meja,
kursi, white board, file direksi.
Dalam ruang tersebut dibuat rak contoh-contoh material yang akan digunakan.
7.4. Dokumentasi.
Dokumentasi mulai dilakukan terhadap kondisi bangunan sebelum dilaksanakan
pembangunan. Pendokumentasian ini merupakan perekaman bangunan tersebut
secara piktoral (gambar dan foto) dan verbal (uraian tertulis) dari kondisi 0%, 25%, 50%,
75% dan 100%.
Tujuannya untuk mengetahui kondisi bangunan sebelum direhabilitasi, yang meliputi
keterawatan dan kerusakan bangunan, perubahan dan penambahan bangunan.
7.5. Membuat / Mendirikan Papan Nama Proyek

PASAL 8. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Pembangunan Gedung Kuliah Okupasi Terapi Kampus 2 Karanganyar .
1.1. Pekerjaan persiapan.
1.2. Pekerjaan Tanah dan Pasir.
1.3. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.
1.4. Pekerjaan Struktur Beton.
1.5. Pekerjaan Rangka dan Penutup Beton.
1.6. Pekerjaan Pintu ,Jendela dan Partisi.
1.7. Pekerjaan Lantai dan Plafond.
1.8. Pekerjaan Sanitair.
1.9. Pekerjaan Finishing.
1.10. Pekerjaan Elektrikal.
1.11. Pekerjaan Mekanikal Plumbimg.

PASAL 9. PEKERJAAN PERSIAPAN


9.1. Sebelum pelaksanaan fisik dimulai, maka Penyedia Barang/Jasa harus membuat cecklist
atas kondisi ruang, peralatan yang terdapat di area pekerjaan dan semua pekerjaan
yang harus dilaksanakan, yang memuat kondisi riil sebelum dilaksanakan yang
dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
9.2. Selama pelaksanaan, Penyedia Barang/Jasa harus menjaga keamanan peralatan serta
fasilitas yang terdapat pada area kerja, dan kebersihan tempat kerja.
9.3. Pada waktu pelaksanaan, pembersihan/pencucian alat pekerjaan tidak diperkenankan
dilakukan di KM atau instalasi dalam gedung, dan harus menggunakan tempat
tersendiri.
9.4. Penyedia Barang/Jasa harus segera membersihkan kotoran/sisa-sisa yang tidak dipakai
lagi, dan dalam pembersihan kotoran harus memperhatikan cara pelaksanaan, agar
tidak membuat kotor daerah yang dilalui selama pembersihan tersebut.
9.5. Isi/peralatan yang ada didalam gedung yang tidak terinstal dengan gedung pada
prinsipnya dapat dipindahkan sementara ke ruang lain yang lokasinya akan ditentukan
kemudian. Pemindahan dimaksud menjadi tanggung jawab pelaksana.
9.6. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas keberadaan dan keutuhan
barang/peralatan yang berada pada lokasi pekerjaan selama pekerjaan berlangsung
walaupun barang/ peralatan dimaksud tidak menjadi bagian dari pekerjaanya.
9.7. Kehilangan atau kerusakan barang/peralatan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 4
9.8. Penyedia Barang/Jasa wajib memberi tanda Khusus pada setiap pekerja yang akan
masuk kelokasi pekerjaan.
9.9. Tidak diperkenankan mencuci peralatan kerja maupun lainnya didalam kamar mandi
atau tempat lainnya yang pembuangan airnya menggunakan instalasi pipa.
9.10. Para pekerja juga dilarang mandi atau mencuci diri didalam gedung maupun kamar
mandi yang pembuangan airnya menggunakan instalasi pipa.

PASAL 10. PENGUKURAN, PEMASANGAN BOUWPLANK DAN PENENTUAN PEIL

10.1. Letak tugu patok dasar ditentukan oleh Pengawas bersama dengan Perencana.
10.2. Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang, berpenampang 20 x 20 cm2, tertancap
kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya, tugu dibuat permanen, tidak
bisa dirubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi
tertulis dari Pengawas untuk membongkarnya.
10.3. Papan untuk bouwplank adalah kayu meranti ukuran 2/20 diserut halus bagian atas,
dipasang 100 cm dari tepi bangunan.
10.4. Papan bouwplank dipasang pada patok yang kuat, tertancap di tanah sehingga tidak
bisa digerak-gerakkan atau dirubah.
10.5. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu sama yang lain, kecuali dikehendaki
lain oleh Pengawas
10.6. Setelah selesai pemasangan papan ukur, Penyedia Barang/Jasa harus melaporkan
kepada Pengawas untuk dimintakan persetujuannya, serta harus menjaga dan
memelihara keutuhannya serta ketetapan letak papan patok ukur sampai tidak
diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Pengawas.
10.7. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouwplank/setting out pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian dan benchmarks
yang diberikan Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas level, posisi,
dimensi serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga
kerja yang diperlukan.
10.8. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal
tersebut di atas, merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa dan wajib
memperbaiki kesalahan tersebut dan akibatnya, kecuali bila kesalahan disebabkan
referensi tertulis dari Pengawas.
10.9. Pengecekan setting-out atau lainnya oleh Manajer Konstruksi atau wakilnya tidak
menyebabkan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa menjadi berkurang. Penyedia
Barang/Jasa wajib melindungi semua bench-marks dll. hal yang perlu pada setting out
pekerjaan ini.
10.10. Sebelum memulai pekerjaan galian Penyedia Barang/Jasa harus memastikan peil-peil
dari halaman dengan baik, seteliti mungkin sesuai dengan titik-titik atau garis-garis
kontur yang ditentukan di dalam gambar kerja.
10.11. Bila ditemukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka Penyedia Barang/Jasa
harus memberikan laporan tertulis kepada Pengawas.

PASAL 11. PEKERJAAN BONGKARAN


11.1. Lingkup pekerjaan meliputi bongkaran yang dilakukan penyedia jasa terhadap
pekerjaaan yang harus dilakukan.
11.2. Pelaksanaan
a. Lingkup pekerjaan melakukan pembongkaran beberapa bangunan yang diperlukan
seperti yang telah dijelaskan pada gambar kerja atau menurut petunjuk dari
konsultan pengawas .

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 5
b. Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan bongkaran dengan hati-hati, segala
resiko yang diakibatkan karena kesalahan pekerjaan bongkaran menjadi
tanggungjawab Penyedia Barang/Jasa.
c. Hasil bongkaran tidak boleh ditimbun di lokasi kegiatan, harus segera dikeluarkan
dari lingkungan kegiatan menggunakan transportasi yang disediakan oleh Konsultan
Penyedia Barang/Jasa Pemborongan
d. Penyedia Barang/Jasa Pemborongan bertanggungjawab atas pembersihan kembali
atas kekotoran yang diakibatkan oleh pelaksanaan bongkaran tersebut baik pada
saat mulai pekerjaan , pada saat masa pelaksanaan pekerjaan dan pada akhir
pekerjaan .

PASAL 12. PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

12.1. Pekerjaan Galian.


a. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, pemiringan
dan lengkungan’ sesuai kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar.
b. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan
permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk
penggunaan tersebut di atas.
c. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar dari
halaman. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan
yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan
atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.
12.2. Persiapan untuk Urugan
a. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas sehingga
kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai kedalaman 15cm.
b. Pengurugan tanah baru dapat dilakukan di atas permukaan tanah yang telah
dipadatkan.
12.3. Pengurugan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali
dengan sirtu harus dengan persetujuan Pengawas.
b. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja.
12.4. Pemadatan
a. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan
dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
b. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya dilakukan
dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan menambahkan air dan disetujui
Pengawas.
12.5. Pemiringan tanah
Penyedia Barang/Jasa diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan pemiringan-
pemiringan tanah yang ada dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul-
tanggul ini sampai batas periode kestabilan dan harus mempersiapkan segala
sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk menjaga terhadap hal tersebut di atas.
12.6. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan
a. Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Manajer Konstruksi sebelum
memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Manajer Konstruksi

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 6
akan segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana yang dipadatkan yang harus
siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.
b. Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi
oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh
Pengawas.

PASAL 13. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH ( BATU KALI )


13.1. Pelaksanaan
a. Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan
ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
b. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu
atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
penampang pondasi.
c. Permukaan dasar galian ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10 cm dan
diratakan.
13.2. Bahan
Batu Belah ( batu kali ) yang digunakan harus batu belah berkualitas baik dan
merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak, kekurangan lain yang
mempengaruhi kualitas.
13.3. Adukan
a. Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 4 Pasir.
b. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1PC: 2 Pasir,
setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan pondasi ke bawah.
c. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian pondasi yang berongga/tidak padat.
d. Pasangan pondasi yang kelihatan harus diberaben.

PASAL 14. PEKERJAAN PONDASI SUMURAN


14.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan pondasi ini adalah :
a. Pembuatan pondasi Sumuran sesuai dengan gambar
b. Pondasi poer dimensi dan penulangannya disesuaikan dengan gambar.
c. Balok Sloof sebagai balok ikat antar poer pondasi
14.2. Persyaratan Umum
a. Semua bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan-peraturan atau
normalisasi-normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PUBB, PBI, PMI, SK SNI
Beton 1991 dan lain-lain.
b. Batu kali/batu pecah yang digunakan dari jenis yang keras, tidak berpori, tidak
berkulit dengan minimal tiga (3) muka pecahan.
c. Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.

14.3. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan


a. Penggalian
1. Tenaga ahli Manajemen Konstruksi Lapangan. Penyedia barang dan jasa harus
mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan di lapangan.
Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
Manajemen Konstruksi dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di
lapangan untuk Manajemen Konstruksian.
2. Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengukuran untuk menetapkan
lokasi dan elevasi lubang-lubang pondasi sesui dengan gambar kerja, hasil
pengukuran harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi sebelum melanjutkan
pekerjaan berikutnya.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 7
3. Pergeseran as pondasi yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah.
Dasar pondasi harus horisontal. Deviasi maksimum 5 cm.
4. Penggalian lubang pondasi harus dikerjakan secara terus menerus sampai
mencapai elevasi yang dipersyaratkan dan harus mendapat persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh Manajemen Konstruksi.
5. Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dan dalam lubang pondasi
lubang harus bersih setiap saat.
b. Pengendalian mutu pondasi sumuran
1. Kondisi tanah
Pengendalian mutu pondasi sumuran harus dimulai dengan pengetahuan
kontraktor yang cukup baik mengenai tanah di mana konstruksi hendak
dilaksanakan. Kondisi tanah mudah longsor seperti adanya pasir lepas atau
medium mengharuskan kontraktor untuk memobilisasi peralatan ekstra
misalnya diperlukan casing dan membutuhkan waktu lebih lama apalagi
kondisi site development bangunan gedung parkir ini terletak di tepi sungai
yang memungkinkan terjadinya longsor. Penyimpangan yang jauh dari kondisi
tanah yang diharapkan harus dilaporkan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, karena berarti dapat saja terjadi perbedaan dalam daya dukung
tanah yang dapat mempengaruhi kinerja pondasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh konsultan Manajemen Konstruksi dan
khususnya kontraktor adalah :
a. adanya lapisan tanah pasir di bawah muka air tanah.
b. Adanya kerikil dan boulder
c. Adanya bekas-bekas bangunan lama.
d. Tanah timbunan
e. Lapisan batuan induk
f. Muka air tanah.
2. Pengendalian galian sumuran
Manajemen Konstruksian mutu yang diperlukan untuk lubang galian adalah
pemeriksaan alignment yang terakhir, jenis tanah yang diperoleh dan
pembersihan dasar sumuran.
Konsultan Manajemen Konstruksi wajib wajib mengadakan klarifikasi keadaan
lapangan dalam bentuk format pemeriksaan tersendiri dan harus dilaporkan
dalam forum rapat pengendalian dan koordinasi proyek
3. Pemeriksaan mutu beton
a. Beton untuk pondasi sumuran harus menggunakan campuran dengan
nilai slump tertentu. Campuran yang terlalu kental akan mengakibatkan
penggumpalan dan dapat membentuk lubang sehingga daya dukung
pondasi berkurang. Umumnya nilai slump yang baik berkisar antara 15 –
18 cm.
b. Pengisi pondasi sumuran menggunakan campuran 1:3:5 dengan
perbandingan Spesi dan Batu belah adalah 60:40. Mutu beton spesi
berkisar 15 Mpa.
c. Penggalian sumuran
1. Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengukuran untuk menentukan
lokasi dan elevasi lubang sumuran sesuai dengan gambar kerja, hasil
pengukuran ini harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
2. Penyedia barang dan jasa harus melakukan penggalian secara terus menerus
sampai mencapai lapisan tanah yang dipersyaratkan oleh Perencana yang
sesuai dengan hasil penyelidikan tanah. Penghentian penggalian harus
mendapat persetujuan tertulis dan ditandatangi oleh Manajemen Konstruksi.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 8
3. Penyedia barang dan jasa diwajibkan menjaga dinding sumuran dari
kelongsoran selama pekerjaan Penyedia barang dan jasa berlangsung. Segala
akibat kelongsoran dinding lubang sumuran menjadi tanggungjawab Penyedia
barang dan jasa sepenuhnya.
4. Penyedia barang dan jasa harus menjaga agar lubang sumuran yang terjadi
harus tegak lurus vertikal, pergeseran titik pusat sumuran dari yang
direncanakan maksimum 5 cm sebagai arah deviasi terhadap ketegak lurusan
maksimum 2 cm pada kedalaman 3 m pertama dan selanjutnya maksimum 1
cm tiap tambahan kedalaman 3 m.
5. Besar diameter dan kebersihannya akan diperiksa oleh Manajemen
Konstruksi. Bila syarat-syarat tersebut sudah terpenuhi, maka ijin tertulis
untuk pengecoran dapat diberikan oleh Manajemen Konstruksi.
6. Dasar pondasi sumuran yang direncanakan terletak pada elevasi yang
disesuaikan dengan tipe pondasi. Hal ini untuk mengantisipasi adanya
kegagalan geser tanah. Penyedia barang dan jasa harus melakukan
pemeriksanaan terhadap contoh galian tanah dari hasil penggalian untuk
mengontrol kondisi leyer tanah.
7. Dasar pondasi sumuran yang direncanakan harus masuk kedalaman tanah
keras.
d. Persyaratan-persyaratan pekerjaan poer dan plat
1. Semua pekerjaan beton tumbuk antara lain untuk lantai kerja.
2. Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksinya
merupakan struktur utama antara lain: poer, plat, dan tie beam.
3. Semua pekerjan yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah penggalian
yaitu pekerjaan:
- pembuatan cetakan,
- persiapan dan pemasangan penulangan/stek-stek
- pengecoran
- pemeliharaan & pembukaan cetakan
e. Pengecoran
1. pengecoran baru boleh dimulai setelah ada persetujuan tertulis dan
ditandatangani oleh Manajemen Konstruksi.
2. Campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk (beton mollen)
sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan ke
dalam drum pengaduk. Setelah pengadukan selesai, adukan beton harus
memperlihatkan susunan dan warna seragam.
3. Perbandingan campuran harus sesuai dengan yang diperlukan untuk
menghasilkan mutu beton yang dipersyaratkan.
4. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang
ditakar dalam keadaan kering tanpa digetarkan.
5. Kapasitas mesin pengaduk dan material yang tersedia di lokasi pekerjaan
harus cukup untuk dapat melaksanakan pengecoran terus menerus untuk
satu lubang pondasi.
6. Penuangan adukan beton ke dalam lubang, di mana terdapat muka air tanah
yang cukup tinggi, maka air tersebut harus dipompa keluar hingga kering.
Setelah itu dilakukan pengecoran melalui corong (tremie pipe) secara terus
menerus sambil menjaga agar ujung corong selalu berada di dalam beton.
7. Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi sifat-sifat yang minimum
compressive strngth dari mutu beton (untuk pondasi sumuran) = 15 Mpa.
Untuk poer dan sloof mutu beton 22,5 Mpa.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 9
8. Penyedia barang dan jasa harus selalu menjaga agar pengecoran dapat
dilakukan terus menerus dan mengisi seluruh rongga yang ada dengan padat
sehingga menjamin keutuhan bentuk dari pondasi sumuran tersebut.
9. Persyaratan-persyaratan lainnya untuk penggalian harus mengikuti
persyaratan pengecoran.
f. Baja Tulangan
1. Mutu baja yang digunakan adalah BJTD 32 untuk diameter > 13 mm dan BJTP
24 untuk diameter < 13mm.
2. Untuk setiap pengiriman baja dilakukan pengujian diameter dan mutu dengan
hasil yang ditandatangani oleh Manajemen Konstruksi sebagai dasar
penerimaan material.
3. Pemasangan dan pengikatan dari baja dilakukan pada keadaan normal.
4. Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar.
5. Penyedia barang dan jasa harus membuat detail shop drawing dengan skala
untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi dalam pelaksanaannya.
6. Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberikan akibat
pengurangan ikatan antara beton dan baja.
7. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan sebelum
pengecoran tulangan baja tidak berubah tempat.
8. Penahan-penahan jarak pembentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang
untuk menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton harus dipasang
sebanyak minimum 4 buah tiap m2 cetakan atau lantai kerja.
9. Jumlah luas, jenis/tipe maupun mutu dari baja tulangan harus sesuai dengan
gambar rencana.
g. Penyelesaian.
1. Penyedia barang dan jasa harus membersihkan kembali daerah yang telah
selesai dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan,
tulangan dan lain-lain.
2. Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang
tidak diperlukan lagi harus dibawa ke luar proyek atau ke tempat lain dengan
persetujuan Manajemen Konstruksi.
3. Penyedia barang dan jasa harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah
sekitar pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
4. Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang dan jasa harus berhati-hati
untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau
tanda-tanda lainnya.

PASAL 15. PEKERJAAN BETON / BETON BERTULANG


15.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain
sehubungan dengan pekerjaan beton / beton bertulang dan bagian lain sesuai dengan
gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
15.2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti tertera dalam: ASTM C150, ASTM C 33, SII - 0051 - 74, SII - 0013 - 81,
dan SII - 0136 - 84.
15.3. Bahan-bahan
1. Beton yang digunakan : mutu fc’ = 25 Mpa sekualitas K300 atau seperti yang
tertera pada gambar.
2. Baja tulangan yang digunakan : mutu TP24 dia. =< 12 mm atau dan TD40 dia. >
13 mm seperti ditentukan pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 10
3. Tanah urugan harus dipadatkan sampai mencapai 80 % dari kepadatan maksimum
menurut standard AASHTO T.180-74 atau ASTM D 1557-70.
4. Air untuk campuran beton harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak-minyak,
asam, zat nabati / organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi pengikatan
awal atau kekuatan beton. Pada umumnya air yang memenuhi persyaratan untuk
air minum dapat dipakai.
5. Semen yang dipergunakan dari satu merk saja. Kekuatan tes kubus semen
minimal 300 kg per cm persegi.
6. Agregat : halus dan kasar untuk beton harus bersih, keras, kuat, awet dan bebas
dari lumpur atau lempung dan unsur-unsur asing lainnya.
7. Bahan bekisting : kayu, logam, Multiplex atau lainnya yang disetujui yang mana
tidak memberikan hasil yang kurang baik pada permukaan beton.

15.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pekerjaan Pembesian.
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Pengawas Jasa
Konstruksi dan Konsultan Pengawas, yang disertai gambar shop drawing.
2) Kuat desak beton rencana : 25 Mpa sekualitas K300 (Beton Ready Mix), untuk
beton struktur pondasi ,kolom ,sloof ,balok dan balok praktis / latiu bisa
menggunakan beton site mix
3) Penyedia Jasa konstruksi harus membuat gambar pelaksanaan yang memuat
Diameter besi, jumlah besi, dimensi profil baja dan jarak pembesian pada
area yang akan dicor.
4) Pasang besi beton slab, sesuai design
5) Cor beton slab
6) Panjang sambungan besi minimum 40 X Diameter Besi.
7) Jarak bersih antara besi terluar dan Begisting 2,5 cm
8) Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
9) Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
10) Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6
Posisi sleeve / konduit harus terletak pada daerah lapangan dengan tinggi
maksimum 1/5 h balok

b. Pekerjaan Bekisting
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan Begisting meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Pengawas Jasa
Konstruksi dan Konsultan Pengawas.
2) Bahan Begisiting perancah/stiger : cetakan/Begisting sisi-sisinya siku.
3) Pelaksanaan pekerjaan :
4) Panel Begisting, jarak scaffolding, jarak sekur-sekur penguat diperiksa sesuai
dengan shop drawing.
5) Sambungan panel begisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 11
6) Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan
tarikan benang.
7) Level Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level finish.
8) Untuk kebutuhan instalasi M&E luas total sleeve/pipa maksimum 4% dari luas
penampang kolom.

c. Pelaksanaan Cor Beton


1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan cor beton Beton Kolom
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat
hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
2) Kuat desak beton rencana : 25 Mpa sekualitas K300, (Beton Ready Mix).
3) Sebelum pengecoran, Begisting harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
4) Material Begisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan mold
oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat pada cetakan dan mudah
dibuka, untuk Begisting bekas yang akan dipakai ulang harus dirawat sehingga
layak digunakan.
5) Stek untuk penulangan lantai diatasnya, panjang stek di atas lantai minimal
40 kali Diameter Besi, diperuntukkan pada penyambungan kolom lantai 2 dan
lantai 3 pada pekerjaan tahap berikutnya.
6) Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya. dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
7) Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dan angkur-angkur harus terpasang
sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah posisi selama
pengecoran.
8) Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
9) Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
10) Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton
yang homogen. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai
berhidrasi dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau
memisah dari campuran.
11) Pengadukan beton, untuk beton struktur harus menggunakan campuran
beton dari ready mix, dan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Tim Pengawas Jasa Konstruksi.
12) Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang
monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar
tidak berubah posisi, kevertikalan Begisting harus selalu periksa selama
pengecoran.
13) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan terlalu tinggi agar tidak terjadi
segregasi, jarak jatuh maximal 1.5m.
14) Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan 15
cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh Begisting dan atau
tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan karena akan
mengakibatkan segregasi.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 12
15) Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kepekatan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan maksimal
12,5 cm minimal 5 cm.
16) Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton
segar. Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin aduk
setelah pengadukan selesai. Pengambilan dilakukukan di beberapa titik dan
dicampurkan. Bila pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan sebanyak
3 kali atau lebih dalam selang waktu ketika penuangan beton dari dalam
pengaduk.
17) Pengujian silider percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
oleh Tim Pengawas Jasa Konstruksi dan Konsultan Pengawas.
18) Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan meterial.

c. Pembongkaran bekosting dan perawatan beton

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pembongkaran Begisting dan
perawatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Tim
Pengawas Jasa Konstruksi dan Konsultan Pengawas.

2) Pembongkaran Begisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan


Pengawas.
3) Pembongkaran harus bertahap, sehingga tidak menimbulkan beban kejut pada
struktur, alat yang digunakan untuk membongkar Begisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
4) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
5) Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.

PASAL 16. PEKERJAAN BATU BATA

16.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Pekerjaan ini mencakup dinding bangunan bagian luar dan dalam, pagar bangunan,
atau seperti tertera pada gambar, dan sesuai petunjuk Pengawas
16.2. Bahan-bahan
a. Batu bata untuk pasangan dinding yang digunakan adalah batu bata produksi
setempat sesuai persetujuan Pengawas.
b. Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kualitas yang
sama seperti semen untuk pekerjaan beton, atau harus memenuhi PUBB - NI. 8.
c. Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan PUBB-NI. 3.
d. A i r yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih, tidak berwarna,
tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung minyak,
atau lemak.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 13
16.3. Proporsi Adukan :

JENIS KOMPOSISI PENGGUNAAN


Adukan 1 pc : 3 ps Dipasang setinggi 20 cm dari atas sloof dan setinggi 150
waterproof cm pada dinding KM/WC
Plesteran 1 pc : 3 ps Untuk plesteran dinding KM/WC setinggi 150cm dari lantai
waterproof dan plesteran beton.
Pasangan 1 pc : 5 ps Untuk pasangan pasangan kedap air/transraam
Untuk pasangan dinding bata
Plesteran 1 pc : 4 ps Untuk plesteran dinding kedap air/transraam
Untuk plesteran dinding bata

16.4. Pelaksanaan
a. Sebelum digunakan, batu bata harus disiram dengan air.
b. Setelah terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi, dan kemudian disiram air.
c. Pemasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 20
lapis setiap hari, diikuti cor kolom praktis.
d. Adukan harus dilaksanakan dengan mixer. Adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi.

PASAL 17. PEKERJAAN DINDING DAN PARTISI


17.1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar, serta petunjuk Pengawas, sehingga dapat dicapai hasil yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Meliputi pekerjaan pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
perencanaan.
c. Dinding partisi harus terpasang dengan baik, permukaan harus rata, garis vertikal
dan horizontalnya harus saling tegak lurus membentuk sudut 90 (sembilan puluh)
derajat atau sesuai disain. Jika terjadi lendutan atau kekurangan-kekurangan lain,
Pemborong wajib memperbaiki, jika Pengawas memerintahkan dibongkar,
Pemborong harus melaksanakannya atas biaya Pemborong

17.2. Pekerjaan Dinding Partisi


1. Dinding Partisi Kaca
Spesifikasi bahan
a. Jenis : Kaca
b. Merk : setara Asahi 6 mm dan 8 mm
c. Bahan pengisi siar : Silicon gel
d. Rangka : Aluminium 3 inchi
e. Fininshing : Cat
2. Folding Gate
Spesifikasi bahan standart pabrik

17.3. Contoh-contoh :
a. Sebelum diadakan pemasangan, pemborong harus memberikan contoh bahan-
bahan atau mock-up yang akan digunakan, untuk disetujui Pengawas

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 14
b. Contoh bahan yang telah disetujui akan digunakan sebagai pedoman/standard bagi
Pengawas untuk menerima atau memeriksa bahan yang dikirim oleh Pemborong ke
lapangan.

17.4. Persyaratan bahan :


a. Semen protland harus memenuhi PUBB-NI.8.
b. Pasir dan air harus memenuhi PUBB-1970 (NI-3) dan PUBI -1982.
c. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari
kualitas terbaik serta disetujui Pengawas

17.5. Pelaksanaan :
a. Sebelum dinding partisi dipasang, terlebih dulu harus dibersihkan dengan air pada
kedua permukaan kiri dan kanan yang akan disambung hingga bersih.
b. Permukaan sloof yang akan dipasang dinding partisi harus datar (waterpass), bersih
dan cukup kering,
c. Sisi dinding partisi bagian bawah yang akan terpasang harus benar-benar rata dan
memperhatikan bagian cekungan untuk bagian bawah sehingga memudahkan
pengisian grout semen sesuai gambar atau menurut petunjuk Pengawas.
d. Adukan semen untuk pemasangan dinding partisi harus penuh, baik pada
permukaan dasar sloof maupun dibadan bawah cekungan dinding partisi.
e. Pola pemasangan dinding partisi harus sesuai dengan gambar detail, atau petunjuk
Pengawas.
f. Sambungan antara partisi dengan sloof diperkuat dengan memasang angkur dia 8
mm ke dalam sloof sedemikian rupa sesuai dengan gambar detil, atau petunjuk
Pengawas.
g. Sambungan antar partisi dengan partisi diperkuat dengan memasukkan besi dia 8
mm dibagian atas dengan kemiringan 45o sehingga masing-masing partisi
tersambung dengan kuat dan tidak goyang.
h. Lebar siar-siar antar partisi harus sama, dengan lebar maksimal 150 -200 mm,
membentuk garis lurus, sesuai dengan gambar, atau sesuai petunjuk Pengawas.
Siar-siar harus diisi bahan pengisi grout semen.
i. Pemotongan dinding partisi harus menggunakan alat potong khusus (circle saw
cutter) atau sesuai petunjuk pabrik.
j. Partisi dinding yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
yang melekat, sehingga benar-benar bersih, warna dinding partisi tidak
kotor/kusam.
k. Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
l. Perbandingan adukan untuk peamasangan dinding partisi adalah : 1pc : 4psr dengan
ketebalan rata-rata 2 – 4 cm.

PASAL 18. PEKERJAAN PLAFOND / LANGIT-LANGIT

18.1. Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan Plafond sesuai gambar.
b. Pemborong harus memberikan contoh-contoh yang akan dipasang. Untuk warna
dan texture akan ditentukan kemudian oleh Pengawas dan Pemberi tugas.
c. Langit-langit harus terpasang dengan baik, permukaan harus rata, garis vertikal dan
horizontalnya harus saling tegak lurus membentuk sudut 90 (sembilan puluh)

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 15
derajat atau sesuai disain. Jika terjadi lendutan atau kekurangan-kekurangan lain,
Penyedia Barang/Jasa wajib memperbaiki, jika Pengawas memerintahkan
dibongkar, Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakannya atas biaya Penyedia
Barang/Jasa.

18.2. Langit-langit Kalsiboard rangka hollow


a. Memasang Kalsiboard, kontraktor wajib memeriksa tumpuan pemasangan telah
sesuai dengan Kalsiboard dengan tebal 4 mm
b. Sebelumnya lihat gambar, baik letak,bentuk maupun ukurannya.
c. Semua bahan pada saat akan dipasang harus dalam keadaan bersih dan tanpa
cacat, kerusakan akibat pengangkutan/penyisipan sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.
d. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh
struktur atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai ukuran dalam gambar rencana.
e. Langit-langit harus dilengkapi dengan mainhole ukuran 60x120 cm. Letaknya
ditentukan dalam gambar instalasi, usul dari Pemborong dan harus mendapat
persetujuan Pengawas.
f. Kerusakan langit-langit akibat penyambungan ruangan/bangunan, dilakukan
penggantian sesuai dengan gambar.

18.3. Langit-langit Gypsum rangka hollow


a. Gypsump board setara Jayaboard dengan tebal 9 mm dengan rangka hollow
eksisting
b. Sebelum memasang gypsump board, kontraktor wajib memeriksa bahwa kerangka
plafond eksisting terlebih dahulu, untuk tumpuan pemasangan telah sesuai dengan
gambar, baik letak,bentuk maupun ukurannya, jika ada yang rusak untuk
diperbaiki/ganti baru.
c. Semua bahan pada saat akan dipasang harus dalam keadaan bersih dan tanpa
cacat, kerusakan akibat pengangkutan/penyisipan sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.
d. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh
struktur atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai ukuran dalam gambar rencana.
e. Langit-langit harus dilengkapi dengan mainhole ukuran 60x120 cm. Letaknya
ditentukan dalam gambar instalasi, usul dari Pemborong dan harus mendapat
persetujuan Pengawas.
f. Kerusakan langit-langit akibat penyambungan ruangan/bangunan, dilakukan
penggantian sesuai dengan gambar.
g. List plafond dipasang keliling ruangan, menggunakan list profil gypsump.

18.4. Contoh-contoh
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus memberikan contoh-
contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas, akan digunakan sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima bahan yang dikirim oleh Penyedia
Barang/Jasa ke lapangan.

18.5. Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
mempunyai hubungan erat dengan pelaksanaannya. Sebelum pemasangan langit-
langit dilaksanakan, pekerjaan lain yang terletak di atas langit-langit harus sudah
terlaksana.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 16
b. Disiplin lain yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan elektrikal, berikut
perlengkapan instalasi yang diperlukan.
c. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar rencana langit-langit, harus
diteliti dulu pada gambar-gambar instalasi yang lain (elektrikal, Plambing, AC dll).
Untuk detail pemasangan harus berkonsultasi dulu dengan pihak Perencana.
d. Rencana penggantung langit-langit harus sesuai dengan pola, gambar denah dan
agar diperhatikan benar-benar pengikat (fitting) dan peilnya.
e. Rangka harus datar (waterpass) sedang yang miring harus sesuai dengan gambar
detail arsitektur.
f. Pada pertemuan bidang langit-langit dengan dinding harus diperhatikan
pelaksanaannya dan harus sesuai dengan gambar.
g. Hubungan rangka utama dengan baja-baja struktural dilakukan dengan baut dan
mur.

PASAL 19. PEKERJAAN LANTAI

19.1. Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar, serta petunjuk Pengawas, sehingga dapat dicapai hasil yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Meliputi pekerjaan lantai keramik lantai dan tangga sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar perencanaan.
19.2. Pekerjaan Lantai Keramik
a. Spesifikasi bahan :
1) Jenis : Keramik Lantai 40/40 dan plin 10/40 dengan kualitas
KW I Jenis rocktile untuk selasar (lihat gambar),
Keramik Lantai KM/WC 20/20, Keramik Dinding
KM/WC 20/25.
2) Warna : ditentukan kemudian
3) Merk : Keramik setara Roman, Indogress, Platinum .
4) Bahan pengisi siar : grout semen berwarna, sewarna dengan keramik.
b. Contoh-contoh :
1) Sebelum diadakan pemasangan, pemborong harus memberikan contoh bahan-
bahan atau mock-up yang akan digunakan, untuk disetujui Pengawas
2) Contoh bahan yang telah disetujui akan digunakan sebagai pedoman/standard
bagi Pengawas untuk menerima atau memeriksa bahan yang dikirim oleh
Pemborong ke lapangan.
c. Persyaratan bahan :
1) Semen portland harus memenuhi PUBB-NI.8.
2) Pasir dan air harus memenuhi PUBB-1970 (NI-3) dan PUBI -1982.
3) Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari
kualitas terbaik serta disetujui Pengawas

d. Pelaksanaan :
1) Sebelum keramik dipasang, terlebih dulu harus direndam dalam air hingga
jenuh.
2) Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih dan cukup kering,
3) Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata dengan
memperhatikan kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran air sesuai
gambar atau menurut petunjuk Pengawas.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 17
4) Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar
maupun dibadan belakang keramik.
5) Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar detail, atau petunjuk
Pengawas
6) Lebar siar-siar harus sama, dengan kedalaman maksimal 3 mm, membentuk
garis lurus, sesuai dengan gambar, atau sesuai petunjuk Pengawas Siar-siar
harus diisi bahan pengisi berwarna (grout semen berwarna) satu warna dengan
warna keramik.
7) Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai petunjuk
pabrik.
8) Pelubangan-pelubangan untuk toilet/sparing ME pada pekerjaan keramik
merupakan bagian dari scope pekerjaan keramik.
9) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang
melekat, sehingga benar-benar bersih, warna keramik tidak kusam/buram.
10) Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Pemborong tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
11) Perbandingan adukan untuk peamasangan keramik adalah : 1pc : 4psr dengan
ketebalan rata-rata 2 – 4 cm

PASAL 20. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

20.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi plesteran dan acian untuk seluruh dinding bata, kolom beton, balok
beton expose dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.
20.2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam PUBB - NI 2-1971, NI 3-1970, dan
NI 8-1974.
20.3. Bahan-bahan
a. Semen yang dipakai untuk pekerjaan plesteran dan acian harus mempunyai kualitas
yang sama seperti semen untuk pekerjaan beton, atau harus memenuhi PUBB - NI.
8.
b. Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan PUBB - N.I. 3.
c. A i r yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih, tidak berwarna,
tidak mengandung bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung minyak, atau
lemak.
20.4. Campuran
Komposisi campuran untuk pekerjaan plesteran dan acian seperti disebut dalam
Pekerjaan Batu bata.
20.5. Pelaksanaan
a. Pembuatan campuran harus menggunakan mesin pengaduk (molen) dan peralatan
yang memadai. Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduk hariya dapat
dilaksanakan bila ada ijin dari Pengawas
b. Permukaan dasar harus dibersihkan sampai benar-benar siap untuk dilakukan
pekerjaan plesteran.
c. Seluruh permukaan untuk plesteran harus cukup basah, namun tidak sampai jenuh.
Plesteran dapat dilakukan apabila permukaan air yang terlihat sudah lenyap/kering
kembali.
d. Untuk mencegah pengeringan yang bersifat sementara, penempelan campuran
maksimum 2,5 jam setelah proses pencampuran.
e. Plesteran harus lurus, sama rata datar maupun tegak lurus.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 18
f. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat ’kepala
plesteran’.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
h. Pelaksanaan plesteran dilaksanakan minimal setelah pasangan batu bata berumur 2
(dua) minggu.
i. Penyedia Barang/Jasa harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya,
maka Penyedia Barang/Jasa harus mengganti tanpa biaya tambahan.
20.6. PLESTERAN
Plestaran ornamen berupa plesteran alur horizontal
a. Spesifikasi bahan :
Semen instant produk setara Holcim,Tiga Roda, Gresik ; trowel, ember, waterpass
dan alat bantu pertukangan
Warna Natural
b. Contoh-contoh :
 Sebelum diadakan pemasangan, pemborong harus memberikan contoh bahan-
bahan atau mock-up yang akan digunakan, untuk disetujui Pengawas
 Contoh bahan yang telah disetujui akan digunakan sebagai pedoman/standard
bagi Pengawas untuk menerima atau memeriksa bahan yang dikirim oleh
Pemborong ke lapangan.
c. Pelaksanaan :
 Adukan semen instan dibuat agak kental agar dalam pengaplikasian mudah dan
tidak mudah jatuh.
 Semen instan diratakan dulu pada permukaan dinding dengan menggunakan
trowel.
 Dibuat garis panduan dari ujung kiri kekanan agar dapat rata menggunakan water
pass.
 Apabila semen sudah rata, dengan menggunakan trowel dengan permukaan
setengah lingkaran (diameter 2 cm) untuk membuat garis-garis horizontal. Tarik
trowel kekiri dan kekanan hingga permukaan menjadi halus.

PASAL 21. PEKERJAAN CAT

21.1. Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini
b. Meliputi pengecatan tembok eksterior, interior, dan plafon.
c. Meliputi pekerjaan polituran pada bagian-bagian yang ditentukan dalam gambar
kerja.
21.2. Bahan serta Syarat-syarat
a. Cat Dinding eksterior dan interior :
1) Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui oleh Pemimpin Kegiatan,
serta disetujui oleh Pengawas.
2) Penggunaan bahan cat bagian luar dan dalam gedung menggunakan jenis
setara/sekualitas produk catylac, untuk pengecatan dinding luar menggunakan
Cat dasar (Alcaline), sedangkan dinding bagian dalam menggunakan Cat Dasar
(Alcaline ).

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 19
3) Pengerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik yang
bersangkutan. Sebelum pengecatan, maka cat dalam kaleng harus diaduk
secara baik sebelum dituangkan dalam tempat cat yang disediakan.
4) Tanpa petunjuk dari Pabrik maka penggunaan zat-zat pengering dan lain-lain
tidak dibenarkan.
5) Sebelum permukaan diberi satu lapisan cat dasar (tahari alkali), kotoran pada
permukaan tersebut harus dibersihkan hingga benar-benar bersih.
b. Cat besi dan kayu:
1) Untuk besi dicat dengan 2 lapis zinchromate, tanpa dimenie lebih dulu, juga
untuk struktur baja, dicat dengan zinkromat minimal 2 kali, merek setara
Nipponpaint.
2) Untuk cat kayu menggunakan menie atau dempul dengan pengecatan minimal
2 kali, merek setaraf/sekualitas EMCO.
c. Pekerjaan cat tidak boleh dimulai :
1) sebelum bagian-bagian yang akan dicat selesai diperiksa oleh dan disetujui
Pengawas,
2) apabila bagian yang dicat masih basah, lembab atau berdebu,
3) apabila keadaan cuaca lembab atau hujan.
d. Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus
mengatur waktu sedemikian rupa mulai dari pengerjaan dasar (under coats) sampai
dengan pengecatan akhir (finishing coats).
e. Hasil akhir harus membentuk bidang cat yang utuh, tidak ada gelembung udara,
dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
f. Pengecatan kembali harus dilakukan bilamana bidang yang cacat tidak disetujui /
diterima Pengawas karena terkelupas / cacat.
g. Cat yang akan dipergunakan harus berada dalam kaleng yang masih disegel, tidak
pecah dan bocor serta mendapat persetujuan Pengawas.
h. Warna cat akan ditentukan kemudian, dipilih oleh Direksi atau perencana, dan
disetujui oleh Pengawas.

PASAL 22. PEKERJAAN RANGKA ATAP


1. Umum
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap
berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari rangka utama atas (top chord), rangka
utama bawah (bottom chord), dan rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup. Rangka reng
(batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1) Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2) Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop atau di Lapangan (Bila Lokasi
memungkinkan untuk pekerjaan pembuatan kuda-kuda)
3) Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
4) Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan
bracing (ikatan pengaku)
5) Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 20
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
1) Pemasangan penutup atap
2) Pemasangan kap finishing atap
3) Talang selain jurai dalam
4) Asesoris atap

2. Persyaratan Material Rangka Atap


Material struktur rangka atap
1) Properti makanikal baja (Steel mechanical properties)
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum : 550 Mpa
 Tegangan Maksimum : 550 Mpa
2) Lapisan anti karat:
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis
lapisan anti karat (coating):
 Galvalum (AZ100)
- Pelapisan : Galvalum
- Jenis : Hot-dip zinc
- Kelas : AZ100
- katebalan pelapisan : 100 gr/m2
- komposisi : 55% alumunium (Al); 43,5% seng (zinc) dan 1,5%
Silikon.

Profil yang digunakan rangka atap: Ex.IndoZteel atau Pryda

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 21
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah:
- iz75 profil Z tinggi 75 mm; Ketebalan 0,75 mm digunakan untuk rangka batang utama
(top chord dan bottom chord)
- ic75 profil C tinggi 75 mm; Ketebalan 0,75mm digunakan untuk rangka batang pengisi
(Web)
- ib33 profil b tinggi 33 mm; Ketebalan 0,45 mm digunakan untuk reng.
 IndoZgrip

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah,
Standart teknis sebagai berikut:
- Panjang : minimal 10 cm
- Lebar 1 (satu) sisi : 3,8 cm
- Lebar 1 (satu) sisi lainnya : 3,4 cm

 Brace System (bracing)

i. BOTTOM CHORD BRACING


Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 22
ii. LATERAL TIE BRACING
Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi
tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur
kuda-kuda tersebut.

iii.DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN)


Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama
dan letak berdampingan.
3. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) seperti pada
pasal diatas. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender
b. Kontraktor wajib menyerahkan gambar yang lengkap berserta detail dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.
c. Kontraktor wajib menyerahkan hasil uji lab material terbaru (Pengujian material baja
ringan dilakukan di Lab bahan bangunan Universitas/ Instansi terkait; Pengujian
dilakukan maksimal 14 hari sebelum Pelaksanaan); Pelaksanaan pengujian material
menjadi tanggung jawab Sub Kontraktor/Distributor. Hasil Uji lab material baja ringan
harus memenuhi syarat Kuat Tarik minimal 550 MPA atau minimal 550 N/mm2.
d. Perhitungan alat Struktur atau software harus digunakan untuk 1 (satu) produk, itu
menunjukkan bahwa software yang digunakan khusus untuk rangka atap baja ringan
tersebut.

4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda dilakukan di Workshop/ di Lapangan (Bila Lokasi proyek
memungkinkan untuk pekerjaan pembuatan kuda-kuda dan pemasangan screw
dilakukan dengan mesin screw driver.
a. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata
air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
b. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga
ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
j. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 10 (sepuluh) buah/lembar genteng
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng
tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
k. Jaminan Struktural
- Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-
kuda, pengaku-pengaku dan reng.
- Garansi produk dan system minimal 10 tahun; Garansi dikeluarkan oleh
Distributor/Fabrikator dan Pabrik/Supplier selaku penjamin kualitas material tsb.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 23
PASAL 23. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Pemasangan genteng dan bubungan.
a. Bahan yang dipakai adalah genteng Metal Roof Lapis Pasir dan bubungan genteng
menggunakan sejenis, berdasarkan contoh yang disediakan Penyedia Barang/Jasa
Pemborongan .
b. Type yang dipilih akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Jasa /Penanggung
Jawab Program, baik.
c. Pemasangan genteng dan bubungan harus rapi, tidak bocor dan dipasang menurut
ukuran dalam brosur dari pabrik pembuatnya.
d. Ukuran genteng metal roof disesuaikan dengan ukuran yang dipilih.
e. Pilihan warna penutup atap akan ditentukan kemudian.
PASAL 24. PEKERJAAN KACA
24.1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar, serta petunjuk Pengawas, sehingga dapat dicapai hasil yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi antara lain pintu-pintu ,jendela dan partisi.
24.2. Bahan-bahan
a. Kaca bening/rayben, tebal 5 mm dan 10 mm sesuai gambar rencana, produk setara
Asahi untuk bidang pintu partisi kaca¸ jendela kaca dan bouvenlight.
b. Dempul kaca untuk pemasangan kaca pada kusen harus dari penyalur yang disetujui
serta masih baik, tidak bergumpal dan belum mengeras didalam kaleng.
24.3. Pelaksanaan
a. Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan kaca yang
disebutkan dalam gambar.
b. Ukuran, tebal dan jenis kaca harus sesuai petunjuk gambar, serta petunjuk dari
Pengawas.
c. Tempat untuk kaca pada kusen harus dibersihkan. Kaca harus dipotong dengan
diberi sedikit toleransi untuk pemuaian, dipasang pada kusen dengan dempul
pengikat dan diperhitungkan pemuaiannya.
d. Bahan yang terpasang hendaknya tidak bergelombang, dan harus dilindungi dari
kerusakan, benturan serta diberi tanda agar mudah diketahui.
e. Potongan kaca harus rapi, lurus dan diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
f. Pemasangan kosen-kosen aluminium dipakai pelindung dan penjepit karet di
sekeliling tepi kaca yang terpasang pada kosen-kosen tersebut.
g. Dipakai lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium yang berhubungan
dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant sesuai dengan persyaratan
dari pabrik. Disyaratkan tebal sealant maksimal 5 mm yang tampak dari kaca dan
kerangka.

24.4. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Mutu bahan harus memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku ini.
b. Semua kaca terpasang tidak boleh terjadi retak tepi, akibat pemasangan list.
c. Kaca yang terpasang harus terkunci dengan sempurna dan tidak bergeser dari
sponing.
d. Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, apabila masih terlihat
adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar atas biaya Penyedia
Barang/Jasa.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 24
PASAL 25. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM
25.1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, pengadaan, penyimpanan,
pengamanan bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga tercapai hasil pekerjaan yang baik.
b. Semua pekerjaan kosen, rangka daun pintu kaca, rangka daun jendela kaca daun
pintu partisi luar dan dalam bangunan atau seperti yang dinyatakan dalam gambar
serta petunjuk Pengawas.
25.2. Bahan-bahan dan persyaratan
a. Rangka jendela kaca dan bouvenlight alumunium 3” coklat, karet, tatapan,
Finishing opening
b. Pengerjaan Kosen¸ pintu dan jendela ini harus disesuaikan dengan ukuran dan
bentuk detail dari gambar yang bersangkutan.
c. Kosen Kosen aluminium 3” coklat, finishing opening
d. Pintu panil double teakwood finishing politur tebal 4 mm Frame aluminium.
e. dan daun pintu PVC pada ruangan-ruangan basah, seperti toilet dan sebagainya,
berkualitas baik.
f. Material lain yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus mendapatkan
persetujuan dari direksi/pengawas.
g. Material Aluminium untuk rangka pintu dan jendela dari produk setara Alexindo.

PASAL 26. PEKERJAAN KAYU


26.1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, pengadaan, penyimpanan,
pengamanan bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga tercapai hasil pekerjaan yang baik.
b. Semua pekerjaan kosen, daun pintu panil , almari ,rak-rak kayu, frame cermin
atai seperti yang dinyatakan dalam gambar serta petunjuk Pengawas.

26.2. Bahan-bahan dan persyaratan


a. Pintu panil kayu kamper ukuran tebal 4 cm atau double teakwood sesuai
gambar rencana.
b. Rangka jendela kaca dan bouvenlight kayu kamper dan atau disyaratkan lain.
c. Pengerjaan Kosen, pintu dan jendela ini harus disesuaikan dengan ukuran dan
bentuk detail dari gambar yang bersangkutan. Hubungan pen/lubang harus
diperkuat dengan baji, tidak boleh dipantek kayu.
d. Kosen dan daun pintu pada ruangan-ruangan basah, seperti toilet dan
sebagainya, berkualitas baik.
e. List plank menggunakan kayu Bengkirei tebal 2cm lebar 20 cm dan atau
disyaratkan lain.
f. Material lain yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus mendapatkan
persetujuan dari direksi/pengawas.

PASAL 27. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


27.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci dan
alat penggantung lain seperti tercantum dalam gambar dan RKS, hingga dicapai hasil
yang baik dan rapi. Bila terjadi perubahan/penggantian ‘hardware’ akibat kepemilikan
kegiatan, Penyedia Barang/Jasa wajib melapor pada owner/Konsultan Perencana/
Pengawas.
27.2. B a h a n
Kunci dan grendel

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 25
 Kunci tanam untuk : pintu putar 1 daun dan 2 daun , produk setara Tanaya
 grendel putar (kosong-isi) dipakai untuk pintu-pintu KM/WC./lavatory.
 grendel pegas untuk jendela jungkit/BV
 Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruang, dipasang setinggi 100 cm dari lantai
atau sesuai petunjuk Pengawas.
Engsel : Untuk jendela BV jungkit dipakai engsel khusus untuk maksud itu (engsel
pivot) dengan ukuran yang sesuai untuk masing-masing ukuran jendela.
M e r k : Untuk kunci tanam dipakai setara merk Tanaya tipe double turn kunci silinder.
 Untuk grendel putar, grendel tanam dan grendel pegas dan engsel pivot dipakai
produksi Dalam Negeri dan telah distandardisasi dalam SII.
 Semua alat penggantung dan pengunci harus kualitas baik sesuai persetujuan
Direksi.
 Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan contoh tiap alat penggantung/pengunci
kepada Direksi sebelum melakukan pesanan.
27.3. Perlindungan
Semua bahan tersebut di atas harus dicopot dan dibungkus dalam plastik atau dalam
pembungkus aslinya setelah disetel. Pemasangan terakhir dilakukan setelah pintu atau
jendela selesai dan dicat.
27.4. Pekerjaan Pelaksanaan
a. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup,
cara menokohkannya hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak sewaktu
dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
b. Engsel untuk pintu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan engsel ke
tiga dipasang di tengah-tengah.
c. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang
setinggi 105 cm dari lantai.
d. Pemasangan lockage, haridle dan blok plate harus rapi, lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas apabila hal tersebut tidak
tercapai, Penyedia Barang/Jasa wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
g. Penyedia Barang/Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Penyedia Barang/Jasa yang telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan
semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standard Spesifikasi Pabrik.
h. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Pengawas/Konsultan Perencana.

PASAL 28. PEMASANGAN PIPA DAN LAIN-LAIN DALAM BETON


28.1. Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan SK-SNI T-15-1991-03.
28.2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton
bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang
selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
28.3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
28.4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam
dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka
Penyedia Barang/Jasa harus mengkonsultasikan hal ini dengan Pengawas

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 26
28.5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau memindahkan baja
tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Pengawas
28.6. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah
dipasang sebelum pencoran dilaksanakan.
28.7. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pencoran beton dilakukan.
28.8. Penyedia Barang/Jasa utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian / peralatan tersebut sebelum pencoran
beton dilaksanakan.
28.9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi
beton, harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pengecoran beton.

PASAL. 29 PEKERJAAN PEMASANGAN DUCTING AC

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pemasangan pergola pada tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2. REFERENSI / STANDARD
Semua pekerjaan ini mengacu pada :
a. American Society for Testing and Materials ( ASTM C 1036 )
b.American Society for Testing and Materials ( ASTM C 1048 )
c.American Institute of Steel Construction ( AISC )
d.Standard Nasional Indonesia ( SNI )

3. BAHAN-BAHAN
 Pipa baja Hitam Ø 2” , tebal 3,91 mm
 Pipa baja Hitam Ø 3” , tebal 5,49 mm
 Pipa baja Hitam Ø 4” , tebal 6,02 mm
 Pipa baja Hitam Ø 5” , tebal 6,55 mm
 Pipa baja Hitam Ø 6” , tebal 7,11 mm
 Pipa baja Hitam Ø 8” , tebal 8,18 mm
 Pipa baja Hitam Ø 10” , tebal 9,27 mm

 Atap galvalume = 0.3 mm


 Rangka Hollow 4 x 6, tebal 3 mm

4. PELAKSANAAN
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa konstruksi harus menyiapkan rencana
kerja pekerjaan pemasangan pergola, meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja
dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKKES)
SURAKARTA dan PENGAWAS.
 Contoh bahan-bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan Untuk
standard dalam pekerjaan ini.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 27
 Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus membuat gambar kerja yang
menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,
jumlah ukuran serta peralatan lain yang digunakan atau diperlukan dalam pekerjaan ini.
 Pengerjaan harus dikerjakan sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
 Bagian konstruksi yang setara akan dilas harus dari bekas cat, karat, lemak dan kotoran.
 Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun merupakan pengelasan-
pengelasan bagian-bagianya hanya boleh dilakukan setelah diperiksa hubungan yang
akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan - ketentuan yang berlaku untuk konstruksi
itu.
 Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara yang terbaik sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengakapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di
punch.
 Pemasangan (pemasangan dan penyambungan assesoris) harus dilakukan oleh tukang
yang ahli dan pengalaman.
 Kontraktor wajib meneliti dan bertanggung jawab atas ukuran yang tercantum pada
gambar.

PASAL 30 PEKERJAAN LANTAI FLOOR HARDENER

1. LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk dalam pekerjaan pemasangan lantai Floor Hardener ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
ini sehingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional.
Pekerjaan lantai Floor Hardener ini sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam detail
gambar dan ketentuan yang disyaratkan.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Jenis : Liquid Diamite Case-Hardener dan Floor Sealer
2.2. Produksi : CEMENTAID atau setara.
2.3. Warna : Ditentukan kemudian.
2.4. Kualitas : Kualitas memenuhi standar SNI. 02-0028-1987, indeks abrasi 2,2 ; tahan terhadap
bahan kimia seperti pelumas, minyak, solvent dan bahan-bahan yang berbahaya.
2.5. Persyaratan lain :
 Aplikasi sesuai dengan ketentuan produsen.
 Dosis pemakaian 1 liter per 2 meter persegi untuk mutu beton di bawah K-350.
 Koordinasi dengan Manajemen Konstruksi menyangkut bagian-bagian yang mungkin tidak
bersesuaian dengan ketentuan produsen
 Menyertakan supervisor dari pabrik yang bersangkutan dalam pelaksanaan.
 Konsentrasi bahan harus sesuai dengan spesifikasi dari pabrik.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Pekerjaan Floor-Hardener baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan cor beton lantai
selesai dan telah melalui curing minimal 14 hari.
3.2. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya,
sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
3.3. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan kontraktor harus mengajukan ijin kerja yang dilampiri
cakupan pekerjaan (dinyatakan dengan shop drawing) dan metode pelaksanaan dan
mengadakan pemeriksaan kesiapan lapangan menyangkut ketentuan :

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 28
 Peil lantai sesuai gambar pelaksanaan .
 Kebersihan permukaan dari sisa-sisa pengecoran, bekas cat / oli dan lain-lainnya sesuai
ketentuan pabrik melalui persetujuan Management Konstruksi.
 Permukaan lantai kering dinyatakan bersama pada pengecekan akhir bersama pengawas /
Management Konstruksi.
3.4. Pengendalian seluruh mutu bahan dan pengerjaannya dengan ketentuan produsen dan
diketahui oleh Managemant Konstruksi.
Kontraktor terlebih dulu harus menjamin kerataan elevasi permukaan dengan
menyediakan peralatan yang memadai untuk tujuan tersebut (dikonsultasikan kepada
Management Konstruksi).
3.5. Alat-alat bantu yang harus disediakan kontraktor sekurang-kurangnya :
 Waterpass.
 Jidar, trowel dan roskam baja
 Karet atau mop.
3.6. Pelaksanaan Pekerjaan :
 Aplikasi dapat menggunakan sapu karet, mop, roller atau spray.
 Dilaksanakan setelah lantai dalam kondisi kering 2 hari sebelum aplikasi.
 Aplikasi bertahap dengan interval 2 – 4 jam ( bila diperlukan ) agar lapisan kedua dapat
berpenetrasi
 Pastikan semua cairan Case Hardener terserap beton sampai titik jenuh penyerapan ( pada
bagian dengan penyerapan cepat) dan bila terjadi genangan sisa case hardener ( setelah
dipastikan jenuh penyerapannya) harus segera diambil dengan menggunakan sapu karet
atau mop.
 Pada saat lantai mulai kering, cuci dengan menyiram air untuk menghilangkan sisa case
hardener untuk menghindari timbulnya noda-noda putih.
3.7. Jaminan pelaksanaan ditetapkan 5 (lima) tahun.

PASAL 31 PEKERJAAN WATER PROOFING

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan, alat-alat, peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan lapisan waterproofing untuk dak atap sesuai dengan lokasi dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan sesuai dengan ketentuan Persyaratan Teknis ini.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh dan data teknis bahan kepada POLITEKNIK
KESEHATAN (POLTEKKES) SURAKARTA untuk disetujui terlebih dahulu, sebelum pengadaan
bahan dan pelaksanaan pekerjaan.
2.2 Gambar Detail Pelaksanaan.
Pelaksana Pekerjaan harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang
mencakup dimensi, tata letak, jenis bahan dan detail-detail pelaksanaan, untuk diperiksa
dan disetujui POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKKES) SURAKARTA atau Management
Konstruksi.
2.3. Ketidak sesuaian.
2.3.1.Pelaksana Pekerjaan wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lain-
lain.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 29
2.3.2.Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai dengan yang
telah disetujui, Pelaksana Pekerjaan wajib menggantinya dengan yang sesuai dan disetujui
POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKKES) SURAKARTA.
2.3.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
sepenuhnya.

3. BAHAN-BAHAN.
Bahan waterproofing yang digunakan:
 tipe liquid membrane dengan tebal 3 mm.

4. PEKERJAAN WATERPROOFING
4.1. Umum.
a. Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan waterproofing berikut segala peralatan
pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari spesifikasi pekerjaan beton.
b. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini
dan harus disetujui oleh Management Konstruksi. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli
yang berpengalaman untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga dapat mengatasi seluruh
permasalahan yang timbul di lapangan dengan cepat dan benar.
c. Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan Kontraktor harus mengeluarkan
surat pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan benar-benar berada di
lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.
d. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan
dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.
e. Kontraktor wajib mempersiapkan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada
waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.
4.2. Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, material dan perlengkapannya.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi ini. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pelindung
waterproofing yang terbuat dari adukan setebal 50 mm.
b. Lokasi waterproofing.
Waterproofing ini digunakan seperti yang tercantum di dalam gambar rencana.
c. Garansi.
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaannya dengan suatu masa garansi
selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak serah terima yang menyatakan bahwa struktur
tersebut bebas bocor. Garansi tersebut meliputi garansi dari pihak Kontraktor dan juga dari
pihak Pemasok waterproofing yang dibuat secara legal dan jelas.
d. Pengujian hasil pekerjaan.
Hasil pelaksanaan pekerjaan harus diuji untuk mengetahui bahwa pekerjaan sudah
dilakukan dengan benar. Pengujian dilakukan dengan cara yang umum dilakukan untuk
menguji hasil pekerjaan ini dan hal ini sudah harus dipertimbangkan di dalam
penawarannya.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 30
4.3. Persyaratan Bahan
a. Standar Bahan.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik sesuai dengan yang
disyaratkan di dalam spesifikasi ini. Tidak diperkenankan mengganti tipe bahan dengan
bahan lain sehingga tidak sesuai dengan standar bahan yang sudah ditentukan.
b. Waterproofing membran.
Waterproofing membran harus terbuat dari bahan bituminous yang diperkuat dengan serat
poliyester dengan tebal minimum 3 mm. Pemasok yang disyaratkan adalah yang sudah
berpengalaman & familiar di Indonesia.

c. Contoh bahan.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan pemasok yang
menegaskan bahwa material tersebut dapat disediakan sesuai dengan yang sudah
disepakati.
d. Pengujian
1. Untuk membuktikan bahwa material tersebut memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib
mengadakan uji bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Managemnt Konstruksi.
Untuk ini Kontraktor harus memperoleh rekomendasi dari laboratorium sebelum memulai
pekerjaan.
2. Kontraktor wajib melakukan percobaan-percobaan seperti dengan cara memberi air di atas
permukaan yang diberi lapisan kedap air dengan cara dan prosedur seperti yang ditentukan
oleh Pemasok atau cara yang disyaratkan oleh peraturan internasional.
3. Kontraktor harus membuat mock up sebelum pekerjaan dilaksanakan di lokasi pekerjaan.
e. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1. Bahan yang dikirim ke proyek harus dalam keadaan baik dan masih tersegel dengan segel
pabrik.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang cukup dan memadai, terlindung, tertutup, tidak
lembab, kering dan bersih sesuai dengan persyaratan pabrik.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik sebelum
atau selama pelaksanaan, dan bahan yang rusak tersebut tidak dibenarkan untuk
digunakan.
4.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Persetujuan bahan
Semua bahan sebelum dipesan harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.Untuk itu
Kontraktor harus memberikan contoh bahan dan brosur lengkap termasuk cara
pemasangannya agar disetujui. Persetujuan tersebut tidak membebaskan tanggung jawab
Kontraktor akan kualitas dan kesempurnaan pekerjaan.
b. Metode pelaksanaan
Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor harus mengusulkan metode pelaksanaan dan
pengawasan yang akan dilakukan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat dari pabrik yang tertera pada brosur teknis. Pekerjaan baru
dapat dilakukan jika tenaga akhli dari pabrik sudah siap di lokasi pekerjaan.
c. Tenaga ahli
Pemasok material waterproofing harus menyediakan seorang ahli yang berpengalaman
selama pekerjaan berlangsung. Biaya yang dibutuhkan untuk itu harus sudah termasuk pada
saat penawaran dimasukkan. Pekerjaan harus dihentikan jika tenaga ahli tidak berada di
lapangan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 31
d. Gambar kerja
Di dalam gambar kerja harus tergambar secara jelas detail dan lokasi siar pelaksanaan
sesuai dengan rekomendasi pabrik. Demikian juga untuk lokasi yang sulit, maka detail-detail
harus tergambar secara jelas di dalam gambar kerja.

Waktu pemasangan waterproofing membran


Waterproofing ini hanya boleh dipasang setelah pekerjaan sipil, M/E dan pekerjaan lain
pada lokasi ini selesai dikerjakan. Setelah waterproofing dipasang tidak diperkenankan
adanya pekerjaan pembobokan, pengeboran atau pekerjaan lainnya yang dapat merusak
lapisan ini.
Waterstop.
Keberhasilan suatu beton kedap air banyak ditentukan oleh jenis waterstop yang
digunakan. Untuk itu Kontraktor harus menggunakan jenis waterstop sesuai dengan yang
disyaratkan oleh pemasok waterproofing. Pemasangan waterstop harus dilakukan sesuai
dengan yang disyaratkan.Biaya untuk pengadaan dan pemasangan waterstop harus sudah
diperhitungkan di dalam penawaran pekerjaan waterproofing.
Siar pelaksanaan.
Posisi siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga proses pengecoran
dan juga pemasangan waterstop tidak terganggu / sulit. Jika tidak tercantum secara khusus
pada gambar rencana, pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop dengan tipe sesuai
dengan waterproofing yang dipakai. Lokasi siar pelaksanaan harus diusulkan oleh
Kontraktor di dalam gambar kerja dan harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.
Pelindung waterproofing.
Waterproofing yang telah selesai dipasang harus dilindungi dengan pelindung
waterproofing agar waterproofing tidak rusak akibat goresan-goresan yang mungkin
terjadi. Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar rencana, maka pelindung
waterproofing harus terbuat dari adukan setebal minimal 50 mm, dibuat berpola dengan
ukuran 3 X 3 meter persegi. Celah di antara dua pola dibuat selebar 20 mm dan diisi
dengan bahan bituminous agar dapat mengantisipasi segala pergerakan yang mungkin
terjadi.

Perbaikan waterproofing yang rusak.


Kalau terdapat kerusakan pada waktu pekerjaan ini dilakukan / dilaksanakan maka
Kontraktor harus memperbaiki / mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Management Konstruksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah
tanggung jawab Kontraktor.
5.5. Subkontraktor Waterproofing
5.1 Garansi sub Kontraktor.
Sub Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya kepada
Kontraktor Utama, sampai dengan saat-saat berakhirnya masa garansi, kecuali ditentukan
lain dalam kontrak.
5.2 Kerja sama dengan Kontraktor Utama.
Sub Kontraktor harus dapat bekerja sama dengan Kontraktor Utama dan Management
Konstruksi. Untuk itu Sub Kontraktor harus dapat menyesuaikan jadual pekerjaannya
seperti yang sudah direncanakan oleh Kontraktor Utama.
6.1. Gambar Kerja
6.1 Kontraktor bersama-sama dengan sub Kontraktor wajib membuat gambar kerja/ shop
drawing sesuai dengan gambar rencana dan sudah disesuaikan dengan keadaan
sesungguhnya di lapangan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 32
6.2 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
6.3 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
6.4 Gambar kerja sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan PENGAWAS.
7.1. Pengujian Mutu Pekerjaan
7.1 Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan / pengetesan terhadap hasil
pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan
yang telah diberi lapisan kedap air. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah disetujui
oleh Konsultan PENGAWAS.
7.2 Pengujian harus dilakukan dengan merendam beton kedap air tersebut terus menerus
selama 48 jam dan harus dipastikan tidak terjadi kebocoran pada masa ini.
7.3 Jika hasil uji dinyatakan gagal, maka Kontraktor harus segera memperbaiki segala
kebocoran yang terjadi, dan setelah itu pengujian harus diulangi hingga dicapai hasil yang
baik. Segala biaya yang timbul akibat kegagalan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor

PASAL 32
PEKERJAAN RAILLING & HANDRAILLING TANGGA

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.

2. PERSYARATAN BAHAN
 Handrailling pipa stainless steel dengan ukuran Ø 2"
 Railling pipa stainless steel dengan ukuran Ø 1.5"

3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN


3.1. Seluruh pekerjaan di workshop harus merupakan pekerjaan yang berkwalitas tinggi, seluruh
pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang
dengan tepat di lapangan dan dapat berfungsi dengan baik.
3.2. Seluruh pekerjaan pengelesan harus dilakukan oleh pekerja yang benar-benar ahli dalam
bidang pengelasan, sertifikat keahlian merupakan rujukan yang diperlukan jika timbul keragu-
raguan mengenai keahlian pelaksanaan.
3.3. Semua baja yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat mengurangi
kekuatan sambungan serta kerataan permukaan bagian sambungan.
3.4. Baut-baut dan mur-mur yang dipakai adalah jenis baut baja High Tension Bolt (HTB) baut
harus dilengkapi dengan 2 buah ring dengan ukuran dan tebal sesuai dengan baut yang
digunakan.
3.5. Ketentuan untuk ketebalan dan panjang las minimal dan maksimal adalah harus sesuai
dengan persyaratan dari Amarican Welding Society (AWS).
3.6. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi
dilapangan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 33
3.7. Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubunganya dengan material lain, dengan
mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
3.8. Kontraktor diminta untuk menyiapkan gambar methode kerja.
3.9. Pemotongan dengan membakar di bengkel harus dilakukan dengan mesin potong pembakar
yang standar.
3.10.Apabila ada pekerjaan metal struktural yang akan terpotong maka harus diberitahukan dan
mendapat persetujuan dari Perencana Struktur.
3.11.Bekas-bekas pekerjaan harus digerinda sampai halus dan rata permukaan.
3.12.Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
3.13.Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari cairan
elektrode tersebut permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan bebas dari
kotoran, cat minyak dan karat.
3.14.Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan
baik (wire, brush, ampelas) cacat pada pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas
tanggung jawab Kontraktor.
3.15.Tambahkan perkuatan dan angkur yang diangggap perlu dan harus dipasang walaupun tidak
termasuk dalam gambar (lengkap dengan pemakaian remset untuk beton) meliputi dan tidak
terbatas pada dudukan fixtures (toilet dan cermin).
Untuk pekerjaan cat finishing lihat pasal pekerjaan pengecatan pada spesifikasi

PASAL 33 PEKERJAAN ACP CLADDING

1. MATERI PEKERJAAN
Materi pekerjaan fasade pada Gedung ini antara lain :
a. Pekerjaan Alumunium Composit Panel
Adapun syarat teknis dari masing-masing pekerjaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

2. SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSIT PANEL


2.1. Umum
Alumunium Compousit Panel adalah bahan penutup fisihing fasade yang mudah perawatan
dan memberikan tampilan yang mewah dan elegance. Alumunium Composit panel yang
dipasang memiliki modul sesuai dengan gambar. untuk produk allumunium composite Panel
menggunkan merek Primabon, Decopanel. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan Penutup /
covering dinding lengkap dengan rangka hollow dan accessoriesnya. Untuk pemasangan
Alumunium Composit harus aplikator yang dapat memberikan garansi.

2.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan / material utama yang digunakan adalah allumunium composite panel, merupakan
produk yang disetujui oleh Management Konstruksi dan Owner.
b.Material pendukung pekerjaan ini adalah Rangka hollow ukuran 4 x 4 cm, berbagai baut
pengikat rangka hollow ke dinding dan baut-baut pengikat allumunium composite panel
terhadap rangka hollow.
c. Warna dominan yang dipilih adalah silver metallic dan beberapa pilihan warna kombinasi
sesuai gambar dengan pilihan detail ditetapkan di lapangan
d.Bahan tahan terhadap perubahan warna, cuaca, tahan benturan,tidak retak dan kusam.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 34
e. Spesifikasi Bahan Material Allumunium Composite Panel memenuhi beberapa criteria berikut
ini :
 Tebal Material : 4,00 mm
 Jenis Karet / core : P.E.Low Density
 Tebal Allumunium : 0.30 mm
 Coating / Lapisan Luar : PVdf
 Tahan terhadap : cuaca udara kering atau lembab
 Lain-lain : debu/kotoran sulit menempel, mudah
dibersihkan
f. dfs Bahan harus bergaransi minimal 10 tahun, meliputi penggantian bahan material yang tidak
sesuai perjanjian garansi termasuk pemasangannya selama jangka waktu masa garansi.
2.3. Persyaratan Umum Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan , Pelaksana wajib membuat Shop Drawing.
2. Pelaksanaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam pemasangan
penutup Alumunium.
3. Sebelelum pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu melakukan pengukuran dan penentuan titik
mula dan lintasan-lintasan pelaksanaan.
4. Pelaksana terlebih dahulu mempersiapkan peralatan Bantu pemasangan allumunium
composite panel berikut rangkanya berupa schafolding, crane dan sebagainya secara
memadai dan aman.
5. Pemasangan rangka Hollow menggunakan dimensi yang sesuai aturan dengan pola rangka
sesuai dengan pola pada gambar.
6. Pemasangan penutup atap harus memperhatikan jarak tumpang tindih (Overlap) yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuat.
7. Pemotongan dan pelipatan/penekukan material allumunium composite panel harus
menggunakan peralatan potong / penekuk dan prosedur pelaksanaan yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat.
8. Setelah rangka hollow telah terpasang secara kuat dan aman serta sesuai dengan polanya,
maka pelaksana dapat melakukan pemasangan allumunium composite panel. Pemasangannya
harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat.
9. Saat proses pemasangan, lapisan pelindung allumunium composite panel dilarang
dibuka/dilepas. Hal ini berguna melindungi permukaan luar material agar terhindar dari
goresan atau hal lain yang berakibat merusak warna dan permukaan material tersebut.
Setelah proses pemasangan material tersebut selesai, lapisan pelindung tersebut boleh
dibuka dan selanjutnya dilakukan proses pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2.4. Pemasangan Alumunium Composit Panel
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam pemasangan Alumunium Composit Panel adalah
sebagai berikut :
a. Dinding pasangan batu bata yang telah diplester rata dipasang rangka besi plat dengan tebal
10 mm untuk dudukan dan gantungan rangka lain yang ditempel alumunium composit panel.
Besi plat dudukan rangka ini di dinabolt ke dinding untuk menempelkannya.
b. Selanjutnya besi hollow 4/4 dirangkai dengan modul sesuai dengan gambar membentuk
kotak.
c. Selanjutnya Alumunium Composit digelar di rangka tersebut dengan dipisher di bagian sisinya
dan pada bagian bawah rangka, alluminium composit ditekuk kedalam dan dipisher dibagian
dalam ke rangka hollow.
d. Kemudian rangka hollow yang sudah terpasang alumunium composit tadi di pasang pada besi
plat dan dipisher sebagai penguatnya.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 35
e. Bagian sambungan antar panel digunakan sealent sebagai penutup, dengan membentuk nat
yang berdimensi 1 cm. Serta bersihkan permukaan panel dari sealent dengan menggunakan
lap bersih agar sealent tidak menempel di panel.
f. Pada bagian panel yang menonjol digunakan hollow yang agak panjang.
g. Sedangkan untuk kolom yang terpasang panel system kerjanya sama seperti pada dinding
tetapi mengeliling sesuai dengan bentuk kolom yang ditutupi.

PASAL 34 PEKERJAAN CURTAIN WALL

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian mencakup ketentuan/syarat-syarat ( pembayaran, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan ) untuk pekerja, material, dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan dan pemasangan curtain wall, canopy dan skylight, kusen-kusen, pintu-
pintu / jendela alluminium sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan spesifikasi ini,aksesories
yang diperlukan untuk pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta
pembangunannya sesuai yang telah ditunjukan dalam gambar, yaitu :
 Alluminium entrance doors dan automatic doors system
 Alluminium curtain wall system
 Jendela / kusen alluminium
 Alluminium panels system
 Imported glass dan alluminium composite panel
 Glazing material (local)
 Sealant
 Neoprene gasket dan gasket profile
 Hardware yang dibutuhkan untuk kelengkapan dan pemasangan system-sistem diatas
 Matel stud / fabrikasi yang dibutuhkan untuk pemasangan system-sistem diatas
 Alluminium flashing untuk kelangkapan dan kebutuhan pemasangan system diatas
 Sistem pengetesan untuk keseluruhan pemasangan dan kesempurnaan hasil akhir
 Quality assurance yang diinginkan
Bagian ini menjelaskan “Qommercial Quality” kusen dan pintu-pintu alluminium untuk pintu
dan bukaan-bukaan yang berhubungan, termasuk alluminium panels dan louvre pada pintu-
pintu dan frame tersebut.
Pada lokasi :
 Main entrance canopy dan canopy drop off
 Parapet stool, curtain wall
 Backing spandrel GRC
 Fire insulation system
 Gypsum backing panels
 Pembungkus kolom dan balok lateral
 Plafond dan soffit alluminium composite panel
 Fixing dan branching logo
 Metal cornice di podium plafond teras Gedung Utama
 Seluruh system bracket, fixing, fastener bolt dan nut
 Rangka struktur pendukung curtain wall kolom lateral
 Pekerjaan struktur balok beton, kolom beton, plat beton
 Pekerjaan ceiling
 Pekerjaan finishing lantai

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 36
1.2. Referensi
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
 SII 00649 – 82 - Extrusi jendela
 SII 0405 – 8 - Alluminium Extrussion
 SII 0695 – 8 - Alluminium extruder number
 ASTM B 221 – 83 - Alluminium alloy extruded bars, shapes tubes
 ASTM B 209 – 83 - Alluminium alloy sheets & plates
 ASTM A36 – 8 - Steel Structural
 ASTM A308 – 84 - Alluminium alloy, rolled atau extruded
 ASTM E 330 – 84 - Structural performance
 ASTM E331 – 84 - Water leakage
 ASTM 283 – 84 - Air leakage

b. Quality Assurance :
 Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang
sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dalam Extrussion alluminium dan
pemasangannya (install) dan diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Perencana.
 Single source responbility : untuk menjamin kualitas penampilan dan performance, harus
memakai material untuk system yang berasal dari satu menufaktur (single manufaktur)
dengan system yang tersedia atau disetujui oleh system dari manufaktur.
 Sistem curtain wall harus didesain (rekayasa) agar memenuhi persyaratan-persyaratan
performance yang dispesifikasikan untuk persyaratan-persyaratan physical dan aesthetic,
oleng Engineer profeional yang terdaftar di Indonesia.
 Sistem akan dites oleh laboratorium testing independent yang dipilih oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi dan Perencana dengan mock-up system yang harus dibuat oleh
Kontraktor.
 Building concrete structural tolerances : harus tidak boleh lebih dari toleransi pemasangan
system alluminium seperti : batas-batas perbedaan untuk posisi tegak dan level.

c. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 team lengkap yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibuthkan selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
 Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Manajemen Kostruksi dan Perencana
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skillnya.

1.3. Pengiriman (Submittal)


Kontraktor harus mengirim hal-hal berikut untuk persetujuan Manajemen Konstruksi
a. Shop drawing yang menunjukan fabrikasi, pemasangan dan finish dari spesifikasi berdasarkan
pengecekan kembali dimensi-dimensi pada site, yang terdiri dari :
 Elevation dan member dari profil
 Nomor-nomr profil dan type sambungan
 Hubungan joint untuk system framing, entrance doors
 Detail-detail dari bentuk yang diperlukan
 Kaca yang dipakai serta ketebalan yang diinginkan
 Reinforcing
 Jenis alluminium composite panel
 Radius pada bentuk lengkung yang sesuai dengan gambar desain Perencana
 Struktur pendukung pekerjaan curtain wall
 Fire strop system

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 37
 Bracket system
 Anchorage system
 Interfacing dengan konstruksi dan struktur bangunan
 Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi dan konstruksi
 Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan, reinforcement, pemasangan-
pemasangan khusus
 Metode dan aksesories pemasangan kaca
 Internal dan external sealer yang diperlukan dan tipe-tipe yang direkomendasikan
 Gasket
b.Kontraktor harus mengirim kalkulasi untuk struktur system curtain wall dan kaca (Struktural
Calculation) sebagai bukti ketepatan, kebenaran, dan kekuatan metode system yang
diterapkan untuk persetujuan Manajemen Konstruksi / Perencana
c. Kontraktor diminta untuk merencanakan system atau metode pemasangan mengingat
pengaruh defleksi (delection) yang mungkin disebabkan oleh tension, atau tekanan angin, dan
sebagainya sesuai dengan rekomendasi fabricator dan terhadap peraturan beban yang berlaku
d.Kontraktor harus mengirim 3 set contoh potongan profil dari setiap tipe dan item pekerjaan
alluminium yang ditunjukan dalam gambar, dengan ukuran panjang 30 cm profil alloy, beserta
kaca ukuran 30 x 30 cm termasuk mock-up ukuran standar (cukup jelas) yang menunjukan
contoh pemasangan curtain wall dan finishing yag sudah final
e. Test report : kirim foto copy sertifikat laporan tersebut sebelumnya yang berisi performance
untuk ukuran system yang sama sebagai pengganti test kembali atau data-data pendukung
lain.
f. Extra stock untuk raw material kaca dan alluminium composite panel sebesar 2%

1.4. Penyimpanan dan Perawatan

a.Kontraktor harus mengirim unit-unit fabrikasi dan bagian-bagian komponennya ke site proyek
lengkap dengan identifikasi gambar-gambar pemasangan.
b. Simpanlah unit-unit dan komponen-komponen tersebut ditempat yang kering, dengan
setiap profil harus dilindungi dengan polyethylene film, dan lengkap dengan label, tipe, nomor
dan lokasi pemasangan dalam keamasan yang tertutup asli dari pabrik. Bagian-bagian yang
rusak tidak akan diterima, item-item yang cacat atau goresan kecil akan dipertimbangkan
sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi sebaliknya atau kondisi baik.
1.5. Garansi
Kontraktor harus mengirim garansi-garansi sebagai berikut :
a. Garansi tertulis dari fabricator untuk alluminium alloy dan anodizing, minimum 20 tahun.
Garansi juga harus menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnya properti mekanis
(loss of mechanical properties), kebocoran air, kegagalan structural, non uniformity of
surfaces, korosi / karat, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan performance.
b.Kontraktor harus mengirim bukti-bukti mengenai sumber dari material dan aksesoriesnya
dalam bentuk sertifikat “Certificate of Origin” dari manufaktur yang disetujui oleh Manajemen
Konstruksi / Perencana

1.6. System Requiretments


a. Design requiretments
1. Sediakan gambar-gambar basic design dan jangan dinyatakan identifikasi dan
pemecahan masalah thermal atau structural movement, glazing, anchorage, atau, moisture
disposal.
2. Persyaratan-persyaratan yang ditunjukan dengan detail-detail yang dimaksudkan untuk
membentuk basic dimensi dari unit-unit, sight lines, dan profil-profil dari member.
3. Sediakan concealed fastening disemua tempat

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 38
4. Sediakan type-type profil, gasket, sambungan dan jenis kaca yang diperlukan
5. Manufaktur bertanggung jawab untuk mengikuti design, persyaratan-persyaratan atau
rekayasa system, termasuk modifikasi-modifikasi yang diperlukan untuk memenuhi spesifikasi
yang dibutuhkan dan mempertahankan konsep design visual
6. Pertimbangan-pertimbangan tambahan diperlukan mengingat kondisi-kondisi khsusus site
untuk gerakan kontraksi dan expansi sehingga tidak ada kemungkinan kehilangan, pelemahan
atau kegagalan hubungan antara unit-unit dan struktur bangunan atau antar unit-unit itu sendiri
7. Berikan expansi dan kontraksi karena gerakan structural tanpa kerusakan pada penampilan
dan performance
8. Pastikan system fire stop berfungsi sesuai standar yang berlaku dan memnuhi criteria desain
dari Perencana
9. Pastikan parape stool, curtain box, backing alluminium composite panel yang kokoh dan
sesuai dengan visualisasi arsitektur yang dibuat oleh Perencana

b. Struktur Requiretment
Buatlah ketebalan design property struktur dan potongan meber-member struktur untuk
memenuhi persyaratan kode lokasi angin (code requiretment wind locations). Berikan
tambahan bent plate dari rolled stell internal stiffeners untuk memenuhi deflection 1 / 200
atau kurang

1.7. Performance Requiretments


Design Criteria : P = V2/16, dimana V adalah kecepatan
angin
a. Wind pressure : Positive = 77 kg/m2 (=1p) ~ 35
m/second
Negative = 1 1/2 p = 105 kgf/ m2
b.Wind load : 77 – 105 kg/ m2
c. Air filtration : tidak lebih dari 0,066 m3 /jam untuk
setiap meter persegi permukaan pada
15 kg/ m2 diferential pressure
d.Sound absorption : 30 dB dalam 125 Hz – 4000 Hz
e. Maximum allowable deflection : 20 mm (I/200)
f. Sealant : Silicon sealant, sesuai rekomendasi
pabrik
g. Wind tightness : tidak kurang dari 15 m3 /jam
h.Water tightness : tidak luring dari 15 kg/ m2
i. Parallel deflection : dibawah 75% dimensi desain
j. Panel deflection : 1/175 bentang
k. Safety factor : 1,5 kali
l. Pergeseran struktur yang diijinkan :
 Lateral movement (Horizontal) : 20 mm (standard ASTM)
 Vertical movement : 30 mm (standard ASTM)
 Joint size : 13 mm (standard ASTM)

1.8. Test
a. Curtain wall komponen
1. Sample dari material masing-masing alluminium harus ditest di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, dan test tersebut harus meliputi :
a. Ketebalan material, staining test, wight test, corrosion test

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 39
b. Sealant : yang digunakan harus dialakukan pengetesan yang disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi dan Perencana, termasuk diantara adhesion test, compability
test, shear test, joint movement test dan tensile stenght test
Pengambilan sampal harus sesuai dengan metode statistic yang lazim atau secara
random yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
2. Pengetesan komponen harus dilakukan sebelum melaksanakan pengetesan curtain wall
secara system

b. Pengetesan curtain wall secara system


1. Pada prinsipnya system curtain wall harus ditest secara keseluruhan system dengan
membuat mock-up pada bagian yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Perencana sedikitnya setinggi 2 lantai dan selebar ½ modul as yang tersebar
2. Pengetesan pada lembaga pengetesan yang terakreditasi secara internasional dalam hal ini
diminta minimal di singapura atau Australia yang mana dimaksudkan agar kamar uji dapat
menampung besarnya benda uji yang diinginkan
3. Metode test dilaksanakan sebagai berikut :
a. Preliminary loading sebesar 50% loading terbesar (50% dari 105 kg/m2) selama 10 detik
b. Air infiltration test sesuai ASTM E238 – 91 dengan tekanan uji 150 Pa selama > 10 detik
dengan persyaratan kebocoran < 0,66 m3/hour/m
c. Water penetration test sesuai ASTM E – 331 – 86 dimana test secara bertahap dengan
siraman air 4 liter/menit/m2 pada tekanan 150 Pa selama 5 menit, lalu 300 Pa selama 5
menit. Structural performance test sesuai ASTM E-330 – 90 dengan tekanan positif 77
kg/m2 dan negative 105 kg/ m2 sesuai table berikut :

Tekanan Positif Durasi Tekanan Negatif Durasi


77 kg/ m2 10 detik - 50 kg/ m2 10 detik
- 105 kg/ m2 10 detik

c. Maintenance period :
1. Pada saat akhir periode maintence, bila Konsultan Manajemen Konstruksi / Perencana
mempertimbangkan bahwa sejauh ini hujan menurut pengalaman tidak cukup untuk
melakukan test waterproofing, PENGAWAS boleh meminta Kontraktor melakukan test.
2. Manajemen Kontruksi / Perencana memiliki wewenang untuk diadakan test dengan
penyemprotan air ( water spraying ).
3. Bila keretakan dan kebocoran dari hal-hal sejenis timbul pada test hujan atau water sparing,
kontraktor harus memperbaiki pekerjaan menjadi sempurna tanpa tambahan biaya.

2. BAHAN
2.1. Curtain Glass Wall Framing dan System
a. Frame dan aksesories
1. Material : Alluminium extrusion
2. Extrussion : sesuai dengan petunjuk dalam gambar shopdrawing yang disetujui oleh
Manajemen Konstruksi / Perencana dan Konsultan Curtain wall.
3. Color extrusion : - anodized sesuai dengan standart YKK YS-1C dengan film thickness
minimal 28 micron (10 micron anodized + 18 micron lacer)
- color anodized dengan lapisan PVDF minimal 22 micron.
4.Mullion size dan type :
 Back mullion (vertical) pada jarak sesuai gambar atau shop drawings.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 40
Transome grid untuk install kaca reflective dan granite slab dipasang pada posisi
secondary mullion dan posisi-posisi sambungan lain yang lebih kecil/antar unit, sesuai
gambar.
 Ketebalan profil 2, 3, 4 mm sesuai extrusi
- Steell plate embedded pada beam dengan stainless stell bolt & nut pada bracket
tersebut
- Secondry mullion selanjutnya dipasang pada back mullion tadi sebagai penguat bidang
- Transom grid yang menyangga kaca selanjutnya dipasang pada secondary mullion
5. Alluminium louvre menggunakan bilah minimal t = 2 mm dengan karakter yang sama dengan
frame, dengan kemiringan dan jarak antar louvre yang telah disetujui oleh Manajemen
Kontruksi
6. Capping curtain wall : special design untuk tipe C menggunakan material stailess steel sesuai
ASTM A – 167 hair line finish tebal 1,5 mm dengan ukuran sesuai gambar
7. Fire damper / fire stop : untuk menahan/menghambat aliran api yaitu terdiri dari susunan
alluminium sheet 2 mm dan rock wool density 100 kg/m3, dipasang sedemikian rupa dan
buktikan dengan perhitungan bahwa fire damper dapat menahan panas antara lantai
bangunan dengan kemampuan menahan panas lebih baik dari kaca exterior
8. Finish untuk transform, capping dan mullion selain alluminium extrusion memakai stainless
steel :
 Stanless steel setara ASTM – A 167 tebal minimal 1,5 mm hair line finish.
9. Spandrel back-up material dan parapet stool :
 Stool parapet : alluminium sheet cover tebal 2 mm
 Backing untuk stool parapet : untuk interior digunakan gypsum wall cat fungus resistant
dan metode 1 x plamir dan 2 x finish sampai diterima pengawas/perencana
 Plain : alluminium sheet dicat powder coating, atau sesuai finishing interior
 Spandrel backing : calcium silicate 6 mm dicat putih dop dengan acrylic emulsion fungus
paint dipasang dengan setting block
 Pemasangan ke lantai dengan siku 50.50.5 dipasang dengan dynabolt
10. Silicone sealant :
Silicone sealant mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Silicone hendaknya bertype structural glazing, glazing free adhesive dan weather proof
sesuai ASTM C920, C719, C1184
b. Tensile strength minimal 80 psi untuk tumpukan sealant 2 sisi dan 120 psi untuk 4 sisi
c. Durimeter share A, points 35
d. Modulus 25 %, 40 psi
e. Joint movement 50%
f. Tooling time 20 – 40 menit
g. All weather all temperature
h. UV resistant
i. Merk yang disarankan :
 Dow corning 795 (structural) weather proof
 Dow corning 983 (4 sisi perimeter)
 Dow corning 790 pada pergerakan struktur lebih dari 30 mm
j. Warna ditentukan kemudian

b. Aluminum composite panels (ACP) / alluminium cladding


1. Tebal panel : PVDF 4 mm
2. Merk : Lihat spesifikasi material arsitektur
3. Struktur untuk pemasangan sirip-sirip / fin :
 Alluminium dibuat dengan konstruksi yang kaku lengkap dengan
pasangan bracing

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 41
 Alluminium reinforce mill finish dengan karakter kekuatan sesuai dengan
YKK YS-1C
 Steel plate L 50. 50. 5 hot dip galvanized steel sebagai penyambung ke 2
bahan diatas
4. Pemasangan :
 Alluminium frame dibuat sesuai dengan perhitungan kekuatan dan
kekakuan
 Alluminium reinforce mill finish dipasang ke steel frame dengan
penyambung hot dip galvanized steel sesuai dengan perhitungan
 Selanjutnya alluminium composite panel dipasang ke alluminium
reinforce mill finish, terutama pada sambungan-sambungan, serta
sambungan diisi dengan silicone sealant dan backer rod
5. Performance requirements :
 Bebas dari distorsi dan deflection
 Tidak pecah (craking) dan patah (breaking)
 Dapat dipotong (cutting), bending dan routing
 Corrosion resistance dan weather ability, tidk terpengaruh perubahan
temperature
 Dapat dilipat (folded) setelah digroving pada lapisan (skin) belakang
menggunakan router, trimmer, atau cilcular saw yang dilengkapi dengan
goove cutter
 Dapat dengan mudah dilekukan (cold-bent) dengan pressbrake atau
mesin roll bending dengan tiga roll (three rolls)
 Radius minimum bending dengan press brake
 Memiliki sound transmission loss yang tinggi
 Properties dari cat finishing :
- Memiliki spesifikasi setara Kyner 500 PVDF atau Limiflon ex Nippo
Paint
- Color retention : 5000 jam
- Gloos retention : 4000 jam
- Chalk resistance : 4000 jam
- Pencil hardness : 2H
- Formability/T-bend : 2T, tanpa pecah
- Impact resistance : tanpa pecah
- Salt spray resistance : melewati 3000 jam
- Humidity resistance : melewati 3000 jam
- Chemical resistance (Hcl, H2SO4, mortar, detergent) : tanpa
perubahan
- Gloss 60Q C : 30% - 80%
- Adhesion :* Dray : tanpa perubahan
* Wet : tanpa perubahan
* Boiling water : tanpa perubahan

6. Memiliki karakter terbakar pada permukaan untuk ignitability, flame


spread, heat evolved, smoke developed sesuai dengan :
 UK BS 476 bagian 6 dan 7
 DIN 4120 teil 1
 ONORM B 3800
 SNU 52018 3/2
 NEN 3883
 NFP 92-501, S21-203
 AS 1530 bagian 3

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 42
 ASTM E 84
 Modified ASTM E 108

7. Garansi : minimum 10 tahun untuk persyaratan-persyaratan performance


yang disebutkan diatas, properties dari painted finish, dan karakteristik
terbakar permukaan yang baik (surface burning characteristics)

2.2. Kusen alluminium dan Pintu External


1. Material : Alluminium extrusion
2. Extrussion : sesuai dengan yang ditunjukan dalam
gambar shopdrawing yang disetujui oleh
PENGAWAS / Perencana dan Konsultan
Kusen Pintu dan Jendela
3. Color extrussion : - anodized sesuai dengan standard YKK YS-1C
dengan film thickness minimal 28 micron
(10 micron anodized + 18 micron lacer)
- Colour anodized dengan lapisan PVDF
minimal 22 micron
4. Maximum allowable deflection : 1/200
5. Ketebalan profil : 2, 3, 4, 5 mm sesuai yang ditunjukan dalam
shopdrawing
6. Untuk bilah louvre minimal t = 2 mm dengan karakter yang sama dengan frame

2.3. Kaca
a. Material kaca harus sesuai dengan analisa struktur yang disiapkan oleh Perencana
kaca dan atau jendela pintu, kusen alluminium untuk persyaratan-persyaratan
performance
b. Material kaca harus sesuai dengan technical specification dari manufaktur yang
disetujui dengan tercantum label dari manufaktur tersebut
c. Kontraktor harus manyiapkan hasil test yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Perencana mengenai persyaratan-persyaratan performance (wind load,
wind pressure, air tightness, water pressure, sound absorption)
d. Kontraktor diminta untuk merencanakan metode system pemasangan mengingat
pengaruh-pengaruh deflection yang mungkin disebabkan oleh tension, wind
pressure, dan lain-lain sesuai dengan rekomendasi pabrik dan perturan-peraturan
untuk loading yang berlaku sekarang
e. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : NI-3-1970 dan SII 0189-78
f. Quality Assurance :
 Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang baik dan
diterima oleh Arsitek
 Publikasi bahan gelas : sesuai dengan publikasi yang direkomendasikan oleh
pabrik gelas dan organisasi di bawahnya, kecuali terdapat persyaratan-
persyaratan yang lebih ketat ditunjukan. Mengacu kepada publikasi dibawah ini
- FGMA publication : FGMA “glazing manual”
g. Safety glass : produk sesuai dengan ANSI 297.1 dan persyaratan testing dalam 16 CFR
part 2101 untuk kategori II produk
h. Produk kaca fire resistant untuk asembli pintu : produk identik dan testing sesuai
ASTM E 152, berlabel dan terdaftar oleh UL dan agen test dan inspeksi yang diterima
pada jurisdiksi otoritas

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 43
i. Laminated glass sesuai dengan ANSI 297.1 dan FGMA Publication terutama untuk
safety laminated glass harus teruji minimal setara dengan LAMISAVE ASAHI
j. Kualifikasi glasur : memiliki pengalaman glasur yang telah menyelesaikan bahan kaca
yang sama, dan ditambah dengan yang diindikasikan dalam proyek dengan record
yang sukses dalam pelayanan
k. Tanggung jawab produk kaca untuk satu sumber :
Pakailah kaca dari satu sumber untuk setiap produk yang ditunjukan dibawah :
 Primary glass untuk setiap tipe dank kelas yang ditunjukan (ASTM C 1036)
 Heat-treated glass untuk setiap kondisi yang ditunjukan (ASTM C 1048)
l. Testing adhesi dan kesesuain pra-konstruksi :
Kirim ke pabrik sealant, contoh untuk setiap kaca, gasket, aksesoris kaca, member
frame kaca, yang akan melekat atau mempengaruhi sealant kaca untuk testing
kesesuaian dan adhesi seperti yang ditunjukan di bawah ini :
1. Pakailah standar metode test pabrik sealant untuk menentukan jika primer dan
teknik persiapan spesifik laindibutuhkan untuk kecepatan, adhesi dan
penyaluran yang optimum dari sealant pada substrates (dasar bagian yang
dichek)
2. Kirim tidak kurang dari Sembilan potong setiap tipe dan finish dari frame kaca,
dan tipe, kelas, jenis, kondisi dan bentuk kaca (monolitik, laminated, unit
insulasi) untuk testing adhesi, termasuk satu sample untuk setiap aksesoris kaca
(gasket, setting blick, dan spacers) untuk kesesuaian test
3. Schedule kecukupan waktu test dan analisa hasil untuk menghindari penundaan
dalam pekerjaa
4. Investigasi material dan adhesi yang tidak kompetibel/sesuai dan dapatkan
rekomendasi tertulis dari pabrik sealant untuk mengukur koreksi, termasuk
pemakaian special primer
5. Testing tidak akan dibutuhkan bila pabrik sealant kaca dapt mengirim data-data
yang dibutuhkan yang diterima oleh arsitek/perencana dan harus didasarkan
pada testing sebelumnya untuk produk sealant yang sekarang digunakan untuk
adhesi dan kesesuaian dengan material kaca yang diusulkan/diberikan

m. Rapat sebelum pemasangan :


Aturlah pertemuan di site office untuk memastikan kebutuhan/syarat-syarat dalam
divisi“project meeting”
2.3.1 Submittals (Pengiriman)
Kontraktor harus mengirim hal-hal berikut untuk persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi / Perencana / Pemberi Tugas
a. Data produk dari setiap produk kaca sesuai spesifikasi
b. Sample untuk tujuan verifikasi sebanyak 3 (tiga) set, ukuran 300 mm x 300
mm dari setiap tipe kaca yang ditunjukan dalam spesifikasi kecuali untuk
produk kaca bening/monolitik, dan contoh dengan panjang 300 mm untuk
setiap warna (kecuali hitam) untuk setiap tipe dari sealant dan gasket yang
diekspose dan terlihat. Pasanglah contoh sealant dan gasket diantara 2
garis material yang mewakili warna dalam sambungan system pada kusen
c. Sertifikat produk dengan tanda pabrik kaca yang menjamin produk mereka
sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan :
Sertifikat yang terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label
permanen pabrik yang menunjukan tipe dan ketebaln kaca. Berikan label
yang mewakili program Quality Control dari agen sertifikasi atau agen
pengetesan independen yang dapat diterima oleh jurisdiksi otoritas
d. Kesesuaian

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 44
Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukan
bahwa material kaca di test untuk kesesuain dan adhesi dengan sealant
kaca. Ikutkan interprestasi pabrik sealant dalam hasil test relative terhadap
performance sealant dan rekomendasi untuk primer dan persiapan bagian
dasar yang diperlukan adhesi
2.3.2 Penyimpanan dan Perawatan
a. Lindungi material kaca sesuai dengan petunjuk pabrik dan sesuai dengan yang
diperlukan untuk menghindari kerusakan pada kaca dan sealant kaca dari
kondensasi, perubahan temperatur, pengaruh langsung matahari, atau sebab-
sebab lain
b. Material selant kaca
Material sealant harus dikirim dalam kemasan tertutup, indentifikasi lengkap
dengan nama, ukuran, kekerasan, tipe, kelas dan grade. Simpanlah semua
bahan kaca dan sealant bebas dari kerusakan dan sesuai dengan
rekomemdasi yang ketat dari pabrik

2.3.3 Garansi
Kontraktor harus memberikan garansi tertulis dari pabrik selama 10 tahun untuk
kualitas kaca dan garansi hasil kerja yang baik dari kontraktor

2.3.4 Bahan
1. System persyaratan performance
a. General : siapkanlah system kaca yang dibuat, difabrikasi, dan dipasang
untuk mendukung perubahan suhu normal, beban angin, tekanan angin
(dimana diperlukan), tanpa kegagalan pembuat, fabrikasi dan
pemasangan; kegagalan sealant dan gasket untuk bertahan anti air dan
tahan/kedap udara; kerusakan material kaca, dan kerusakan konstruksi
b. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukan dalam gambar hanya untuk
detail, Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban
proyek dan kondisi pelayanan. Siapkan kaca dengan variasi ukuran
bukaan untuk ketebaln dan kekuatan (penguatan dan pengaturan
terhadap panas) agar sesuai atau dapat melampaui criteria-kriteria
berikut :
1. Ketebalan kaca minimum, secara nominal, untuk kaca exterior adalah
6 mm untuk heat strengthened dan 8 mm untuk annealed glass
2. Untuk pemakaian laminated glass system minimal adalah 5 mm + 5
mm dengan lapisan film safety
3. Ketebalan tinted dan penyerapan panas untuk setiap warna (tint
adalah sama untuk keseluruhan bagian dalam proyek ini
4. Ketebalan minimum kaca dalam bidangnya, apakah terdiri dari kaca
yang diperkuat atau penyesuaian panas, akan dipilh sehingga 8
lembar per 1000 lembar di set secara vertical atau tidak lebih dari 15
Q dari garis vertical dan pada gerakan angin. Tentukan ketebalan
minimum kaca monolitik yang diperkuat sesuai dengan ASTM E 1300
Untuk kaca lain selain monolitik yang diperkuat (monolitik annealed
glass) tentukan ketebalan sesuai dengan standar metode analisa
pabrik kaca termasuk factor pengaturan pemasangan (applying
adjustment factors) sesuai ASTM E 1300 berdasarkan tipe dari kaca
c. Gerakan suhu normal dihasilkan dari perubahan maksimum berikut
(range) dalam ambient dan perlakuan temperature permukaan pada
member dari frame kaca dan komponen kaca. Kalkulasi rekayasa dasar

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 45
pada temperature permukaan sebenarnya pada metarial karena solar
heat dan night time sky heat loss.
Perubahan temperatur (range) : 120Q F (67Q C), ambient ; 180 Q F (100
Q C), permukaan material.

2. Produk
Kaca untuk curtain wall, skylight dan suspended glass
Semua kaca harus tercantum label dari pabriknya dan harus sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam spesifikasi berikut :
a. Tempered glass :
 Tebal : 12 mm, untuk framed door, frameless door (kaca tanpa
frame misalnya untuk pintu entrance, sliding door)
 Bila ketebalan ini masih dirasa kurang, harus dibuat perhitungan
ketebalan yang sesuai dengan pabrik
 Kaca tempered harus bebas dari bintik-bintik/cacat kaca yang dapat
mudah menyebabkan kaca pecah
b. Kaca exterior :
 Tebal : 10 mm untuk anneled atau
sesuai dengan luas bidang /
gambar dan 6 mm untuk head
strengthened
 Warna : lihat spesifikasi material
arsitektur
 Jenis : low E high absorpsion radiation
 Produk : lihat spesifikasi material
arsitektur
 Gasket : gasket glass extrussion

c. Kaca laminated :
Minimal sesuai dengan ANSI 297.1 dan setara dengan LAMISAVE ASAHI
tebal 5 mm + 5 mm dengan lapisan film safety PVB dipakai pada skylight
d. Suspended glass memakai kaca tempered minimal 12 mm untuk
ketinggian 2400 mm dan 19 mm untuk ketinggian 2400 < h < 7800 mm
tempered glass standar ASAHI
e. Glass raw material disediakan extra stock 2%

2.3.5 Penerapan
1. Pemeriksaan
a. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang
sebenarnya dari frame/bingakai untuk menerima bidang kaca
b. Berikan peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta
tambahan bantalan dan jepitan yang baik. Indentifikasi tipe kaca pada
saat dikirim ke site dan saat pemasangan
c. Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian yang telah
disebutkan sesuai spesifikasi
d. Review schedule dan prosedur pemasangan kaca, termasuk metode
pengangkatan kaca, pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan
removable stops
e. Material kaca tidak boleh / diijinkan terdapat “chiken eyes atau staining”

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 46
2. Pemeriksaaan
a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki
pengalaman dalam bahan dan system pemasangan kaca. Pergunakan
alat dan perlengkapan yang direkomendasikan oleh pabrik kaca
b. Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok
setiap bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang diisyaratkan
c. Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik, dengan menggunakan primer
yang direkomendasikan
d. Pasanglah setting block pada posisi kira-kira seperempat dari sill.
Gunakanlah block dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
e. Berilah ruang/spasi untuk kaca terhadap pengakhiran kecuali terdapat
gasket dan tape yang kontinu, dengan minimum 2 (dua)
perenggang/pembatas pada setiap sisi dari kaca
f. Berikanlah sealant dengan ketebalan yang sama dengan kaca atau sesuai
yang ditunjukan dalam gambar. Berikan jumlah yang dibutuhkan untuk
jepitan minimum 9 mm pada kaca pada 4 sisi-sisinya.
g. Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh
bergetar yang menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal
disekeliling kaca
h. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan sela harus dapat menjamin
bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan dan
udara luar
i. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan,
untuk memudahkan penggantian

2.4. Kelengkapan Pemasangan dan Finishing Produk


2.1. Fastener
1. Stainless steel dan harus memiliki kekuatan yang cukup
2. Pemasangan dengan coancealed fastener di semua tempat

2.2. Hardware (selain untuk frameless door)


1. Harus sesuai dengan type dan material hardware yang ditunjukan dalam pasal
spesifikasi hardware
2. Kontraktor harus menyerahkan mock-up dan sample termasuk system
pemasangan pada lokasi sesuai persetujuan yang diarahkan oleh
Pengawas/Perencana
3. Type dan material hardware haruslah kompatibel/pas pada pemasangan dan
berasal dari manufaktur yang disetujui
4. Type hardware
a) Automatic sliding door
Ex dorma minimal type ES 90-100 dengan basic modul GM dan dilengkapi
dengan :
i. Encoda
ii. End stop, rail door carrier, floor guide
iii. Electromachanical lock
iv. Auto reverse obstruction
v. Anti child obstruction
vi. Glass clamping rail
vii. Detector movement and child movement
viii. Programme switch (5 posision) and control automatic

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 47
ix. Battery pack
x. Photo electric light barrier pada posisi lutut
xi. Pharmacy control
xii. Bell connection
xiii. Automatic terbuka saat terjadi kebakaran (koneksi dengan alarm)
b) Untuk frameless menggunakan fitting standar lihat spesifikasi material
arsitektur
c) Untuk alluminium door lihat spesifikasi material arsitektur
d) Aksesoris
Harus dibuat dengan concealed fastener stainless steel, rubber weather strip
dan hanger yang dihubungkan ke alluminium harus didempul dengan
sealant Anchors untuk kusen-kusen alluminium 13 micron untuk
memungkinkan pergerakan
e) Finishing material
Treatment permukaan material yang kontak langsung dengan alkaline
seperti condrete, mortar atau plester, harus dengan finish clear lacquer atau
anti corrosive treatment seperti asphaltic varnish atau material insulasi lain.

3. PENERAPAN PEMASANGAN CURTAIN GLASS WALL


3.1. Persiapan
a. Sebelum fabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua dimensi-
dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi yang terlambat
b. Kontraktor harus meriview gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan
cermat, ukuran-ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up sambungan
detail dan profil alluminium yang berhubungan langsung dengan material-
material struktur lain
c. Proses fabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai pelaksanaan,
dengan mempersiapkan shopdrawing yang menunjukan lay-out, lokasi, merk,
kualitas, bentuk dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh Pengawas/Perencana
d. Semua frame-frame untuk partisi, jendela-jendela dan pintu-pintu harus secara
akurat di fabrikasi untuk mengepaskan dengan ukuran site

3.2. Fabrication/Assembly
a. Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakan
shop assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan assembly
lapangan yang baik dan tepat guna
b. Sambungan-sambungan / joints
1. Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match untuk
memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah perlengkapan mesin
untuk mengepaskan frame dengan kaku bersama-sama pada titik-titik joints
contact dengan hairline joints, waterproof joints dari belakang dengan sealant
2. Pemakaian sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose
3.3. Pemasangan
a. Erection Tolerances :
1. Batas perbedaan tegak dan level :
 3 mm dalam 3 m, secara vertical (V)
 3 mm dalam 6 m, secara horizontal (H)
2. Batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis : 6 mm untuk setiap
member pada setiap lokasi
3. Keseluruhan (over all)

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 48
Untuk keseluruhan ketinggian (dari bawah sampai ujung atas) dan lebar
(keseluruhan bidang lebar gedung) adalah 10 mm
b. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau
merusak frame
c. Pasanglah anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk
pergerakan, termasuk ekspansi dan konstraksi
d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan, termasuk
metal-metal yang berhubungan dengan pasangan atau permukaan beton,
dengan cat bituminous atau performed separators untuk menghindari kontak
dan korosi
e. Set sill members pada bantalan sealant, Set member-meber lain dengan
internal sealant dan baffles untuk member konstruksi yang weathertight
f. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari
manufaktur
g. Potongan alluminium profil harus di buat dengan dasar yang baik untuk
menghindari kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya, dan harus
dijauhkan dari material-material baja/besi untuk menghindari debu-debu besi
menempel pada permukaan alluminium
h. Pengelasan diijinkan hanya dari bagian dalam, menggunakan non activated gas
(argon) dan tidak boleh di ekspos
i. Buatlah match joint member dengan sekrup yang cocok, rivets, las, untuk
mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat
dalam gambar
j. Peralatan anchor untuk alluminium frame haruslah dengan hot dip galvanized
steel tebal 2-3 mm di set pada interval 60 mm
k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain, concealed
type, Paskan frame bersama-sama pada titik-titik contact joins dengan hairline
joints, waterproof joints dari bagian belakang dengan sealant untuk menahan
(watertight) 1000kg/cmy
l. Alluminium frame harus disiapkan untuk mengantisipasi modifikasi-modifikasi
berikut :
1. Perubahan fixed-window
2. Propel window, rotate window, etc
3. Pintu-pintu kaca frameless
4. Movable partisi tanpa kerusakan pada lantai ceiling
5. Sediakan dengan aksesories-aksesories penunjang untuk tujuan-tujuan
diatas
m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang
berhubungan langsung dengan alluminium frame dan hubungan harus dengan
chromium coat pada permukaannya untuk menghindari kontak korosi
n. Toleransi pemasangan (erection) untuk alluminium frame pada sisi dinding 10-
15 mm harus diisi dengan grouting
o. Sebelum pemasangan alluminium frame, khususnya pada propel window,
upper dan lower window, sill harus di check level dan water pass pada bukaan-
bukaan dinding
p. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada
ruang dengan AC, harus disediakan synthetic rubber atau synthetic resin untuk
swing door dan double door
q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk
membuatnya sound proof dan watertight
r. Lower sill pada frame alluminium exterior harus diberi flashing untuk menahan
air hujan

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 49
3.4. Pemasangan
Test fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu, latching
speeds dan hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk
memastikan operasi daun pintu yang halus (smooth)

3.5. Protection
a. Semua alluminium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau material-
material lain yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke lapangan
b. Protective material tersebut hanya boleh di buka bila diperlukan pada saat
protective material akan dipakai pada alluminium
c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer
(transparent varnish) pada saat plesteran akan dilaksanakan bagian-bagian lain
harus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai seluruh pakerjaan selesai
d. Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang tidak akan
didempul atau di sealant

3.6. Water Seal


Selama pemasangan kusen / frame alluminium, harus dipasang weather seal
( backing strip ) pada bagian dalam sebagai pengisi sebelum sealant terpasang

PASAL 35 PEKERJAAN PEMASANGAN BATU ALAM

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan Ornamen & Batu alam pada
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Persyaratan teknis ini.

2. BAHAN-BAHAN
2.1. Batu Alam
 Batu alam : Batu Alam Templek Purwakarta
 Ukuran : Acak (random)
 Warna : sesuai dengan gambar
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Pekerjaan pasangan batu alam & batu koral gelap baru boleh dilakukan setelah dinding
batu bata benar - benar selesai.
 Pemasangan batu koral & batu alam wajib memperhatikan nilai estetikanya.
 Pemasangan, Sebelum pemasangan batu koral dan batu alam, permukaan yang akan
dipasang batu alam harus dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih dari noda atau
minyak, lemak dan pencemar lainnya, setelah diukur sesusai level rencana.
 Pemasangan batu koral gelap dan batu alam menggunakan adukan 1pc: 4 psr yang telah
disaring , dan aduakan tersebut dipastikan benar-benar padat, tidak ada rongga.
 Batu alam & batu koral harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang yang terpasang tetap lurus dan
rata.
 Pemasangan batu alam wajib memperhatikan nilai estetikanya.
 Sebelum pemasangan batu alam,permukaan yang akan dipasang batu alam harus dalam
keadaan kering, padat,rata dan bersih dari noda atau minyak,lemak dan pencemar
lainnya, serta telah diukur sesusai level rencana.
 Pemasangan batu alam menggunakan adukan 1pc: 4psr yang telah disaring,dan adukan
tersebut dipastikan benar-benar padat,tidak ada rongga.
 Dipasang rapat tanpa nat semen.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 50
 Batu alam harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang yang terpasang tetap lurus dan rata.
 Sambungan atau celah-celah antara batu alam harus lurus, rata dan seragam. Lebar
celah / nat harus seminimal mungkin,kecuali bila ditentukan lain.Adukan harus
rapi,tidak keluar dari celah sambungan.
 Pemotongan batu alam harus dengan peralatan yang khusus,keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi,bila tidak terhindarkan,hasil pemotongan tersebut harus rapi halus
dan tidak gerumpil.
 Pembersihan dan Perlindungan
Setelah pemasangan selesai, permukaan batu alam harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, terutama permukaan batu alam harus diberi perlindungan coating khusus
anti lumut tanpa merusak warna dan texture permukaannya.

PASAL 36 PEMASANGAN BRAND NAME


1. UMUM
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembutan dan pemasangan Brandname, seperti yang
tercantum dalam gambar, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, dan peralatan yang
dipergunakan yang diperlukan untuk pekerjaan ini
2. REFERENSI / STANDARD
Semua pekerjaan ini mengacu pada :
a.American Society for Testing and Materials (ASTM)
b.American Institute of Steel Construction (AISC)
c.Standard Nasional Indonesia (SNI)
2.1. Prosedur Umum
2.1.1 Contoh Bahan
Contoh Bahan-Bahan mencakup sifat mekanik, data teknis bahan yang
bersangkutan harus diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.
2.1.2 Gambar Detail Pelaksanaan
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan,untuk disetujui Konsultan
PENGAWAS.Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
 Spesifikasi Teknis Bahan
 Dimensi Bahan
 Detail fabrikasi
 Detail penyambungan dan pengelasan
 Data jumlah setiap bahan
 Detail pemasangan
2.1.3 Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan yang didatangkan harus lengakap dengan sertifikat pabrik yang
menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standard yang ditetapkan.
Semua bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan aman sehingga
terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum maupun selama pekerjaan.
2.1.4 Ketidaksesuaian
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada kemungkinan yang ada
terhadap kemungkinan kesalahan atau ketidaksesuain baik dari segi dimensi,
maupun pemasangan dan lainnya.Konsultan PENGAWAS berhak menolak bahan
maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun
Gambar Kerja, Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai, dan beban
yang diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor tanpa adanya
biaya tambahan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 51
3. BAHAN-BAHAN
Benner Tulisan dari bahan Stainless steel :
a. Font Text : Arial Black
b. Tinggi : 7 cm
c. Tinggi : 20 cm
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Contoh bahan-bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperhatikan kaulitas pengelasan dan penghalusan
Untuk standard dalam pekerjaan ini.
 Pada pemasangan brand name diapasang pada dinding tower bagian atas dan bagian
samping dengan menggunakan dynabolt
 Pengerjaan harus dikerjakan sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
 Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip, keling dan lain-lain yang tampak
harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
 Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara yang terbaik sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengakapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di
punch.
 Pemasangan (pemasangan dan penyambungan assesoris) harus dilakukan oleh tukang
yang ahli dan berpengalaman.

PASAL 37 PEKERJAAN PAVING BLOCK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pemasangan paving block.
1.1. Pemasangan Paving Block
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengukuran dan pematokan
bagian-bagian yang akan dipasangi paving block atau grass block sesuai dengan gambar
rencana kerja yang ada, dan disetujui Pengawas. Kontraktor harus menentukan "Bench
Mark" terlebih dulu, sebagai pedoman peil ketinggian jalan dan Kontraktor harus meneliti
kemiringan jalan sesuai gambar rencana dan meminta persetujuan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan.

2. BAHAN
a. Paving block setara / sekualitas produk Mutiara type Holland mempunyai kualitas baik
dengan ketebalan 8 cm mempunyai kekuatan tekan rata-rata tidak kurang dari 250 kg /
cm2. Bentuk mempunyai sisi vertikal yang tegak lurus dengan sisi permukaan atas dan
mempunyai sudut-sudut yang tepat dan berukuran sama satu dengan yang lain serta dapat
saling mengunci dengan baik.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Sebelum pemasangan Paving Block dilaksanakan, maka dipasang lapisan "laying course" yang
dipadatkan, mempunyai ketebalan 10 cm serta mempunyai profil permukaan pasir yang
mengikuti kemiringan yang disyaratkan pada kepadatan maksimum. Paving Block dipasang
di atas permukaan pasir yang sudah diratakan tetapi belum dipadatkan.
b. Pasangan tersebut kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Plate Compactor
minimal 3 (tiga) kali jalan sebelum pengisian celah-celah dengan pasir dilakukan. Tidak
diijinkan adanya block yang cacat pecah / retak pada pasangan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 52
a. Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong khusus dengan hasil
yang rata dan rapi. Celah / nat ( jint spacing ) yang terjadi tidak boleh lebih dari 4 mm,
dan bila hal tersebut terjadi, maka pasangan harus dibongkar dan diperbaiki lagi.
b. Apabila tidak disebutkan lain dalam gambar rencana, maka profil melintang permukaan
Paving block harus mempunyai kemiringan minimal 2 %. Perbedaan maksimal antara
level (ketinggian) sebuah Paving Block dengan yang lainnya tidak lebih dari 2 mm. Pada
jarak 1 (satu) meter dari tempat-tempat yang belum diberi tahanan atau tanggul ( kerb
), pasangan tidak boleh dipadatkan terlebih dulu, dan bila terjadi pemberhentian
pasangan baris terakhir dari Interlocking Block harus dibongkar dahulu pada saat
pekerjaan akan dilanjutkan.

PASAL 38. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

 PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN LISTRIK


 Pemborong harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau
peralatan yang dipakai dengan spesifikasi yang dipakai pada BAB ini, merupakan
kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
 Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan
 ketentuan yang tertera pada peraturan-peraturan seperti :
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
Standard Lain : AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC Standard, JIS Jepang, NFC
Perancis, NEMA USA.
Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti
Perumtel, Dit.Jen.Bina Lindung, PLN dan Pemerintah Daerah setempat.
 Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin
instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu
daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

 PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Gambar-gambar
a. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada.
c. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan
detail kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan dengan instalasi ini.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 53
e. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan dokumen asli operating and Maintenance Instruction, technical
instruction, spare part instruction dan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas pada saat penyerahaan pertama dalam rangkap 5 (lima). (Construction
detail, electrical wiring diagram, control diagram dll).
Koordinasi
a. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.
Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam
rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
b. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang diragukan,
pemborong harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan atau
pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
pemborong.
Testing & Commissioning
Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang ada.
Testing/pengujian meliputi : Uji Isolasi Minimal 10 M (Mega Ohm) dan Uji
Beban Penuh
Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus
diperbaiki atas tanggungjawab Pemborong.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.
Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai Syarat Penyerahan
Pertama.
Masa Pemeliharaan dan Serah Ter ima Pekerjaan
Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak
saat penyerahaan pertama.
Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi dan
mengganti segala kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak
melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan Pengawas
berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak
lain atas biaya Pemborong instalasi ini.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 54
Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan
dapat melaksanakan pemeliharaannya.
Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani oleh Pemborong dan
Konsultan Pengawas serta dilampir Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus bersedia datang ke
lokasi Kegiatan untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang
terjadi. Petugas yang ditunjuk oleh Pemborong harus sudah hadir paling lambat 3
jam setelah dihubungi oleh Pemberi Tugas.
Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Direksi.
b. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis. Dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan
yang ada harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis.
Ijin-Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
Pembobokan, Peng elasan dan P engeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi
lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.

PASAL 39. LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian


dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :

Pekerjaan sistem distribusi daya listrik


 Pekerjaan Panel
Panel Main Distribution Panel (MDP)
Panel Sub-distribusi(Sub-Distribution Panel/SDP)
Panel penerangan(Lighting Panel/LP)
Panel AC
Panel Pompa
 Pekerjaan penerangan dan kotak kontak
Armature dan lampunya
Saklar-saklar(tunggal, ganda, hotel,Dimer)
Kotak kontak biasa (KKB)
Kabel instalasi penerangan dan kotak-kontak
Pipa pelindung kabel instalasi penerangan dan kotak-kontak dengan
kelengkapanya
Flexible conduit dan kotak-kontak sambung ke titik-titik lampu

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 55
 Pekerjaan Sistem Telepon
Private Automatic Bracnh Exchange
Kotak-kontak telepon
Pipa pelindung kabel beserta kelengkapanya
Kabel instalasi telepon
TTB (Telepon Terminal Box)
Pesawat telepon
 Pekerjaan tata suara
Power Amflifier
Ceiling speaker
Mikropon untuk ruang kelas
Volume control
Box speaker
Outlet speaker
 Pekerjaan Alarm.
Main Control Fire Alarm
Rate Of Rise detector
Smoke Detector
Fixed Detector
Break Glass
Alarm Lamp
Alrm Bell
Kabel Instalasi dalam pipa conduit
FTB (fire termianl box)
 Pekerjaan sistem pembumian
 Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan diatas.

PASAL 40. GAMBAR-GAMBAR RENCANA


1. Gambar - gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari peralatan yaitu
kabel, panel, lampu dan lainya.
2. Penyesuaian harus dilaksanakan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi,
jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi di lapangan.

PASAL 41. GAMBAR-GAMBAR TERLAKSANA


Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian
di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir
sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built Drawing harus segera di
serahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya sebanyak tiga
set.

PASAL 42. STANDAR DAN PERATURAN


 Seluruh pekerjaan instalasi harus mengikuti standar dalam Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 1987 atau standar-standar internasional yang tidak
bertentangan dengan PUIL.
 Seluruh pekerjaan telepon harus dilaksanakan mengikuti standar dari CCITT atau
PT. TELKOM.
 Di samping standar dan peraturan-peraturan tersebut diatas, harus diikuti pula
peraturan dan hukum setempat yang ada hubunganya dengan pekerjaan-
pekerjaan tersebut diatas.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 56
PASAL 43. BAHAN-BAHAN DAN TENAGA PELAKSANAAN
 Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru, dalam
keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan harus diserahkan
kepada pengawas sebelum pemasangan.
 Kontraktor harus menempatkan di lapangan secara penuh(Life time) seorang
coordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa
dan dapat mewakili kontraktor dengan predikat baik. Curriculum vitae personil
tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas.
 Tenaga pelaksana lainya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah biasa
menangani pekerjaan instalasi ini secara kuat, aman dan rapi.

PASAL 44. BROSUR DAN DATA TEKNIS


Kontraktor harus memberikan brosur peralatan-peralatan yang akan dipasang, lengkap
dengan data teknis dan ukuran-ukuran fisiknya.

PASAL 45. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan alat-alat, pemasangan dan perbaikan-
perbaikan selama masa pemeliharaan untuk system distribusi daya listrik.
Item pekerjaan tersebut terdiri dari :

MAIN Distribution panel (MDP)


 Panel sub-distribusi(SDP)
 Panel daya(PP)
 Panel penerangan(LP)
 Kabel daya tegangan rendah 1 KV
 Pekerjaan lainya yang tidak disebutkan di sini yang menunjang pekerjaan-
pekerjaan tersebut di atas.

PASAL 46. PANEL BAGI TEGANGAN RENDAH (SDP)

1. Tipe
SDP adalah tipe tertutup.

2. Standar
Panel harus dibuat mengikuti standar IEC dan standar lainnya seperti VDE/DIN,
BS, NEMA, dan lain sebagainya.

3. Karakteristik Panel
Tegangan kerja 400 Volt
Tegangan uji 3000 Volt
Tegangan uji impuls 20.000 Volt
Frekwensi 50 Hz
Arus nominal busbar SDP minimal 1,5 kali kapasitas Circuit Breaker Utama.

4. Konstruksi
a. Panel terbuat dari pelat baja setebal 2mm dengan penguat besi siku atau besi kanal.
Box panel dicat dasar tahan karat di bagian luar dan dalam, sebelum dicat akhir

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 57
dengan cat oven warna abu-abu muda. Busbar disangga secara kokoh dengan
bahan insulator.

b. Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada sisi yang berseberangan( atas
dan bawah)

c. Kotak panel dan benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektrik ndengan busbar pentanahan.

d. Circuit breaker harus tipe Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) tiga fasa, quick make
breake dan mempunyai range yang ditunjukan dalam gambar. Circuit breaker setara
merk : Merlin Gerin, Siemens atau AEG.

e. Semua bagian yang menghantarkan listrik seperti busbar dan terminal-terminal dan
lain-lain harus silver plated dan dilapisi bahan lain yang mencegah oksidasi. Ujung –
ujung kabel harus mempunyai sepatu kabel tipe compression.

f. Komponen-komponen lain seperti alat ukur, trafo ukur setara merk :


Siemens, circutor atau AEG.

5. Kabel daya tegangan rendah 1KV (SDP)


Kabel daya jenis NYY seperti ditunjukan pada gambar setara merk : Supreme,
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel.

1. Pengujian daya kabel tegangan rendah


Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus diuji dengan pengujian sebagai berikut
:
1. Test insulasi
2. Test kontinyuitas
3. Test tahan pentanahan

2. Sistem pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan tidak bertegangan harus dihubungkan
menjadi satu secara elektrik dengan baik dan dihubungkan dengan kawat tembaga (BC)
berpenampang 25 mm2, dihubungkan dengan rod tembaga berdiameter sesuai dengan
gambar, ditanam sedalam 6 m atau sampai diperoleh tahanan pentanahan maksimum 5
Ohm.

3. Garansi
Sertifikat dari pabrik pembuat kabel harus diserahkan, sertifikat tersebut harus
menunjukan bahwa kabel yang bersangkutan adalah sesuai dengan standar yang
berlaku. Bila kabel tersebut mengalami kegagalan, maka pabrik pembuat kabel
bertanggung jawab terhadap kabel tersebut, sampai kabel tersebut berhasil dalam
pengetesan ulang dan diterima baik oleh konsultan pengawas.

4. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk pekerjaan
ini (meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk memberikan
performance yang dikehendaki.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 58
PASAL 47. PANEL DAYA (PP)

1. Tipe
PP adalah tipe tertutup

2. Standar
Panel harus dibuat mengikuti standar IEC dan standar lainya seperti VDE/DIN, BS,
NEMA, dan lain sebagainya.

3. Karakteristik Panel
Tegangan kerja
Tegangan kerja 400 Volt
Tegangan uji 3000 Volt
Tegangan uji impuls 20.000 Volt
Frekwensi 50 Hz
Arus nominal busbar PP minimal 1,5 kali kapasitas Circuit Breaker Utama.

4. Konstruksi
a. Panel terbuat dari pelat baja setebal 1,2mm dengan penguat besi siku atau besi
kanal. Box panel dicat dasar tahan karat di bagian luar dan dalam, sebelum dicat
akhir dengan cat oven warna abu-abu muda. Busbar disangga secara kokoh dengan
bahan insulator.

b. Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada sisi yang berseberangan( atas
dan bawah)

c. Kotak panel dan benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektrik dengan busbar pentanahan.

d. Circuit breaker harus tipe Moulded Case circuit breaker (MCCB) tiga fasa dan
Miniature Circuit Breaker (MCB) satu fasa, quick make breake dan mempunyai
range yang ditunjukan dalam gambar.

e. Circuit breaker di PP harus mempunyai kemampuan hubung singkat sebesar 25 000


A maksimum dan 15 000 A minimum.Circuit breaker setara merk : Merlin Gerin,
Siemens atau AEG.

f. Semua bagian yang menghantarkan listrik seperti busbar dan terminal-terminal dan
lain-lain harus silver plated dan dilapisi bahan lain yang mencegah oksidasi. Ujung –
ujung kabel harus mempunyai sepatu kabel tipe compression.

5. Kabel daya tegangan rendah 1KV (SDP)


Kabel daya jenis NYY seperti ditunjukan pada gambar setara merk : Supreme, Kabelindo,
Kabel Metal, Tranka Kabel.

6. Pengujian daya kabel tegangan rendah


Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus diuji dengan pengujian sebagai berikut :
1. Test insulasi
2. Test kontinyuitas
3. Test tahan pentanahan

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 59
7. Sistem pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan tidak bertegangan harus dihubungkan
menjadi satu secara elektrik dengan baik. Rel pentanahan sepanjang panel harus
disediakan dan bagian metal yang disebut di atas harus dihubungkan. Rel pentanahan
dihubungkan dengan kawat tembaga (BC) berpenampang 25 mm2, dihubungkan dengan
rod tembaga berdiameter sesuai dengan gambar, ditanam sedalam 6 m atau sampai
diperoleh tahanan pentanahan maksimum 5 Ohm.

8. Garansi
Sertifikat dari pabrik pembuat kabel harus diserahkan, sertifikat tersebut harus
menunjukan bahwa kabel yang bersangkutan adalah sesuai dengan standar yang
berlaku. Bila kabel tersebut mengalami kegagalan, maka pabrik pembuat kabel
bertanggung jawab terhadap kabel tersebut, sampai kabel tersebut berhasil dalam
pengetesan ulang dan diterima baik oleh konsultan pengawas.

9. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk pekerjaan
ini (meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk memberikan
performance yang dikehendaki.

PASAL 48. PANEL PENERANGAN (LP)


1. Tipe
LP adalah tipe tertutup

2. Standar
Panel harus dibuat mengikuti standar IEC dan standar lainnya seperti VDE/DIN, BS,
NEMA, dan lain sebagainya.

3. Karakteristik Panel
Tegangan kerja 400 Volt
Tegangan uji 3000 Volt
Tegangan uji impuls 20.000 Volt
Frekwensi 50 Hz
Arus nominal busbar LP minimal 1,5 kali kapasitas Circuit Breaker Utama.

4. Konstruksi
a. Panel terbuat dari pelat baja setebal 1,2 mm dengan penguat besi siku atau besi
kanal. Box panel dicat dasar tahan karat di bagian luar dan dalam, sebelum dicat
akhir dengan cat oven warna abu-abu muda. Busbar disangga secara kokoh dengan
bahan insulator.

b. Pintu panel harus mempunyai engsel di sebelah kanan. Di sebelah kiri dilengkapi
dengan handel dan kunci.

c. Kotak panel dan benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektrik dengan busbar pentanahan.
d. Circuit breaker setara merk : Merlin Gerin, Siemens atau AEG.

5. Kabel daya tegangan rendah 1KV (SDP)


Kabel daya jenis NYY seperti ditunjukan pada gambar setara merk : Supreme, Kabelindo,
Kbel Metal, Tranka Kabel.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 60
6. Pengujian daya kabel tegangan rendah
Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus diuji dengan pengujian sebagai berikut :
4.1.1. Test insulasi
4.1.2. Test kontinyuitas
4.1.3. Test tahan pentanahan

7. Sistem pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan tidak bertegangan harus dihubungkan
menjadi satu secara elektrik dengan baik dan dihubungkan dengan kawat tembaga (BC)
berpenampang 25 mm2, dihubungkan dengan rod tembaga berdiameter sesuai dengan
gambar, ditanam sedalam 6 m atau sampai diperoleh tahanan pentanahan maksimum 5
Ohm.

8. Garansi
Sertifikat dari pabrik pembuat kabel harus diserahkan, sertifikat tersebut harus
menunjukan bahwa kabel yang bersangkutan adalah sesuai dengan standar yang
berlaku. Bila kabel tersebut mengalami kegagalan, maka pabrik pembuat kabel
bertanggung jawab terhadap kabel tersebut, sampai kabel tersebut berhasil dalam
pengetesan ulang dan diterima baik oleh konsultan pengawas.

9. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk pekerjaan
ini (meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk memberikan
performance yang dikehendaki.

PASAL 49. PENERANGAN DAN KOTAK-KONTAK

1. BAHAN DAN PERALATAN

Lampu dan armature harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar detail
elektrikal:
a. Semua aramature yang terbuat dari bahan metal harus mempunyai terminal
pembumian
b. Semua lampu flourecent dan lampu discharge dikompensasi dengan kapasitor
c. Reflector harus mempunyai pemantul yang baik
d. Box tempat ballast, starter, terminal block harus cukup besar dan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan
kerja dan umur teknis komponen lampu. Ventilasi dalam box harus cukup.
e. Kabel-kabel dalam saluran harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri
sehingga tidak menempel pada ballast.
f. Box terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 0,5 mm dicat warna dasar
tahan karat, kemudian dicat akhir dengan cat oven warna Putih atau warna lain
yang disetujui.
g. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam lampu, tetapi mudah untuk
dibuka dan diangkat.
h. Ballast harus dari satu merk yang setara dengan Phillips, Nais, Atco atau Shcwabe.
i. Tabung lampu fluorescent harus dari merk Phillips, type TLD no 54
j. Armature lampu pijar terdiri dari dudukan dan diffuser

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 61
k. Lubang-lubang untuk ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk
mencegah masuknya serangga. Diffuser terpasang dalam dudukan dengan ulir,
tidak boleh memakai paku skrup
l. Armature lampu setara merk Artolite, Saka, Indalux :
a. Essensial LED 2 x 16 W , armature inbouw w/ RMI 2x36, sesuai yang
disebutkan di gambar. Warna cahaya putih (coolday light).
b. Bulb LED 8 Watt , armatur down Light Inbow dia. 4”, sesuai yang disebutkan
di gambar. Warna cahaya putih (coolday light).
c. Bulb LED 10 Watt , armatur down Light Outbow dia . 4”, sesuai yang
disebutkan di gambar. Warna cahaya putih (coolday light).
d. Bulb LED 10 Watt , armatur down Light Inbow dia. 4”, sesuai yang disebutkan
di gambar. Warna cahaya putih (coolday light).
2. PENGETESAN
Test penyalaan dilakukan setelah instalasi terpasang. Pada test penyalaan ini akan diuji
mutu instalasi
3. PENGETESAN
Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah mengikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
a. pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa sehingga kabel tersebut terhindar dari kerusakan mekanis dan
kimiawi yang mungkin timbul pada tempat dimana kabel tersebut dipasang.
b. pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi kedalaman 1,20
meter, maka penanaman kabelnya dilakukan sebagai berikut:

b.1. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang dilewati kendaraan
b.2. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak dilewati
kendaraan (pedestrian)
b.3. Kabel tanah harus diletakan pada pasir atau tanah halus, galian tanah
tersebut harus stabil, kuat, rata dengan ketentuan tebal lapisan pasir atau
tanah halus tersebut tidak lebih dari 10 cm di sekelilling kabel tanah
tersebut.
b.4. Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung kabel
dengan ukuran 40 cm x 20 cm x tebal 7 cm atau sesuai gambar
perencanaan.
b.4. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah atau tinggi
dan kabel telekomunikasi maka kabel tanah harus di tempatkan di atas
kabel PLN (jarak 30 cm) dan kabel telekomunikasi (jarak 3 cm).
b.5. Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainya harus
diambil salah satu tindakan pengamanan yang disebutkan dalam
ketentuan di bawah ini, kecuali jika salah satu kabel yang bersilangan itu
terletak dalam satu saluran pemasangan batu beton dan semacam itu
yang mempunyai tebal dinding yang sekurang-kurangnya 6 cm.

c. Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung dari
lempengan atau pipa beton atau sekurang-kurangnya dari bahan yang tahan
lama atau yang sederajat.

d. Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa belah beton atau dari bahan
lain yang cukup kuat, tahan lama dan tahan api. Pipa belah ini harus dipasang
menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter dari kabel yang terletak di
bawah diukur dari sisi luar kabel.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 62
e. Kotak-kontak biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa. Semua
kotak-kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-
kontak harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding dengan rating
250 Volt, 10 Amp. Merk yang boleh dipakai hanya Berker, National dan MK.

f. Sakelar Dinding
Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker,
mempunyai rating 250 Volt, 10 Amp dari jenis single atau double gangs atau
multiple gangs(grid switch), RCS.
Merk yang boleh dipakai hanya Berker, National dan MK.

g. Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak


Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35 mm, kotak harus
mempunyai terminal pentanahan. Sakelar dan kotak-kontak dipasang dalam
kotak dengan menggunakan baut.pemasangan dengan cakar yang
mengembang tidak diperbolehkan.

h. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih(NYY atau NYA). Kabel harus
mempunyai penampang minimum 2,5 mm2.
Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL sebagai
berikut :
- Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
- Netral : biru
- Pembumian : hijau dan kuning
Sambungan kabel harus di buat baik secara listrik dengan menggunakan konus
penyambungan(lasdop) plastic atau konektor lain yang di setujui pengawas.
Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (T-doos).
Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel.
Kabel harus dari merk Supreme, Kabelindo, Tranka dan kabel Metal.
Lasdop harus dari merk 3 M, T & B.

i. Pipa instalasi pelindung kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus sesuai
antara satu dan lainya.
Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan
armature lampu.
PVC conduit setara merk : EGA, Clipsal.

4. PEMASANGAN
1. Pemasangan lampu-lampu
a. Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh
pengawas dan seperti ditunjukan dalam gambar.
b. Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus
dalam keadaan yang baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat/kekurangan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 63
c. Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus siap
menyala.
d. Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-lain.
e. Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum
pemeriksaan akhir harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya tambahan.
2. Sakelar dan kotak-kontak biasa
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan saklar adalah 150 cm
dari permukaan lantai dan untuk kotak-kontak biasa harus 40 cm dari permukaan
lantai.
Apabila ada lebih dari lima sakelar dinding atau kotak-kontak biasa ditempatkan
pada lokasi yang sama, maka dua deret kotak-kontak tunggal, ganda atau multi
gangs harus dipasang satu di atas yang lain dan titik tengah deretan tersebut harus
berada 1,45 cm di atas permukaan lantai. Kotak-kontak biasa dekat pintu atau
jendela harus dipasang 20 cm dari pinggir kusen dari sisi kunci seperti ditunjukan
dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukan lain oleh pengawas.

5. PENGUJIAN
1. Pengujian seluruh system diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pengujian system terdiri dari :
a. Pengujian sambungan-sambungan
b. Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
c. Pengujian tahanan pembumian
d. Pengujian pemberian tegangan
2. Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan, kontraktor harus sudah
mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
4. Kontraktor harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk
penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh kontraktor.
5. Kontraktor harus melakukan general test penerangan selama 3 x 24 jam

PASAL 50. SISTEM FIRE ALARM


1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan, alat-alat, pemasangan, pengujian
dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan sistem untuk pekerjaan pengindera
kebakaran.
Pekerjaan ini mencakup :
Sistem pengindera kebakaran konvensional, produksi Edwards vigilant, Nohmi, Notifier,
Nittan, Bosch.
a. Peralatan pengindera kebakaran
1) ROR Heat detector

b. Instalasi sistem pengindera kebakaran


1)Kabel instalasi
2)Pipa pelindung kabel

2. GAMBAR – GAMBAR RENCANA


Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain. Penyesuaian
harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasI, jarak-jarak dan
ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 64
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di
lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus segera diserahkan
kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya sebanyak 3 set.

4. STANDART DAN PERATURAN


Seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran harus mengikuti standar SNI 03-3985-2000,
PUIL 2000, Dinas Pemadam Kebakaran, Depnaker dan peraturan serta hukum setempat
mengenai pekerjaan ini.
5. BAHAN - BAHAN
Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan baik sesuai
dengan yang dimaksud. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus
diserahkan kepada pengawas 2(dua) minggu sebelum pemasangan. Kontraktor harus
menempatkan secara penuh (full time) seorang koordinator yang ahli dibidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor.
Curriculum Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas seminggu
sebelum yang bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah
berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.

a. Heat detector
Fixed temperature detector di set pada suhu 58 derajatC..

b. Kabel
Kabel daya dan kabel kontrol harus dari Merk extrana, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal .
Kabel yang digunakan adalah NYA dan FRC. Kabel instalasi minimal berukuran 1.5 mm2.

c.Pipa pelindung instalasi kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah high impact PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus sesuai antara satu
dan lainnya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.Pipa flexible harus dipasang
untuk melindungi kabel antara junction box dan Armatur lampu. PVC conduit harus dari merk
: EGA, Clipsal.

d. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk pekerjaan ini
meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis khusus untuk mencapai performance
yang dikehendaki.

6. PENGUJIAN
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa bekerjanya
kabel dan material yang telah selesai dipasang memang benar-benar memenuhi persyaratan.
Kontraktor harus menyediakan personil dan peralatan yang perlu untuk melakukan
pengujian.
Pengujian untuk sistem pengindera kebakaran terdiri dari :
a. Pengujian instalasi
1) Uji kontinyuitas
2) Uji tahanan insulasi

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 65
b. Pengujian simulasi kerja peralatan dan sistem
Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus sudah
mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.Pengujian harus disaksikan oleh pengawas. Kontraktor harus membuat catatan
mengenai hasil pengujian.Segala biaya untuk penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh
kontraktor.

PASAL 51. SISTEM TELEPON.


1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pemasangan, pengujian dan pemeliharaan
peralatan-peralatan di bawah ini :

1. PABX
2. Kotak-kontaktelepon/outlet telepon
3. Kabel dan pipa instalasi telepon
4. Peawat telepon

2. GAMBAR-GAMBAR RENCANA
Gambar-gambar secara umum menunjukan tata letak, imstalasi dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-
jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

3. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN


Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di
lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir
sebagai gambar sesuai pelaksanaan(as built drawing). As built drawing harus segera
diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya sebanyak
3 set.

4. STANDAR DAN PERATURAN


Seluruh pekerjaan instalasi telepon harus dilaksanakan mengikuti standar CCITT dan PT.
Telkom. Selain itu harus ditaati pula peraturan hukum setempat yang ada hubunganya
dengan pekerjaan tersebut di atas.

5. BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

1. Bahan-bahan dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan baik
sesuai dengan yang dimaksudkan.
1. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada
pengawas 2 (dua) minggu sebelum pemasangan.
2. Kontraktor harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time) seorang
coordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa
dan dapat mewakili kontraktor dengan predikat baik. Curriculum vitae personil
tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas.
3. Tenaga pelaksana lainya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah biasa
menangani pekerjaan instalasi ini secara kuat, aman dan rapi.
4. Pesawat telepon
Pesawat telepon yang dipakai harus dari jenis digital, tipe meja dan dari jenis push
button dialing yang disetujui oleh PT.TELKOM.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 66
5. Kotak-kontak telepon
Kotak-kontak dibuat rata dinding, terbuat dari bahan baja yang dilapisi bahan anti
karat. Kotak-kontak telepon yang boleh digunakan adalah dari merk : National,
Berker dan MK.
6. Kabel
Kabel telepon harus dari jenis pasangan dalam berinsulasi PVC, diameter konduktor
0,6 mm, kapasitas 2 pair.
Untuk jenis pasangan luar(under ground) berinsulasi Galvanizet Steel type
Armouredant Polyethylene Sheated, konduktor 0,6 mm, kapasitas sesuai dengan
yang ditunjukan dalam gambar perencanaan.
7. Pipa pelindung instalasi kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainya harus sesuai
antara satu dan lainya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
PVC conduit harus dari merk: EGA, Clipsal.
8. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk
pekerjaan ini (meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk
memberikan performance yang dikehendaki.

6. PENGUJIAN
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemontrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah dipasang memang benar-benar memenuhi
persyaratan ini. Kontraktor harus menyediakanperlatan yangperlu dan personil untuk
melakukan semua pengujian.

PASAL 52. SISTEM TATA SUARA


1. LINGKUP PEKERJAAN
Sistem tata suara untuk gedung ini terdiri atas komponen sebagai berikut :
1. Terminal Box
2. Inlet microphone
3. Mixer Amplifier
4. Equalizer
5. Volume control
6. Hand held standing mic
7. Instalasi speaker
8. Ceilling speaker
9. Column speaker
2. GAMBAR-GAMBAR RENCANA
Gambar-gambar secara umum menunjukan tata letak, instalasi dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi,
jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

3. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN


Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian
di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar
kalkir sebagai gambar sesuai pelaksanaan(as built drawing). As built drawing harus
segera diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya
sebanyak 3 set.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 67
4. STANDAR DAN PERATURAN
Seluruh pekerjaan system tata suara harus mengikuti standar PUIL terbitan terakhir.

5. BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

1) Bahan-bahan dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan baik
sesuai dengan yang dimaksudkan.
2) Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan
kepada pengawas 2 (dua) minggu sebelum pemasangan.
3) Kontraktor harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time) seorang
coordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang
serupa dan dapat mewakili kontraktor dengan predikat baik. Curriculum vitae
personil tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas.
4) Tenaga pelaksana lainya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah
biasa menangani pekerjaan instalasi ini secara kuat, aman dan rapi.
5) Peralatan tata setara dari merk : TOA, National
6) Microphone
Untuk sistem local:
i. Unidirectional mic, type pegangan(hand held type)
ii. Mempunyai ON/OFF switch
iii. Frequency range 100 – 15.000 Hz
7) Mixer Amplifier
i. Harus mempunyai kapasitas 4 microphone, 1 auxiliary dan 1 mixer
ii. Frequency respon 30 – 20,000 Hz
iii. Input voltage 220 Volt
iv. S/N 60 dB
v. Distorsi 1%
vi. Rated power output adalah seperti ditunjukan dalam gambar.
8) Ceiling Speaker
i. Rated power output 3 watt
ii. Frequency 100 – 10.000 Hz
iii. Sound pressure level 92 dB
iv. Input impedance 3,3 K Ohm
v.
9) Coulumn Speaker
i. - Rated power output 20 watt
ii. - Frequency 250 – 10.000 Hz
iii. - Sound pressure level 95 dB
iv. - Input impedance 1 K Ohm

10) Kabel
Kabel daya dan kabel control harus dari merk Supreme, kabelindo, Kabel Metal,
Tranka Kabel. Untuk instalasi di dalam gedung menggunakan jenis NYA dan
untuk instalasi di luar gedung menggunakan kabel tanah. Kabel instalasi
minimal berukuran 1,5mm

11) Pipa pelindung instalasi kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainya harus sesuai
antara satu dan lainya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
PVC conduit harus dari merk: EGA, Clipsal.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 68
12) Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk
pekerjaan ini(meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk
memberikan performance yang dikehendaki.

6. PENGUJIAN
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemontrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah dipasang memang benar-benar
memenuhi persyaratan ini. Kontraktor harus menyediakan perlatan yang perlu dan
personil untuk melakukan semua pengujian.

31.6.1. Pengujian instalasi


Uji kontinyuita
Uji tahanan insulasi

31.6.2. Pengujian simulasi kerja peralatan dan system


31.6.3. Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian dilaksanakan,
kontraktor harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian
kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
31.6.4. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
31.6.5. Kontraktor harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk
penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh kontraktor.

PASAL 53. PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI MEKANIS

1. LINGKUP PEKERJAAN
1. Sistem AC Split untuk ruangan-ruangan tertentu seperti ditunjukan dalam
gambar Mekanikal berupa Fan Coil Unit(FCU) dan Condensing Unit(CU)
lengkap dengan pipa yang menghubungkan FCU dan CU beserta system
drain.
2. Sistem ventilasi mekanis untuk toilet dan pantry seperti ditunjukan dalam
gambar Mekanikal.
3. Penyediaan dan pemasangan kabel-kabel, panel-panel, dan peralatan
elektrikal sehingga system dapat bekerja dengan baik.

2. BAHAN DAN PERALATAN


1. Bahan-bahan pipa dan isolasi
- Pipa Refrigeran yang menghubungkan FCU dan CU berupa tembaga yang
sesuai dengan standar yang berlaku.
- Bahan isolasi pipa yang digunakan adalah Polyethylene dengan ketebalan 25 –
30 mm dengan densitas 35-40 kg/m3.
- Isolasi pipa tersebut dibungkus dengan Aluminium Foil Double Sided. Kemudian
dibungkus lagi dengan duct tape.
- Pipa buangan air hasil kondensasi(drain) adalah pipa PVC kelas D (5 Kg/cm2).
2. FCU dan CU dan Exhaust Fan yang digunakan harus :
- Mempunyai bahan yang standar dengan pabrik pembuat.
- Digerakkan dengan motor listrik yang sesuai dengan standar PUIL dan kondisi
setempat.
3. Setiap unit fan yang berhubungan dengan udara luar harus dilengkapi dengan insect
screen dari bahan nylon.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 69
3. PERANCANGAN
a). CU akan ditempatkan di luar ruangan yang akan dikondisikan sebagaimana yang
ditunjukan dalam gambar Mekanikal. Melalui system pipa tertutup, refrigerant
untuk melayani FCU pada ruangan-ruangan yang dikondisikan.
b). Air buangan hasil kondensasi dibuang kesaluran buangan melalui pipa PVC di luar
gedung.
c). Setiap ruangan yang dikondisikan pada dasarnya, diharapkan mempunyai
temperature ruangan yang dikondisikan sekitar 34 +/- 20 C dan kelembaban relative
sekitar 55%.
d). Tata letak FCU dan CU beserta kapasitasnya dapat dilihat pada gambar mekanikal.
e). Walaupun gambar rancangan pipa refrigerant dapat diikuti setepat-tepatnya, jalur
pipa hanya boleh dirubah dengan persetujuan direksi dengan memperhatikan tinggi
langit-langit, ukuran-ukuran ruang dan lain-lain tidak boleh berubah /terganggu.

4. PEMASANGAN
a. Kontraktor harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang tidak boleh mengakibatkan
gangguan yang diperoleh dari transmisi suara dan getaran kedalam ruangan-ruangan
yang akan dihuni. Kontraktor bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang
perlu untuk memenuhi syarat tersebut.
b. Selama pemasangan berlangsung, kontraktor harus menutup ujung pipa yang terbuka
untuk mencegah tanah, debu, dan kotoran lain masuk ke dalam pipa.
c. Pipa-pipa harus diberi tanda huruf atau nomor untuk identifikasi dengan cara yang
baik dan tidak mudah hilang/ terhapus.
d. Kontraktor menyediakan dan memasang semua panel control yang diperlukan untuk
instalasi ini dengan melakukan penyambungan-penyambungan(Wiring) yang
diperlukan sampai kabel feeder. Daya panel AC untuk setiap mesin atau peralatan
yang membutuhkan tenaga listrik adalah tanggung jawab kontraktor.
e. Apabila ada peralatan-peralatan yang atau pekerjaan-pekerjaan yang disediakan fihak
lain, yang termasuk dalam penyelesaian instalasi AC dan fan, maka kontraktor
bertanggungjawab atas peralatan-peralatan dan pekerjaan tersebut.
f. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan tidak disediakan oleh pemberi tugas
maupun oleh kontraktor lainya, harus disediakan dan dilaksanakan oleh kontraktor AC
dan fan. Dalam hal ini kontraktor harus meneliti lingkup pekerjaan kontraktor lainya.

5. PENGUJIAN
a) Sesudah instalasi terpasang, kontraktor harus melakukan pengujian selama
minimum 3 x 24 jam terhadap penyetelan-penyetelan yang perlu sehingga
semua syarat unjuk kerja terpenuhi.
b) Selama pengujian berlangsung,Supllier alat/peralatan utama diwajibkan hadir
untuk memberikan petunjuk.
c) Kontraktor harus menguji semua FCU dan CU yang telah terpasang pada beban
normal dan menyerahkan data pengujian kepada direksi sebagai arsip
pemberi tugas.

6. PENGENDALIAN
Kontraktor harus menyerahkan/melampirkan sertifikat test dari pabrik pembuat
peralatan FCU dan CU, antara lain :

- Test kapasitas unit


- Tes Getaran
- Test tingkat kebisingan(noise level)

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 70
7. PERSETUJUAN BAHAN DAN ALAT
c. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah kontraktor memperoleh kontrak
pekerjaan, kontraktor harus mengajukan daftar yang lengkap dari pabrik-pabrik atau,
perusahaan-perusahaan yang membuat atau memproduksi bahan/alat yang akan
dipasang untuk memperoleh persetujuan dari Pemberi tugas.
d. Setelah daftar tersebut disetujui, kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari
bahan/peralatan yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari pengawas.

PASAL 54. JARINGAN KOMPUTER

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pemasangan, pengujian, dan pemeliharaan
peralatan-peralatan di bawah ini :
a) Box terminal hub
b) Kotak-kontak / outlet data computer
c) Kabel dan pipa instalasi jaringan computer
d) Switch
e) Kabel UTP untuk jaringan di dalam gedung

2. GAMBAR-GAMBAR RENCANA
Gambar-gambar secara umum menunjukan tata letak, instalasi dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-
jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

3. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN


Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di
lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir
sebagai gambar sesuai pelaksanaan(as built drawing). As built drawing harus segera
diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya sebanyak
3 set.

4. STANDAR DAN PERATURAN


Seluruh pekerjaan instalasi komputer harus dilaksanakan mengikuti standar CCITT dan
PT. Telkom. Selain itu harus ditaati pula peraturan hukum setempat yang ada
hubunganya dengan pekerjaan tersebut di atas.

5. BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA


1. Bahan-bahan dan peralatan yang dspasang harus dalam keadaan baru dan baik
sesuai dengan yang dimaksudkan.
2. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada
pengawas 2 (dua) minggu sebelum pemasangan.
3. Kontraktor harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time) seorang
coordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa
dan dapat mewakili kontraktor dengan predikat baik. Curriculum vitae personil
tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas.
4. Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah biasa
menangani pekerjaan instalasi ini secara kuat, aman dan rapi.
5. Pipa pelindung instalasi kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi
listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainya harus sesuai antara satu
dan lainya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
PVC conduit harus dari merk: EGA, Clipsal.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 71
6. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk
pekerjaan ini(meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk
memberikan performance yang dikehendaki.

6. PENGUJIAN
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemontrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah dipasang memang benar-benar memenuhi
persyaratan ini. Kontraktor harus menyediakan perlatan yang perlu dan personil untuk
melakukan semua pengujian.

7. GROUNDING
a. Semua partisi, ligthting fixtures, stop kontak, cable trunking , cable ladder dan
bagian-bagian metal lainnya yang berhubungan dengan instalasi listrik harus
digrounding.
b. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper
Conductor) atau kawat yang terisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.
c. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder).
d. Nilai tahanan grounding sistem untuk partisi-partisi harus lebih kecil dari 2 Ohm,
diukur setelah tidak hujan selama 2 hari.
e. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis yang ujungnya
dipasang copper rod sepanjang 0,5 m.
f. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 meter atau
sampai mencapai permukaan air.
g. Semua sambungan pada sistem grounding harus menggunakan baut dengan bahan
campuran Tembaga.
h. Pembumian peralatan elektronik; dilakukan secara terpisah, dengan
menyambungkan terminal pembumian khusus arus lemah.

PASAL 55. PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL

LINGKUP PEKERJAAN
 Penangkal petir menggunakan system konvensional dan harus dapat melindungi
seluruh bangunan dari bahaya tersambar petir. Radius minimum yang dilindungi seperti
ditunjukan dalam gambar perencanaan. Pekerjaan ini meliputi pengurusan perijinan
dari badan/ lembaga yang berwenang, pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja,
pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan terhadap
keseluruhan system penangkal petir.

 Pekerjaan tersebut terdiri dari :


1. Terminal udara konvensional
2. Penghantar pembumian(Down Conductor)
3. Terminal dan elektroda pembumian
4. Kotak sambung
5. Ijin dari lembaga yang berwenang
 GAMBAR-GAMBAR RENCANA
Gambar-gambar secara umum menunjukan tata letak, imstalasi dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-
jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 72
 GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN
Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di
lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir
sebagai gambar sesuai pelaksanaan(as built drawing). As built drawing harus segera
diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya sebanyak
3 set.
 STANDAR DAN PERATURAN
Seluruh pekerjaan system penagkal petir harus mengikuti standar PUIL terbitan
terakhir, peraturan dari DEPNAKER. Di samping itu peraturan setempat yang ada
hubunganya dengan pekerjaan ini.
 BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA
1. Bahan-bahan dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan baik
sesuai dengan yang dimaksudkan.
2. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja(shop drawing) harus diserahkan kepada
pengawas 2(dua) minggu sebelum pemasangan.
3. Kontraktor harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time) seorang
coordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa
dan dapat mewakili kontraktor dengan predikat baik. Curriculum vitae personil
tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas
4. Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah biasa
menangani pekerjaan instalasi ini secara kuat, aman dan rapi.
5. Kepala penagkal petir
Kepala penangkal petir adalah dengan kontruksi konvensional seperti pada gambar
6. Saluran penghantar(down conductor)
Saluran penghantar berupa kabel BC 35 mm2 yang didesain khusus untuk penyaluran
arus petir. Kabel BC yang digunakan harus mampu menghilangkan induksi yang
disebabkan oleh arus petir dan dapat menyalurkan dengan aman arus petir pada
saat terjadi pelepasan muatan electron dan bending radius yang diijinkan tidak
boleh kurang dari 365 mm.
7. Sistem pembumian
Sistem pembumian dipasang/diletakan sesuai yang ditunjukan dalam gambar.
System pembumian ini terdiri dari terminal pembumian dan electrode pembumian.
Electrode pembumian terbuat dari batang tembaga dengan diameter tidak kurang
dari ¾”, panjang 6 meter dan harus dimasukan ke dalam tanah secara vertical.
Batang tembaga harus dilindungi darai korosi dengan cara menaburkan serbuk
arang di sekitar batang tembaga.
8. Terminal pembumian terletak dalam bak control khusus untuk keperluan
pengecekan tahanan secara berkala.
9. Tahanan pembumian maksimum 2 Ohm.

 PEMASANGAN

1. Cara pemasangan penangkal petir ini harus sesuai dengan gambar dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas lapangan.
2. Air terminal harus dipasang secara kuat di atap bangunan, sehingga mampu
menahan gaya-gaya mekanis yang disebabkan oleh karena sambaran petir
langsung(direct strokes)
3. Down conductor harus dipasang memakai klem-klem khusus dengan jarak-jarak
tertentu seperti ditunjukan dalam gambar.
4. Elektroda pentanahan(ground electrode)

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 73
5. Ditentukan titik lokasinya sesuai dengan gambar. Tanam secara vertical pipa baja
berdiameter 3” sampai sedalam 6 m. kemudian pipa dicabut kembali sampai
meninggalkan lubang. Isi lubang tersebut dengan serbuk arang padat. Tanam
elektroda pembumian di tengah-tengah lubang yang terisi serbuk arang tersebut.

 PENGUJIAN
Pengujian untuk sistem penangkal petir terdiri dari :
1. Pengujian tahanan pentanahan
2. Uji kontinyuitas

Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan, kontraktor harus sudah


mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
Kontraktor harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk
penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh kontraktor.
PASAL 56. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN SANITAIR

1. LINGKUP PEKERJAAN PLUMBING


Yang dimaksud dengan pekerjaan plumbing disini adalah penyediaan dan pengadaan
bahan-bahan, tenaga serta pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan-
bahan pembantu dan lain-lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti yang
dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan bekerja
baik siap untuk dipergunakan. Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan
pekerjaan plumbing, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana, yang terdiri
dari, dan tidak terbatas pada :
1. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih kolam sesuai dengan
gambar rencana dan buku spesifikasi ini.
2. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plambing.
3. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing .
4. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi
Tugas (3 bulan).
5. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as
built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
2. KOORDINASI
1. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk
menunjukkan secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan
penyambungan-penyambungannya. Pemborong harus melengkapi dan
memasang seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi
pekerjaan.
2. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan, cabinet dll. Pemborong harus memodifikasi tata letak tersebut
sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan
yang sempurna dari peralatan-peralatan tersebut.
3. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, dan tidak ditunjukkan
dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan
lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.
4. Kontraktor pekerjaan instalasi ini hendaknya dalam pelaksanaan pekerjaan, harus
bekerja sama dengan pemborong bidang lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 74
5. Koordinasi yang baik perlu ada untuk mencegah agar jenis pekerjaan yang satu
tidak menghalangi pekerjaan yang lainnya.
3. Kualifikasi Pekerjaan
1. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam
bidangnya.
2. Konsultan pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan,
bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil / tidak berpengalaman.
4. Bahan Dan Contoh Matarial
1. Pada saat pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus mengajukan Shop drawing
yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan / pemasangan peralatan
dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-
pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
2. Sebelum pekerjaan ini dimulai pemborong harus menyerahkan kepada Direksi
daftar bahan-bahan yang dipakai dalam rangkap 4 (empat).
3. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi contoh bahan-bahan yang dipakai
dan semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-
contoh ini adalah tanggungan kontraktor.
4. Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan recheck atas segala ukuran-ukuran/
kapasitas equipment yang akan dipasang. Dalam hal terjadi keragu-raguan harus
segera menghubungi Direksi.
5. Pengambilan ukuran atau untuk pemilihan kapasitas equipment yang keliru akan
menjadi tanggung jawab kontraktor. Untuk itu pemilihan equipment dan material
harus mendapat persetujuan dari Direksi.
6. Semua material yang akan digunakan/dipasang adalah dari jenis material
berkualitas baik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau diafkir
sesuai dengan mutu dan standard yang berlaku atau standard internasional
seperti BS, JIS, ASA, DIN, SII dan yang setaraf.
7. Kontraktor bertanggung jawab atas mutu dan kwalitas material yang akan
dipakai, setelah mendapat persetujuan dari Direksi/ Konsultan pengawas.
5. Review
1. Konsultan pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari
pemborong dan memberi komentar atas hal tersebut.
2. Pemborong harus memodifikasi / merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar
Konsultan pengawas, sampai didapat persetujuan dari Direksi.

6. Standard dan Code


Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku
peraturan-peraturan sebagai berikut:
1. Peraturan Badan Pemadam Kebakaran.
2. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada Bangunan Gedung -
Departemen PU.
3. Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh PAM daerah setempat.
4. Ketentuan dan persyaratan Pedoman Plumbing Indonesia 79.
5. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, dan
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi material yang
dipasang.
6. Pekerjaan instalasi Plumbing ini harus dipasang oleh perusahaan yang biasa
mengerjakan pemasangan sistim ini.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 75
7. Gambar - Gambar Instalasi Terpasang dan petunjuk Operasi
1. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan
detail (working drawing) serta harus diajukan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan.
2. Setiap shop drawing yang diajukan pemborong untuk disetujui oleh Direksi, dianggap
pemborong telah mempelajari situasi dan berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi-
instalasi lainnya.
3. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisah-pisahkan, saling melengkapi dan sama-sama mengikatnya.
4. Gambar-gambar sistim ini menunjukan secara umum tata letak dari peralatan instalasi,
sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek.
Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu
gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, kontraktor harus tetap
melaksanakan tanpa ada biaya tambahan. Gambar-gambar Arsitek dan sipil/struktur
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
5. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama,
Pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 (tiga)
set cetak biru dan 1 (satu) set transparant.
6. Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 (tiga) set petunjuk operasi dan
maintenance dari sistem yang dipasang.
8. Sistem
1. Air Bersih
Kebutuhan air didapat dari PDAM dan sumur. Sumber air tersebut ditampung dalam
suatu ground tank dan di naikkan ke water reservoir.
2. Air Kotor
Pada dasarnya semua air kotor yang berasal dari toilet-toilet yang ada di setiap
lantai ditampung dalam septic tank, kemudian ditampung di bak penampung air
kotor/peresapan.
9. Spesifikasi Material
a. Alat-alat sanitair
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi Arsitek dan
Gambar :
1. Water Closet jongkok yang dipergunakan adalah model EX. TOTO atau setara
2. Closet duduk type C 66/T 960 ex INA , Jet Spray type SN75C/PSN75C ex.SAN-EI ,atau
yang setara
3. Kran air bersih dan kran tanam diameter 1/2” menggunakan merk TOTO atau yang
setara.
4. Wastafel meja yang dipergunakan disini adalah type L 521 V1A ex. TOTO atau yang
setara dengan kran type TX 111 LRYR, warna ditentukan kemudian oleh Pengguna
Jasa. dan dilengkapi dengan perlengkapan pemasangan.
5. Floor drain yang dipergunakan disini adalah type HN508P ex.SAN-EI atau seperti
terlihat pada gambar dengan grill cover dari stainless steel .
6. Floor clean out yang dipergunakan disini type S10901-3 dia. 3” atau seperti terlihat
pada gambar dengan cover & frame dari stainless steel screwed merk dari TOTO
atau yang setara.
7. Gate valve, bahan bronze construction, diameter 1 1/2”, 150 psi
pressure rating.
8. Check valves : bahan bronze construction, threaded 3” bronze disc screw in cap 150
psi, pressure rating 10 kg/cm2.
9. Stop kran diameter 1”.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 76
10. Urinal yang dipakai Type U 57 M ex. TOTO dilengkapi dengan
kran tekan stainless merk TOTO atau yang setara.

b. Pompa Air untuk Sirkulasi kolam


13) unit pompa sentrifugal 500watt 1 phase 220 volt.kapasitas 30ltr/ mnt, head
51 meter . produk setara ebara, grundfos.

c. Pemipaan air bersih


 Untuk instalasi air bersih dengan pipa GIP, Standard : BS 1387/1967, kelas
medium, dipakai diameter 1/2”, 3/4”, 1”, 1¼”, 1 1/2”,  3 “,  2 “ , 2 1/4 “
produksi BAKRIE atau PPI
 Untuk instalasi air kotor dan air bekas dengan PVC kelas AW, dipakai diameter
1 1/2”, 2”, 3”, 4”, dan diameter 6”, produksi setara Wavin, dengan
sambungan lem yang sesuai dengan spesifikasi dari pabrik.
 Pipa vent dengan PVC kelas AW, dipakai diameter 1 1/2”, 2”, dan 3”.
 Untuk fitting dipergunakan bahan Malleable Iron Screwed Fitting (galvanized)

d. Bak Penampung Air Bekas


Bak penampung air bekas berfungsi menampung air bekas dari saluran pengumpul
air bekas, terbuat dari konstruksi beton tertutup dengan lubang inspeksi, serta
lubang konsultan pengawasan yang cukup untuk memudahkan operasi &
pemeliharaan.
Bak penampung juga berfungsi sebagai bak penerus dari kumpulan air bekas yang
ada yang selanjutnya mempunyai kedalaman air tetap tertentu untuk sistem
pemompaan.

e. Sistim Pembuangan air hujan.


1. Pemipaan air hujan disini dipergunakan PVC class AW.
2. Roof drain dari pipa air hujan memakai jenis cast iron roof drain dari type
meshroom.
10. Bahan - Bahan Pengganti
1. Semua bahan, peralatan, atau fixtures yang akan digunakan dan tidak disebutkan
dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila telah disetujui secara tertulis
oleh Direksi dan biaya pengujian bahan/peralatan/fixtures tersebut (apabila diminta
oleh pemilik) ditanggung oleh Kontraktor.
2. Apabila diperlukan pengujian atas bahan/peralatan/fixtures harus dilakukan oleh
badan-badan atau lembaga-lembaga yang ditentukan oleh pemilik dan dengan cara-
cara standard yang berlaku. Apabila cara-cara standard tidak ada, pemilik berhak
menentukan prosedur pengujian.
3. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan-peralatan yang
akan dipasang pada instalasi ini, harus mempunyai tanda-tanda merk yang jelas dari
pabrik pembuatnya.
4. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti atas
tanggung jawab Kontraktor.
11. Persyaratan Penyambungan
 Pipa Galvanis dan fitting.
1. Penyambungan antara pipa dan fittings mempergunakan sambungan ulir
ukuran menyesuaikan
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada
pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir sampai dengan Ø 2" harus menggunakan seal tape.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 77
4. Semua sambungan ulir Ø 2½" keatas boleh memakai henep dan zinkwite
dengan campuran minyak cat.
5. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
6. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.
7. Setiap pipa sesudah valve harus dipasang union untuk pipa sampai dengan
Ø 2½" dan flens untuk pipa Ø 3" keatas.
8. Pada jaringan pipa harus dipasang union atau flens pada jarak minimal 60 m
untuk memudahkan pemasangan dan perbaikan.
9. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapatan sambungan.

 Pipa PVC dan Fitting


1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan PVC glue yang sesuai
dengan diameter pipa dan sebelum dilem, pipa harus dibersihkan dulu
dengan cleaning fluid / amplas.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya di fitting maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus.
3. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
4. Cara penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa yang bersangkutan.

 Sambungan yang mudah dibuka.


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat sanitair atau peralatan lain yang
karena sesuatu hal perlu dilepas dari pipa yang menghubungkannya antara lain:
- Antara lavatory faucet dan supply valve
- Antara flush valve dan urinal
- Antara flush valve dan closet duduk
- Pada faste fitting dan siphon
- Pada peralatan lain yang memerlukan
Pada sambungan ini kerapatan yang diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal
threat.
Sambungan jenis ini antara lain union, flens atau yang sejenis lainnya.
12. Pelaksanaan Pemasangan Instalasi Air Bersih
1. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus membuat rencana kerja dengan
jadwal yang disesuaikan dengan rencana kerja Pemborong pekerjaan lain yang
terdahulu yang berkaitan dengan pekerjaan plambing. Apabila terjadi suatu
perubahan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan.
2. Pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat, untuk itu
Pemborong harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi
secara detail sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut.
3. Lokasi yang tetap dari peralatan sanitair, fixture-fixture, floor drain dan roof
drain, pipa-pipa utama dan pipa-pipa cabang harus diperiksa sesuai dengan
gambar-gambar perencanaan mekanikal dan arsitektur, dan disesuaikan dengan
ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat alat-alat tersebut.
4. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua
pembong karan bagian-bagian bangunan yang lainnya hanya boleh dilakukan
setelah ada ijin tertulis dari Konsultan pengawas Gambar-gambar pemasangan
instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Pemborong, sementara
penyambungan struktur bangunan dilaksanakan. Hal ini agar dapat diketahui

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 78
dengan tepat letak/ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai yang
diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa. Pemborong bertanggungjawab atas
ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apabila perlu harus
melakukan pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
5. Pada setiap cabang utama pipa air bersih yang disambungkan ke pipa tegak
pada shaft untuk setiap lantai, harus dilengkapi dengan katup-katup untuk
mengisolir setiap cabang dari keseluruhan sistem, agar dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan yang perlu untuk fixture pada lantai tersebut tanpa
mengganggu pelayanan air pada lantai-lantai yang lain.
6. Pemborong bertanggung jawab atas penyediaan dan lokasi pemasangan
yang tepat. Pemasangan pada konstruksi bangunan yang dicor dengan beton
dilaksanakan oleh Pemborong struktur atas petunjuk Pemborong plumbing.
7. Insert (tempat penyekerupan) harus ditanam dengan baik dalam dinding atau
lantai dan rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut
dan setelah alat-alat tersebut terpasang insert harus tidak kelihatan.
8. Semua baut, mur sekrup yang kelihatan (eksposed) harus dibuat dengan dilapis
chromium atau nickel, demikian pula cincin (washer) untuk pemasangannya.
9. Galian pipa - pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan
kemiringan yang tepat.
10. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak / tertumpu dengan baik.
11. Untuk pipa-pipa air bersih dan air baku yang terlihat (exposed) harus diberi
12. lapisan (cat) finish dengan warna yang ditentukan kemudian .
13. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm
di sekelilingnya, dengan pasir urug yang bebas batu.
14. Selama Konsultan pengawasan berkala, Pemborong harus menutup setiap
ujung pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, dan
kotoran lain.
15. Semua sambungan / cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus
dibuat dengan cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan
mempunyai kemiringan minimal 1%.
16. Pada instalasi pemasangan floor drain, harus dilengkapi dengan leher angsa.
17. Pipa-pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran utama
di luar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
18. Roughing-in untuk pipa dan fixtures harus dibuat bersama-sama dengan
pelaksanaan konstruksi bangunannya. Pemborong harus memberikan informasi
tentang lubang-lubang pipa pada dinding dan lantai kepada Pemborong Struktur
apabila diperlukan. Semua pipa dan fitting yang harus ditanam dalam beton
harus dibersihkan benar-benar dan bebas dari karat dan cat.
19. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun
balok, tanpa mendapatkan ijin tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas.
20. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang
berbeda harus menggunakan Reducing Fitting. Sedapat mungkin harus
digunakan belokan dari jenis Long Radius, sedangkan Short Radius hanya boleh
digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan digunakan belokan
jenis Long Radius dan Pemborong harus memberitahukan hal ini kepada
Konsultan pengawas Fitting dan alat-alat lain yang akan menimbulkan tahanan
aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
21. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 79
22. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm
dan memberikan kelonggaran kira-kira 5 mm pada masing-masing sisi di luar
pipa ataupun isolasinya.
23. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja atau GIP.
24. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis flashing sleeves. Flens dari sleeves
tersebut harus menjadi satu atau diberi klem yang akan mengikat Flashing
Sleeves.
25. Rongga antara pipa dan sleeves harus kedap air karena akan diisi dengan gasket
atau media lain yang secara umum dipakai (timah pakal).
26. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau angker
yang dipergunakan harus cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut harus ditumpu
untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan konstruksi dan ekspansi pipa oleh perubahan temperatur.
27. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
(adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 2 meter.
28. Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya untuk disetujui
oleh Konsultan pengawas Penggantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun
perforated strip tidak boleh digunakan.
29. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi
bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
penembokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt).
30. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar), paling jauh dengan
jarak antara dua lantai (tingkat).
31. Penggantung/ penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi dulu dengan
cat menie atau cat penahan karat, jenis Zink Chromate yang dilaksanakan dalam
2 bagian (2 lapis).
32. Semua pipa dari besi/baja yang dilapisi dengan tar (tar coated) harus dicat
dengan dua lapis shellac dan dua lapis cat minyak (oil paint).
33. Semua pipa-pipa yang terlihat (exposed) dan tidak dilapisi chromium atau nickel
harus dapat dikenali dengan memberi cat yang warnanya berbeda-beda, seperti
yang diminta perencana.

PASAL 57. AS BUILT DRAWING DAN BENDEL HASIL PENGUJIAN DAN PENGESAHAN, SERTA
SURAT GARANSI / JAMINAN
1. Sebelum pekerjaan diserahkan untuk yang pertama kalinya (Penyerahan I), Kontraktor
harus menyiapkan 3 set gambar instalasi dan sistem terpasang yang telah disahkan oleh
PLN, Perumtel atau Depnaker untuk gambar-gambar yang tercakup bidang elektrikal.
2. Menyerahkan hasil uji / test yang telah disahkan oleh PLN dan Depnaker sebanyak 3
set.
3. Menyerahkan Surat Garansi/ Jaminan atas pekerjaan yang dilakukan bermaterai Rp.
6.000,00 (Enam ribu rupiah) yang ditandatangani Direktur Utama Perusahaan yang
bersangkutan.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 80
PASAL 58. CACAT-CACAT PEKERJAAN
 Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan
setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum
dalam persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai
cacat pekerjaan.
 Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Pengawas
 Seluruh pembongkaran dan pemulihari pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta
semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Penyedia
Barang/Jasa.

PASAL 59. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR


 Umum
Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Penyedia Barang/Jasa harus tetap
memelihara pekerjaan sedemikian rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-
kotoran dan sampah-sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan. Pada saat
selesainya pekerjaan, pihak Penyedia Barang/Jasa diharuskan menyingkirkan seluruh
bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-perlengkapan,
peralatan dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan hasil penanganan
harus terlihat bersih dan kegiatan yang akan diserahkan harus sudah dalam keadaan
siap pakai dan diterima dengan kondisi baik oleh Pengguna Anggaran .

 Pembersihan Selama Pelaksanaan


a. Pihak Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pembersihari rutin untuk menjamin
daerah kerja, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan
bahan sisa sampah, dan terbebas dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan dari
operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap memelihara daerah kerja dalam
keadaan bersih setiap waktu.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas dari
bahan-bahan lepas dan tetap berfungsi setiap waktu.
c. Bila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran lainnya
dengan air, sehingga dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup angin.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan
sisa, kotoran-kotoran dan sampah sebelum dibuang.
e. Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah
ditentukan dan sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku secara nasional
dan peraturan pemerintah daerah setempat dan harus mentaati undang-undang
anti pencemaran.
f. Jangan menanam sampah-sampah atau bahan sisa di daerah kerja kegiatan tanpa
persetujuan Pengawas.
g. Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan
mineral, minyak atau minyak cat ke dalam selokan jalan atau ke dalam saluran.
h. Juga tidak diperkenankan menumpuk/membuang bahan sisa ke dalam saluran air.
i. Jika Penyedia Barang/Jasa memperhatikan bahwa saluran air drainase samping atau
bagian lain dari sistem drainase dipakai baik oleh karyawan Penyedia Barang/Jasa
atau oleh orang lain, untuk pembuangan yang lain-lain di luar air permukaan, pihak
Penyedia Barang/Jasa harus segera melaporkan hal yang terjadi ke Pengawas dan
segera mengambil tindakan yang perlu sesuai petunjuk Pengawas untuk mencegah
terjadinya pencemaran lebih lanjut.

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 81
 Pembersihan Akhir
a. Pada saat selesainya pekerjaan lapangan, daerah kegiatan harus tetap dijaga
kebersihannya dan siap dipakai oleh pemilik. Pihak Penyedia Barang/Jasa harus
memulihkan daerah kegiatan yang tidak merupakan bagian pekerjaan untuk
perbaikan seperti dijelaskan dalam dokumen kontrak sesuai keadaan sebelumnya.
b. Pada saat pembersihan akhir, melakukan pengecekan dan pemeriksaan terhadap
semua pekerjaan , karena kemungkinan ada kerusakan fisik yang ditemukan
sebelum pembersihari akhir. Daerah kerja yang diperkeras dan seluruh daerah
fasilitas umum yang diperkeras yang terletak di dekat daerah lokasi kerja harus
disikat bersih. Seluruh permukaan-permukaan harus dibersihkan dengan garu dan
sampahnya harus dibuang seluruhnya.
c. Penyedia Jasa Pemborongan menjaga kondisi bangunan yang sudah dilakukan
serahterima kepada pihak Pengguna Jasa pada masa pemeliharaan sampai serah
terima akhir .
d. Pada masa pemeliharaan , Penyedia Jasa melakukan perbaikan terhadap cacat mutu
pekerjaan yang mungkin terjadi .

Surakarta, 2017

Mengetahui Konsultan Perencana


Pejabat Pembuat Komitmen CV. PAKAR SEMI
Poltekkes Surakarta

TTD TTD

Sudiro, S.Kp, Ners.,M.Pd Ir. Suroto


NIP. 19680104 198903 1 002 Direktur

Spesifikasi Teknis - Pekerjaan Pembangunan Gedung Praktikum Jurusan Okupasi Terapi Kampus II Karanganyar 82

Anda mungkin juga menyukai