Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Hama Wereng Cokelat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu jenis hama yang
menyerang tanaman padi (Oryza sativa). Jenis hama wereng ini merupakan hama
yang paling berbahaya dan sangat sulit untuk dibasmi oleh petani. Hama wereng
cokelat diketahui sudah menyerang tanaman padi sejak tahun 1931 pada lahan sawah
di daerah Dramaga Bogor ( Baehaki, 2012 ).

Hama wereng cokelat (Nilaparvata lugens) sudah tidak asing lagi bagi para
petani di Indonesia bahkan di Negara – Negara lainnya. Selain di Indonesia, hama
wereng cokelat (Nilaparvata lugens) juga banyak tersebar luas di kawasan asia timur
khusunya negara Cina, Jepang dan Korea Selatan serta Negara – Negara lainnya.
Serangan wereng cokelat bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga telah
menyerang pertanaman padi di China, Vietnam, Thailand, India, Pakistan, Malaysia,
dan Filipina ( Hashifah dkk, 2012 ).

Baru – baru ini sudah ditemukan bahan ampuh pembasmi hama wereng
cokelat dengan menggunakan pestisida alami yaitu dengan menggunakan minyak
serai wangi dan minyak daun cengkeh. Selain dapat membasmi hama wereng cokelat,
bahan ini juga dapat membasmi jenis serangga dan jenis – jenis hama wereng lainnya.
Selain menggunakan pestisida alami, kita juga dapat menggunakan musuh alami
hama wereng cokelat yaitu laba – laba ( Gunawan dkk, 2015 )
POKOK PERMASALAHAN

Hama wereng cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan hama r-strategik


dengan ciri – ciri yaitu serangga kecil yang cepat menemukan habitatnya, berkembang
biak dengan cepat dan mampu mempergunakan sumber makanan dengan baik
sebelum serangga lain ikut berkompetisi dan mempunyai sifat menyebar dengan cepat
di habitat baru dan tahan terhadap cuaca dalam kondisi apapun.

Penggunaan pestisida kimia disinyalir dapat menimbulkan masalah baru yaitu


membuat hama wereng resisten terhadap pestisida itu sendiri yaitu dapat menahan
dosis insektisida yang tinggi dan berkembang dari spesies yang rentan sehingga
wereng cokelat nantinya tidak akan mati jika terkena pestisida kimia walau dalam
dosis tinggi karena kekebalannya sudah meningkat. Oleh karena itu disini saya akan
membahas cara pengendaliannya dengan menggunakan pestisida dan musuh alami.
KERUGIAN YANG DIAKIBATKAN

Hama wereng cokelat banyak menyebabkan masalah bagi para petani. Mulai
dari menurunnya hasil panen padi mereka, sampai – sampai ada petani yang gagal
panen karena serangan hama wereng yang satu ini. Wereng cokelat bukan hanya
menyerang tanaman padi, namun juga menyebarkan penyakit tanaman seperti virus
kerdil (Baehaki, 2008). Virus kerdil ini membuat padi tumbuh lebih pendek dan hanya
menghasilkan bulir padi yang sedikit.

Dengan menurunnya hasil panen dari para petani, pasokan beras di pasaran
sangat kurang sehingga pemerintah harus turun tangan untuk menyelesaikan masalah
ini yaitu dengan mengimpor beras dari Negara lain. Dengan masuknya beras impor
dari Negara lain menyebabkan harga komoditi beras di kota – kota di Indonesia
mengalami penurunan harga. Tentu hal tersebut menimbulkan masalah baru bagi para
petani di Indonesia.

Para petani merasa sangat dirugikan dengan masuknya beras impor dari
Negara lain karena membuat produk hasil panen mereka kalah saing denga produk
impor dari Negara lain. Mengapa demikian, karena tentu harga produk impor tersebut
pasti akan dijual dengan harga lebih murah dibanmding produk dari para petani dari
Indonesia.
FAKTOR – FAKTOR LUAR YANG MENDUKUNG

Faktor yang mendukung meningkatnya hama wereng cokelat adalah salah


satunya karena anomali cuaca yaitu ditandai dengan turunnya hujan dimusim kemarau
sehingga kelmbaban dan temperature suhu menjadi optimal untuk perkembangan
populasi wereng cokelat. Pola perkembangan hama mengikuti jam biologi (biological
clock) artinya wereng cokelat dapat berkembang biak dan merusak tanaman padi
disebabkan lingkungan yang cocok baik musim hujan maupun musim kemarau
(Baehaki, 2008) atau wereng cokelat juga menyerang tanaman padi pada saat musim
hujan dan hujan berlanjut dimusim kemarau atau biasa juga dikenal dengan fenomena
La nina.
UPAYA PENGENDALIAN

Banyak teknologi pengendalian hama wereng cokelat dan dpat disesuaikan


dengan komponen pengendaliyang ada dari mulai saat bercocok tanam, pemeliharaan,
manipulasi dengan musuh alami dan penggunaan pestisida alami.

Pengendalian hama wereng cokelat dapat dilakukan dengan menggunakan


minyak atsiri. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan “essential oils‟ adalah
salah satu bahan alam dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu,
bijibijian bahkan putik bunga (Gunawan, 2009). Salah satu contoh minyak atsiri
sangat menjanjikan yaitu minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh sebagai
insektisida nabati. Serai wangi (Cymbopogonnardus. L) merupakan salah satu jenis
tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan
daunnya diperoleh minyak serai wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal
dengan nama Citronella Oil. Minyak serai wangi Indonesia dipasaran dunia
terkenal dengan nama “Citronella Oil of Java” (Direktorat Jenderal Perkebunan,
2006). Minyak yang diperoleh dari daun cengkeh disebut minyak cengkeh (Clove
Leaf Oil) dengan cara destilasi uap dari daun cengkeh yang sudah tua atau yang
telah gugur. Kadar minyak cengkeh tergantung kepada jenis, umur dan tempat
tumbuh tanaman cengkeh yaitu sekitar 5-6 %. Komponen utama minyak cengkeh
adalah eugenol yaitu sekitar 70-90 % dan merupakan cairan tak berwarna atau
kuning pucat, bila kena cahaya matahari berubah menjadi cokelat hitam yang
berbau spesifik (Kardinan, 2002). Kedua minyak atsiri ini memiliki potensi sebagai
insektisida alami. Minyak serai wangi memiliki khasiat mengusir nyamuk dengan
aromanya (Paimin, 2002), menurut Fardaniyah (2007) minyak serai wangi
dengan konsentrasi 2,5% efisien menekan jumlah lalat yang hinggap pada media
ikan mas sehingga menekan jumlah larva lalat yang hidup di ikan mas dan menurut
Setiawati dkk (2011) percobaan di laboratorium menunjukan dengan konsentrasi
0,4% minyak serai wangi dapat mengurangi peletakan telur Helicoverpa armigera
sebesar 55-66%. Minyak daun cengkeh dapat menyebabkan kematian
Planococcus minor hingga 90% (Balfas, 2008) dan menurut Karwo dan Haryono
(2012) eugenol dalam minyak cengkeh telah lama dikenal sebagai insektisida,
baik digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Oleh karena itu perlu
adanya penelitian yang mencampur kedua minyak tersebut untuk mengetahui
potensi minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh dalam mengusir dan
membunuh serangga, khususnya hama wereng cokelat yang menyerang tanaman
padi ( Hashifah dkk, 2012 )

Selain menggunakan pestisida alami, cara yang lain yang juga ampuh adalah
dengan menggunakan musuh alami wereng cokelat yaitu laba-laba. Berdasarkan hasil
uji terhadap rerata populasi laba-laba pada lahan PHT dan konvensional
menunjukkan bahwa populasi laba-laba pada kedua lahan tersebut berbeda nyata.
Perbedaan rerata populasi laba-laba pada lahan konvensional dan lahan PHT
kemungkinan disebabkan aplikasi pestisida pada lahan konvensional yang
menyebabkan emigrasi laba-laba dari lahan konvensional dan dapat menyebabkan
emigrasi hama WBC pada tanaman padi. Chiu (1979) menyatakan bahwa
penggunaan pestisida yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan antara
musuh alami dan wereng, menyebabkan hilangnya musuh alami dan resurjensi
hama yang cepat.
PENUTUP

Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan tanaman penghasil bulir bulir beras.
beras merupakan komoditas yang penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat
banyak. Beras adalah makanan pokok masyarakat Negara kita. Namun hasil panen
beras para petani dari tahun ke tahun menurun drastic. Penerunuran hasil panen
tersebut salah satunya disebabkan oleh serangan hama wereng cokelat (Nilaparvata
lugens).

Wereng cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu jenis hama wereng
yang meresahkan para petani. Wereng Cokelat juga merupakan hama tua yang masih
menjadi masalah dalam usaha produksi padi di Indonesia. Hama ini termasuk ordo
Homoptera, Sub ordo Auchenorrhyncha, Infra ordo Fulgoromorpha, Famili
Delphacidae, Genus Nilaparvata, dan spesiesnya Nilaparvata lugens Stal.

Upaya yang harus dilakukan dalam mengurangi jumlah hama wereng cokelat
yaitu dengan menggunakan pestisida alami. Pestisida alami bisa terbuat dari minyak
serai wangi dan daun cengkeh. Dengan penggunaan pestisida alami maka lahan akan
terjaga kesuburannya dan tidak menjadi asam. Selain menggunakan pestisida alami
kita juga bisa melawan hama wereng cokelat dengan musuh alami hama itu sendiri
yaitu laba – laba. Laba – laba tersebut bisa dibudidayakan ataupun dibiarkan tumbuh
dan berkembang agar dapat melawan ataupun memangsa hama wereng cokelat yang
adal dilahan.
DAFTAR PUSTAKA

Baehaki S.E. dan I Made Jana Mejaya. 2012. “Wereng cokelat dan Strategi
Pengendaliannya”. IPTEK TANAMAN PANGAN VOL. 9 NO. 1 2014

Baehaki S.E dan M. Imam. 1991. “Status Hama Wereng Pada Tanaman Padi dan Cara
Pengendaliannya”. Padi Buku 3. Bogor : Puslitbang. Hlm 681-712

Baehaki. S.E dan I. Nyoman Widiarta. 2009. Hama Wereng dan Cara
Pengendaliannya Pada Tanaman Padi. Subang : Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi.

Baehaki SE. dan I Made Jana Mejaya. 2014. Wereng Cokelat sebagai Hama Global
Bernilai Ekonomi Tinggi dan Strategi Pengendaliannya. Subang : Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi

Baehaki. S. E., 1992. “Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi”, Angkasa, Bandung

Claudya Siktiani Eva Gunawan, Gatot Mudjiono, LudjiPantja Astuti. 2015.


“Kelimpahan Populasi Wereng Batang Cokelat (Nilaparvata lugens Stal).
(Homoptera: Delphacidae) dan Laba - Laba Pada Budidaya Tanaman Padi
Dengan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu dan Konvensional”. Malang :
Universitas Brawijaya. Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1.

Raden Dalilah Hashifah, dkk. Pemgendalian Hama Wereng Cokelat Yang Menyerang
Tanaman Padi dengan Minyak Serai Wangi dan Daun Cengkeh. (Bogor :
FMIPA Universitas Pakuan, 2012)

Anda mungkin juga menyukai