Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Dilihat dari latar belakang sejarah, negara negara Amerika Latin tidakbegitu berbeda dengan
negara Amerika Serikat, sebab keduanya merupakan koloni dari negara negara EropaBarat.
Bedanya kalau Amerika Serikatlebih di dominasi oleh Inggris, Perancis, Italia,dan Jerman
sedangkannegara AmerikaLatinlebih di dominasi oleh bangsa Spanyol dan Portugis. Setelah
Amerika Serikatmemerdekan diri dari negara negarainduknya pada akhirabad ke 18, negara
negara Amerika Latin pada awal abad ke 19. Yang menjadi pertanyaan mengapa negara Amerika
Latin relatif terbelakang dibandingAmerika Serikat. Persepsi awal tentang keterbelakangan
yang dialami negara negara Amerika Latin lebih disebabkan oleh faktor kelemahan diri, seperti
kemalasan, kesedihan dan keangkuhan. Selanjutnya kecenderungandari yang semula
menyalahkan diri sendiri berubah dengan mencari penyebab dari faktor luar. Kebetulan mereka
menemukan kambing hitam, bahwa terbelakangnyanegara negara Amerika Latin karena sudah
sejak lama dieksploitasi oleh negara negara industri maju terutama oleh Amerika Serikat.

Untuk mencari faktorfaktor yang menyebabkan terbelakangnya perekonomian negara negara


Amerika Latin, sesudah perang dunia II, Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin disingkatECLA
(sekarang ECLAC) melakukan serangkaian penelitian. Penelitian ini dipimpin oleh seorang ahli
ekonomi dari Argentina, Prebisch. Terungkap bahwa perkembangan di Amerika Latin yang sejak
abad ke 19 telah mengeksporproduk produk primer berupa bahan baku dan makanan ke negara
maju, ternyata mempunyai hubungan yang sangateratdenganperkembangan yang terjadi di
Barat. Prebisch melihatada hubungan yang tidak menguntungkan bagi negara negara berkembang
untuk bekerja sama dengan negara maju. Negara negar berkembang dipaksa menghasilkan
komoditas primeruntuk diekspor,yang cenderung lebih menguntungkan negara pengimpor. Hal ini
terjadi karena pasaruntuk komoditas komoditas primer sangatkompetitif, dan harga lebih
ditentukan pembeli. Semua yang diproduk negara berkembang mempunyai nilai harga yang rendah.
Kemudian diolah negara maju dan dibeli denganharga tinggi sehingga produsen negara maju
memperoleh keuntungan monopoli. Menurut teori ekonomi konvensional Klasik maupun Neoklasik,
tiap negara harus fokus menghasilkan barang barang yang biaya produksinya rendah jika
dihasilkan di dalamnegeri dan mengeksporsurplusproduksi keluarnegeri,dan sebaliknya. Sesuai
prinsip keunggulan absolut dan komparatif yang dikembangkan kaum klasik kedua negara yang
terlibat perdagangan bebas akan menguntungkan. Namun apa yang dialami oleh negara Amerika
Latin sungguh berbeda denganteori tersebutakibatnya hubungan dagang menimbulkan banyak
persoalan, karena memposisikan negara berkembang pada keterbelakangandan ketergantungan

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud ekonomi politik Radikal?

2. Bagaimanakah pendekatan ekonomi politik strukturalisme?

3. Bagaimanakah pendekatan ekonomi politik Dependensia?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui yang dimaksud ekonomi politik Radikal?

2. Mengetahui pendekatan ekonomi politik strukturalisme?

3. Mengetahui pendekatan ekonomi politik Dependensia?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ekonomi Politik Radikal

Hasil penelitian ECLA yang dipimpin Prebisch membawa dampak dengan muncul berbagai kritik
terhadap teori teori yang berasal dari Barat, yang paling terasa di negara Amerika Latin. Kritik
kritik tersebutkemudian membawa paradigma baru ekonomi politik radikal, yang mencakup
pendekatan strukturalisme dan Dependensia. Kelompok radikal di Amerika Latin yang
dipermasalahkan tentang keterbelakangan dan yang dibahasadalah berbagai faktoryang
menyebabkan keterbelakangan dan ketergantungan yangdialami Amerika Latin. Dalam kelompok
strukturalisme memanfaatkan perjuangan kelas internasional antara para pemilik modal dan
kaum buruh. Untuk memperbaiki nasib dan kedudukan mereka, kaum buruh dunia perlu mengambil
inisiatif untuk mengembangkan kekuasaangolongan kelaspemerintah yang hanya menjadi alat
dari pusatmetropolitan. Sedangkan teori dependensia menganutaliran Non Marxis, kelompok ini
lebih melihatketergantungan dari perspektifnasional dengan melihatkeadaan di dalamdan di
luar negara. Stukturdan kondisi internsebagai faktorendogen, walau struktur intern ini baik di
masa lalu maupun sekarang dipengaruhi oleh faktorfaktoreksternal. Kelompok Non Marxis lebih
melihat masalah nasional yang perlu diperhatikan adalah bangsa rakyat yang terhimpun dalam
suatu wilayah

Ekonomi PolitikStrukturalisme

Perspektif ini berkembang dari pemikiranpara pengkritik liberalisme. Perspektif strukturalis


berkembang sebagai reaksi terhadap meluasnya liberalisme di abad 19. Aliran strukturalis telah
banyak mempengaruhi berbagai tafsiran historis tentang masalah masalah yang dihadapi oleh
negara Amerika Latin. Pertama struktur perdagangan luar negeri Amerika Latin yang hanya
berperan sebagai pengekspor komoditas bahan mentah ke negara maju. Kedua, dalam pertanian
disebabkan struktu kepemilikan dan penguasaan tanah, perilaku non ekonomis yang memiliki
lahan luas untuk gengsi sosial untuk melindungi diri dari inflasi. Ketiga, pendapatan yang timpang
kekayaan dan kekuasaan politik golongan elitakan menghambat mobilitas sosial (Thee Kian Wie,
1987). Sedangkan menurut Swasono (2003) berpendapatbahwa strukturalisme paham yang
menolak ketimpangan struktural sebagai sumberketidakadilan soaial ekonomi. Pengikutaliran
strukturalis berusaha mengungkapkan sekaligus mengusutketimpangan ketimpangan
struktural yang diakibatkan pemusatan penguasaan dan pemilikan aset ekonomi, ketimpangan
distribusi pendapatan, roduksi dan kesempatan ekonomi. Kaum strukturalis menolak mekanisme
pasarbebas karena mereka menilai ketidakadilan soaial ekonomi yang korbannya golongan kelas
bawah. Mekanisme pasar diartikan suatu mekanisme dimana kelompok masyarakatyang tidak
cukup memiliki tenaga beli akan tersisih oleh arus pasar. Pasarbebas tidak mampu mengatasi
ketimpangan struktural justru mendorong ketimpangan struktural serta memperenggang
persatuannasional. Dari ajaran Neo klasik percaya bahwa kompetisi akan membawa masyarakat
pada kemakmuran dari pada kerjasama, namun kaum strukturalis lebih mengutamakan
kerjasama. Bagi kaum strukturalis ekonomi pasar bebas dunia lebih banyak menimbulkan
kemiskinan dari pada kemakmuran, meningkatkan angka pengangguran dari pada menciptakan
lapangan kerja, menimbulkan ketimpangan dari pada pemerataan. Pendukung strukturalis
sepakatbahwa internasionalisasi kapital, produksi dan perdagangan bebas hanya akan
memberdayakan (ekonomi dan politik) kelompok kaya dan daya beli tinggi sertamenyengsarakan
kaum golongan bawah.

Ekonomi PolitikPendekatan Dependensia

Teori dependensia sesuai dengan namanya berusaha menjelaskan tentang ketergantungan.


Dalam hubungan ketergantungan tersebutada dua pihakyang terlibat yaitu pihak dominan dan
pihak bergantung. Ketergantungan pada suatu komoditas ekspor ternyata sulit diubah dan
begitu juga kebutuhan terhadap barang barang importidak berkurang. Untukmencari penyebab
keterbelakangan yang sulitdihilangkan, selain aliranpendekatan strukturalis juga muncul
pendekatan dependensia.

Lahirnya pendekatan dependensia pertama kali dicetuskan Paul Baran. Dalambuku On The
Political Economy Of Backwardness (1952). Baran disini berusaha menjelaskan berbagai faktor
penyebab keterbelakangan ekonomi di negara negara Duniaketiga, terutama di Amerika
Latin.dengan memusatkan perhatian pada hubungan kelas antara rakyat, elit internal dan
investorasing. Baran melihatadanya kontradiksi antara imperialisme, proses industrialisasi
dan ekonomi pembangunan umumdi negara negara terbelakang. Baran mengakui bahwa investasi
yang dilakukan perusahaan perusahaan multinasional dari negara negara maju di negara negara
terbelakang di satu sisi dapat meningkatkan pendapatan nasional negaranegara dunia ketiga.
Namun di sisi lain peningkatan pendapatan di negara negara miskin ini tidak menikmati oleh
sebagian besar kelompok masyarakatbahwa di negara miskin tersebutkarena tingginya
ketimpangan dalamdistribusi pendapatan. Keuntungan yang dihasilkan oleh investasi
perusahaan multinasional melalui eksploitasi sumber daya di negara negara miskin tidak
dinikmati secara merata. Keuntungan ini lebih banyak dinikmati oleh segelintir elitpolitik saja.
Baran menyimpulkan bahwa pada dasarnya investasi asing tidak meningkatkan kesejahteraan di
negara negar miskin, yang terjadi hanya perubahan kebiasaan sosial masyarakatmiskin serta
perubahan orientasi dari kecukupan dan pemenuhan pasar dalam negeri menjadi orientasi
produksi untuk memenuhi pasar luar negeri. Kapitalisme telah gagal memperbaiki kesejahteraan
masyarakat miskin, tetapi sebaliknya sangat berhasil mengintroduksi semua ketimpangan
ekonomi dan sosial yang melekatdalamsistem kapitalis.

Pendekatanekonomi politik dependensia menurut pandanan Frank, kaum Neo klasik berpendapat
bahwa kapitalisme adalah bentukakhir dari tahapan pembangunan, kaum Marxis menganggap
kapitalisme adalah tahapa antara yangharus dilalui sebelummasuk ke tahap selanjutnya. Teori
dependensia berusaha menjelaskan tentang ketergantunganada dua pihak yang terlibat yaitu
pihak yang dominan dan yang bergantung. Dalam menjelaskan ini Frank mengelompokkan negara
negara di dunia ini atas dua kelompok, yaitu negara negarmetropolis maju, negara yang
terbelakang. Hubungan ketergantungan seperti ini disebut Frank disebutMetropolissatelit
relationship. Menurut Andre GunderFrank dalambukunya Capitalismand Underdevelopmentin
Latin Amerika menggunakan konsep istilah negara negara metropolis majudan negara borjuasi
di negara negara metropolis bekerja sama dengan pejabatpemerintah dankaumborjuis di
negara negara terbelakang. Fungsi kaum borjuis dan pemerintah negara adalah sebagai payung
politik serta memberi kemudahan bagi beroperasinya borjuasi negara metropolis. Karena itu
kemakmuran rakyatjelata jadi di nomor duakan. Tiga utama teori Frank : modal asing,
pemerintah lokal di negara negara satelit, kaum borjuasi di negara terbelakang. Adanya
hubungan ketergantungan antara pihak pihak yang tidak seimbang disebabkan karena
pembangunan daerah daerah terbelakang tergantung pada pembangunan metropolis. Hubungan
yang timpang dan tidak seimbang ini juga disebabkan karena negara negara metropolis memiliki
kekuasaanatas jalannya pembangunan di daerah daerah terbelakang tersebut. Metropolis
mempunyai kekuasaan lebih besar karena dapatmengontrol hubungan dengan negara
terbelakang. Kerugian yang menimpa negara negara terbelakang dapat dilihatdua segi, yang
pertama negara negara yang terbelakang tidak mempunyai kontrol atas pembangunan di
negaranya sendiri, kedua secara materi neg`ra negara terbelakang juga tidak menerima
manfaat dari hubungan ketergantungan dengan negara negara metropolis. Pandanagan ini
sangat bertentangan dengan pendapatkaumNeo klasik yang berpendapatbahwa hubungan
dagang antara negara negara maju dan negara negara berkembang akan menguntungkan kedua
belah pihak. Bagi Frank hubungan ketergantungan adalah hubungan eksploitatif, dimana negara
negara metropolis menyerap negara negara terbelakang. Manfaatyang diterima antara negara
metropolis dengan negara terbelakang sangat timpang, investasi asing memungkinkan negara
metropolis maju mengeruk sebagian besarsumber daya dan potensi ekonomi yang berada di
negara terbelakang. Meskipun ada pihak di negaranegara terbelakang yang memperoleh
manfaat dari investasi asinghasil yang diterima negara negara terbelakang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan tingkatkeuntungan yang dinikmati investor. Akibatnya metropolis akan
semakin maju sedangkan negara terbelakang tetap berada dalampoisisi keterbelakangan,
tertinggal dan tidak berkembang.

Politik ekonomi menurut SamirAmin (1976)dominasi perekonomian dunia oleh negara negara
maju di pusat, merupakanrekayasa eksploitasi mereka, yang menjadik`n negara periferi semakin
tergantung pada pusat. Dimana dalamteori pembangunandimana pusat dan periferi saling
beroposisi di dalamsebuah formasi sosial kapitalis dunia. Hubungan antara pusatdan periferi ini
meningkatkan pembangunan kapitalis di daerah inti dan memblokir pembangunan di daerah
periferi.

Sedangkan menurutDos Santos (1970) berpendapatketergantungan sebagai situasi dimana


perekonomian sekelompok negara dikondisikan oleh pembangunan dan ekspansi dari kelompok
negara lain.

Menurutteori Theotonio Dos Santos berbeda dengan Frank yang selalu menganggap negara
metropolis dan satelit selalu negatif, Dos Santos menganggap positif. Hubungan positif adalah
berkembangnya negara satelitmengikuti perkembangan negara induknya.

Faktorfaktor internal diawali oleh ketergantungan perdagangan pada masa penjajahan hingga
ketergantungan industri dan finansial pada era sestelah kemerdekaan. Ada tigajenis
ketergantungan menurutTheotonio DosSantos yaitu:

a. Ketergantungan kolonial, yang ditandai oleh bentuk perdagangan luarnegeri era kolonial yang
bersifatmonopolidan diikuti monopoli sumberdaya lainnya oleh pemerintah kolonial

b. Ketergantungan industrial finansial, ditandai oleh dominasi modal besar di negara negara
kolonial melalui investasi produksi bahan mentah untuk tujuan konsumsidi negara negara
penjajah
c. Ketergantungan teknologi penjajah, yang terjadi setelah PD II sebagai dampak operasi
perusahaan perusahaan multinasional yang melakukan investasi di negara negara sedang
berkembang

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

TAMBAHAN BAHAN !!!

Paul Baran berpendapat bahwa investasi perusahaan multi nasional negara maju di negara miskin
akan meningkatkan pendapatan nasional negara miskin. Namun hal ini tidak dapatdinikmati
semua masyarakatkarena pendistribusian pendapatan tidak merata. Keuntungan itu dinikmati
oleh pengusaha asing dan segelintirorang.kekuatan teori ketergantungan menekankan pada
aspek internasional, mempersoalkan tentang akibat politik luarnegerii dependensia adalah Paul
Baran,dengan asumsi dasarpada teori ini adalah

Sementara perspektif liberal memandang pasarbisa memungkinkan individu memaksimalkan


perolehan, kaum Marxis melihat kapitalisme dan pasar telah menciptakan perbedaan yang
ekstrim, yaitu kekayaan untuk kapitalis selalu diredistribusikan secaratidak merata. Walaupun
setiap orang mungkin menikmati kehidupan ekonomi lebih baik dari sebelumnya, para kapitalis
jelas meningkatkan kekayaan mereka dengan jauh lebih cepat daripada yang lain. Perspektif ini
menolak pendapat bahwa pertukaran yang tejadi antar individu pasti memaksimalkan
kemakmuran seluruh masyarakat. Karena itu, Marxis memandang kapitalisme sebagai sistem
yang dalam dirinyamengandung bibit konflik dan yang harus dan akhirnya pasti akan dihancurkan
dan diganti oleh sosialisme. Dalam hal ini pemikiran Marxis sesuai dengan Merkantilis, yaitu sama-
sama mempersoalkan efek kegiatan ekonomi terhadap distribusi pendapatan. Kedua perspektif
ini bahkan menganggap tujuan kegiatanekonomi (dan politik) adalah redistribusi kekayaan dan
kekuasaan. Bagi Marxis, distribusi kekyaan diantara kelas-kelas sosial, bagi Merkantilis yang
palingpokok adalah distribusi lapangan kerja, industri, dan kekuatan militerdiantara
negara-negara, yaitu masalah-masalah yang tidak dipersoalkan oleh kaum liberal.

Kaum struktural membuatbeberapa asumsi berikut. Pertama, bahwa kelas sosial (kelas
transnasional menurut neo Marxis) adalah aktordominan dalamekonomi politik dan merupakan
unitanalisis pokok. Dalam masyarakatkapitalis, kelas kapitalislah yang menentukan
kebijaksanaan publik termasuk politik luar negeri. Kedua, bahwa kelas-kelas itu bertindak
berdasarkepentingan materiil mereka. Seperti halnya kaumliberal yang menganggap bahwa
individu bertindak secara rasional demi memaksimalkan perolehan, kaum struktural berasumsi
bahwa masing-masing kelas sosial itu bertindak demi memaksimalkan kemakmuranekonomi
kelasnya secara keseluruhan. Ketiga, bahwa basis dari ekonomi kapitalisadalah eksploitasi kelas
buruh oleh kelaskapitalis. Analisis Marx mulai dari nilai berdasartenaga kerja yang menyatakan
bahwa nilai suatuproduk ditentukan oleh jumlah tenaga kerja di masa lalu dan di masa kini yang
dipergunakan untuk menghasilkannya. Marx percaya bahwa di bawah kapitalisme nilai suatu
produk bisa dipilih kedalam tiga komponen : “Kapital konstan”, yaitu hasil tenaga kerja di masa
lalu yang mewujud dalam pabrik dan peralatan atau bahan dasaryang diperlukan untuk
menghasilkan bahan dasar itu ;”capital variable”, yaituupah yang dibayarkan untuk tenaga kerja
masa kini untuk menghasilkan barang itu dan nilai lebih yang didefinisikan sebagai keuntungan,
dan bunga uang yang diambil atau dibayarkan kepada kapitalis. Pengambilan nilai lebih oleh
kapitalis itu, menurutMarx membuatburuh tidak bisa memperoleh hasil kerjanya sepenuhnya.
Asumsi ketiga ini menyebabkan kaum strukturalis itu berkesimpulan bahwa ekonomi politik
bersifatkonfliktual, karena hubungan antara kapitalis dengan buruh itu pada dasarnya
antagonistik. Nilai lebih itu bukan hak sah bagi kapitalis karena infestasinya tetapi dirampas dari
kaum buruh.

Karena sarana produksi dikendalikan oleh suatu minoritas dalam masyarakat, yaitu kaum
kapitalis, kaum buruh tidak dapatgenjatan yang jadi haknya sepenuhnya dan dengan demikian
konflik antar kelas akan terjadi karena eksploitasi ini. Bagi Marxis, hubungan antara kaum
kapitalis dengan kaum buruh bersifatzero-sum, yaitu keuntungan yang diperoleh kapitalis
berarti kerugian bagi kaum buruh, begitupun sebaliknya.

Sementara Marx terutama menulis tentang ekonomi politik domestik, atau dinamika dan bentuk
perubahan ekonomi di dalamsatu Negara, Lenin memperluas gagasan Marx ke bidang ekonomi
politik internasional untuk menjelaskan terjadinya imperialisme dan perang. Menurut argument
Lenin, imperialisme bersifatendemik dalamkapitalisme modern. Ketika kapitalisme merosot di
Negara maju, kaum kapitalis berusaha memecahkan masalah itu dengan mengekspormodalnya
keluar negeri. Karena modal ini memerlukan perlindungan menghadapi persaingan dari pesaing
lokal maupun dari luar negeri, pemerintah akan mambantu melindungi kepentingan para
investornya yang beroperasi di luar negeri itu dengan cara menjajah dan menciptakan koloni itu
mulai menyempit, negara-negara kapitalis itu akan bersaing satu sama lain untuk menguasai
wilayah-wilayah itu dan karena itu pada akhirnya perang antara negara-negara kapitalis akan
terjadi.

Namun, sejak pertengahan 1960an muncul beberapa pemikirMarxis yang memperbaiki teori Lenin,
seperti Paul Baran, Andre GunderFrank, dan Immanuel Wallerstein. Menurut kelompok yang
kemudian dikenal sebagai Neo-Marxis ini, sekarang kaumkapitalis telah menjadi kosmopolitan
atau transnasional, berkepentingan dengan kecenderungan global dan sedikitsekali ikatannya
dengan pemerintah-pemerintah negara asal mereka. Akibatnya adalah munculnya sebuah kelas
kapitalis internasional. Menurutperspektif Neo-Marxis yang transnasionalis ini, hubungan
antar kapitalis yang berasal dari negara manapun sekarangsemakin harmonis. Sementara Lenin
percaya bahwa konflik antarkapitalis dari berbagai Negara dan konflik antara kapitalis dengan
kaum buruh akan berlangsung terus, kaum Neo-Marxis transnasionalismenganggap bahwa
pertikaianantarkapitalis dari berbagai negara itu telah mereda dan semakin hilang. Yang
tinggal dalam politikduniaadalah konflik antara kapitalis dan buruh.

Demikianlah pemikiran struktural, Marxis maupun Neo-Marxis, mencoba memperbaiki kesalahan


pemikiran liberal. Namun perspektif struktural ini juga tidak terhindar dari kelemahan. Pertama,
pemikiran struktural terlalumenekankan kelas sebagai variabel penyebab kegiatanekonomi.
Teoritisi Marx beranggapan seolah-olah di NKB terdapat suatu unitpolitik tunggal, yang
didominasi oleh kelas kapitalis dandidukung oleh PMN maupun pemerintah NIM. Kedua, argumen
struktural seringkali juga nampak tidak realistik. Misalnya, anjurannya agar NKB menarik diri
dari kegiatan perdagangan internasional. Dinamika hubungan internasional masa kini tidak
memungkinkan suatu Negara mengisolasi diri dari kegiatan ekonomi dunia. Terutama sekali bagi
NKB yang menghadapi banyak masalah kritis akibatketerbelakangan ekonomi. Berhubung dengan
kelangkaan sumberdaya produksi di dalam negeri, mau tidak mau mereka harus mencari
sumberdaya itu di kalangan anggota-anggota komunitas internasional. Para pengkritik
pemikiran struktural ini mengajukan argumen bahwa masih banyak jalan bagi NKB untuk
memanfaatkan ekonomi internasional bagi keperluan pembangunannya, tanpa harus berpegang
pada liberalisme. Dan dari kalangan pengkritik ini munculah satu perspektif yang bisa disebut
reformis.

(satellitePencetus teori dependensia adalah Paul Baran,denganasumsi dasar pada teori ini
adalahbahwa pembagian perekonomian dunia menjadidua golongan yaitu perekonomian
negara-negara majudan perekonomian negara-negaraberkembang.underdevelopment
countries).

SamirAmin membagi perekonomianmenjadi dua yaitu negara-negara maju di pusat

(core/central)

dan kelompok negara miskinpinggiran


(periphery).

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga

http//perspektif strukturalisme.co.id

http//ekonomi politik radikal.co.id

http//teory dependensia.ci.id

Anda mungkin juga menyukai