Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

FAAL ERGONOMI

“Rancangan alat pengukur denyut jantung dengan sistem mikroprosesor


untuk mencapai zona latihan dalam olahraga”

Oleh:

ABDUL LATIF
15089053

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Zona Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga prestasi adalah untuk
mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang paling tinggi, atau dalam arti
fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk
mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. .
Andi Suhendro (1999: 3.4) berpendapat, “Latihan (training) merupakan proses kerja
yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin
meningkat”. Pengertian latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada prinsipnya
mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa, latihan
(training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan
secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat.
Latihan yang sistematis adalah program latihan direncanakan secara matang,
dilaksanakan sesuai jadwal menurut pola yang telah ditetapkan, dan evaluasi sesuai
dengan alat yang benar. Dalam menjalankan latihan kita harus mampu mencapai zona
latihan agar tujuan dari latihan yang telah ditetapkan diawal dapat tercapai, untuk itu maka
kita perlu melakukan pengukuran denyut jantung selama melakukan latihan. Pengukuran
dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan alat.
Dengan alasan diatas maka rancangan pembuatan alat untuk mengukur denyut
jantung agar mencapai zona latihan dilakukan dengan dukungan dari berbagai pihak yang
membantu pembuatan alat ini.
Gambar pengukuran denyut jantung manual.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Training Zone


Training Zone adalah batasan untuk melakukan latihan yang harus dicapai dengan
patokan denyut nadi. Seseorang yang melakukan suatu aktivitas secara teratur, terencana,
berulang-ulang dengan kian hari semakin berat beban kerjanya sering dinyatakan bahwa
orang tersebut sedang melakukan latihan. Hal ini didasarkan pada pengertian training yang
dijelaskan oleh Harsono (1988:101) bahwa “Training adalah proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian
menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.” Kemudian Giriwijoyo (1992:78)
menjelaskan sebagai berikut:
Latihan ialah upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk
meningkatkan kemampuan fungsional raga yang sesuai dengan tuntutan penampilan
cabang olahraga itu, untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu baik pada
aspek kemampuan dasar (latihan fisik) maupun pada aspek kemampuan keterampilannya
(latihan teknik.
Umtuk mencapai zona latihan maka akan dilakukan pengukuran secara berkala dari
durasi latihan yang dijalankan secara sistematis dan terstruktur. Pengukuran detak jantung
tersebut dapat dilakukan setiap 10 menit durasi latihan dijalankan.

B. Rancangan alat untuk mengukur denyut jantung.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan,penulis mempunyai ide untuk membuat
alat yang fungsinya menghitung denyut jantung saat melakukan latihan fisik .Jadi
maksudnya disini dalam menghitung denyut nadi latihan agar masuk pada zona latihan
maka akan digunakan sebuah alat untuk mengukur denyut jantung saat latihan, dengan
menggunakan alat jadi kita akan lebih efektif dan efisien dalam menghitung denyuit
jantung kita saat latihan, kita tidak perlu menggunakan stopwatch dan meraba pada arteri
radialis namun kita hanya cukup menempelkan alat ini pada jari atau leher saat kita telah
memasuki durasi latihan.

Sistem ini merupakan system sensor denyut jantung dimana system ini akan
mengeluarkan output dalam bentuk display detak jantung yang di uji dalam satuan BPM.
Input dari system ini ialah detak jantung yang dapat diukur pada jari, pergelangan tangan
bahkan di leher (letak denyut jantung paling bisa terlihat) yang akan di transmisikan ke
arduino menggunakan sensor denyut jantung dengan input analog. Pada arduino terjadi
proses pengkonversian dari sinyal analog menjadi sinyal digital kemudian di olah kedalam
satuan BPM. Kemudian hasil pengukuran ini di tampilkan menggunakan 4 digit 7
segment. Sistem ini juga di verifikasi menggunakan Port serial ADC.

1) Spesifikasi
Spesifikasi dari prototype ini ialah :
 Menggunakan sensor denyut jantung sebagai input dan mengirimkan nya ke
mikrokontroller
 Menggunakan 4 digit 7 segement sebagai Display output
 Menggunakan arduino uno sebagai mikrokontroler untuk mengelola data
 Port Serial ADC untuk memverifikasi sensor berjalan

Komponen yang digunakan :

 Arduino Uno
 Sensor detak jantung

 Kabel secukupnya
 4 digit 7 Segment
 7 buah transistor
 14 buah resistor 1KΩ

2) Desain
Pada prototype ini, digunakan komponen seperti yang telah dijelaskan pada
bagian speksifikasi. Arduino sebagai mikrokontroler yang mengolah data yang
nantinya data tersebut dikeluarkan dalam bentuk display melalui 4 Digit 7
Segemet. Transistor pada tiap kaki 7 segment dipasang transistor untuk
meningkatkan arus dari arduino ke 7 segement agar lampu nyala LED lebih
terang. Karena arus maksimal dari arduino sebesar 20mA. Dengan menambahkan
transistor yang disertai resistor, arus yang masuk ke kaki 7 segment menjadi
43mA. Sensor denyut jantung berperan sebagai masukan input dari pengguna
yang kemudian input ini akan di kirimkan ke arduino untuk lebih lanjut diolah di
arduino.
Secara garis besar, cara kerja system ini ialah Input dari sensor dimasukkan
ke Arduino sebagai input sinyal analog, lalu dikonversi ke digital dan diproses
dalam Arduino. Setelah itu, hasil pengukuran BPM ditampilkan ke dalam bentuk
angka dengan menggunakan display 7 segment. Dibuat juga port serial ADC yang
berguna untuk memverifikasi bahwa system berjalan dengan baik.
Diagram blok dari system ini ialah sebagai berikut:

Gambar alat ukur detak jantung sistem mikroprosesor


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mencapai zona latihan yang telah ditetapkan maka kita perlu melakukan
pengukuran secara berkala, dalam melakukan latihan yang terprogram pengukuran denyut
jantung itu penting sebagai pengontrolan latihan dan untuk mendapatkan hasil latihan yang
maksimal.
Pembuatan alat ukur detak jantung menggunakan sistem mikroprosesor ini
dilakukan agar mempermudah dalam pengukuran denyut jantung saat latihan agar tidak
membuang waktu latihan hanya untuk mengukur detak jantung latihan saja.Jadi alat ini
dirancang agar efektifitas dan efisiensi saat melakukan latihan dapat dicapai.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil latihan yang maksimal maka dianjurkan menggunakan alat
ini untuk mengukur apakah kita mencapai zona latihan untuk peningkatan performa, agar
tidak membuang waktu saja namun latihan yang dilakukan tidak memberikan manfaat
yang signifikan pada performa setelah latihan.

Anda mungkin juga menyukai