DESKRIPSI USAHA
Bisnis laundry merupakan bisnis yang mengandalkan jasa. Sehingga sangat penting untuk
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Mendapatkan pelanggan yang loyal merupakan suatu
keberhasilan bagi bisnis ini . Perlu untuk di ketahui fundamental dari bisnis ini secara
professional. Apa saja jasa yang akan diberikan, siapa saja target customernya, siapa saja
yang menjadi pemilik, berapa biaya yang dibutuhkan.
Pengelola Outlet
Karyawan
2. Pembuatan label.
Label adalah tanda untuk pakaian yang dicuci. Harus mempersiapkan skema supaya order
yang dicuci tidak tertukar. Oleh karena itu dibuat label atau tanda untuk pakaian yang dicuci.
Salah satu cara memberi label adalah dengan menggunakan alat yang disebut tag gun yang
sudah diisi dengan tag pin dan kain keras. Tag gun berbentuk seperti pistol dengan ujung
jarum. Tag pin adalah isi tag gun yang terbuat dari plastik sebesar lidi. Tag pin biasanya
digunakan untuk label harga pada baju-baju baru.
3. Proses pencucian.
Ada beberapa tahap pencucian yaitu tahap pengumpulan, pemilahan, pencucian, perendaman
dalam pelembut dan pewangi pakaian, pengeringan, penyetrikaan dan pengepakan atau
finishing.
a. Tahap pengumpulan.
Order cucian tidak boleh tertukar satu sama lain. Pisahkan antara pakaian yang belum dicuci
dengan yang sudah dicuci.
b. Tahap pemilahan.
Kain yang berwarna putih sudah pasti harus dipisah dari kain yang berwarna untuk
menghindari lunturnya pakaian berwarna ke pakaian putih. Panduan pemilahan berdasarkan
kategori berikut :
Berdasarkan jenis kotoran. Pakaian dengan tingkat kotoran yang tinggi (sangat kotor)
harus dipisahkan karena memerlukan proses khusus agar mendapatkan hasil yang
optimal. Sedangkan jenis dengan kotoran ringan dan sedang hanya diproses secara
singkat.
Berdasarkan jenis kain (serat dan warna). Penyortiran berdasarkan jenis kain penting
karena ada beberapa jenis kain yang sensitif, umumnya wol dan sutra. Penyucian dengan
deterjen dan suhu rendah akan membantu jenis kain ini awet. Tingkat air yang tinggi
selama penyucian juga mampu menghindarkan kerusakan kain jenis ini. Jenis kain tenun
memerlukan tingkat air yang tinggi untuk menghindari kerusakan. Linen yang berwarna
dipisahkan untuk menghindari kelunturan.
Berdasarkan proses (sesuai alat yang digunakan). Untuk efisiensi, penyortiran
berdasarkan pengeringan perlu dilakukan. Misalnya handuk dikeringkan dengan mesin
pengering, sedangkan sprei, sarung bantal, serta taplak meja dikeringkan dengan setrika
khusus (steamer).
c. Tahap pencucian.
Beberapa tehnik penyucian yang bisa dilakukan adalah :
Perendaman. Jika kotoran pada pakaian masuk ke dalam kategori berat, bisa jadi
perendaman dilakukan lebih dari satu kali. Sebab perendaman ini dilakukan untuk
menghilangkan kotoran yang larut dalam air, selain untuk mendapatkan suhu yg pas
sebelum dilakukan penyabunan. Perendaman biasanya dilakukan antara 3 – 5 menit.
Perendaman pakaian bisa juga dilakukan dengan sabun atau deterjen. Namun perlakuan
ini biasanya dilakukan pada pakaian untuk noda yang membandel.
Penyabunan. Tahap ini merupakan tahap pencucian yang sebenarnya. Umumnya
dilakukan selama 8 – 15 menit. Pembilasan awal dilakukan untuk menurunkan suhu dan
kadar deterjen. Proses menghilangkan noda (bleaching) dilakukan selama 8 – 10 menit.
Pembilasan dilakukan 2 atau 3 kali, bergantung kotoran yang masih menempel pada
pakaian.
Pembersihan akhir. Pembersihan akhir dilakukan untuk perawatan kain agar tidak cepat
rusak atau warnanya cepat pudar. Lakukan pembersihan akhir ini dengan menggunakan
air hangat selama 3 – 5 menit.
Pemerasan. Pemerasan dilakukan untuk mengurangi kadar air di pakaian sebelum
akhirnya memasuki proses pengeringan. Biasanya tahapan ini memerlukan waktu antara
2 – 12 menit, bergantung jenis dan ketebalan kain.
d. Tahap pemberian pewangi dan pelembut pakaian.
Tahap perendaman ini biasanya bersatu dengan tahap pencucian. Jumlah pewangi dan
pelembut pakaian yang dipakai umumnya adalah 30ml dicampurkan dengan 10 liter air. Jadi
tidak berdasarkan jumlah kilogram cucian. Perendaman bisa dilakukan selama 10 – 15 menit.
e. Tahap pengeringan.
Tahap pengeringan pakaian dilakukan dengan menggunakan mesin pengering. Setelah
kering, pakaian tersebut dapat langsung disetrika, lalu dikemas. Namun ada beberapa pakaian
yang setelah dikeringkan dengan pengering masih harus dijemur atau diangin-anginkan.
Perbedaan jenis pakaian membuat proses pengeringan menjadi berbeda-beda.
f. Tahap penyetrikaan.
Sebelum akhirnya dilipat dan dibungkus, pakaian kering terlebih dahulu disetrika. Waktu
yang digunakan untuk satu potong pakaian sekitar 2 – 3 menit. Pada saat penyetrikaan,
karyawan bisa menyeleksi hasil cucian karena secara detil, noda yang masih tertinggal bisa
segera dipisahkan. Untuk mempercepat penyetrikaan dan pakaian tidak kusut digunakan
semprotan air. Pada beberapa laundry yang tidak menggunakan pewangi dan pelembut, air
yang disemprotkan biasanya dicampur dengan pewangi dan pelembut.
g. Tahap pengepakan atau finishing.
Pengepakan yang dimaksud disini adalah bagaimana supaya pengemasan hasil cucian saat
dikembalikan kepada pelanggan dalam keadaan rapi. Untuk pengepakan sekitar 1 -3 menit
saja. Pengepakan standar yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan plastik
transparan dengan kapasitas maksimal 5 kg. Setelah dikemas, hasil pengepakan tadi
diletakkan pada rak. Bukti penomoran yang tertera pada kuitansi atau bukti pencucian bisa
menjadi patokan, misalnya hari, tanggal, dan jam masuk.
Posisi Eksternal
(+)
Posisi Internal
Kuadran III Kuadran I
Mendukung Strategi Turn-Aroud Mendukung Strategi Agresif
(-) Kuadran IV Kuadran II (+)
Mendukung Strategi Defensif (-) Mendukung Strategi Difersifikasi
Karena kekuatan lebih besar dari pada kelemahan dan ancaman lebih besar dari pada peluang,
Nayaka Laundry terletak pada Kuadran II. Karena Usaha ini hendaknya lebih memfokuskan
strateginya pada kegiatan-kegiatan yang meminimalkan ancaman serta memfokuskan pada
hal kekuatan serta strategi difersifikasi produk atau pasar.
SARAN
Berikut saran menurut saya dibuat berdasarkan analisis Matriks SWOT.