Anda di halaman 1dari 3

Bahan Utama : Balaam, David N dan Michael Veseth.

Introduction to International Political


Economy. New Jersey: Prentice Hall, 1996.
Ekonomi Nasionalisme sebagai Perkembangan dari Merkantilisme
Merkantilisme sebagai perspektif teoritis tertua yang menjelaskan ekonomi politik internasional
memungkinkannya sebagai perspektif teoritis paling penting dalam IPE. Pada bagian pertama
tulisan ini penulis akan memaparkan hasil summary dari bahan utama karya Balaam dan Veseth
dari bukunya Introduction to Internasional Political Economy dan dilanjutkan pada bagian kedua
penulis akan menyajikan agurmen singkat penulis berlandaskan dari bahan utama tersebut. Bab 2
dalam tulisan

Balaam dan Veseth menjelaskan perkembangan merkantilisme dari awal

terbentuknya sebagai klasikal merkantilisme, ekonomi nasionalisme sebagai perkembangan dari


merkantilisme hingga wujudnya sekarang disebut sebagai neomerkantilisme. Seperti yang telah
diketahui, fokus utama merkantilisme adalah permasalahan keamanan dan peran negara serta
pasar dalam menyediakan dan mempertahankan keamanan nasional dalam segala bentuknya.
Balaam dan Veseth memulai tulisannya dengan membahas merkantilisme dari tiga sisi
yang antara lain merkantilisme sebagai sebuah periode dalam sejarah dunia, merkantilisme
sebagai filsafat politik yang muncul selama periode tersebut, dan merkantilisme sebagai suatu
seperangkat kebijakan negara yang berasal dari filsafat politik tersebut. Penjelasan secara singkat
merkantilisme sebagai sebuah periode dalam sejarah dunia tampak dari munculnya negara
bangsa baru yang menghadapi permasalahan keamanan nasional. Keamanan dijadikan sebagai
prioritas utama mengingat bahwa usaha untuk mengejar kemakmuran, keadilan dan perdamaian
akan sia-sia selama ada intervensi dari luar maupun internal. Oleh karena itu kekayaan dipelukan
untuk membangun pasukan yang dapat menjamin dan mempertahankan keamanan nasional. Hal
tersebutlah yang melahirkan filsafat politik dari merkantilisme. Filsafat politik ini ditunjukan
dengan kekuasaan dan kekayaan yang dapat membentuk virtuous cycle yang menjelaskan bahwa
kekuasaan dapat menghasilkan kekayaan. Dengan meningkatkan kekuasaan berarti dapat
meningkatkan kekayaan sehingga membuat negara aman dan sejahtera. Namun, kekuasaan dan
kekayaan juga mampu membentuk vicious cycle. Kekuasaan yang tidak memadai berarti
hilangnya kekayaan. Sementara itu merkantilisme sebagai suatu perangkat kebijakan terlihat dari
adanya tindakan pada perbatasan pada impor dan mempromosikan ekspor guna memperoleh
kekayaan.
1

Merkantilisme terus berevolusi dan melakukan penyesuaian dengan kondisi lingkungan


ekonomi dan politik yang terus berubah. Contoh penting dari evolusi ini adalah perkembangan
ekonomi nasionalisme sebagai bentuk dari merkantilisme pada akhir abad 18 dan 19. Klasikal
merkantilisme yang memiliki fokus pada mendapatkan kekayaan dan kekuasaan melalui
perdagangan ke luar yang tidak seimbang, sebaliknya ekonomi nasionalisme fokus terhadap
perkembangan internal ekonomi negara. Kontribusi dari ekonomi nasionalisme ini tampak dari
kemajuan dalam teknologi produksi dan transportasi yang secara berangsur-angsur menciptakan
ekonomi dalam lingkup nasional.
Pendukung ekonomi nasionalisme yang paling terkenal adalah Alexander Hamilton dan
Friedrich List. Hamilton menyatakan bahwa negara mempunyai peran penting dalam
mempromosikan dan melindungi industri domestik. Hamilton melihat keamanan ekonomi AS
terancam dengan kebijakan merkantilisme yang dilakukan oleh negara lain. oleh karena itu,
Hamilton menggagaskan penggunaan subsidi untuk membuat barang produksi AS lebih
kompetitif dalam lingkup dosmetik maupun luar. Sementara itu, List yang telah melihat hasil
dari kebijakan ekonomi nasional Hamilton mempercayai bahwa peran negara memang
diperlukan dalam mempromosikan productive power dalam bentuk pendidikan, teknologi, dan
industri serta mempercayai bahwa industri manufaktur lebih menjanjikan dalam mendatangkan
kekayaan dan kekuasaan ketimbang pertanian. Meskipun tujuan dari ekonomi nasionalisme pada
awalnya untuk membangun kekuatan ekonomi domestik dalam rangka memperoleh keamanan
dan kebebasan dengan mengadakan perbaikan dalam teknologi, komunikasi, dan transportasi,
pada akhir abad kesembilan belas kemampuan negara untuk memproduksi barang-barang
mauifaktur telah melebihi daya beli pasar dosmetik yang mengakibatkan ekonomi nasionalisme
berubah dari domestic

productive power menjadi mencari pasar luar untuk barang-barang

produksi tersebut.
Seiring dengan adanya saling ketergantungan ekonomi internasional dan berkembangnya
pasar dan perdagangan bebas telah memunculkan dilema tersendiri bagi negara. Komitmen
internasional untuk menciptakan perdagangan damai tidak turut menyusutkan tujuan setiap
negara untuk tetap mementingkan keamanan ekonomi dan kebebasan nasional mereka. Hal inilah
yang mendorong mereka mencari jalan untuk melindungi keamanan ekonomi dalam lingkup
ekonomi dan politik internasional yang telah semakin menghilangkan kebijakan klasikal
2

merkantilisme terutama tarif dan kuota yang kemudian munculah istilah neomerkantilisme.
Berkebalikan dengan penggunaan proteksi hambatan perdagangan yang terang-terangan seperi
pemberlakuan tarif impor, setelah perang dunia dua kebijakan neomerkantilisme terkesan kurang
proteksionis.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis sependapat dengan argumen Friedrich List yang
disebutkan dalam tulisan Balaam dan Viseth. Argument tersebut menyatakan bahwa selama
negara memiliki kedudukan sebagai pemegang kedaulatan tertinggi maka negara diperbolehkan
menggunakan ekonominya untuk mendapatkan kekayaan dan kekuasaan serta neomerkantilisme
merupakan bukti nyata bahwa perdagangan bebas tidak turut memberikan halangan bagi negara
untuk mementingkan keamanan nasionalnya. Dalam hal ini penulis setuju mengingat bahwa
setiap negara dalam menjalankan kerjasama maupun persaingan dalam perdagangan bebas tetap
menomor satukan keuntungan yang akan didapat oleh negara tersebut. Pada akhir tulisannya pun
Balaam dan Veseth turut menegaskan merkantilisme memiliki peran begitu kuat dalam
menjelaskan kondisi ekonomi politik internasional. Penulis juga setuju dengan pernyataan
tersebut, melihat bagaimana globalisasi telah memberikan dampak yang kuat bagi ekonomi
politik setiap negara yang mendorong negara-negara tersebut melakukan dan memberlakukan
berbagai kebijakan agar keamanan nasionalnya tetap terus terjaga dan terjamin dalam era
perdagangan bebas saat ini.

Anda mungkin juga menyukai