Anda di halaman 1dari 10

JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1 Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al.

Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi DOI: 10.17844/jphpi.2015.18.1.28

EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI


Spirulina platensis SEGAR DENGAN PELARUT YANG BERBEDA

Extraction of Bioactive Compounds as Natural Antioxidants from Fresh


Spirulina platensis using Different Solvents

Fiya Firdiyani*, Tri Winarni Agustini, Widodo Farid Ma’ruf


Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro, Jalan Prof. Soedarto SH, Tembalang, Semarang 50275.
Telepon/faks: (024)7474698
*Korespodensi: viyavirdiyani@gmail.com;
Diterima 10 Februari 2015/Disetujui 25 April 2015

Abstrak
Spirulina platensis adalah mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen maupun sumber
obat alami yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan alami semakin lama semakin diminati oleh
masyarakat, karena dinilai lebih aman dibandingkan antioksidan sintetis. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan pengaruh pelarut terhadap potensi antioksidan alami Spirulina platensis segar. Metode
ekstraksi yang digunakan adalah metode refluks menggunakan pelarut aseton dan etil asetat. Hasil ekstraksi
S. platensis segar didapatkan rendemen sebesar 1,86% untuk aseton, 3,07% untuk etil asetat. Esktrak
Spirulina platensis segar yang diperoleh menggunakan pelarut aseton memiliki nilai IC50 65,89 ppm dan
dengan etil asetat memiliki IC50 sebesar 76,36 ppm. Kedua ekstrak tergolong memiliki aktivitas antioksidan
kuat, meskipun masih lebih rendah dibandingan nilai IC50 kontrol positif kuersetin yaitu sebesar 21,64 ppm.
Hasil uji fitokimia (kualitatif) menunjukkan positif adanya senyawa fenolik, triterpenoid, steroid, flavonoid,
dan saponin. Nilai aw ekstrak pelarut aseton adalah 0,61 sedangkan aw ekstrak pelarut etil asetat 0,81.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunanaan pelarut yang berbeda menghasilkan aktivitas
antioksidan yang berbeda.

Kata kunci: Antioksidan, aseton, etil asetat, Spirulina platensis segar

Abstract
Spirulina platensis is a bioactive-rich microalga of great potential as a source of natural antioxidant.
Natural antioxidants are increasing in demand, because it is considered as more safe than synthetic
antioxidants. The objective of this study was to determine the effect of solvent on the potential of natural
antioxidant from fresh S. platensis. The antioxidant compound was extracted using either acetone or ethyl
acetate by reflux method. The yield of extractions were 1.86% and 3.07% for aceton and ethyl acetate,
respectively. Fresh S. platensis extracts were considered as potential antioxidant source with IC50 values
65.89 ppm, and 76.36 ppm when using acetone and ethyl acetate, respectivetly, even though it were still
lower compare to the IC50 of positive control quercetin i.e 21.64 ppm. Phytochemical test showed positive
results of phenolic compound, triterpenoids, steroid, flavanoid, and saponin. aw value of Spirulina platensis
was 0.61 and 0.81 for aceton and ethyl acetate, respectively. It was concluded that different solvent affected
the antioxidant activity of S. platensis extract.

Keywords: Antioxidants, aceton, ethyl acetate, fresh Spirulina platensis

PENDAHULUAN menyatakan bahwa spirulina selain digunakan


Spirulina platensis adalah mikroalga sebagai pakan alami ikan dan udang, juga
yang merupakan sumber hayati yang dapat diketahui memiliki pengaruh yang baik
memproduksi berbagai senyawa kimia yang pada sistem kekebalan. Senyawa kimia yang
dapat dimanfaatkan sebagai suplemen maupun terkandung dalam S. platensis diantaranya
sumber obat alami. Utomo dan Adhita (2009) adalah fikosianin yang telah diketahui mampu

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28


Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1

meningkatkan sistem kekebalan tubuh, Penggunaan antioksidan sintetis yang


mengandung antioksidan, antiinfamasi, serta dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia
neuroprotective. tersebut mendorong penelitian untuk mencari
Rendemen merupakan suatu nilai penting senyawa alami baru sebagai antioksidan alami
dalam pembuatan produk. Semakin besar yang lebih aman bagi kesehatan manusia.
rendemen yang dihasilkan maka semakin Salah satunya dengan memanfaatkan produk
efisien perlakuan yang diterapkan dengan tidak alam dari mikroalga yang diduga mengandung
mengesampingkan sifat-sifat lain. Rendemen senyawa bioaktif sebagai antioksidan alami.
merupakan perbandingan berat kering produk Spirulina yang biasa digunakan pada berbagai
yang dihasilkan dengan berat bahan baku penelitian adalah spirulina serbuk sehingga
(Yuniarifin et al. 2006). didapatkan permasalahan Spirulina platensis
Senyawa bioaktif merupakan senyawa segar berpotensi sebagai sumber antioksidan
yang terkandung dalam tubuh hewan maupun alami dan perbedaan tingkat kepolaran pelarut
tumbuhan. Senyawa ini memiliki berbagai dengan menggunakan metode ekstraksi refluks
manfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya dibantu sonikasi berpengaruh pada aktivitas
dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan, antioksidannya.
antibakteri, antiinflamasi, dan antikanker. Perbedaan tingkat kepolaran dari pelarut
Prabowo et al. (2014) menyatakan bahwa pada yang digunakan diduga akan menghasilkan
berbagai penelitian tentang senyawa bioaktif ekstrak dengan senyawa bioaktif yang
telah dilakukan untuk tujuan kesehatan manusia, berpotensi sebagai antioksidan alami yang
mulai dari dijadikan suplemen sampai obat bagi berbeda juga. Sonikasi tersebut bertujuan agar
manusia. Bintang et al. (2007) menyatakan bahwa senyawa bioaktif dapat tertarik secara maksimal
senyawa bioaktif ini ada yang dapat berfungsi oleh pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk
sebagai antibakteri, antikanker, antiinflamasi menentukan potensi antioksidan alami Spirulina
dan antioksidan. Antioksidan adalah zat yang platensis segar yang diekstraksi dengan pelarut
dapat menunda, memperlambat dan mencegah yang berbeda.
terjadinya proses oksidasi. Antioksidan sangat
bermanfaat bagi kesehatan dan berperan BAHAN DAN METODE
penting untuk mempertahankan mutu produk Bahan dan Alat
pangan. Manfaat antioksidan bagi kesehatan dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
kecantikan, misalnya untuk mencegah penyakit adalah mikroalga Spirulina platensis yang diambil
kanker dan tumor, penyempitan pembuluh dari kolam pembudidayaan di CV. Neoalgae,
darah, penuaan dini, dan lain-lain. Antioksidan Sukoharjo serta pelarut aseton (Brataco) dan
dalam produk pangan, dapat digunakan untuk etil asetat (Brataco). Proses ekstraksi dilakukan
mencegah terjadinya proses oksidasi yang dapat di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium
menyebabkan kerusakan, misalnya ketengikan Analisis Program studi Teknologi Hasil
perubahan warna dan aroma, serta kerusakan Perikanan, Universitas Diponegoro, Semarang.
fisik lainnya (Tamat et al. 2007). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
Senyawa antioksidan dapat berupa senyawa ini adalah Refluks (Pyrex iwaki), Sonikator
alami maupun senyawa sintetik, pada saat (Branson 200), Sentrifuge (Table Top Centrifuge
ini senyawa antioksidan sintetis sudah mulai Plc 03 Series), Rotary evaporator (Buchi R 210),
ditinggalkan karena memiliki sifat karsinogenik Spektrofotometer (Shimadzu).
dan antioksidan yang berasal dari alam
mulai memegang peranan penting. Senyawa Prosedur Penelitian
bioaktif yang bersifat antioksidan alam banyak Proses ekstraksi ini adalah menggunakan
ditemukan di dalam kulit buah pada tumbuhan metode refluks yang dikombinasi dengan
(Lisdawati dan Broto 2006). sonikasi. Ekstraksi dilakukan dengan

29 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1 Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al.

mempersiapkan sampel Spirulina platensis menggunakan 2 pelarut yang memiliki tingkat


segar sebanyak 300 gram dimasukkan ke dalam kepolaran berbeda yaitu aseton sebagai pelarut
2 tabung erlenmeyer masing-masing 150 g, polar dan etil asetat sebagai pelarut semipolar.
kemudian tabung 1 ditambahkan pelarut aseton Setiap tahapan ekstraksi yang dilakukan
dan tabung 2 ditambahkan pelarut etil asetat diharapkan dapat mengekstrak senyawa yang
sebanyak 50 mL. Kedua sampel dimasukkan mempunyai kepolaran sesuai dengan kepolaran
ke dalam sonikator untuk dilakukan proses pelarut. Penggunaan kedua pelarut dipilih
sonikasi selama 1 jam dengan gelombang 40 karena untuk mendapatkan target senyawa
Khz pada suhu ruang (28oC). Sampel setelah yang tepat sebagai antioksidan, selain itu
disonikasi dilanjutkan dengan refluks selama mampu menarik senyawa berdasarkan tingkat
4 jam pada suhu 50-60oC. Ekstraksi selesai, kepolaran dari non polar, semi polar, hingga
sampel disentrifugasi selama 1 jam dengan polar dalam ekstrak yang dikehendaki. Aseton
kecepatan 2500 rpm kemudian disaring dengan yang bersifat polar akan menarik senyawa yang
kertas saring. Hasil filtrat yang terbentuk bersifat polar sampai non polar, begitu juga
dievaporasi dengan rotary evaporator pada dengan etil asetat akan menarik senyawa semi
suhu 37-38oC. Hasil ekstrak dimasukkan ke polar hingga non polar. Sarastani et al. (2002)
dalam botol vial dan disimpan pada suhu 4oC. menyatakan bahwa pelarut dapat melarutkan
Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian ekstrak yang mempunyai sifat kepolaran yang
fitokimia meliputi alkaloid, senyawa fenolik, sama. Sari (2011) juga menyatakan bahwa
triterpenoid dan steroid, flavonoid, dan saponin pemilihan berbagai pelarut yang digunakan
(Mega dan Swastini 2010), antioksidan dengan untuk ekstraksi harus tepat agar dapat menarik
metode DPPH (Hatam et al. 2013), dan senyawa yang dikehendaki.
pengukuran aw (Yatno dan Purwanti 2010). Proses ekstraksi dengan dua pelarut
menghasilkan rendemen yang berbeda untuk
Analisa Data setiap pelarut yang digunakan. Rendemen dari
Metode yang digunakan pada penelitian pelarut etil asetat lebih besar dibanding dengan
ini adalah metode experimental laboratories rendemen dari pelarut aseton. Hasil rendemen
dengan analisa data secara deskriptif. etil asetat adalah sebesar 3,07% dalam bentuk
Metode pengolahan data yang dilakukan pasta, sedangkan rendemen aseton adalah
adalah dengan cara membandingkan sebesar 1,86% dalam bentuk kering. Rendemen
hasil uji dengan kontrol positif, kemudian dari etil asetat lebih besar dikarenakan hasil
dijelaskan dengan hasil kulitatif sebagai ekstraksi yang diperoleh masih dalam bentuk
penguat yang mendukung data kuantitatif. pasta, hal tersebut disebabkan faktor waktu
saat proses evaporasi diduga kurang lama.
HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu evaporasi yang terlalu lama dapat
Hasil Ekstraksi Sampel mengakibatkan terjadinya degradasi senyawa
Hasil yang diperoleh dari ekstraksi bioaktif yang terkandung dalam sampel,
mikroalga Spirulina platensis dengan berat sehingga dikawatirkan senyawa bioaktif dalam
sampel segar 150 g disajikan dalam Tabel 1. sampel pelarut etil asetat akan rusak jika terlalu
Ekstraksi sampel dilakukan dengan lama. Farida dan Fithri (2014) menyatakan

Tabel 1 Hasil ekstraksi Spirulina platensis segar


Volum filtrat Berat ekstrak Rendemen
Pelarut Bentuk
(mL) (g) ekstrak (%)
Aseton 142,50 2,79 1,86 Kering
Etil asetat 93,50 4,60 3,07 Pasta

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 30


Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1

bahwa semakin lama waktu yang digunakan dapat menangkal radikal bebas. Hasil uji
untuk evaporasi dengan rotary evaporator skrining fitokimia secara kualitatif disajikan
dapat mengakibatkan terjadinya degradasi dalam Tabel 2.
antosianin, hal inilah yang menyebabkan lebih Uji skrining fitokimia ini bertujuan untuk
rendahnya kadar antosianin yang diperoleh. menentukan secara kualitatif ada atau tidaknya
Pelarut memiliki kemampuan yang golongan senyawa bioaktif yang berpotensi
berbeda–beda dalam mengambil senyawa sebagai antioksidan. Golongan senyawa yang
bioaktif suatu sampel. Sari (2011) menyatakan diuji antara lain uji alkaloid, uji fenolik, uji
bahwa rendemen terbesar diperoleh dari triterpenoid, uji steroid, uji fenolik, dan uji
ekstrak polar, sedangkan ekstrak etil asetat saponin. Berdasarkan uji skrining fitokimia
menghasilkan ekstrak yang sangat kecil. dari ekstrak Spirulina platensis pelarut
Senyawa polar memiliki kemampuan aseton dan pelarut etil asetat menunjukkan
mengekstrak senyawa dari kisaran senyawa hasil positif pada uji senyawa fenolik,
polar hingga semi polar. triterpenoid, steroid, flavonoid, dan saponin
Ekstraksi menggunakan pelarut etilasetat yang hanya terlihat pada pelarut aseton saja.
yang merupakan pelarut dengan kepolaran Sudha et al. (2011) hasil uji fitokimia pada
sedang, maka diharapkan yang terekstrak S. platensis menunjukkan adanya senyawa
senyawa-senyawa dengan kepolaran yang terpenoid, saponin, protein, karbohidrat, dan
sedang, begitu pula pelarut aseton diharapkan asam amino.
dapat mengekstrak senyawa-senyawa polar. Senyawa alkaloid pada uji skrining
Kedua pelarut memiliki tingkat kepolaran yang fitokimia menunjukkan hasil negatif, yaitu
berbeda, sehingga dapat melarutkan senyawa dengan ditandai tidak terbentuk sama
polar, semi polar dan dapat pula melarutkan sekali endapan berwarna putih maupun
senyawa yang bersifat non polar. Setyawan dan coklat, baik pada pelarut aseton maupun
Yudha (2013) menyatakan bahwa biomassa sel etil asetat. Alkaloid merupakan senyawa
Spirulina platensis akan jauh lebih mudah larut yang bersifat semi polar namun pada sampel
dalam pelarut polar dibandingkan dengan ini tidak terlihat adanya senyawa tersebut.
pelarut kurang polar. Pelarut polar dapat Senyawa alkaloid yang terkandung pada
melarutkan senyawa polar maupun senyawa Spirulina platensis segar sangat sedikit bahkan
non polar karena mempunyai momen dipole tidak ada. Uji alkaloid akan menunjukkan
yang besar. hasil positif apabila ditandai dengan timbulnya
endapan dan perubahan warna menjadi coklat
Uji Skrining Fitokimia setelah direaksikan dengan pereaksi Mayer.
Uji skrining fitokimia ekstrak S. platensis Pereaksi Mayer mengandung logam Hg dan
segar dilakukan uji kualitatif. Pengujian secara KI yang akan membentuk kompleks endapan
kualitatif hanya untuk mengetahui jenis kuning kecoklatan dengan senyawa alkaloid.
golongan senyawa bioaktif yang terkandung Marliana et al. (2005) hasil positif alkaloid
di dalamnya. Senyawa-senyawa yang memiliki pada uji Dragendorff juga ditandai dengan
potensi sebagai aktivitas antioksidan yang terbentuknya endapan coklat muda sampai

Tabel 2 Hasil uji skrining fitokimia Spirulina platensis segar pelarut aseton dan etil asetat
Triterpenoid
Sampel Alkaloid Senyawa fenolik Flavonoid Saponin
dan steroid
Aseton - ++ ++ + ++
Asil asetat - ++ ++ ++ -
Keterangan : (-) : Tidak ada dalam ekstrak (+) : Ada dalam ekstrak (++) : Ada kuat dalam ekstrak
(Mega dan Swastini 2010)

31 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1 Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al.

kuning. Endapan tersebut adalah kalium- metanol.


alkaloid. Yudiati et al. (2009) menyatakan Hasil uji steroid menunjukkan hasil positif
bahwa dalam Spirulina sp. memang tidak ditandai dengan adanya perubahan menjadi
ditemukan adanya kandungan alkaloid, hal ungu. Steroid merupakan senyawa bioaktif
tersebut terlihat pada hasil pengujian skrining yang tergolong non polar, biasanya senyawa
fitokimia. Raharjo (2013) menyatakan bahwa non polar akan tertarik oleh pelarut non
alkaloid tidak ditemukan disemua jenis polar (like dissolved like), akan tetapi senyawa
tanaman. Alkaloid kebanyakan ditemukan steroid disini menunjukkan positif pada kedua
pada tanaman tingkat tinggi Angiospermae pelarut yaitu etil asetat dan aseton. Faktor
terutama pada tanaman dikotil. yang mempengarui hal tersebut terjadi adalah
Hasil pengujian skrining fitokimia pada adanya momen dipol senyawa polar dan semi
Spirulina platensis segar menunjukkan positif polar yang akan menginduksi molekul non
adanya senyawa fenolik, baik pada pelarut polar yang tidak memiliki dipol sehingga akan
aseton maupun etil asetat. Senyawa fenolik terjadi gaya elektrostatik di antara keduanya.
tidak hanya dapat larut dalam pelarut aseton Gaya ini menyebabkan senyawa non polar
saja, akan tetapi juga dapat larut dalam pelarut dapat larut atau sedikit larut dalam pelarut
etil asetat. Hasil uji fenolik menunjukkan hasil polar maupun non polar. Steroid memiliki
positif yang ditandai dengan perubahan warna kecenderungan sebagai sumber antibakteri.
ekstrak dari bening kehijauan menjadi biru Bangham dan Horne (2006) menyatakan
kehitaman. Warna biru kehitaman tersebut steroid dapat berinteraksi dengan membran
dihasilkan dari reaksi antara Fe3+ dengan fosfolipid sel yang bersifat impermeabel
senyawa fenolik yang terkandung di dalam terhadap senyawa-senyawa lipofilik sehingga
ekstrak. Fenolik termasuk ke dalam senyawa menyebabkan integritas membran menurun,
yang bersifat polar, fenolik dengan muda akan morfologi membran sel berubah, dan akhirnya
larut dalam senyawa polar yaitu aseton. Ekstrak dapat menyebabkan membran sel rapuh dan
etil asetat juga menunjukkan hasil positif lisis.
karena pelarut etil asetat bersifat semi polar Senyawa saponin bersifat polar
yang mempunyai sedikit kemampuan untuk menunjukkan hasil positif pada pelarut
menarik senyawa polar. Pratt dan Hudson aseton saja. Saponin memang banyak
(1990) menyatakan bahwa senyawa fenolik terkandung di dalam tumbuh-tumbuhan.
terdiri atas molekul-molekul besar dengan Shalaby dan Sanaa (2012) menyatakan
beragam struktur, karakteristik utamanya bahwa hasil skrining fitokimia S. platensis
adalah cincin aromatik yang memiliki gugus menunjukkan positif adanya saponin hanya
hidroksil. Fenolik bersifat asam karena sifat pada pelarut polar saja. Saponin termasuk
gugus H+ yang mudah melepaskan diri. dalam golongan fenolik yang diduga dapat
Senyawa triterpenoid dan steroid dari hasil menghambat radikal bebas.
uji skrining fitokimia pada sampel segar juga Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan
tampak pada kedua pelarut, baik pada pelarut positif adanya senyawa flavonoid pada kedua
aseton maupun pelarut etil asetat. Senyawa ekstrak Spirulina platensis segar, baik ekstrak
triterpenoid ini bersifat non polar, akan tetapi pelarut aseton maupun ekstrak pelarut etil
pada kedua pelarut menunjukkan hasil positif. asetat. Hasil positif menunjukkan perubahan
Riyanto et al. (2013) menyatakan bahwa warna orange kemerahan pada pelarut etil
senyawa triterpenoid yang dapat dijumpai pada asetat dan orange pada pelarut aseton. Senyawa
tumbuhan berfungsi sebagai pelindung untuk flavonoid merupakan senyawa yang bersifat
menolak serangga dan serangan mikroba. non polar, namun flavonoid mempunyai
Kandungan senyawa triterpenoid pada pelarut gugus gula yang menyebabkan mudah larut
etil asetat lebih banyak dibandingkan pelarut dalam polar ataupun semi polar. Sesuai dengan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 32


Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1

Kar et al. (2006) menyatakan bahwa senyawa semakin tinggi konsentrasi pelarut, maka
flavonoid merupakan senyawa yang bersifat semakin tinggi persentase inhibisinya, hal
non polar dan banyak ditemukan pada batang ini disebabkan pada sampel yang semakin
tumbuhan. banyak, maka semakin tinggi kandungan
Metabolit sekunder yang menunjukkan antioksidannya sehingga berdampak juga pada
hasil positif pada uji skrining fitokimia diduga tingkat penghambatan radikal bebas yang
mendukung aktivitas antioksidan dari ekstrak dilakukan oleh zat antioksidan tersebut.
Spirulina platensis segar tersebut. Senyawa- Hasil pembacaan absorbansi ekstrak kasar
senyawa tersebut yang dapat memiliki Spirulina platensis segar aseton dan etil asetat
potensi sebagai antioksidan alami yang dapat dengan dengan berbagai konsentrasi ekstrak
menangkal radikal bebas. Hirata et al. (2000) dan nilai IC50 menggunakan spektrofotometer
menyatakan bahwa senyawa yang memiliki pada panjang gelombang 517 nm diperoleh
aktivitas antioksidan adalah zeaxanthin, kurva yang tersaji pada Gambar 1.
α-tokoferol, dan fikosianin contohnya asam Ekstrak kasar Spirulina platensis segar
lenoleat. dengan pelarut aseton mempunyai aktivitas
Hasil nilai IC50 yang diperoleh dari antioksidan yang tergolong tinggi atau kuat.
penelitian ini didukung oleh hasil uji Nilai IC50 yang diperoleh adalah 65,89 ppm,
kuantitatif Agustini et al. (2014) menyatakan sedangkan nilai IC50 pelarut etil asetat adalah
bahwa profil senyawa bioaktif yang berpotensi 76,36 ppm. Ekstrak kasar Spirulina platensis
sebagai antioksidan yang terkandung di dalam pelarut etil asetat mempunyai aktivitas
S. platensis segar diperoleh hasil fenolik total antioksidan yang lebih lemah dibandingkan
sebesar 3,47 GAE/gr ekstrak untuk pelarut dengan ekstrak kasar Spirulina platensis pelarut
aseton dan etil asetat sebesar 2,04 GAE/gr aseton. Suatu aktivitas dikatakan kuat apabila
ekstrak. Nilai fenolik total pelarut aseton lebih nilai IC50nya antara 50-100 ppm. Agustini (2010)
besar dibandingkan dengan pelarut etil asetat. menyatakan bahwa pigmen fikobiliptrotein
Nilai flavonoid total pelarut aseton sebesar dari Spirulina platensis memiliki IC50 sebesar
14,25 QE/gr ekstrak dan pelarut etil asetat 96,57 µg/mL. Pigmen fikobiliprotein dapat
sebesar 24,65 QE/gr ekstrak. dinyatakan aktif sebagai antioksidan karena
mempunyai nilai IC50 <200 µg/mL. Mardawati
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode et al. (2008) menyatakan bahwa suatu senyawa
DPPH dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika
Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif nilai IC50 <50 ppm, kuat untuk IC50 bernilai
dengan metode DPPH dinyatakan dalam 50-100 ppm, sedang jika IC50 bernilai 100-150
nilai IC50 (inhibition concentration). Menurut ppm, lemah jika IC50 adalah 150-200 ppm, dan
Andayani et al. (2008), besarnya aktivitas sangat lemah jika nilai IC50 >200 ppm.
antioksidan ditandai dengan nilai IC50, yaitu Aktivitas antioksidan Spirulina platensis
konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan segar jauh lebih kuat dibandingkan dengan
untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH. yang kering atau bubuk. Penelitian Sari (2011)
Berdasarkan pengujian aktivitas menyatakan bahwa nilai IC50 yang diperoleh
antioksidan Spirulina platensis segar dengan ekstrak Spirulina platensis bubuk dengan
metode DPPH dilakukan pada berbagai pelarut etil asetat adalah 11,203 ppm. Aktivitas
konsentrasi yang berbeda menunjukkan nilai antioksidan dari ekstrak tersebut tergolong
presentase inhibisi yang berbeda-beda juga. sangat lemah karena nilai IC50nya lebih dari
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka 200 ppm.
semakin tinggi nilai presentase inhibisinya. Nilai IC50 ekstrak dengan pelarut etil
Mardawati et al. (2008) menyatakan bahwa asetat jelas menunjukkan lebih besar dibanding

33 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1 Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al.

Gambar 1 Kurva aktivitas antioksidan ekstrak Spirulina platensis segar dengan pelarut aseton dan
etil asetat berbagai konsentrasi pada panjang gelombang 517 nm dengan menggunakan
spektrofootometer UV-Vis

dengan nilai IC50 dari ekstrak pelarut aseton. pembanding yang digunakan adalah kuersetin.
Aktivitas antioksidan dari ekstrak Spirulina Aktivitas antioksidan Spirulina platensis yang
platensis segar pelarut aseton lebih besar lebih rendah dibandingkan dengan kontrol
dibandingkan dengan ekstrak Spirulina diduga karena adanya pengaruh komponen
platensis segar pelarut etil asetat. Menurut lain dalam ekstrak. Menurut Sari (2011)
Yudiati et al. (2011), semakin kecil nilai IC50 menyatakan bahwa aktivitas antioksidan
semakin besar aktivitas antioksidannya. yang rendah terjadi karena ekstrak Spirulina
Pendapat tersebut diperkuat oleh Sari (2011), platensis yang diekstrak bukan merupakan
yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai senyawa murni antioksidan, sehingga
IC50 maka aktivitas antioksidannya semakin diduga masih mengandung senyawa lainnya
rendah. yang bertindak selain sebagai antioksidan.
Aktivitas antioksidan pelarut aseton lebih Hanani et al. (2005) menyatakan bahwa
kuat dibandingkan dengan pelarut etil asetat. aktivitas antioksidan ekstrak Callyspongia sp.
Aseton yang berperan sebagai pelarut polar masih lebih rendah.
mampu menarik senyawa bioaktif yang bersifat Aktivitas antioksidan kedua ekstrak
non polar hingga polar, sedangkan pelarut etil Spirulina platensis segar meskipun lebih
asetat yang merupakan pelarut semi polar rendah daripada kontrol, akan tetapi masih
hanya mampu menarik senyawa bioaktif mulai tetap tergolong memiliki aktivitas antioksidan
dari yang bersifat non polar sampai semi polar yang kuat, karena mempunyai nilai IC50 antara
saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50-100 ppm. Penelitian ini membuktikan
pelarut sangat berpengaruh terhadap aktivitas bahwa Spirulina platensis segar memang
antioksidan Spirulina platensis segar. memiliki kandungan senyawa bioaktif yang
Kedua nilai aktivitas antioksidan dari berfungsi sebagai antioksidan. Agustini (2010),
kedua pelarut tergolong masih rendah menyatakan bahwa pigmen fikobiliprotein
apabila dibandingkan dengan nilai aktivitas dari mikroalga Spirulina platensis mempunyai
antioksidan kontrol. Nilai IC50 kontrol adalah aktivitas antioksidan yang dapat meredam
21,64 ppm, nilai IC50 untuk pelarut aseton radikal DPPH (1,1-difenil-2 pikrilhidrazil).
adalah 65,89 ppm sedangkan untuk pelarut Spirulina platensis segar memiliki
etil asetat adalah 76,36 ppm. Semakin kecil kandungan senyawa-senyawa bioaktif yang
nilai IC50nya maka semakin besar nilai tinggi dan masih bagus, dikarenakan sampel
aktivitas antioksidannya. Kontrol positif atau masih dalam keadaan segar dan belum

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 34


Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1

mengalami proses pengolahan apapun. Nilai aktivitas antioksidan dari Spirulina


Pernyataan tersebut juga merupakan salah platensis memang tergolong tinggi atau
satu faktor yang menyebabkan kuatnya kuat, hal tersebut telah didukung oleh hasil
aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Menurut screning fitokimia yang menunjukkan adanya
Hikmah et al. (2009) dalam Sari (2011) senyawa-senyawa yang mempunyai potensi
hasil pengujian menunjukkan peningkatan sebagai antioksidan. Senyawa-senyawa yang
lama dan suhu pengeringan pada Spirulina mempunyai potensi sebagai antioksidan
platensis menyebabkan penurunan konsentrasi umumnya adalah flavonoid, fenolik, alkaloid,
fikosianin, kadar fenolik total, dan aktivitas saponin, steroid dan triterpenoid. Menurut
antioksidan. Waji dan Andis (2009), senyawa-senyawa
Metode ekstraksi yang digunakan yang mempunyai potensi sebagai antioksidan
juga diduga sangat berpengaruh terhadap umumnya merupakan senyawa flavonoid,
aktivitas antioksidan. Metode ekstraksi fenolat, dan alkaloid. Menurut Lisdawati dan
refluks dan metode pengujian DPPH Broto (2006), senyawa bioaktif yang bersifat
diharapkan dapat mengekstraksi senyawa antioksidan alam banyak ditemukan di dalam
bioaktif secara maksimal sehingga dapat kulit buah atau tumbuhan. Senyawa golongan
menghasilkan aktivitas antioksidan yang kuat. senyawa metabolit sekunder tumbuhan yang
Shalaby dan Sanaa (2012) metode pengujian dikenal sebagai sumber radical scavenger
aktivitas antioksidan sangat berpengaruh adalah golongan senyawa fenol, misalnya
dalam menghasilkan nilai IC50. Perbedaan flavonol, flavonon, flavon. Fenil propanoid,
nilai aktivitas antioskidan ini disebabkan oleh antakuinon, atau lignan; senyawa-senyawa
metode ekstraksi, metode pengujian serta alkaloid, saponin, dan flavonoid.
kondisi operasi yang digunakan saat proses Senyawa-senyawa tersebut yang
ekstraksi juga berbeda (volume pelarut, ukuran menyebabkan kuatnya aktivitas antioksidan
serbuk daun, waktu ekstraksi, suhu, dan pada Spirulina platensis. Senyawa utama paling
tekanan). Aktivitas antioksidan dipengaruhi kuat yang berperan aktif sebagai antioksidan
oleh metode ekstraksi dan kondisi operasi yang yaitu senyawa golongan fenol misalnya
digunakan pada saat ekstraksi. flavonoid. Waji dan Andis (2009), menyatakan
Kuat atau lemahnya aktivitas antioksidan bahwa flavonoid termasuk fenolik alam yang
suatu senyawa dipengaruhi oleh beberapa potensial sebagai antioksidan dan mempunyai
faktor, diantaranya yaitu komposisi kimia bioaktivitas sebagai obat. Senyawa-senyawa
dari Spirulina platensis itu sendiri. Komposisi ini ditemukan pada batang, daun, bunga,
kimianya juga dipengaruhi oleh kondisi dan buah. Flavonoid dalam tubuh manusia
habitat yang meliputi cahaya dan temperatur, berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat
tempat Spirulina platensis dibudidayakan. kuat untuk pencegahan kanker. Manfaat
Sari (2011) menyatakan bahwa temperatur dan flavonoid antara lain adalah untuk melindungi
fase pertumbuhan yang berbeda memberikan struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin
pengaruh yang signifikan terhadap kandungan C, anti-inflamasi, mencegah keropos tulang
asam lemak dan senyawa biokimia yang dan sebagai antibiotik. Flavonoid dapat
dimiliki oleh Spirulina platensis tersebut. berperan langsung sebagai antibiotik dengan
Christiana et al. (2008) menyatakan bahwa mengganggu fungsi dari mikroorganisme
perbedaan kondisi lingkungan tempat misalnya bakteri atau virus. Fungsi flavonoid
pembiakan spirulina, misalnya pH media, sebagai anti virus telah banyak dipublikasikan
cahaya matahari serta kandungan oksigen termasuk untuk virus HIV/AIDS dan virus
dan nitrogen mempengaruhi perbedaan herpes.
kandungan bioaktif khususnya klorofil pada
spirulina.

35 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1 Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al.

Tabel 3 Hasil uji kadar aw sampel


Spirulina platensis segar
Pelarut Nilai aw
Aseton 0,61
Etil asetat 0,81

Uji aw Sampel Hasil Ekstraksi Teori dan aplikasinya sebagai bahan pangan.
Ekstrak Spirulina platensis segar kemudian Laporan Penelitian MP3EI Tahun Anggaran
diuji kadar aw menggunakan aw meter. Tujuan 2014/2015. Universitas Diponegoro.
pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar Semarang.
aw dari sampel yang berhubungan dengan Andayani R, Maimuna, Y. Lisawati. 2008.
kemampuannya sebagai antioksidan. Hasil Penentuan aktivitas antioksidan, kadar
pengujian kadar aw yang didapat disajikan fenolat total dan likopen pada buah tomat
dalam Tabel 3. (Solanum lycopersicum L). Jurnal Sains dan
Kadar aw juga sangat mempengaruhi Teknologi Farmasi 13 (1) : 31-37.
oksidasi suatu bahan atau produk. aw yang Bangham AD, Horne RW. 2006. Action of saponins
optimal adalah 0,8 atau kurang dari 0,8, apabila on biological cell membranes. Journal Nature
lebih dari 0,8 maka bahan tersebut akan lebih 196: 952-953.
mudah mengalami oksidasi. Hasil pengujian Bintang I.A.K, Sinurat A.P, Purwadaria T. 2007.
kadar aw pada kedua sampel dengan 3 kali Penambahan ampas mengkudu sebagai
ulangan pembacaan menghasilkan nilai rata- senyawa bioaktif terhadap performans ayam
rata 0,81 untuk sampel dengan pelarut etil asetat broiler. JITV 12(1) :1-5.
dan 0,61 untuk sampel dengan pelarut aseton. Christina R, Hari K, Leenawaty L. 2008.
Kedua sampel menunjukkan bahwa Spirulina Photodegradation and antioxidant activity of
platensis tidak mudah mengalami oksidasi chlorophyll a from spirulina (Spirulina sp.)
atau dapat dikategorikan mempunyai potensi powder. Indo Journal Chemistry 8(2):236-
sebagai antioksidan. Rab (1997) menyatakan 241.
bahwa aw dibawah 0,25 menunjukkan bahwa Hanani, E, A. Mun’im, R. Sekarini. Identifikasi
air tersebut terikat dengan erat sekali dalam senyawa antioksidan dalam spons
bahan sehingga tidak dapat berfungsi dalam Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu.
membantu proses kerusakan. Oksidasi berjalan Majalah Ilmu Kefarmasian 2 (3):127-133.
lambat pada aw 0,25-0,75, sedangkan pada aw Hatam FS, Suryanto E, Abidjulu J. 2013. Aktivitas
diatas 0,75 suatu bahan akan dengan cepat antioksidan dari ekstrak kulit nanas
mengalami proses oksidasi. (Ananas comosus (L) Merr). Jurnal Ilmiah
Farmasi 2(01) : 8-11.
KESIMPULAN Hirata T, Mikiya T, Masaki O, Teppei T,
Ekstrak senyawa bioaktif Sprulina platensis Morihiko S. 2000. Antioxidant activities of
segar berpotensi sebagai antioksidan. phycocyanobilin prepared from Spirulina
platensis. Journal of Applied Phycology 12:435-
DAFTAR PUSTAKA 439.
Agustini, N.W.S. 2010. Aktivitas Antioksidan Kar P, Laight D, Shaw K. M, Cummings M. H.
Toksisitas Hayati Pigmen Fikobiliprotein dari 2006. Flavonoid rich grapeseed extracts: a
Ekstrak Spirulina platensis : Seminar Nasional new approach in high cardiovascular risk
IX Pendidikan Biologi FKIP UNS. Pusat patients. International Journal Clin Practice
Penelitian Bioteknologi – LIPI. Bogor. 60(11):1484-1492.
Agustini, T.W, Widodo F. M, Dhani S. Spirulina : Lisdawati V dan Broto. 2006. Aktivitas antioksidan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 36


Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami, Firdiyani et al. JPHPI 2015, Volume 18 Nomor 1

dari berbagai fraksi ekstrak daging buah Kelautan Universitas Diponegoro. Semarang.
dan kulit biji mahkota dewa (Phaleria Setyawan P.E, Yudha S. 2013. Optimalisasi ekstraksi
macrocarpa). Artikel Media Litbang Kesehatan dan uji stabilitas phycocyanin dari mikroalga
16 (4). Spirulina platensis. Jurnal Teknologi Kimia dan
Mardawati, F. Filianty, H. Marta. 2008. Kajian Industri 2(2):61-67.
aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis Sudha SS, Karthic R, Naveen, Rengaramanujam
(Garcinia mangostana L) dalam rangka J. 2011. Anti hyperlipidemic activity of
pemanfaatan limbah kulit manggis di Spirulina platensis in triton x-100 induced
Kecamatan Puspahiang Kabupaten hyperlipidemic rats. Hygea Journal for Drugs
Tasikmalaya. Fakultas Teknologi Industri. and Medicines 3(2):32-37.
Universitas Padjadjaran. Shalaby E.A, Sanaa M.M.S. 2012. Comparison
Marliana S, Venty S, Suyono. 2005. Skrining of DPPH and ABTS assays for determining
fitokimia dan analisis kromatografi lapis antioxidant potential of water and methanol
tipis komponen kimia buah labu siam extracts of Spirulina platensis. Indian Journal
(Sechium edule Jacq. Swartz) dalam ekstrak of Geo-Marine Sciences 42(5):556-564.
etanol. Jurnal Biofarmasi 3(1):26-31. Tamat, S.R, T. Wikanta, L.S, Maulina. 2007.
Mega M, Swastini D. 2010. Screening fitokimia dan Aktivitas antioksidan dan toksisitas senyawa
aktivitas antiradikal bebas ekstrak metanol bioaktif dari ekstrak rumput laut hijau Ulva
daun gaharu (Gyrinops versteegii). Jurnal reticulata Forsskal. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Kimia 4 (2):187-192. Indonesia 5(1):31-36.
Prabowo, A.Y, T. Estiasih, I. Purwatiningrum. Utomo M.T.S, Adhita S.P. 2009. Formulasi
2014. Umbi gembili (Dioscorea esculenta L.) pembuatan tablet hisap berbahan dasar
sebagai bahan pangan mengandung senyawa mikroalga Spirulina platensis sebagai sumber
bioaktif: kajian pustaka. Jurnal Pangan dan antioksidan alami. Jurnal Sains MIPA
Agroindustri 2 (3):129-135. 15(3):167-176
Pratt, D.E, B.J.F. Hudson. 1990. Natural antioxidants Waji, R.A, A. Sugrani. 2009. Flavonoid (Quercetin).
not exploited commercially. Else-vier Applied [Skrispsi]. Makasar: Fakultas Matematika
Science. London. dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Rab, T. 1997. Teknologi Hasil Perairan. Pekanbaru : Hasanuddin.
Universitas Islam Riau. Wikanta, T., H.I. Januar, M. Nursid. Uji aktivitas
Raharjo TJ. 2013. Kimia Hasil Alam. Jogjakarta : antioksidan, toksisitas dan sitotoksisitas
Pustaka Pelajar. ekstrak alga merah Rhodymenia palmata.
Riyanto EI, Widowati I, Sabdono A. 2013. Skrining Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11(4):
aktivitas antibakteri pada ekstrak Sargasum 41-50.
polycystum terhadap bakteri Vibrio harveyi Yatno, Purwanti. 2010. Pengaruh steaming dan
dan Micrococcus luteus di Pulau Panjang lama penyimpanan terhadap sifat fisik pakan
Jepara. Journal of Marine Research 1(1):115- burung perkutut. Jurnal ITP 1(1).
121. Yudiati E, S. Sedjati, Sunarsih, R. Agustian. 2011.
Sarastani D, Soekarto ST, Muhchtadi TR, Fardiaz Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak
D, Apriyantono A. 2002. Aktivitas antioksidan Metanol dan Pigmen Kasar Spirulina sp..
ekstrak dan fraksi ekstrak biji antung Jurnal Ilmu Kelautan 16(4):187-192.
(Parinarium glaberrimum). Jurnal Teknologi Yuniarifin H, Bintoro VP, Suwarastuti A. 2006.
dan Industri Pangan 13(2). Pengaruh berbagai konsentrasi asam fosfat
Sari, Rizka F. 2011. Kajian Potensi Senyawa Bioaktif pada proses perendaman tulang sapi terhadap
Spirulina platensis sebagai Antioksidan rendemen, kadar abu dan viskositas gelatin.
[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Journal Indon Trop Anim Agric 31(1) : 55-61.

37 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai