Anda di halaman 1dari 7

64 Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 64 - 70

Pemikiran Ekonomi Politik Taylor, Smith, Marx dan Keynes


Yunus Handoko
Dosen STIE Asia Malang

Abstrak:
Pemikir merkantilis beranggapan bahwa kekayaan itu adalah untuk melayani kekuasaan, dan bahwa tujuan
meningkatkan kekayaan itu adalah selaras dengan tujuan meningkatkan kekuasaan, malahan hampir tidak dapat
dibedakan satu sama lain. Mengenai kebijakan praktis, kaum merkantilis juga melihat hubungan yang erat antara
kekuasaan dengan kekayaan. Negara adalah tempat kekuasaan. Negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan kekayaan, hendaklah memakai kekuasaan untuk mengatur industri dan perdagangan. Negara
harus memberikan dukungan politik dan ekonomi misalnya dengan menetapkan monopoli terhadap industri yang
membuat barang-barang untuk ekspor. Negara harus membatasi import dengan mengenakan pajak atau melarang
impor tersebut. Negara harus menjajah (colonize) untuk memeperoleh suplai emas dan perak, ataupun untuk
memperoleh bahan mentah yang dapat diolah untuk diekspor. Dengan meningkatkan kekayaannya, negara itu juga
meningkatkan kekuasannnya. Adam Smith sesuai dengan penekanan ini, menyangkal pentingnya akumulasi harta
berupa logam-logam mulia. Sebaliknya, untuk meningkatkan kekayaan adalah perlu mengembangkan pasar seluas
mungkin untuk distribusi produk. Penalaran ini mendasari argumentasinya untuk perdagangan internasional yang
maksimum yang dapat dicapai dengan membebaskannya bea masuk dan hambatan-hambatan lainnya. Smith juga
merevisi ide mercantilist mengenai hubungan antara kekayaan dengan kekuasaan. Walaupun ia tidak membantah
bahwa kekuasaan suatu negara itu sebagian bergantung pada kekayaannya, namun ia menyerang pendapat bahwa
cara terbaik untuk meningkatkan kekayaan adalah melalui tindakan politik langsung. Marx mengasumsikan bahwa
kelas kapitalis itu memiliiki akses pada kekuasaan, karena posisinya dalam struktur ekonomi. Ia memiliki alat-alat
produksi, dan ia membeli jasa-jasa buruh. Buruh sebaliknya, hanya memiliki tenaga kerja untuk dijual dan hanya
upah yang diterimanya sebagai imbalan. Karena posisinya yang unggul kaum kapitalis sanggup mengeksploitir
buruh dengan memperpanjang jam kerja, memaksa istri dan anak-anak untuk bekerja, mempercepat mesin-mesin,
dan mengganti buruh dengan memasang mesin yang lebih produktif. Kekuasaan kapitalis semakin diperkuat oleh
penguasa politik yang mengeluarkan undang-undang yang merugikan para buruh dan memadamkan setiap usaha
protes.
Kata Kunci: pemikiran, ekonomi dan politik

Abstract:
Mercantilist thinkers assume that wealth is to serve the power, and that the aim of increasing the wealth is in
harmony with the purpose of increasing the power, even virtually indistinguishable from each other. Practical
policy, the mercantilists also saw a close relationship between the power of wealth. The state is the place of power.
Countries to encourage economic growth and increasing wealth, let use the power to regulate industry and trade.
State should provide political and economic support for example by setting a monopoly on the industry to make
goods for export. The state should limit imports by taxing or banning the import. State must colonize (colonize) to
obtain the supply of gold and silver, or to obtain raw materials that can be processed for export. With increasing
wealth, the country also increased kekuasannnya. Adam Smith in accordance with this emphasis, to deny the
importance of the accumulation of wealth in the form of precious metals. Conversely, to increase wealth is
necessary to develop the broadest possible market for the distribution of products. The reasoning underlying
arguments for international trade that the maximum that can be achieved with the release of import duties and other
barriers. Smith also revised mercantilist ideas about the relationship between wealth with power. Although he does
not deny that a country's power depends in part on his wealth, but he attacked the notion that the best way to
increase wealth is through direct political action. Marx assumes that the capitalist class memiliiki access to power,
because of its position in the economic structure. He has the means of production, and he buys labor services.
Labour on the contrary, only the labor meimiki for sale and just wages received in return. Due to the superior
position of the capitalists could exploit workers by extending working hours, forcing his wife and children to work,
accelerating machines, installing and replacing workers with machines more productive. Capitalist power is
reinforced by the political authorities who pass laws that harm workers and quell any protest efforts.
Keywords: thought, economy and politics
Yunus Handoko: Pemikiran Ekonomi Politik Taylor, Smith, Mark dan Keynes 65

Pendahuluan dengan pandangan para ahli ekonomi modern yang


menyatakan bahwa perdagangan luar-negeri itu
Para pemikir ekonomi terkemuka sudah dua abad seringkali memberikan manfaat kepada kedua belah
lamanya berusaha memahami hal-hal pokok pihak, walaupun salah satu negara mungkin
mengenai sosiologi ekonomi. Untuk memusatkan mengalami defisit untuk sementara waktu.) Jadi,
perhatian kita pada hal-hal tersebut, pertama-tama kaum menkantilis menekankan perlunya
kita akan melihat dari sudut sejarah pemikiran mengakumulasi langsung logam mulia, ataupun
ekonomi, kemudian searah pemikiran sosiologi dan mempertahankan kelebihan ekspor dan import,
terakhir akan kita tinjau dari perkembangan sejumlah sehingga logam mulia itu akan mengalir ke negara
disiplin ilmu sosial akhir-akhir ini. Sedemikian tersebut. Tema kedua adalah mengenai pandàngan
kayanya sejarah pemikiran ekonomi, bahkan dalam kaum merkantilis tentang kekuasaan dan
dua ratus tahun yang lampau, sehingga untuk hubungannya dengan kekayaan. Banyak yang
menulisnya seluruhnya akan dibutuhkan beribu-ribu berpendapat bahwa salah satu cara untuk
artikel. Karena terbatasnya halaman yang tensedia, meningkatkan kekuasaan negara adalah dengan
maka kita akan menyederhanakan pembahasan kita meningkatkan kekayaan nasional. Sebagaimana
dalam 3 hal. Pertama, kita hanya akan membahas dikemukakan Taylor (1916: 32), dalam (jaman
beberapa tokoh pemikir saja. Kedua, kita akan merkantilis) tujuan utama pemerintah setiap negara
membahas makna ekonomis dan pemikiran mereka dalam usahanya mendorong dan mengarahkan atau
serta kita hanya akan memusatkan perhatian kita membimbing perniagaan dan industrinya, untuk
kepada ekonomi politik yang sedang berkembang. mendukung pertumbuhan kekayaan nasional,
Ketiga, diantara hal-hal tersebut kita akan terutama demi untuk kekuasaan dan keamanan
membatasi diri terutama pada salah satu dimensi saja, diplomatik serta militer negaranya. Tujuan pokok dan
yaitu dimensi ekonomi politik. Pembatasan ini sangat kebijakan setiap negara adalah peningkatan kekayaan
penting, karena sebagian besar abad ke 19 ilmu dan kekuasaan negara sedemikian rupa sehingga
ekononhi itu disebut ”ekonomi politik’ dan sekarang melebihi negara-negara asing kompetiternya. Kaum
juga masih mempentahankan kegemarannya dengan merkantilis beranggapan bahwa kekayaan itu adalah
isu-isu politik. Penulis dalam memotret ekonomi untuk melayani kekuasaan, dan bahwa tujuan
politik ini melalui empat pemikiran besar bidang meningkatkan kekayaan itu adalah selaras dengan
ekonomi politik diawali dari Taylor, Smith, Marx dan tujuan meningkatkan kekuasaan, malahan hampir
Keynes. tidak dapat dibedakan satu sama lain. Mengenai
kebijakan praktis, kaum merkantilis juga melihat
Taylor: Merkantilisme Ekonomi Negara hubungan yang erat antara kekuasaan dengan
kekayaan. Negara adalah tempat (locus) kekuasaan.
Paham merkantilisme adalah sekelompok ide Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
heterogen yang mendominasi pemikiran ekonomi peningkatan kekayaan, negara hendaklah memakai
Eropa selama abad ke 17 dan 18. Ide-ide ini bukanlah kekuasaan ini untuk mengatur industri dan
merupakan suatu teori ekonomi yang utuh, melainkan perdagangan. Negara harus memberikan sokongan
suatu kumpulan besar (conglomeration) pendapat- politik dan ekonomi misalnya dengan menetapkan
pendapat mengenai nilai, saran-saran kebijakan, dan monopoli terhadap industri yang membuat barang-
pernyataan-pernyataan mengenai sifat kehidupan barang untuk ekspor. Negara harus membatasi impor
ekonomi. Keanekaragaman merkantilisme ini dengan mengenakan pajak atau melarang impor
sebagian disebabkan oleh keanekaragaman orang tersebut. Negara harus menjajah (colonize) untuk
yang mendukungnya seperti para filosof, para kepala memeperoleh suplai emas dan perak, ataupun untuk
negara, pembuat undang-undang (legislators), para memperoleh bahan mentah yang dapat diolah untuk
saudagar, dan pamphieteers. Dari barisan ini, kita diekspor. Dengan meningkatkan kekayaannya,
dapat menyimpulkan beberapa tema pokok. Tema negara itu juga meningkatkan kekuasaanya. Dari
pertama adalah mengenai pandangan kaum sudut status variabel ekonomi dan politik, kaum
merkantilis tentang kekayaan. Kekayaan suatu negara menkantilis tidak berbeda teorinya dengan Negara.
dianggap sama dengan jumlah uang yang dimiliki Dengan meningkatkan kekayaan suatu negara maka
oleh negara itu. Disamping itu, kaum menkantilis ini meningkatlah kekuasaannya. Disamping itu, ia
mengidentifikasi uang itu dengan logam mulia, emas menggunakan kekuasaanya untuk meningkatkan
dan perak. Oleh karena, mereka menganggap total kekayaannya. Jika dikendalikan dengan tepat, sistem
kekayaan dunia itu kurang lebih tetap (stationery), ekonomi dan politik itu tidak akan bententangan
maka mereka merasa bahwa keuntungan suatu negara dengan tujuan sebuah negara, malahan saling mengisi
adalah kerugian negara lain. Hal ini bertentangan satu sama lain.
66 Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 64 - 70

harga? Smith (1723: 234-235) menangani masalah ini


Adam Smith: Melemahnya Kontrol Ekonomi dengan 2 cara yaitu:
Negara, Smith (1723-1790) adalah kritikus 1. Adam Smith memasukkan suatu asumsi kedalam
terkemuka dan doktrin mercantilist. Polemik multi- teorinya yang merupakan suatu unsur inti dan
segi yang termuat dalam bukunya yang termasyhur paham pasar persaingan sempurna. Asumsinya
Wealth of Nations (kekayaan bangsa-bangsa), kita bahwa tidak ada perusahaan individual yang
dapat mensarikan serangan-serangan berikut terhadap mempunyai kekuasaan mempengaruhi harga
tema-tema pokok mercantilist dan perumusannya atau total output dari suatu industri. Tidak ada
kembali. Mengenai kekayaan, Smith menolak agen ekonomi yang dapat sekaligus merupakan
penekanan mercantilist terhadap uang dan harta. Ia agen politik. Smith menyadari bahwa dalam
mengemukakan bahwa kekayaan suatu bangsa itu praktek, para pengusaha itu dan yang lainnya
dijumpai dalam basis produksinya, atau dalam berusaha mengatur harga-harga dan output;
kekuatannya untuk menghasilkan ‘barang-barang “orang-orang dalam usaha yang sama jarang
keperluan, kesenangan dan kemudahan hidup. Uang bertemu bersama, tetapi percakapan yang
adalah alat pertukaran yang memudahkan alokasi berakhir dengan kompolotan (conspiracy)
barang-barang tensebut. Selanjutnya tingkat produksi terhadap publik katanya. Tetapi ia merasa bahwa
bergantung pada pembagian kerja. Bertambah tinggi kesepakatan ini tidaklah wajar dan tidak sah
spesialisasi tenaga kerja, maka makin produktiflah ia. (illegitimate). Jika perekonomian itu bebas,
Level spesialisasi tenaga kerja selanjutnya maka para pengusaha akan menggunakan
bergantung pada besarnya pasar untuk produk tenaga modalnya untuk usaha-usaha yang paling
kerja itu dan pada tersedianya modal. Smith sesuai produktif, dan pembagian pendapatan akan
dengan penekanan ini, menyangkal pentingnya menemukan sendiri tingkatnya yang wajar di
akumulasi harta berupa logam-logam mulia. pasar. Perekonomian akan mengatur dirinya
Sebaliknya, untuk meningkatkan kekayaan adalah sendiri.
perlu mengembangkan pasar seluas mungkin untuk 2. Ia mengasumsikan bahwa beberapa kendala
distribusi produk. Penalaran ini mendasari politik umum adalah perlu untuk mencegah para
argumentasinya untuk perdagangan internasional pengusaha terlalu mengejar kepentingan dirinya
yang maksimum yang dapat dicapai dengan sendiri dengan cara tidak terkendali. Misalnya,
membebaskannya bea masuk (tariffs) dan negara hendaklah mengadakan undang-undang
hambatan-hambatan lainnya. Smith juga merevisi ide untuk menjamin bahwa penjualan dan kontrak
mercantilist mengenai hubungan antara kekakayaan itu dihormati, negara jangan pilih-kasih pada
dengan kekuasaan. Walaupun ia tidak membantah kelompok-kelompok tertentu dalam
bahwa kekuasaan suatu negara itu sebagian perekonomian. Jadi bahkan berdasarkan asumsi
bergantung pada kekayaannya, namun ia menyerang laissez-faire pun, negara tidaklah sama sekali
pendapat bahwa cara terbaik untuk meningkatkan pasif. Ia memberikan setting moral, legal, dan
kekayaan adalah melalui tindakan politik langsung. institusional yang mendorong perusahaan secara
Pemerintah tidak usah mengadakan monopoli, keseluruhanya, tetapi tidak pada usaha-usaha
menetapkan bea masuk, atau menunjukkan pilih- bisnis tertentu.
kasih (favoritism) terhadap industri-industri tertentu.
Sebaliknya, mereka hendaklah membiarkan Karl Marx: Negara Sebagai Tawanan Borjuis
kekuasaan membuat keputusan-keputusan ekonomi
berada ditangan orang-orang ekonomi (econoinic Pemikiran Marx (1818:76-89) itu sangat
agents) itu sendini. Dilihat dari sudut kekuasaan, kompleks, sebagian karena ia berusaha mensintesa
doktrin terkenal laissez faire berarti bahwa negara sedemikian banyak bidang yang berpengaruh
jangan mengatur tetapi hendaklah memberikan terhadap intelektual yang dipersatukanya. Disini kita
kekuasaan kepada perusahaan dan commercial agents hanya dapat memberikan sketsa sederhana saja
untuk mengatur diri mereka sendiri. Tegasnya, mengenai pandangannya tentang ilmu ekonomi dan
laissez faire meiminta realokasi kekuasaan dalam masyarakat, dengan rujukan khusus pada
masyarakat, bukan hanya suatu ketiadaan kekuasaan. pernyataannya mengenai kekuatan-kekuatan politik.
Namun demikian, desentralisasi ini tidaklah Menurut Marx, setiap masyarakat, apapun tahap
memecahkan semua masalah politik masyarakat. perkembangan historisnya, berada pada landasan
Apakah jaminan bahwa setiap agen-agen ekonomi ekonomi. Marx menyebut ini mode produksi dan
tidak akan menyalahgunakan kekuasaan mereka, komoditi-komoditi. Selanjutnya, mode produksi itu
memperoleh kontrol pasar dan menetapkan harga- mempunnai 2 komponen. Pertama adalah ‘kekuatan
produksi,’ atau pengaturan fisik dan teknologi dari
Yunus Handoko: Pemikiran Ekonomi Politik Taylor, Smith, Mark dan Keynes 67

kegiatan ekonomi. Kedua adalah hubungan-hubungan antara kekuatan ekonomi dan politik itu bukanlah
sosial dan produksi, atau kelengkapan mutlak suatu kekuatan yang langgeng. Dalam kenyataannya,
manusia bahwa orang-orang itu harus berhubungan setiap jenis sistem ekonomi itu mengandung apa yang
satu sama lain dalam melaksanakan kegiatan disebutnya ‘benih-benih kehancurannya sendiri.
ekonomi ini. Tetapi masyarakat itu bukan hanya Misalnya, dibawah kapitalisme, kelas borjuis yang
terdiri dan struktur ekonomi saja. Berada diatasnya didorong oleh persaingan untuk mempertahankan
adalah apa yang disebut Marx sebagai struktur atau meningkatkan laba mereka, secara berangsur-
super” atau kompleks hukum, politik, keagamaan, angsur membuat para buruh semakin sengsara dan
estetika, dan lembaga-lembaga lainnya. Totalitas putus asa. Keadaan ini menjadi dipergawat oleh
hubungan produksi itu merupakan struktur ekonomi terjadinya krisis ekonomi yang semakin berat.
masyarakat. Landasan dan struktur super legal, Bagaimana tanggapan para buruh. Mula-mula mereka
politik, mode produksi menentukan sifat umum dari tetap terisolir dalam persaingan satu sama lain dan
proses sosial, politik, spiritual dan kehidupan. tidak terorganisir, mereka hanya sanggup meng-
Penentuan ini mungkin bekerja sebagai ganggu alat-alat produksi. Miisalnya merusak-kan
berikut: Perangkat hubungan-hubungan sosial paling mesin dan serangan yang salah-jalan terhadap sisa-
mendasar yang lahir dari proses produksi adalah sisa tatanan feodal. Dengan demikian berkum-pulnya
struktur kelas, atau pembagian masyarakat ke dalam para buruh semakin dekat satu sama lain dalam
kelas si kaya yang berkuasa dan kelas si miskin yang pabrik, dan gerakan industri melenyapkan perbedaan-
dieksploitir. Di bawah mode produksi kapitalis Marx perbedaan diantara mereka. Mereka menjadi lebih
menganalisa kapitalisme secara mendetil. Kedua dapat dikerahkan menjadi kelompok aksi kolektif,
kelas ini adalah borjuis dan proletar. Kelas borjuis seperti halnya serikat sekerja. Mereka Sekarang
memiliki alat-alat produksi, mengarahkan (direct) sanggup memaksakan pengakuan terhadap diri
proses produksi, dan memetik laba daripadanya. mereka dan mencapai beberapa kemenangan
Kelas proletar adalah buruh upah yang memberikan legislatif, seperti undang-undang yang membatasi
tenaga kerja aktual, tetapi tidak menerima penuh lamanya jam kerja. Buruh akhirnya, mencapai tingkat
imbalannya. Berdasarkan hubungan-hubungan kematangannya, mereka membentuk sebuah partai
produksi ini, kita tentunya mengharapkan negara, revolusioner yang bangkit untuk menghancurkan
gereja, masyarakat pendeknya semua struktur super sistem kapitalis dan merintis suatu sistem sosialis.
itu beroperasi melayani kelas borjuis dan membantu Karl Marx mem-punyai pandangan yang
para buruh tetap dibawah (subordinated). Misalnya, kompleks tentang hubungan antara kekuatan ékonoini
politikus dan polisi akan menindas ketidakpuasan dan politik. Dalam tahap vital perkembangan suatu
buruh, dan para pemimpin keagamaan akan sistem ekonomi, pengaturan politik mendukung
mengkhotbahkan ideologi kepada massa untuk pengaturan ekonomi dalam tahap degenerasi, keku-
meyakinkan mereka bahwa mereka tidak ditindas atan ekonomi dan politik saling bertentangan, dan
atau bahwa mereka akan memperoleh keselamatan di konflik ini akhirnya membawa kepáda kehan-uran
dalam kehidupan masa depan. Kita sekarang marilah sistem politik itu dan kemudian kehancuran sistem
memeriksa hubungan antara kekuatan ekonomi ekonominya. Pada setiap waktu, hubungan fungsional
dengan kekuatan politik. Marx mengasumsikan antara kekuatan ekonomi dan politik itu bergantung
bahwa kelas kapitalis itu memiliiki akses pada pada tahap perkembangan masyarakat tersebut.
kekuasaan, karena posisinya dalam struktur ekonomi.
Ia memiliki alat-alat produksi, dan ia membeli jasa- Revisi Adam Smith: Studi Persaingan Tidak
jasa buruh. Sebaliknya, buruh hanya memiliki tenaga Sempurna, Smith (1723: 133-135) dalam meninjau
kerja untuk dijual dan hanya upah yang diterimanya asumsi tentang kekuasaan, melihat bahwa ia
sebagai imbalan. Karena posisinya yang unggul kaum menetapkan sebuah model tentang pasar persaingan
kapitalis sanggup mengeksploitir buruh dengan sempurna, pasar dimana tidak suatu perusahaan
memperpanjang jam kerja, memaksa istri dan anak- individualpun yang menguasai harga atau output.
anak untuk bekerja, mempercepat mesin-mesin, dan Dibawah keadaan demikian, perusahaan yang
mengganti buruh dengan memasang mesin yang lebih menetapkan harga terlalu tinggi, menghasilkan terlalu
produktif. Kekuasaan kapitalis semakin diperkuat banyak, atau beroperasi tidak efisien, akan terpaksa
oleh penguasa politik yang mengeluarkan undang- menyesuaikan diri dengan kondisi produksi yang ada
undang yang merugikan para buruh dan memadam- atau gulung tikar. Model ini telah menduduki tempat
kan setiap usaha protes. Dalam keadaan demikian, terkemuka dalam sejarah pemikiran ekonomi. Pada
kekuatan politik dalam masyarakat ini dimasukkan awal abad ke 20, teori yang berdasarkan asumsi-
jasa-jasa kekuatan ekonomi. Marx (1754:342) asumsinya ini mencapai titik perkembangan yang
mengungkapkan bahwa mempertahankan hubungan tinggi. Pasar jelaslah bahwa tidak banyak kondisi
68 Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 64 - 70

yang dapat menyamai model persaingan sempurna pemenintah yang menugagalkan trust (trust-busting).
ini. Karena satu atau lain alasan, beberapa agen Analisa mengenai persaingan tidak sempuma, jelas
menjadi cukup kuat untuk dapat mempengaruhi membutuhkan asumsi-asumsi tentang hubungan
keadaan output atau harga. Jika satu atau dua penjual kekuasaan dalam perekonomian. Kenyataannya studi
dapat menguasai seluruh suplai suatu produk tertentu, mengenai persaingan tidak sempurna menandai
misalnya sulfur, mereka dapat menentukan harga perkawinan formal antara analisa ekonomi dengan
karena para pembeli tidak akan dapat beralih ke analisa politik.
sumber lain. Jika produk itu misalkanlah lagi sulfur
juga tidak mempunyai bahan pengganti (substitusi), John Maynard Keynes: Negara Sebagai
maka pará penjual akan lebih kuat, sekali lagi karena Equilibrator
para pembeli terbatas alternatifnya. Akhirnya, jika
sebuah pemerintah mengadakan suatu prasarana Kita dalam membahas karya Keynes (1883) akan
umum (public utility) dan menetapkan harganya, berpegang pada tema politik dengan menggambarkan
maka ini berarti suatu agen melakukan campur- ide-idenya tentang peranan pemenintah dalam
tangan terhadap keadaan harga dan output yang menstabilkan perekonomian. Akan tetapi, sebe-
terdapat jika kekuatan persaingan dibiarkan bekerja. lumnya kita harus menyebutkan beberapa ciri-ciri
Para ahli ekonomi dan para ahli Iainnya selama umum karyanya. Karya Keynes dapat dianggap
dekade-dekade awal abad ke 20, menjadi semakin sebagai suatu usaha untuk menentang dan
sadar akan adanya penyimpangan-penyimpangan memperbaiki dua ciri-ciri ilmu ekonomi klasik. Ciri-
model pasar persaingan sempurna. Tahun 1933 ciri pertama adalah mengenai tingkat konsepsional
merupakan suatu tonggak sejarah dalam kebangkitan dan analisa ekonomi. Dalam tradisi klasik, fokus ilmu
kesadaran ini, karena dua karya pionir besar bidang ekonominya adalah pada kondisi output dan harga
ekonomi satu oleh Robinson dan yang lain oleh untuk perusahaan individual. Keadaan ekonomi
Chamberlain tampil dalam tahun itu. Karya mereka secara keseluruhannya atau sebagai tindakan para
merangsang sejumlah perkembangan teoretis lainnya ahli ekonomi sebagai perilaku aggregates kurang
dan banyak studi empiris mengenai persaingan tidak dipermasalahkan. Keynes menegaskan bahwa
sempurna. Perhatian terhadap ketidak-sempurnaan ini keadaan ekonomi keseluruhannya (aggregate
juga masuk ke dalam perhatian negara dengan econoinic conditions) merupakan suatu fokus penting
keluarnya kebijakan anti trust. Para ahli ekonomi untuk dianalisa. Ciri-ciri kedua ilmu ekonomi klasik
kebanyakan yang mengkaji persaingan tidak yang ditentang Keynes adalah asumsi bahwa
sempurna, juga menyelidiki pengaruh kondisi pasar sumber-sumber ekonomi yang mengatur dirinya
ini terhadap harga dan output; sebagian juga prihatin sendiri itu digunakan seluruhnya dan stabil.
terhadap sumber-sumber yang mubazir karena Mekanisme penyesuaian otomatis tertentu akan
inefisiensi produksi dalam persaingan tidak menjamin bahwa perubahan-perubahan tingkat modal
sempuma. Akan tetapi, sebagai ahli sosiologi dan produksi akan dapat diserap dengan lancar,
ekonomi, sekarang dapat mencatat bahwa para ahli kecuali dalam periode-periode pendek untuk
teori mengenai persaingan tidak sempurna ini penyesuaian. Keynes mengemukakan bahwa dalam
membuat asumsi-asumsi baru tentang kekuatan perekonomian kapitalis dapat berkembang ketidak-
politik yang mempengaruhi ekonomi. Dibawah seimbangan yang serius, dan pengangguran serta
persaingan sempurna, tidak satupun perusahaan yang depresi jangka panjang. Keynes mengemukakan
mempunyai kekuasaan. Sebaliknya, dibawah contoh dengan mengumpulkan sejumlah variabel
persaingan tidak sempurna, perusahaan-perusahaan ekonomi dan non-ekonomi. Mula-mula ia
dan agen-agen Iainnya adakalanya berlaku sebagai mengemukakan bahwa tingkat pendapatan dan
agen politik. Perhatikanlah contoh berikut. Pertama, employment suatu perekonomian itu dapat ditinjau
hasrat suatu perusahaan untuk menguasai harga itu dari dua sudut. Pertama, dari sudut penghasilan
menunjukkan keinginannya untuk menggunakan alat- individu, penghasilan suatu masyarakat itu terdiri dari
alat politik agar lebih dapat meramalkan keadaan bagian penghasilan yang dibelanjakan individu untuk
pasar bagi perusahaan itu dan lebih menyenangkan konsumsi plus bagian yang disisihkannya untuk
baginya. Kedua, perusahaan-perusahaan adakalanya tabungan. Kedua, dari sudut pandangan produksi,
menetapkan harga tidak langsung berdasarkan penghasilan itu terdiri dari barang yang ditujukan
kondisi biayanya sendiri, melainkan berdasarkan untuk konsumsi langsung dan barang yang ditujukan
persetujuan politis dengan perusahaan-perusahaan untuk investasi yaitu barang untuk menghasilkan
lain. Ketiga, perusahaan-perusahaan adakalanya barang dan jasa-jasa lain. Dengan melihat pengha-
menolak untuk bergabung (merge) karena mereka silan dari dua sudut ini, maka Keynes membuat
takut akan tindakan hukum (legal action) dan pihak persamaan berikut: Konsumsi + Tabungan =
Yunus Handoko: Pemikiran Ekonomi Politik Taylor, Smith, Mark dan Keynes 69

Konsumsi + Investasi. Keynes kemudian membuat stock uang, sehingga mempengaruhi variabel-variabel
beberapa asumsi tentang masing-masing unsur mengenai efisiensi marginal dan modal serta
konsumsi tabungan dan investasi. Mengenai investasi. Dengan kebijaksanaan perpajakan (fiscal),
konsumsi dan tabungan, Keynes mengemukakan pemerintah sendiri melaksanakan pembelanjaan dan
bahwa selera konsumen itu relatif stabil, dan investasi (dengan membangun jalan raya, pekerjaan
konsumen itu pada umumnya bukanlah penggerak umum, dan sebagainya), sehingga mempengaruhi
(initiators) dalam perekonomian. Disamping itu, ia total konsumsi maupun total investasi. Serangkaian
mengasumsikan bahwa dengan meningkatnya kebijaksanaan dapat pula mempengaruhi distribusi
penghasilan konsumen, maka ia akan menyisihkan penghasilan, perpajakan, tindakan-tindakan
proporsi yang semakin besar dan total penghasilan- kesejahteraan, subsidi, dan sebagainya. Jika kebijak-
nya untuk tabungan. Kesimpulannya, ini berarti sanaan tersebut bertujuan untuk distribusi
bahwa peningkatan penghasilan suatu masyarakat itu penghasilan yang lebih merata, maka ini akan
tidak disertai oleh peningkatan konsumsi yang relatif meningkatkan konsumsi, karena prinsip bahwa mere-
sama besarnya. Keynes mengasumsikan mengenai ka yang penghasilan mutlaknya lebih rendah, akan
investasi, bahwa investasi itu ditentukan oleh tingkat membelanjakan proporsi yang lebih besar daripada
bunga dan tingkat marginal efficiency of capital = penghasilan tersebut. Praktek-praktek pemerintah ini
efisiensi marginal dan modal’. Yang disebut terakhir menunjukkan bahwa menurut Keynes, aspek-aspek
ini mencerminkan sikap para pengusaha khususnya ekonomis dan sistem (penghasilan, harga, konsumsi,
taksiran yang dibuatnya tentang laba yang diharapkan investasi) adalah terjalin erat dengan variabel-
dan investasi. Ciri-ciri sikap ini, Keynes mengasum- variabel politik (kebijakan perpaja-kan, pertahanan,
sikan bahwa para pengusaha meramalkan kesejahteraan). Kita tidak akan dapat memahami
penghasilan masa depan itu kira-kira sama dengan jalannya perekonomian, terutama dalam jaman
penghasilan yang sekarang. Tingkat bunga ditentukan pemerintahan besar sekarang ini, tanpa kita sekaligus
oleh total stock uang (yang ditetapkan oleh penguasa mengetahui banyak tentang kebijakan-negara.
moneter), dan apa yang disebut Keynes sebagai
“liquidity preference,” yang mencerminkan sikap Kesimpulan
tertentu para spekulan dan menentukan mengapa
mereka lebih suka memegang aktiva sebagai uang Adam Smith sebagai pemikir ekonomi yang
tunai atau sebagai efek (securities). Keynes baru saja kita bahas diatas, kita dapat mengamati
berikutnya menunjukkan bahwa dalam keadaan semacam gerak pulang-balik dalam hubungan antara
tertentu, perekonomian dapat mengalami penganggu- dimensi ekonomi dan dimensi politik. Bagi kaum
ran, inflasi dan berbagai jenis ketidakstabilan lainnya. merkantilis tujuan ekonomi dan politik itu hampir
Perhatikanlah bahwa penalaran ini adalah berdasar- tidak dapat dibedakan, bertambahnya kekayaan
kan asumsi psikologis dan sosial disamping asumsi berarti bertambahnya kekuasaan, dan kekuasaan
ekonomi. Sebagaimana diikhtisarkan Hansen yang haruslah digunakan langsung untuk rneningkatkan
mendukung skedul konsumsi yaitu kecenderungan kekayaan. Smith mencopot paham ekonomi dan
psikologis untuk mengkonsumsi, mendukung skedul politik yang tidak dapat dibedakan. Negara dan
efisiensi margin atau keuntungan. Harapan psikologis ekonomi hendaklah mengejar tujuan mereka masing-
akan menerima hasil-hasil aktiva modal di masa masing seindependen mungkin satu sama lainnya.
depan dan yang mendukung skedul likuiditas dengan Paling tidak bagi perekonomian, pertumbuhannya
sikap psikologis terhadap likuiditas (harapan-harapan yang maksimum akan tercapai dalam keadaan
tentang tingkat bunga di masa depan). Disamping persaingan bebas yang tidak diganggu oleh campur-
hal-hal ini variabel-variabel yang berakar dalam pola tangan politik. Karl Marx, walaupun memasukkan
perilaku dan harapan-harapan itu adalah jumlah uang banyak ciri-ciri pemikiran klasik ke dalam teorinya,
yang ditentukan oleh tindakan Bank Sentral tentang namun ia merevisi paham klasik tentang hubungan
pola perilaku institusional. Dimensi politik akhirnya, antara dimensi ekonomi dengan dimensi politik.
apakah yang dimasukkan Keynes ke dalam teorinya? Sejauh ini ia melihat tujuan ekonomi dan politik itu
Perhatiannya terutama tampak dalam pembahasannya berkaitan erat, maka ia memandang kembali kepada
mengenai kebijaksanaan negara. Keynes mengemu- kaum merkantilis. Akan tetapi, ia berbeda pandangan
kakan bahwa adalah mungkin bagi pemerintah untuk dengan mereka karena ia memandang politik lebih
mempengaruhi tingkat pendapatan dan employment rendah dari ekonomi, lebih lanjut ia membatasi
nasional dengan mengatur unsur-unsur konsumsi, peranan negara hanya untuk menunjang hubungan-
tabungan, investasi dan determinan-determinanya. hubungan kelas yang timbul dari kondisi produksi.
Jadi dalam peranan kebijaksanaan moneter, Keynes disisi lain kembali melihat lebih banyak
pemerintah dapat merubah-rubah tingkat bunga dan otonomi daripada Marx dalam hubungan antara
70 Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 64 - 70

politik dengan ekonomi. Bagi Keynes, penguasa


politik itu dapat mempengaruhi ekonomi. Tetapi
Keynes melihat bahwa pengaruh ini tidaklah
dijalankan melalui pelaksanaan langsung kekuasaan
politik, melainkan melalui pengaturan variabeI-
variabel ekonomi kunci dan membuka konsekuensi-
konsekuensi ekonomi dan pengaturan melalui regu-
lasi pemerintahan.

RUJUKAN

1. Keynes, John Maynard. 1883. The General


Theory of Employment Interest and Money,
London, MacMillan & Co.
2. Marx, Karl. 1818. Das Kapital, (1818-1883). .
Classics of Organization Theory, Brooks/Cole
Publishing Company Pacific Grove, California.
3. Smith, Adam. 1723. Theory of the Moral
Sentiments. Classics of Organization Theory,
Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove,
California.
4. Smith, Adam. 1723. The Wealth of Nations.
Classics of Organization Theory, Brooks/Cole
Publishing Company Pacific Grove, California.
5. Smelser, J. 1987. The Sosiology of Economy
Life. Bahana Aksara. Jakarta
6. Taylor, Frederick Winslow. 1916. The Princples
of Management, dalam Shafritz, Jay M dan J.
Steven Ott. 1987. Classics of Organization
Theory, Brooks/Cole Publishing Company
Pacific Grove, California.

Anda mungkin juga menyukai