Anda di halaman 1dari 24

MODUL 1

MATA KULIAH
PERALATAN DIAGNOSTIK I
D.IV TEM
UNIVERSITAS M. H. TAMRIN

DOSEN :
C O KO W I E L A K S O N O , S T, M . S I

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


DIAGNOSTIK
Pengertian

Ilmu Untuk menentukan


jenis penyakit
berdasarkan gejala
yang ada
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
PERALATAN DIAGNOSTIK

Alat-alat perlengkapan
(diagnostic equipments)
adalah alat-alat yang
digunakan oleh para dokter
atau tenaga medis lainnya
dimana dengan bantuannya
dapat diketahui, ditentukan
diagnosa penyakit seseorang
yang diperiksa.
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
PERALATAN APA SAJA YANG DAPAT DIKATEGORIKAN
DIAGNOSTIK

1. Stetoskop
2. Spygmanometer
3. ECG Recorder
4. Fetal Doppler
5. Dental Unit
6. Peralatan Mata

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


STETOSKOP

Stetoskop adalah sebuah


alat yang digunakan untuk
mengirimkan suara
volume rendah seperti
detak jantung (atau usus,
vena, atau suara janin) ke
telinga pendengar.
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
FUNGSI STETOSKOP

Stetoskop memiliki banyak fungsi di


bidang kesehatan dan merupakan alat
yang sangat berguna untuk :
a. Memeriksa Tekanan Darah
b. Paru – paru
c. Jantung
d. Pemeriksaan Prenatal
e. Gangguan perut
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
STETOSKOP

Stetoskop dapat terdiri dari


dua earpiece yang
terhubung melalui tabung
fleksibel ke diafragma
yang ditempatkan di kulit
pasien. D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
STETOSKOP GENERASI PERTAMA

Rene-Theophile-
Hyacinthae-Laennec
pada tahun 1816.
menciptakan suatu
silinder kayu berongga
dengan panjang 30 cm
dan diameter bagian
dalamnya sekitar 1 cm
serta diameter bagian
luarnya 4 cm.

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


STETOSKOP

Stetoskop yang digunakan saat ini


didasarkan pada karya asli Laennec,
yakni terdiri dari 2 bagian utama:
Sungkup (bell) untuk menghimpun
suara dari daerah yang akan
diperiksa.
Sungkup bisa jadi terbuka atau
tertutup oleh membran tipis. Bagian
kedua adalah earpieces.
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
PINSIP KERJA STETOSKOP

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


PRINSIP KERJA STETOSKOP

Sungkup atau mangkuk terbuka (open bell)


berfungsi untuk menyesuaikan impedansi
antara kulit dan udara.
Kulit manusia memiliki frekuensi resonansi
alami yang efektif untuk menghantarkan
bunyi jantung.
Kulit pasien yang bersentuhan dengan
sungkup terbuka berfungsi seperti
diafragma.

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


PRINSIP KERJA STETOSKOP

Frekuensi resonansi ditentukan oleh


diameter sungkup dan tekanan
sungkup pada kulit.
Semakin kencang kulit tertarik atau
semakin kecil diameter sungkup,
semakin tinggi frekuensi resonansinya.
Murmur jantung yang frekuensinya
rendah tidak akan terdengar apabila
stetoskop terlalu kencang ditekan ke
kulit.
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
PRINSIP KERJA STETOSKOP

Sungkup atau mangkuk tertutup


(closed bell), yaitu sebuah sungkup
yang memiliki diafragma dengan
frekuensi resonansi tertentu.
Frekuensinya biasanya tinggi
sehingga mampu menapis suara-
suara berfrekuensi rendah.

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


PRINSIP KERJA STETOSKOP

Frekuensi resonansinya ditentukan


juga oleh faktor-faktor yang sama
dengan faktor yang mengatur
frekuensi sungkup terbuka.
Stetoskop sungkup tertutup
digunakan khususnya untuk
mendengarkan bunyi paru yang
frekuensinya lebih tinggi daripada
bunyi jantung.
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
STETOSKOP

Walaupun selang hanya berperan


mengantarkan gelombang suara dari
sungkup ke earpieces, tetapi
perhitungannya tidak sederhana.
Suara termasuk dalam kategori gelombang
mekanik. Gelombang bunyi cenderung
menyebar ke segala arah.
Perhitungan bunyi tidak hanya menyangkut
energi, tetapi menyangkut intensitas, yaitu
energi yang menyebar pada semua bidang
dalam suatu waktu. D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
STETOSKOP

Bila diameter selang terlalu kecil,


banyak suara yang akan hilang
akibat gesekan. Jika diameter terlalu
besar, maka volume udara yang
dipindahkan menjadi terlalu banyak.
Untuk frekuensi di atas 100 Hz
efisiensinya akan berkurang seiring
dengan semakin panjangnya selang.

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


STETOSKOP

Misalkan dengan perubahan selang dari


panjang 7,5 cm menjadi 66 cm
menyebabkan frekuensi suara yang sebesar
200 Hz akan hilang sebesar 15 dB selama
perambatan.
Biasanya agar didapatkan hasil yang baik,
stetoskop dibuat dengan panjang selang 25
cm dan lubang yang berdiameter 0,3 cm. Ini
boleh jadi merupakan hasil terbaik setelah
ujicoba dari berbagi ukuran.

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


STETOSKOP AKUSTIK

Bagian penangkap suaranya biasanya terdiri


dari dua sisi yang dapat diletakkan pada
badan pasien untuk memperjelas suara,
yaitu sebuah diafragma (bagian tertutup
plastik) atau mangkok kosong.
Bila diafragma diletakkan di pasien, suara
tubuh menggetarkan diafragma,
menciptakan tekanan gelombang akustik
yang berjalan sampai ke telinga
pendengar.
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
STETOSKOP AKUSTIK

Bila bagian mangkok diletakkan di tubuh


pasien getaran kulit secara langsung
memproduksi gelombang tekanan
akustik yang berjalan ke telinga
pendengar.
Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh
Rappaport dan Sprague pada awal abad
ke-20. Kelemahan stetoskop akustik
adalah tingkatan suara sangat rendah,
sehingga sulit dalam diagnosis.
D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI
CONTOH STETOSKOP AKUSTIK

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


STETOSKOP ELEKTRONIK

Dengan perangkat elektronik, gelombang suara


diperkuat dan suara yang tidak diharapkan
ditapis sehingga akan dihasilkan suara yang
lebih baik untuk diagnosis.

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


PERAWATAN STETOSKOP

Periksa bagian sungkup (bell) pasrikan


tidak ada kerusakan pada membran
Bersihkan sungkup (bell) dari kotoran yang
ada dengan lap bersih dan alkohol
Periksa bagian tubing (selang) pastikan
tidak ada kebocoran
Periksa bagian earpieces, bersihkan dari
kotoran yang ada

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


CONTOH GAMBAR STETOSKOP

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI


CONTOH GAMBAR STETOSKOP

D.IV.TEM. UMHT. IR. COKO WIELAKSONO, M.SI

Anda mungkin juga menyukai