12345
12345
Abstrak
Spirulina platensis adalah mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen maupun sumber
obat alami yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan alami semakin lama semakin diminati oleh
masyarakat, karena dinilai lebih aman dibandingkan antioksidan sintetis. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan pengaruh pelarut terhadap potensi antioksidan alami Spirulina platensis segar. Metode
ekstraksi yang digunakan adalah metode refluks menggunakan pelarut aseton dan etil asetat. Hasil ekstraksi
S. platensis segar didapatkan rendemen sebesar 1,86% untuk aseton, 3,07% untuk etil asetat. Esktrak
Spirulina platensis segar yang diperoleh menggunakan pelarut aseton memiliki nilai IC50 65,89 ppm dan
dengan etil asetat memiliki IC50 sebesar 76,36 ppm. Kedua ekstrak tergolong memiliki aktivitas antioksidan
kuat, meskipun masih lebih rendah dibandingan nilai IC50 kontrol positif kuersetin yaitu sebesar 21,64 ppm.
Hasil uji fitokimia (kualitatif) menunjukkan positif adanya senyawa fenolik, triterpenoid, steroid, flavonoid,
dan saponin. Nilai aw ekstrak pelarut aseton adalah 0,61 sedangkan aw ekstrak pelarut etil asetat 0,81.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunanaan pelarut yang berbeda menghasilkan aktivitas
antioksidan yang berbeda.
Abstract
Spirulina platensis is a bioactive-rich microalga of great potential as a source of natural antioxidant.
Natural antioxidants are increasing in demand, because it is considered as more safe than synthetic
antioxidants. The objective of this study was to determine the effect of solvent on the potential of natural
antioxidant from fresh S. platensis. The antioxidant compound was extracted using either acetone or ethyl
acetate by reflux method. The yield of extractions were 1.86% and 3.07% for aceton and ethyl acetate,
respectively. Fresh S. platensis extracts were considered as potential antioxidant source with IC50 values
65.89 ppm, and 76.36 ppm when using acetone and ethyl acetate, respectivetly, even though it were still
lower compare to the IC50 of positive control quercetin i.e 21.64 ppm. Phytochemical test showed positive
results of phenolic compound, triterpenoids, steroid, flavanoid, and saponin. aw value of Spirulina platensis
was 0.61 and 0.81 for aceton and ethyl acetate, respectively. It was concluded that different solvent affected
the antioxidant activity of S. platensis extract.
bahwa semakin lama waktu yang digunakan dapat menangkal radikal bebas. Hasil uji
untuk evaporasi dengan rotary evaporator skrining fitokimia secara kualitatif disajikan
dapat mengakibatkan terjadinya degradasi dalam Tabel 2.
antosianin, hal inilah yang menyebabkan lebih Uji skrining fitokimia ini bertujuan untuk
rendahnya kadar antosianin yang diperoleh. menentukan secara kualitatif ada atau tidaknya
Pelarut memiliki kemampuan yang golongan senyawa bioaktif yang berpotensi
berbeda–beda dalam mengambil senyawa sebagai antioksidan. Golongan senyawa yang
bioaktif suatu sampel. Sari (2011) menyatakan diuji antara lain uji alkaloid, uji fenolik, uji
bahwa rendemen terbesar diperoleh dari triterpenoid, uji steroid, uji fenolik, dan uji
ekstrak polar, sedangkan ekstrak etil asetat saponin. Berdasarkan uji skrining fitokimia
menghasilkan ekstrak yang sangat kecil. dari ekstrak Spirulina platensis pelarut
Senyawa polar memiliki kemampuan aseton dan pelarut etil asetat menunjukkan
mengekstrak senyawa dari kisaran senyawa hasil positif pada uji senyawa fenolik,
polar hingga semi polar. triterpenoid, steroid, flavonoid, dan saponin
Ekstraksi menggunakan pelarut etilasetat yang hanya terlihat pada pelarut aseton saja.
yang merupakan pelarut dengan kepolaran Sudha et al. (2011) hasil uji fitokimia pada
sedang, maka diharapkan yang terekstrak S. platensis menunjukkan adanya senyawa
senyawa-senyawa dengan kepolaran yang terpenoid, saponin, protein, karbohidrat, dan
sedang, begitu pula pelarut aseton diharapkan asam amino.
dapat mengekstrak senyawa-senyawa polar. Senyawa alkaloid pada uji skrining
Kedua pelarut memiliki tingkat kepolaran yang fitokimia menunjukkan hasil negatif, yaitu
berbeda, sehingga dapat melarutkan senyawa dengan ditandai tidak terbentuk sama
polar, semi polar dan dapat pula melarutkan sekali endapan berwarna putih maupun
senyawa yang bersifat non polar. Setyawan dan coklat, baik pada pelarut aseton maupun
Yudha (2013) menyatakan bahwa biomassa sel etil asetat. Alkaloid merupakan senyawa
Spirulina platensis akan jauh lebih mudah larut yang bersifat semi polar namun pada sampel
dalam pelarut polar dibandingkan dengan ini tidak terlihat adanya senyawa tersebut.
pelarut kurang polar. Pelarut polar dapat Senyawa alkaloid yang terkandung pada
melarutkan senyawa polar maupun senyawa Spirulina platensis segar sangat sedikit bahkan
non polar karena mempunyai momen dipole tidak ada. Uji alkaloid akan menunjukkan
yang besar. hasil positif apabila ditandai dengan timbulnya
endapan dan perubahan warna menjadi coklat
Uji Skrining Fitokimia setelah direaksikan dengan pereaksi Mayer.
Uji skrining fitokimia ekstrak S. platensis Pereaksi Mayer mengandung logam Hg dan
segar dilakukan uji kualitatif. Pengujian secara KI yang akan membentuk kompleks endapan
kualitatif hanya untuk mengetahui jenis kuning kecoklatan dengan senyawa alkaloid.
golongan senyawa bioaktif yang terkandung Marliana et al. (2005) hasil positif alkaloid
di dalamnya. Senyawa-senyawa yang memiliki pada uji Dragendorff juga ditandai dengan
potensi sebagai aktivitas antioksidan yang terbentuknya endapan coklat muda sampai
Tabel 2 Hasil uji skrining fitokimia Spirulina platensis segar pelarut aseton dan etil asetat
Triterpenoid
Sampel Alkaloid Senyawa fenolik Flavonoid Saponin
dan steroid
Aseton - ++ ++ + ++
Asil asetat - ++ ++ ++ -
Keterangan : (-) : Tidak ada dalam ekstrak (+) : Ada dalam ekstrak (++) : Ada kuat dalam ekstrak
(Mega dan Swastini 2010)
Kar et al. (2006) menyatakan bahwa senyawa semakin tinggi konsentrasi pelarut, maka
flavonoid merupakan senyawa yang bersifat semakin tinggi persentase inhibisinya, hal
non polar dan banyak ditemukan pada batang ini disebabkan pada sampel yang semakin
tumbuhan. banyak, maka semakin tinggi kandungan
Metabolit sekunder yang menunjukkan antioksidannya sehingga berdampak juga pada
hasil positif pada uji skrining fitokimia diduga tingkat penghambatan radikal bebas yang
mendukung aktivitas antioksidan dari ekstrak dilakukan oleh zat antioksidan tersebut.
Spirulina platensis segar tersebut. Senyawa- Hasil pembacaan absorbansi ekstrak kasar
senyawa tersebut yang dapat memiliki Spirulina platensis segar aseton dan etil asetat
potensi sebagai antioksidan alami yang dapat dengan dengan berbagai konsentrasi ekstrak
menangkal radikal bebas. Hirata et al. (2000) dan nilai IC50 menggunakan spektrofotometer
menyatakan bahwa senyawa yang memiliki pada panjang gelombang 517 nm diperoleh
aktivitas antioksidan adalah zeaxanthin, kurva yang tersaji pada Gambar 1.
α-tokoferol, dan fikosianin contohnya asam Ekstrak kasar Spirulina platensis segar
lenoleat. dengan pelarut aseton mempunyai aktivitas
Hasil nilai IC50 yang diperoleh dari antioksidan yang tergolong tinggi atau kuat.
penelitian ini didukung oleh hasil uji Nilai IC50 yang diperoleh adalah 65,89 ppm,
kuantitatif Agustini et al. (2014) menyatakan sedangkan nilai IC50 pelarut etil asetat adalah
bahwa profil senyawa bioaktif yang berpotensi 76,36 ppm. Ekstrak kasar Spirulina platensis
sebagai antioksidan yang terkandung di dalam pelarut etil asetat mempunyai aktivitas
S. platensis segar diperoleh hasil fenolik total antioksidan yang lebih lemah dibandingkan
sebesar 3,47 GAE/gr ekstrak untuk pelarut dengan ekstrak kasar Spirulina platensis pelarut
aseton dan etil asetat sebesar 2,04 GAE/gr aseton. Suatu aktivitas dikatakan kuat apabila
ekstrak. Nilai fenolik total pelarut aseton lebih nilai IC50nya antara 50-100 ppm. Agustini (2010)
besar dibandingkan dengan pelarut etil asetat. menyatakan bahwa pigmen fikobiliptrotein
Nilai flavonoid total pelarut aseton sebesar dari Spirulina platensis memiliki IC50 sebesar
14,25 QE/gr ekstrak dan pelarut etil asetat 96,57 µg/mL. Pigmen fikobiliprotein dapat
sebesar 24,65 QE/gr ekstrak. dinyatakan aktif sebagai antioksidan karena
mempunyai nilai IC50 <200 µg/mL. Mardawati
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode et al. (2008) menyatakan bahwa suatu senyawa
DPPH dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika
Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif nilai IC50 <50 ppm, kuat untuk IC50 bernilai
dengan metode DPPH dinyatakan dalam 50-100 ppm, sedang jika IC50 bernilai 100-150
nilai IC50 (inhibition concentration). Menurut ppm, lemah jika IC50 adalah 150-200 ppm, dan
Andayani et al. (2008), besarnya aktivitas sangat lemah jika nilai IC50 >200 ppm.
antioksidan ditandai dengan nilai IC50, yaitu Aktivitas antioksidan Spirulina platensis
konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan segar jauh lebih kuat dibandingkan dengan
untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH. yang kering atau bubuk. Penelitian Sari (2011)
Berdasarkan pengujian aktivitas menyatakan bahwa nilai IC50 yang diperoleh
antioksidan Spirulina platensis segar dengan ekstrak Spirulina platensis bubuk dengan
metode DPPH dilakukan pada berbagai pelarut etil asetat adalah 11,203 ppm. Aktivitas
konsentrasi yang berbeda menunjukkan nilai antioksidan dari ekstrak tersebut tergolong
presentase inhibisi yang berbeda-beda juga. sangat lemah karena nilai IC50nya lebih dari
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka 200 ppm.
semakin tinggi nilai presentase inhibisinya. Nilai IC50 ekstrak dengan pelarut etil
Mardawati et al. (2008) menyatakan bahwa asetat jelas menunjukkan lebih besar dibanding
Gambar 1 Kurva aktivitas antioksidan ekstrak Spirulina platensis segar dengan pelarut aseton dan
etil asetat berbagai konsentrasi pada panjang gelombang 517 nm dengan menggunakan
spektrofootometer UV-Vis
dengan nilai IC50 dari ekstrak pelarut aseton. pembanding yang digunakan adalah kuersetin.
Aktivitas antioksidan dari ekstrak Spirulina Aktivitas antioksidan Spirulina platensis yang
platensis segar pelarut aseton lebih besar lebih rendah dibandingkan dengan kontrol
dibandingkan dengan ekstrak Spirulina diduga karena adanya pengaruh komponen
platensis segar pelarut etil asetat. Menurut lain dalam ekstrak. Menurut Sari (2011)
Yudiati et al. (2011), semakin kecil nilai IC50 menyatakan bahwa aktivitas antioksidan
semakin besar aktivitas antioksidannya. yang rendah terjadi karena ekstrak Spirulina
Pendapat tersebut diperkuat oleh Sari (2011), platensis yang diekstrak bukan merupakan
yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai senyawa murni antioksidan, sehingga
IC50 maka aktivitas antioksidannya semakin diduga masih mengandung senyawa lainnya
rendah. yang bertindak selain sebagai antioksidan.
Aktivitas antioksidan pelarut aseton lebih Hanani et al. (2005) menyatakan bahwa
kuat dibandingkan dengan pelarut etil asetat. aktivitas antioksidan ekstrak Callyspongia sp.
Aseton yang berperan sebagai pelarut polar masih lebih rendah.
mampu menarik senyawa bioaktif yang bersifat Aktivitas antioksidan kedua ekstrak
non polar hingga polar, sedangkan pelarut etil Spirulina platensis segar meskipun lebih
asetat yang merupakan pelarut semi polar rendah daripada kontrol, akan tetapi masih
hanya mampu menarik senyawa bioaktif mulai tetap tergolong memiliki aktivitas antioksidan
dari yang bersifat non polar sampai semi polar yang kuat, karena mempunyai nilai IC50 antara
saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50-100 ppm. Penelitian ini membuktikan
pelarut sangat berpengaruh terhadap aktivitas bahwa Spirulina platensis segar memang
antioksidan Spirulina platensis segar. memiliki kandungan senyawa bioaktif yang
Kedua nilai aktivitas antioksidan dari berfungsi sebagai antioksidan. Agustini (2010),
kedua pelarut tergolong masih rendah menyatakan bahwa pigmen fikobiliprotein
apabila dibandingkan dengan nilai aktivitas dari mikroalga Spirulina platensis mempunyai
antioksidan kontrol. Nilai IC50 kontrol adalah aktivitas antioksidan yang dapat meredam
21,64 ppm, nilai IC50 untuk pelarut aseton radikal DPPH (1,1-difenil-2 pikrilhidrazil).
adalah 65,89 ppm sedangkan untuk pelarut Spirulina platensis segar memiliki
etil asetat adalah 76,36 ppm. Semakin kecil kandungan senyawa-senyawa bioaktif yang
nilai IC50nya maka semakin besar nilai tinggi dan masih bagus, dikarenakan sampel
aktivitas antioksidannya. Kontrol positif atau masih dalam keadaan segar dan belum
Uji aw Sampel Hasil Ekstraksi Teori dan aplikasinya sebagai bahan pangan.
Ekstrak Spirulina platensis segar kemudian Laporan Penelitian MP3EI Tahun Anggaran
diuji kadar aw menggunakan aw meter. Tujuan 2014/2015. Universitas Diponegoro.
pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar Semarang.
aw dari sampel yang berhubungan dengan Andayani R, Maimuna, Y. Lisawati. 2008.
kemampuannya sebagai antioksidan. Hasil Penentuan aktivitas antioksidan, kadar
pengujian kadar aw yang didapat disajikan fenolat total dan likopen pada buah tomat
dalam Tabel 3. (Solanum lycopersicum L). Jurnal Sains dan
Kadar aw juga sangat mempengaruhi Teknologi Farmasi 13 (1) : 31-37.
oksidasi suatu bahan atau produk. aw yang Bangham AD, Horne RW. 2006. Action of saponins
optimal adalah 0,8 atau kurang dari 0,8, apabila on biological cell membranes. Journal Nature
lebih dari 0,8 maka bahan tersebut akan lebih 196: 952-953.
mudah mengalami oksidasi. Hasil pengujian Bintang I.A.K, Sinurat A.P, Purwadaria T. 2007.
kadar aw pada kedua sampel dengan 3 kali Penambahan ampas mengkudu sebagai
ulangan pembacaan menghasilkan nilai rata- senyawa bioaktif terhadap performans ayam
rata 0,81 untuk sampel dengan pelarut etil asetat broiler. JITV 12(1) :1-5.
dan 0,61 untuk sampel dengan pelarut aseton. Christina R, Hari K, Leenawaty L. 2008.
Kedua sampel menunjukkan bahwa Spirulina Photodegradation and antioxidant activity of
platensis tidak mudah mengalami oksidasi chlorophyll a from spirulina (Spirulina sp.)
atau dapat dikategorikan mempunyai potensi powder. Indo Journal Chemistry 8(2):236-
sebagai antioksidan. Rab (1997) menyatakan 241.
bahwa aw dibawah 0,25 menunjukkan bahwa Hanani, E, A. Mun’im, R. Sekarini. Identifikasi
air tersebut terikat dengan erat sekali dalam senyawa antioksidan dalam spons
bahan sehingga tidak dapat berfungsi dalam Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu.
membantu proses kerusakan. Oksidasi berjalan Majalah Ilmu Kefarmasian 2 (3):127-133.
lambat pada aw 0,25-0,75, sedangkan pada aw Hatam FS, Suryanto E, Abidjulu J. 2013. Aktivitas
diatas 0,75 suatu bahan akan dengan cepat antioksidan dari ekstrak kulit nanas
mengalami proses oksidasi. (Ananas comosus (L) Merr). Jurnal Ilmiah
Farmasi 2(01) : 8-11.
KESIMPULAN Hirata T, Mikiya T, Masaki O, Teppei T,
Ekstrak senyawa bioaktif Sprulina platensis Morihiko S. 2000. Antioxidant activities of
segar berpotensi sebagai antioksidan. phycocyanobilin prepared from Spirulina
platensis. Journal of Applied Phycology 12:435-
DAFTAR PUSTAKA 439.
Agustini, N.W.S. 2010. Aktivitas Antioksidan Kar P, Laight D, Shaw K. M, Cummings M. H.
Toksisitas Hayati Pigmen Fikobiliprotein dari 2006. Flavonoid rich grapeseed extracts: a
Ekstrak Spirulina platensis : Seminar Nasional new approach in high cardiovascular risk
IX Pendidikan Biologi FKIP UNS. Pusat patients. International Journal Clin Practice
Penelitian Bioteknologi – LIPI. Bogor. 60(11):1484-1492.
Agustini, T.W, Widodo F. M, Dhani S. Spirulina : Lisdawati V dan Broto. 2006. Aktivitas antioksidan
dari berbagai fraksi ekstrak daging buah Kelautan Universitas Diponegoro. Semarang.
dan kulit biji mahkota dewa (Phaleria Setyawan P.E, Yudha S. 2013. Optimalisasi ekstraksi
macrocarpa). Artikel Media Litbang Kesehatan dan uji stabilitas phycocyanin dari mikroalga
16 (4). Spirulina platensis. Jurnal Teknologi Kimia dan
Mardawati, F. Filianty, H. Marta. 2008. Kajian Industri 2(2):61-67.
aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis Sudha SS, Karthic R, Naveen, Rengaramanujam
(Garcinia mangostana L) dalam rangka J. 2011. Anti hyperlipidemic activity of
pemanfaatan limbah kulit manggis di Spirulina platensis in triton x-100 induced
Kecamatan Puspahiang Kabupaten hyperlipidemic rats. Hygea Journal for Drugs
Tasikmalaya. Fakultas Teknologi Industri. and Medicines 3(2):32-37.
Universitas Padjadjaran. Shalaby E.A, Sanaa M.M.S. 2012. Comparison
Marliana S, Venty S, Suyono. 2005. Skrining of DPPH and ABTS assays for determining
fitokimia dan analisis kromatografi lapis antioxidant potential of water and methanol
tipis komponen kimia buah labu siam extracts of Spirulina platensis. Indian Journal
(Sechium edule Jacq. Swartz) dalam ekstrak of Geo-Marine Sciences 42(5):556-564.
etanol. Jurnal Biofarmasi 3(1):26-31. Tamat, S.R, T. Wikanta, L.S, Maulina. 2007.
Mega M, Swastini D. 2010. Screening fitokimia dan Aktivitas antioksidan dan toksisitas senyawa
aktivitas antiradikal bebas ekstrak metanol bioaktif dari ekstrak rumput laut hijau Ulva
daun gaharu (Gyrinops versteegii). Jurnal reticulata Forsskal. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Kimia 4 (2):187-192. Indonesia 5(1):31-36.
Prabowo, A.Y, T. Estiasih, I. Purwatiningrum. Utomo M.T.S, Adhita S.P. 2009. Formulasi
2014. Umbi gembili (Dioscorea esculenta L.) pembuatan tablet hisap berbahan dasar
sebagai bahan pangan mengandung senyawa mikroalga Spirulina platensis sebagai sumber
bioaktif: kajian pustaka. Jurnal Pangan dan antioksidan alami. Jurnal Sains MIPA
Agroindustri 2 (3):129-135. 15(3):167-176
Pratt, D.E, B.J.F. Hudson. 1990. Natural antioxidants Waji, R.A, A. Sugrani. 2009. Flavonoid (Quercetin).
not exploited commercially. Else-vier Applied [Skrispsi]. Makasar: Fakultas Matematika
Science. London. dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Rab, T. 1997. Teknologi Hasil Perairan. Pekanbaru : Hasanuddin.
Universitas Islam Riau. Wikanta, T., H.I. Januar, M. Nursid. Uji aktivitas
Raharjo TJ. 2013. Kimia Hasil Alam. Jogjakarta : antioksidan, toksisitas dan sitotoksisitas
Pustaka Pelajar. ekstrak alga merah Rhodymenia palmata.
Riyanto EI, Widowati I, Sabdono A. 2013. Skrining Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11(4):
aktivitas antibakteri pada ekstrak Sargasum 41-50.
polycystum terhadap bakteri Vibrio harveyi Yatno, Purwanti. 2010. Pengaruh steaming dan
dan Micrococcus luteus di Pulau Panjang lama penyimpanan terhadap sifat fisik pakan
Jepara. Journal of Marine Research 1(1):115- burung perkutut. Jurnal ITP 1(1).
121. Yudiati E, S. Sedjati, Sunarsih, R. Agustian. 2011.
Sarastani D, Soekarto ST, Muhchtadi TR, Fardiaz Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak
D, Apriyantono A. 2002. Aktivitas antioksidan Metanol dan Pigmen Kasar Spirulina sp..
ekstrak dan fraksi ekstrak biji antung Jurnal Ilmu Kelautan 16(4):187-192.
(Parinarium glaberrimum). Jurnal Teknologi Yuniarifin H, Bintoro VP, Suwarastuti A. 2006.
dan Industri Pangan 13(2). Pengaruh berbagai konsentrasi asam fosfat
Sari, Rizka F. 2011. Kajian Potensi Senyawa Bioaktif pada proses perendaman tulang sapi terhadap
Spirulina platensis sebagai Antioksidan rendemen, kadar abu dan viskositas gelatin.
[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Journal Indon Trop Anim Agric 31(1) : 55-61.