Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks
warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam
jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Adapun tekstur batuan beku pada tabel hamblin ini adalah sebagai berikut :
a) Faneritik, pada tekstur ini terdapat kristal besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
b) Porfiritik-faneritik tekstur, tekstur ini dikarakteriskan oleh 2 kristal, yang keduanya bisa
dilihat dengan mata telanjang.
c) Afanitik, pada tekstur ini kristal-kristalnya sangat kecil sehingga tidak bisa dideteksi tanpa
bantuan mikroskop.
d) Porfiritik-afanitik, tekstur ini adalah salah satu yang mana fenokris berkumpul dalam
matriks afanitik.
e) Seperti kaca, tekstur ini mirip dengan kaca biasa. Hal ini mungkin dalam unit yang besar.
f) Fragmental, tekstur ini terdiri dari pecahan kaku yang mengeluarkan material beku yang
berkisar dari blok-blok besar hingga debu halus.
Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% – 66%. Contohnya adalah
dasit.
Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% – 52%. Contohnya adalah
andesit.
Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat
dengan mata biasa tanpa bantuan alat pembesar. Terbentuk kurang lebih 3 – 4 km di bawah
permukaan bumi, dan batuan dalam sering disebut juga batuan plutonik atau batuan abisik.
Struktur kristalnya adalah holokristalin atau berhablur penuh. Contoh batuannya adalah gabbro
dan granodiorit.
GABRO
GRANIT PORFIR
Bertekstur afanitik, yaitu individu mineralnya tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Terbentuk
melalui pembekuan tiba-tiba ketika magma sampai ke permukaan bumi dan berubah menjadi
lava yang langsung menjadi padat karena pendinginan dari lingkungan. Sedangkan batuan
lelehan memiliki struktui kristal yang kecil-kecil atau bahkan tidak mempunyai bentuk Kristal
(amorf). Contoh batuannya adalah batu riolit dan obsidian.