Oleh :
Abiyyu Naufal Susanto P07120217001
Aga Rahma Putri P07120217001
Aisah Khusnul Isma’iyah P07120217001
Aisyah Ayu Melati Sugiharto P07120217001
Aisyah Kusumaningrum P07120217001
Kemampuan respons faali terhadap tantangan kerja fisik berat dinilai paling baik dengan
pengukuran langsung kapasitas aerobik dalam bentuk penggunaan 02 maksimal. Karena
frekuensi jantung yang diperoleh selama kerja atau latihan secara linier berhubungan dengan
penggunaan O2 (dalam batas tertentu), mungkin yang terbaik untuk menaksir kapasitas
aerobik adalah dengan etrapolasi pada test submaksimal. Tes submaksimal adalah tes yang
menggunakan O2 di bawah maksimum.
Kapasitas aerobik dapat juga ditaksir dari frekuensi jantung yang dihitung semasa
waktu pemulihan (recovery period). Walaupun tidak tepat benar seperti cara langsung, tetapi
cara ini sudah memadai dan dipergunakan secara luas untuk penyaringan (screening) dan
menghasilkan keuntungan-keuntungan yang bermakna.
Cara kerja
Pelaksanaan
Tindakan
1. Jalankan metronom.
2. Pengawas memberi aba-aba siap dan hitung satu...dua...tiga...empat.
3. Hentikan naik turun bangku jika probandus merasa pusing, nyeri di dada, capai, tidak
teratur langkahnya atau terjatuh.
4. Probandus disuruh duduk kembali, tunggu 1 menit, hitung denyut nadi selama 30 detik.
Perhitungan
Setelah diperoleh denyut nadi istirahat, dengan jumlah denyut nadi sesuai naik turun
bangku, dapat diperkirakan bagaimana nilai kebugaran jasmanai (KJ), Physical fitness
probandus tersebut. Untuk menilai itu dipergunakan rumus pendek (rumus cepat) :
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑛𝑎𝑖𝑘 𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) 𝑥 𝟏𝟎𝟎
Indeks KJ (PFI)* =
5.5 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑛𝑎𝑑𝑖 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝒍𝒂𝒕𝒊𝒉𝒂𝒏
.….