Anda di halaman 1dari 6

Klasifikasi batuan beku

Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks
warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam
jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.

1. Menurut Rosenbusch (1877-1976)

a) Klasifikasi Berdasarkan Terjadinya :

 Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.


 Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
 Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962),
jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

b) Klasifikasi Kandungan Mineral, Kandungan Silika dan Tekstur :

Tabel rosenbusch digunakan dalam melakukan pendeterminasian batuan beku. Tabel


Rosenbusch berisi tentang komposisi mineral pada batuan beku yang kemudian dihubungkan
dengan tekstur pada batuan beku. Dengan mencocokan takstur batuan dan mineral penyusun
batuan yang sedang diuji dengan data-data yang terdapat pada tabel rosenbusch maka kita dapat
dengan mudah mendeterminasikan batuan beku.
B. Menurut Hamblin
Tabel hamblin ini tidak jauh berbeda dengan tabel rosenbusch karena sama-sama berdasarkan
komposisi mineral dan tekstur batuan, bedanya adalah pada tabel hamblin tekstur batuan kurang
spesifik karena hanya berdasarkan ukuran butir sedangkan tabel rosenbusch berdasarkan ukuran
butir, derajat kristalisasi dan keseragaman butir.

Adapun tekstur batuan beku pada tabel hamblin ini adalah sebagai berikut :

a) Faneritik, pada tekstur ini terdapat kristal besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
b) Porfiritik-faneritik tekstur, tekstur ini dikarakteriskan oleh 2 kristal, yang keduanya bisa
dilihat dengan mata telanjang.

c) Afanitik, pada tekstur ini kristal-kristalnya sangat kecil sehingga tidak bisa dideteksi tanpa
bantuan mikroskop.

d) Porfiritik-afanitik, tekstur ini adalah salah satu yang mana fenokris berkumpul dalam
matriks afanitik.

e) Seperti kaca, tekstur ini mirip dengan kaca biasa. Hal ini mungkin dalam unit yang besar.

f) Fragmental, tekstur ini terdiri dari pecahan kaku yang mengeluarkan material beku yang
berkisar dari blok-blok besar hingga debu halus.

C. Menurut C.L. Hugnes (1962)

Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 :

 Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%.

Contohnya adalah riolit.

 Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% – 66%. Contohnya adalah
dasit.
 Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% – 52%. Contohnya adalah
andesit.

Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.

D. Menurut S.J. Shand (1943)


Klasifikasi berdasarkan indeks warna :

 Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.


 Mesococtik rock, apabila mengandung 30% – 60% mineral mafik.
 Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik

E. Menurut S.J. Ellis (1948)

Klasifikasi berdasarkan indeks warna :

 Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
 Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
 Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
 Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

F. Menurut Russell B. Travis (1955)

Berdasarkan ukuran butir mineral dan tempat terjadi :

 Batuan beku dalam

Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat
dengan mata biasa tanpa bantuan alat pembesar. Terbentuk kurang lebih 3 – 4 km di bawah
permukaan bumi, dan batuan dalam sering disebut juga batuan plutonik atau batuan abisik.
Struktur kristalnya adalah holokristalin atau berhablur penuh. Contoh batuannya adalah gabbro
dan granodiorit.

GABRO

 Batuan beku gang


Bertekstur porfiritik dengan masa dasar faneritik atau bertekstur porfiritik dengan masa dasar
afanitik. Terbentuk dalam celah-celah atau retak-retak kulit bumi, pada jalan magma menuju
permukaan bumi. Batuan gang sering disebut juga batuan hypoabisik dan struktur kristalnya
adalah holkristalin dan porfir atau amorf. Contoh batuannya adalah diorite porfiri dan granit
porfiri.

GRANIT PORFIR

 Batuan beku luar

Bertekstur afanitik, yaitu individu mineralnya tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Terbentuk
melalui pembekuan tiba-tiba ketika magma sampai ke permukaan bumi dan berubah menjadi
lava yang langsung menjadi padat karena pendinginan dari lingkungan. Sedangkan batuan
lelehan memiliki struktui kristal yang kecil-kecil atau bahkan tidak mempunyai bentuk Kristal
(amorf). Contoh batuannya adalah batu riolit dan obsidian.

Anda mungkin juga menyukai