PLN
PLN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi listrik merupakan enrgi yang paling banyak dimanfaatkan
oleh manusia karena mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi lain.
Seiring berkembangnya IPTEK dan semakin banyaknya jumlah penduduk
maka kebutuhan energi listrik juga semakin bertambah. Tetapi, energi listrik
juga ternyata memiliki bahaya listrik yang dapat menimbulkan berbagai
macam kerugian bagi manusia maupun lingkungan.
PT PLN (Persero) merupakan satu - satunya perusahaan yang
mengatur penyaluran energi listrik di Indonesia. Sehingga dalam pemenuhan
kebutuhan listrik di Indonesia dibutuhkan keandalan dari setiap instalasinya.
Salah satu cara untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik ini
adalah dengan cara melaksanakan pemeliharaan pada setiap unit di instalasi
PT PLN.
PT PLN dalam melaksanakan tugasnya juga mementingkan faktor
keamanan agar tercipta suasana yang Aman, Andal dan Akrab bagi manusia
dan lingkungan sekitarnya.
Melihat adanya bahaya yang dapat ditimbulkan oleh energi listrik
ini, maka PT PLN (Persero) juga mementingkan segi keamanan pada setiap
unitnya. Hal ini dikarenakan untuk menghasilkan zero accident dan safety
condition bagi karyawan PLN, masyarakat sekitar maupun lingkungan. Salah
satu cara untuk menghasilkan kondisi tersebut maka PT PLN (Persero) selalu
berusaha melaksanakan prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
pada setiap pekerjaannya.
B. Tujuan
1. Mengetahui profil perusahaan PT. PLN (Persero) khususnya Unit
Surakarta
1
2
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui profil perusahaan PT. PLN (Persero) khususnya
Unit Surakarta.
b. Dapat mengetahui pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. PLN Surakarta.
c. Dapat mengetahui faktor dan potensi bahaya yang ada di PT. PLN
dan pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan.
d. Dapat mengetahui keselamatan kerja listrik pada Pekerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan (PDKB).
2. Bagi Program Studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Menjalin hubungan yang baik dengan PT. PLN (Persero) Unit
Surakarta.
b. Menambah kepustakaan dan referensi dari Program Studi Diploma 4
Keselamatan Kesehatan Kerja, khususnya mata kuliah Keselamatan
Kerja IV.
3
BAB II
HASIL
A. Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan mata kuliah keselamatan kerja IV yang
dilakukan oleh mahasiswa semester V Program Studi Diploma 4 Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 11 November 2013
Waktu : 08.00 – 13.00 WIB
Tempat : PT. PLN (Persero) Surakarta, Jl. Brigadir Jenderal Slamet
Riyadi No. 468 Surakarta
B. Deskripsi Perusahaan
Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah BUMN
yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Direktur
Utamanya adalah Nur Pamudji, menggantikan Dahlan Iskan dirut sebelumnya
yg di lantik menjadi menteri BUMN. Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai
pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan
pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga
listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda
NV. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula
hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya
perusahaan swasta lainnya.
Untuk menjalankan tugasnya sebagai Perusahaan milik Negara, PT.
PLN Surakarta mempunyai motto yaitu “Bekerja, bekerja dan bekerja”.
Visi dan Misi PT. PLN (Persero)
Visi : Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,
Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
3
4
Misi :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Dalam menjalankan visi dan misi tersebut PLN area Surakarta
membangun nilai-nilai : saling percaya antar anggota perusahaan, integritas,
peduli, dan pembelajaran. Pada bulan April 2013 PLN area Surakarta
mendapat sertifikasi emas dari Menteri Tenaga Kerja.
Unit-unit PLN
I. Kelompok Unit Wilayah
1. PLN Wilayah Aceh, berkedudukan di Banda Aceh
2. PLN Wilayah Sumatera Utara, berkedudukan di Medan
3. PLN Wilayah Sumatera Barat, berkedudukan di Padang
4. PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, berkedudukan di Pekanbaru
5. PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu, berkedudukan
di Palembang
6. PLN Wilayah Bangka Belitung, berkedudukan di Pangkalpinang
7. PLN Wilayah Kalimantan Barat, berkedudukan di Pontianak
8. PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,
berkedudukan di Banjar Baru
9. PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
berkedudukan di Balikpapan
10. PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo,
berkedudukan di Menado
11. PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Barat, berkedudukan di Makasar
5
C. Observasi
PLN area Surakarta terdiri dari 11 Rayon yaitu Rayon Surakarta
Kota, Rayon Manahan, Rayol Grogol, Rayon Palur, Rayon Karanganyar,
Rayon Kartasura, Rayon Sragen, Rayon Sumberlawang, Rayon Sukoarjo,
Rayon Wonogiri dan Rayon Jatisrono.
Untuk mewujudkan visi menjadi sebuah perusahaan listrik yang
berkelas dunia PLN area Surakarta menjalankan implementasi Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dimana didalamnya berisi
kebijakan, tujuan dan sasaran.
8
Kebijakan :
1. Memenuhi peraturan perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
2. Mengupayakan pencapaian kecelakaan nihil (zero accident)
3. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia
4. Mengupayakan produk pelayanan yang handal dan aman
5. Memberikan fasilitas sumber daya yang dibutuhkan dalam
membangun, mengimplementasikan, memelihara, dan meningkatkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tujuan dan Sasaran :
1. Mencapai kecelakaan nihil (zero accident)
2. Memperbaiki system area kerja di wilayah Pelayanan dan
Jaringan (APJ) Surakarta.
3. Membenahi area kerja kantor
4. Mendapat bendera emas dari Departemen Tenaga Kerja
5. Meningkatkan kepedulian pegawai terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
6. Menerapkan budaya kepatuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
Perjalanan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) PLN area Surakarta adalah sebagai berikut :
Tahun 2011 :
PLN area Surakarta menerima surat penunjukan Set Up Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dari PLN pusat.
Tahun 2011 :
- Konsolidasi internal
- Persiapan Sumber Daya Manusia
- Initial review dan identifikasi
- Penyusunan workplan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Tahun 2012 :
- Penyusunan dokumen dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
9
- Sosialisasi
- Implementasi
- Audit internal dan eksternal
Tahun 2013 :
- Menjaga konsistensi
- Menggandeng unit lain
- Revisi dokumen.
Dalam memenuhi permintaan masyarakat dalam hal listrik, tidak
jarang terjadi sebuah gangguan baik itu dari PLN sendiri atau diluar PLN.
Faktor tersebut yaitu :
1. Faktor internal PLN :
a. Padamnya pusat pembangkit
b. Peralatan rusak
c. Konstruksi tidak standar
2. Faktor eksternal PLN :
a. Faktor alam : Bencana alam (angin puting beliung, gempa bumi,
banjir, longsor) ; Hewan; pepohonan.
b. Faktor manusia
Pada saat kunjungan di PLN Surakarta, kami dapat melihat
langsung para pekerja yang sedang melakukan Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (PDKB). Adapun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
harus dilakukan pekerja adalah sebagai berikut :
1. Cek Elemen Pelindung (EP)
2. Lepas Elemen Pelindung (EP)
3. Pasang cover untuk melindungi dari tegangan listrik yang mengalir
4. Mulai pekerjaan
Manajemen Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Proyek
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
12
pelindung diri, tangga yang dipasang pada tiang, alat pemanjat tiang, dan
menggunakan stick PDKB (hot stick) dengan jarak minimum dari
jaringan bertegangan adalah 72cm (dari : Work On Energined
Distribution Line).
Biasanya dalam 1 team PDKB untuk metode berjarak terdiri atas
6-7 orang, dilengkapi dengan kendaraan yang berisi peralatan hot stick,
tangga dan peralatan penunjang lainnya.
2. Metode Rubber Gloves (biasanya di PLN disebut Metode Sentuh
Langsung)
Metode Rubber Gloves atau biasanya di PLN sendiri disebut
sebagai Metode Sentuh Langsung adalah pekerjaan PDKB yang
dilakukan oleh petugas PDKB dengan dilengkapi alat pelindung diri dan
melakukan pekerjaan dengan kontak secara langsung dengan saluran
udara bertegangan. Dimana pada pelaksanaannya menggunakan mobil
aerial device dengan satu atau dua keranjang (bucket) dan dilengkapi alat
bantu dan /atau stick.
Untuk PDKB ditegangan menengah, menggunakan metode ini.
Diperlukan maksimum adalah 3 orang petugas PDKB dalam tiap regunya.
Metode ini sudah meninggalkan tangga untuk melakukan pemanjatan dan
mengurangi penggunaan stick-stick panjang dalam melaksanakan
pekerjaannya karena sudah dibantu oleh mobil aerial lift device.
E. Keuntungan dan Kekurangannya
Kedua Metode tersebut memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan
diantaranya :
1. Metode Berjarak
Keuntungan :
a. Semua petugas PDKB pada awal mula melakukan pekerjaan di
PDKB sudah mengenal metode ini.
b. Dapat melakukan semua pekerjaan yang dekat dengan tiang,
walaupun lokasi sulit dicapai kendaraan (contoh : ditengah sawah dll)
15
Kekurangan :
a. Membutuhkan orang yang lebih banyak dalam melakukan pekerjaan
(1 regu minimal 6-7 orang)
b. Peralatan yang dibutuhkan sangat banyak, karena dalam suatu kondisi
pekerjaan dibutuhkan peralatan yang cukup banyak (contoh
penggunaan three phase boom).
c. Investasi jangka panjang akan lebih mahal dari pada metode rubber
gloves karena lebih banyak dalam penggantian peralatan hampir
setiap tahunnya.
d. Tidak bisa atau sulit sekali melakukan pekerjaan di tengah gawang
(atau diantara tiang ke tiang lainnya), contoh : perbaikan conductor.
2. Metode Rubber Gloves
Keuntungan :
a. Membutuhkan orang yang sedikit dalam melakukan pekerjaan (2-3
orang).
b. Peralatan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan metode
berjarak.
c. Investasi jangka panjang jauh lebih menguntungkan bila
dibandingkan dengan metode berjarak.
d. Jauh lebih aman (low Risk), karena selain dilengkapi alat pengaman
diri, kendaraan aerial liftnya minimal sudah terisolasi hingga 46 kV
(untuk kelas C).
e. Mampu melakukan semua jenis pekerjaan baik itu yang dekat dengan
tiang ataupun yang jauh dari tiang (tengah gawang).
Kekurangan :
a. Pada posisi jalan yang sempit, kendaraan aerial lift cukup menggangu
pada saat melakukan pekerjaan
b. Untuk tiang atau objek yang agak menjorok kedalam atau yang jauh
dari jalan, agak sulit dalam melakukan pekerjaan ini
c. Tinggi jangkauan alat terbatas, tergantung dari tipe dan jenis aerial
lift-nya
16
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. PLN Unit Surakarta berlokasi di Jl. Brigadir Jenderal Slamet Riyadi No.
468 Surakarta. PLN area Surakarta terdiri dari 11 Rayon yaitu Rayon
Surakarta Kota, Rayon Manahan, Rayol Grogol, Rayon Palur, Rayon
Karanganyar, Rayon Kartasura, Rayon Sragen, Rayon Sumberlawang,
Rayon Sukoarjo, Rayon Wonogiri dan Rayon Jatisrono.
2. PLN Unit Surakarta mulai menjalankan implementasi Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tahun 2011, dimana didalamnya
berisi kebijakan, tujuan dan sasaran.
Tujuan dan Sasaran :
a. Mencapai kecelakaan nihil (zero accident)
b. Memperbaiki system area kerja di wilayah Pelayanan dan
Jaringan (APJ) Surakarta.
c. Membenahi area kerja kantor
d. Mendapat bendera emas dari Departemen Tenaga Kerja
e. Meningkatkan kepedulian pegawai terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
f. Menerapkan budaya kepatuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
3. Potensi bahaya yang ada pada pekerjaan PDKB :
a. Terjatuh akibat kelalaian atau tali yang tidak kuat
b. Tersengat arus listrik
c. Kejatuhan benda dari atas
d. Pingsan, karena cuaca panas
4. Beberapa persyaratan PDKB adalah :
a. Harus Ada Linemen
b. Harus Ada Groundmen
19
20
B. Saran
1. Bagi mahasiswa harus lebih serius dalam melakukan kegiatan praktek
kunjungan lapangan agar dapat berjalan lancar dan diperoleh informasi
yang akurat.
2. Bagi program studi sebaiknya pemberangkatan kunjungan lebih tepat
waktu agar pelaksanaan kunjungan bisa sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
21
DAFTAR PUSTAKA