Akl - GH 2.4 - Entitas Konsolidasi Dan Laporan Konsolidasi - Mita (007) - Adhisty (030) - Graciella
Akl - GH 2.4 - Entitas Konsolidasi Dan Laporan Konsolidasi - Mita (007) - Adhisty (030) - Graciella
Oleh :
KELOMPOK 3
KONSEP KONSOLIDASI
Laporan keuangan konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk
induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang
dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas invidual tersebut adalah satu entitas atau
perusahaan.
Aktiva bersih dari satu atau kedua perusahaan yang bergabung ditransfer ke satu
perusahaan (merger atau konsolidasi).
Tiap perusahaan yang bergabung tetap entitas legal terpisah atau akuisisi saham.
Standard konsolidasi saat ini telah ditetapkan dalam Accounting Research Bulletin
No.51, “Consolidated Financial Statements” (ARB 51) , yang dikeluarkan tahun 1959, dan FASB
Statement No.94,”Consolidation of All Majority-Owned Subsidiaries” (FASB 94), yang
dikeluarkan tahun 1987. Berdasarkan standard tersebut, anak perusahaan harus dikonsolidasi
kecuali induk perusahaan dibatasi untuk mempunyai pengendalian.
Jika anak perusahaan dalam reorganisasi legal atau dalam kepailitan, walaupun induk
perusahaan mempunyai kepemilikan mayoritas, pengendalian ada pada pengadilan
atau trustee yang ditunjuk oleh pengadilan
Jika anak perusahaan berada di negara lain dan negara tersebut memberikan batasan
pada anak perusahaan yang mencegah pengembalian laba aktiva ke induk perusahaan,
konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai karena ketidakmampuan induk
perusahaan untuk mengendalikan aspek penting dari operasi anak perusahaan
Sering terjadi periode fiskal anak perusahaan yang berbeda dengan induk perusahaan
diubah untuk disamakan dengan periode fiskal induk perusahaan. Alternatif lain dengan
menyesuaikan data laporan keuangan anak perusahaan tiap periode untuk meletakkan data
tersebut dengan dasar yang konsisten dengan periode fiskal induk perusahaan.
ARB 51 berfungsi sebagai sumber utama kebijakan konsolidasi tanpa adanya revisi
signifikan. Tahun 1982, FASB memulai suatu proyek yang ditujukan untuk mengembangkan
kebijakan konsolidasi yang komprehensif . Tahun 1987, FASB mengeluarkan FASB 94 yang
mengharuskan konsolidasi dari semua anak perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki,
untuk menghilangkan ketidakkonsistenan yang ditemukan dalam praktik sampai standar yang
lebih komprehensif dikeluarkan.
Fokus utama dari pertimbangan FASB adalah konsep pengendalian. FASB saat ini
sedang membahas beberapa isu sulit sehubungan dengan pengendalian. Pada akhirnya,
pengertian pengendalian diharapkan untuk lebih dari konsep tradisional pengendalian legal
berdasarkan mayoritas kepemilikan dan mengharuskan konsolidasi entitas dalam pengendalian
efektif entitas lain, walaupun entitas lain tersebut tidak mempunyai kepemilikan mayoritas.
Tidak hanya diterapkan untuk perusahaan tetapi juga entitas non perusahaan seperti
persekutuan dan trust.