Manusia Dan Alam Semesta
Manusia Dan Alam Semesta
PENDAHULUAN
Penciptaan manusia dan alam semesta termasuk salah satu isu sentral
dalam bahasan pemikiran keagamaan. Orientasi Penciptaan alam semesta
termasuk kajian penting dalam bidang sains kealaman yang bersifat empiris
eksperimental.
Setidaknya ada tiga pertanyaan “besar” dalam mengkaji “Manusia dan
Alam Semesta” ;
1
Topik ini adalah “Tatap muka ke 2” dalam perkuliahan D3TI - Kelas A,B,dan C hari Senin 15
September 2009 di Gedung Unit III STMIK-AMIKOM Yogyakarta.
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
- Perspektif filsafat :
Menurut filsuf Plato :Manusia adalah makhluk berakal dan akal manusia
berfungsi mengarahkan budi.
Menurut filsuf Aristoteles: Manusia adalah binatang yang berfikir.
- Perspektif antropologi :
Manusia tergolong primata yang paling sempurna jasmani dan rohani,
sehingga tidak tertutup kemungkinan melahirkan perilaku dalam berbagai
bentuk dan implikasinya.
- Perspektif psikologi modern:
Bagi Aliran Behaviorisme, manusia adalah makhluk netral. Ketika manusia
dilahirkan, pada dasarnya tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan
berkembang berdasarkan stimulasi dalam lingkungannya.
Bagi Aliran Psikoanalisis; manusia adalah makhluk yang hidup atas
bekerjanya dorongan seksualitas yang memberi daya pada eqo (kesadran
terhadap realitas kehidupan dan super eqo (kesadran normatif).
- Perspektif Psikologi humanistik:
Manusia pada dasarnya punya potensi yang baik dan kemampuan yang tak
terhingga serta memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri. Manusia
memiliki kualitas insani yang unik yaitu (kemampuan abstraksi, daya analisis
dan sisntesis, imajinasi, kreativitas, kebebasan kehendak, tanggungjawab,
aktualisasi diri, sikap etis dan estetika.
- Perspektif psikologi tranpersonal:
Perspektif ini merupakan lanjutan dari psikologi humanistik. Yaitu ; Manusia
memiliki potensi luhur dalam bentuk dimensi spiritual dan fenomena
kesadaran transendental ( manusia memiliki pengalaman subjektif
transendental dan pengalaman spiritual).
- Perspektif Pendidikan :
Manusia adalah homo edukatif. Ketidakberdayaan manusia ketika lahir
menjadi peluang bahwa manusia adalah makhluk yang dapat dididik.
- Perspektif Sosiologi :
Manusia adalah homo sosio yaitu makhluk bermasyarakat.
2. Siapakah Manusia ?
artinya jinak, harmonis dan nampak). Insan yang yang berasal dari kata
nasiya, artinya lupa. Insan yang berasal dari kata nasa artinya berguncang.
a. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi
dan immateri. Unsur materi manusia seperti air6, tanah7, debu8, tanah
liat9, sari pati tanah10, sari pati air yang hina11, tanah hitam seperti
tembikar12. Dari berbagai perspektif ayat tersebut dapat dipahami bahwa
unsur materi yang menjadi asal kejadian manusia adalah dua unsur yaitu
tanah dan air.13
b. Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari dimensi materi 14 dan
ruhani.
c. Manusia memiliki fitrah, yaitu adanya kecenderungan menuju jalan
keimanan (tauhid).
d. Manusia dibekali dengan berbagai kelebihan.
e. Manusia memiliki kelemahan-kelemahan.
Eksistensi Manusia
2
Lihat QS Al-Insan, 76:1
3
Lihat QS An-Nas, 114:1-6
4
Lihat QS Al-Baqoroh 2:60
5
Lihat QS Adz-Dzariyat 51:56
6
Lihat QS Al-Anbiya’ 21:30
7
Lihat QS Nuh, 71: 17-18
8
Lihat QS Al-Haj, 22:5
9
Lihat QS As-Sajdah, 32:7
10
Lihat QS Al-Mukminun, 23:22
11
Lihat QS As-Sajdah, 32: 8
12
Lihat QS Ar-Rahman,55:14
13
Air yang dimaksud adalah air yang merupakan sari pati tanah melalui makanan yang dikonsumsi
manusia yang berasal dari dan mengandung unsur-unsur tanah yang ada dalam tubuh manusia.
14
Dimensi materi nampak dalam kesempurnaan organ tubuh manusia seperti kepala, mata, hidung, dll.
Dalam dimensi ruhani terdapat potensi-potensi ruhaniah yang terdiri dari ruh, nafs (jiwa), akal, qolbo
dan hati nurani.
Dimensi keempat: manusia mempunyai kecenderungan keindahan.
Dimensi kelima: manusia mempunyai kecenderungan dalam hal
pemujaan dan pengkudusan.
Dimensi keenam: manusia adalah makhluk serba bisa.
Dimensi ketujuh: manusia memiliki pengetahuan diri.
Dimensi kedelapan: manusia mempunyai pengembangan bakat.
17
Lihat: Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut al-quran, terj.Agus Effendi, Mizan, Bandung, 1988,
h.83
18
Akal sangat berfungsi untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat diselesaikan melalui pengamatan
panca indera manusia.
19
Menurut Harun Nasution antara wahyu dan ilham terdapat perbedaan. Ilham terjadinya didahului oleh
ide dan ide tersebut diungkapkan dalam kata-kata. Sementara wahyu yang terjadi pada Nabi tidak ada ide
sebelumnya. Nabi mendengar suara yang jelas tanpa ada ide yang mendahului atau pun bersamaan
datangnya dengan kata yang diucapkan. Lihat: Harun Nasution, Akal dan wahyu dalam Islam, UI Press,
1983, hal. 23
20
Cara wahyu dan ilham tidaklah semua orang dapat menikmatinya melainkan hanya orang-orang pilihan
Allah. Wahyu hanya dianugerahkan kepada Nabi dan rasul. Sedangkan manusia biasa hanya dapat
memperoleh ilham. Lihat: QS al-Qashash / 28:7.
21
A.Rahman Djay, “Konsep Kiamat Dalam Kosmologi,” Amanah, N0.110 21 September-4 Oktober 1990,
hal:108
Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem
kesadaran maka alam semesta menjadi sebuah objek yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Tinjauan ilmiah tentang alam mendekatkan
manusia kepada tata laku penciptanya, dalam artian mampu mempertajam
persepsi batin manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang lebih
dalam. Pengetahuan mengenai alam akan menambah kekuatan
manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak
terhingga.
Perkembangan pengetahuan manusia dalam merespons berbagai
kesulitan yang terkait dengan penyesuian diri dengan alam pada akhirnya
membuahkan kreasi-kreasi yang mengungguliu sifat-sifat alam. Eksploitasi
terhadap alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung
milyaran tahun. Krisis global lingkungan mengganggi hubungan antara
manusia dan alam saat ini.