Laporan Perhitungan Struktur
Laporan Perhitungan Struktur
Agustus 2013
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
KATA PENGANTAR
Berdasarkan surat perjanjian/kontrak Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Drainasea
Kabupaten Luwu Timur pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur yang
dipercayakan kepada PT. BINTANG INTI REKATAMA, maka dengan ini telah disusun :
i
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .........................................................................
........................ DAFTAR
ISI ...............................................................................
.............................. DAFTAR
TABEL .............................................................................
................... DAFTAR
GAMBAR.............................................................................
............... BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
....... 1.1 Analisa
Hidrolika .........................................................................
... 1.2 Analisa Data
Hidrologi ................................................................... 1.3
Lokasi
Pekerjaan .........................................................................
... 1.4 Data Yang
Tersedia ........................................................................
1.5 Metode yang
Dipakai .................................................................... 1.6
Tipikal Struktur Saluran
Drainase .................................................. 1.6.1 Analisa Saluran
Drainase ................................................... 1.6.2 Kapasitas dan
Dimensi ...................................................... 1.7 Bentuk Tipikal
Saluran Drainase .................................................... 1.8 Bentuk
saluran Yang Paling Ekonomis........................................... 1.9 Rumus
Empiris Kecepatan Rata-Rata ............................................ i ii iii
iv I – 01 I – 01 I – 01 I – 01 I – 01 I – 02 I – 02 I – 03 I – 04 I – 04 I – 04 I –
07
BAB II
II – 01 II – 01 II – 01
BAB III
ii
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perhitungan Laju Aliran
Puncak ................................................................. Tabel 1.2
Hubungan Antara Debit dengan
Freeboard .............................................. Tabel 1.3 Kecepatan Aliran
Air yang Diijinkan Berdasarkan Jenis Material .............. Tabel 1.4 Tipikal
Harga Koefisien Kekasaran Manning, n ..........................................
Tabel 2.1 Perhitungan Dimensi Saluran
Drainase ..................................................... Tabel 3.1 Koefisien
Kekasaran .........................................................................
.......... Tabel 3.2 Data Run off Coeffisien
(C)......................................................................... I – 02
I – 03 I – 03 I – 08 II – 03 III – 03 III – 04
iii
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penampang Persegi
Panjang ....................................................... Gambar 1.2
Penampang Melintang Saluran berbentuk Trapesium ............... I – 05 I – 06
iv
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
BAB I PENDAHULUAN
1.1 ANALISA HIDROLIKA Maksud dan tujuan dari analisa hidrolika hidrol pada
pekerjaan Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase adalah untuk menghitung dimensi
dari saluran drainase dan bangunan-bangunan bangunan bangunan airnya. Begitupula
menghitung klasifikasi dari aliran yang akan dipergunakan untuk keperluan
perencanaan dari saluran tersebut. 1.2 ANALISA DATA HIDROLOGI Analisa data yang
akan akan diaplikasikan di dalam Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase adalah h
bersumber dari data yang diperoleh pada perhitungan hidrologi terutama mengenai
aliran puncak atau debet. Aliran puncak yang didapat dalam perhitungan gan
hidrologi adalah aliran debit puncak untuk periode 5 tahun. 1.3 LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase terletak diwilayah
pemerintahan kecamatan Sangatta Utara dan kecamatan Teluk Pandan. Pandan 1.4 DATA
YANG TERSEDIA Tersedia data dari perhitungan hidrologi dimana dari hasil
perhitungan dengan metode Log Person III diperoleh hujan rencana untuk 5 tahun
sebesar 109.02. Begitupula telah didapat besarnya aliran puncak untuk sub-sub sub
sub daerah pengaliran. pengaliran Sub daerah pengaliran didasarkan pada kondisi
topografi dan kontur. kontur Besarnya aliran puncak dari sub-sub sub sub daerah
terlihat pada tabel 1.1
I-1
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
No 1 2 3
1.5
METODE YANG DIPAKAI 1.5.1 Banyak rumus-rumus rumus dan metode-metode metode yang
dapat dipakai untuk menghitung elevasi muka air di saluran drainase dari yang
sangat sederhana sampai yang rumit dengan berbagai macam ketelitiannya masing-
masing masing dengan tidak menutup kemungkinan pemakaian metode-metode metode yang
canggih pada berbagai pekerjaan pengendalian genangan di Indonesia, pada umumnya
memakai metode yang relatif sederhana namun cukup memberikan jawaban yang memadai
yaitu metode pengaliran seragam (uniform flow) dari pengaliran tetap atau permanen
(steady flow). 1.5.2 Metode steady flow tersebut dikerjakan dengan menganggap
dimana pengaliran dengan debit tetap, tinggi air tetap dan penampang pengaliran
tetap. Agar dapat menghitung elevasi elevasi muka air diperlukan data berupa
elevasi pasang purnama (spring (spring tide), debit banjir, nilai kekasaran
Strickler. Elevasi spring tide atau muka air laut akan dipakai sebagai elevasi awal
dari saluran pembuang yang masuk ke laut. laut
1.6
I-2
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
• Saluran terbuka berbentuk trapesium trape • Box culvert ert • Bangunan terjun
1.6.2 Kapasitas dan Dimensi Dimensi dan ukuran mengacu kepada grafik dan parameter
yang terkait dengan bentuk dari masing-masing masing masing saluran. Dalam hal ini
untuk saluran menggunakan ukuran standar yang biasa dipakai. Ketentuan tentang
hubungan antara debit saluran (kapasitas Saluran) dengan tinggi jagaan (freeboard),
kaitannya dengan dimensi saluran, dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 Tabel
1.2 Hubungan Antara Debit Dengan Freeboard Q (m3/dtk) 0,00 0.30 – 0.50 0.50 – 1.50
1.50 – 15.0 15.00 – 25.00 > 25.00 Fr (m) 0,30 0,40 0,50 0,60 0,75 1,00
Tabel 1.3 Kecepatan Aliran Air yang Diijinkan Berdasarkan Jenis Material Jenis
bahan Pasir halus Lempung kepasiran Lanau alluvial Kerikil halus Lempung kokoh
Lempung padat Kerikil kasar Batu-batu besar Pasangan batu Beton Beton bertulang
Kecepatn aliran yang diizinkan (m/dtk) 0,45 0,50 0,60 0,75 0,75 1,10 1,20 1,50 1,50
1,50 1,50
I-3
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
1.7
1.8
BENTUK SALURAN YANG PALING EKONOMIS Potongan melintang saluran yang paling ekonomis
adalah saluran yang dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah,
kekasaran kekasara dan kemiringan dasar tertentu. Berdasarkan persamaan
kontuinitas, tampak jelas bahwa untuk luas penampang melintang tetap, debit
maksimum dicapai jika kecepatan aliran maksimum. Dari rumus Manning atau Chezy
dapat dilihat bahwa untuk kemiringan dasar dan kekasaran tetap, kecepatan maksimum
dicapai jika jari-jari hidraulik, R maksimum. Selanjutnya untuk luas penampang
tetap, jari-jari jari hidraulik maksimum jika keliling basah, basah, P, minimum.
Kondisi seperti yang telah kita pahami tersebut memberi jalan untuk menentukan
menentukan dimensi penampang melintang saluran ekonomis untuk berbagai macam
bentuk, seperti dijabarkan tersebut. Penampang Berbentuk Persegi yang Ekonomis Pada
penampang melintang saluran berbentuk persegi dengan lebar dasar B dan kedalaman
air h (Gambar ( 1.1). Luas penampang basah A dan keliling basah P dapat dituliskan
sebagi berikut : A=Bxh Atau Bൌൌൌ
୦
(1) (2)
P = B + 2h Pൌൌൌ 2h
h A
Subtitusi persamaan (1) kedalam persamaan (2), maka diperoleh persamaan : (3)
I-4
Gambar 1.1 Penampang Persegi Panjang Dengan asumsi luas penampang, A adalah
konstan, maka persamaan (3) dapat dideferensialkan terhadap h dan dibuat sama
dengan nol, untuk memperoleh harga P minimum. dp A ൌൌൌ
2ൌൌൌ0
dh h ଶ A = 2h2 = B B = 2
h atau h = Jari-jari hidrolik R= ൌൌൌ
ାା ୦ଶ୦ B 2
(4)
ଶ ୦మ
atauR =
ଶ୦ାଶ୦
ൌൌൌ
(5)
Bentuk entuk melintang persegi yang paling ekonomis adalah jika kedalaman air
setengah dari lebar dasar saluran atau jari-jari jari jari hidroliknya setengah
dari kedalaman air. Penampang Berbentuk Trapesium Trapes yang Ekonomis Luas
penampang melintang A dan keliling basah P, saluran dengan penampang melintang yang
berbentuk trapesium trape dengan lebar dasar B, kedalaman aliran al h, dan
kemiringan dinding I : m (gambar 1.2), dapat dirumuskan sebagai berikut : A = (B +
mh) h P = B + 2h √m ଶ 1 Atau B = P – 2h √m ଶ 1 diperoleh persamaan sebagai
berikut :
Perhitungan Struktur Hidrolika I-5
(1) (2)
(3)
Kita asumsikan bahwa luas penampang A dan kemiringan dinding m adalah konstan, maka
persamaan (4) dapat dideferensialkan terhadap terhad h dibuat sama dengan nol untuk
memperoleh kondisi P minimum.
ାୢ ାୢ୦
=P – 4h√m ଶ 1 2 mh ൌൌൌ 0
(5)
Atau P = 4√m ଶ 1 ൌൌ 2mh 2 sama dengan nol, maka diperoleh persamaan berikut :
dm dP
(6)
ൌൌൌ ൬ 4h ൌൌൌ1
ඥ m2 1
൰ -2hൌൌൌ0
(7)
Atau
√୫మ ାାଵ ଶ୫
4m3= 1+m2 : m = ට =
ଷ
√ଷ
(8)
Nilai m disubstitusikan ke dalam persamaan (6) maka persamaan yang diperoleh adalah
: P = h√3 ൌൌ h√3 = 2h√3 ଷ ଷ diperoleh adalah :
Perhitungan Struktur Hidrolika I-6
ା଼ ଶ
(9)
Jika nilai m disubtitusikan ke dalam dalam persaman (3), maka persamaan yang
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
(10)
(11)
Jadi, penampang trapesium trape ium yang paling efisien adalah jika kemiringan
dindingnya, m = 1/√3, atau ߠ ൌൌൌ 60⁰. Trapesium ium yang berbentuk berupa setengah
segi enam beraturan (heksagonal). 1.9 RUMUS EMPIRIS KECEPATAN RATA-RATA RATA Karena
sulit menentukan tekanan tekana geser dan distribusi kecepatan dalam aliran
turbulen, maka digunakan pendekatan empiris untuk menghitung kecepatan ratarata
rata. Beberapa rumus empiris kecepatan rata-rata rata rata diantaranya adalah :
Rumus Manning V = R3 R2
n 1
2 1
I-7
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
Tabel 1.4 Tipikal Harga Koefisien Kekasaran Manning, n Harga Tipe saluran dan jenis
bahan No 1 Beton • • Gorong-gorong gorong lurus dan bebas dari kotoran Gorong-
gorong gorong dengan lengkungan dan sedikit kotoran/gangguan • • Beton dipoles
Saluran pembuang dengan bak kontrol 0,011 0,011 0,013 0,013 0,012 0,015 0,014 0,014
0,017 0,010 0,011 0,013 Minimum Normal Maksimum
Tanah, lurus dan seragam • Bersih baru • Bersih telah melapuk • Berkerikil •
Berumput pendek, sedikit tanaman pengganggu 0,016 0,018 0,022 0,022 0,018 0,022
0,025 0,027 0,020 0,025 0,030 0,033
I-8
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
II - 1
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
V (kecepatan) Q (debit) =
= ቀ
୬
ଵ ଶ୦మ ସ୦
ଶ/ଷ
. S /ଶ
ଶ୦ 2h ଶ ቀ ቁ ୬ ସ୦
మ ଶ/ଷ
. S /ଶ
. S /ଶ . S /ଶ
= h ଶ √3 ቀ ቁ
ଶ
୦ ଶ/ଷ
II - 2
Perhitungan Struktur Hidrolika
No
Nama Saluran
Panjang Debit (Q) Kecepatan (V) (m) m3/dtk m/dtk 1,056 338.8 320 0.90 0.80 0.30
1.02 2.08 1.03
Tinggi air (h) lebar dasar (b) Kemiringan Tinggi Jagaan m m talud m 0.71 0.47 0.41
0.82 0.54 0.47 0 0 0 0.40 0.30 0.30
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
II - 3
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
II - 4
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
3.3
ELEVASI MUKA AIR RENCANA Elevasi muka air rencana ditentukan dengan perhitungan
aliran uniform flow. Perhitungan aliran uniform flow biasanya digunakan formula
Manning untuk memperoleh kecepatan arus rata-rata. rata
ଶ v = R ଶ/ଷ . I /ଶ ୬ ଵ
III - 1
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
Dimana v = kecepatan arus rata-rata rata sungai (m/det) R = Jari-jari jari hidrolis
= A/S (m) A = Luas Potongan Lintang (m2) S = Keliling basah sungai (m) I =
Kemiringan hidrolik n = Koefisien kekasaran Manning Untuk sungai yang lebar
digunakan lebar sungai (B) sebagai pengganti S. Koefisien kekasaran menunjukkan
kekasaran dasar sungai dan besarnya tergantung dari berbagai macam faktor. tor.
Apabila air yang mengalir dihitung dengan aliran uniform flow dan kecepatan arus
rata-rata rata dihitung dengan rumus Manning maka tinggi muka air berdasarkan debit
banjir rencana dengan mudah ditentukan dengan mengadakan perhitungan coba banding.
Tinggi muka air rencana sebaiknya lebih rendah dari tinggi muka air maksimum
sebelumnya. Jadi apabila muka air dari hasil perhitungan terlalu tinggi, maka
sungainya ainya harus diperlebar atau diperdalam. Tabel koefisien kekasaran dari
Manning dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.1
III - 2
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
Tabel 3.1 Koefisien Kekasaran Jenis Saluran Gorong-Gorong Pipa kuningan Pipa besi
cor Pipa baja sambungan Pipa halus dari semen Pipa beton Saluran Buatan Kayu halus
Betonan Pasangan batu asah Pasangan batu kasar Pasangan kering dari batu kasar
Saluran galian tanah, lurus dan berprofil sama Saluran galian tanah, berkelok-kelok
berkelok dan berarus lambat Saluran galian tanah padas, halus Saluran galian tanah
padas, kasar Sungai Alam Trase dan profil teratur, air dalam Trase dan profil
teratur, bertanggul kerikil dan berumput Berbelok-belok belok dengan tempat-tempat
tempat dangkal Berbelok-belok, belok, air tidak dalam Berumput banyak di bawah air
0,030 – 0,040 0,033 – 0,045 0,040 – 0,055 0,050 – 0,080 0,025 – 0,033 0,023 – 0,030
0,025 – 0,035 0,035 – 0,045 0,010 – 0,014 0,012 – 0,018 0,013 – 0,017 0,017 – 0,030
0,025 – 0,035 0,017 – 0,025 0,009 – 0,013 0,011 – 0,015 0,013 – 0,017 0,010 – 0,013
0,012 – 0,016 n
III - 3
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
3.4
LAJU ALIRAN PERMUKAAN ATAU DEBIT DEB Metode untuk memperkirakan laju aliran
permukaan puncak yang umum dipakai adalah metode Rasional. Rasional Metode ini
sangat sederhana dan mudah penggunaannya. Persamaan matematik metode Rasional
dinyatakan dalam bentuk Q = 0.277 C.I.A Dimana : Q = Laju aliran permukaan (m3/det)
C = Koefisien aliran permukaan dari Manning I = Intensitas hujan (mm/jam) A = Luas
daerah pengaliran (km2) Koefisien Run Off ( C ) Besarnya run off coefisien
tergantung dari faktor-faktor fa daerah pengalirannya seperti misalnya: jenis
tanah, kemiringannya, keadaan hutan penutupnya dan sebagainya juga tergantung dari
besar kecilnya. kecilnya Tabel 3.2 Data Run Off Coefisien (C) Keadaan Daerah
Pengaliran Bergunung dan Curam Pegunungan Tertier Sungai dengan tanah dan hutan
dibagian Atas dan an bawahnya Tanah dasar yang ditanami Sawah waktu diairi Sungai
bergunung Sungai dataran 0,50 – 0,75 0,45 – 0,50 0,70 – 0,80 0,75 – 0,85 0,45 –
0,75 Run Off Coefisien 0,75 – 0,90 0,70 – 0,80
III - 4
Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase
Kecepatan Perambatan Banjir (V) Kecepatan perambatan banjir dapat dipakai rumus :
Dr. Rizha sebagai berikut : V = 72 ቀ ቁ
.
L = panjang sungai
ቀ ቁ
t
24 2/3
Luas Daerah Pengaliran (A) Pendekatan dengan formula Melhior dimana luas daerah
pengaliran merupakan luas elips dimana : Sumbu panjang adalah jarak dari hulu ke
titik yang ditinjau Sumbu pendek adalah 2/3 x Sumbu panjang Jadi luas elips = π/4 /
4 x sumbu panjang x sumbu pendek
III - 5