Anda di halaman 1dari 5

Bab I A.

Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Kelapa sawit merupakan sebagian dari komoditas buah yang mendapat prioritas untuk dikembangkan. Akan tetapi dalam pengembangannya menghadapi berbagai kendala. Rendahnya mutu dan produktifitas produk disebabkan oleh serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). salah satu organisme yang menyerang kelapa sawit adalah ulat api. Ulat api merupakan pengganggu utama tanaman sawit yang menyebabkan hilangnya produksi hingga 70%. Ulat ini ada 3 jenis, yakni jenis Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trina, Ploneta diducta dan Birthosea bisura. Ketiganya adalah kelompok ulat pemakan daun sawit. Kehilangan sawit bisa mencapai 90% jika serangan hama berlanjut setahun pascaserangan. Selama ini, pengendalian hama ulat api (Lepidoptera) pada kelapa sawit tetap mengandalkan bahan-bahan kimia seperti pestisida. Pestisida dapat memberi dampak negative terhadap lingkungan karena turut membunuh predator yang sebenarnya menguntungkan petani. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba melakukan pengendalian hama ulat api dengan metode biologi yaitu dengan memanfaatkan virus Betha nudaurelia dan Multiple Nuclear Polyhedrosis (MNPV). Kedua virus ini diketahui menyerang jenis ulat api secara bersamaan. Metode ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 dan peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1995 tentang pengendalian OPT berdasarkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT merupakan upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT dengan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan. Kegunaannya adalah mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut. 1. Bagaimana proses penyerangan hama ulat api pada kelapa sawit? 2. Mendeskripsikan pengendalian hama ulat api pada kelapa sawit dengan virus? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah. 1. Mendeskripsikan proses penyerangan hama ulat api pada kelapa sawit. 2. Mendeskripsikan pengendalian hama ulat api pada kelapa sawit dengan virus. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut.

1. Bagi petani, penelitian ini dapat digunakan sebagai alternative penanggulangan hama ulat api pada kelapa sawit. 2. Bagi pengembangan teknologi pertanian, penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk menciptakan obat pembasmi hama tanaman yang efektif dan tidak berefek samping. 3. Bagi tenaga penyuluh, penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan kepada para petani kelapa sawit lainnya. 4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.

Bab II A.

Landasan Teoretis Ihwal Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industry berupa pohon batang lurus dari family Palmae. Tanaman tropis yang dikenal sebagai penghasil minyak sayur ini berasal dari benua Amerika. Pulau Sumatra, terutama Sumatra Utara, Lampung, dan Aceh merupakan pusat penanaman kelapa sawit yang pertama kali terbentuk di Indonesia. Klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta; subdivisi : Angiospermae; kelas; Dicotyledonae; keluarga: Palmaceae; subkeluarga: Cocoideae; genus: Elaeis; spesies: Elaeis guineensis Jacq. Minyak kelapa sawit adalah bahan untuk pembuatan: 1. mentega, minyak goreng, dan kue/biscuit. 2. bahan industry bacaantil, farmasi, kosmetika dan gliserin. 3. sabun, deterjen, dan pomade. Ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk kalium dan dapat diproses menjadi pupuk organic melalui fermentasi (pengomposan) aerob dengan penambahan mikroba alami yang akan memperkaya pupuk yang dihasilkan. Syarat pertumbuhan kelapa sawit adalah sebagai berikut. a. Secara alami, kelapa sawit tumbuh di tanah berawa (swamps) di sepanjang bantaran sungai dan di tempat sangat basah. Sinar matahari harus langsung mengenai daun kelapa sawit. Angin tidak mempengaruhi pertumbuhan karena bentuk daun yang sedemikian rupa sehingga tidak mudah dirusak angin.

b. c.

Benih kelapa sawit mengalami dominasi (keadaan semntara tanaman) yang cukup panjang. Pada proses perkecambahan diperlukan kelembapan 60-80% dengan temperature 35 Celcius. B. Hama Ulat Api

Lepidoptera atau ulat api adalah salah satu hama yang menyerang kelapa sawit. Ulat api menyerang bagian daun kelapa sawit. C. Virus Betha Nudaurelia

Virus Betha nudaurelia merupakan musuh alami ulat bulu atau ulat api. Virus ini dijadikan program probacaani tanaman kelapa sawit dari serangan ulat api.

Bab III A.

Metode Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pematang Siantar pada tanggal 15-20 September 2005.

B.

Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah hama tanaman kelapa sawit yang bernama ulat api.

C.

Instrumen Penelitian Instrumen penelitian berupa larva ulat api yang sudah terinveksi virus.

D.

Prosedur Penelitian Prosedur penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

1. 2. 3. 4. 5.

Menentukan beberapa pohon kelapa sawit yang telah diserang ulat api. Mengumpulkan larva ulat api yang terinfeksi virus B. nudaurelia. Melumatkan larva tersebut sampai lembut. Menyemprotkan larva yang telah dilumatkan kepada ulat api yang sehat. Melakukan pengamatan pascapenyemprotan dalam beberapa hari.

Bab IV A.

Hasil Penelitian Proses Penyerangan Ulat Api Terhadap Kelapa Sawit dan Efeknya

Ulat api adalah salah satu jenis hama tanaman kelapa sawit. Hama ini menyerang daun kelapa sawit sampai kadang-kadang yang tertinggal hanya lidinya. Jika 50% daun rusak, produksi tandan buah segar turun 58%. Tahun kedua tinggal 22%. Tahun ketiga hanya 11%. Spesies ulat api yang sering menyerang perkebunan kelapa sawit Sumatra Utara ialah Setothosea asigna, Setora nitens, dan Darna trima. Meskipun dari segi fisik agak berbeda, ketiga ulat tersebut memiliki sifat yang hamper sama. Setothosea asigna aktif pada malam hari. Siangnya, ia hinggap di cabang tua. Larva Setora nitens yang baru muncul dan masih mengumpul, akan memakan sisa kulit telur, kemudian menyebar dan mengikis daging daun. Serangga dewasa berwarna hijau kekuningan dengan warna lembayung sepanjang punggung. Begitu masuk stadium kepompong, warnanya kuning kemerahan. Adapun Darna trima berwarna cokelat tua. Larva berkepompong di pangkal cabang daun atau di tanah dan memakan daging daun dengan menyisakan epidermisnya. Areal yang terserang spesies ini dari jauh terlihat seperti terbakar karena epidermis daun mongering. B. Pengendalian Hama Ulat Api pada Kelapa Sawit dengan Virus

Banyak virus yang menginfeksi serangga. Virus yang selalu dijumpai pada ulat api adalah virus B. nudaurelia. Virus ini ternyata memiliki peranan yang efektif untuk mengendalikan hama ulat api pada tanaman kelapa sawit. Ulat api yang bernama Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima terbukti bisa terinveksi virus B. nudaurelia, bahkan efektivitasnya dapat mencapai 100%. Cara yang dilakukan untuk mengendalikan hama ulat api ini adalah dengan mengumpulkan larva yang telah terinveksi virus, kemudian dilumatkan dan disemprotkan pada larva atau ulat yang sehat. Semprotan yang mengandung virus tersebut setalah termakan oleh ulat berkembang di dalam ususnya dan kemudian merusak usus tersebut. Ulat akan mati dalam waktu tiga sampai dengan empat hari setelah terinfeksi. Cara membuat bahan penyemprotan, yaitu dengan memasukkan ulat atau larva yang telah terinfeksi ke dalam air destilata, kemudian dihancurkan dan disaring dengan kain kelambu. Larutan yang disebut biang ini hanya dibuat jika akan melakukan penyemprotan. Dari 1 kg ulat api terinfeksi dan 1 liter aquades akan diperoleh 1,25 liter larutan biang. Dengan demikian, pemakaian 400 ml larutan biang dicampur dengan 200-280 liter air cukup untuk satu hektar tanaman kelapa sawit. Untuk mendapatkan ulat yang terinfeksi di kebun kelapa sawit tentu pekerjaan yang sangat melelahkan. Akan tetapi, ada cara yang sederhana, yaitu mengumpulkan ulat-ulat sehat dan melepaskannya di cabang-cabang daun tertentu. Cabang itu lalu dikerudung kelambu. Semprotkan larutan biang ke kerudung kelambu tadi. Dengan begitu, akan diperoleh bibit biang. Bibit ini bisa disimpan dalam freezer pada suhu 20 C. Stok tersebut dapat bertahan sampai tiga tahun.

Bab V A.

Penutup Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Ulat api yang terdiri dari tiga jenis, yaitu Setothosea asigna, Setora nitens, dan Darna trima adalah jenis hama kelapa sawit yang menyerang daunnya. Proses penyerangannya biasanya dilakukan malam hari dengan memakan daging daun dan tinggal menyisakan lidinya. Proses penyerangan tersebut dapat terjadi empat tahun sekali. Virus B. nudaurelia adalah salah satu jenis virus yang dapat menimbulkan infeksi pada ulat api. Virus tersebut ternyata sangat efektif untuk mengendalikan berkembangnya hama ulat api. Caranya, yaitu dengan melumatkan ulat yang telah terinfeksi, kemudian dicampur dengan air dan disemprotkan pada ulat yang masih segar. Dengan begitu, dalam beberapa hari, ulat yang segar akan mati terinfeksi virus. Saran Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Para petani dapat memanfaatkan penelitian ini untuk menanggulangi hama ulat api pada kelapa sawit. Para pengembang bioteknologi pertanian dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar untuk menciptakan obat pembasmi hama tanaman yang efektif dan tidak berefek samping.

2.

B.

2.

Anda mungkin juga menyukai