tsAB4 ' :
alvfirsa'RATro
I
i
t Analisa ratio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah "future
oriented", oleh karena itu penganalisa harus marnpu untuk menyesuaikan
faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan fakior-faktor
di masa.yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan
atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian
kegunaan
atau manfaat suatu angka ratio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan
atau kecerdasan penganalisa dalam menginterpretasikan data yang
bersangkut-
an.
Dengan menggunakan analisa ratio climungkinkan untuk dapat nre-
nentukan tingkat likwiditas, solvabilitas. keelektifan operasi serta derajat ke-
untungan suatu perusahaan (profitability perusahaan). Untuk dapat ntenentu-
kan/nrengukur hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding dan ratio dalam
industri sebagai keseluruhan yang sejenis di mana perusahaan menjadi anggota-
nya dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka ratio suatu perusaha-
an, angka ratio dari industri sebagai keseluruhan ini disebut standard ratio
(ratio rata-rata).
a. Perbedaan letak perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi vang
berbeda-bcda, seperti besar ktrcilnya perusahaan.. Suatu perusahaan yang
nrempunyai'ukuran yang sama tetapi yang satu telletak di Medan dan
yang lainnya terletak di Yogyakarta akan berakibat ratio yang dihitung
juga akan berbeda. Demikian juga antara perusahaan yang besar dengan
perusahaan kecil, walaupun terletak dalam satu daerah karena tingkat
operasinya berbeda maka ratio tertentu dari dua ylerusahaan itu akan
berbeda.
- Jika standard ratio tidak ada claiam bentuk yang tetap rnaka pengana-
iisa dapat membuat standard ratio tersebut, clengan melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
:'
I Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka ratio itu banyak sekali
'karena ratio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa, nalnun demikian
angka-angka ratio yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua
golongan atau dua kelomp'ok. Golongan yang pertama adalah berdasarkan
zumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka ratio
tersebut dan penggolongan yang kedua adalah didasarkan pada tujuan dari
penganalisa.
\
69
sumber, misalnya datanya dari neraca, laporan rugi-laba, laporan laba yang
ditahan atau laporan perubahan modal dan lain sebagainya.
nurut sumber datanya yaitu (l) Balance sheet ratios, (2)income statement
ratios, (3) fund staternent ratios dan (4|mixed ratio;jugamengklasifikasikan
sesuai dengan perbedaan ekonomis dari operasi perusahaan (sesuai dengan
tujuan penganalisa) ke dalam (1) p*ofitability ratigs, (2) short-term solvency q
(liquidity) ratios, (3)'long-term solvency ratios dan (4) efficiency (turn over)
ratios.
Lain lagi pengklasifikasian angka ratio keuangan menurut Leopald A. Bern-
stein dalam bukunya Financial statement Analysis theory, application and {
interpretation (Richard D Irwin, lnc. 1974) halaman 70,yang menyatakan
bahwa angkb-angka ratio keuangan dapat dikategorikan menjadi : F,
(l) Ratio-ratio untuk menilai likwiditas (Short-temr liquidity ratios);misal-
nya current ratio, acid test ratio, account receivable turnover, inventory
turnover dan lain sebagainya. J
(2) Ratio-ratio untuk menilai struktur modal dan solvabilitas (Capital
structur and long-term solvenry ratios), misalnya ratio antara Modal
sendiri dengan Total Hutang, ratio antara Modal sendiri dengan Hutang
langka Panjang, ratio antara Modal sendiri dengan Aktiva tetap dan
sebagainya.
70
a. Current ratio
b. Cash ratio
c. Acid test ratio
d. Working capital to total assets ratio.
(.4) r:, .i ,l
a. Gross profit margin J
b. Operating incorne ratio
c. Operating ratio
d. Net profit margin (sales margin) l
yang bersangkutall.
d
I
rl
I
Tidak hanya Bank dan para kreditor .langka perlcick sa1a yang tcriariit
(yang terutama memperhatikan) terhadap angka-angka ratio rnodal kelja. fi
yaitu ratio yang digunakan untuk nrenganalisa dan rnettgiute rprctasiktrt prosisr
keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi managenlerlt itt!
untuk rnengecek efisienSi modal kcrja yarrg digunai..an daluilr 1r.'ittsaltaart. rl
juga penting bagi kreditor jangka panjang dan pctlti":gurtrl sa[:iii, l"rlttu iLi,i:
nya atau setidak-tidaknya ingintrengetahui prospek dari cicvidend dan pcitt-
bayaran bunga di masa yang akan datang.
{ i
Beberapa pertBnyaan ypng harus dijawab dalarn hubungannya dcrg"rti
analisa ratio modal kerja rneliputi : ,i
l. Apakah perusahaan ntampu membayarhutang'hutangnya lepat paril 1
waktunya ?
il
' 2. Apakah managernent mcnggunakan rnodal keLja secar:r c1't'kti1 'l
3. Apakah modal keria itu cukup, kurang atau berlebihlebilian 'i
it
4. Apakah perusahaan mempunyai kredit rating yaltg nrenguntungk*i: "
..r',,-:"r ii:"iiu
karang atau di masa yang akan datang, yang mungkin adanya over invest'
ment dalam persediaan; I
7. Kebutuhan jumlah modal kerja di masa tttendatang, rnakin besar kcbutuh-
an modal kerja di masa yang akan datang maka dibutuhkatl adanya ratio
yang besar pula; I
8. Type atau jenis perusahaan (perusahaan yang lnemproduksi sentliri barang
yang dijual, perusahaan perdagangan atau perusahaan iasa).
I
-tr'esl
.l . 4';iti !?. at ic'
t Ratio ini lebih tajam daripada current ratio, karena hanya rnernbanding-
kan aktiva yang sangat likwid (rnudah dicairkun atau ditrarrgkan) dengan
hutang lancar. .lika current ratio tinggi tapi Quick rationya lcndah lrictrunittk-
kan adanya investasi yang sangat bcsar dalanr pe-r'sediaan.
Berikut ini diberikan contoh pcnglritr-rngan acid tcst ratio :
;. F.:4ruiar$!1 ;'tlril';r,:.r,
197't .t978
Makin tinggi ratio (turn over) menunjukkan nrodal kerja yang ditanarrrkan
dalam pihutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada
over investment dalam pihut4gg seiringga mernerlukan analisa lebih lanjut,
mungkin karena bagian kredit dan penagihan beke{a tidak elektif atau
mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pernberian kredit.
a- Turn over atau ratio antara penjualan dengan pihutang rata-rata adalah
4,7 rnenunjukkan bahwa penagihan pihutang kira-kira 4,7 kali dalam
satu tahun. Untuk mengetahui atau menilai apakah ratio sebesar ini sudah
baik atau belum (dalaur arti tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi) clapat
dibandingkan dengan angka pernbanding, misalnya turn over pihutang
: standard (rata-rata industri).
b. Jumlah hari-hari dalam satu tahun dibagi dengan turn over pihutang me-
nunjukkan periode tata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan pi-
hutang (day's of receivable atau day's sales uncollected), da{am hal ini
adalah 77 hari. ,1
c. Turn over 4,66 bila dinyatakan dalarn prosentase adalah466% yang ber-
arti bahwa pcnjualan tahun rerscbut adalah 4660/o dari saldo pihutang
akhir tahun (pihutang rata-rata). Bila prosentase ini dibandingkan tlengan
standard ratio (rata-rata industri) misalnya 675% maka 4667o tersebur
adalah terlalu rendah atau investasi dalarn pihutang terlalu besar bila
dihubungkan dengan tingkat penjualan yang bisa dicapai (over investment
dalarfi pihutang).
d. Ratio 466% nenunjukkan bahwa setiap Rp 4,66 penjualan maka sebesar
Rp 1,- belum dapat ditagih sarnpai akhir tahun tersebut.
e. Rata-rata penjualan kredit tiap hari pada tahun 1977 adalah Rp 4.583,33
yaitu penjualan kredit selama satu tahun clibagi jumlah hari-hari dalam
satu tahun (Rp 1.650.000,- : 360).
1i,'9,7 8
19'1 7 1978
Persed iaan Bahan Menta h :
Tingkat perputaran atau turn over 4 kali menunjukkan bahwa setiap tahun
rala-tata dilakukan penbelian bahan tnentah sebanyak 4 kali dengan jumlah
pembelian rata4ata Rp 300.000,-. Turn over ini bila,dihubungkan dengan
jangka waktu ter-
iumlah hari per tahun (360 : 4 = 90 hari) menunjukkan
simpannya bahan mentah di.gudang. :
_jq00!s0j
Rp 5.275.000,-
Persediaan Akhir Barang. Dalarn Proscs .'...'.'.....'..... ___l!.09:
Biaya produksi ................., Rp 4'750'000,-
Dengan turn over 9,5 \ali dapat diperoleh informasi bahwa bahan mentah
diproses dalam pabrik selama hampir 38 hari (360 : 9,5).
Sliii,
.i0ir,
ll i Jl)'1,
(
i ( liju.:..11: ..
,d
(b) Persediaan ratatata barang jadi :
lr
Dengan turnover 4,5 dapal diketahui bahwa Barang Jadi rata-rata baru dapat
terjual setelah tersimpan dalam gudang selama 80 hari (360 : 4,5).
\
8l
c. Apakah jumlah inve stasi dalarn operating assets sudah sesuai dengan peng-
hasiian atau volume penjualan di waktu-waktu yatlg akan datang dengan
q menguntungkan ?
Ratio antara owner's equity atau moclal sendiri dengan total aktiva
ini disebut juga sebagai ploprietory ratio atau stockholder''s ecluity ratio,
yang menunjukkan tingkat solvabilitics pcrusahaan (likwiditas jangka pan-
jang) dengan anggapan bahwa scmua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan
yang dilaporkan dalarn neraca.
{ry
Biia membandingkan ratio ini dari tahun kc tahun atau antat'a perusa-
haan yang scjenis dalam waktu yang sarna mungkinterjadi berbagai pertreda-
an. Di dalanr nrenafsirkan perbedaan-perbedaan ir.ri harus berhati-hati karena
,s sumber perbedaan ini bermacam-rnacarn antara lain :
dengan struktur modal yang sama dan tingkat keuntungan yang sanla,
tetapi yang satu iikwid untuk mernbayar devidend yang besar sedang
lainnya illikwid sehingga devidend yang dibagi kecil atau bahkan dengan
stock dcvidend, maka ini akan berakibat pada proprietory ratio yang ber-
beda.
e. Perbedaan dalarn kebijaksanaan pernbiayaan aktiva dan sebagainya.
Di dalam keadaan inflasi biasanya perusahaan berusaha untuk mern-
peroleh hutang yang besar atau untuk menurunkan proprietoryratio.Se-
hingga tirnbul pertanyaan "Sampai berapa jauh modal pinjanran sebagai
suatu sumber urodal dapat digunakan dalam batas-batas yang cukup aman ?"
11
Eq
Untuk rnenjawab persoalan ini diperlukan tidak saja analisa tentang
aktiva, tetapi juga analisa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
pendapatan (earning stability) dan earning capasity atau kernatnpuan untuk
mempe roleh pendapatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas pendapatan antara lain :
2. Perusahaan yang sudah lanra berdiri akan iebih stabil daripada perusahaan
yang baru berdiri.
3. Perusahaan yang harga produksinya per unit relatip rendah akan metn- F
punyai earning yang lebih stabil daripada perusahaall yang harga produksi
nya tinggi.
h
4. Perusahaan yang produksinya dibeli atas dasar kebiasaan (habitual basis)
, lebih stabil daripada yang non habitual.
5. Perusahaan yang produksinya berhubungan dehgan kebutuhan pokok'
pendapatannya akan lebih stabil daripada perusahaan yang menghasiikan
barang-barang lux.
84
t
Jika suatu perusahaan mempunyai earning yang tidak stabil sebaiknya meng-
gunakan modal pinjaman yang sernakin kecil (seminimum mungkin).
Ratio antara hak pemilik atau modal sendiri dengan aktiva tetap ini
ditentukan atau dihitung dengan cara membagi total hak pemilik-pemilik
perusahaan (owner's equity) dengan nilai buku dari aktiva tetap yang dimi-
q liki perusahaan. Kalau ratio ini lebih dari lo0% berarti modal sendiri mele-
bihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai
oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar (modal keda) juga
dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya kalau ratio di bawah 100%
berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka
pendek/jangka panjang sedang aktiva lancar seluruhnya dibiayai dengan
modal pinjaman. :
Owner's equity yang lebih besar daripada aktiva tetap keadaannya
lebih menguntungkan (lebih baik) karena aktiva tetap adalah berjangka pan-
jang, rnaka sudah sewajarnya kalau jenis aktiva ini dibiayai dengan modal
sendiri sehingga tidak menimbulkan lekanan terhadap likwiditas perusahaan
kalau saat pembayaran hutang itu tiba. Sebaliknya adanya owner's equity
yang lebih kecil daripada aktiva tetap mungkin ada over investment dalarn
aktiva tetap, atau kurangnya modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
s
Ratio ini diperoleh dengan membagi total aktiva tetap dengan total
hutang jangka panjang, suatu ratio yang merupakan ukuran tentang tingkat
keamanan yang dimilki oleh kreditor jangka panjang, apalagi kalau hutang
jangka panjang itu dinyatakan secara khusus untuk dijamin dengan aktiva
tetap tertentu (fixed assets coverage). Di samping itu juga menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan
aktiva tetap (additional borrowed fund).
Semakin tinggi ratio ini semakin besar jaminan dar kreditor jangka
panjang semakin anran atau terjamin dan semakin besar kemampuan peru_
sahaan untuk mencaLi pinjanran.
85
Dalam penghitungan nilai buku saham jika ada saham yang sudah
dipesan (subcribed) walaupun saham tersebut belum diserahkan kepada
perresan' maka jumlah tersebut harus ditambahkan pada jumlah modal yang
sudah beredar, dengan kata lain walaupun saham tersebut baru dipesan dan
belum dibayar lunas maka dianggap sebagai sudah beredar. sebaiiknya bila
ada saharn yang dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock) rnaka jumlah
ini harus dikurangkan terhadap jumlah modal saham yang beredar,
;2"i:,25.0{10.00C,-
" 5.000.fON;-
', 1 nna nnn -
ld ]i al rlnn -
!:"p 4/.I:50.CiJil,-
3;-hal: i'::,i; ciileii licir'rali i{) l.:irri:; " I 111,19
iilrr i:n rllri:i itl '!tr,000.uil0'-
i'l iiai r:'uliL, pr;- icri.;.rr- ::rha,:r : ilp ii :ti-:J:l!:- - :if 4il.iiili;..
.l!r,l -.
Jika spham yang dimiliki oleh perusahaan lebih dari satu macam (misalnya
Saham Umum dan Saham Prioritas), maka jumlah yang menjadi hak saham
prioritas harus dipisahkan terlebih dahulu sehingga dapat dihitung nilai buku
per lembar saham Prioritas maupun Saham Umum (Saham Biasa).
Nilai Buku dari Saham Prioritas dan Saham Umum dapat diberikan
contoh perhitungannya, sebagai berikut :
Untuk tujuan analisa, Nilai Buku dari saham biasanya ditentukan setelah
jumlah aktiva tetap yang abstrak (intangible assets) yang dilaporkan dalam
s
Ratio-ratio yang dipelajari terdahulu pada dasarnya adalah untuk mem-
pelajari bagian relatip antara modal pinjaman yang diberikan oleh kreditor
dan mbdal sendiri oleh pemegang saham, dan berikut ini diberikan beberapa
ratio untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang diguna-
kan untuk operasi tersebut (rentabilitas) atau mengukur kemampuan perusa-
haan untuk memperoleh keuntungan.
1977. l,978
a. adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam
hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva
tersebut.
b. merupakan cerrnin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan
ongkos-ongkos yang diperlukan.
c. adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran.
d. adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
Dalam menaksirkan ratio ini harus hati-hati karena ratio ini mem-
punyai beberapa kelemahan antara lain :
2. Peniualan adalah untuk satu periode, sedang total operating assets adalah
merupakan akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode,
mungkin adanya expansi yang tidak segera dapat menghasilkan tambahan
penjualan sehingga ratio pada tahun pertama adanya expansi menunjukkan
ratio yang rendah.
3. Bahwa tingkat penjualan yang diperoleh mungkin sekali dipengaruhi oleh
ru berbagai faktor di luar kemampuan perusahaan untuk diatasi (uncontroll-
able).
1!
nyai arti yang sangat penting sebagai salah satu tehnik analisa keuangan yang
bersit-at menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini sudah rnerupakan
tchnik analisa yang laz"inr digunakan olch pimpinan pcrusahaan untuk rrrcng
ukur c{'cktivitas dari kcseluruhan opcr.asi peiusalraan. Rcturn on investment
itu scndiri adalah salah satir bcntuk clari ratio prof itabilitas yang dirnaksud- il
kan unttrk dapat ttrc'ngukttr kcrnanrpuan pc'nrsah:ran dcrrgarr kcseluruhan clana ii
yang ditananrkan dalarn aktiva yang digurrakarr unluk o;rerasinya pclusahaal
untuk rnenshasilkan kcuntungan. Dcngan clcnrikian latio ini urenghubungkan
kcuntlttlgatt yang dipcroleh dari operasinya 1.:crr-rsahaan (nct otrrcratirrg inconrc')
dcngan iurnlah invcstasi atau aktiva yang digLrnakan untuk rucn.qhasilkan
keuntLrngan opciasi tclsebut (Nct opcratitrg asscts). Scbutan lain untr-rk ratio
irri adalah "Nert operating prol'it ratc of ictunr" atau "oircrating carnin;t
power".
Besarnya ROI akan Ucrubal-h kalau ada l)clubahart pr"olit rtrargin atatr
asscts tullrovcr. baik masing-rnasitig atau kedua-duanya. I)cngatt douikian
rnaka pinrpinan pciusalraarr daprt rncnggunakan salah satu aiau kcrlLra-cluarrl'a
dalanr langka usaha unfuk rrrcnipcrbcsar ROI. l.lsaha nreurpcrtinggi ROI
dengart ntcntpclbcsar profit lnargin adalah bersanqkutan dcrrgan usaha unluk
mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha
mempertinggi ROI dengan memperbesar assets turn over adalah kebijaksana.
an investasi dana dalam berbagai aktiva, baik'aktiva lancar maupun aktiva retap.
atau
l'enlualan X-
l.abl rrsalrt
Opcrating assets Pen.jualan
' Bagaimana hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi besar-
nya ROI dapat dilihat skema dalam halaman 9l atas dasar data keuangan
4 di bawah ini.
Perusahaan HARJUNA
Neraca per 31 Desember 1978
Rp
:
Rp 76.000,-
Kas 25.000,- Hutang Dagang
Pihutang Dagang " 75,000,- Hutang Wesel " 25.000,-
Barang Dagangan " 200.000,- Hutang Runga " 9.000,-
Hutang Pajak " 145.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 300.000,- Jumlah Hutang Lancar Rp 255.000,-
il
Laporan Rugi - Laba
Selama satu tahun, 1978
*
Penjualan netto Rp 2,00C.000.-
Harga I'okok I'enjuaiad '_Looo._990f
Laba Bruto Rp 1.000=000,-
B iava adm irristrasi R11 300.000,-
B ia;'a penjualan " 2-_{ 1t.000,-
B iava umum
ll !9 oyl_
Rp 700.000,'
Keuntungan berasal dari operasi Itp 300.0t10..
,B u n g a
l,-, -e_!co'.
Keuntungan scb'eium pajak Rp 291.C00,-
Paiak Pcrseroan " 1.15.C00.,
i(euntuilgan nctto ic!uajah pajak R p 'l
4.j.ir,'r0,
t
9t
,,:,C:::G,:S ::::::
RD 1.600-000.;
,:::
:::N€!:,r$al€lii;i:i:i:
Rpi2;0,0O'i0O0t
s,e
f,f,1,ns,,,exngn;
,' :::$€5::iri:::iiiiiill:l:::::::::
Ola,l,eN:p,.e.;.r-.1$9r5 Rpit:?sr0,r$00:i;.:
A,P.go:n*t:::R:ei
ceitabrle;;;;11iiiiiii;
Fixed Assets Rip::7,t5rj00sli:.i
Rp 700.000,,
l nve"ntdtY,,,,,u,,i
Rp 200.0001i'
a. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipiil ialah sifatnya yang me-
nyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang
baik maka management dengfn menggunakan tehnik analisa ROI dapat
mengukur elisiensi penggunaan modal yang bekerja. efisiensi produksi
dan efisiensi bagian penjualan. Apabila suatu perusahaan pada suatu
periode telah mencapai "operating assets turnover" sesuai dengan standard
atau target yang telah ditetapkan, tetapi ternyata ROI-nya masih di bawah
standard target, maka perhatian management dapat dicurahkan pada usaha
peningkatan efisiensi di sektor produksi dan penjualan. Sebaliknya apabila
profit margin telah mencapai target atau standard yang telah ditetapkan,
sedanglian operating assets turnover masih di bawah target, maka perhati
an management dapat dicurahkan untuk perbaikan kebijaksandan investasi
baik dalarn modal kerja maupun dalarn aktiva tetap. Rendahnya operating
assets turnover ini mungkin disebabkan karena kesalahan.dalam politik
pembelian bahan mentah, sehingga jumlah bahan mentah yang dibeli
terlalu besar menumpuk di gudang. Mungkin kesalahan terletakdalam
politik penjualan kreditnya di nrana banyak pihutang yang belum dapat
diterima.
r
9l
bandingkan rate of' return suatu pcrusahaan dengan per.usahaan lain yatrg
sejenis. ntengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang diguna-
kan olch masing-masing perusahaan te rsebut adalah berbeda-beda. per-
be,daan metode dalarn penilaian berbagai-bagai aktiva antara perusahaan
93
yang satu dengan perusahaan yang lain, perbandingan tersebut akan dapat
memberi gambaran yang salah. Ada berbagai metode penilaian inventory
(Fifo, Lifo, Average, The lower cost or market valuation) yang digunakan
akan berpengaruh terhadap besarnya nilai inventory, dan yang selanjutnya
akan berpengaruh terhadap jumlah aktiva. Demikian pula adanya berbagai
metode depresiasi akan berpengaruh terhadap jumiah aktivanya'
6. Kelemahan lain dari tehnik analisa ini adalah terletak pada adanya fluk-
tuasi nilai dari uang (daya belinya). Suatu mesin atau perlengkapan ter-
tentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengarr kalau
dibeli pada waktu tidak ada inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalanr
menghitung investment turnover dan profit margin.
Beban tetap yang lain selain bunga rnodal pinjaman adalah dcvidend
untuk para pemegang Saham Prioritas, dengan mcnghubungkan keuntungan
perusahaan dengan saham prioritas dapat pula ditentukan tingkat kelipatan
jumlah keuntungan yang sesungguhnya dihasilkan pe rusahaan dibandingkan
dengan saham prioritas yang dimiliki perusahaan (pret'erred stock coverage)
yaitu dengan cara membagi keuntungan setelah dikurangi pajak pendapatan
dengan iumlah devidend yang diperlukall untuk sahanr prioritas. Hal ini
rnenlberikan indikasi kemanrpuan perusahaan untuk rnemperolch keuntungan
sekian kali daripada devidend untuk saham prioritas yang harus dibayar.
1 ,9 t.8
1977 1978
1977 1978
Keuntungan (a) ....,......,.....,.. Rp 15.000.000,- Rp 20.000.000,-
Saham yang beredar (b) ............ 1.000 1.250
Laba per lembar saham (a/b).,.... Rp 15.000,- Rp 16.000,-
97
Jika yang beredar terdiri dari Saham Prioritas dan Saham Biasa maka
langkah pertama adalah menentukan keuntungan yang menjadi hak Saham
Prioritas dan hak tersebut dikurangkan pada laba yang diperoleh, baru kemu-
dian menghitung laba per lembar masing-masing saham tersebut. Walaupun
dalam keadaan rugi, jika saham prioritas mempunyai hak atdu prioritas
dalam pembayaran deviden dengan prosentase yang tetap maka hak saham
prioritas tersebut harus ditambahkan pada rugi tahun tersebut, sehingga
diketahui rugi per lembar saham biasa.
*t
1978
L J Ud L- ,.
u. -,. I{p
99
Saham Biasa =
Rp 30.000,- + Rp 39.00C,-
500
ri
Ratio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai
setiap rupiah penjualan, atau bila ratio ini dikurangkanterhadap angkal00%
maka akan menunjukkan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi
dan laba bersih. Data gross margin ratio dari beberapa periode akan dapat
memberikan informasi tentang kecenderungan gross margin yang diperoleh
dan bila dibandingkan dengan standard ratio akan diketahui apakah rnargin
yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya.
100
*1perrIing l{,riic
Selisifi antara net margin ratio (ratio laba bersih dengan penjualan)
dengan 100% menunjukkan prosentase yang tersisa untuk menutup harga
pokok penjualan dan ,biaya operasi, prosentase yang tersisa ini dinamakan
"Operating Ratio" atau ratio antara (harga pokok penjurilen + biaya operasi)
dengan penjualan bersih. Misalnya data rugi-laba perusahaan X dalam suatu
tahun adalah sebagai berikut :
Penjualan bersih ..,........., Rp 12.250.000,-
Harga Pokok Penfualan ....::::.:::: " 8.7s 0.000,-
Laba kotor (gross margin) Rp 3.500.000,-
Biaya operasi " 2.250.000,-
\l et nr argin R.p 'i.25J.000,-
lf --l5C Cir;
1.250"0CC
N€t margin ralio .1
:< iCfi?o = 1il"2C ?ro
2"250.00C
"t977 1978
Pembelian (a) ......"..... Rp 4.792.000,- Rp 6.029.000,-
Hutang Dagang :
awal tahun Rp 725.O00,- Rp 65 5.000,-
akhir tahun Rp 655.000,- Rp 522.000,-
rata-rata ( b) , , . . . . . . . . . . . . . . .'. Rp 690.000,- Rp 5 88.5 00,-
Apabila data pembelian tidak diperoleh terutama bagi. pihak extern maka
turnover dapat dihitung dari penjualan.
a. Standard ratio atau ratio rata-rata dari seluruh industri semac.un di mana
perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa menjadi anggautanya.
b. Ratio yang telah ditentukan dalam budget'perus4haan yang bersangkut-
an.
d. Ratio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing
perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.
l02
Dari keempat data ratio pembanding tersebut maka bagi penganalisa extern
yang memungkinkan diperoleh datanya hanyalah data pembanding c dand,
berdasarkan angka-angka ratio dari waktu-waktu yang lalu dapat diketahui
trend atau tendensi dari ratio yang bersangkutan. Kalau diketahui trend
dari. angka ratio yang bersangkutan maka dapatlah diambil kesimpulan me-
ngenai tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi
perusahaan yang bersangkutan. Lain halnya bagi penganalisa intern, selain
dapat menggunakan data pembanding c dan d maka masih dapat mengguna-
kan data budget sebag+i data pembanding. Dengan memperbandingkan antara
angka ratio yang direncanakan dengan angka ratio yang dapat direalisir
maka akan dapat'diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan
mengadakan koreksi-koreksi seperlunya.
1r1 6 i q78
Aktiva Lancar:
Kas (Rp) 100.000,- 70.000,- 110,000,- 100.000,-
Pihutang Daeang (Rp) 490.000,- 640.000,- 800.000,- 9s 0.000,-
l'ersediaan Dagangan (Rp) 640.000,j 760.000,- 840.000,- 700.000,-
Persekot Assuransi (Rp) 40.000,- 20.000,- 6 0.000,- 90.000,-
Jumlah aktiva lancar (Rp) 1.21!.099i 1.490.000,- 1.810.000,- 1.840.000,-
+1e!r5 d!g!g.
lirrrl.ri, ,r.l'ril I (llir] 3.,100.000,- 3.020.000,-
Hutang Lancar :
Hutang Dagang (Rp) 260.000,- 33 0.000,- 4'10.000,- 490.000,-
Hutang Bunga (Rp) 3 0.000,- s0.000,- 90.000,- 1 1 0.000,-
Hutang Pajak (Rp) 10.000,- 30.000,- 70,000,- 90.000,-
Hutang lancar lain-lain (Rp) 3 0.000,- 50.000,- 40.000,- 30.000,-
' Jumlah hutang lancar (Rp) 33 0.000,- 460.000,- 61 0.000,, 720.000,-
I. Ratb llrwilitas :
- :
l. Curred rrtio Aktiva Lancar 38Soh 324% 297% 26Vo
Hutang Lancat
.
2- Acid l€st ratio:
Kas + Efek + Pihutang 179% 154% 149% 12n5
Hutarg Lancar
Kas + Efek
3. CaCt ratio : 30% ls% 180A 14%
Hutang Lancar
ll ;, : f.atb Sohabilitas :
Modal Sendiri
l. Ratb Hodal dengan Aktiva: 66,5% 531% 64,4% 56,30/o
Total Aktiva
-
105
I umlo6 41,i[-
::'r2 36,6% 3s ,6% 14,1%
Ldba Usaha
4. operating t\4argin Ratio. 2,50/o 4 ,Ia/o 1f% 11,1%
P enj ualarr
9. Rentabrliras lvlodal
s"nJ,.i , Li!4 ttlh (scsudah Paiak)
1,6% 5,0% 12,3%
Modal Sendiri
r
*l
di
(
Biia dalam tahun 1979 perusahaan ABC menetapkan akan mencapai angka-
angka iatio seperti ratio industri yang diramalkan akan terjadi dalam tahun
197p, dan keuntungan yang diperoleh dalam tahun 1979 seluruhnya akan
dibagikan sebagai deviden, maka laporan keuangan perusahaan ABC yang
diproyeksikan untuk tahun 1919 dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut :
t
107
(7) Kas :
PT ABC
NERACA PROYEKSI
Per 31 Desember 1979
5 03.200,- t'{utang
296.000,- lll odal .Saham
310.800,- Laba Yang Ditahan
666.000 -
Rp 1.776.000,"
PT AAC
Laporan Rugi.Laba Proyeksi
Periode yang berakhir 31 December 1979
Peniualan Rp 2.66,4.000,-
Harga pokok penjualan " 1.864.900,-
Laba kotor (gross margin) Rp 799 .200,-
Biaya operasi " 532.800,-
Laba sebelum paiak Rp 266.400,-
109
Berdasarkan data ratio rata-rata dan neraca I Januari 1979, (dengan anggap-
an bahwa pos-pos neraca 3l Desember 1979 sama dengan pos-pos neraca
110
i
I Januari 1979) maka neraca 3l Desember 1979 dapat diproyeksikan dengan
i{ perhitungan sebagai berikut :
=
Rp 1.500.000,- + Rp x = Rp 3,000.000,-
2-
X= Rp 6.000.000,- - Rp 1.500.000,-
Pihutang akhir tahun (x) = 3!:1i99'ooo'
x = Rp 12.000.000,- -
=
2
Rp 7.500.000,- *)
= Rp 6.ooo.ooo,-
Rp 4.500.000,.
I
'4. Perputaran total aktiva = 4x ;Aktiva awal tahun = Rp 15.000.000,-
q Aktiva rata-rata = l/ax
Rp
Rp 75.000.000,- = Rp 18.750.000,-
_ 15.000.000,- + Rp x
= Rp 18.750.000,-
x = Rp 37.500.000,- - Rp 15.000.000,-
Aktiva akhir tahun = Rp 22.500.000,-
Modal = 2 x Rp 6.000.000,-
= xp_1?.0e9.099i
PT XYZ
Neraca Proyeksi
3l Desember 1979
Perusahaan XYZ
Laporan Rugi-Laba ProYeksi
Perbde yang berakhir 31 Desember 1979