Anda di halaman 1dari 49

64

tsAB4 ' :

alvfirsa'RATro

I
i

Mengadakan analisa hubungan dari birbagai pos dalam suatu laporan


keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kon-
disi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan.

Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk data


tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalarn jurnlah rupiah, prosentase
serta trendnya, penganalisa menyadari bahwa beberapa ratio secara individu
akan membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan
suatu perusahaan.

Ratio menggambarkan suatu hubungan atau peLimbangan (mathema-


tical relationship) antara suatu jurnlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan
dengan menggunakan alat analisa berupa ratio ini akan dapat tnenjelaskan
atau mernberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka
ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang diguna-
kan sebagai standard.

t Analisa ratio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah "future
oriented", oleh karena itu penganalisa harus marnpu untuk menyesuaikan
faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan fakior-faktor
di masa.yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan
atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian
kegunaan
atau manfaat suatu angka ratio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan
atau kecerdasan penganalisa dalam menginterpretasikan data yang
bersangkut-
an.
Dengan menggunakan analisa ratio climungkinkan untuk dapat nre-
nentukan tingkat likwiditas, solvabilitas. keelektifan operasi serta derajat ke-
untungan suatu perusahaan (profitability perusahaan). Untuk dapat ntenentu-
kan/nrengukur hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding dan ratio dalam
industri sebagai keseluruhan yang sejenis di mana perusahaan menjadi anggota-
nya dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka ratio suatu perusaha-
an, angka ratio dari industri sebagai keseluruhan ini disebut standard ratio
(ratio rata-rata).

Telah diuraikan dalam Bab I bahwa laporan keuangan merupakan hasil


kombinasi daripada fakta yang tercatat (recording fact) anggapan atau ke-
biasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi (personal judg-
ment), sehingga penentuan standard ratio sebagai pembanding tidak dapat
digunakan sebagai ukuran yang pasti karena standard ratio untuk industri
merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis yang mem-
punyai kondisi keuangan yang berbeda-beda (merupakan mathematical \
standard), ada yang kondisi keuangannya baik dengan operasi yang meng-
untungkan dan ada yang sebaliknya.

Perbedaan-perbedaan dalam data keuangan rlan hasil operasi dari ber-


bagai perusahaan yang sejenis mungkin disebabkan oleh faktor-flaktor sebagai
berikut :

a. Perbedaan letak perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi vang
berbeda-bcda, seperti besar ktrcilnya perusahaan.. Suatu perusahaan yang
nrempunyai'ukuran yang sama tetapi yang satu telletak di Medan dan
yang lainnya terletak di Yogyakarta akan berakibat ratio yang dihitung
juga akan berbeda. Demikian juga antara perusahaan yang besar dengan
perusahaan kecil, walaupun terletak dalam satu daerah karena tingkat
operasinya berbeda maka ratio tertentu dari dua ylerusahaan itu akan
berbeda.

r. Jumlah aktiva tetap yang dirniliki oleh perusahaan yang bersangkutan


yang digunakan dalarn operasi mur.rgkin berbeda clengan pclusahaan yang
iain, ada yang aktivanya atau alat-alat yang digunakan untuk opelasi
hanya menyewa sehingga operating assetsnya kecil. Kentungkinan vang
lain yaitu adanya perusahaan yang mentiliki alat-alat operasi atau aktiva
tetap yang melebihi dari kebutuhannya.
:. Adanya perbedaan unrur kekavaan yatrg dirnilikj di arrtrra perusahaan-
perusahaan tersebut. Suatu perusahaan ada yang memiliki kekayaan yang
masih baru, ada yang sudah lania (sudah tua), ada yang nrodem ada yang
sederhana dan sebagainya.
Suatu perusahaan yang sebagian besar aktiva tetapnya suclah habis disusut
tetapi masih digunakan dalam operasi, akan rnernpunyai angka ratio yang
berbeda (untuk hal yang sama) bila dibandingkan dengan perusahaan
yang sebagian aktivanya masih baru.
Pr.rbedaan kebilaksanaan yang dilakukan untuk nrasing-m asing perusahaan
baik clalam rnenaksir umur kegunaan suatu aktiva tetap, nretode depresiasi
dan metode pcnilaiannya. Perbedaan dalarn penilaian persetliaan (inventory
valuation) serta kebijaksanaan dalam pembeliar.r akan nrenrpunyai akibat
bahwa jumlah persediaan yang dalaln kwantitasnya sama akan ntempunyai
nilai yang berbeda dan angka rationyapun akan berbeda.
Perbedaan struktur pcr.nii,tlulan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan
yang bersangkutan. rr,1.r ptrrrsahaan yang modalnya sebagian besar me-
rupakan modal ienLliri. lrlrL perusahdin yang rnodalnya sebagiar.r besar
dari modal asing (dari kLeditor) sehingga beban bunga yang ditanggung
cukup bcsar.
Perbedaan sistern dan prosedur akuntansi yang digunakan termasuk per-
bedaarr <lalam klasifikasi biaya, klasifikasi rekcning dalarn penyajian lapor-
an keuangan serta periode akuntansi (tahun buku).

Karena adanya perbedaan angka ratio yang dihitung dengan angka


ratio yang digunakan sebagai standard yang disebabkan oleh faktor-faktor
tersebut, maka penganalisa harus terlebih dahulu nrereview atau menyusun
fl kembali standard ratio yang sesuai dengan kehendak penganalisa yang ber-
sangkutan.

- Jika standard ratio tidak ada claiam bentuk yang tetap rnaka pengana-
iisa dapat membuat standard ratio tersebut, clengan melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbanding_


fr kan (homogen dalarn operasi dan data yang seragam dalam arti keseragam-
an dalam kebijaksanaan keuangan, penilaian aktiva dan metode depresiasi,
selta menggambarkan atau mewakili kelornpok yang homogen dalam
aktivitasnya rnaupun jenis perusahaannya) dalarn industri.
2. Menghitung angka ratio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam
industri.
6'l

3. Menyusun ratio-ratio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah


dan menghapuskan ratio yang extreem (terlalu tinggi atau terlalu rendah).
4. Menghitung rat^-rata hitungnya atau menentukan mediannya.

Standard ratio bukaniah merupakan angka pembanding yang ideal


atau bukanlah merupakan ukuran yang pasti, tetapi standard ratio dapat
digunakan sebagai pedoman atau pegangan bagi penganalisa. Apabila dalam
pembandingan ini terdapat penyimpangan yang cukup besar (significant)
maka perlu bagi penganalisa untuk mengadakan penelitian lebih jauh. Sebab
penyimpangan tersebut mungkin sekali ditinrbulkan oleh hal-hal yang luar
biasa yang hanya terjadi dalam perusahaan yang sedang dianalisa.

Dalam mengadakan pembandingan ratio, penganalisa jangan hanya


berpegang pada standard ratio saja tetapi harus rnernperhatikan trend atas
prosentase historis dan ratio dari perusahaan yang data keuangannya sedang
dianalisa (historical ratio). Dengan mernbandingkan angka ratio periode
sekarang dengan angka ratio periode yang lalu (trend dari angka ratio) akan
diketahui perubahan angka-angka ratio yang dimiliki perusahaan dan akan
diketahui tendensi atau kecenderungan kondisi keuangan perusahaan yang
bersangkutan.

Di sarnping data ratio dari periode-periode yang lanrpau, perhitungan


ratio tersebut dapat juga diperbandingkan dengan angka ratio yang sudah
direncanakan atau yang sudah dibudgetkan oleh perusahaan. Bila angka
ratio pada suatu saat ada perbedaan dengan angka ratio yang direncanakan
- terutama perubahan yang rnerugikan maka hal ini menuntut adanya
penelitian atau perhatidn khusus-dari pirnpinan perusahaan untuk mengetahui
sebab-sebab terjadinya perubahan atau penylnpangan tersebut, dengan di
ketahui adanya penyin.rpaugan pimpinan perusahaan akan dapat memperbaiki
sebelurn masalahnya rnenjadi lebih parah.

Kalau keadaan nremungkinkan atau diperoleh datanya hasil perhitungan


ratio perusahaan akan lebih baik atatr lebih bemranfaat bagi pimpinan perusa-
haan bila dapat diperbandingkan denga.r perusahaan lain yang menjadi
pesaing perusahaannya, yang kita anggap nrenrperoleh sukses dalanr usahanya.
Dengan mernperbandingkan angka ratio perusahaan kita dengan perusahaan
pesaing, akan dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan kita dan
dapat cliadakan perbaikan atau tindakan-tindakan seperlunya. Dengan cara
demikian .maka kita akan selaiu terdorong untuk rnengadakan koreksi ter-
hadap kebijaksanaan-kebijaksanaan serta keadaan yang kurang baik atau
memperbaiki kelemahan-keieurahan yang ada dalam perusahaan. Dengan kata
lain bahwa dengan analisa ratio yang diperbandingkan dengan angka pem-
banding yang tepat management atau penganalisa akan mengetahui penyirn-
pangan-penyimpangan yang terjadi, dan management dapat memperbaikinya
sebelum masalahnya menjadi lebih parah lagi.

:'

I Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka ratio itu banyak sekali
'karena ratio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa, nalnun demikian
angka-angka ratio yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua
golongan atau dua kelomp'ok. Golongan yang pertama adalah berdasarkan
zumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka ratio
tersebut dan penggolongan yang kedua adalah didasarkan pada tujuan dari
penganalisa.

Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio dapat dibedakan


antara :

l. Ratio-ratio neraca (balance sheet ratios) yang tergolong dalaln kategori


ini adalah semua ratic yang semua datanya dianrbil atau bersurnber pada
neraca, misalnya current ratio, acid test ratio.
2. Ratio-ratio Laporan rugilaba (income statenrent ratios) yaitu angka-angka
ratlc yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari Laporan
Rugi-laba, misalnya gross profit lnargin, net operating ntargin, operating
ratio dan lain sebagainya.
3. Ratio-ratio antar laporan (interstatement ratios) ialah semua angka ratio
yang penyusunannya datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari
laporan rugi-laba, misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turn
over), tingkat perputaran pihutang (account receivable turn over),salesto
'inventory,
sales to fixed assets dan lain sebagainya.

Ada beberapa penulis yang menggunakan istilah-istilah lain dalam penggolong-


an angka ratio berdasarkan sumber datanya, misalnya Heckert & Willson
( dalam bukunya 'tontrollership" (The Ronald Press Company, second edition
halaman 47) memberikan penggolongan antara lain : (1) financial ratio da-
lam arti angka ratio yang datanya diambil dari .neraca, (2) financiai-operating
ratio, dalam arti ratio-ratio yang datanya diambil dari neraca dan lai:oran
rugiJaba, dan (3) operating ratio, adalah angka-angka ratio yang dalun pe-
dyusunannya dat.anya bersumber pada laporan rugi-laba dan yang ke (4) mis-
cellaneous ratio adalah angka-angka ratio yang datanya diambil dari berbagai

\
69

sumber, misalnya datanya dari neraca, laporan rugi-laba, laporan laba yang
ditahan atau laporan perubahan modal dan lain sebagainya.

Penggolongan angka ratio yang didasarkan pada sumbernya sebenarnya


kurang bermanlaat bagi penganalisa'sebab yang penting bagi penganalisa
bukan dari mana data itu diperoleh tetapi apa arti atau gunanya dari data
angka ratio tersebut atau kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka
ratio tersebut. f 1

Tujuan tiap penganalisa pada umumnya adalah untuk mengetahui


tingkatrrentabilitas, solvabilitas <lan likwiditas dari perusahaan yang bersang-
kutan, oleh karena itu angka-angka ratio pada dasarnya juga dapat digolong-
kan antara (l) ratio-ratio likwiditas, (2) ratio-ratio solvabilitas, (3) ratio-ratio
rentabilitas dan ratio-ratio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisa rt
misalnya ratio-ratio aktivitas.

Dalam penggolongan angka-angka ratio berdasarkan tujuan analisa ini-


I
juga banyak penuiis yang rnemberikan istilah atau cara penggolongan atau
pengelompokan yang berbeda-beda. Baruch Lev dalam bukunya Financial
I
Statement Analysis (Prentice-Hall Inc; Englewood Cliffs 1974) halaman 11,
di samping menggolongkan atau mengklasifikasikan angka ratio finansiil rne-
F
I

nurut sumber datanya yaitu (l) Balance sheet ratios, (2)income statement
ratios, (3) fund staternent ratios dan (4|mixed ratio;jugamengklasifikasikan
sesuai dengan perbedaan ekonomis dari operasi perusahaan (sesuai dengan
tujuan penganalisa) ke dalam (1) p*ofitability ratigs, (2) short-term solvency q
(liquidity) ratios, (3)'long-term solvency ratios dan (4) efficiency (turn over)
ratios.
Lain lagi pengklasifikasian angka ratio keuangan menurut Leopald A. Bern-
stein dalam bukunya Financial statement Analysis theory, application and {
interpretation (Richard D Irwin, lnc. 1974) halaman 70,yang menyatakan
bahwa angkb-angka ratio keuangan dapat dikategorikan menjadi : F,
(l) Ratio-ratio untuk menilai likwiditas (Short-temr liquidity ratios);misal-
nya current ratio, acid test ratio, account receivable turnover, inventory
turnover dan lain sebagainya. J
(2) Ratio-ratio untuk menilai struktur modal dan solvabilitas (Capital
structur and long-term solvenry ratios), misalnya ratio antara Modal
sendiri dengan Total Hutang, ratio antara Modal sendiri dengan Hutang
langka Panjang, ratio antara Modal sendiri dengan Aktiva tetap dan
sebagainya.
70

(3) Return on Investment Ratios, misalnya return on total assets (renta-


bilitas usaha) dan rentabilitas modal sendiri (return on equity capital).
(4) Ratio-ratio untuk menilai hasil operasi (Operating performance ratios),
antara lain gross margin ratio, net profit ratio dan lain sebagainya.
(s) Ratio-ratio untuk menilai penggunaan aktiva (assets utilization ratios)
yaitu ratio-ratio (perimbangan) antara penjualan dengan : kas, persedia-
an, modal keda, aktiva tetap dan aktiva-aktiva lainnya.
t
Drs. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan (Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada Yogyakarta 1978, hala-
man 266 - 270) mengklasifikasikan angka-angka ratio keuangan sebagai
berikut :

(l) Ratio lftwiditas :

a. Current ratio
b. Cash ratio
c. Acid test ratio
d. Working capital to total assets ratio.

(2) Ratio leverage :

a. Total debt to equity ratio


fl b. Total debt to total capital assets
c. Long-term debt to equity ratio
d. Tangible assets debt coverage
e. Time interest earned ratio.

( (3) Ratio aktivitas :

a. Total assets turnover


b. Receivable turnover
c. Average collection period
d. Inventory turnover
e. Average day's inventory
f. Working capital turnover.
tl

(.4) r:, .i ,l
a. Gross profit margin J
b. Operating incorne ratio
c. Operating ratio
d. Net profit margin (sales margin) l

e. Barning power ol total investment


f. Net earning powcr ratio
g, Rate of return for the owners.

Dari uraian-uraian di atas ielas bahwa penggolongan angka ralio yiing


paling baik adalah yang disesuaikan dengan tujuan analisa yaitu untuk nrc-
nilai likwiditas, solvabilitas dan rentabilitas dan inforrnasi-infornrasi iain y'ang
diperlukan, oleh kalena itu berikut ini akan diuraikan angka-angka !.iti(, I

yang bersangkutall.
d
I

rl

I
Tidak hanya Bank dan para kreditor .langka perlcick sa1a yang tcriariit
(yang terutama memperhatikan) terhadap angka-angka ratio rnodal kelja. fi
yaitu ratio yang digunakan untuk nrenganalisa dan rnettgiute rprctasiktrt prosisr
keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi managenlerlt itt!
untuk rnengecek efisienSi modal kcrja yarrg digunai..an daluilr 1r.'ittsaltaart. rl
juga penting bagi kreditor jangka panjang dan pctlti":gurtrl sa[:iii, l"rlttu iLi,i:
nya atau setidak-tidaknya ingintrengetahui prospek dari cicvidend dan pcitt-
bayaran bunga di masa yang akan datang.
{ i
Beberapa pertBnyaan ypng harus dijawab dalarn hubungannya dcrg"rti
analisa ratio modal kerja rneliputi : ,i
l. Apakah perusahaan ntampu membayarhutang'hutangnya lepat paril 1

waktunya ?
il
' 2. Apakah managernent mcnggunakan rnodal keLja secar:r c1't'kti1 'l
3. Apakah modal keria itu cukup, kurang atau berlebihlebilian 'i
it
4. Apakah perusahaan mempunyai kredit rating yaltg nrenguntungk*i: "

5. Apakah posisi keuangannya jangka pendek berkembang l

Suatu perusahaan dikatakalt ltlempunyai posisi ketratrgarl varrF. kirai


apabila mampu :
l. memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada
waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak extern);
2. rnernelihara rnodal kerja yang cukup untuk operasi yang nonnal
(kewajiban keuangan terhadap pihak intern);
3. membayar bunga dan devidend yang dibutuhkan;
4. memclihara tingkat kredit yang ntenguntungkan.

il Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likwidita$ berikut ini


diberikan beberapa ratio yang dapat digunakan sebagai alat untuk meng'
analisa dan menginterpretasikan data tersebut.

..r',,-:"r ii:"iiu

Ratio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal


kerja suatu perusahaan adalah current ratio yaitu perbandingan antarajumlah
aktiva lancar dengan hutang lancar. Ratio ini menuniukkan bahwa nilai
kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang
jangka pendek. Current ruIia 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi
suatu perusahaan, tetapi jurnlah modal keria dan besarnya ratio tergantung
pada beberapa faktor, suatu standard atau ratio yang umurn tidak dapat
ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 2OO% hanya merupakan
kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk
mengad4kan penelitian atau analisa yang lebih lanjut.

Current Ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of saf'ety)


kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk mernbayar
hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang
tinggi belunr tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan
yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi .dari aktiva lancar
yang tidak menguntungkan, misalnlla jumlah persediaan yang relatip tinggi
dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat
perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investtnent
dalarn persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin
sulit untuk ditagih.
{ Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang Kas atau
aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau
tingkat likwiditas yang rendah daripada aktiva lancar dan sebaliknya. Jadi
p-enganalisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa current
ratio harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
73

l. Distribusi atau proporsi'daripada aktiva lancar;


2. Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk iangka waktu i

5 tahun atau lebih dari waktu yang lalu;


3. Syarat yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan dalam mengada-
kan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perttsahaan
dalam menjtral barangnya;
4. Present value (nilaisesungguhnya) dari aktiva lattcar, sebab ada kernungkin- |
an perusahaan mempunyai saldo pihutang yang cukup besar tctapi pihutang t
tcrsebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya
nrungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporlpn;
5. Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancart kalau nilai persediaan scntakin A

turun (deflasi) maka aktiva lancar yang besar (terutanra ditunittkkan


dalarn persediaan) maka tidak menjantin likwiditas perusahaan:
ri

6. Perubahan perscdiaan dalam huburlgannya dengan volume penjualan se- r

karang atau di masa yang akan datang, yang mungkin adanya over invest'
ment dalam persediaan; I
7. Kebutuhan jumlah modal kerja di masa tttendatang, rnakin besar kcbutuh-
an modal kerja di masa yang akan datang maka dibutuhkatl adanya ratio
yang besar pula; I
8. Type atau jenis perusahaan (perusahaan yang lnemproduksi sentliri barang
yang dijual, perusahaan perdagangan atau perusahaan iasa).
I

Dalam menganalisa atau menghitung current ratio ini perlu diperha


tikan kemungkinan adanya ma4ipulasi data yang disajikan oleh perttsahaan r!

(adanya window .dressing), yaitu dengan cara mengurangi jumlalt hr'rtang rl

lancar yang mungkin diimbangi dengan mengurangi jumlah aktiva lalrcar'


dalam jumlah yang sama (lebih-lebih adanya pengurangan hutang lancar
yang tidak diimbangi dengan penurunan jumlah aktiva lancar). Pengurangan fi
jumlah hutang lancar dan aktiva lancar dalam jumlah yang sanla akan nrenaik-
kan atau mempertinggi current ratio yang dihitung, hal ini dapat dibuktikan i
sebagai berikut : I
,dkiiva iancar
ii ":: llr '110.001,- lllr,rir., il-i!'in: jii; i.liii''1'.'(-i.
I
l'ihut;lrrg [Jlqrilg " l.:5i1.'i10,- iiitiattg li.]r:rl " l.C0{i.ilOO,-
Pihui::nq !\'escl " l.0Cfl.Cfi0.- Hui,rni: !'airl.. "' :JO.Ni)Ll,-
lrcrlr:tlialr: '' 2"50C":iN1l,- i iL;i,rrrq i,,tir " ljaf.0lii,-
.i.r'l,Ci)i.i,-
Plr-rr:kot iliava "
Dari data tersebut dapat clitentukan bahwa current ratio perusahaan tersebut
adaiah 2 : 1 atau 200% yang berarti bahwa jurnlah aktiva lancar adaduakali
dari jurnlah hutang lancar atau setiap Rp l,- hutang lancar cliianrin dengan
Rp 2,- aktiva lancar atau Rp l,- rlodal kerja. Tetapi kalau dari data tcrsebut
di atas rekening atau pos Pihutang Wesel dan Hutang Wesel nrasing-nlasitrg
dihapuskan maka jumlah aktiva lancar ada Rp 5.000.000,- dan jLrrnlah lttrtang
lancar Rp 2.000.000,- dengan demikian cutretrt ratio nlcnjadi 2,5 : I atau
250% yangberarti 50% lebih besar daripada current ratig sebclurll ada nrani-
t pulasi pihutang wesel dan hutaug wesel.

-tr'esl
.l . 4';iti !?. at ic'

Ratiosering juga disebut sebagai Quick ratit-r ylittr pr'1f 3l1dingan


ini
antaLa (aktiva lancar persediaan) dengan hutang lancar. Ratio ini lllcrupa-
kan ukuran kernarnpuan perusahaan dakutt tltetllcnuhi kewajiban-kewajiban-
nya dengan ticlak nternperhitungkan persediaan, karena persediaan nietrtc-riu-
kan waktu yang rclatip larna untuk direalisir uteniadi uang kas dall lllellg-
anggap bahwa pihutang scgera dapat direalisir sebagai .'uang kas, rvalaupr.tn
kcnyataannya rnungkin persediaan lebilr likwid daripada pihutang. Olclt
karena itu ada penganalisa yang rnengciuarkan kcdua-cluanya (pihutang dan
persediaan) daiarn menghitung ratio. sehingga rationya antara Kas dar.r el'ck
yang segcra clapat direalisir bila diperlukan dengan total hutang jangka pendek.
Ratio ini dinatnakan lmmediate Solvency atau caslr lrrtio yang tllengukur
kemampuan yang sesungguhnya untuk metnenulti htttlng'hutangnya tcpat
pada saatnya.

t Ratio ini lebih tajam daripada current ratio, karena hanya rnernbanding-
kan aktiva yang sangat likwid (rnudah dicairkun atau ditrarrgkan) dengan
hutang lancar. .lika current ratio tinggi tapi Quick rationya lcndah lrictrunittk-
kan adanya investasi yang sangat bcsar dalanr pe-r'sediaan.
Berikut ini diberikan contoh pcnglritr-rngan acid tcst ratio :

Quick assets : 1977 1978

( K a s.....,".,........:........... 100,50,0,1 Rp 60i000i


Su rat-surat berharga ( elek-efck) 15O:ooo,i ,.,r1,, l S.O,oboi

Pihutang (net) '::lt 37 5:,000 " 42o,oo,oi-


futal qu irk asst'ls (a) ,.'Rp 62s.500, It'rt 630.000,;

hutanB Rp 546.000,- Rrr 4 t0.000,

Acid test ratio


(Quick ratio) alb 1;1 : t 1,5: 1
75

;. F.:4ruiar$!1 ;'tlril';r,:.r,

Pihutang yang dlniliki suatu perusahaan nrempunyai hubunlan yang


erat dengan volurne penjr.ralan kredit. Posisi pihutang dan taksiran waktu
pengumpulannya dapat dinilai dcngan urenghitung tingkat perputaran pi-
hutang tersebut (turn over receivable)., yaitu dengar.r mernbagi total penjualan
kredit (neto) dengan pihutang rata-rata. Rata-rata pihutang kalau nremungkin-
kan dapat dihitung secara Lrulanan (saldo tiap-tiap akhir bular.r "dibagi tiga
bclas) atau tahunan yaitu saldo awal tahun ditarnbah saldo akhir tahun
dibagi clua.
Gambaran rnenghitung perputaran Pihutang adalah sebagai be rikut :

197't .t978

Penjualan kredit {netto} (o)....... R.D R.p ,,],14:25 i0g,0i:


Pihutang :
Awal tahun 3.3 3.5,00;, 3 75:10,.001,.

Akhir tahun ....,....'.....,..,. !,1 37$,00:0,,. a.20iQO01r


Rata-rata Pihutang (b) ...,........ 31..4.2s0r' l-.97.',soo;; f,
Tingkat perputaran pihutang (aib) 4,'7' 3,6 "

Makin tinggi ratio (turn over) menunjukkan nrodal kerja yang ditanarrrkan
dalam pihutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada
over investment dalam pihut4gg seiringga mernerlukan analisa lebih lanjut,
mungkin karena bagian kredit dan penagihan beke{a tidak elektif atau
mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pernberian kredit.

Penurunan ratio penjualan kredit dengan rata-rata pihutang dapat di-


sebabkan oleh faktor sebagai berikut :

a. Turunnya pcnjualan dan naiknya pihutang.


b. Turunnya pihutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah
lebih besar.
c. Naiknya penjualan diikuti naiknya pihutang dalarn jumlah ya"-
lebih" besar.
d. Turunnya penjualan dengan pihutang yang tetap.
e. Naiknya pilrutang sedangkan penjualan tidak berubah.
Dengan menggunakan perputaran pihutang dapat pula dihitung waktu
rata-rata pengumpulan pihutang tersebut, yaitu dengan membagi jumlah hari
dalam satu tahun dengan tingkat perputaran pihutang tersebut atau ratio
antara pihutang rata-rata kali jumlah hari dalam setahun dengan total pen-
jualan kredit, hasilnya akan menunjukllan berapa hari pihutang tersebut
rata-rata tidak dapat ditagih atau days of receivable yang umumnya
antaralsampai2bulan.
Daysof receivable dapat pula dihitung dengan rumus :
il
Pihutang Rata*ata lx 360
Peniualan kredit

Bagi suatu Bank komersil dalarn rlenganalisa bermacam-macam perusa-


haan, maka yang rnendapat perhatian pertama kali ialah kernanrpuan perush-
haan dalam menagih atau mengumpulkan Pihutangnya, karena hal ini akan
menimbulkan kemungkinan adanya ovcrdraf perusahaan yang bersangkutan.
Kalau hari rata-rata penagihan pihutang (days receivable) lebih dari 60 hari
menunjukkan perusahaan tersebut kurang baik - terutama bagian penagihan -
sehingga tidak mampu menagih pihutang pada saatnya, atau perusahaan ter-
sebut telah mernberikan syarat-syarat kredit yang terlalu lunak pada tanggan-
annya.

Di sanrping itu semakin besar day's receivable suatu perusahaan semakin


besar pula risiko kernungkinan tidak tertagihnya pihutang, dan kalau perusa-
haan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yairg tirnbul
# karena tidak tertagihnya pihutang (allowance for bad debts) borarti perusa-
haan telah nremperhitungkan labanya terlalu besar (overstated).

Dengan keterangan atau ruaian tersebut dapatlah dipimpulkan bahwa


dengan tingkat perputaran pihutang sebesar 4,7 (hasil pernbulatan 4,66)
dapat diartikan atau dipeloleh inforrnasi bahwa :

a- Turn over atau ratio antara penjualan dengan pihutang rata-rata adalah
4,7 rnenunjukkan bahwa penagihan pihutang kira-kira 4,7 kali dalam
satu tahun. Untuk mengetahui atau menilai apakah ratio sebesar ini sudah
baik atau belum (dalaur arti tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi) clapat
dibandingkan dengan angka pernbanding, misalnya turn over pihutang
: standard (rata-rata industri).
b. Jumlah hari-hari dalam satu tahun dibagi dengan turn over pihutang me-
nunjukkan periode tata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan pi-
hutang (day's of receivable atau day's sales uncollected), da{am hal ini
adalah 77 hari. ,1

c. Turn over 4,66 bila dinyatakan dalarn prosentase adalah466% yang ber-
arti bahwa pcnjualan tahun rerscbut adalah 4660/o dari saldo pihutang
akhir tahun (pihutang rata-rata). Bila prosentase ini dibandingkan tlengan
standard ratio (rata-rata industri) misalnya 675% maka 4667o tersebur
adalah terlalu rendah atau investasi dalarn pihutang terlalu besar bila
dihubungkan dengan tingkat penjualan yang bisa dicapai (over investment
dalarfi pihutang).
d. Ratio 466% nenunjukkan bahwa setiap Rp 4,66 penjualan maka sebesar
Rp 1,- belum dapat ditagih sarnpai akhir tahun tersebut.
e. Rata-rata penjualan kredit tiap hari pada tahun 1977 adalah Rp 4.583,33
yaitu penjualan kredit selama satu tahun clibagi jumlah hari-hari dalam
satu tahun (Rp 1.650.000,- : 360).

-i. ! rrFullriti j. 1'( r!.ii lititr't


q
Dalam mengevaluasi posisi perse<liaan, niaka proseduryang sama seperti
dalam mengevaluasi pihutang dapat digunakan yaitu dengan ntenghitung
turn dver atau tingkat perputaran dari persediaan. Turn over persediaan
adalah merupakan rafio antara jumlah harga pokok barang yang dijual
dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Perhitungan tingkat perputalanipersediaan adalah sebagai berikut :

1i,'9,7 8

Harga Pokok barang yang tclah


dijual (a) Rp 1.000-000,-
Perscdiaan barang dagangan :

aual tahun " 125.000,- " 330.000,-


akhir tahun " 330.000,- " 225.000,-
Rata-iata persediaan barang da-
gangan (b) " 227.500,- " 227.500,-
Tur,nlover persediaan barang , ,

dagangan (a/b) ................... 5'3 316


Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan
diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata
persediaan tersimpan dalam gudang dapat ditentukan dengan ntembagi junrlah
hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari persediaan tersebut. Tingkat
perputaran Persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang da-
gangannya, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk
menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Penghitung-
an tingkat perputaran ini tidak hanya untuk barang dagangannya saja, tetapi
il dapat juga diterapkan dalam persediaan Bahan Mentah maupun persediaan
Barang dalam proses. Apabila data harga pokok penjualan tidak diperoleh
maka perputaran persediaan dapat dihitung dari penjualan.

Untuk perusahaan yang kegiatannya tidak hanya membeli dan ntenjual


barang dagangan melainkan juga memproduksi barang maka perusahaan ini
pada akhir tahun akan mempunyai persediaan Bahan Mentah, Barang Dalam
Proses dan Barang Jadi. Terhadap persediaan-persediaan ini juga dapat di-
analisa dengan prosedur yang sama dengan Persediaan Barang Dagangan.
Tingkat perputaran Persediaan Bahatr Mentah dapat ditentukan dengan
membagi jumlah bahan mentah yang digunakan selama periode itu dengan
rula-rala persediaan Bahan Mentah yang bersangkutan. Penghitungan turn
over ini dapat diberikan contoh sebagai berikut :

19'1 7 1978
Persed iaan Bahan Menta h :

{fl Arval tahu n 2 75,000,- RP,;: l25ut,ooo,'


Akhir tahun ;................... 325.000f , 'f ,,; 4,f 5,000,;
Rata-rata persediaan (u) ..,......., 300,000; f l,, 400"000,-
Jumlah Penggunaan Bahan Mcn- 1" , l',400i00'0;
tah (b)......... 1.200.000,-
Pelputaran Bahan Nlentah (b/a) .. '4 :':i

Apabila perusahaan tidak rnenyelenggarakan administrasi persediaan dengan


( baik (yang dapat mernberikan informasi jumlah penggunaan bahan mentah
setiap saat dibutuhkan) maka jirmlah bahan rnentah yang telah digunakan
tahun 1917 dapat ditentukan dengan cara :
79

Persediaan Awal Bahan Mentah ......; Rp 27s.000,-


Pembelian Bahan Mentah .......:.. Rp 1.650.000,-
Retur & Potongan Pembelian...... " 400.000,.
_l_l.2llq0q,-
Bahan Mentah yang tersedia Rp 1.525.000,-
Peisediaan Akhir Bahan- Mentah ........ __J:s.000,
Bahan Mentah yang digunakan ....;................... Rp 1.200.000,-

Tingkat perputaran atau turn over 4 kali menunjukkan bahwa setiap tahun
rala-tata dilakukan penbelian bahan tnentah sebanyak 4 kali dengan jumlah
pembelian rata4ata Rp 300.000,-. Turn over ini bila,dihubungkan dengan
jangka waktu ter-
iumlah hari per tahun (360 : 4 = 90 hari) menunjukkan
simpannya bahan mentah di.gudang. :

Tingkat perputaran Persediaan Barang Dalam Proses dapat dihitung


dengan cara mernbagi total biaya produksi selarna satu tahun (periode)
dengan rala+aIa persediaan Barang Dalant Proses. Penghitungan turn Over
ini dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
(a) Biaya Produksi :

Persediaan Awal Barang, Dalam I'roses Rp 475'000,-


Penggunaan Bahan Mentah..... Rp 1.200.000,-
Tenaga keria langsung " 2.100'000,-
Biaya Produksi tak langsung.... " 1.500.000,-

_jq00!s0j
Rp 5.275.000,-
Persediaan Akhir Barang. Dalarn Proscs .'...'.'.....'..... ___l!.09:
Biaya produksi ................., Rp 4'750'000,-

(b) Persediaan rata-rata Barang Dalam Proses :

Persediaan awai .......... Rp 475.000,-


Persediaan akhir,...'...." " 525'000,-
Persediaan rata-rata...... " 500.000,-

(c) Perputaran Barang Daiam Proses (a/b) = 9.5.

Dengan turn over 9,5 \ali dapat diperoleh informasi bahwa bahan mentah
diproses dalam pabrik selama hampir 38 hari (360 : 9,5).

Untuk Barang Jadi lnaka turnover-nya dapat dihitung dengan cara


yang sama pada cara penghitungan turn over persediaan harang dagangan,
yaitu membagi Harga Pokok Penjualan dengan rata-rata persediaan barang
jadi. Hal ini dapat diberikan contoh sebagai berikut :

Sliii,
.i0ir,

ll i Jl)'1,

(
i ( liju.:..11: ..

,d
(b) Persediaan ratatata barang jadi :

lr

(c) Perputaran Persediaan Barang Jadi (a/b) = 4,5.

Dengan turnover 4,5 dapal diketahui bahwa Barang Jadi rata-rata baru dapat
terjual setelah tersimpan dalam gudang selama 80 hari (360 : 4,5).

5 I',.,:,.. ., r.r i.;"ui; .. :l

Untuk mengafialisa posisi modal kerja dapat juga digunakan beberapa


ratio lainnya, misalnya ratio antara aktiva lancar dengan total aktiva, ratio
antara tiap pos-pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, ratio
# antara total hutang lancar dengan total hutang, ratio antara tiap-tiap pos
hutang lancar dengan total hutang lancar dan lain-lain.

Di samping itu untuk menilai keefektifan modai kerja dapat digunakan


{& ratio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja tata-rata tersebut
(working capital turn over). Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal
kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan (umlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja. Misal-
nya selama tahun i978 jumlah penjualan netto diperoleh Rp 1.375.000,-
sedang modal kerja (rata-rata) yang digunakan untuk memperoleh penjualan
tersebut sebesar Rp 500.000,-. Maka tingkat perputaran modal tersebut
adalah 2,'/5 kali atau berarti bahwa setiap Rp 1,- modal kerja dapat meng-
hasilkan Rp 2,75 penjualan netto. Turn over modal kerja yang rendah me-
nunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendal.r-
nya turn over persediaan, pihutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar"

\
8l

Pengurus Bank dan Kreditor jangka pendek sangat berminat pada


kemarnpuan perusahaan untuk mernbayar hutangnya dalam jangka pendek.
Tetapi para kreditor jangka panjang atau pemegang sahar.n selain berminat
pada kondisi jangka pendek justru terutama bernrinat pada kondisi jang-
ka panjang karena posisi keuanganjangka pendek betapapun baiknya tidaklah
selalu paralel dengan posisi keuangan jangka panjang.

Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin


adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang.

Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudah


dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang misalnya :

a- Adanya understated (dicatat terlalu kecil) terhadap depresiasi mengakibat-


kan keuntungan perusahaan dalam tahun-tahun pertama kelihatan baik
(menguntungkan) karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated,
ada kemungkinan dibayarnya devidend - tetapi dalam jangka panjang
akhirnya perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya,
hingga ini merupakan penurunan kapasitas yang sangat membahayakan
kelangsungan usaha, karena aktiva belunt habis disusut tetapi sudah tidak
dapat digunakan lagi.
b. Jatuh tempo dari hutang jangka panjang yang tidak diperkirakan (di-
rencanakan) dengan baik, sehingga pada saat jatuh tentponya perusahaan
mengalami kesulitan keuangan.
c. Struktur modal yang tidak'baik, misalnya jumlah hutang lebih besar
daripada modal sendiri.
d. Pada waktu terjadi tendensi inflasi dan perusahaan menggunakan per-
hitungan harga pokok historis (dengan metode FIFO) - sehingga harga
pokok kelihatarr sangat rendah - padahal harga jual meningkat sehingga
mengakibatkan profit margin kelihatan tinggi. Hal ini menyebabkan
aktiva lancar (terutama persediaan) semakin turun karena dengan jumlah
uang yang sama tidak dapat memperoleh jumlah kwantitas persediaan
yang sama seperti jumlah sebelumnya.

Untuk menganalisa posisi keuanganjangka panjang dan hasil operasinya


digunakan analisa ratio atau perbandingan, dengan analisa ratio ini diharap-
kan untuk dapat menjawab beberapa persoalan antara lain :
82

Apakah perusahaan sudah menggunakan secara baik atau tnenguntungkan


keseirnbangan antara rnodal yang berasal dari pinjarnatt dengan yang ber'
asal dari penrilik ?

b. Apakah rnodal yang diperoleh sudah diinvestasikan dalarn keseimbangan


yang baik dalanr berbagai pos aktiva ?

c. Apakah jumlah inve stasi dalarn operating assets sudah sesuai dengan peng-
hasiian atau volume penjualan di waktu-waktu yatlg akan datang dengan
q menguntungkan ?

d. Apakah posisi keuangan jangka panjang menunjukkan gejala perbaikan ?


Hal ini tercermin dengan kernarnpuan perusahaan untuk turnbuh (expansi).

Ratio ini nienunjukkan pentingnya,dari surnber rnodal pinjarnan (rela-


tive importance o1' borrowed fund), dan marghr of pLoiection atau tingkat
keamanan yang dirniliki oleh krcditor. Semakin tinggi ratio ini berarti semakin
kecil jumlah rnodal pinjaman yang digunakan untuk rnernbiayai aktiva perusa.
haan, kalau rctio 75% bcraLti 25c/a aktiva perusihaan dibiayai dari pinjaman
dan rnargin.of saf'ety (prutection) adalah 3 : 1 (.30O%).

Ratio antara owner's equity atau moclal sendiri dengan total aktiva
ini disebut juga sebagai ploprietory ratio atau stockholder''s ecluity ratio,
yang menunjukkan tingkat solvabilitics pcrusahaan (likwiditas jangka pan-
jang) dengan anggapan bahwa scmua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan
yang dilaporkan dalarn neraca.
{ry
Biia membandingkan ratio ini dari tahun kc tahun atau antat'a perusa-
haan yang scjenis dalam waktu yang sarna mungkinterjadi berbagai pertreda-
an. Di dalanr nrenafsirkan perbedaan-perbedaan ir.ri harus berhati-hati karena
,s sumber perbedaan ini bermacam-rnacarn antara lain :

a. Akibat perbedaan kebijaksanaan di dalam depresiasi, Dua perusahaan


yang mempunyai modal dengan komponen yang sanla, tetapi antara
perusahaan itu mq,nggunakan methode depresiasi yang berbeda, maka
(; perhitungan ratio yang diperoleh akan berlainan semata-nrata disebabkan
oleh perbedaan methode depresiasi.
b. Akibat perbedaan dalam penggantian/penghentian aktiva tetap. Misainya
suatu perusahaan mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date,
sedang lainnya scgera mengganti peralatannya (aktivanya) kalau ada kc-
majuan tehnologi (meskipun yang diganti ini belum terlaiu tua dan masilr
83

dapat digunakan untuk operasi) rnaka depresiasinya akan belbeda dan


kemuriSkinan ada rugi-laba karena penggantian akan nrenyebabkan per-
bedaan angka ratio yang diperoleh.
c. Akibat perubahan tingkat harga. Dalarn keadaan inflasi nraka harga riii
lebih besar daripada nilai buku. Kalau yang satu menyesuaikan de'ngan
kenaikan harga atau rncngadakan revalursi dan yang lain ticlak (tetap
mencatat at cost) maka perbedaan kebijaksanaan ini akan rnenyebabkan
perbedaan angka ratio yang diperoleh.
fl
d. Kebijaksanaart dalarn hubungannya dcngan dcvitlcnd. Dua pcrusahaan l

dengan struktur modal yang sama dan tingkat keuntungan yang sanla,
tetapi yang satu iikwid untuk mernbayar devidend yang besar sedang
lainnya illikwid sehingga devidend yang dibagi kecil atau bahkan dengan
stock dcvidend, maka ini akan berakibat pada proprietory ratio yang ber-
beda.
e. Perbedaan dalarn kebijaksanaan pernbiayaan aktiva dan sebagainya.
Di dalam keadaan inflasi biasanya perusahaan berusaha untuk mern-
peroleh hutang yang besar atau untuk menurunkan proprietoryratio.Se-
hingga tirnbul pertanyaan "Sampai berapa jauh modal pinjanran sebagai
suatu sumber urodal dapat digunakan dalam batas-batas yang cukup aman ?"
11

Eq
Untuk rnenjawab persoalan ini diperlukan tidak saja analisa tentang
aktiva, tetapi juga analisa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
pendapatan (earning stability) dan earning capasity atau kernatnpuan untuk
mempe roleh pendapatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas pendapatan antara lain :

1. Jenis perusahaan yang menjual'barang-barang konsumsi atau jasa biasa-


nya mempunyai pendapatan yang lebih stabil daripada perusahaan yang
memproduksi barang-barang modal

2. Perusahaan yang sudah lanra berdiri akan iebih stabil daripada perusahaan
yang baru berdiri.
3. Perusahaan yang harga produksinya per unit relatip rendah akan metn- F
punyai earning yang lebih stabil daripada perusahaall yang harga produksi
nya tinggi.
h
4. Perusahaan yang produksinya dibeli atas dasar kebiasaan (habitual basis)
, lebih stabil daripada yang non habitual.
5. Perusahaan yang produksinya berhubungan dehgan kebutuhan pokok'
pendapatannya akan lebih stabil daripada perusahaan yang menghasiikan
barang-barang lux.
84

t
Jika suatu perusahaan mempunyai earning yang tidak stabil sebaiknya meng-
gunakan modal pinjaman yang sernakin kecil (seminimum mungkin).

Ratio antara hak pemilik atau modal sendiri dengan aktiva tetap ini
ditentukan atau dihitung dengan cara membagi total hak pemilik-pemilik
perusahaan (owner's equity) dengan nilai buku dari aktiva tetap yang dimi-
q liki perusahaan. Kalau ratio ini lebih dari lo0% berarti modal sendiri mele-
bihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai
oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar (modal keda) juga
dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya kalau ratio di bawah 100%
berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka
pendek/jangka panjang sedang aktiva lancar seluruhnya dibiayai dengan
modal pinjaman. :
Owner's equity yang lebih besar daripada aktiva tetap keadaannya
lebih menguntungkan (lebih baik) karena aktiva tetap adalah berjangka pan-
jang, rnaka sudah sewajarnya kalau jenis aktiva ini dibiayai dengan modal
sendiri sehingga tidak menimbulkan lekanan terhadap likwiditas perusahaan
kalau saat pembayaran hutang itu tiba. Sebaliknya adanya owner's equity
yang lebih kecil daripada aktiva tetap mungkin ada over investment dalarn
aktiva tetap, atau kurangnya modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

Untuk mengetahui adanya over investrtrent dalam aktiva tetap diperlu-


len analisa dalam turnover aktiva tetap, yaitu ratio antara total penjualan
dengan aktiva tetap, dan analisa earning power (kemampuan untuk memper-
# oleh earning) yaitu ratio antaia net operating iflcome dengan total operating
assets.

s
Ratio ini diperoleh dengan membagi total aktiva tetap dengan total
hutang jangka panjang, suatu ratio yang merupakan ukuran tentang tingkat
keamanan yang dimilki oleh kreditor jangka panjang, apalagi kalau hutang
jangka panjang itu dinyatakan secara khusus untuk dijamin dengan aktiva
tetap tertentu (fixed assets coverage). Di samping itu juga menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan
aktiva tetap (additional borrowed fund).
Semakin tinggi ratio ini semakin besar jaminan dar kreditor jangka
panjang semakin anran atau terjamin dan semakin besar kemampuan peru_
sahaan untuk mencaLi pinjanran.
85

Aktiva tetap yang digunakan untuk menentukan ratio adalah nilai


pada neraca, bukan nilai pengganti (replacement value atau current market
value).

'. '.ii.,i 4,.,; .i,rh''':


Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan
dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu
dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat ilirealiiir atau dijual
dengan harga yang sama dengan nilai bukunya (sesuai dengan jumlah yang
dilaporkan dalam neraca), atau menunjukkan jumlah rupiatr aktiva perusaha
an yang menjadi hak setiap lembar saham. Nilai buku per lernbar saham ini
akan dapat digunakan sebagai salah satu dasar menentukan harga kurs.saharn
yang bersangkutan.

Dalam penghitungan nilai buku saham jika ada saham yang sudah
dipesan (subcribed) walaupun saham tersebut belum diserahkan kepada
perresan' maka jumlah tersebut harus ditambahkan pada jumlah modal yang
sudah beredar, dengan kata lain walaupun saham tersebut baru dipesan dan
belum dibayar lunas maka dianggap sebagai sudah beredar. sebaiiknya bila
ada saharn yang dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock) rnaka jumlah
ini harus dikurangkan terhadap jumlah modal saham yang beredar,

Penentuan nilai buku pgr lembar saham dapat diberikan contoh


sebagai berikut :

;2"i:,25.0{10.00C,-
" 5.000.fON;-
', 1 nna nnn -

ld ]i al rlnn -

!:"p 4/.I:50.CiJil,-
3;-hal: i'::,i; ciileii licir'rali i{) l.:irri:; " I 111,19
iilrr i:n rllri:i itl '!tr,000.uil0'-

i'l iiai r:'uliL, pr;- icri.;.rr- ::rha,:r : ilp ii :ti-:J:l!:- - :if 4il.iiili;..
.l!r,l -.
Jika spham yang dimiliki oleh perusahaan lebih dari satu macam (misalnya
Saham Umum dan Saham Prioritas), maka jumlah yang menjadi hak saham
prioritas harus dipisahkan terlebih dahulu sehingga dapat dihitung nilai buku
per lembar saham Prioritas maupun Saham Umum (Saham Biasa).

Nilai Buku dari Saham Prioritas dan Saham Umum dapat diberikan
contoh perhitungannya, sebagai berikut :

q 6% Saham Prioritas (350 lembar) ... Rp 3,500.000,-


Saham Umum (750 lembar) " 7.500.000,-
Surplus dari saham Umum ......... .. " 1.000.000,-
Laba yang tak dibagi " 2.450.000,-

Untuk tujuan analisa, Nilai Buku dari saham biasanya ditentukan setelah
jumlah aktiva tetap yang abstrak (intangible assets) yang dilaporkan dalam

I neraca diperhitungkan dengan atau dikurangkan terhadap Laba yang tidak


dibagi atau Laba Yang Ditahan (retained earning) hal ini adalah lebih kon-
servatip. Jika saham prioritas mempunyai sifat yang kumulatip maka semua
{ru hak saham prioritas itu harus diperhitungkan terlebih dahulu, termasuk
hak berpartisipasi terhadap sisa laba.

s
Ratio-ratio yang dipelajari terdahulu pada dasarnya adalah untuk mem-
pelajari bagian relatip antara modal pinjaman yang diberikan oleh kreditor
dan mbdal sendiri oleh pemegang saham, dan berikut ini diberikan beberapa
ratio untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang diguna-
kan untuk operasi tersebut (rentabilitas) atau mengukur kemampuan perusa-
haan untuk memperoleh keuntungan.

Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan


antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan
B7

dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntung-


an tersebut (operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah
semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang
tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang
rutin atau usaha pokok perusahaan.
Contoh perhitungan ratio ini adalah sebagai berikut :

1977. l,978

Operating income Rp 829.000,- 934.000,-


Operaling assets:
awal tahun " 12.754.000,- 1s.156.000,-
akhir tahun " 15.156.000,- 17.844.000,-
rata-rata (b) .............. " 1.3.955.000,- 16.s00.000,-
Rario (a/b) x 100% " s,94 % s,66 %

Ratio ini akan mencemrinkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat


dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan
dalam melaksanakan operasi sehari-hari.

Ratio ini sangat berguna untuk membandingkan antara dua perusahaan


atau lebih yang memiliki struktur permodalan yang'berbeda atau untuk
membandingkan perusahaan yang sarna untuk dua periode yang berbeda,
karena dengan demikian akan diketahui earning power atau Return on Invest-
ment (ROl) dari perusahaan yalg be.rsangkutan atau dari periode ke periode
lainnya.

Ratio yang rendah menunjukkan kemungkinan-kemungkinan sebagai


berikut :

a. adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam
hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva
tersebut.
b. merupakan cerrnin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan
ongkos-ongkos yang diperlukan.
c. adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran.
d. adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

Untuk mempertajam, hasil analisa maka sebaiknya angka ratio ini


dihubungkan dengan tingkat perputaran (Turn over) dari aktiva yang diguna-
kan tersebut serta operating margin rationya.
88

Merupakan ratio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi


(operating assets) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode
tersebut. Ratio ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva
ini telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan be-
rapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya sa-
tu tahun. Dalam menganalisa dengan ratio ini sebaiknya diperbandingkan
ilr selama beberapa tahun sehingga diketahui trend daripada penggunaan
operating assets. Suatu trend angka ratio yang cenderung naik memberikan
gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva'

Dalam menaksirkan ratio ini harus hati-hati karena ratio ini mem-
punyai beberapa kelemahan antara lain :

fl 1. Ratio hanya menunjukkan rt"nlngu" antara penghasilan (sales


ini gam-
revenue) dengan aktiva yang dipergunakan dan tidak memberikan
h baran tentang laba yang diperoleh'

2. Peniualan adalah untuk satu periode, sedang total operating assets adalah
merupakan akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode,
mungkin adanya expansi yang tidak segera dapat menghasilkan tambahan
penjualan sehingga ratio pada tahun pertama adanya expansi menunjukkan
ratio yang rendah.
3. Bahwa tingkat penjualan yang diperoleh mungkin sekali dipengaruhi oleh
ru berbagai faktor di luar kemampuan perusahaan untuk diatasi (uncontroll-
able).

,q Untuk menghindari kelemahan-kelemahan turnovet operating assets


ini (kadang-kadang turnover ini dihitung untuk seluruh aktiva yang dimiliki,
tidak hanya operating assets saja) sering turnover ini dihubungkan dengan
il tingkat profit yang diperoleh atau profit marginnya, yang diperolehdengan
cara membagi profit yang diperoleh dengan total penjualan netto. Turnover
lq* yang tinggi menunjukkan management yang efektif tetapi dapat juga turnover
yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan sudah habis
disr-rsut, jadi turnover yang tinggi ini karena keadaan perusahaan. Sehingga
turnover ratio saja tidak dapat memberikan gambaran yang pasti tentang
keelektifan kegiatan perusahaan dan harus dihubungkan dengan profit margin-
nya sehingga diperoleh rate of returnnya (return on investment).
8t,

1!

Analisa Return on Investrnent (R.OI) rlalam anaiisa keuangan menpu- 1l

nyai arti yang sangat penting sebagai salah satu tehnik analisa keuangan yang
bersit-at menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini sudah rnerupakan
tchnik analisa yang laz"inr digunakan olch pimpinan pcrusahaan untuk rrrcng
ukur c{'cktivitas dari kcseluruhan opcr.asi peiusalraan. Rcturn on investment
itu scndiri adalah salah satir bcntuk clari ratio prof itabilitas yang dirnaksud- il
kan unttrk dapat ttrc'ngukttr kcrnanrpuan pc'nrsah:ran dcrrgarr kcseluruhan clana ii
yang ditananrkan dalarn aktiva yang digurrakarr unluk o;rerasinya pclusahaal
untuk rnenshasilkan kcuntungan. Dcngan clcnrikian latio ini urenghubungkan
kcuntlttlgatt yang dipcroleh dari operasinya 1.:crr-rsahaan (nct otrrcratirrg inconrc')
dcngan iurnlah invcstasi atau aktiva yang digLrnakan untuk rucn.qhasilkan
keuntLrngan opciasi tclsebut (Nct opcratitrg asscts). Scbutan lain untr-rk ratio
irri adalah "Nert operating prol'it ratc of ictunr" atau "oircrating carnin;t
power".

Bcsarnya ROI dipcnganrhi olch dua l'aktor. :

1. Turrrove r duli oltciating assets (tingkrt pcri)utaran aktiva yarig <liSlunaklrr


tuntuk opclasi), yang tclah clirriaikan cialanr point 2.
2. l)nrl'jt lllargin, yaitir besarnyl kcunttrrrqarr oPclasi 1,ang dinyatakalt clalarn
l.rloslrrtasc dan .jurtrlah pcnjualln bcrsih. I)r.ol it rrrargin irri rnengukLrr
tingkat kcuntungan yang dapat clicapai olch pcrusahaan dihr:bungkan
derrgan penjualannya.

Besarnya ROI akan Ucrubal-h kalau ada l)clubahart pr"olit rtrargin atatr
asscts tullrovcr. baik masing-rnasitig atau kedua-duanya. I)cngatt douikian
rnaka pinrpinan pciusalraarr daprt rncnggunakan salah satu aiau kcrlLra-cluarrl'a
dalanr langka usaha unfuk rrrcnipcrbcsar ROI. l.lsaha nreurpcrtinggi ROI
dengart ntcntpclbcsar profit lnargin adalah bersanqkutan dcrrgan usaha unluk
mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha
mempertinggi ROI dengan memperbesar assets turn over adalah kebijaksana.
an investasi dana dalam berbagai aktiva, baik'aktiva lancar maupun aktiva retap.

. Besarnya ROI dapat dikctahui dengan ntengalikan antara turnovei


operating assets dengan profit rnarginnya, atau dengan rumus :

Operating assets turnover x Proflt nrargin

atau

l'enlualan X-
l.abl rrsalrt
Opcrating assets Pen.jualan
' Bagaimana hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi besar-
nya ROI dapat dilihat skema dalam halaman 9l atas dasar data keuangan
4 di bawah ini.
Perusahaan HARJUNA
Neraca per 31 Desember 1978

AKTIVA LANCAR H.UTANG LANCAR


( :

Rp
:

Rp 76.000,-
Kas 25.000,- Hutang Dagang
Pihutang Dagang " 75,000,- Hutang Wesel " 25.000,-
Barang Dagangan " 200.000,- Hutang Runga " 9.000,-
Hutang Pajak " 145.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 300.000,- Jumlah Hutang Lancar Rp 255.000,-

AKTIVA TETAP : HOTANG IANGKA PAI


JANG :
Mesin (Netto) Rp 250.000,- 5.% Oblieasi Rp 180.000,-
Bangunan (Netto) " 350.000,-
Tanah " 100.000,- MODAL SENDIRI :

Jumlah Aktiva Tetap Saham Rp 420.000,-


Laba ditahan " 14s.000,-

Jumlah Modal Sendiri Rp 565.000,-


Jumlah Hutang & Modal
Jumlah Aktiva Rp 1.000.000,- send ir i Rp 1.000.000,-

il
Laporan Rugi - Laba
Selama satu tahun, 1978

*
Penjualan netto Rp 2,00C.000.-
Harga I'okok I'enjuaiad '_Looo._990f
Laba Bruto Rp 1.000=000,-
B iava adm irristrasi R11 300.000,-
B ia;'a penjualan " 2-_{ 1t.000,-
B iava umum
ll !9 oyl_
Rp 700.000,'
Keuntungan berasal dari operasi Itp 300.0t10..
,B u n g a
l,-, -e_!co'.
Keuntungan scb'eium pajak Rp 291.C00,-
Paiak Pcrseroan " 1.15.C00.,
i(euntuilgan nctto ic!uajah pajak R p 'l
4.j.ir,'r0,

t
9t

,,:,C:::G,:S ::::::

RD 1.600-000.;
,:::
:::N€!:,r$al€lii;i:i:i:
Rpi2;0,0O'i0O0t
s,e
f,f,1,ns,,,exngn;
,' :::$€5::iri:::iiiiiill:l:::::::::
Ola,l,eN:p,.e.;.r-.1$9r5 Rpit:?sr0,r$00:i;.:

Adlnr' &. ,Gefte.


ral expertses
Rp 450.O00,.

A,P.go:n*t:::R:ei
ceitabrle;;;;11iiiiiii;
Fixed Assets Rip::7,t5rj00sli:.i
Rp 700.000,,
l nve"ntdtY,,,,,u,,i

Rp 200.0001i'

.i(rgurra:rn d;iri Keiemilhril Anaiisa RG{


Kegwnaan dari analisa ROI dapat dikernukakan sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipiil ialah sifatnya yang me-
nyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang
baik maka management dengfn menggunakan tehnik analisa ROI dapat
mengukur elisiensi penggunaan modal yang bekerja. efisiensi produksi
dan efisiensi bagian penjualan. Apabila suatu perusahaan pada suatu
periode telah mencapai "operating assets turnover" sesuai dengan standard
atau target yang telah ditetapkan, tetapi ternyata ROI-nya masih di bawah
standard target, maka perhatian management dapat dicurahkan pada usaha
peningkatan efisiensi di sektor produksi dan penjualan. Sebaliknya apabila
profit margin telah mencapai target atau standard yang telah ditetapkan,
sedanglian operating assets turnover masih di bawah target, maka perhati
an management dapat dicurahkan untuk perbaikan kebijaksandan investasi
baik dalarn modal kerja maupun dalarn aktiva tetap. Rendahnya operating
assets turnover ini mungkin disebabkan karena kesalahan.dalam politik
pembelian bahan mentah, sehingga jumlah bahan mentah yang dibeli
terlalu besar menumpuk di gudang. Mungkin kesalahan terletakdalam
politik penjualan kreditnya di nrana banyak pihutang yang belum dapat
diterima.
r
9l

Apabila pentsahaan dapat rnerlpunyai data industri sehingga dapat diper-


oleh ratio industri. maka clengan analisa ROI ini dapat dibandingkan
d el'isiensi pel)ggunaan nrodal pada perusahaannya dengan pcrusahaall lain
yarrg scienis, schingga dapat dikctahui apakah perusahaannya berada
di bawah, sanra, atau di atas rata-ratanya. Dengan demikian akan dapat
diketahLri di rnana kclcmahannya dan apa yarrg sudah kuat pada perusaha-
art tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sc'jcnis.

q c. Analisa ROl-pun dapat digunakan untuk nrengukur ellsicnsi tinclakan-


tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu derrgan mengalokasikarr
semua biaya dan nrodal ke dalanr bagian yang beisangkutan. Arti pcnting-
nya lncngukur rate ol
Ieturn pada tingkat bagian adalah untLrk clapat
nrenrbandingkan el'isiensi suatu bagian dengan bag,ian yarrg lain di dalarn
perusahaan yang bersangkutan.
d. Analisa ROI juga dapat digunakas- untuk rnengukul piol'itabilitas dari
nresing-nrasing pioduk l ang dihusilkan olch pclusrhalri. Dcugurr rncng-
gunakan "product cost svstem" yang baik, rrrodal dan bilya dapat clialo-
kasikan kepada berbagai-bagai produk yang dihasilkan '.llch pcrusahaarr
yang bersangkutan, sehingga dengan dernikian akan dapat dilritung pro-
fitabilitas dari masing-masing produk. Dengan denrikian nraka rnanagenrcut
akan dapat mengetahui produk nrana yallg utempuuyai "profit potential"
di dalarn longrun.
ROI selain berguna untuk keperluan kclntrol, .iuga berguna untuk keperlu-
H an pereucanaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengarnbilan keputusan kalau perusahaan akatr mettgadakan cxpartsi.

il Nlisalnya rusahaan dapat tnenentukan bahwa ROI sebesar 30% scbagai


pe
target yang harus dicapai oleh perlengkapart/nrcsin-urcsill baIu. Dcngan
memproycksikan penjualan dan biaya, pcrusahaan akan dapat nrcngesti-
i,nasikan besarnya ROI yang akari dapat dicapai dengan exparrsi yatrg
il akan diialankan.

Di sanrping kegunaan dari analisa ROI, tcrdapat pula kclcttruhan-


kclcntahaun.va. yaitu :

a. Salah satr-r kclernahan yang prinsipiil ialah kcsukaranltya dalam mcnr .

bandingkan rate of' return suatu pcrusahaan dengan per.usahaan lain yatrg
sejenis. ntengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang diguna-
kan olch masing-masing perusahaan te rsebut adalah berbeda-beda. per-
be,daan metode dalarn penilaian berbagai-bagai aktiva antara perusahaan
93

yang satu dengan perusahaan yang lain, perbandingan tersebut akan dapat
memberi gambaran yang salah. Ada berbagai metode penilaian inventory
(Fifo, Lifo, Average, The lower cost or market valuation) yang digunakan
akan berpengaruh terhadap besarnya nilai inventory, dan yang selanjutnya
akan berpengaruh terhadap jumlah aktiva. Demikian pula adanya berbagai
metode depresiasi akan berpengaruh terhadap jumiah aktivanya'

6. Kelemahan lain dari tehnik analisa ini adalah terletak pada adanya fluk-
tuasi nilai dari uang (daya belinya). Suatu mesin atau perlengkapan ter-
tentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengarr kalau
dibeli pada waktu tidak ada inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalanr
menghitung investment turnover dan profit margin.

c. Dengan mer.rggunakan analisa rate of return atau return on investment


saja tidak akan dapat digunakan untuk ntengadakan perbandingan antara
dua perusahaan atau lebih dengan rnendapatkan kesirrrpulan yang memuas
kan, misalnya kita akan rnetrrbandingkan antara perusahaan "ABC" de-
ngan perusahaan "XYZ" dengan data sebagai beiikut :

Perusahaan XYZ Perusahaan ABC

Penjualan netto i 1'


np 1rc.ooo.ooo,- Rp 761.000.000,'
Keuntungan (income).
i 7.3oo.ooo,- " 1 14.000.000,-

Aktiva yang digunakan j " o:.ooo.ooo,-


r " 2.978.000.000,-

Profit margin ' 6,3% 1s%

Tingkat perPutaran aktiva i 1,13 x 0,26 x


Return on lnvestment (ROl) i
7,12 % 3,9 %

Rate of return diperoleh clari dua ratio yang nlasing-nlasing nlengandung


unsur penjualan, di mana penganalisa tidak nrengetahui sebab teljadinya
perubahan dalam penjualan tersebut dan apa akibat adanya perubahan
iersebut, misalnyi kalau penjualan naik apakah profitnya iuga akan naik?
Untuk menaikkan tingkat penjualan apakah aktivanya juga harus dinaik-
kan ? Maalah lain yang rJihadapi dalan analisa return on investtrlent ini
adalah mengenai profit (Apakah laba sebelum dikuLangi pajak ataukah
sesudah pajak ?) dan rnengenai pen-oertian aktiva (Apakah aktiva yang
,ligunakan untuk operasi saia, apakah seluruh aktiva yang dirniliki perusa-
94

haan, nilai bukunya ataukah harga perolehannya dan lain sebagainya).


Kelernahan dari angka ratio ini tidak dapat memberikan gambaran atau
rnencerminilan struktur rnodal maupun perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur modal (debt to equity) yang digunakan untukmembiayai
aktiva tersebut.

Pengukuran terhadap tingkat keuntungan suatu perusahaan dapat pula


dilakukan dengan menghubungkan keuntungan tersebut dari berbagai faktr5r,
misalnya :

a. Hubungan antara keuntungan tersebut dengan beban bunga tetap yang


harus dibayar oleh perusahaan.
b. Hubungan keuntungan dengan devidenil yang harus dibayar perusahaan
untuk para pemegang Saham Prioritas (Preferred stock).
c. Masih tersedianya keuntungan untuk para pemegang Saham Umum (ting-
kat keuntungan yang diperoleh untuk pemegang Saham Umum).

Perhitungan jumlah keuntungan yang tersedia untuk menutup beban


bunga tetap diperoleh dengan membagi keuntungan yang diperoleh oleh
Perusahaan sebelum dikurangi beban bunga dengan beban bunga yang harus
dibayar perusahaan, hasil perhitungan ini akan menunjukkan berapa kali
jumlah keuntungan yang sesungguhnya dihasilkan oleh perusahaan diban-
dingkan dengan beban bunga yang tetap (bunga modal pinjaman). Hasil
perhitungan ini juga akan dapat menunjukkan margin of safety yang di-
miliki oleh kreditor, semakin besar kelipatan ini berarti margin of safety
para kreditor makin tinggi dan semakin kuatnya keuangan perusahaan.

Ada dua pendapat mengenai keuntungan yang digunakan sebagai dasar


perhitungan: pendapat pertama menganggap keuntungan sesudah dikurangi
pajak tetapi sebelum dikurangi beban bunga itu sendiri, dengan alasan bahwa
keuntungan sesudah dikurangi pajak adalah menunjukkan keuntungan yang
sebenarnya atau yang riel dari suatu perusahaan atau dengan kata lain
margin of safety yang riel untuk menutup beban bunga adalah jumlah ke-
untungan yang diperoleh oleh pemilik perusahaan.
95

1{ eu nill ngan sr:ileiain tr.rj-rL il.lrr brrn*.i .... lip ir10.000,-


iii i-r ngr i:t uriai Frnl:l!rii'il
:ii
'1199,
i( !' 7ir.00tj,-
i ; ..5 00.-
i{:eui}iung.in ,;nrL:ii pcnr ii!k

Kelipatan kcuntlrngan terhadap bc'ban bunga (interest coverage) = 2,5 kali,


yaitu (37.500 + 25.000) : 25.000.

Pendapat keriua rnenganggap keuntungan sebelunr dikurangi pajak qan


bunga yang digunakan sebagai dasar perhitungan interest coverage dengan
alasan bahwa beban pajak baru diperhitungkan sesudah bunga pada pihak
ketiga diperhitungkan atau dikurangkan, jadi juntlah keuntungan yang tei-
sedia untuk nrernbayar bunga adalah junrlah kcuntungan seluruhnya, dengan
data pada contoh di atas maka ntenurut pendatrrat kedua iniinterest covclage-
nya sebar)yak 4 kali.

Beban tetap yang lain selain bunga rnodal pinjaman adalah dcvidend
untuk para pemegang Saham Prioritas, dengan mcnghubungkan keuntungan
perusahaan dengan saham prioritas dapat pula ditentukan tingkat kelipatan
jumlah keuntungan yang sesungguhnya dihasilkan pe rusahaan dibandingkan
dengan saham prioritas yang dimiliki perusahaan (pret'erred stock coverage)
yaitu dengan cara membagi keuntungan setelah dikurangi pajak pendapatan
dengan iumlah devidend yang diperlukall untuk sahanr prioritas. Hal ini
rnenlberikan indikasi kemanrpuan perusahaan untuk rnemperolch keuntungan
sekian kali daripada devidend untuk saham prioritas yang harus dibayar.

1 ,9 t.8

Keqntungan: ss:elah:, paiak pendapat"


an .,,. i ;,, ; r. ;r."..r,.,'; i.., -r. -,. -,..,..... ! 7:i000t00O,; t,0,5:ofi1oCI0;i
Dwidend untuk saham prioritas.... 21100,0001.1
,,,2,,i,0'o,ooo;
Ketipatan keuntungan de,hgan devi:
dend 3., 113,7"' '. },X ,:::::

Alternatip lain dalarn menentukan hubungan antara keuntungan dengan


saham prioritas adalah menentukan tingkat keuntungan untuk tiap lenrbar
saham prioritas, yaitu dcngan cara membagi jumlah kenntungan dengan
jumlah lembar saham prioritas yang beredar. Hal ini akan memberikan ganr-
baran kepada pemegang saham prioritas tentang keuntungan yang akan diper-
oleh seandainya tidak ada saham ulnum yang beredar.
96

Keuntungan per lembar saham biasanya merupakan indikbtor laba


yang diperhatikan oleh para investor (peranan modal) yang merupakan
angka chsar yang diperlukan dalam menentukan harga saham.

1977 1978

Keuntungan setelah pajak pendapat-


en l") Rp 7.000.000,- Rp 10.s 00.000,-
Jumlah lembar saham prioritas yang
harcder thl 3.500 3.s00
Keuntungan pe1 lembar saham (a/b) Rp 2.000,- Rp 3.000,-

Jika saham Prioritas yang beredar dengan bunga 6% nilai nominal


Rp 10.000,- per lembar, maka keuntunganiang diperlukan untuk menutup
devidend saham prioritas hanya Rp 600,- tetapi perusahaan mampu memper
oleh keuntungan 3 ll3 kali dan 5 kali untuk masing.masing tahun 1977
dan 1978.

6. Keuntungan per Lembar Saham Bias.r

Jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham adalah ke-


untungan setelah dikurangi pajal< pendapatan. Keuntungan netto ini setelah
dikurangi dengan devidend dan hak-hak lainnya untuk pemegang saham
prioritas, merupakan keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham
biasa. Dengan cara membagi jumlah keuntungan yang tersedia untuk pe-
megang saham biasa dengan jumlah lembar saharp biasa yang beredar akan
diketahui jumlah keuntungan untuk setiap lernbar saham tersebut (earning
per share of conrmon stock).

1977 1978
Keuntungan (a) ....,......,.....,.. Rp 15.000.000,- Rp 20.000.000,-
Saham yang beredar (b) ............ 1.000 1.250
Laba per lembar saham (a/b).,.... Rp 15.000,- Rp 16.000,-
97

Jika yang beredar terdiri dari Saham Prioritas dan Saham Biasa maka
langkah pertama adalah menentukan keuntungan yang menjadi hak Saham
Prioritas dan hak tersebut dikurangkan pada laba yang diperoleh, baru kemu-
dian menghitung laba per lembar masing-masing saham tersebut. Walaupun
dalam keadaan rugi, jika saham prioritas mempunyai hak atdu prioritas
dalam pembayaran deviden dengan prosentase yang tetap maka hak saham
prioritas tersebut harus ditambahkan pada rugi tahun tersebut, sehingga
diketahui rugi per lembar saham biasa.
*t
1978

Saham yang beredar : I,


!
6% Saham Prioritas, Rp 10.000, 800 lembar 900 lembar
Saham Biasa, Rp 10.000,- 2.000 lembar 1,600 lembar

Laba atau rugi* Rp 8.000.000,- Rp 2.500.000,-*


Deviden sahanf prioritas " 480.000,- " 5 40.000,-
tsagian saham biasa Rt-rfzo.nxo; Rt-l.nfx:ondl

Laba atau rugi* per lembar :

Saham Prioritas Rp 600,- Rp 600,-


Saham Biasa 'Rp 3.760,- Rp I.900,-*

Saham prioritas mungkin di samping mempunyai kelebihan-kelebihan


dalam deviden mungkin pula mempunyai kelebihan dalam pembagian
aktiva pada saat likuidasi. Kelebihan dalam hal pembagian adalah bahwa
deviden yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham prioritas,
'kepada
kalau ada kelebihan baru dibagikan pemegang sahanr biasa. Kelebih-
an dalam pembagian deviden ini mungkin bersifat kumulatip, yaitu
.l
apabila dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayarkan, maka pada
tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tadi harus dilunasi fl
dulu (termasuk deviden periode sekarang) sebelum mengadakan pembagian
untuk saham biasa. F
Di samping bersifat kumulatip mungkin pula masih mempunyai hak
untuk berpartisipasi (penuh atau sebagian) terhadap pembagian deviden.
Dikatakan berpartisipasi penuh apabila saham prioritas berhak atas deviden c
dengan jumlah yang sama dengan saham brasa sesudah saham biasa men-
dapat deviden sebesar prosentase deviden saham prioritas. Berpartisipasi
sebagian apabila saham prioritas berhak mendapat deviden sampai prosen-
tase tertentu sesudah saham biasa mendapat deviden dengan prosentase yang
sama dengan saham prioritas.
98

Apabila saham prioritas mempunyai hak terhadap deviden yang ber_


sifat kumulatip dan atau berpartisipasi, maka hak saham prioritas tersebut
harus diperhitungkan terlebih dahulu sebelum menentukan laba yang men-
jadi hak saham biasa. Misalnya pT ABC pada akhir tahun 1979 mem-
punyai d,ata yang. berhubungan .dengan modalnya adalah sebagai ber_
ikut :

Saham Biasa 500 lembar


6% Saham Prioritas 300 ,,,;;;; ff i33333,.
87o Saham Prioritas 200
Lr ha 1'*o'l :' :li?,T333
6% saham prioritas adalah kumulatip dan 8% saham prioritas tidak
kumulatip, kedua saham tersebut berpartisipasi penuh sesudah adanya
deviden untuk saham biasa sebesar 6Vo, apabtJ,ud,eviden tahun l9i g d,an 1979
belum dibayar m.aka keuntungan per lembar saham adalah sebagai berikut :

L J Ud L- ,.

Hak 6% saham Prioritas


2 x 6% x Rp 300.000,- = Rp 36.000,-
Hak 8% saham Prioritas =
8% x Rp 200.000,- - Rp 16.000,-
Hak saham Biasa =
6% x Rp 500.000,- = Rp 30.000,-,,
82.000,-

!is;r ;dp 7 ct.0,Jr.i" .

Hak 6% saham Prioritas =


300.000
xRo 78.000,- = Rp ?.3.400,-
1.000.000
Hak 8% saham Prioritas
200.000
xRp 78.000,- = Rp 15.600,-
l.000.000

Hak saham biasa


s00.000
XRp 78.000,- = Rp 39.000,-
1.000.000

u. -,. I{p
99

Keuntungan per lembar saham


.i

67o saham Prioritas


Rp 36.000,- + Rp 23.400,-
300
8% saham Prioritas
Rp 16.000,- + Rp tS.0OO,-
200

Saham Biasa =
Rp 30.000,- + Rp 39.00C,-
500

Selain angka-angka ratio yang sudah diuraikan di depan, masih banyak


angka ratio lainnya yang sifatnya memberikan informasi kepada penganalisa
mengenai hubungan berbagai pos yang dapat menambah data pentlukung
daiam mengambil kesimpulan mengenai posisi keuangan atau hasil usaha per-
usahaan yang bersangkutan. Ratio-ratio itu antara lain :
x

ri

Adalah merupakan ratio atau perimbangan antara gross profit (laba


kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualarr yang dicapai
pada periode yang sama.

Ratio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai
setiap rupiah penjualan, atau bila ratio ini dikurangkanterhadap angkal00%
maka akan menunjukkan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi
dan laba bersih. Data gross margin ratio dari beberapa periode akan dapat
memberikan informasi tentang kecenderungan gross margin yang diperoleh
dan bila dibandingkan dengan standard ratio akan diketahui apakah rnargin
yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya.
100

*1perrIing l{,riic

Selisifi antara net margin ratio (ratio laba bersih dengan penjualan)
dengan 100% menunjukkan prosentase yang tersisa untuk menutup harga
pokok penjualan dan ,biaya operasi, prosentase yang tersisa ini dinamakan
"Operating Ratio" atau ratio antara (harga pokok penjurilen + biaya operasi)
dengan penjualan bersih. Misalnya data rugi-laba perusahaan X dalam suatu
tahun adalah sebagai berikut :
Penjualan bersih ..,........., Rp 12.250.000,-
Harga Pokok Penfualan ....::::.:::: " 8.7s 0.000,-
Laba kotor (gross margin) Rp 3.500.000,-
Biaya operasi " 2.250.000,-
\l et nr argin R.p 'i.25J.000,-

.;,r - -l iOl 'tl


-
I a,. nr e.; . ri, 13 .- .

lf --l5C Cir;
1.250"0CC
N€t margin ralio .1
:< iCfi?o = 1il"2C ?ro
2"250.00C

Opeia'!lrig rati. = Lr50i!9_l_1?:il{t


il.itc.00,,'
.r 10r]e6 = 8e,80 e,o

Operating ratio mencerminkan tingkat effisiensi perusahaan, sehingga


ritio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti
bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan
yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi ratio yang tinggi mungkin tidak hanya
disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh management,
tetapi juga faktor extern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh
m anagement.

::l. Fcrputarac! l{utsng il}a.gal:g

Hutang dagang mempunyai hubungan yang erat dengan pembelian


barang dagangan karena perusahaan yang besar pada umumnya pembelian-
nya dilakukan secara kredit. Dengan menghubungkan antara hutang dagang
dengan jumlah pembelian akan diketahui waktu rala-ra|a pembayaranhutang
tersebut, atau berapa kali hutang tersebut dibayar dalam satu tahun.
l0l

"t977 1978
Pembelian (a) ......"..... Rp 4.792.000,- Rp 6.029.000,-
Hutang Dagang :
awal tahun Rp 725.O00,- Rp 65 5.000,-
akhir tahun Rp 655.000,- Rp 522.000,-
rata-rata ( b) , , . . . . . . . . . . . . . . .'. Rp 690.000,- Rp 5 88.5 00,-

Tingkat Perputaran (a/b) 6,94 1O,24


Periode rata.rata pembayaran hutang 52 35

Apabila data pembelian tidak diperoleh terutama bagi. pihak extern maka
turnover dapat dihitung dari penjualan.

Selain angka-angka ratio yang telah diuraikan di muka sebenarnya


masih banyak angka-angka ratio yang lain yang dapat menggambarkan effi-
siensi kegiatan perusahaan, misalnya :

- ratio biaya pemeliharaan aktiva tetap dengan jumlah aktiva tetap


- ratio antara penjualan dengan kas
- ratio antara depresiasi dengan aktiva tetap
- dan lain-lain.

Penggunaan Analisa Ratio -


Sebagaimana diuraikan di muka bahwa dalam analisa ratio, maka angka-
angka ratio keuangan yang diperoleh dapat dianalisa denganmemperbanding-
kan angka ratio tersebut dengan :

a. Standard ratio atau ratio rata-rata dari seluruh industri semac.un di mana
perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa menjadi anggautanya.
b. Ratio yang telah ditentukan dalam budget'perus4haan yang bersangkut-
an.

c. Ratio-ratio yang semacam di waktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari


perusahaan yang bersangkutan.

d. Ratio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing
perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.
l02

Dari keempat data ratio pembanding tersebut maka bagi penganalisa extern
yang memungkinkan diperoleh datanya hanyalah data pembanding c dand,
berdasarkan angka-angka ratio dari waktu-waktu yang lalu dapat diketahui
trend atau tendensi dari ratio yang bersangkutan. Kalau diketahui trend
dari. angka ratio yang bersangkutan maka dapatlah diambil kesimpulan me-
ngenai tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi
perusahaan yang bersangkutan. Lain halnya bagi penganalisa intern, selain
dapat menggunakan data pembanding c dan d maka masih dapat mengguna-
kan data budget sebag+i data pembanding. Dengan memperbandingkan antara
angka ratio yang direncanakan dengan angka ratio yang dapat direalisir
maka akan dapat'diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan
mengadakan koreksi-koreksi seperlunya.

Angka pembanding "standard ratio" untuk Indonesia sampal saat ini


belum dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang me-
nyusun ratio industri atau standard ratioJersebut.

Sebagai contoh bagaimana menghitung dan menggunakan angka ratio


keuangan historis untuk menilai posisi keuangan atau kemajuan hasil operasi
suatu perusahaan maka berikut ini diambil data keuangan dari PT SARI yang
diperbandingkan antara tahun 1975, 1976, 1977 dan 1978 sebagai ber-
ikut.
103

a. Lrportn rtlgi laba :

1r1 6 i q78

Pcnjualan netto (Rp) 1.600.000,, 2.000.000,- 2.400.000,- 3.000,000,-


llarga pokok penjualan (Rp) 1.000.000,- 1.320.000,- 1.520.000,- 1.950.000,-
Laba kotor (Rp) 6 00.000,- 680.000,- 880.000,- 1.050.000,:
Biaya opcrasi (Rp)
,560.000,- 600.000,- 700.000,- 700.000,-
Laba bcrsih scbelum pajak (Rp) 40.000,- 80.000,- 1 80.000,- 35 0.000,-
Paiak pcndapatan (Rp) 10.000,- 3 0.000,- 70.000,- 1 40.000,-
Laba bcrsih sesudah pajak (Rp) 30.000,- 5 0.000,- 110.000,- 210.000,-
Dcvidend yang dibayar (Rp) 80.000,- '150.000,-
_J9i!9l 6 0.000,-
Yang dipindah ke Laba Yang
i) i.lh.in,it,iLi rninr,ur rrti' iR pl J 0.il0 0,-
_ 6$!9'

h. i:ir:r".:ca per -1 I []esentber

1975 191 7 1 97n

Aktiva Lancar:
Kas (Rp) 100.000,- 70.000,- 110,000,- 100.000,-
Pihutang Daeang (Rp) 490.000,- 640.000,- 800.000,- 9s 0.000,-
l'ersediaan Dagangan (Rp) 640.000,j 760.000,- 840.000,- 700.000,-
Persekot Assuransi (Rp) 40.000,- 20.000,- 6 0.000,- 90.000,-
Jumlah aktiva lancar (Rp) 1.21!.099i 1.490.000,- 1.810.000,- 1.840.000,-

lnvestasi langka Paniang (Rp) 2'l 0.000,- 21 0.000,- 23 0.000,- 280.000,-


Plant & Equipment (netto)(rp) 'L300.000,- 1.200.000,- 1.360.000,- 900.000,-
lumlah aktiva tidak lan-
car (Rp) 1 .51 0.000,. 1.41 0.000,- 1.590.000,- 1.1 80.000,-

+1e!r5 d!g!g.
lirrrl.ri, ,r.l'ril I (llir] 3.,100.000,- 3.020.000,-

Hutang Lancar :
Hutang Dagang (Rp) 260.000,- 33 0.000,- 4'10.000,- 490.000,-
Hutang Bunga (Rp) 3 0.000,- s0.000,- 90.000,- 1 1 0.000,-
Hutang Pajak (Rp) 10.000,- 30.000,- 70,000,- 90.000,-
Hutang lancar lain-lain (Rp) 3 0.000,- 50.000,- 40.000,- 30.000,-
' Jumlah hutang lancar (Rp) 33 0.000,- 460.000,- 61 0.000,, 720.000,-

. Hutang Obligasi 5% (Rp) 600.000,- 600.000,- 600.000,- 600.000,-


Jumlah hutang (Rp) 930.000,- 1.060.000,- 1.210.000,- 1.320.000,-
Saham Prioritas 6% nominal
Rp l0.000,y'lcmbar (Rp) 400.000,- 400.000,- 400.000,- 40q000,-
Saham Biasa, nominal
Rp 10.000,- (Rp) 800.000,- 800.000,- 1 .000.000,- 4s 0.000,-
Laba Yang Ditahan (Rp) 650.000,- 640.000," 790.000,- 850.000,-
Jumlah modal (Rp) 1.850.000,- 1.840.000,- 2.190.000,- r.700.000,-
iRp) 2.r80.000,- 2.900.000,- 3..100.000,, 3.020.000,'
104

Dari data laporan keua.ngan tersebut, maka angka'angka ratio keuangan


dapat dihitung sebagai berikut :

197 5 1975 1977 1978

I. Ratb llrwilitas :

- :
l. Curred rrtio Aktiva Lancar 38Soh 324% 297% 26Vo
Hutang Lancat

.
2- Acid l€st ratio:
Kas + Efek + Pihutang 179% 154% 149% 12n5
Hutarg Lancar
Kas + Efek
3. CaCt ratio : 30% ls% 180A 14%
Hutang Lancar

4. perputaran Pihutans, 3,27 x 354 x 3)3 x 3,43 x


n;j;fr#ft."n;
'
5, Periode rata-rata PerEum-
,UO
pulan Pihutang : - ^-erputa 110 hari 101 hari 108 hui 105 hari
P ran

6- Pcrpuaran Pcrscdiaan , - Harga


!g!9!- 1,55 x 1,89 x 1,9 x 2J3 x
Rata-rata Persediaan

7. Perircde ratl-rate Persedia-


an tersimpan di gudang :
360 230 hari 190 hari 189 hari 142 hari
Perputaran

Penlualan 1,7 x 2,O x 2,2 x 2,6 x


E- Perputaran Modal Keria :
Modal Keria Rata-rata

ll ;, : f.atb Sohabilitas :

Modal Sendiri
l. Ratb Hodal dengan Aktiva: 66,5% 531% 64,4% 56,30/o
Total Aktiva

Z Ratio Modal der6,an Aktiva


Modal Sendiri
Tetap : 142,3% rs3,3% 161 ,Vo 188'9%
Aktiva Tctap

Rario Aktiva Tetap dengen


HutanglangkaPanians : fr#ffi 216,7% 20v6 226,7% 1so,eA

' lumlah nominal Rp l0.0OO,- Rp l0.0OO,- Rp 10.000,- Rp 10.000,-


4. Nilai Buku saham prioritas
Saham yanS beredar

Hak Saham Bias4


5. Nilai Buku Sehem Biasa i Rp 18.125,- Rp lE.flD,- Rp 17.900,- Rp 2E.E89,-
Sehem Yarg bercdar

-
105

*u''nl.l":lY tll-. Hurdnq ,anska palLdi4


,1"'.'o,dcngan - ," ,o.)
jattg MoLjal Sendiri , )),4 32,6% 21 i% 35,3arc
Mrorl Sendiri

Ratio antara Hutang dengan


Modal Sendi.r : Hulang Lancar + Hurang
I angha Panlang
N4"d"l s."d,rl - iu'JY/o 51 ,6% ss3% 17,6%

Ratio antara Hutang dengan


Aktiva : Hutang Lancar + Hutang
angka Panjang
J

I umlo6 41,i[-
::'r2 36,6% 3s ,6% 14,1%

III. Ratio Rentabilitas :'

L Rdtio Laba U;ahadengan


Aktiva usaha - Laba Usha
1,6% 3,0%
Aktiva 5,1% 12,8%
LJsaha

2. Perpuraran Aktiva usaha -- tqiyflql 0,6 x o,7 x 0,8 x 1,i x


A ktiva Usaha

J, Grosr Marein Ratio . L3-bd Ko[or.


,:"/"
" Penju.l"n
31 ,5% 36,1% 3s%.

Ldba Usaha
4. operating t\4argin Ratio. 2,50/o 4 ,Ia/o 1f% 11,1%
P enj ualarr

5. Ner Margin Rario: Labr bersih Paial


1p% ) \a/^ 4,6% i ,00/c
Penj ualan

Harga Po(ok + Bidyd 0perdsi


o. UPerdltng Kdtto: pcnjualan
g7,5% q69i 9'2,5% 88j%

7. Rateof *o, lttlelum Palak)


-!eEtru:{ Akriva 1 <A/^
29% s,1% 12,7%
Jumlah Usaha

8. Ner Rdre or Rot , Ldha Berllt::.u{3]fi48_k)


I ,tla 1 ,9o/o 3,5% 7,1%
lum lah Aktiva Usaha

9. Rentabrliras lvlodal
s"nJ,.i , Li!4 ttlh (scsudah Paiak)
1,6% 5,0% 12,3%
Modal Sendiri

Laba oer Lembar


Saham Biasa . Laba Sahjm Biasa_-_-_
Saham biasa yang beredar
Rp 75," Rp 325,- Rp 860,- Rp 4.ll I
106

Setelah semua angka-angka ratio keuangan yang dibuluhkan sudah ter-


sedia (sudah dihitung) maka langkah berikutnya adalah menganalisa perkenr
bangan atau kecenderungan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
yarrg bersangkutan berdasarkan angka-angka ratic'l yang sudah dihitung ter-
sebut; baik ditinjau dari segi likwiditas, solvabilitas maupun dari segi ke-
untungan (rentabilitasnya). Bagaimanakah perkembangan keadaan likwiditas,
solvabilitas dan rentabilitas perusahaan dapat diketahui dari angka-angka
ralio tersehrrl.
Sebagairnana juga telah diuraikan di rnuka bahwa analisa ratio adalah
"future oriented" atau berorientasi dengan rnasa depan. artinya bahwa de-
ngan analisa ratio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan
#tl
keuangan serta hasil usaha di masa yang akan datang. Dengan angka-angka
ratio historis atau kalau memungkinkan dengan angka ratio industri (yang
dilengkapi dengan data lainnya) dapat digunakan sebagai dasar untuk pe-
nyusunan laporan keuangan yang diprdyeksikan atau "pro forma firwncial
statement" yang merupakan salah satu bentuk perencanaan keuangan perusa-
(, haan. Untuk iebih jelasnya tentang bagairnana cara menyusun "profurrna
iinancial statement", maka berikut irri diberikan contoh-contoh penyusunan
tersebut. Data angka ratio keuangan dari perusahaan ABC dalam tahun 1978
dan angka-angka ratio keuangan industri yang diperkirakan akan terjadi
pada tahun 1979 adalah sebagai berikut :

r
*l

di

(
Biia dalam tahun 1979 perusahaan ABC menetapkan akan mencapai angka-
angka iatio seperti ratio industri yang diramalkan akan terjadi dalam tahun
197p, dan keuntungan yang diperoleh dalam tahun 1979 seluruhnya akan
dibagikan sebagai deviden, maka laporan keuangan perusahaan ABC yang
diproyeksikan untuk tahun 1919 dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut :

t
107

(1) Junrlah Flutang :


Jumlah Modal = Rp 450.000,- + Rp 660.000,- = RP l.l10.000,'
Hutang = 6O% xRp I'l 10'000,- = &_*9!99i
(2) Jumlah Aktiva :
. Aktiva = Hutang + Modal
Aktiva = Rp 666.000,- + Rp l.l 10.000,- = Rp 1.776.000,-

(3) Jumlah Penjualan l


Penjualan
perputaran aktiva = - 1,5 kali
Aktiva
Penjualan = 1,5 x Rp 1.776.000,- = Bg-494.999t
(4) Harga pokok penjualan :
Gross margin = 30% x Rp 2.664.000,- = Rp 799.200,-
Harga pokok penjualan =
Rp 2.664.000,- Rp 799.20Q,- -
= RP 1.864.800,'
atauTOTo x Rp 2.664.000,-= Rp 1.864.800,-
(5) Pihutang Dagang:
Periode pengumpulan = 40 hari
360
Tingkat perputarari = = 9 kali
40
I
Pihutang Dagang x Rp 2.664.000t = \p?96.0,09r_
I ;
(6) Persediaan:
Harga Pokok Penjualart
Tingkatperputaran = ftr*ai;- = .6kali
1
Persediaan.=-; x Rp 1.864.800,- = Rp 310.800,'

(7) Kas :

Acid test ratio = (aktiva lancar - persediaan) : hutang lancar


= 1,2"1
Aktiva lancar - Rp 310.800,- : 1,2 x Rp 666'000,-
Aktiva lancar = Rp 310.800,- + Rp 79'200,- = Rp 1.110.000'-
Kas : Rp 1.110.000,- - (Rp 310.800,- + Rp 296.000'-)
= RP 503.200,-
108

(8) Aktiva tetap :


Jumldh aktiva = Rp 1.776.fi)0,-
' Aktiva lancar : Rp 1.110.0fl),-
Aktiva Tetap : Rp 1.776.000,- - Rp 1.110.000,0
- Rp 666.000,-

(9) Biaya Operasi :


. Net profit margin = loVox Rp 2.664.000,- = Rp 266.400,-
Penjualan-Harga Pokok Penjualan-$iaya operasi= Rp 266.400,-
Rp 2.664.000r - Rp 1.864800,- - biaya operasi= Rp 265.400,.
Biaya operasi= Rp 2.664O00,- - Rp 1.864.800,- - Rp 266400,-
= Rpi2.s9,-

Dengan anggapan bahwa semua hutang merupakan hutang lancar,


maka laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut :

PT ABC
NERACA PROYEKSI
Per 31 Desember 1979

5 03.200,- t'{utang
296.000,- lll odal .Saham
310.800,- Laba Yang Ditahan
666.000 -

Rp 1.776.000,"

PT AAC
Laporan Rugi.Laba Proyeksi
Periode yang berakhir 31 December 1979

Peniualan Rp 2.66,4.000,-
Harga pokok penjualan " 1.864.900,-
Laba kotor (gross margin) Rp 799 .200,-
Biaya operasi " 532.800,-
Laba sebelum paiak Rp 266.400,-
109

Dalam contoh penyusunan "prolorma financial statement" atau budget fl


neraca dan budget rugi-laba tersebut di atas, sernua perhitungan didasarkarl
pada angka-angka ratio keuangan rata-rata industri yang diperkirakan akan
terjadi, padahal untuk mencari atau memperoleh angka ratio keuangan dari
rata-rata industri di Indonesia merupakan hal yang tidak mudah karena beluhr
ada lembaga yang menyusunnya. Oleh karena itu cara yang paling mudah
untuk menyusun laporan keuangan yang diproyeksikan adalah yang didasar-
kan pada angka ratio masa-masa yang larntr'rau (ratio historis); atau yang
direncanakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Ir{isalnya suatu perusaha-
an selama lima tahun terakhir ratB'rata penjualan per tahun sebesar
Rp 75.000.000,- dan pelusahaan tnerencanakan bahwa penjualan tahun1979
akan tetap sama sebesar Rp 75.000.000,- sedang angka-angka ratio rata-
rata pada lnasa-masa lanrpau yang juga akan dipertahankan dalam tahun'
1979 adalah sebagai berikut :

l Perputaran kas = 25 kali


2. Perputaran Pihutang = 25 kali
3. Perputaran Persediaan = l2l/z kali
4. l)elputaratr Aktiva = 4 kali
5. Ratio antara Hutang Jangka Panjang dengan Aktiva = 33 ll3 %
6. Ratio Modal dengan Aktiva tetap = 2OO%
7. GLoss Profit ratit> = 3O%
8. Operating ratio = 92%
9. Ratio antara Biaya Penjualan dengan Penjualan = 5/o
10. Pajak pendapatan 507o.
Pada awal tahun 1979 perlsahaan tersebut mempunyai neraca sebagai
berikut :
t
Perusahaan XYZ
Neraca Per 1 Januari 1979
{ I
i

Berdasarkan data ratio rata-rata dan neraca I Januari 1979, (dengan anggap-
an bahwa pos-pos neraca 3l Desember 1979 sama dengan pos-pos neraca
110

i
I Januari 1979) maka neraca 3l Desember 1979 dapat diproyeksikan dengan
i{ perhitungan sebagai berikut :

l. Perputaran kas = 25 x; Kas awal tahun = Rp 1.500.000,-


Kas rata-rata = ll25 x Rp 75.000.000 = Rp 3.000.000,-
Rp 1.500.000,- + Rp x
= 2
= Rp 3.000.000,-
x = Rp 6.000.000,- - Rp 1.500.000,-
{ Kas akhir tahun = Rp 4.500.000,-

t 2. Perputaran Pihutang = 25 x ; Pilrutang awal tahun = Rp l'500.000,'


pn
Pihutang tata-ruta ll25 x Rp 75.000.000,- = 3.000.000,-

=
Rp 1.500.000,- + Rp x = Rp 3,000.000,-
2-
X= Rp 6.000.000,- - Rp 1.500.000,-
Pihutang akhir tahun (x) = 3!:1i99'ooo'

3. Perputaran Persediaan l2lL x ; Persediaan awal tahun = Rp 4.500.000,-


Persediaan rata-rata ll12% x Rp 75.000.000,- = Rp 6.000.000,-

I Persediaan akhir tahun (x)


RP 4'5oo'ooo,'+ Rp x

x = Rp 12.000.000,- -
=
2

Rp 7.500.000,- *)
= Rp 6.ooo.ooo,-
Rp 4.500.000,.

I
'4. Perputaran total aktiva = 4x ;Aktiva awal tahun = Rp 15.000.000,-
q Aktiva rata-rata = l/ax
Rp
Rp 75.000.000,- = Rp 18.750.000,-
_ 15.000.000,- + Rp x
= Rp 18.750.000,-
x = Rp 37.500.000,- - Rp 15.000.000,-
Aktiva akhir tahun = Rp 22.500.000,-

r) Dapat pula dihitung berdasarkan Harga Pokok Peniualan sehingga persediaan


rata-rata = 1112/z x Rp 52.500.000,- = Rp 4.200'000,-
persediaan akhir = Rp 9.400,000,- - Rp 4.500.000,- = pp 3,900.000,-,dengan
demikian aktiva tetap dan modal iuga belubah,
111

5. Aktiva tetap = Rp 22.500.000,- - (Rp 4.500.000,- + Rp 4.500.000,- +


Rp 3.900.000,-)
Rp 22.500.000,- - Rp 12.900.000,-
Rp 9.600.000,-

6. Ratio antara Hutang Jangka Panjang dengan Aktiva = 33 I 13% '

Ilutang Jangka Panjang = l13 x Rp 22.500.000,-


= x{.5e9.000i
7. Ratio Modal dengan Aktiva Tetap = 2OO%

Modal = 2 x Rp 6.000.000,-
= xp_1?.0e9.099i

8. Hutang Lancar= Rp.22.500.000,- - (Rp 7.500.000,- - Rp 12.000.000,-)


= $3.oog!go,

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disusun neraca yang diproyeksikan


pada tanggal 31 Desember 1979 sebagai berikut :

PT XYZ
Neraca Proyeksi
3l Desember 1979

Laporan rugi-laba untuk periode 1979 juga dapat diproyeksi dengan


perhitungan-perhitungan sebagai berikut :

l. Gross profit ratio = 3V7o


laba kotor = 3Vo x Rp 75.000.000,-
= re:400!00i

2. Harga Pokok Penjualan = Rp 75,000.000,- - Rp 22.500.000,-


= Rp 52.500.000,-
112

J. Operating ratio. = 92%


+ : Penjualan
Operating ratio = (Harga Pokok Penjualan Biaya Operasi)
+
(Rp 52.500.000, ' Biaya operasi) = 92% x Rp 75'000'000"
Biaya Operasi = Rp 69.000.000,' RP 52.500.000'' -

4. Ratio antara BiaYa Penjualan dengan Penjualan = 5%

Biaya perijualan = 5Vo xPtp 75.000.000,-


_vl ?s9jo0:
5. Biaya Administrasi & Umum = Rp 16'500.000,' - Rp 3.750.000'
= 3p_l?J!e.000i
6. Pajak Pendapatan = SWo x laba bersih
= 5Wo x (laba kotor I biaya operasi)
= 50% x (Rp 22.500.000,'- Rp 16.500.000'-)
= Rp 3.000.000,'

Laporan rugi-laba periode 1979 adalah sebasai berikut

Perusahaan XYZ
Laporan Rugi-Laba ProYeksi
Perbde yang berakhir 31 Desember 1979

PenjLralan "":"""" Rp 75 000'000'-


Flarga Pokok Penjualan " "'" " 52J00'000'"
'Laba
Kotor ;ttot'oc0;
"t
Biaya Operasi:
fJiaya peniuaian .'...'........"... Rp 3'750 000'-
Biaya aclministrasi & umum'..'.. 12.750'000,-'
Rp 16.s00.000,'

Lababersih ""' RP 6'000'000'-


Paiak pendapatan 50% ........ 3'000'000'"

Laba serelah pajak pendapatan .............. -x!_I00j09,-

Jadi modal perusahaan menjadi Rp 12.000.000,- karena dalam tahun ter-


sebut diperieh hba Rp 3.000.000,' dan awal tahun mempunyai modal
sebesar Rp 9.000.000,-.

Anda mungkin juga menyukai