Anda di halaman 1dari 56

D

TSSPemer
iks
aanBar
angI
mpor 2
016

Te
knikPe
me r
iksaa
n
Bar
ang
Besi
danLogam
Ti
dakMuli
aLainny
a

di
sus
unol
eh:
IMAN SUMADJ
I
RI
TA DWILI
NDAWATI
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Page |i
2016

ii | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR KEPALA PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI ......................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………………………………………….. v
PETA KONSEP MODUL …………………………………………………………. vi
MODUL
TEKNIK PEMERIKSAAN BARANG BESI DAN
LOGAM TIDAK MULIA LAINNYA

A. PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1
1. Deskripsi Singkat ……………………...................................................... 1
2.Prasyarat Kompetensi ………………...................................................... 1
3.Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ........................ 2
4.Relevansi Modul ...........……………………………………..…………… 2
B. KEGIATAN BELAJAR …...........................................................................
1.Kegiatan Belajar (KB) 1 ……………...................................................... 3
Pengertian Besi Pig, besi cermin, Paduan Fero,
Besi tuang, sponge dan ingot
Indikator Keberhasilan ……………………………………………………. 3
1.1. Uraian dan contoh .......................................................................... 3
a. Besi Pig dan Besi Cermin ………………………………………… 3
b. Paduan Fero dan Besi Tuang…………………………………….. 6
c. Besi Baja Sponge dan Ingot………………………………………… 13
d. Besi dan Baja………………………………………………………… 16
1.2. Latihan 1 …………………………………………………………....... 21
1.3. Rangkuman ………………………………………………………….. 21
1.4. Tes Formatif 1 ……………………………………………………….. 22
1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………........................ 23

P a g e | iii
2016

2.Kegiatan Belajar (KB) 2


Pengertian Penyepuhan, alloy, Hot/cold rold, Batang, Batang
Kecil, besi siku dan macam-macam produk besi
2.1. Uraian dan contoh .......................................................................... 24
a. Penyepuhan dan alloy ................................................................ 24
b. Produk Hot rolled, cold rolled……………………………………….. 29
c. Batang Kecil, Besi Siku, H-Beam, T, I, C, U, Z…………………. 32
d. Bermacam Produk dari Besi…………………………………….. 35
2.2. Latihan 2 …….……………………………………………………...... 39
2.3. Rangkuman …………………………………………………………... 39
2.4. Tes Formatif 2 ……………………………………………………….. 40
2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………........................ 42
PENUTUP …………………………………………………………………………... 42
TES SUMATIF …………………………............................................................... 43
KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF ) ………………….. 45
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 47

iv | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

1.1. Besi Pig dan Besi Cermin ............................................. 5


1.2. Paduan Fero, besi tuang ............................................ 8
1.3. Iron Plate ductile, Iron Sleeding Tee, Ductile Cast
Iron, Maleable Iron, Galvanized Tee …………..……… 8
1.4. Micrometer dan Vernier-Calliper .......... ........................ 10
1.5. Menggunakan Vernier-Calliper ..................................... 11
1.6. Aluminium Ingot .......................................................... 14
1.7 Besi/baja sponge dan besi/baja ingot …………………. 15
1.8 Cast Iron Plate, Electrolytic tiplate in coil ……………. 18
2.1. Galvanized steel coil , Alloy steel plate ………………. 25
2.2. Lembaran Kuningan (brass sheet) dan Perunggu 24
(bronze sheet)…………………………………..………...
2.3. Produk Hot Rolled dan Cold Rolled ………………….. 29
2.4. Batang kecil, Besi Siku, H-beam, T, I, C, U, Z …….…. 31
2.5. Bermacam Perkakas Tangan …………………….……. 34
2.6. Bermacam Barang dari Logam Tidak Mulia…….…….. 34

Page |v
2016

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat
diharapkan mempelajari modul ini secara urut mulai dari Kegiatan Belajar 1 sampai
dengan Kegiatan Belajar 2.
Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap
berikut ini:
1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut;
2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara
minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar tersebut);
3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali ringkasan
materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus perhatian pada
kegiatan belajar ;
4. Kerjakanlah tes formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari;
5. Lihat kunci jawaban tes formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak
pada bagian akhir modul .
6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata
hasil tes formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang
benar x 100/15), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar
berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka peserta diklat
diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya
dapat diperoleh angka minimal 67.
7. Kerjakan tes sumatif apabila semua tes formatif dari seluruh kegiatan belajar
telah dilakukan.
8. Lihat kunci jawaban tes sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini
9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila ternyata
hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar
x 100/25), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari kegiatan belajar

vi | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

PETA KONSEP
Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan
kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan
demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga
secara berkesinambungan selama mempelajari modul.

Kegiatan Belajar 1 – Pengertian Besi Pig, Paduan Fero


Materi : Besi Pig, Besi Cermin, Paduan Fero dan Besi Tuang,
Besi Baja Sponge, Ingot, Besi dan Baja

Kegiatan Belajar 2 – Pengertian Besi-Baja Sponge, Batang, Hot – Cold


Rolled
Materi : Pengertian Penyepuhan dan alloy, Produk Hot rolled, Cold Rolled
Pengertian Batang Kecil, Besi Siku, dan yang sejenis, bermacam-macam
produk besi serta produk dari logam tidak mulia

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia


Lainnya

P a g e | vii
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

PENDAHULUAN
A
1. Deskripsi Singkat

Pendidikan dan Pelatihan Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam tidak
mulia ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan/pengertian kepada peserta
pendidikan dan pelatihan tentang pengertian besi, baja, penyepuhan, paduan (alloy),
besi pig, besi cermin, paduan fero, besi tuang, besi dan baja sponge, ingot, batang
kecil, besi siku dan produk – produk dari besi dan logam tidak mulia lainnya sejenis
itu misalnya H-beam, T, I, C, U, Z dan yang semacam itu misalnya besi yang
digalvanisasi, dilapisi dengan timah (tin plated) dan barang tidak mulia lainnya serta
cara mengidentifikasinya.

2. Prasyarat Kompetensi
Untuk dapat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Teknik Pemeriksaan Barang
Besi dan Logam tidak mulia, adalah para pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Golongan II, pernah mendapatkan diklat teknis kepabeanan dan cukai baik
melalui Program Diploma I, Diploma III dan DTSD Kepabeanan dan Cukai.
2. Usia maksimum 45 tahun.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti diklat.
5. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin.
6. Tidak sedang ditunjuk mengikuti diklat lain.
7. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC.

Page |1
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Standar Kompetensi
Setelah mengikuti pendidikan ini, para
peserta pendidikan dan pelatihan pada
Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan
Logam tidak mulia mampu
melaksanakan tugas sebagai pemeriksa
barang yang terbuat dari besi dan
logam tidak mulia lainnya dengan baik
dan benar.

Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini, peserta diharapkan mampu
memahami:
1. pengertian tentang besi pig dan besi cermin serta teknik pemeriksaannya
2. pengertian tentang paduan fero dan besi tuang serta teknik pemeriksaannya
3. pengertian tentang besi / baja sponge dan ingot serta teknik pemeriksaannya
4. pengetahuan umum tentang besi dan baja serta teknik pemeriksaannya
5. produk hot rolled, cold rolled, pengukuran dan ketebalan
6. pengertian penyepuhan dan pengertian alloy serta teknik pemeriksaannya
7. tentang batang kecil, besi siku, H-beam, T, I, C, U, Z dan bermacam prdouk besi
lainnya serta teknik pemeriksaannya

4. Relevansi Modul:

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam tidak mulia sangat diperlukan
bagi pegawai Ditjen Bea dan Cukai agar dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan
dengan pemeriksaan barang-barang yang terbuat dari besi/baja dan logam tidak
mulia lainnya dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga hak hak Negara
yang berkaitan dengan impor barang-barang tersebut dapat diperoleh secara
optimal. Modul ini disusun sebagai bahan pembelajaran bagi siswa DTSS
Pemeriksaan Barang Impor Pusdiklat Bea dan Cukai, agar siswa mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang teknik pemeriksaan barang besi dan logam
tidak mulia lainnya.

2|Page
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

B. KEGIATAN BELAJAR

PENGERTIAN BESI PIG, CERMIN, PADUAN FERO


BESI TUANG, BESI-BAJA SPONGE DAN INGOT
1
Indikator Keberhasilan : peserta mampu menjelaskan dan mengidentifikasi:
1. Besi pig dan besi cermin
2. Paduan fero dan besi tuang
3. Besi baja sponge dan ingot
4. Pengertian besi dan baja

1.1 Uraian dan Contoh


a. Besi Pig dan besi cermin :

Besi Pig :

Adalah paduan besi karbon yang tidak digunakan sebagai bahan mampu tempa,
berdasarkan berat mengandung karbon lebih dari 2% dan yang dapat mengandung
satu atau lebih unsur lainnya dalam batasan sebagai berikut :

 tidak lebih dari 10% chromium


 tidak lebih dari 6% mangan
 tidak lebih dari 3% fosfor
 tidak lebih dari 8% silicon
 jumlahnya tidak lebih dari 10% dari unsur lainnya

Page |3
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

Besi pig merupakan produk utama industri besi dan baja, utamanya dihasilkan
dengan cara mereduksi dan melebur bijih besi dalam pembakaran tungku atau
dengan cara melebur sisa besi dan besi bekas dalam tungku elektrik atau
pembakaran kubah. Besi ini merupakan paduan besi-karbon yang juga mengandung
elemen lain seperti silikon, mangan, belerang, dan fosfor yang berasal dari bijih, sisa,
bahan pelebur atau bahan bakar, dan terkadang juga elemen lain seperti khrom,
nikel yang ditambahkan untuk memberi sifat khusus.

Besi pig sifatnya rapuh dan tidak dapat dikerjakan lebih lanjut, namun
demikian hal ini dapat diatasi dengan proses pengerasan yang akan memberi sifat
buatan seperti sifat baja, produk ini dikenal dengan nama “besi tuang yang lunak”
(putih atau hitam). Pada prakteknya cara ini diterapkan pada barang-barang tuang,
tetapi bahan ini dalam bentuk utama pig, blok dan lain-lain asalkan kandungan
karbonnya berdasarkan berat melebihi 2%. Besi pig paduan adalah besi pig yang
berdasarkan beratnya mengandung satu atau lebih unsur dan dalam proporsi yang
telah dijelaskan di atas.

Besi Cermin :

Adalah paduan besi karbon yang berdasarkan beratnya mengandung mangan


lebih dari 6% tetapi tidak lebih dari 30% dan selain itu sesuai dengan komposisi
pada besi pig di atas.

Jenis besi ini dalam perdagangan kadang dianggap sebagai paduan fero, tetapi
digolongkan pada golongan besi pig, karena umumnya diperoleh secara langsung
dari bijih besi.

Besi ini terutama digunakan dalam pembuatan baja untuk men-de-oksidasi


dan merekarburasi besi, dan untuk paduan. Besi ini mempunyai permukaan yang
berkilap, yang disebabkan oleh kandungan mangan yang tinggi, dan ditampilkan
dalam bentuk yang sama dengan besi pig.

Identifikasi Besi pig dan besi cermin :

Dari pemahaman kita tentang pengertian besi pig dan besi cermin sebagaimana
diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk dari besi pig dan
besi cermin dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

4|Page
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi pig dan besi
cermin :

Gambar 1 - 1 : Besi Pig dan Besi Cermin

Gambar di atas dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut : Kiri atas besi pig
warna abu-abu atau kehitaman, pecahan tidak membentuk bidang yang
mengkilap, sedangkan yang kanan atas adalah besi cermin, warna lebih
pekat, dan pecahannya membentuk bidang yang mengkilap.

2. Bentuk dan warna besi pig dan besi cermin tidak spesifik, karena masih
merupakan bahan mentah. Oleh karena itu pemeriksa yang baru pertama kali
melakukan pemeriksaan pisik dapat mengambil langkah sebagai berikut :
a. Mengambil contoh sesuai dengan tatacara mengambil contoh yang benar.
b. Membawa contoh untuk dikonsultasikan dengan pemeriksa yang sudah
biasa melakukan pemeriksaan atas barang tersebut.
c. Bila tidak ada pemeriksa yang berpengalaman, atau pendapat pemeriksa
yang berpengalaman meragukan, konsultasikan dengan atasan Saudara.
Bila tidak mungkin, ajukan pendapat agar contoh dikirim ke laboratorium,
dengan disertai alasan mengapa contoh harus dikirim ke laboratorium.
3. Bila Saudara yakin dengan barang yang Saudara periksa adalah benar, maka
diteruskan dengan membuat nota hasil pemeriksaan sesuai dengan tatacara
yang berlaku, disertai contoh bila perlu.

Page |5
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

b. Paduan Fero dan besi tuang :

Paduan fero :

Paduan fero dapat dalam bentuk pig, gumpalan, bongkah, atau dalam bentuk primer
serupa, dalam bentuk yang diperoleh melalui penuangan yang terus menerus
(berkelanjutan) dan juga dalam bentuk butir atau bubuk, diaglomerasi atau tidak,
biasanya dipakai sebagai tambahan dalam industri paduan lainnya atau sebagai
bahan deoksidasi, de-sulfurisasi atau untuk penggunaan semacam itu dalam
metalurgi besi dan umumnya tidak berguna sebagai bahan mampu tempa,
berdasarkan berat mengandung unsur besi 4% atau lebih dan satu atau lebih dari
unsur berikut ini :
 lebih dari 10% chromium
 lebih dari 30% mangan
 lebih dari 3% fosfor
 lebih dari 8% silicon
 jumlahnya lebih dari 10% dari unsur lainnya, tidak termasuk karbon, dengan
syarat kadar tertinggi 10% untuk tembaga.
Paduan fero berbeda dari besi pi. Paduan fero mengandung proporsi besi yang lebih
kecil yang hanya bertindak sebagai “pelarut”, unsur paduan dalam jumlah besar
(seperti mangan, khrom, tungsten (wolfram), silicon, boron dan nikel) dan
mengandung karbon 2% atau kurang. Paduan fero tidak biasa digunakan untuk
rolling, penempaan atau pengerjaan lain, setidaknya bukan untuk tujuan industry,
meskipun beberapa dapat dilunakkan. Paduan fero ini utamanya digunakan pada
industri besi atau baja untuk menambahkan unsur paduan dalam porsi tertentu
pada baja atau besi pig agar dicapai kualitas yang khusus, umumnya dalam hal
dimana penggunaan unsur murni itu sendiri tidak mungkin dilaksanakan atau
bahkan tidak bersifat ekonomis. Beberapa jenis paduan fero juga digunakan sebagai
bahan de-oksidan, de-sulfurisasi atau de-nitrogenisasi atau untuk membersihkan
baja, sementara yang lain digunakan dalam pengelasan atau pengendapan logam.

Beberapa paduan fero digunakan langsung untuk besi tuangan. Paduan fero
bisa dalam bentuk pig, blok atau gumpalan atau bentuk primer yang sama, dalam
bentuk butiran atau serbuk atau dalam bentuk yang diperoleh melalui penuangan

6|Page
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

terus menerus (misalnya batangan kecil). Fero silicon juga digunakan dalam bentuk
bubuk atau butiran bulat pada permukaan yang telah dikeraskan melalui proses
khusus, sebagai suatu media padat (pulp) dalam pemisahan biji logam secara
gravimetris (flotasi terpilih).

Besi Tuang :
Secara umum Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon content
2.5% – 4%. Oleh karena itu Besi Tuang yang kandungan karbonnya 2.5% – 4% akan
mempunyai sifat mampu las (weld-ability) yang rendah. Karbon dalam Besi Tuang
dapat berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan Karbon Bebas (grafit).
Perlu di ketahui juga kandungan fosfor dan sulphur dari material ini sangat tinggi
dibandingkan baja.

Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu :

1. BESI TUANG PUTIH (WHITE CAST IRON). Dimana Besi Tuang ini seluruh
karbonnya berupa Sementit sehingga mempunyai sifat sangat keras dan getas.
Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang menyebabkan berwarna Putih.
2. BESI TUANG MAMPU TEMPA (MALLEABLE CAST IRON).Besi Tuang jenis ini
dibuat dari Besi Tuang Putih dengan melakukan heat treatment kembali yang
tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) menjadi matriks
ferrite, pearlite dan martensite. Besi tuang ini mempunyai sifat yang mirip
dengan baja.
3. BESI TUANG KELABU (GREY CAST IRON).Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai
(sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu). Mempunyai graphite yang
berbentuk FLAKE. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi
dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).
4. BESI TUANG NODULAR (NODULAR CAST IRON) NODULAR CAST IRON adalah
perpaduan BESI TUANG KELABU. Ciri Besi tuang ini berbentuk graphite FLAKE
dimana ujung – ujung FLAKE berbentuk TAKIKAN yang mempunyai pengaruh
terhadap KETANGGUHAN, KEULETAN & KEKUATAN untuk menjadi LEBIH BAIK,
maka graphite tersebut berbentuk BOLA (SPHEROID) dengan menambahkan
sedikit INOCULATING AGENT, seperti Magnesium atau calcium silicide. Karena

Page |7
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

Besi Tuang mempunyai KEULETAN yang TINGGI maka besi tuang ini di
kategorikan DUCTILE CAST IRON.

Identifikasi atas paduan fero dan besi tuang :


Dari pemahaman kita tentang pengertian paduan fero dan besi tuang sebagaimana
diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk paduan fero dan
besi tuang dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi dan baja.

Gambar 1- 2 :
Paduan Fero, Besi Tuang:

Paduan ferro pada perdagangan internasional masih dalam bentuk bahan baku,
berupa gumpalan dalam bentuk yang tidak beraturan. Sedangkan besi tuang
biasanya sudah dalam bentuk barang hasil penuangan (casting) dari barang yang
diinginkan.Barang yang diperoleh dari paduan fero atau besi tuang sangat beragam,
antara lain sebagai berikut :

8|Page
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Gambar 1 - 3 :
Iron plate ductile, Iron sliding tee, Ductile cast iron, Maleable iron
galvanized Tee.

Dari gambar di atas dapat dilihat yang pertama adalah iron plate, ductile. Yang kedua
adalah ductile cast iron (gambar atas).
Ketiga adalah sambungan pipa T (iron sliding tee) dan yang terakhir adalah
malleable iron galvanized tee (gambar bawah).

2. Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia, maka kita harus
mempersiapkan kelengkapan dokumen atau peralatan yang akan digunakan
sebagai berikut :
1. Dokumen yang diperlukan adalah : packing list dan instruksi pemeriksaan
(IP), label pada barang yang bersangkutan.
2. Alat yang dipergunakan untuk mengidentifikasi besi dan baja adalah
sebagai berikut:
a. Paku (cutter), magnit
b. Micro-meter dan/atau vernier-calliper
c. Handphones
3. Teknis pemeriksaan atas besi dan baja adalah sebagai berikut :
a. Dari packing list dapat diputuskan apakah jumlah barang yang
diperiksa, sama dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dari label

Page |9
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

yang menempel pada barang dapat diketahui nama barang, spesifikasi


barang dan Negara asal barang.
b. Paku atau cutter dimaksudkan untuk menggores permukaan dari besi
atau baja yang diperiksa. Agar tidak merusak barang yang diperiksa,
maka cukup menggores tepi pelat/pipa, tidak perlu di bagian tengah
pelat.Bila permukaan yang digores mengelupas, maka besi atau baja
tersebut adalah hasil dari pelapisan dengan bahan pelapis misalnya cat,
atau pelapis logam misalnya seng (galvanized), dilapisi timah (tin
plated) atau krom.
c. Permukaan yang berkarat, produk tersebut dari besi atau setidaknya
dari baja yang tidak tahan karat, yang masih perlu diproses lebih lanjut
d. Magnit digunakan sebagai alat bantu setidak-tidaknya untuk
mengetahui produk tersebut terbuat dari besi/baja atau logam tidak
mulia lain. Bila magnit menempel, produk tersebut terbuat dari
besi/baja atau besi yang dipadukan dengan logam tidak mulia lainnya.
Bila tidak menempel dapat diartikan sebagai paduan logam tidak mulia
yang prosentase besinya sedikit atau bukan produk besi.
4. Micro-meter dimaksudkan untuk mengukur ketebalan pelat besi/baja yang
kita periksa. Sedangkan vernier-calliper untuk mengukur diameter batang,
batang kecil, kawat atau pipa (baik diameter dalam maupun diameter luar),
sambungan pipa serta bola (ball, bearings)/gundu
a. Bentuk micro-meter (kiri) dan vernier - caliper (kanan):

Gambar 1-4 : Micro-meter dan Vernier caliper

10 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

b. Cara menggunakan :
1. Micrometer biasa digunakan untuk mengukur ketebalan pelat
logam tidak mulia (besi, baja, seng, aluminium, timah dan
seterusnya) dari ketebalan 0,01 sampai beberapa sentimeter (skala
0 – 26 mm).
2. Masukkan pelat kedalam mikcrometer, antara anvil dengan spindle.
Putar lock-ring, sampai spindle menempel penuh pada logam yang
kita ukur ketebalannya.
3. Lihat ketebalan pelat pada skala yang nampak di micro-meter. Pada
contoh gambar, ketebalan pelat adalah 40 mm.
Cara menggunakan vernier – caliper:
1. Dimaksudkan untuk mengukur diameter dalam atau diameter
luar/ketebalan pipa, sambungan pipa atau diameter dari bola/ball
bearing.
2. Untuk mengukur diameter dalam suatu pipa, menggunakan bagian
atas vernier-calliper yang berbentuk V, dengan jalan memasukkan
kedalam pipa.
3. Maju mundurkan/putar kiri - kanan spindle nut, sampai bentuk V
vernier –calliper pas menempel dinding bagian dalam pipa.
4. Lihat pada skala vernier – caliper untuk mengetahui diameter
dalam dari pipa tersebut.
5. Untuk mengukur diameter luar suatu pipa, sambungan pipa atau
bola, gunakan bagian vernier – caliper yang bawah (bentuk U).

Gambar 1-5 :
Menggunakan vernier Caliper.

P a g e | 11
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

6. Lihat pada skala vernier – caliper untuk mengetahui diameter luar


dari pipa / bola/ball bearing (Gambar 1-5).
7. Untuk ukuran pipa atau sambungan pipa yang besar, diameter
dalam dan diameter luar, tidak dapat diukur dengan menggunakan
vernier – caliper. Diameter luar pipa diukur dengan menggunakan
meteran biasa, sedangkan tebal pipa dapat digunakan vernier-
calliper. Kemudian diameter dalam diperoleh dengan cara
mengurangkan diameter luar dengan ketebalan pipa yang diperoleh
dari pengkuran dengan vernier-calliper.

5. Dengan tatacara/langkah pemeriksaan di atas, maka kita dapat


menyimpulkan apakah barang yang kita periksa tersebut sesuai dengan
dokumen yang ada pada kita atau tidak.
6. Contoh hanya diambil dalam hal kita meragukan kebenaran identitas
dari barang yang bersangkutan. Untuk barang yang sudah biasa diimpor,
sudah jelas spesifikasinya, umum sudah mengetahui, misalnya
aluminium foil atau seng dalam bentuk lembaran, pasti bentuknya sudah
dikenal umum, yang seperti ini tidak perlu untuk diambil contohnya. Bila
yang diperiksa harus diambil contohnya (biasanya untuk keperluan
pemeriksaan laboratorium), maka contoh yang diambil harus mewakili
dari barang yang diperiksa, meliputi jumlah dan jenisnya.
7. Handphones, harusnya dari tipe yang dapat untuk men-down-load
BTBMI versi soft-copy serta dapat mengakses Indonesia National Single
Window. Dengan ada BTBMI di tangan, Saudara dapat menetapkan tarif
pos barang yang kita periksa sudah benar atau belum bila dibanding
dengan copy PIB yang dimiliki importir/Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan (PPJK). Dengan akses ke INSW Saudara dapat mengetahui
barang yang Saudara periksa termasuk barang larangan atau
pembatasan yang dapat diimpor oleh importir umum.
8. Buat nota hasil pemeriksaan sesuai dengan kondisi barang yang
sebenarnya. Ajukan pendapat atas barang tersebut tentang : jumlah,
jenis, Negara asal, klasifikasi barang, serta kondisi dari barang tersebut
(baru, bekas), sesuai dengan pemberitahuan dalam dokumen atau tidak.

12 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Bila tidak sesuai ajukan pendapat untuk penyelesaiannya, tambah bayar


dengan denda atau tindakan lainnya yang perlu.

c. Besi Baja Sponge dan Ingot :

Besi dan baja sponge :


Proses pembuatan sponge adalah suatu proses melepaskan oksida dari bijih besi.
Setelah terjadi reduksi maka akan terjadi poros/keropos pada bagian dalam karena
oksigen yang ada dalam bijih besi keluar. Jika dilihat dengan mikroskop maka akan
terjadi bentuk seperti rumah tawon/busa spons, oleh sebab itu bijih besi ini
dinamakan besi spons.

Kualitas besi spons tergantung dari derajat metalisasi yaitu rasio besi yang menjadi
metal dengan jumlah besi dalam produk.

Tipikal produk besi sponge dari Reduktor Bijih Besi/Rotary Kiln adalah sebagai
berikut:

Unsur Pokok Prosentase


Chemical
Fe, Total 90-92
Fe, Metallic 81-84
Metallisation 90 (±2)
Sulphur 0.03 max
Phosphorus 0.05 max
Carbon 0.10 max
Physical
Size Lump +3 mm
Fines -3 mm

Bahan Baku

Karakteristik bahan baku merupakan hal yang sangat sensitif dalam pembuatan
sponge iron. Karakteristik kimia dan fisik merupakan faktor yang penting pada
Rotary Kiln.

P a g e | 13
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

1. Coal
Reduktor yang digunakan pada proses Rotary Kiln adalah batu bara, mulai dari
jenis antrasit sampai lignite. Tiap jenis batu bara memerlukan adaptasi operasi
Rotary Kiln terutama dalam hal rasio antara bijih besi dan jumlah reduktor yang
dibutuhkan. Untuk penggunaan batu bara dengan kandungan kalori rendah,
diperlukan tambahan bahan bakar seperti gas alam atau bahan bakar cair,
untuk menjaga profil temperatur yang dibutuhkan dalam proses. Berdasarkan
data tersebut maka banyak batu bara Indonesia memenuhi persyaratan sebagai
bahan pereduksi.
2. Iron Ore
Bahan baku pabrik Rotary Kiln cukup fleksibel bisa berupa iron ore pellet, lump
ore, atau pasir besi. Kandungan Fe minimum 53% dan kandungan gangue
maksimum 5%.
3. Dolomite
Batu kapur digunakan sebagai bahan aditif pada proses reduksi bijih besi di
Rotary Kiln yang berfungsi sebagai penyerap belerang dari campuran bahan
baku selama proses reduksi. Bahan ini dicampur terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam Rotary Kiln.

Proses Rotary Kiln

Iron ore (lateritic) dan non-coking coal merupakan bahan baku utama untuk
memproduksi bijih besi sponge. Dolomit dibutuhkan sebagai bahan
desulfurisasi.
Proses Rotary Kiln beroperasi pada temperatur 950-1050 derajat Celcius,
batubara sebagai bahan reduktan dan sebagai bahan bakar. Faktor yang
penting pada proses reduksi ini adalah mengontrol pembakaran oleh
batubara dan mengkonversi karbon monoksida untuk menghilangkan
oksigen. Durasi yang dibutuhkan dalam proses di Kiln kurang lebih 10
jam dan keluar dari cooler paling tinggi 100 0 C.

14 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Ingot :
Gambar 1 -6 : Aluminium ingot
Ingot adalah bahan, biasanya logam
yang dituang dalam bentuk tertentu,
sesuai dengan kebutuhan proses lebih
lanjut. Bahan semikonduktor dan
non-logam dipersiapkan dalam
bentuk tuang atau dapat pula dalam
bentuk ingot.

Penggunaan :
Ingot memerlukan prosedur pembentukan lebih lanjut, misalnya melalui pengerjaan
panas atau dingin, pemotongan atau penggilingan, untuk menghasilkan produk
akhir yang berguna.

Identifikasi atas besi dan baja sponge dan ingot :


Dari pemahaman kita tentang pengertian atas besi dan baja sponge dan ingot
sebagaimana diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk besi
dan baja sponge dan ingot dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi dan baja
sponge dengan besi ingot.

Gambar 1 - 7 :
Besi/baja sponge dan besi/baja ingot

Gambar di atas, sebelah kiri adalah besi sponge sedangkan yang sebelah kanan
adalah besi ingot.

P a g e | 15
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

2. Bentuk dan warna besi atau baja sponge hampir mirip dengan besi pig dan besi
cermin. Oleh karena itu bagi pemeriksa yang baru pertama kali melakukan
pemeriksaan pisik dapat mengambil langkah sebagai berikut :
a. Mengambil contoh sesuai dengan tatacara mengambil contoh yang benar.
b. Membawa contoh untuk dikonsultasikan dengan pemeriksa yang sudah
biasa melakukan pemeriksaan atas barang tersebut.
c. Bila tidak ada pemeriksa yang berpengalaman, atau pendapat pemeriksa
yang berpengalaman meragukan, konsultasikan dengan atasan Saudara. Bila
hal itu tidak mungkin, ajukan pendapat agar contoh dikirim ke laboratorium,
dengan disertai alasan mengapa contoh harus dikirim ke laboratorium.
3. Bila Saudara yakin dengan barang yang Saudara periksa adalah benar, maka
diteruskan dengan membuat nota hasil pemeriksaan sesuai dengan tatacara
yang berlaku.

d. Besi dan baja

Besi :

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang
merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.
Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Logam berwarna putih keperakan, dapat dilapis mengkilap. Mudah diulur dan
ditempa. Dapat di las bila panas, ditarik oleh magnit, tetapi kemaknitannya tidak
lama (baja silicon lebih disukai untuk elektromagnit karena kemagnitannya lebih
tidak tahan lama daripada besi murni).
Besi digunakan untuk pelbagai peralatan dan konstruksi. Besi adalah logam yang
paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal,
diantaranya:

 Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,


 Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
 Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

16 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Sifat-sifat besi:
Besi jarang berubah pada udara kering, namun cepat berkarat pada udara basah
pada temperature biasa, membentuk ferri oksida terhidrasi. Terbakar di udara
membentuk feroferi oksida bila dipanasi. Bereaksi dengan kukus pada keadaan
membara, menghasilkan feroferi oksida dan hydrogen. Larut dalam asam klorida
dan asam sulfat encer, membentuk garam fero dan hydrogen. Larut dalam asam
nitrat encer dingin dan asam sulfat pekat panas, embentuk garam feri. Tak bereaksi
dengan asam nitrat pekat dingin maupun larutan basa (kecuali larutan basa pekat).

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan
banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan
yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan
mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini
terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi
yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.

1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan


kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan
lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara
dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi
yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut
tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah
hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan
timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan

P a g e | 17
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai
barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi
besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu
mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi
lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk
sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi
dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada
umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya
untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama
.seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium
itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh
lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium
dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak.
Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

Baja :
Nama untuk semua paduan besi yang dapat ditempa, yaitu yang mempunyai kadar
zat arang yang rendah (0.1 s/d 1,6%). Sifat dapat ditempa dari baja berkurang
dengan bertambahnya kadar zat arang.
Baja karbon: ialah baja bukan campuran bila di dalamnya tidak terdapat zat-zat
logam lain.
Baja paduan (alloyed steel): baja dicampur dengan bahan-bahan logam lain untuk
memperbaiki sifat-sifatnya seperti: tahan karat, kekuatannya dll. Bahan-bahan
logam campuran dapat berupa: nikel, krom, wolfram, vanadium, molibdon dll.
Sesuai dengan paduannya, baja dikenal sebagai baja nikel, baja krom dll.

18 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Baja diperoleh dari besi – kasar melalui suatu proses oksidasi dari zat arangnya.
Proses pembuatan baja yang paling banyak digunakan saat ini adalah proses dengan
menggunakan konvertor (Proses Bessemer dan proses Thomas) yang menghasilkan
baja SM (Siemens-Martin).
Baja Perkakas : baja dengan sifat-sifat yang membuatnya cocok digunakan sebagai
perkakas, pada umumnya mempunyai kadar zat arang dari 0.70% - 1,75%.
Baja perlit: baja dengan 0,8% zat arang yang mempunyai struktur perlit, yaitu suatu
campuran homogen dari ferrit dan sementit.

Identifikasi Besi dan Baja :


Dari pemahaman kita tentang pengertian besi dan baja sebagaimana diuraikan di
atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk dari besi dan baja dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi dan baja.

Gambar 1-8 :
Cast Iron Plate, Electrolytic tiplate in coil

P a g e | 19
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

Gambar kiri atas adalah pelat besi hasil penuangan (cast iron plate) dan kanan
adalah lembaran besi tinplate. Gambar bawah dari kiri ke kanan adalah
galvanized wire, zinc chromate plated bolt, butter popcorn terbuat dari
electrolytic tinplate dan corrugated galvanized steel
2. Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia berupa Cast Iron
Plate, besi tinplate,galvanized wire, zinc chromate plated bolt atau corrugated
galvanized steel, maka kita harus mempersiapkan kelengkapan dokumen atau
peralatan yang akan kita gunakan sebagaimana telah diuraikan dimuka, lihat
tatacara melakukan pemeriksaan : sub pokok bahasan 1.1.2. Paduan Fero dan
Besi tuang mulai dari angka 1 sampai dengan angka 8.

20 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

1.2 Latihan :
Untuk memahami Kegiatan Belajar I, Saudara dipersilahkan untuk menjawab
latihan-1 di bawah ini.
1. Besi dalam keadaan murni adalah logam yang sangat mudah karatan. Coba
Saudara jelaskan upaya untuk membuat agar produk yang terbuat dari besi
tidak mudah karatan.
2. Jelaskan teknik pemeriksaan yang dapat Saudara lakukan bila Saudara disuruh
melakukan pemeriksaan atas satu party barang yang diberitahukan sebagai
galvanized plate?
3. Coba Saudara jelaskan cara menggunakan micro-caliper untuk mengukur
ketebalan suatu pelat baja.
4. Jelaskan perbedaan antara paduan fero dengan besi pig.
5. Apakah semua barang yang Saudara periksa harus diambil contohnya?
Bagaimana cara mengambil contoh yang benar?

1.3 Rangkuman :

Pada Kegiatan Belajar-1 ini telah dibahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan:
a. Pegertian besi pig dan besi cermin, cirri fisik serta tatacara mengidentifikasinya
b. Pengertian paduan fero dan besi tuang ciri fisiknya serta tatacara meng-
identifikasinya
c. besi – baja sponge dan ingot, ciri fisiknya serta tatacara mengidentifikasinya
d. besi dan baja, ciri fisiknya serta tatacara mengidentifikasinya
Selain hal-hal tersebut, juga disampaikan contoh gambar dari barang yang
bersangkutan serta kegunaan dari tiap-tiap barang dalam kehidupan sehari-hari.

P a g e | 21
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

1.4 Tes Formatif -1 :

1. B – S Produk yang terbuat dari besi agar tidak mudah berkarat


perlu diberi lapisan cat
2. B – S Cat yang baik untuk melindungi besi agar tidak karatan
adalah yang mengandung timah dan nikel.
3. B – S Yang dimaksud dengan perunggu sebetulnya paduan dari
nikel dengan besi.
4. B – S Besi pig adalah bahan baku untuk membuat produk besi yang
mampu tempa.
5. B – S Paduan logam tidak mulia dengan non-logam digolongkan
kedalam logam tidak mulia asalkan berat keseluruhan dari
logam tidak mulia sama atau lebih dari berat keseluruhan
unsur lain yang terdapat di dalamnya
6. B – S Vernier – Caliper selain untuk mengukur diameter laur atau
dalam dari pipa, dapat juga kita gunakan untuk mengukur
ketebalan dari pelat logam tidak mulia
7. B – S Penyemiran permukaan logam tidak mulia, khususnya besi
atau baja adalah merupakan salah satu bentuk dari
penyepuhan
8. B – S Yang dimaksud dengan malleable cast iron adalah besi tuang
yang tidak mampu tempa.
9. B – S Contoh diambil bila barang yang kita periksa bagus dan
berguna bagi kita.
10. B – S Sebagai pemeriksa bila sudah melakukan pemeriksaan pisik
barang yang kita periksa, sudah cukup, hingga tidak perlu lagi
untuk meneliti kebenaran pos tariff dari barang sedang kita
periksa.

22 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini.
Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui
tingkat pemahaman (TP) terhadap materi Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan
Logam Tidak Mulia lainnya.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%


Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah


dipelajari mencapai :
91 % s.d 100 % : Amat Baik
81 % s.d. 90,00 % : Baik
71 % s.d. 80,99 % : Cukup
61 % s.d. 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka


disarankan mengulangi materi.

P a g e | 23
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

B. KEGIATAN BELAJAR

PENGERTIAN PENYEPUHAN, ALLOY, HOT/COLD ROLD,


BATANG, BATANG KECIL, BESI SIKU DAN MACAM-MACAM
2
PRODUK BESI

Indikator Keberhasilan : peserta mampu menjelaskan dan mengidentifikasi:


1. Pengertian Penyepuhan dan alloy
2. Produk hot rolled, cold rolled.
3. Pengertian batang kecil, besi siku dan yang sejenis serta macam–macam produk
besi

2.1. Uraian dan Contoh

a. Penyepuhan dan alloy :

Penyepuhan :

Penyepuhan adalah proses untuk melapisi logam tidak mulia (khususnya besi) agar
tahan terhadap korosi (karat) serta tampilannya menjadi lebih baik. Penyepuhan
adalah salah satu metode untuk penyelesaian akhir dari permukaan logam tidak
mulia, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Penyemiran atau pelitur atau pengerjaan lainnya


2. Oksidasi buatan (dengan berbagai proses kimiawi, seperti pencelupan kedalam
larutan pengoksida), patina (lapisan pada permukaan logam berwarna hijau,
perunggu atau tembaga), pelapisan warna biru (penguatan dengan warna biru),
pelapisan warna coklat atau perunggu (dengan berbagai teknik yang juga

24 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

membentuk suatu lapisan oksida pada permukaan produk, untuk meningkatkan


tampilannya. Pengerjaan ini juga untuk meningkatkan daya tahan produk
terhadap karat.
3. Pengerjaan secara kimiawi pada permukaan produk, seperti :
- Fosfatisasi, yang dilakukan dengan cara mencelupkan produk dalam suatu
larutan asam fosfat metalik, khususnya yang mengandung mangan, besi dan
seng. Proses ini dikenal dengan parkerisasi atau bonderisasi tergantung pada
masa pelaksanaannya dan suhu cairan pencelup.
- Oksalasi, borasi dan lain lain dengan menggunakan metode yang sama dengan
metode yang digunakan untuk fosfatisasi, dengan asam atau garam yang
sesuai
- Khromasi yang dilakukan dengan cara mencelupkan produk dalam suatu
larutan yang kandungan utamanya adalah asam khrom atau chromate. Proses
ini dilakukan untuk permukaan produk, misalnya pada plat baja yang berlapis
atau dilapisi dengan seng.
Pelapisan permukaan produk secara kimiawi ini memiliki keuntungan
member perlindungan pada permukaan logam, mempermudah proses
deformasi dingin lebih lanjut atas produk tersebut dan penerapan lapisan cat
atau lapisan pelindung non metalik lainnya.
4. Pelapisan dengan logam (metalisasi) proses utamanya adalah :
 Pencelupan dalam lapisan logam atau logam paduan cair seperti hot dip,
galvanisasi, pelapisan dengan timah, pelapisan panas dengan timbal, dan
pelapisan dengan aluminium.
 Elektroplasi ( deposisi katoda dari suatu logam pelapis pada produk yang
akan dilapis, melalui elektrolisa larutan garam metalik yang sesuai), seperti
dengan seng, cadmium,timah, timbal, chromium/chromate, tembaga, nikel,
emas atau perak.
 Peresapan atau difusi (dengan cara memanaskan produk yang akan dilapis
dengan logam pelapis yang diinginkan dalam bentuk bubuk seperti
sherardisasi (pelekatan dengan seng) dan kalorisasi/atau pelapisan dengan
cara penyemprotan (pelekatan dengan aluminium) dan kromisasi (dengan
difusi khrom).

P a g e | 25
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

 Penyemprotan (atomisasi logam pelapis cair dan mengarahkan semprotan


produk yang akan dilapis) seperti proses Schoop dan pistol gas, busar dan
plasma dan proses penyemprotan elektrostatis
 Metalisasi dengan cara penguapan logam pelapis dalam suatu ruang hampa
udara
 Pelapisan dengan penguapan katoda (pemercikan).
5. Pelapisan dengan bahan non metalik, seperti pelapisan email, pernis, lacquer, cat,
cetak permukaan, lapisan dengan keramik atau plastic, termasuk proses khusus
seperti semprotan, elektrophoresis, proyeksi elektrostatis, dan pencelupan
kedalam suatu cairan fluida elektrostatis yang diikuti pengapian dengan radiasi
dan lain-lain.

Pengertian alloy :
Alloy dalam bahasa Indonesianya adalah paduan. Suatu logam disebut paduan bila
dua logam atau lebih dilebur menjadi produk logam baru. Penyebutan logam paduan
ini tergantung pada hal-hal sebagai berikut :

1. Paduan logam tidak mulia dengan logam mulia : Paduan ini digolongkan
kedalam logam tidak mulia, asalkan tidak satupun logam mulia ( perak, emas
dan platina) memiliki berat kurang dari 2% dari berat paduan tersebut.
2. Paduan logam tidak mulia : Paduan ini digolongkan kedalam logam tidak mulia
yang beratnya melebihi masing-masing logam lainnya, dengan pengecualian
untuk paduan fero.
Contoh paduan logam tidak mulia ini misalnya : Paduan dasar tembaga-seng
(kuningan) dengan atau tanpa unsur lain. Bila mengandung unsur lain : berat
seng lebih dominan disbanding masing-masing berat unsure lain, berat setiap
kandungan nikel kurang dari 5% dan berat setiap kandungan timah kurang dari
5%.
Paduan dasar tembaga – timah (perunggu), dengan atau tanpa unsur lain, berat
timah lebih dominan dibanding masing-masing unsur lainnya, kecuali ketika
kandungan timahnya 3% atau lebih, maka berat kandungan sengnya dapat
melebihi timah, tetapi harus kurang dari 10%.
Paduan dasar tembaga –nikel – seng (perak nikel) : paduan dari tembaga- nikel
dan seng dengan atau tanpa unsur lain. Kandungan nikelnya 5% atau lebih.

26 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Paduan dasar tembaga – nikel : Paduan dari tembaga dan nikel, dengan atau
tanpa unsur lainnya, tetapi mengandung seng tidak lebih dari 5%. Bila unsur
lainnya ada, maka berat nikelnya mendominasi berat masing-masing unsur
lainnya.
3. Paduan logam tidak mulia dengan non-logam : paduan ini digolongkan kedalam
logam tidak mulia asalkan berat keseluruhan dari logam tidak mulia sama atau
lebih dari berat keseluruhan unsur lain yang terdapat di dalamnya.
4. Campuran logam sinter, campuran heterogen yang diperoleh dengan jalan
melebur (selain sermet) dan campuran antar logam. Campuran serbuk logam
yang disinter dan campuran logam heterogen yang diperoelh dengan cara
peleburan (selain sermet) diperlakukan sebagai paduan. Jenis campuran
heterogen khususnya meliputi ingot dari berbagai komposisi yang diperoleh
dengan cara melebur sisa logam.
Campuran antar logam yang terdiri atas dua atau lebih logam tidak mulia juga
diperlakukan sebagai paduan. Perbedaan dasar antara campuran antar logam
dengan paduan adalah bahwa penyusunan atom dari jenis yang berbeda dalam
pola molekul Kristal dari suatu campuran antar logam tersusun rapi, sedangkan
dalam suatu paduan tidak demikian.

Identifikasi atas produk hasil penyepuhan dan alloy :


Dari pemahaman kita tentang pengertian penyepuhan dan alloy sebagaimana
diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk penyepuhan dan
alloy dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara produk hasil
penyepuhan dan alloy.
Gambar 2-1 :
Galvanized steel coil , Alloy steel plate

P a g e | 27
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

Gambar kiri atas adalah gambar dari lembaran baja dalam bentuk koil, dilapisi
dengan menggunakan seng (galvanized steel in coil) sedangkan gambar kanan
adalah baja paduan dalam bentuk pelat (alloy steel plate).
Gambar 2-2 :
Lembaran Kuningan (brass sheet) dan Perunggu (bronze sheet)

Kuningan (brass) adalah paduan dari tembaga dan seng sedangkan perunggu
(bronze) adalah paduan dari tembaga dengan timah.
2) Dokumen yang digunakan, alat-alat yang dipergunakan serta tatacara
pemeriksaan, agar tidak berulang-ulang dibahas, dapat Saudara gunakan acuan
sebagaimana tersebut diatas, yaitu teknik pemeriksaan barang produk dari
logam tidak mulia berupa Cast Iron Plate, Electrolytic tiplate in coil,
sebagaimana telah diuraikan dimuka, lihat tatacara melakukan pemeriksaan:
sub pokok bahasan Paduan Fero dan Besi tuang mulai dari angka 1 sampai
dengan angka 8.

b. Produk hot rolled, cold rolled.


Produk hot rolled maupun cool rolled merupakan proses lebih lanjut dari
proses penyinteran, yaitu merupakan pengerjaan bubuk metalurgi dengan cara
dimana produk bubuk padat, yang diperoleh melalui pencetakan, biasanya
dilaksanakan bersamaan dengan penekanan, lebih lanjut dipanaskan dalam
tungku pembakaran khusus.
Pengerjaan ini yang memberi sifat akhir pada bahan yang disinter,
dilakukan dalam kondisi suhu, waktu dan atmosfir tertentu. Proses ini akan
menghasilkan suatu aglomerasi dalam bentuk padat. Penyinteran juga dapat
dilakukan dalam ruang hampa udara.

28 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

(A) Deformasi plastik panas


(1) Hot-rolling adalah penggulungan pada suatu suhu antara titik
rekristalisasi cepat dan titik awal peleburan. Suhunya bergantung
pada berbagai faktor seperti komposisi baja. Sudah menjadi aturan
bahwa suhu akhir produk pada hot-rolling sekitar 900 °C.
(2) Penempaan adalah deformasi logam panas dalam massa dengan
cara martil atau penekan tempa, untuk memperoleh lembaran dari
berbagai bentuk.
(3) Dalam Hot-drawing, baja dipanaskan dan dilewatkan melalui suatu
cetakan untuk menghasilkan batangan, tabung atau section dengan
berbagai bentuk.
(4) Hot drop forging dan drop stamping adalah pembuatan bentuk
logam atau section (biasanya pada ban berjalan) melalui
pembentukan panas dari bagian kosong pada cetakan tertutup atau
berengsel) dengan menggunakan alat khusus. Kegiatan ini, yang
dilakukan dengan tubrukan atau tekanan, umumnya terpengaruh
dalam fase berurutan, mengikuti penggulungan awal, penempaan
dengan martil, penempaan dengan tangan atau pembengkokan.

(B) Deformasi plastik dingin


(1) Cold-rolling dilaksanakan pada suhu atmosfir, yaitu di bawah suhu
rekristalisasi.
(2) Cold drop forging dan drop stamping adalah menghasilkan bentuk
atau sections dengan cara proses pendinginan seperti yang
dijelaskan pada butir A(4) di atas.
(3) Extrusion adalah suatu proses, umumnya dingin, untuk
mendeformasi baja dalam massa di bawah tekanan tinggi antara
suatu cetakan dan alat penekan, dalam suatu ruang yang tertutup di
semua sisinya kecuali sisi di mana isi dituangkan, untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
(4) Wire-drawing, adalah suatu proses dingin di mana batang dan
batang kecil, dalam gulungan yang tidak beraturan di tarik dengan

P a g e | 29
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

kecepatan tinggi melalui satu cetakan atau lebih untuk mendapatkan


gulungan kawat dengan diameter yang lebih kecil.
(5) Bright-drawing adalah suatu proses dingin di mana batang atau
batang kecil, baik dalam gulungan yang beraturan maupun tidak, di
tarik (dengan kecepatan yang relatif rendah) melalui satu cetakan
atau lebih untuk mendapatkan produk section dengan bentuk yang
lebih kecil dan berbeda.
Produk yang melalui pengerjaan dingin dapat dibedakan dari produk hot-rolled atau
hot-drawn berdasarkan kriteria berikut:
- permukaan produk yang menjalani pengerjaan dingin memiliki tampilan yang
lebih baik dibanding produk yang diperoleh melalui proses panas dan tidak
pernah memiliki lapisan kerak;
- toleransi dimensinya lebih kecil pada produk yang mengalami proses dingin;
- produk tipis dan rata (“gulungan yang lebar” dan tipis, lempengan, plat dan
kepingan) biasanya diproduksi melalui proses reduksi dingin;
- pemeriksaan mikroskopik terhadap produk yang diperoleh melalui proses dingin
menunjukkan suatu tanda deformasi butir besi dan arah butiran tersebut paralel
dengan arah pengerjaannya. Sebaliknya, produk-produk yang diperoleh melalui
proses panas menunjukkan butir yang hampir teratur disebabkan oleh
rekristalisasi;
Selain itu, produk-produk yang diperoleh melalui proses dingin memiliki sifat yang
mungkin juga dimiliki oleh produk hot-rolled atau hot-drawn tertentu:
(a) disebabkan oleh pengerasan atau pengerjaan yang harus dilaluinya, produk
yang diperoleh melalui proses dingin sangat keras dan memiliki daya rentang
yang sangat kuat, meskipun sifat ini dapat hilang seketika karena proses
pemanasan;
(b) pemanjangan yang mengakibatkan keretakan sangat kecil pada produk-produk
yang diperoleh melalui proses dingin; sedangkan pada produk yang telah
mengalami pemanasan kemungkinan ini lebih tinggi.
Proses Cold-rolling yang sangat ringan (yang dikenal dengan setipis kulit atau setipis
jepitan) yang diterapkan pada produk rata hot-rolled tertentu tanpa reduksi
ketebalan yang perlu tidak akan mengubah sifat dari produk hot-rolled jadi. Proses

30 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

dingin pada tekanan rendah ini pada dasarnya hanya diterapkan pada permukaan
produk saja, sedangkan cold-rolling dalam pengertian sebenarnya (juga disebut
reduksi dingin) akan mengubah struktur kristalin pada produk tersebut dengan
berkurangnya cross-sectionnya.

Gambar 2-3 :
Produk Hot Rolled dan cold rolled

Gambar di atas dari kiri adalah hot rolled steel sheet in coil, sebelah kanan atas
adalah cold rolled steel sheet in coil, gambar bawah dari kiri adalah hot rolled steel
wire dan sebelah kanannya adalah cold rolled steel wire.
Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia berupa Cold rolled
steel sheet dan hot rolled steel sheet, cold serta hot rolled steel wire, maka kita harus
mempersiapkan kelengkapan dokumen atau peralatan yang akan kita gunakan
sebagaimana telah diuraikan dimuka, lihat tatacara melakukan pemeriksaan : sub
pokok bahasan 1.1.2. Paduan Fero dan Besi tuang mulai dari angka 1 sampai dengan
angka 8.
Cara pengukuran produk hot rolled maupun cold rolled steel sheet in coil, plate
maupun wire, menggunakan alat pengukur berupa micro – meter maupun vernier –
calliper sebagaimana telah diuraikan di atas (lihat cara pengukuran pada 1.1.1).

P a g e | 31
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

c. Batang kecil, besi siku, H – beam, T, I, C, U, Z

1) Batang Kecil

Produk dicanai panas, dalam gulungan yang tidak beraturan, berpenampang


penuh dalam bentuk lingkaran, tembereng lingkaran, lonjong, persegi empat
(termasuk bujur sangkar), segitiga atau segi banyak cembung lainnya (termasuk
“lingkaran dipipihkan” dan “empat persegi panjang yang dimodifikasi”, dengan dua
sisi yang berlawanan cembung, dua sisi lainnya lurus, dengan panjang yang sama
serta sejajar). Produk ini dapat mempunyai lekuk, alur, bentuk kurva atau
perubahan bentuk lainnya yang terjadi selama proses pencanaian (batang dan
batang kecil untuk penguat).
Produk yang tidak sesuai dengan produk stengah jadi, produk canai lantaian,
atau dengan definisi kawat, yang berpenampang penuh seragam seluruh panjangnya
dalam bentuk lingkaran, tembereng lingkaran, lonjong, empat persegi panjang
(termasuk bujur sangkar), segi tiga atau persegi banyak cembung lainnya (termasuk
“lingkaran yang dipipihkan” dan “empat persegi panjang yang dimodifikasi”, dengan
dua sisi yang berlawanan cembung, dua sisi lainnya lurus, dengan panjang yang
sama serta sejajar). Produk ini dapat:

- mempunyai lekuk, bentuk kurva, alur atau perubahan bentuk lainnya yang terjadi
selama proses pencanaian (batang dan batang kecil untuk penguat);
- dipilin setelah pencanaian

2) Besi siku , H- beam, T, I, C, U dan Z :


Besi bentuk siku, H beam, T,I,C U dan Z adalah besi dengan profil tertentu. Yang
dimaksud dengan profil adalah produk berpenampang silang penuh seragam
seluruh panjangnya yang tidak sesuai dengan setiap pengertian tentang :
a. produk setengah jadi,
b. produk canai lantaian
c. batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang tidak beraturan
d. batang dan batang kecil lainnya.

32 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Profil yang umumnya masuk dalam kelompok ini adalah profil H, I, T, capital
omega, Z dan U (termasuk channel), obtuse, acute dan (L) kanan. Sudut-sudutnya
harus persegi atau bulat, cabangnya sejajar atau tidak sejajar, dan tepinya dapat
dibulbed (profil bulb atau tiang pancang pembangunan kapal).
Profil biasanya dihasilkan dengan cara pencanaian panas, penarikan panas,
ekstrusi panas, atau penempaan panas atau dengan cara penempaan bloom atau
billet.
Kelompok ini mencakup barang-barang yang telah dibentuk secara dingin
atau disempurnakan secara dingin (dengan penarikan dingin, dll.) dan juga
mencakup profil yang dihasilkan dengan cara pembentukan pada mesin canai atau
dengan cara membentuk lembaran, pelat atau jalur pada mesin penekan.
Produk-produk tersebut dapat mengalami pengerjaan seperti drilling, pelubangan
atau pemuntiran atau pengerjaan permukaan seperti pelapisan, penyepuhan atau
pemalutan.
Profil yang lebih berat (misalnya balok penopang, tiang, pilar dan balok
silang) digunakan dalam konstruksi jembatan, bangunan, kapal, dll.; produk-produk
yang lebih ringan digunakan dalam pembuatan peralatan pertanian, mesin-mesin,
otomotif, pagar, perabot, pintu dorong atau rel untuk tirai, rangka payung dan
sejumlah barang lainnya.

Untuk mengidentifikasi batang kesil, besi siku, H – beam, T, I, C, U, Z, dapat Saudara


ikuti langkah-langkah di bawah ini.
1. Perhatikan gambar – gambar di bawah ini.

P a g e | 33
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

Gambar 2 - 4 :
Batang kecil, Besi Siku, H-beam, T, I, C, U, Z

Gambar di atas, mulai dari kiri atas ke kanan adalah sebagai berikut : batang
kecil, besi siku, H-beam, I-beam. Gambar bawah dari kiri ke kanan adalah U-
channel, L – beam dan channel Z bracket.
2. Teknik pemeriksaan untuk batang kecil, besi siku, H – beam, T, I, C, U, dan Z
dapat mengikuti langkah sebagaimana telah diuraikan pada tatacara
pemeriksaan sebagaimana diuraikan di atas mulai nomor urut 2 sampai dengan
8.

34 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

d. Bermacam produk dari besi

Bermacam produk dari besi adalah produk-produk yang diperoleh dari besi
yang bukan dalam bentuk dasar, tetapi berupa produk yang dipergunakan dengan
tangan (perkakas), peralatan, barang tajam, sendok dan garpu dari logam tidak
mulia dan bermacam-macam barang dari logam tidak mulia lainnya. Disamping itu
juga terdapat barang dari logam tidak mulia untuk tujuan pemakaian umum seperti :
alat kelengkapan buluh pipa, kawat pilin dan tali kabel, rantai, paku dan pasak serta
barang sejenisnya, sekrup, mur, baut, paku keeling, pegas, gembok dan kunci,
penyangga perabotan untuk pintu, tangga dan jendela, jepit, bingkai dan gesper,
serta papan isyarat dan papan nama.

Yang dimaksud dengan perkakas tangan adalah barang yang dipergunakan


tangan dengan bilah, ujung/pinggir kerja, permukaan kerja atau bagian kerja
lainnya. Lampu tiup, alat tempa portable, roda gerinda dengan rangka, set manikur
atau pedikur, serta pelat, tongkat, ujung dan sejenisnya untuk perkakas, tidak
terpasang, dari sermet mempunyai karakteristik yang berbeda dengan barang-
barang terdahulu. Perkakas tangan tersebut terbuat dari:
a. logam tidak mulia,
b. karbida logam atau sermet,
c. batu mulia atau semi mulia(alam, sintetik atau direkonstruksi) diatas dasar
logam tidak mulia, karbida logam atau sermet, atau
d. bahan gosok di atas dasar logam tidak mulia, asalkan barang tersebut
mempunyai gigi pemotong, alur, lekukan atau sejenisnya, dari logam tidak mulia,
yang sifat dan fungsinya tidak berubah setelah penggunaan bahan gosok
tersebut.
Barang – barang tersebut meliputi :
1. Perkakas tangan meliputi : sekop datar dan sekop lengkung, garpu, beliung,
cangkul, bajak dan garu, kapak, sabit paruh dan alat potong semacam itu,
gunting bunga atau pemangkas satu tangan semacam itu dan gunting, gunting
pagar, gunting bunga dua tangan, perkakas tangan lainnya dari jenis yang
digunakan dalam pertanian, perkebunan atau kehutanan.
2. Gergaji tangan

P a g e | 35
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

3. Kikir, parut, tang, penjepit, gunting seng, gunting pemotong logam, pemotong
pipa, catok, tang pembuat lobang
4. Perkakas tangan(termasuk intan pemotong kaca), lampu tiup, ragum, klem dan
sejenisnya.
5. Kunci sekrup dan kunci inggris yang digerakkan dengan tangan
6. Pisau dan bilah pemotong untuk mesin atau untuk perkakas mekanik
7. Pisau cukur dan silet
8. Perkakas mekanik yang digerakkan dengan tangan, dengan berat 10 kg atau
kurang digunakan dalam pengolahan, pengkondisian penyiapan makanan /
minuman
9. Gunting, gunting tukang jahit dan yang semacam itu
10. Alat pangkas rambut, parang tukang daging, parang dapur, pisau pemotong /
cincang, pisau kertas.
11. Sendok, garpu, sendok sayur, peniris, cake-server, pisau ikan, pisau mentega,
penjepit gula dan perangkat dapur sermacam itu.
12. Gembok dan kunci
13. Penyangga dan alat kelengkapan semacam itu untuk perabotan, pintu, tangga,
jendela, tirai, gerbong kerja, perlengkapan pelana, koper, kotak, gantungan topi,
kaitan topi dan barang semacam itu.
14. Lemari lapis baja, lemari arsip, lemari kartu indeks.
15. Alat kelengkapan untuk binder lembaran lepas atau arsip, jepitan kertas,
pemarka indeks dan barang kantor semacam itu.
16. Lonceng, gong dan sejenisnya
17. Pembuluh fleksibel dari logam tidak mulia, dengan atau tanpa alat kelengkapan.
18. Jepit, bingkai dengan jepit, gesper, jepitan gesper, kait, lubang tali dan sejenisnya
untuk pakaian, alas kaki, tirai, tas tangan.
19. Sumbat, penutup dan tutup, kapsul untuk botol, sumbat berulir, penyingkup
sumbat,
20. Papan isyarat, papan nama, papan alamat dan semacam itu.
21. Kawat, batang kecil dilapisi atau diisi dengan fluks dari jenis untuk menyolder,
mematri, mengelas atau mengendapkan logam atau karbida logam.

36 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Untuk mengidentifikasi atas barang-barang tersebut, marilah kita perhatikan


gambar – gambar di bawah ini.

Gambar 2 - 5 :
Bermacam Perkakas tangan :

Gambar di atas dari kiri ke kanan adalh spade (sekop datar), shovels, mattocks
(beliung), rakes (garu) sedangkan gambar bawah dari kiri ke kanan adalah : axes
(kampak), gunting bunga (secateurs), lampu tiup (blow lamp), gilingan daging (meat
grinder). Gilingan daging masuk kedalam kelompok perkakas tangan / peralatan
sepanjang beratnya tidak lebih dari 10 kg, bila lebih barang tersebut diperlakukan
sebagai mesin.

Gambar 2-6 :
Barang untuk Pemakaian Umum

P a g e | 37
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

Gambar di atas dari kiri ke kanan : baut (bolt), sambungan pipa (coupling), pipe
elbow, mur (nut) paku (nail), sekrup (screw). Sedangkan gambar di bawahnya dari
kiri ke kanan adalah : kabel (cable), rantai (chain), per daun (leaf spring), gembok
(padlock), kunci mortice, Castors, door hinges, grendel (hasp),

Gambar 2-7 :
Bermacam barang dari Logam Tidak Mulia

Gambar atas dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut : bel, kawat elektroda, felxibel
tubing, hooks dan filling cabinet, grendel (hasp), staples.

38 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

2.2. Latihan -2 :
Untuk memahami Kegiatan Belajar -2 ini cobalah Saudara jawab pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini :
1. Coba Saudara jelaskan mengapa suatu produk besi disebut sebagai besi
spons?
2. Jelaskan barang apa saja yang dapat dibuat dari besi spons?
3. Apa yang Saudara ketahui tentang ingot serta apa kegunaan dari ingot?
4. Apa yang Saudara ketahui tentang profil dalam produk besi? Jelaskan jenis-
jenis yang Saudara kenal.
5. Salah satu produk dari besi / baja yang dipergunakan sebagai perkakas tangan
adalah blow-lamp. Coba Saudara jelaskan apa yang dimaksud serta bagaimana
cara menggunakannya?

2.3. Rangkuman :
Pada Kegiatan Belajar 2 ini telah dibahas hal-hal yang berhubungan dengan :
1. Pengertian penyepuhan dan alloy
2. Produk hot rolled, colled rolled
3. Pengertian batang kecil, besi siku, H-beam, bentuk I, T, U channel dan produk-
produk semacam itu yang terbuat dari besi - baja
4. Bermacam-macam produk dari logam tidak mulia, yang meliputi barang-
barang yang dipergunakan dengan tangan dengan ujung kerja, pinggir kerja,
permukaan kerja, misalkan pisau, pahat, gergaji, sendok, porok, beliung,
cangkul dan barang- barang lain semacam itu.
Pada kegiatan belajar ini disampaikan pengertian tiap-tiap bahan ajar, cirri-cirinya,
contoh barangnya serta tatacara mengidentifikasi barang-barang tersebut.

P a g e | 39
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

2.4. Tes Formatif – 2 :


1. B - S Salah satu cara untuk melakukan pemeriksaan besi spons,
digunakan alat yang disebut dengan vernier – caliper.
2. B - S Ingot adalah barang jadi yang siap untuk digunakan pada
kehidupan sehari – hari.
3. B - S Blow-lamp (lampu tiup) adalah alat yang digunakan dengan tangan
yang cara menggunakannya dengan cara meniup.
4. B - S Perkakas mekanik yang digerakkan dengan tangan, dengan berat
berapapun, digunakan untuk pengkondisian makanan, digolongkan
sebagai mesin.
5. B - S Castors dapat diklasifikasikan sebagai barang lainnya dari
besi/baja, namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bagian dari
kendaraan bermotor, bila diameter dari castor tidak melebihi 75
mm
6. B - S

Gambar di samping ini adalah gambar dari lampu tiup.


7. B - S

Meat grinder ini dianggap mesin bila beratnya minimal


10 kg.
8. B - S Pemeriksaan mikroskopik terhadap produk yang diperoleh melalui
proses dingin menunjukkan suatu tanda deformasi butir besi dan
arah butiran tersebut paralel dengan arah pengerjaannya
9. B - S Proses dingin pada tekanan rendah ini pada dasarnya hanya
diterapkan pada permukaan produk saja
10. B - S Produk yang diperoleh melalui proses panas sangat keras dan
memiliki daya rentang yang sangat kuat.

40 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

2.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul
ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui
tingkat pemahaman (TP) terhadap materi Pengetahuan Umum Tentang Senjata
Dinas DJBC.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%


Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai :
91 % s.d 100 % : Amat Baik
81 % s.d. 90,00 % : Baik
71 % s.d. 80,99 % : Cukup
61 % s.d. 70,99 % : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka


disarankan mengulangi materi.

P a g e | 41
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

Penutup
Setelah Anda selesai mempelajari modul ini (membaca serta mengerjakan
latihan soal, maupun tes formatif yang tersedia) diharapkan Anda telah memahami
tentang teknik pemeriksaan barang besi dan barang logam tidak mulia lainnya,
dimulai dari besi, baja, penyepuhan, alloy, besi pig dan besi cermin, paduan fero dan
besi tuang, besi dan baja sponge serta ingot, batang kecil, besi siku, H-beam, I, U dan
semacam itu, produk hot rolled dan cold rolled serta teknik pemeriksaan masing-
masing jenis produk besi/baja tersebut.
Dengan pengetahuan yang Anda miliki atas teknik pemeriksaan barang besi
dan baja serta logam lain tersebut diharapkan saat Anda melaksanakan tugas
pemeriksaan di lapangan akan membantu kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari
sehingga arus dokumen dan arus barang impor dan ekspor berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Modul ini merupakan dasar dari pengetahuan tentang teknik pemeriksaan
barang besi dan logam tidak mulia lainnya yang minimal harus Anda ketahui dan
kuasai. Untuk hal yang lebih “complicated” Anda harus mencari tambahan
pengetahuan sendiri melalui informasi di media masa, baik buku pengetahuan,
koran, majalah maupun media internet.
Selamat belajar dan upayakan untuk selalu meng-up-grade pengetahuan
Anda, semoga sukses selalu.

42 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Tes Sumatif
Agar Anda lebih memahami atas keseluruhan kegiatan belajar ini, silahkan
Anda jawab pertanyaan di bawah ini. Bila Anda dapat menjawab 80% dengan
benar, berarti Anda telah menguasai materi Kegiatan Belajar 1 dan 2 dengan
baik.
A. Lingkarilah jawaban yang Saudara anggap benar dari alternatif jawaban
yang ada di bawah ini.
1. Yang dimaksud dengan logam electrolytic tin plated, adalah … .
a. pelat timah c. pelat seng
b. pelat besi dilapisi timah d. tidak ada jawaban yang benar
2. Yang dimaksud dengan galvanisasi adalah, pelapisan logam besi dengan …
a. aluminium c. seng
b. timah d. plastik
3. Bila ada pelat besi diberitahukan tebalnya 40 mm, untuk mengukurnya kita
menggunakan..
a. penggaris biasa c. teodolit
b. spectrometer d. mikrometer
4. Deposisi katoda dari suatu logam pelapis pada produk yang akan dilapis, melalui
elektrolisa larutan garam metalik yang sesuai, disebut sebagai proses …
a. elektroplasi c. karbonisasi
b. pelapisan plastic d. tidak ada jawaban yang benar
5. Meat grinder dapat digolongkan kepada alat yang dipergunakan dengan tangan
(bukan mesin) bila … .
a. hanya dipergunakan dengan tangan c. beratnya tidak lebih dari 10 kg
b berbahan bakar bensin d. berbahan bakar solar
6. Yang dimaksud perkakas adalah alat dengan ujung kerja, pinggir kerja, satu di
bawah ini adalah merupakan perkecualian … .
a. gunting c pisau pembuka surat
b. set manikur – pedikur d. pisau cukur

P a g e | 43
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

7. Peluru baja dipoles, yang selisih antara diameter maksimum dan diameter
minimumnya dengan diameter nominalnya tidak lebih dari 1%, digolongkan
sebagai … .
a. produk dari besi c ball bearing
b. bagian mesin d. tidak ada jawaban yang benar
8. Paku atau pisau kita gunakan untuk memeriksa produk besi atau baja, dengan
tujuan untuk mengetahui produk tersebut … .
a. paduan c. canai lantaian
b. di galvanisasi d semua jawaban benar
9. Untuk mengukur diameter peluru, kita gunakan alat … .
a. vernier-caliper c galvanometer
b. spectrometer d. anemometer
10. Gambar di bawah ini adalah gambar dari … .
a. kunci gembok
b. kunci mortice
c. kunci laci
d. kunci mobil

B. Essay :
1. Coba Saudara jelaskan tatacara mengukur ketebalan cold rolled steel sheet in
coil
2. Apa yang Saudara ketahui tentang alloy, sebutkan contohnya
3. Jelaskan cara yang dapat dilakukan agar produk besi/baja tidak mudah menjadi
korosi

44 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Kunci Jawaban
Tes Formatif -1: Tes Formatif -2 :
1. B 1. S
2. S 2. S
3. S 3. S
4. S 4. S
5. B 5. B
6. B 6. S
7. B 7. S
8. S 8. B
9. S 9. B
10 S 10 S

Tes Sumatif :
1. b
2. c
3. d
4. a
5. c
6. b
7. c
8. b
9. a
10. b

P a g e | 45
2016 Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

B Jawaban Essay :
1. Tatacara mengukur ketebalan cold rolled steel sheet in coil adalah sebagai
berikut :
a. ambil mikro-meter
b. tempelkan lembaran cold rolled steel sheet pada tempat antara anvil dengan
spindle.
c. putar spindle-nut sampai spindle menempel tepat pada lembaran cold rolled
steel sheet dan lembaran cold rolled steel sheet juga menempel tepat pada
anvil, pas, tidak bergerak lagi
d. lihat skala pada vernier, disitu akan terlihat tebal lembaran besi yang kita
periksa ketebalannya.
2. Yang dimaksud dengan alloy adalah paduan dari dua logam (baik logam mulia
dengan logam mulia, logam tidak mulia dengan logam tidak mulia atau logam
tidak mulia dengan unsure non logam) sehingga dihasilkan satu jenis logam baru.
Contoh paduan logam tidak mulia adalah paduan antara tembaga dengan seng
yang disebut kuningan, paduan antara tembaga dengan timah yang disebut
dengan perunggu, atau paduan tembaga, nikel dan seng yang disebut perak-nikel.
3. Untuk membuat agar produk besi/baja tidak mudah korosi, dilakukan cara-cara
sebagai berikut :
a. Pengecatan
b. pelapisan dengan seng (galvanisasi)
c. pelapisan dengan timah (tinplated)
d. pelapisan dengan oli
e. pelapisan dengan khrom
f. penyepuhan dan seterusnya.

46 | P a g e
DTSS PEMERIKSAAN BARANG IMPOR 2016

Daftar Pustaka
1. Explanatory Note, Buku III, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, 2002
2. Google.com, gambar-gambar produk besi.
3. Krakatau Steel, Bahan Ajar DTSS Teknik Pemeriksaan Produk Besi dan Logam
Tidak Mulia, tahun 2010.

P a g e | 47

Anda mungkin juga menyukai