Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 18, No.

1, 2013, halaman 28-34 ISSN : 1410-0177

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR MERKURI (Hg) DALAM KRIM


PEMUTIH KOSMETIKA HERBAL MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI
SERAPAN ATOM (SSA)

Fithriani Armin, Zulharmita, Dinda Rama Firda


Fakultas Farmasi Universitas Andalas

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian analisis kandungan merkuri dalam 3 sampel krim pemutih
kosmetika herbal. Sampel diekstraksi dengan cara digesti basah selama 3 jam pada suhu
±95°C sampai diperoleh larutan bening. Selanjutnya merkuri ditentukan secara kualitatif dan
kuantitatif dengan pereaksi warna dan menggunakan metoda spektrofotometri serapan atom.
Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa semua sampel mengandung merkuri. Kadar
merkuri pada sampel 1, 2, 3 berturut-turut adalah sebesar 0,56%; 0,28% dan 0,45 %. Kadar
Hg pada sampel tersebut melanggar Peraturan Menkes RI No.376/MenKes/Per/VIII/1990 dan
PerMenKes RI No.445/MenKes/Per/V/1998 yang isinya melarang penggunaan merkuri dalam
sediaan kosmetika.

Key Word : Merkuri (Hg), Spektrofotometri Serapan Atom, Kosmetik


PENDAHULUAN pemutih wajah. Ini dinyatakan adanya
produk kosmetika herbal termasuk dalam
Kosmetika sejak dulu dikenal daftar kosmetika yang ditarik dari
sebagai penunjang penampilan agar tampak peredaran oleh BPOM tahun 2009 karena
lebih menarik. Seiring dengan mengandung merkuri (Anonim, 2009).
berkembangnya ilmu pengetahuan dan Zat aktif dari krim pemutih
teknologi, beragam kosmetik muncul di kosmetika herbal biasanya menggunakan
pasaran. Namun tidak semua kosmetika itu ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti ekstrak
memenuhi aturan farmasetika yaitu aman, bearberry, mulberry, green tea, dan lain
berkhasiat, dan berkualitas (Wasitaatmadja, lain. Ekstrak bearberry mengandung
1997). Banyaknya laporan mengenai arbutin dan ekstrak mulberry mengandung
kosmetika sintetis yang mengandung bahan oxyresveratrol dimana yang mekanisme
kimia berbahaya, meningkatkan kerjanya sama, yaitu menghambat aktivitas
kewaspadaan banyak pihak, sehingga mulai enzim tirosinase yang berperan dalam
dikembangkan dan diberdayakan kembali proses pembentukan melanin. Sedangkan
penggunaan kosmetika herbal (Anonim, green tea mengandung epicatechin-3-
2009). gallate (EGCG) yang berkompetisi dengan
Kosmetika berbahan herbal dinilai enzim L tirosinase untuk berikatan dengan
lebih aman karna dibuat menggunakan sisi aktif tirosin. Akan tetapi, hasil putih
bahan-bahan alami yang terbukti dari yang didapat dari krim pemutih kosmetik
zaman dahulu dapat meningkatkan dan herbal ini memerlukan waktu pemakaian
menjaga kecantikan alami seseorang yang lama (Paula, 2008), sehingga ada
(Tranggono, 2007). Akan tetapi ada beberapa krim ini memakai bahan kimia
beberapa kosmetika ini yang menggunakan merkuri. Tanda kosmetik mengandung
bahan berbahaya yaitu merkuri pada merkuri; kalau dipakai hasilnya cepat
produknya yang digunakan sebagai
28
Fithriani A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
terlihat, dalam 2-4minggu (Andrew & selektivitas dan sensitivitas yang cukup
Domonkos, 1983). baik untuk analisis merkuri total dalam
Merkuri pada kosmetika yang sudah sampel (Elmer, 1982).
umum digunakan ialah merkuri klorida, dan Penelitian ini bertujuan untuk
merkuri amido klorida (Ralph, 1982). mengidentifikasi dan menentukan kadar
Mekanisme kerja senyawa merkuri dalam merkuri dalam krim pemutih kosmetika
memutihkan kulit berbeda-beda tergantung herbal dengan metoda spektrofotometri
dari jenis senyawanya. Merkuri klorida di serapan atom.
dalam kulit akan melepaskan asam klorida
yang menyebabkan terjadinya METODA PENELITIAN
pengelupasan kulit lapisan epidermis,
sedangkan senyawa merkuri amido klorida Alat dan bahan
memiliki aktivitas menghambat kerja enzim
tirosinase yang berperan dalam proses Plat tetes, Erlenmeyer, timbangan
pembentukan melanin. Melanin adalah analitis, beaker glass, gelas ukur,
pigmen coklat tua yang dihasilkan oleh waterbath, corong, labu ukur,
melanosit dan disimpan dalam sel-sel Spetrofotometer Serapan Atom, MVU
epidermis kulit (Andrew & Domonkos, Shimadzu 1A, pipet mikro, hot plate,
1983) yang mempunyai fungsi sebagai batang pengaduk, alat-alat kaca lainnya.
pelindung epidermis dan dermis dari
bahaya radiasi ultraviolet (Harahap, 2000). Sampel (produk krim pemutih
Senyawa merkuri bersifat korosif kosmetika herbal), asam klorida (Merck),
sehingga dapat menyebabkan dermatitis, asam nitrat (Merck), kalium iodide
dan dapat terakumulasi dalam darah (Merck), natrium hidroksida (Merck), tin
sehingga menyebabkan keracunan sistemik. klorida (Merck), aquadest, larutan merkuri
Pemakaian krim pemutih mengandung 1000 µg/mL (Merck).
merkuri secara terus menerus dalam jangka
panjang mengakibatkan kerusakan ginjal,
kanker kulit, dan otak (Palar, 2004). Bahan- Prosedur Penelitian
bahan ini telah dilarang penggunaannya
pada PerMenKes RI No.376 /MenKes / Pengambilan sampel
Per / VIII /1990 dan PerMenKes RI Sampel berupa 3 buah krim pemutih
No.445/MenKes/PER/V/1998 (Anonim kosmetika herbal dengan merk yang
1998). berbeda-beda yang dipilih di beberapa toko
Berdasarkan uraian di atas, maka kosmetika di kota Padang.
perlu dilakukan identifikasi dan penetapan
kadar merkuri pada krim pemutih kosmetik Pengolahan sampel dengan cara
herbal. Untuk itu dibutuhkan metode digesti basah.
menganalisa merkuri yang peka dan
selektif. Salah satu metode penentuan kadar Ditimbang dengan saksama sampel
merkuri yang peka dan paling banyak sebanyak 0,1 g dan ditambah aquadest
digunakan adalah metoda spektrofotometri sebanyak 25 mL. Setelah itu ditambahkan
serapan atom (SSA). 20 mL larutan aqua regia (HCl p : HNO 3 p
Spektrofotometer Serapan Atom = 3 : 1), dan ditempatkan pada hot plate
(SSA) adalah suatu alat yang digunakan selama 3 jam, didinginkan dan disaring.
pada metode analisis untuk penentuan Kemudian didapatkan larutan sampel
unsur-unsur logam dan metaloid yang (Darmono, 1995)
berdasarkan pada penyerapan cahaya oleh
atom (Rohman, 2007). Metode SSA ini
mempunyai keunggulan dalam hal
29
Fithriani A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
Pembuatan larutan baku 2. Simpangan baku relatif (RSD) atau
koefisien variasi (KV) adalah :
Pembuatan larutan baku merkuri 1000
µg/mL KV = x 100%
Ditimbang dengan saksama 0,1613 gram b. Linearitas
Hg(NO3)2 dilarutkan dengan 1 mL HNO3 p, Linearitasadalahkemampuan
dalam labu ukur 100 mL cukupkan volume
metode analisis memberikan respon
dengan aquadest sampai tanda batas.
proporsional terhadap konsentrasi merkuri
Pembuatan larutan baku merkuri 5 dalam sampel.
µg/mL rumus linearitas:
Dipipet 0,5 mL larutan baku merkuri 1000 r x y  x y /n
µg/mL ke dalam labu ukur 100 mL dan
ditambah 1 mL HNO3 p kemudian
 i i   i i

dicukupkan volume dengan aquadest Keterangan : ( xi x)


2( yi  y) 2
sampai tanda batas. X = Konsentrasi (ng/mL)
Y = Luas Puncak
Pembuatan kurva kalibrasi dengan a = konstanta
berbagai konsentrasi
Dipipet 0,4 mL; 0.8 mL; 1,2 mL; 1,6 mL; b = slope
2,0 mL dari larutan baku merkuri 5 µg/mL
ke dalam 5 labu ukur 500 mL dan c. Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan
dicukupkan volume dengan aquadest Batas Kuantitasi (LOQ)
sampai tanda batas, sehingga didapat Setelah diperoleh kurva kalibrasi,
konsentrasi 4 ng; 8 ng ; 12 ng; 16 ng; 20 ng. konsentrasi terkecil yang masih dapat
Selanjutnya diambil 100 mL dari masing- dideteksi (LOD) dan terdeteksi secara
masing konsentrasi larutan tersebut dan kuantitatif (LOQ) dihitung secara statistik
ditambahkan masing-masingnya dengan 2 melalui garis linier dari kurva standar.
mL SnCl2 10 %. Setelah itu ukur serapan Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung
masing-masing konsentrasi dengan berdasarkan rumus:
Spektrofotometer Serapan Atom pada LOD =
panjang gelombang 253,7 nm.
Selanjutnya buat kurva kalibrasi antara LOQ =
konsentrasi dan serapan dari data yang
didapat dan tentukan persamaan garis
d. Uji Akurasi dengan Persen
lurusnya (Ang & Kheng, 2005). Perolehan Kembali
Larutan sampel dipindahkan ke
Validasi Metoda
dalam labu ukur 100 mL dan ditambah
a. Uji Presisi
dengan aquadest sampai tanda batas.
Larutan merkuri dengan konsentrasi
Selanjutnya diambil 2 mL dari larutan
12 ng/mL dalam 100 mL pada labu ukur tersebut dan diencerkan dengan aquadest
dibuat sebanyak 6 larutan. Kemudian dalam labu ukur 500 mL sampai tanda
letakkan labu di tempat sampel SSA dan batas. Setelah itu diambil 50 mL dari
atur panjang gelombang merkuri 253,7 nm. larutan tersebut, dimasukkan dalam labu
Setelah itu ukur serapan masing-masingnya ukur 100 mL dan ditambah 50 mL larutan
dengan SSA dan catat tinggi puncak.
baku merkuri konsentrasi 12 ng/mL.
1. Hasil serapan yang diperoleh adalah x1, Kemudian ditambah 2 mL SnCl2 10 %
x2, x3, x4...xi Setelah itu ukur serapan dengan
Spektrofotometer Serapan Atom pada
SD= panjang gelombang 253,7 nm Akurasi
30
Fithriani A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
dapat dihitung melalui % perolehan pembuatan kurva kalibrasi dengan
kembali dengan rumus: lampu katoda Hg dari konsentrasi 4
ng/mL – 20 ng/mL akan terlihat
% Perolehan kembali = x peningkatan dengan meningkatnya
100% konsentrasi larutan.
Keterangan
R: Persen Perolehan Kembali (%);
Hgsb : Kadar sampel ditambah
larutan baku (ng/mL);
Hgsa : Kadar sampel tanpa larutan
baku (ng/mL);
Hgst : Kadar standar yang
diperoleh (target value) (ng/mL).

Penentuan kadar merkuri dalam sampel Tabel I. Hasil pengukuran serapan beberapa
konsentrasi larutan standar Hg pada
Larutan sampel dipindahkan ke panjang gelombang 253,7 nm
dalam labu ukur 100 mL dan ditambah
dengan aquadest sampai tanda batas.
Selanjutnya diambil 2 mL dari larutan
tersebut dan diencerkan dengan aquadest
dalam labu ukur 500 mL sampai tanda
batas. Selanjutnya diambil 100 mL dari
larutan tersebut dan ditambahkan dengan 2
mL SnCl2 10 %. Setelah itu ukur serapan
dengan Spektrofotometer Serapan Atom
pada panjang gelombang 253,7 nm (Ang &
Kheng, 2005).
Gambar 1. Kurva kalibrasi antara serapan
dengan beberapa konsentrasi
Analisa data standar Hg

Analisa data yang dilakukan berdasarkan 3. Dari hasil perhitungan didapatkan


uji kualitatif dengan reaksi warna dan uji persamaan regresi Y = 0,09714 +
kuantitatif menggunakan persamaan 0,02328 x.
linearitas dari serapan yang dihasilkan
dengan metoda spektrofotometri serapan
atom.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
1. Hasil pemeriksaan kualitatif Hg dari
krim pemutih kosmetika herbal
positif mengandung Hg. Tabel II. Hasil perhitungan
koefisien kolerasi dan koefisien
2. Dari hasil pengukuran absorban regresi dari kurva kalibrasi
deretan larutan standar Hg untuk
31
Fithriani A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
1980). Digesti basah menggunakan aqua
4. Uji batas deteksi dan batas regia dilakukan diatas hot plate pada suhu
kuantitasi ±95˚C selama 3 jam dalam Erlenmeyer
Dari hasil pengujian diperoleh limit yang dilakukan di dalam lemari asam.
deteksi Hg 4,7055 ng/mL dan limit Pemilihan cara penyiapan sampel
kuantitasi Hg 15,6786 ng/mL dengan digesti basah didasarkan pada sifat
5. Pengujian akurasi dan presisi Hg yang mudah menguap (Connors, 1982).
dengan persen perolehan kembali Jika dilakukan digesti kering pada suhu
Larutan standar Hg dengan tinggi, dikhawatirkan Hg akan menguap
konsentrasi 12 ng/mL yang sehingga akan habis sebelum dilakukan
ditambahkan larutan sampel penentuan kadarnya.
memberikan nilai akurasi 98,23 % Hasil digesti sampel dari krim
dan nilai presisi dari larutan standar pemutih kosmetika herbal selanjutnya
Hg dengan konsentrasi 12 ng/mL digunakan untuk uji kualitatif dan
(KV) 2,3513 % kuantitatif. Uji kualitatif yaitu dengan
6. Hasil penelitian kuantitatif Hg reaksi warna dan pembentukan amalgam.
dalam sampel krim pemutih Dari data tabel dapat disimpulkan sampel 1
kosmetika herbal dengan memberikan reaksi positif terhadap NaOH
menggunakan spektrofotometri dan pembentukan amalgam. Sampel 2
serapan atom didapatkan kadar hanya memberikan reaksi positif terhadap
sampel 1 sebesar 0,56 %, sampel 2 pembentukan amalgam sedangkan sampel 3
sebesar 0,28 % dan sampel 3 memberikan reaksi positif terhadap
sebesar 0,45 %. pereaksi KI dan pembentukan amalgam.
Beberapa logam dapat memberikan warna
kuning terhadap NaOH. Larutan NaOH
PEMBAHASAN dalam suasana asam secara lambat laun
Pada penelitian ini digunakan 3 berubah menjadi kuning coklat, sehingga
sampel berupa krim pemutih kosmetika terlalu dini untuk menyimpulkan adanya
herbal yang beredar di pasaran. Hg dalam sampel 1. sedangkan reaksi
Pengambilan sampel berdasarkan pembentukan amalgam merupakan reaksi
kecendrungan pemakaian konsumen yang yang spesifik untuk analisis Hg sehingga
tinggi terhadap produk tersebut. sampel yang memberikan reaksi yang
Pelaksanaan kerja dimulai dari positif terhadap reaksi tersebut dapat
pemeriksaan kualitatif untuk mengetahui dipastikan mengandung Hg (Vogel, 1985).
adanya Hg di dalam krim pemutih Pemeriksaan kuantitatif
kosmetika herbal tersebut yang kemudian menggunakan alat spektrofotometer
dilanjutkan dengan pemeriksaan kuantitatif. serapan atom. Spektrofotometer serapan
Sebelum sampel diuji secara kualitatif dan atom dipilih karena lebih spesifik dan
kuantitatif terlebih dahulu dilakukan selektif untuk analisis penentuan unsur-
pengolahan sampel dengan cara digesti unsur logam. Prinsip kerja alat berdasarkan
basah pada penyerapan cahaya oleh atom logam.
Metoda digesti yang digunakan Untuk mengatasi kemungkinan
adalah digesti basah dengan menggunakan logam lain terukur pada larutan sampel
asam kuat yaitu HCl p dan HNO 3 p dengan maka digunakan sumber sinar lampu
perbandingan 3:1. Campuran kedua larutan katoda berongga yang terdiri dari katoda
diatas lebih dikenal sebagai aqua regia. yang terbuat dari unsur yang sama dengan
Larutan aqua regia ini merupakan larutan unsur yang dianalisa. Lampu katoda
digesti basah yang dipakai karena sifat aqua berongga yang digunakan adalah lampu
regia yang dapat melarutkan logam dan katoda berongga Hg yang memiliki sinar
dengan proses yang lebih cepat (Van Loon, yang spesifik. Proses pembentukan atom-
32
Fithriani A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
atom dari larutan sampel yang dihisap ke isinya melarang penggunaan merkuri dalam
dalam pipa kapiler setelah terjadi sediaan kosmetika.
pengatoman sebagian akan tereksitasi ke
tingkat energi yang lebih tinggi
Uji kuantitatif Hg dimulai dengan KESIMPULAN
pengukuran blanko, sesudah itu diukur Setelah dilakukan penelitian terhadap 3
serapan larutan Hg standar. Kemudian krim pemutih kosmetika herbal yang
didapatkan hasil pengukuran serapan diambil dari pasaran dan dianalisis maka
larutan Hg standar dan dibuat kurva dapat disimpulkan:
kalibrasi antara konsentrasi larutan hg 1. Hasil analisis menunjukkan sampel
standar dengan serapan, sehingga 1, 2, 3 yang memberikan reaksi
didapatkan persamaan regresi linier Y = positif adanya merkuri dan
0,09714 + 0,02328 x dengan nilai koefisien didapatkan kadar sampel 1 sebesar
korelasinya (r) yaitu 0,9986. Koefisien 0,56%, sampel 2 sebesar 0,28% dan
korelasi ini menunjukkan hasil yang linier, sampel 3 sebesar 0,45 % dengan
karena memenuhi kriteria penerimaan yaitu menggunakan spektrofotometri
0,99 ≤ r <1, sehingga penggunaan metode serapan atom.
tersebut dapat digunakan untuk analisis 2. Penetapan kadar merkuri dalam
merkuri dengan hasil yang baik krim pemutih kosmetik herbal
(Priyambodo, 2007). dengan metoda spektrofotometri
Simpangan baku dari kurva serapan atom sudah memenuhi
kalibrasi tersebut yaitu 0,0365 ng/mL, batas kriteria akurasi, presisi, dan
deteksi yaitu 4,7055 ng/mL dan batas linearitas.
kuantitasinya 15,6786 ng/mL. Batas deteksi
merupakan kadar senyawa terkecil yang
dapat dianalisis yang dapat memberikan
respon signifikan. Sedangkan batas DAFTAR PUSTAKA
kuantitasi adalah jumlah senyawa terkecil
yang dapat dianalisis (Buick, et al., 1990)
Andrew, G.C. & Domonkos, A.N. 1983.
Setelah didapatkan kurva kalibrasi Disease of The Skin: For Practitioner
diukur kadar merkuri dalam sampel. and Student. Philadelpia: W.B.
Sampel yang diukur ialah larutan hasil Saunders Company.
destruksi dari krim pemutih kosmetika
herbal. Sebelum diukur dilakukan Ang, H.H. & Kheng L.L. 2005. Analysis of
pengenceran terhadap larutan tersebut Mercury in Malaysian Herbal
tujuannya supaya menurunkan kadar Hg Preparations. Journal of Biomedical
dan dapat dibaca SSA. Sebelum diukur Science. 4, 31-36.
ditambahkan SnCl2 10 % sebagai reduktor.
Anonim. 1998. Permenkes RI
Setelah diukur oleh SSA, ditentukan
No.445/Menkes/Per/V/1998 tentang
kadar merkuri dari ketiga sampel tersebut Kosmetik Yang Mengandung Bahan
menggunakan persamaan linearitas yang Dan Zat Warna Yang Dilarang.
didapatkan dari kurva kalibrasi dari larutan Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
standar Hg. Hasil perhitungan kadar
merkuri yang didapatkan dari sampel 1 Anonim. 2009. 20 Maret 2002. Web Kosmetik
sebanyak: 0,56 %, sampel 2: 0,28 %, dan dan Budaya. Diakses tanggal 29
sampel 3: 0,45 %. Sehingga sediaan Februari 2012 dari
tersebut tidak aman digunakan pada kulit http://www.scribd.com/doc/69588122/
dan telah melanggar PerMenKes RI No.376 Kosmetik dan Budaya.
/MenKes / Per / VIII /1990 dan PerMenKes
RI No.445/MenKes/PER/V/1998 yang Buick, A.R., Doig, M.V., Jeal, S.C., Land, G.S.,
McDowall, R.D. 1990. Method
33
Fithriani A., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
Validation in the Bioanalytical Kelima). Penerjemah: L. Setiono dan
Laboratory. Journal of Pharmaceutical A. H Pujdjaatmaka. Jakarta: PT. Kalma
and Biomedical Analysis. VIII, 629- Media Pustaka.
639.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu
Connors, K.A. 1982. A Textbook of Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas
Pharmaceutical Analysis. New York: Indonesia.
John Wiley & Sons Inc

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi


Mahkluk Hidup. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Elmer, P. 1982. Analytical Methods for Atomic


Absorption Spectrophotometry. USA:
Connecticut.

Frank, C. 1995. Toksikologi Dasar (Edisi


Kedua). Penerjemah: Edi Nugroho.
Jakarta: Universitas Indonesia

Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta:


Hipokrates.

Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi


Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyambodo, B. 2007. Manajemen Farmasi


Industri. Yogyakarta: Global Pustaka
Utama.

Paula. 2008. 2 februari 2000. Web Skin


Lightening. Diakses tanggal 29 Februari
2012 dari http://www.paulaschoice-
indo.com/learn/skin_care_facts/view/1
62.

Ralph, G.H. 1982. Harry’s Cosmeticology.


New York: Chemical Publishing
Company Inc.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tranggono. 2007. Buku Pegangan Ilmu


Pengantar Kosmetik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Van Loon, J.C. 1980, Analytical Atomic


Absorpsion Spectroscopy Selected
Methods. New York: Academic Press

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik


Kualitatif Makro dan Semimikro (Edisi
34

Anda mungkin juga menyukai