Anda di halaman 1dari 39

1.

PENGANTAR
a. Sering dikatakan, tidak ada konsep negara di dalam pandangan para penganut pluralis. Atau,
paling tidak, negara dipandang secara naif sebagai ‘netral’
b. Terdapat tiga alasan, mengapa kaum pluralist enggan memperbincangkan konsep negara
i. Mereka enggan memperbncangkan konsep negara karena banyak pemikiran Anglo-Amerika
menanggap bahwa, baik konsep maupun realitas, negara dipadang sebagai sesuatu yang khusus
bagi ‘foreigners or continental Europeans’. Mereka lebih suka menyebut ‘government’ atau
‘governmental system’
ii. Negara tidak dipandang sebagai bagian dari bagian dari filsafat politik normatif. Mereka lebih
tertarik pada kelompok-kelompok (kepentingan). Negara dipandang sebagai ‘a fiction’ dari
berbagai kelompok atau kepentingan publik
iii. Para pluralist lebih suka menjawab pertanyaan ‘who has power in a polyarchy’ daripada ‘what is
the state’. Kaum pluralis lebih mengembangkan ‘a theory of society’ daripada ‘a theory of the
state’

2. NEGARA DIPANDANG SEBAGAI ‘WEATHERVANE MODEL’


a. Negara dipandang seperti ‘the weathervane’ (penunjuk arah angin), yang pergerakannya sangat
tergantung pada arah angin
b. Negara dipandang seperti ‘a cipher’, yang secara harfiah bermakna sebagai ‘orang yang tidak penting’
c. Negara merupakan cerminan atau respon dari berbagai kepentingan kekuatan-kekuatan yang ada di
dalam masyarakat

3. NEGARA DIPANDANG ‘NETRAL’


a. Meskipun demikian, tidak semua pluralist memandang negara sebagai ‘a cipher’ (nol / zero); Tetapi,
negara dipandang sebagai sesuatu yang netral di dalam suatu polyarchy

b. Tetapi, konsep netral sendiri memiliki makna yang beragam


i. Bystander, yang semata-mata hanya melihat ‘pertarungan’ tanpa melakukan intervensi sama
sekali,
ii. Seperti wasit agar ‘pertarungan’ itu berlangsung secara fair,
iii. Yang menjadi juara adalah underdog dan adanya keinginan bahwa fair itu tidak hanya bermakna
di dalam prosedur melainkan berkaitan dengan sumber-sumber sejak awal

c. Dalam perkembangannya, negara netral dipahami sebagai adanya kemampuan dari para pejabat negara
atau elected officials untuk bertindak atas ‘kepentingan publik’

4. NEGARA SEBAGAI ‘THE BROKER STATE MODEL’


a. Pandangan bahwa negara itu sebagai ‘Cipher’ atau ‘Netral’ menuai kritik dari penganut pluralis
lainnya. Kritik ini berangkat dari pandangan bahwa kebijakan-kebijakan negara tidak lepas dari
pertarungan self-interested;
b. Muncullah konsep ‘The Broker State Model’. Bagaimapun juga, kebijakan-kebijakan negara
merupakan refleksi dari kekuatan koalisi-koalisi dominan, baik dari dalam maupun dari luar negara

1. PENGANTAR
a. Negara dipahami sebagai ‘a compulsory institution which successfully maintain a monopoly of
legitimate force within a given territory’
b. Negara memiliki keharusan untuk mempertahankan kelompok dominan dari kekuatan-kekuatan
potensial yang melawannya, baik dari dalam maupun dari luar

2. LIMA ASPEK PENJELAS


a. Peranan kepemimpinan politik
b. Dominasi birokrasi di dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik
c. Sentralisasi dan fragmentasi struktur negara
d. Peranan Hukum
e. Keterkaitan antara kebijakan negara dengan kekuatan-kekuatan ekonomi
1. PEMIKIRAN KEKUASAAN NEGARA Karl Marx
a. Pemikiran baru tentang negara dan kekuasaan yang didahului oleh pemikir “sosialis utopis”, seperti :
(1) Saint Simon, (2) Robert Owen, (3) Fourier, (4) Proudhorn
b. Marx mengatakan bahwa ia peletak dasar “sosialisme ilmiah”, dengan menggunakan teori Hegel dalam
analisanya
c. Namun Marx merubah teori Hegel, bahwa tujuan akhir dari sejarah adalah terciptanya masyarakat
sosialis bukan masyarakat demokratis

2. ANALISIS Karl Marx


a. Menunjukkan fakta empirik bahwa sejarah manusia adalah sejarah “pertentangan kelas”
b. Pada masa kapitalisme, buruh adalah motor penggerak perubahan sejarah
c. Negara setelah diambil alih oleh kaum buruh, memiliki kekuasaan yang besar
d. Untuk merealisasikan terwujudnya masyarakat komunis, yang tanpa eksploitasi dan penindasan

3. TEORI NEGARA MARXIS KLASIK


a. Teori negara versi karl Marx (1818-1883)
b. Negara dipandang sebagai badan yang tidak mandiri dan tidak memiliki kepentingan
c. Negara hanya sebagai panitia yang bertugas melayani kepentingan kelas borjuis/pemilik modal yang
merupakan kelas dominan dan berkuasa
d. Negara berfungsi sebagai manajer yang mengelola kepentingan kelas borjuis
e. Negara memainkan peranan tidak penting sebagai alat kelas yang berkuasa
f. Negara menjadi alat pemaksa kelas dominan sekaligus penindas kelas proletar

4. TEORI NEGARA BONAPARTIS


a. Versi lain dari teori negara marxis dari studinya ttg negara Perancis dibawah Louis bonapartie
b. Negara tidak hanya sebagai alat kelas yang berkuasa dan manajer pengelola kepentingan kelas borjuis
c. Negara memiliki kemandirian relatif untuk mempertahankan sistem kapitalisme
d. Negara tidak lagi menjadi alat pribadi kelas borjuis, tetapi menjadi alat sistem kapitalisme

5. DEPENDENCY THEORY
a. Konteks hubungan ekonomi-politik negara-negara paska Perang Dunia II
b. Kritik terhadap pendekatan ekonomi politik internasional
c. Pendekatan ekonomi politik internasional: “Bahwa hubungan2 yang setara dan saling menguntungkan
tumbuh dari pengejaran sifat keuntungan komparatif oleh setiap negara sehingga memberinya produksi
komuditas2 tertentu”Mendukung doktrin2 Pasar Bebas

d. Kritik: Faktanya, perdagangan bebas hanyalah hasil penggunaan pemaksaan militer secara ekstensif
dan manipulasi negara yang posisi politik (ekonomi)-nya lebih kuat thd negara yang lebih lemah
e. Fokus: hubungan ekonomi politik antara negara-negara maju (Eropa Barat dan Amerika Utara) dan
negara-negara terbelakang (Amerika Latin)
f. Dipopulerkan oleh teoretisi2 Amerika Latin yang concern terhadap masalah-masalah pembangunan
negara-negara Amerika Latin
g. Sebagai respon terhadap krisis yang mengakibatkan korporatisme dalam teori maupun praktik
h. Isu-isu perdebatan seputar ketegangan teoretik & praktik antara perspektif radikal dan liberal
i. Bagaimana Amerika Latin mencapai perbaikan standar hidup berdasarkan keterbukaan
ekonominya terhadap pengaruh ekonomi-politik dari luar
ii. Strategi2 politik apakah yang diperlukan untuk mengefektifkan pembangunan

i. Karakter ketergantungan: “Bahwa meskipun negara-negara Amerika Latin mengadopsi kapitalisme,


namun kapitalisme memiliki ‘pusat-pusat’ di berbagai tempat (Amerika Utara dan Eropa Barat).

j. Dan Amerika Latin berada pada ‘batas luar/satelit’ dari pusat-pusat itu yang tidak dapat
mengembangkan kapitalisme sendiri (pribumi) karena kepentingan negara-negara pusat untuk
mempertahankan satelit2nya sebagai pengekspor bahan-bahan mentah dan sebagai pasar bagi produk-
produknya

k. Variabel – Variabel Lain


i. Aliansi kapitalisme dengan kelas-kelas komersial/komprador/perantara maupun para tuan tanah
yang mengebiri peran kelas borjuis pribumi
ii. Basis kapitalisme domestik—nilai surplus—secara terus menerus diserap ke negara-negara
pusat (inti) sehingga merampas/menekan keuntungan dari satelit2
iii. Hanya tdp sedikit prospek proletariat industri yang signifikan dan dg sendirinya sedikit prospek
gerakan proletariat revolusioner yang efektif
iv. Penetrasi kapitalisme asing (pusat) menembus hingga ke desa2 terpencil (geografis) dan
kesadaran konsumtif kelas-kelas perkotaan (kultural)
v. Proses revolusioner karenanya harus bermula di berbagai tempat dan/atau di wilayah inti yang
berkonfrontasi dg kapitalisme di kandangnya sendiri

6. TEORI KETERGANTUNGAN
a. Tokoh2: Paul Baran, Paul Sweezy, Andre Gunder Frank, Immanuel Wallerstein, Fernando H. Cardoso,
Enzo Faletto, dsb
b. Asumsi: Adanya hubungan “asimetri” antar negara-negara pusat yang maju dengan negara-negara
satelit/pheri2 yang terbelakang
c. Konteks: negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara (Utara) dengan negara-negara Amerika Latin
dan Eropa Timur (Selatan) paska Perang Dunia II
d. Negara-negara pusat memproduksi barang jadi dan teknologi, sedangkan negara-negara terbelakang
memproduksi barang2 mentah
e. Pada gilirannya negara-negara pusat yang semakin maju mendominasi negara-negara terbelakang yang
stagnan
f. Economic determinism:
g. “Suatu kondisi historis yang membentuk struktur ekonomi dunia tertentu dan menguntungkan beberapa
negara dg kerugian di negara-negara lain, serta membatasi kemungkinan2 pembangunan ekonomi2
subordinat” (Theotonio Dos Santos, 1973: 109)
h. “Kelas-kelas sosial, negara, politik, figur ideologi di dalamnya mudah sekali terlihat sebagai turunan2
kekuatan ekonomi, dan seringkali hanya sedikit mendapatkan perhatian” (Leys, 1979: 95)
i. Merupakan turunan ekonomi-politik Marxis dan bercampur dg paham2 nasionalisme
j. Beberapa pemikir teori ketergantungan mengkritik “ekonomisme”

7. PERSPEKTIF CARDOSO DAN FALETTO


a. Karya: Dependency and Development in Latin America, 1972; Associated-Dependent Development:
Theoritical and Practical Implications, 1973; The Consumption of Dependency Theory in the United
States, 1977; dsb
b. Menyangkal pandangan stagnansionis Frank yang menyatakan bahwa pembangunan tidak
berkesesuaian/berkorelasi dg ketergantungan
c. Cardoso: Pembangunan berkesesuaian dg ketergantungan yang bentuk2nya dapat berubah. Di Amerika
Latin, ketergantungan melibatkan industrialisasi dan kekuatan2 produktif
d. Bahwa terdapat situasi2 ketergantungan, yaitu ciri2 spesifik masyarakat dependen, ex: perbandingan
negara-negara Amerika Tengah dan Amerika Latin
e. Pada negara-negara Amerika Tengah produksi ekspornya dikonsentrasikan pada enklaf2 yang dikontrol
oleh para investor asing (khususnya pertambangan), sedangkan pada negara-negara Amerika Latin
produksi ekspornya (produk pertanian komersial) dikendalikan oleh para investor asing dan kelompok2
domestik
f. Kritik atas teori ketergantungan yang simplistik dan mekanistik: Bahwa teori ketergantungan
seharusnya menjelaskan komprehensifitas ilmu sosial dengan politik dan ekonomi diperlakukan
sebagai aspek2 proses tunggal
g. Kritik thd pandangan bahwa kondisi politik domestik semata-mata sebagai produk kekuatan2 eksternal
h. Cardoso & Faletto: proses2 internal dan eksternal dominasi ekonomi-politik saling berhubungan dan
saling berjalin

8. PERSPEKTIF WALLERSTEIN (TEORI SISTEM-SISTEM DUNIA)


a. Karya: The Modern World System: Capitalist Agriculture and the Origins of the European-World
Economy in Sixteenth Century (1974)
b. Penganut Durkheim dan Marx yang mengadopsi metode totalitas yang menekankan dominasi keutuhan
thd bagian2nya
c. Mengadopsi dalil2 dasar teori ketergantungan mengenai hubungan inti (pusat) dan batas luar
(satelit/pheri2)
d. Menjangkau isu2 pembangunan kontemporer dan regional untuk menyajikan perluasan interpretasi
sejarah ekspansi kapitalisme Eropa dan konsekuensi2nya bagi masyarakat2 batas luar
e. Membedakan antara “sistem2 dunia” dan “kekaisaran2 dunia”
i. Sistem2 dunia: suatu unit dengan sebuah pembagian tenaga kerja tunggal dan sistem2 budaya
majemuk (yang tidak perlu mencakup seluruh bumi namun memiliki dimensi2 global)
ii. Kekaisaran2 dunia: unit tsb yang dikonversikan menjadi satu struktur politik tunggal. Dalam
kekaisaran2 dunia, kewenangan politik pusat membebankan dirinya pada sistem ekonomi,
mengekstraksi dan mendistribusi sumber2 daya demi tugas2 keberlangsungan dan pertumbuhan
kekaisaran
f. Periode paska Renaisans dicirikan dg dinamisme ekspansi kapitalis dan kegagalan setiap negara
tunggal untuk mengambil alih kontrol dan menciptakan sebuah kekaisaran dunia yang baru
g. Stabilitas sistem dunia bergantung pada pemaksaan kekuasaan oleh inti dan kompleksitas negara-
negara yang membentuk “semi batas luar” (negara-negara batas luar yang bergerak naik setelah
mengalami sejumlah perkembangan dan terkooptasi secara ekonomi dan ideologi oleh inti)
h. Inti, semi batas luar, dan batas luar, kesemuanya memiliki peran ekonomi masing2 (Sistem2 Dunia)
i. Bahwa proses2 politik domestik suatu negara ditentukan secara eksternal (sistem) sebagai pencerminan
kepentingan2 ekonomi domestik
j. Legitimasi kepada sistem diberikan oleh semi batas luar dan batas luar kepada inti melalui pelaksanaan
kekuasaan dalam sistem
k. Bahwa demi tujuan2 analisa dan evaluasi hanya sistem dunia-lah yang nyata, baik sebagai sebuah
entitas sosial maupun ekonomi. Entitas2 lain hanyalah turunan sistem dunia dan hanya dpt dipahami
melalui rujukan perkembangan dan kebutuhan2nya
l. Negara-negara bukanlah sistem melainkan sejenis struktur organisasi di antara struktur2 lain dalam
sistem sosial tunggal
m. Pembangunan diletakkan pada peran suatu negara dalam sistem dunia
n. Pembagian tenaga kerja internasional menentukan seberapa mungkin keberagaman bentuk2 politik
oleh unit2 komponen (negara-negara)
o. Posisi dalam pembagian tenaga kerja menentukan tipe2 bentuknya: negara-negara inti haruslah kuat
sedangkan negara-negara batas luar haruslah lemah
p. Peran dan kepentingan2 kelas, seperti para pekerja industri, ditentukan oleh hubungan kolektif mereka
dg ekonomi dunia
q. Di abad kesembilan belas dan kedua puluh hanya ada sistem dunia, yakni ekonomi dunia kapitalis,
sehingga tidak ada sistem2 sosialis
r. Perbedaan kekuatan2 negara menjelaskan keberlanjutan sistem yang berakar pada ketidaksetaraan
pertukaran ekonomi. Bahwa negara-negara inti harus memaksakan kekuasaannya kepada negara-
negara di batas luar
s. Kekuatan adalah fungsi surplus yang terserap dan kapasitas untuk dapat dibebani pajak, sedangkan
kelemahan adalah fungsi kekurangan dari keduanya
t. Kapitalisme tidak hanya melibatkan perampasan nilai surplus yang ikut menentukan keberlanjutan
hubungan eksploitatif
u. Determinisme sistem yang dogmatis: Bahwa segala sesuatu yang telah terjadi, belum terjadi dan akan
terjadi dijelaskan lewat rujukan pada kebutuhan sistem2 dunia
v. Pendekatan yang bersifat mekanis dan pukul rata
w. Perubahan kapitalisme menjadi sosialisme tidak akan terjadi kecuali keseluruhan sistem berubah
x. Strategi2 yang mencoba bergerak menuju sosialisme di tingkat nasional hanya akan memproduksi
ulang kapitalisme, ex: Cina, Uni Soviet, dan Cuba adalah eksperimen2 penting dalam upaya
membangun sosialisme, namun mereka bukanlah mode produksi sosialis yang benar2 terpisah
y. Sosialisme sebagai sebuah mode produksi hanya akan terjadi apabila di dalam pembagian tenaga kerja
tunggal, yaitu ekonomi dunia dan yang memerlukan satu pemerintahan tunggal
z. Bahwa apa yang dapat dilakukan adalah mendesakkan perubahan-bahan yang segera menguntungkan
dan untuk mengkoordinasikan dg manusia2 lain di manapun mengenai strategi2 jangka panjang yang
memungkinkan terjadinya transformasi fundamental

9. KELEMAHAN – KELEMAHAN
a. Lemahnya pijakan2 dan referensi empiris karena tawaran hipotesis tingkat tinggi tanpa kecukupan
definisi material yang memungkinkan dilakukannya pengujian
b. Bersifat holistik sehingga potensi besar menggeneralisir/memukul rata kasus2 unik ke dalam
generalitas yang dangkal
c. Determinisme sistem menghilangkan peran dan pengaruh negara-negara yang sebenarnya tak kalah
penting

1. TIGA MODEL RELASI NEGARA DAN AGAMA


a. Religious-state (ekstrem kanan), ex: Iran, Malaysia, Saudi Arabia
b. Secular-state (ekstrem kiri), ex: negara-negara komunis
c. In between (“more or less”; “either-or”)
Untuk mengidentifikasi salah satunya diperlukan kemampuan untuk memahami dan menjelaskan (!)

2. RELASI AGAMA DAN DEMOKRASI


a. Bukan mengandaikan hubungan kausalitas, bahwa agama menyebabkan demokrasi, melainkan
demokrasi dipilih/didukung karena tidak mengancam agama.
b. Is religion compatible with democracy (?)
i. What is religion (?)
ii. It assumes that democracy is quite good
iii. Wrong question: sovereignty of God (?)
3. TENTANG AGAMA
a. Dua pendekatan :
i. Tekstual  text is from God
ii. Relasi teks dan konteks  interpretation

b. Compatible :
i. Supporting democracy  mengharuskan
ii. Tidak mengancam agama

c. Durkheim : religion is symbol (tradition) for integration of people


d. Dua konsep :
i. Agama sebagai ajaran moralitas (religion of morality)
Peradaban Eropa dibangun atas tiga landasan: (a) filsafatnya berasal dari tradisi Yunani;
(b) sistem hukumnya berakar pd pemikiran hukum Romawi; (c) ajaran moralitasnya berasal
dari nilai-nilai Kristiani.

ii. Agama dg kandungan: (1) ajaran moralitas; (2) pranata sosio-politik dan hukum,
bahkan; (3) doktrin atau ajaran ttg mode hidup bidang ekonomi dan kehidupan
politik
Sejarah peradaban Islam mencatat berkembangnya beberapa “doktrin politik”, ex:
peristiwa permusyawaratan rakyat dlm Pertemuan Saqifah, yang menjadi embrio ide dan
doktrin religio-politik Syiah (wasiat Nabi SAW kpd Ali bin Abi Thalib) dan Sunni (pemilihan
oleh masyarakat yang menghasilkan Abu Bakar Ash-Shiddiq).

4. TENTANG NEGARA
a. Sebagai sistem dominasi  memonopoli paksaan fisik yang sah (legitimate atau illegitimate)
b. Sistem konsensus (berdasar UUD): (a) otentik; (b) impression/citraan

5. RELASI AGAMA DAN NEGARA


a. Pemisahan
Kekuasaan yang diabsahkan secara agama tidak sesuai lagi dg etika politik negara modern.

b. Komplementaritas agama-negara
Pertautan agama dan negara walau tidak termaktub secara formal-regulatif.

c. Hubungan integratif agama-negara


i. Integrasi total/ideologis;
ii. Integrasi konseptual;
iii. Integrasi non-ideologis (mirip dg komplementaritas)

1. DEFINISI
a. Sekulerisasi
i. Sekulerisasi adalah transformasi masyarakat dari identifikasi dekat dengan nilai-nilai dan
institusi keagamaan terhadap nilai-nilai non-religius (atau "tidak beragama") dan institusi
sekuler.
ii. Tesis sekularisasi mengacu pada keyakinan bahwa sebagai "kemajuan" masyarakat, terutama
melalui modernisasi dan rasionalisasi, agama kehilangan kewenangannya dalam semua aspek
kehidupan sosial dan pemerintahan.
iii. Ahli teori sosial seperti Karl Marx, Sigmund Freud, Max Weber, dan Émile Durkheim,
mendalilkan bahwa modernisasi masyarakat akan mencakup penurunan tingkat religiusitas.

b. Sekulerisme
Sekulerisme adalah prinsip pemisahan antara lembaga pemerintah dan orang-orang yang diberi
mandat untuk mewakili negara dari lembaga keagamaan dan pejabat agama :
i. Prinsip bahwa negara tidak memiliki agama dan tidak ada agama negara
ii. Orang-orang yang terpilih menjadi anggota legislatifnya, yang dinominasikan ke fungsi resmi
atau dalam administrasi dan orang yang dicalonkan di pengadilan tidak dapat memiliki
keyakinan agama dalam fungsinya namun harus menjaga kepercayaan agama mereka secara
eksklusif untuk kehidupan pribadi mereka
iii. Orang yang memegang jabatan religius tidak dapat dipilih atau dinominasikan ke jabatan
publik. Negara sekuler
iv. Eropa barat juga mendefinisikan sekularisme sebagai kebebasan untuk beribadah, atau untuk
memegang keyakinan religius atau kerangka pemikiran referensi filosofis dan etis

c. Pertanyaan
i. Apakah istilah "sekularisme" adalah ideologi tertutup? - dengan "isme" pada akhir masa -
berarti penolakan total terhadap semua agama di seluruh dimensi kehidupan manusia
ii. Atau, ini hanya sebuah pandangan untuk memisahkan antara politik dan agama tanpa menolak
agama sama sekali?

2. BEBERAPA PIKIRAN MENGENAI SEKULERISASI


a. Emile Durkheim
i. Agama membantu mempertahankan kohesi sosial
ii. Penyembahan kolektif menyatukan orang
iii. Seiring berkembangnya masyarakat, agama kehilangan peran ini

b. Karl Marx
i. Agama 'adalah candu masyarakat'
ii. Alat kelas penguasa
iii. Membantu memberikan kesadaran palsu
iv. Ini menjanjikan kehidupan yang lebih baik setelah kematian bagi mereka yang menderita
v. Tidak ada peran agama dalam komunisme

c. Sigmund Freud
i. Agama adalah ilusi
ii. Tuhan menggantikan orang tua
iii. Rasionalitas menggantikan agama

d. Max Weber
i. Agama menjawab pertanyaan penting
ii. Kenapa saya disini? Dll
iii. Ilmu & rasionalitas menggantikan agama
iv. Agama telah menjadi kekuatan untuk perubahan sosial

3. TEORI WEBERIAN (Max Weber)


Max Weber mendefinisikan sekularisasi sebagai peningkatan rasionalisasi sudut pandang.
Semua nilai menjadi nilai utilitarian. Ilmu pengetahuan bukan iman adalah dasar kepercayaan.
a. Hipotesis 1
Agama secara perlahan tapi pasti kehilangan daya tariknya di semua masyarakat karena keuntungan
sains melawannya.
b. Hipotesis 2
Ini terjadi paling cepat di masyarakat yang lebih maju secara ekonomi.
c. Hipotesis 3
Karisma kehilangan kekuatannya untuk mempengaruhi jutaan orang dan sekarang hanya bisa
mempengaruhi ribuan orang sekaligus

4. MASALAH UTAMA SEKULERISASI


a. Apa yang dilakukan praktik keagamaan dan pemikiran sebenarnya
b. Bagaimana Anda bisa mengukur signifikansi?
c. Setiap akun proses sekularisasi bergantung pada definisi agama yang diadopsi di tempat pertama

5. TEORI LAIN TENTANG SEKULERISASI


a. Peter L. Berger
Sekularisasi didefinisikan sebagai proses dimana sektor masyarakat dihapus dari dominasi
lembaga keagamaan. Keyakinan dan nilai menjadi relatif dan kontekstual ditentukan - tidak lagi mutlak.

b. Robert Bellah
Sekularisasi adalah kematangan agama. Ini melibatkan pemotongan ikatan terakhir antara
agama dan sihir, menjadikan agama sekuler sebagai bentuk yang lebih murni daripada agama takhayul
sebelumnya

6. VARIASI PEMAKNAAN SEKULERISASI


Shiner (1967), menunjukkan enam versi sekuler yang berbeda yang digunakan oleh sosiolog dalam
karya empiris :
a. Penurunan Agama
Di mana simbol, doktrin dan institusi keagamaan kehilangan signifikansi sosial mereka.
b. Kesesuaian dengan Dunia
Di mana gerakan keagamaan menjadi berorientasi pada tujuan 'kehidupan dunia ini (sekarang)'
dan bukan 'kehidupan selanjutnya (setelah mati)'.
c. Pelepasan
Dimana gereja kehilangan fungsi ke institusi lain, dan menjadi kurang signifikan dalam hal
moral dan politik.
d. Transposisi Keyakinan dan Institusi Keagamaan
Di mana apa yang sebelumnya dianggap didasarkan pada kekuatan ilahi dipandang sebagai
'ciptaan manusia'.
e. Desakralisasi Dunia
Penjelasan ilmiah dan rasional lebih diutamakan daripada kepercayaan agama.
f. Dari Sakral ke Masyarakat Sekuler
Agama bergerak dari posisi sentralnya dan mengambil tempatnya di 'pasar' dari filosofi lain
yang mungkin.

7. TEORI YANG BERLAINAN (DENGAN TEORI WEBERIAN)


a. Teori Siklus
Contoh, teori tahap makro-Sorokin. Masyarakat menjalani siklus pengulangan berulang yang
dikenal sebagai sensasi, ideasional, dan idealis. Kita sekarang perlahan melewati tahap sensasi ke tahap
ideasional di mana agama akan memiliki lebih banyak peran.

b. Teori Pasar
Seiring masyarakat menjadi birokratis dingin dan rasional, agama menjadi lebih langka dan
karena itu lebih berharga. Alih-alih melayani sebagai filosofi kehidupan, agama menjadi kompensator
spiritual dan emosional.
8. PENYEBAB SEKULERISASI
a. Rasionalisasi (Weber)
b. Perbedaan Struktural
i. Divisi Tenaga Kerja
ii. pendidikan
iii. Negara sekuler
iv. Dasar-dasar moralitas agama memberikan jalan menuju teknis legalitas
v. Kritik terhadap diferensiasi, spesialisasi
c. Penyebaran Kapitalisme (pelarut yang hebat)
d. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan
e. Disenchantment, demystification
f. Pluralisme (tidak ada pandangan dunia yang memegang monopoli). Post-modernisme
g. Privatisasi, Individualisme

9. NEGARA SEKULER
a. Secara politis, sekularisme adalah gerakan menuju pemisahan agama dan pemerintahan (sering disebut
pemisahan gereja dan negara)
b. Sekularisme sering dikaitkan dengan Age of Enlightenment di Eropa dan memainkan peran utama
dalam masyarakat Barat. Prinsip-prinsip, namun tidak harus dipraktikkan, pemisahan gereja dan negara
di Amerika Serikat dan Laïcité di Prancis sangat mempengaruhi sekularisme. Negara sekuler juga ada
di dunia Islam selama Abad Pertengahan
c. Beberapa negara terkenal yang sering dianggap "konstitusional sekuler" adalah Amerika Serikat,
Prancis, India, Meksiko, Korea Selatan, dan Turki walaupun tidak satupun dari negara-negara ini
memiliki bentuk pemerintahan yang sama.
10. SIFAT – SIFAT MASYARAKAT SEKULER
a. Menolak untuk mengikatkan diri secara keseluruhan kepada satu pandangan tentang sifat alam
semesta dan peran manusia di dalamnya.
b. Tidak homogen, tapi bersifat pluralistik.
c. Toleran Ini memperluas lingkup pengambilan keputusan pribadi.
d. Sementara setiap masyarakat harus memiliki beberapa tujuan bersama, yang menyiratkan harus
disepakati metode pemecahan masalah, dan kerangka hukum bersama; Dalam masyarakat sekuler ini
sebatas mungkin.
e. Pemecahan masalah didekati secara rasional, melalui pemeriksaan fakta. Sementara masyarakat
sekuler tidak menetapkan tujuan keseluruhan, ini membantu anggotanya mewujudkan tujuan mereka.
f. Merupakan masyarakat tanpa gambar resmi. Juga tidak ada tipe perilaku ideal yang umum dengan
aplikasi universal.

11. BEBERAPA PERTANYAAN BERIKUT


a. Bagaimana kita menghubungkan sekularisasi dengan isu kontemporer (modernitas, demokrasi,
fundamentalisme atau bahkan terorisme, individualisme, globalisasi, dll) ?
b. Bagaimana kita memahami Indonesia berkaitan dengan sekularisme dan sekularisasi ?
Negara, Agama dan Demokrasi di Beberapa
Negara di Dunia

Oleh : Unang
Ilmu Politik; 071511333045

5. Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk (조선민주주의인민공화국)

6. SEJARAH BANGSA
a. Kekaisaran Korea
i. Proklamasi Oktober 1897 oleh Kaisar Sunjong Korea
ii. Aneksasi pada 20 Agustus 1910
iii. “Japan-Korea Annexation Treaty”
iv. Aneksisasi berakhir ketika berakhirnya perang dunia II pada tahun 1945
v. Menyerahkan kepada Blok Sekutu

b. Perpecahan Korea
i. Akhir Perang Dunia II terjadi Paralel 38 lintang utara antara Uni Soviet dan Amerika
ii. Berdirinya dua negara berbeda pada tahun 1948
iii. Diterima sebagai anggota PBB pada tahun 1991

7. SISTEM LEMBAGA NEGARA


a. Pemimpin Korea Utara
i. Kim Il-Sung (1948-1994)
ii. Kim Jong-Il (1994-2011)
iii. Kim Jong-Un (2011-sekarang  maksudnya 2017)

b. Supreme People’s Assembly (SPA)


i. Merupakan Organ Negara dan kekuatan legislatif tertinggi
ii. Melakukan sidang 1 hingga dua kali dalam setahun
iii. Pemilu setiap 5 tahun sekali
iv. Pemimpin dan “speaker” dari SPA adalah perwakilan WPK Choe Thae Bok

c. State Affair Commission


i. Organ tertinggi pengatur seluruh organ negara. (menurut konstitusi)
ii. Bertugas untuk mengatur seluruh permasalahan pertahanan dan perintah dari kepala komisi.
iii. Bertugas untuk mengatur kebijakan SONGUN dan seluruh permasalahan militer yang utama.
iv. Dikepalai oleh Kim Jong-un.
v. SONGUN “In the present circumstances in the north, the essential question is how to defend,
consolidate and develop socialism.”

d. Presidium SPA
i. Presidium bekerja jika SPA tidak dalam sidang.
ii. Kepala Presidium sekaligus pemimpin De Jure adalah Kim Yong-nam
iii. Mempunyai kewajiban dan hak untuk menjalankan jalannya negara. Jikalau SPA tidak berada
dalam sidang.

e. Cabinet
i. Badan eksekutif dan adsministratif utama untuk seluruh negeri.
ii. Dipimpin oleh premier.
iii. Saat ini dipegang oleh Premier dari perwakilan WPK atas nama Pak Pong Ju.
f. Local People’s Assembly (LPA)
i. Organ negara yag mengurus pemerintahan dengan lingkup provinsi.
ii. Dalam bahasa indonesia LPA merupakan Lembaga Gubernur.
iii. Pemilu untuk LPA setiap 4 tahun.

g. Local People’s Comitte


i. Bekerja di bawah LPA.
ii. Melakukan pekerjaan LPA jika LPA tidak tersedia

h. Central Court of DPRK / Supreme Court


i. Badan Yudisial tertinggi.
ii. Hakim pemimpin dan Presiden Central Court dipilih oleh SPA.
iii. Bertugas untuk mengendalikan seluruh aktivitas judikasi seluruh negeri.

i. Supreme Public Prosecutor Office


i. Seluruh investigasi dan penuntutan berada dalam pengarahan dan pengawasan lembaga ini.
ii. Pemimpin Supreme Public Prosecutor dipilih oleh Supreme Court atas pertimbangan SPA.
iii. Hakim dipilih sendiri oleh Supreme Public Prosecutor.

8. PARTAI POLITIK
a. Workers’ Party of Korea

i. Partai yang berkuasa dan fundamental dalam DPRK


ii. Dipimpin saat ini oleh Kim Jong-un
iii. Menjadi partai terbesar yang menduduki lebih dari 80 % kursi SPA
iv. Pengendali surat kabar utama Rodong Shinmun di Korea Utara.
v. Pemimpin seluruh angkatan bersenjata korea (NKPA)

b. Chondoist Chongu Party


i. Partai yang didirikan oleh pengikut agama Chondogyo.
ii. Didirikan oleh Kim Tarhyon pada tahun 1946.
iii. Pemberontakan/Demostrasi anti Komunis
iv. Tahun1960 : Kantor-kantor partai dihancurkan (Pyongyang)

c. Korean Social Democratic Party

i. Partai yang bertujuan untuk membawakan sistem demokratis di Korea Utara.


ii. Didirikan oleh Cho Man-sik pada tahun 1945
iii. Awal mula
iv. Tahun 1960

d. Front Democratic Front for The Reunification of The Fatherland

9. KONSTITUSI
Bagian 5 Artikel 68, menyatakan bahwa :
“Rakyat mempunyai kebebasan untuk memeluk agama. Hak ini terjamin dengan penyetujuan
pembangunan gedung-gedung religius dan mengadakan upacara-upacara keagamaan.”
“Tak boleh ada satupun rakyat menggunakan agama sebagai motif untuk menarik kekuatan luar atau
mengganggu dan melukai negara dan norma aturan sosial.”

10. JUCHE

a. Ideologi resmi bangsa Korea Utara, diciptakan oleh Hwang Jang-yop Dan Kim Il-sung.
b. Percaya kepada diri sendiri”
c. Kultusisasi diri.
d. Klaim lebih tinggi dari pada Marxis dan Leninisme
11. DEMOGRAFI (AGAMA WARGA NEGARA)
a. Juche : 15.460.000 pengikut (64,31% penduduk, majoritas yang dominan, mereka adalah penghayat
filsafat Juche)
b. Shamanisme Korea : 3.846.000 pengikut (16% penduduk)
c. Cheondoisme : 3.245.000 pengikut (13,50% penduduk)
d. Agama Buddha : 1.082.000 pengikut (4,50% penduduk)
e. Agama Kristen : 206.000 pengikut (5,69% penduduk)

12. DEMOKRASI
a. Pemilu 5 tahun sekali Supreme People Assembly’s
b. Pimpinan Tertinggi State Affair Commission 5 tahun
c. Sistem Calon Tunggal
d. Sistem tidak Rahasia (Terbuka)
e. 4 Tahun sekali Memilih Walikota, kabupaten dan Provinsi
f. Kasus (Pelarian Warga Negara) sumber : kompas
g. Standart Demokrasi memiliki Perwakilan, dan “Multi-Partai”

Oleh : Adzkia Rahma Sakinah


071511233065
1. TENTANG NEGARA PERANCIS (République française)
a. Berdiri pada 22 September 1792
b. Perancis  bahasa Latin “francia” yg berarti tanah bangsa Frank.
c. Batas negara: Andorra/Spanyol dan Belgia.
d. Ibu kota : Paris
e. Mata uang: Frank  Euro
f. Total populasi (per tahun 2017) : 64,998,196 (0.86% of world population).
g. Kepadatan penduduk : 119 per Km2 (307 people per mi2)
h. Kebangsaan (per tahun 2010) :
i. 89.4% French
ii. 4.4% French (naturalisasi)
iii. 6.2% Foreigners
iv. 8.9% Immigrants

2. DEMOGRAFI (AGAMA WARGA NEGARA)


a. Kristen : 63% - 66%
b. Tidak beragama : 23% - 28%
c. Muslim : 7% - 9%
d. Budha : 0.5% - 0.75%
e. Yahudi : 0.5% - 0.75%
f. Lainnya : 0.5% - 1%

3. KONSTITUSI
a. Konstitusi Perancis mulai diadopsi pada tanggal 4 Oktober 1958 oleh Charles de Gaulle
b. Isi konstitusinya ditulis oleh Michel Debré
c. Amandemen : 18 kali (terakhir 2008)
d. Hal-Hal Spesifik yang Diatur :
i. Presiden merupakan kepala negara sekaligus komandan tertinggi angkatan bersenjata nasional
Prancis
ii. Presiden bertanggungjawab atas kebijakan luar negeri dan pertahanan nasional
iii. Perdana Menteri bertanggungjawab atas kebijakan domestic

4. KEBIJAKAN NASIONAL YANG BERSINGGUNGAN DENGAN AGAMA


a. Pasal 10 Déclaration des droits de l’homme et du citoyen (Deklarasi Hak Asasi Manusia
dan Warga Negara)
“Setiap individu berhak untuk berpendapat serta memutuskan untuk memeluk agama tertentu
atau tidak, selama hal tersebut tidak menggangu ketertiban umum yang ditetapkan oleh hukum”

b. Pasal 1 Konstitusi 1958


“Prancis merupakan suatu republik yang tak terpisahkan, sekuler, demokratis dan sosial,
dimana konstitusi tersebut menghormati seluruh agama dan tidak menghendaki adanya perlakuan
yang berbeda antar-umat beragama”

5. Cont’d
a. Lepasnya aspek keagamaan dengan
penyelenggaraan pemerintahan di Prancis sudah
terjadi sejak 1905  Muncul UU yang
mengatur lepasnya praktik kenegaraan dari
gereja

b. Tahun 2004 pemerintah Perancis menerapkan


hukum yang melarang para murid dan pegawai
negeri untuk menggunakan simbol-simbol
religius yang mencolok, seperti jilbab, kopiah,
sorban dan salib

6. PEMIMPIN NEGARA
a. Presiden : Emmanuel Macron (Presiden ke-25).
b. Sebelum Presiden Macron, Prancis dipimpin oleh Presiden Francois Hollande.
c. Perdana Menteri : Édouard Philippe

7. SISTEM PEMERINTAHAN
a. Bentuk pemerintahan
i. Dulu : Monarki (hingga Revolusi Prancis 1789).
ii. Sekarang : Semi-Republik (campuran antara parlementer dan presidensial)

b. Parlemen Perancis (Sistem Legislatif Bikameral)


i. Senat : 321 orang
ii. Majelis Nasional : 577 orang

c. Presiden Senat (Upper House) : Gérard Larcher.


d. Presiden Majelis Nasional (Lower House) : François de Rugy.
e. Salah satu tokoh Perancis di era modern adalah Charles de Gaulle (mengakhiri perang dan
menyatukan Perancis)

f. Sistem Yudisial Prancis


i. Pengadilan Administratif
Berkaitan dengan pemerintah dan sengketa lembaga publik
ii. Pengadilan Umum
Berkaitan dengan masalah sipil dan kriminalitas warga Prancis

8. PARTAI POLITIK

1. SEJARAH PEMERINTAHAN
a. Masa Kekaisaran
b. Masa pemerintahan Uni Soviet
c. Masa pemerintahan Rusia

2. KONSTITUSI
Undang-Undang Keagamaan Tahun 1997

3. DEMOGRAFI (AGAMA WARGA NEGARA)


a. Total Populasi : 144.300.000 (2016)
i. Ortodoks Rusia : 58.800.000 (41%)
ii. Islam : 9.400.000 (6,5%)
iii. Yahudi : 140.000 (0,1%)
iv. Buddhis : 700.000 (0,5%)

b. European Social Surveys (ESS)


i. Tidak Beragama : 46%
ii. Ortodoks Timur : 45%
iii. Muslim : 8%
iv. sisanya mengikuti agama lain

4. DINAMIKA PEMILIHAN UMUM


a. Hukum utama yang mengatur sistem pemilu di Rusia adalah negara Konstitusi dan Republik dalam
komposisi

b. Selain itu, di daerah ini ada Peraturan Lokal lainnya


i. Statuta Federasi, Federal
ii. Republik Hukum
iii. Keputusan dan Perintah Presiden
iv. Kepala Administrasi
v. Hak Pilih

c. Prinsipnya adalah sama, langsung, pemilihan umum, yang dilakukan secara rahasia.Hal ini
dimaksudkan untuk menjamin kebebasan kampanye dan hak yang sama dari semua calon peserta
pemilu

d. Era Uni Soviet :


i. 1. Partai Komunis
e. 1991 :
i. 1. Gerakan Demokratik Rusia (koalisi partai) (Boris Yeltsin)
f. 1993 :
i. 1. Russia’s Choice/Democratic Choice of Rusia
ii. 2. Partai Demokratrik Liberal
g. 1995 :
i. 1. Partai Komunis
ii. 2. Partai Reformasi Moderat
h. 1999 :
i. 1. Partai Komunis (Vladimir Putin)
ii. 2. Unity
i. 2003 :
i. 1. Rusia Bersatu
j. 2007 dan 2011
i. 1. Rusia Bersatu (Dmitry Medvedev)

5. PARTAI POLITIK
a. Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia
b. Partai Komunis Federasi Rusia
c. Partai Komunis Uni Soviet
d. Revolusionalis Sosial Kiri
e. Rusia Bersatu (63,6%)
f. Partai Sosialis-Revolusionaris
g. Partai Liberal Democratic (6,2%)

Oleh : Humam Syahrul Mubarok Ubaidilah


Ilmu Politik; 071611333039
1. TENTANG NEGARA ARAB SAUDI
a. Berdiri pada : 23 September 1932
b. Pendiri : ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdurrahman Al-Sa'ud
c. Motto : ‫ال إله إال هللا محمد رسول هللا‬
d. Lagu Kebangsaan : ‘Aash Al-Maleek
e. Sistem Pemerintahan : Monarkhi Mutlak Islam
f. Bentuk Negara : Kerajaan
g. Kepala Negara : Raja
h. Agama Resmi : Islam
i. Bahasa Resmi : Arab
j. Mata Uang : Riyal
k. Ibu Kota : Riyadh
l. Undang-Undang Dasar : Al-Qur’an, As-Sunnah, dan The Basic Law of Government

2. SEJARAH BANGSA
a. Diawali pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab merasa keheranan dimana banyak kemusyrikan-
kemusyrikan yang tampak di Uyainah, dengan adanya kemusyrikan itu Muhammad bin Abdul Wahab
berencana memerangi dengan menegakkan tauhid yang berdasarkan Islam

b. Uyainah diperintah oleh seorang (penguasa) bernama Amir Uthman bin Mu’ammar. Amir Uthman
menyambut baik ide dan gagasan Syeikh Muhammad itu dengan sangat gembira, dan beliau berjanji
akan menolong perjuangan tersebut sehingga mencapai kejayaan apa yang di cita-citakan Muhammad
bin Abdul Wahab

c. Usaha amar ma’ruf tersebut berhasil, hingga menghilangkan praktek syirik yang terjadi di Uyainah.
Namun, di tengah-tengah perjalanan, terdapat konflik berupa pertentangan dari berbagai pihak akibat
hukuman rajam kepada seorang wanita yang telah berzina yang dilakukan oleh penguasa Uyainah.
Penguasa Ahsa’ yang memiliki pengaruh atas wilayah Uyainah juga melakukan pertentangan. Hingga
akhirnya, Muhammad bin Abdul Wahab diminta untuk meninggalkan wilayah Uyainah agar konflik
tidak semakin membesar

d. Akhirnya Muhammad bin Abdul Wahab ini pergi dari kota unaiyah menuju dir’iyah untuk mengungsi
sekaligus menjalin kerja sama dengan penguasa setempat. Ulama Muhammad bin Abdul Wahab
menjalin hubungan dengan Muhammad ibn Saud untuk bekerja sama dan melaksanakan ide
Muhammad bin Abdul Wahhab untuk memurnikan ajaran Islam dari bid'ah dan mendirikan negara
yang berdasarkan syari`at Islam

e. Periodisasi
i. Periode Pertama (1175 H/1744 M s.d. 1233 H/1818 M)
1) Lahir negara Saudi yang pertama di jantung Jazirah Arabia (wilayah Najd)
2) Dipimpin oleh Imam Muhammad bin Sa’ud di "Ad-Dir'iyah“

ii. Periode Kedua (1240 H/1824 M s.d. 1309 H/1891 M)


1) Dipimpin oleh Imam Faisal bin Turki

iii. Periode Ketiga (1309 H/1891 M s.d. 1351 H/1932 M)


1) Perebutan kota Riyadh yang merupakan ibukota bersejarah oleh Raja Abdul Aziz Al-
Sa’ud
2) Merupakan fase baru dalam sejarah Arab modern
3. KONSTITUSI
a. Dasar Negara : Al-Qur’an dan Sunnah Rasul
b. UUD negara : Al-Qur’an dan Sunnah Rasul
c. Hukum dasar : Syari’ah
d. Sistem hukum : Wahyu dan Ijtihad (dengan merujuk kembali pada Al-Qur’an)
e. Agama Resmi : Agama Islam (menurut pasal 1 Konstitusi Arab Saudi)
f. Undang-undang : The Basic Law of Government (Pengaturan sistem pemerintahan, hak
dan kewajiban pemerintah dan warga negara yang disahkan pada 1992)

4. SISTEM LEMBAGA NEGARA


a. Lembaga Eksekutif (Dewan Menteri)
b. Lembaga Yudisial (Majelis Permusyawaratan)
c. Lembaga Legislatif (Dewan Tinggi Peradilan)

5. PARTAI POLITIK
Arab saudi tidak memiliki sistem kepartaian dalam negaranya, tidak ada pemilu, tidak ada partai
karena arab saudi menerapkan sistem monarki islam. Raja memiliki kewenangan total dalam negara arab
saudi. Semua lembaga yang ada di arab saudi semua bernaung di bawah naungan raja

6. RELASI NEGARA DAN AGAMA


Relasi negara dan agama Kerajaan Arab Saudi adalah religious state ditunjukkan dari negara tersebut
menganut suatu ajaran dan berlandaskan agama tertentu (satu agama)
1. Stato della Città del Vaticano (State of the Vatican City)

a. Perjanjian Lateran 1929 : Pengakuan atas Kedaulatan Penuh


b. Luas Wilayah : 44 hektar
c. Capital : Vatican City
d. Mata Uang : Euro
e. Total penduduk : 842 Orang (100% Katolik)
f. Kewarganegaraan : Menurut Pekerjaan
g. Bahasa resmi : Bahasa Latin
h. Sistem pemerintahan : Monarki Absolut
i. Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan : Paus
j. Masa Jabatan : Seumur Hidup atau Hingga Mengundurkan Diri
k. Pemilihan Paus : Dipilih oleh Kardinal

2. SISTEM LEMBAGA NEGARA (Curia Romana)


a. Dewan Kardinal
Mengikuti proses pemilihan Sri Paus ketika Tahta Suci kosong dan memberikan masukan
kepada Sri Paus mengenai masalah-masalah gereja

b. Dewan Uskup
Himpunan para uskup yang terpilih dari berbagai kawasan dunia yang setiap 5 tahun melakukan
pertemuan di Vatikan guna membahas masalah-masalah yang menyangkut kehidupan gereja

c. Hak dan Wewenang Paus


Mengangkat dan mengutus duta-dutanya baik ke gereja-gereja lokal maupun ke gereja-gereja
negara-negara lain

d. Perwakilan Tahta Suci Vatikan


Ada di 183 negara dan di berbagai organisasi internasional

e. Sekretariat Negara
Dipimpin oleh Secretary of State dengan gelar Kardinal yang dalam keprotokolan disejajarkan
dengan Perdana Menteri, saat ini dipegang oleh Kardinal Angelo Sodano

f. Dua Departemen di bawah Sekretariat Negara


i. Section for General Affairs
Sama dengan Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh Uskup Agung Leonardo
Sandri
ii. Section for Relation with States
Sama dengan Kementerian Luar Negeri, dipimpin oleh Uskup Agung Jean-Louis
Tauran

g. Congregations (Kongregasi-Kongregasi)
i. Khusus menangani tugas-tugas keagamaan.
ii. Kongregasi adalah badan yang membantu Paus bertugas merancang peraturan dan kebijaksanaan
dasar dalam bidang tertentu.
iii. Anggotanya terdiri dari beberapa kardinal dan uskup
iv. Ketua dari kongregasi dijabat oleh seorang kardinal dan mendapat sebutan “Prefect” (kepala)

h. Tribunals (Pengadilan-Pengadilan)
i. Gereja Katolik memiliki hak sendiri dan eksklusif untuk mengadili perkara-perkara yang
menyangkut
1) Urusan-Urusan Kerohanian
2) Pelanggaran Undang-Undang Gereja
3) Segala sesuatu yang mengandung unsur dosa sejauh menyangkut penentuan kesalahan
dan menjatuhkan hukum gereja

ii. Menggunakan Hukum Italia


3. MILITER DAN KEPOLISIAN
a. Menyewa tentara bayaran Swiss, diresmikan oleh Paus Julius II pada tanggal 22 Januari 1506 sebagai
pengawal pribadi Sri Paus
b. Garda Swiss (Swiss Guard) berkekuatan 134 anggota. Penerimaan anggota baru berdasarkan
persetujuan khusus antara Takhta Suci dan Negara Swiss, dan terbatas hanya bagi warga negara Swiss
laki-laki yang beragama Katolik
c. Bertanggungjawab atas ketertiban publik, penegakan hukum, pengendalian massa dan lalu lintas, serta
penyelidikan kriminal di Vatikan

4. EKONOMI
a. Pendapat Ekonomi Vatikan yang Non-Komersial Bersumber :
i. Sumbangan dari Umat Katolik seluruh dunia, utamanya Italia dan Perancis
ii. Penjualan perangko, koin-koin, souvenir turis, mainan kunci, rosario, salib Kristus
iii. Iuran masuk museum-museum dan perpustakaan
iv. Bea masuk turis, visa turis, bea ibadah, album rohani gereja
v. Penjualan beberapa buku, majalah, dan blanko
vi. Festival seni.

b. Pendapatan : 356 Juta Dollar

5. RELASI NEGARA DAN AGAMA


a. Dirumuskan dalam salah satu dokumen hasil Sidang Akbar (Konsili) para Uskup sedunia yang
dipimpin Paus di Vatikan tahun 1962 – 1965

b. Konsili ini disebut Konsili Vatikan II. Adapun dokumen yang di dalamnya dirumuskan hubungan
Negara dan Gereja itu berjudul “Gaudium et Spes” (Kegembiraan dan Harapan).

c. Dokumen ini merupakan konsistusi (ajaran resmi) yang disahkan oleh Bapa Suci Paus Paulus VI pada
tanggal 7 Desember 1965. Secara khusus, hubungan antara Negara dan Gereja dirumuskan dalam GS
artikel nomer 76 (judul “Negara dan Gereja”). Isi lengkapnya sbb:
“Terutama dalam masyarakat yang bersifat majemuk, sangat pentinglah bahwa orang-orang
mempunyai pandangan yang tepat tentang hubungan antara negara dan Gereja, dan bahwa ada
pembedaan yang jelas antara apa yang dijalankan oleh umat Kristen, entah sebagai perorangan entah
secara kolektif, atas nama mereka sendiri selaku warganegara di bawah bimbingan suara hati
Kristiani, dan di pihak lain apa yang mereka jalankan atas nama Gereja bersama para gembala
mereka. Berdasarkan tugas maupun wewenangnya Gereja sama sekali tidak dapat dicampuradukkan
dengan negara, dan tidak terikat pada sitem politik manapun juga. Sekaligus Gereja itu menjadi tanda
dalam perlindungan transendesi pribadi manusia”

Oleh : Rizza Setia Octaviarie


071511233013
1. United States of America
2. SEJARAH NEGARA
a. 13 Koloni awal yang mendiami benua amerika
b. Negara Federasi
c. Declaration of Independence (4 Juli 1776)
d. Negara Multietnis dan Multikultural
e. El Pluribus Unum (Banyak jadi satu)

3. KONSTITUSI
a. Pada tahun 1787, para tokoh kemerdekaan menyusun Konstitusi Amerika Serikat yakni Bill of Right
yang melarang negara untuk mencampuri lima kebebasan dasar, termasuk di dalamnya adalah
kebebasan beragama bagi setiap orang

b. Dalam kongres 1791, memutuskan 10 Amandemen pertama yang salah satu isinya menjamin
kebebasan beragama, yakni :
“Congress shall make no law respecting an establishment of religion, or prohibitingr the free
exercise thereof; or abridging the freedom of speech, or of the press; or the right of the people
peaceably to assemble, and to petition the government for redress of grievances.”

c. Muncul motto baru dari kelanjutan El Pluribus Unum yaitu In God We Trust

d. Implikasi Utama dari Amandemen Tersebut


i. Pemerintah memberikan kebebasan bagi para warganya untuk memeluk agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing

ii. Dimaksudkan untuk menjaga netralitas negara terhadap suatu agama tertentu dan mencegah
negara menjatuhkan hukum pada para penganut agama yang menyimpang dari ortodoksi, namun
negara-negara bagian masih memberikan hukuman bagi para penyimpang

iii. Konteks politik domestik Amerika Serikat saat ini cenderung mengarah pada keseimbangan
politik yang baru - perizinan pernikahan di Amerika Serikat diperlukan untuk melakukan upacara
pernikahan legal atau deklarasi pernikahan di kebanyakan negara bagian - dikeluarkan oleh
Pegawai Tinggi Pengadilan dengan biaya tertentu

4. PENGARUH AGAMA TERHADAP KONSTITUSI


a. Amerika Serikat pada awalnya merupakan sebuah tanah yang diharapkan sebagai tanah kebebasan atau
freeland oleh orang-orang Eropa karena kala itu mereka ingin mencari daerah baru yang bebas dari
pengekangan gereja
b. Peristiwa berdarah kian bermunculan seiring dengan semakin pluralnya kehidupan agama
c. Para pendiri bangsa Amerika Serikat lebih menginginkan agama tidak dicampurkan dengan berbagai
urusan negara dan masuk dalam urusan privat, namun kebebasan beragama tetap dihormati oleh negara

5. PENGARUH AGAMA TERHADAP SEKULERISME


a. Isu agama dalam kehidupan publik di Amerika Serikat sejak awal telah menempati posisi sentral
b. Konstitusi negara lebih dikategorikan sebagai negara sekuler yang memisahkan kepentingan negara
dan urusan agama
c. Simbol-simbol agama masih boleh dipertontonkan di berbagai tempat public

6. DEMOGRAFI (AGAMA WARGA NEGARA)

7. PARTAI POLITIK
a. Partai Demokrat
b. Partai Republik
1. TENTANG NEGARA ISRAEL
a. Deklarasi Kemerdekaan : 14 Mei Tahun 1948
b. Batas-Batas Negara : Tidak memiliki batas-batas negara yang jelas
c. Ibukota : Kota Jerussalem
d. Mata Uang : Shekel

2. KONSTITUSI
a. Tidak mempunyai konstitusi tetap (UUD) sebagai landasan negara

b. Penyebab tidak memiliki Konstitusi yang tetap


i. Penolakan dari para rabi (pemuka agama Yahudi) dan partai berbasis agama dikarenakan
konstitusi dianggap akan melahirkan pertentangan antara UUD dan agama

ii. Konstitusi dianggap bertentangan dengan kebutuhan negara serta tuntutan politik Israel yang
terus mengalami perkembangan

iii. Keadaan hukum dasar yang berbentuk tetap seperti konstitusi dipandang bisa menghambat
jalannya kegiatan negara Israel

iv. Dikarenakan tidak mempunyai landasan konstitusi yang tetap, maka Negara Israel hanya
menganut undang-undang yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan. Dasar undang-
undang Israel merupakan kombinasi antara
1) Undang-Undang Umum Inggris
2) Undang-Undang Hukum Turki utsmaniyah
3) Undang-Undang terbitan Knesset

3. SISTEM LEMBAGA NEGARA


a. Struktur pemerintahan Negara Israel menempatkan kepala negara atau presiden sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi
b. Lembaga Trias Politica (Yudisial, Eksekutif, dan Legislatif) berada dibawah kepala negara diangkat
melalui voting tertutup anggota Knesset (Parlemen), dengan masa jabatan selama 7 tahun
4. RELASI NEGARA DAN AGAMA
a. Pendirian negara modern Israel berakar dari konsep Tanah Israel (Eretz Yisrael), sebuah konsep pusat
Yudaisme sejak zaman kuno, yang juga merupakan pusat wilayah Kerajaan Yehuda kuno

b. Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa menyetujui dijadikannya Mandat Britania atas Palestina
sebagai “negara orang Yahudi”

c. Pada tahun 1947, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi
dan satu negara Arab

d. Pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya dan ini segera diikuti oleh peperangan
dengan negara-negara Arab di sekitarnya yang menolak rencana pembagian ini

e. Israel kemudian memenangkan perang ini dan mengukuhkan kemerdekaannya. Akibat perang ini pula,
Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya melebihi batas wilayah yang ditentukan oleh
Rencana Pembagian Palestina

f. Sejak saat itu, Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, menyebabkan
peperangan dan kekerasan yang berlanjut sampai saat ini

g. Sejak awal pembentukan Negara Israel, batas negara Israel beserta hak Israel untuk berdiri telah
dipertentangkan oleh banyak pihak, terutama oleh negara Arab dan para pengungsi Palestina

h. Israel telah menandatangani perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania, namun usaha perdamaian
antara Palestina dan Israel sampai sekarang belum berhasil.

5. DEMOGRAFI (AGAMA WARGA NEGARA)


Jumlah Penduduk 7.420.000 Jiwa
a. Agama Islam 1.380.120 jiwa (18,6%)
b. Agama Kristen 148.400 jiwa (2%)
c. Agama Yahudi 5.609.520 jiwa (75,6%)
d. Agama Buddha 22.260 jiwa (0.3%)
e. Yang tidak menjadi anggota (3,4%)
6. PARTAI POLITIK

Partai Suara % Kursi +/–


Likud 924.766 23,26
Persatuan Zionis 744.673 18,73
Daftar Gabungan 436.532 10,98
Yesh Atid 348.802 8,77
Kulanu 294.526 7,41 Baru
Tanah Yahudi 254.663 6,41
Shas 230.735 5,80
Yisrael Beiteinu 205.619 5,17
Persatuan Yudaisme Torah 205.551 5,17
Meretz 154.648 3,89
Yachad 118.368 2,98 Baru
Ale Yarok 38.624 0,97
Daftar Arab 4.020 0,10 Baru
Partai Hijau 3.118 0,08
Na Nach 2.348 0,06
U'Bizchutan 1.858 0,05 Baru
Harapan untuk Perubahan 1.471 0,04
Partai Ekonomi 1.001 0,03
Partai Bunga 893 0,02 Baru
Partai Bajak Laut Israel 840 0,02
Brit Olam 838 0,02
Hidup Bermartabat 520 0,01
Or 457 0,01
Democratura 225 0,01 Baru
Moreshet Avot 204 0,01
Atid Ehad 58 0,00 Baru
Suara tidak sah/kosong 41,877 1,04 – –
Total 4.017.235 100 120 –
Pemilih terdaftar/Hak suara
5.881.696 68,37 – –
terpakai

7. ISU – ISU POLITIK YANG BERKEMBANG


Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu berkampanye untuk terpilih dalam pemilu 2013. Ia
menempatkan isu Iran dalam agenda terpenting kampanyenya dan menyatakan penghentian program nuklir
Iran bakal menjadi prioritas utama sebagai perdana menteri. Siapa kandidat yang mampu dan paling cocok
menghadapi ancaman Iran ? Dengan ancaman rudal ? Dengan ancaman terror ? Kata Benyamin Netanyahu
saat berpidato di depan pendukungnya di Yerusalem seperti dilansir AFP. Pidato itu disampaikan saat
peluncuran perdana kampanye resmi, Selasa 25 Desember 2012 menyambut pemilu 22 Januari 2013

Oleh : Almira Ulimaz Kamka


071511233081
1. DEMOGRAFI
a. Negara dengan penduduk paling banyak dunia, yaitu sekitar 1,3 milyar jiwa
b. Merupakan negara multi-etnis dengan kurang lebih 56 etnisitas yang diakui
c. Etnis-Etnis Terbesar di Tiongkok
i. Etnis Han
ii. Etnis Man
iii. Etnis Hui
iv. Etnis Mongol
v. Etnis Tibet
d. Dalam usaha membatasi perkembangan populasinya, RRT mengambil kebijakan keluarga berencana

2. DEMOGRAFI (AGAMA WARGA NEGARA)


a. Ateis dan Agnostik (52.2 %)
b. Agama Tradisional Tiongkok (21.9 %)
c. Agama Buddha (18.2 %)
d. Agama Kristen (5.1 %)
e. Agama Islam (1.8 %)
f. dan selainnya (0.8 %)
3. TENTANG NEGARA RRT
a. Bentuk Negara : Kesatuan
b. Terdiri Atas : 23 Provinsi
c. Ideologi : Sosialis
d. Sistem Pemerintahan : Parlementer
e. Bentuk Pemerintahan : Republik dengan Sistem Demokrasi Komunis
f. Kepala Negara : Presiden
g. Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
h. Lembaga Negara Tertinggi : Kongres Rakyat Nasional / Sistem Kongres Rakyat
i. Sistem Politik Utama : Kerjasama Multi-Partai dan Musyawarah Politik

4. PARTAI POLITIK
a. Partai Komunis Tiongkok (PKT)
i. Merupakan partai yang paling berkuasa di Tiongkok.
ii. Dua pertiga anggotanya terdiri dari kaum buruh dan tani.
iii. Didirikan pada tahun 1921 oleh Mao Zedong beserta aktivis-aktivis revolusi lainnya.
iv. Saat ini beranggotakan lebih dari 85 juta anggota di seluruh dunia dan merupakan partai politik
terbesar di dunia
v. Dipimpin oleh seorang ketua dengan Sekretaris Jenderal partai sebagai jabatan tertinggi dalam
birokrasi partai

vi. Keanggotaan Partai Komunis Tiongkok


1) Sejak 1951, PKT memberi tekanan terhadap kelompok agama dan aliran kepercayaan
serta melarang anggotanya untuk memeluk suatu agama.
2) Untuk menyikapi adanya perkembangan agama yang semakin pesat, PKT
menginstruksikan “pembersihan” secara periodik terhadap aktivitas keagamaan pada
anggotanya.
3) Syarat-syarat keanggotaan PKT
a) Anggota dan kader partai secara keras dilarang beragama
b) Anggota dilarang masu keanggotaan organisasi agama, termasuk kegiatan dan
organisasi di luar partai
c) Bagi yang sudah terlanjur menganut suatu agama, diharuskan segara untuk
keluar dari agama tersebut
d) Bagi yang ketahuan melanggar, akan dikeluarkan dari keanggotaan partai dan
akan dinon-aktifkan dari pekerjaannya serta dapat dituntut secara hukum

b. Partai Demokratis Tiongkok


i. Komite Revolusioner Kuomintang Tiongkok
ii. Liga Demokratik Tiongkok
iii. Asosiasi Pembangunan Nasional Demokratik Tiongkok
iv. Asosiasi Tiongkok dalam Memajukan Demokrasi
v. Partai Demokratik Tani dan Buruh Tiongkok
vi. Partai Zhi Gong Tiongkok
vii. Lembaga Jiu San
viii. Liga Demokratik Pemerintahan Sendiri Taiwan
ix. Federasi Industri dan Perdagangan Seluruh Tiongkok

5. RELASI NEGARA DAN AGAMA


a. Pemerintah Tiongkok telah merumuskan dan memberlakukan kebijakan kebebasan beragama
b. Instansi negara, lembaga swadaya masyarakat dan perseorangan mana pun tidak boleh memaksa
warga negara menganut agama atau tidak menganut agama dan dilarang mendiskriminasi warga yang
beragama atau yang tidak beragama
c. Tahun 1994, pemerintah Tiongkok mengeluarkan Peraturan Pengelolaan Tempat Kegiatan Agama
untuk melindungi hak dan kepentingan sah tempat kegiatan agama
d. Tiongkok melaksanakan prinsip memisahkan agama dengan pendidikan. Dalam pendidikan nasional,
tidak diadakan pendidikan agama untuk murid dan pelajar, sedangkan di sekolah agama diadakan
pendidikan agama sesuai dengan kebutuhan masing-masing agama.

Anda mungkin juga menyukai