Kadar SGPT dan SGOT meningkat pada hampir semua penyakit hati. Kadar yang
tertinggi ditemukan dalam hubungannya dengan keadaan yang menyebabkan nekrosis hati
yang luas, seperti hepatitis virus yang berat, cedera hati akibat toksin, atau kolaps sirkulasi
yang berkepanjangan. Peningkatan yang lebih rendah ditemukan pada hepatitis akut ringan
demikian pula pada penyakit hati kronik difus maupun local (Podolsky dan Isselbacher,
2000). Kadar mendadak turun pada penyakit akut, menandakan bahwa sumber enzim yang
masih tersisa habis. Kalau kerusakan oleh radang hati hanya kecil, kadar SGPT lebih dini
dan lebih cepat meningkat dari kadar SGOT (Widmann, 1995).
Daftar pustaka
Candra, Agung Adi. 2013. Aktivitas Hepatoprotektor Temulawak pada Ayam yang
Diinduksi Pemberian Parasetamol. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 13 (2):
137-143.
Gaze D.C. 2007. The Role Of Existing and Novel Cardiac Biomarkers For Cardioprotection.
Curr. Opin. Invest. Drug.
Hadi S. 1995. Gastroenterologi. Edisi 6. Bandung: Alumni.
Podolsky dan Isselbacher. 2002. Tes Diagnostik Pada Penyakit Hati. Dalam: Harisson
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sacher dan McPerson. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Smith, D. 1993. Pharmacokinetics and bioavailability of medroxyprogesterone acetate in the
dog and the rat. May;14(4):341-55.
Widman FK. 1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Ed. 9. Jakarta:
EGC.