Anda di halaman 1dari 20

Kuliah Vs Organisasi

Studi Kasus Mengenai Strategi Belajar Pada Mahasiswa Yang Aktif Dalam
Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik
Kesehatan Bandung
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan ilmu yang semakin pesat berdampak dalam dunia
kerjayang semakin ketat. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan
memiliki peran yang sangat besar dalam upaya pengembangan suber daya
manusia (SDM) dan peningkatan daya saing seorang mahasiswa. Salah satu
cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan keaktifan
berorganisasi, yang dinilai penting untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa dan menjadi salah satu faktor utama diterima di lapangan kerja
(anonim, 2010:1).
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998
tentang Peoman Umum Organisasi Kemahasiswaan dijelaskan bahwa
organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri
mahasiswa keaarah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan
serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
Politeknik Kesehatan Bandung merupakan salah satu perguruan tinggi
yang peduli akan pentingnya sebuah organisasi untuk mencapai tujuan
pendidikan tinggi. Salah satu organisasi kemahasiswaan di Politeknik
Kesehatan Bandung yaitu Himpunan Mahasiswa jurusan keperawatan gigi
Politeknik Kesehatan Bandung. Focus kegiatan organisasi tersebut terdiri dari
seminar kesehataan nasional, latihan dasar kepemimpinan mahasiswa,
pengenalan program studi mahasiswa, bakti sosial, sikat gigi bersama dan
penyuluhan sikat gigi, diesnatalis, open house dan try out poltekes Bandung.
Kegiatan yang dilakukan organisasi lebih banyak dilaksanakan diluar ruangan
dan cukup menyita banyak waktu.
Berdasarkan hasil survey menunjukan hasil bahwa dalam hal manajemen
keorganisasian, bisa dikatan hamper sama dengan kebanyakan organisasi yang
ada, akan tetapi bila dilihat dari budaya organisasiberbeda dari organisasi
lainnya yang pada umumnya mengadakan rapat pada jam kerja, organisasi ini
justru memilih untuk menyelenggarakan rapat pada malam hari. Pelaksanaan
rapat tersebut tidak jarang selalu mundur dari waktu perancanaan awal yang
telah menjadikesepakatan. Mundurnya pelaksanaan dari rapat tersebut salah
satunya disebabkan dari adanya peraturan dalam AD/ART yang menyebutkan
bahwa ada jumlah minimal orang yang harus hadir untuk mengambil suatu
keputusan dalam rapat. Ketika jumlah orang yang hadir belum memenuhi
jumlah minimal orang yang disebut dalam AD/RT, maka rapat tersebut akan
diundur sampai jumlah orang yang hadir sesuai dengan peraturan tersebut.
Organisasi ini juga memiliki program kerja yang banyak dan sering kali
berbentrokan dengan jadwal akademik yang padat. Kondisi tersebut menuntut
para anggota untuk mampu mengatur peran dan statusnya sebagai mahasiswa
dan anggota organisasi. Memiliki peran dan status ganda, sebagai mahasiswa
sekaligus anggota organisasi bukan berarti tanpa halangan yang berarti. Selain
mengerjakan kewajiban yang utama sebagai mahasiswa, mereka juga harus
memperhatikan aktivitas organisasi.
Setiap mahasiswa yang aktif dalam organisasi dituntut untuk mampu
mengatur dan mengendalikan waktu yang dimiliki untuk menghadapi tugas-
tugas kuliah ataupun kegiatan-kegiaatan organisasi yang diikuti. Kedisiplinan
dalam manajemen waktu tersebut terkadang diabaikan kebanyakan anggota,
sehingga tidak jarang mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi jadwal
yang telah disusun. Kesulitan yang dialami mahasiswa tersebut akan berimbas
pula dalam penyelesaian tugas-tugas kuliah atau yang dikenal dengan istilah
prokrastinasi akademik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis data pada studi kasus mengenai strategi belajar pada
mahasiswa yang aktif dalam organisasi mahasiswa pecinta alam politeknik
kesehatan bandung?

2. Apakah pengaruh dari kegiatan organisasi pecinta alam terhadap kegiatan


akademik mahasiswa yang mengikutinya?
3. Bagaimana strategi belajar para mahasiswa yang ikut kegiatan organisasi
untuk menyeimbangkan kegiatan kuliahnya?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang
mahasiswa yang aktif dalam sebuah organisasi di Politeknik Kesehatan
Bandung terkait dengan peran mereka dan status mereka sebagai mahasiswa
dan anggota organisasi kemahasiswaan.

1.4 Metode Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengungkap gambaran tentang
strategi belajar pada mahasiswa yang aktif dalam organisasi mahasiswa pecinta
alam Politeknnik kesehatan Bandung. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan model pendekatan studi kasus.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Strategi Belajar


Pada dasarnya dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
proses pembelajaran, sering kali kita mendengar istilah model pembelajaran,
metode dan salah satunya adalah strategi belajar. masing masing memiliki
makna yang berbeda-beda dan pengaplikasiannya juga yang beragam namun
tetap pada satu prosedur yang sama yaiti terjadi pada saat proses belajar
mengajar. kali ini sobat pendidikan akan mengupas tunjat tentang strategi
belajar. semoga bermanfaat.
Strategi belajar terdiri dari dua kata yaitu "strategi" dan "belajar".
Strategi sebenarnya berasal dari bahasa Inggris "strategy" yang oleh As
Hornby dalam Oxford Advanced Learner's Dictionary of Current English
disebutkan sebagai "The art of planning operations in war, especially of the
movements of armies and navies into favourable positions forfighting"
yang artinya "seni dalam gerakan-gerakan pasukan darat dan laut untuk
menempati posisi-posisi yang menguntungkan dalam pertempuran". Di
samping itu "Strategi" juga berasal dari bahasa Yunani "Strategia" yang
artinya "the art of the general, "seninya seorang jenderal/panglima".
Strategi merupakan istilah yang sering diidentikkan dengan
"taktik" yang secara bahasa dapat diartikan sebagai "corcerning the
movement of organisms in respons to external stimulus" (suatu yang
terkait dengan gerakan organisme dalam menjawab stimulus dari luar).
Sementara itu, secara konseptual strategi dapat dipahami sebagai suatu garis
besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Strategi juga bisa dipahami sebagai segala cara dan daya untuk menghadapi
sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang
diharapkan secara maksimal. Dengan demikian istilah strategi sebenarnya
berasal dari istilah kemiliteran yaitu usaha untuk mendapatkan posisi yang
menguntungkan dengan tujuan mencapai kemenangan/kesuksesan. Istilah
ini kemudian berkembang dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia
ekonomi, seperti strategi industri, strategi perencanaan, strategi
pemasaran, dan dalam dunia pendidikan. Pengertiannya berkembang
menjadi 'skill in managing any affairs", yang artinya "keterampilan dalam
mengelola/menangani suatu masalah". Bahkan strategi sudah menjadi bagian
ilmu yang berdiri sendiri yaitu ''Strategies" science or art of strategy";
yang artinya "ilmu atau seni strategi".
Secara umum strategi mempunyai pengertian yaitu suatu garis- garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Jika strategi ini dimasukkan dalam dunia pendidikan secara makro dalam
skala global, strategi merupakan kebijakan-kebijakan yang mendasar
dalam pengembangan pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan secara
lebih terarah, lebih efektif dan efisien. Jika dilihat secara mikro dalam
strata operasional khususnya dalam proses belajar mengajar maka
pengertiannya adalah "langkah-langkah tindakan yang mendasar dan
berperan besar dalam proses belajar mengajar untuk mencapai sasaran
pendidikan.

2.1.1 Strategi dasar dalam belajar mengajar


Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman
oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar
yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan
sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang
sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang
diharapkan. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada
di lingkungan sekitar. Dengan demikian, belajar merupakan aktifitas yang
dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak,
sedangkan pembelajaran itu melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta
didik yang di dalamnya mengandung dua unsur sekaligus, yaitu mengajar
dan belajar (teaching and learning). Jadi pembelajaran telah mencakup
belajar. Istilah pembelajaran merupakan istilah yang sebelumnya dikenal
dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar
mengajar (KBM).
Guru, instruktur, atau dosen seringkali menyamakan istilah pengajaran
dan pembelajaran. Padahal pengajaran (instructional) lebih mengarah
pada pemberian pengetahuan dari guru kepada siswa yang kadang kala
berlangsung secara sepihak. Sedangkan pembelajaran (learning) adalah
suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi
dengan memperhatikan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa,
karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajran, baik
penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan banyak kegiatan
yang sebenarnya merupakan gejala belajar. Banyak penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui apakah sebenarnya belajar itu. Walaupun
telah banyak yang ditemukan, namun masih banyak lagi hal-hal yang
belum dapat dipahami dengan jelas. Belajar adalah key term (istilah
kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa
belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
Belajar merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber,
baik di dalam maupun di luar pranata pendidikan, guna perkembangan dan
pertumbuhan pribadi.49 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, belajar
adalah berusaha, berlatih dan sebagainya supaya mendapat suatu
kepandaian. Para ahli mendefinisikan belajar dalam redaksi yang
berbeda-beda dan penekanan yang tidak sama sesuai dengan pendekatan
masing-masing.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kesimpulannya yaitu
strategi belajar adalah sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan dan merupakan pola kegiatan belajar berurutan
yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu
hasil belajar siswa yang diinginkan.
Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses
interaksi antara diri manusia (id, ego, super ego) dengan lingkungannya,
yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Berdasarkan
rumusan di atas maka belajar dapat dipandang suatu usaha untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku ke arah konsisten (menetap)
sebagai pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Pengertian ini
mengandung makna bahwa adanya belajar ditunjukkan oleh adanya usaha
atau aktivitas tertentu. Menekankan segi aktivitas, WS.
Winkel mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas
mental/psikis dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman ketrampilan dan sikap.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi
belajar yaitu sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan dan merupakan pola kegiatan belajar berurutan yang diterapkan
dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar
siswa yang diinginkan.

2.2 Pengertian Pelajar


Sebutan “Pelajar” diberikan kepada peserta didik yang mengikuti proses
pendidikan dan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuannya. Secara
umum, pelajar merupakan individu-individu yang ikut serta dalam proses
belajar. Sedangkan, dalam arti sempit pelajar adalah peserta didik.
Mengapa disebut sebagai pelajar? Karena mereka mengikuti
pembelajaran dalam pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah. Melalui
pendidikan formal inilah pelajar diajarkan dan belajar berbagai macam ilmu
pengetahuan, seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Ilmu Agama, Bahasa, dan lain sebagainya. Dengan
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, diharapkan pelajar mampu
mengembangkan dirinya baik secara emosional, social, bahasa, intelektual,
moral maupun kepribadiannya agar lebih ke arah yang lebih positif agar
nantinya dapat membangun dan memajukan bangsa dan negara serta agama.
Perkembangan yang dialami oleh setiap pelajar berbeda-beda. Tergantung
pada proses belajar yang ia peroleh. Perkembangan pada diri pelajar yang
baik adalah perkembangan yang menuju pada hal-hal yang positif. Akan
tetapi, beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah yang
negatif, sebagai contoh adalah aksi premanisme yang dilakukan oleh pelajar
dan pergaulan bebas seperti yang sering kita lihat sekarang.

2.2.1 Sifat-Sifat Umum Pelajar


Masalah yang berhubungan dengan pelajar sangatlah bermacam-
macam. Berbagai macam permasalahan tersebutlah yang menyebabkan
munculnya berbagai upaya-upaya dalam memahami bagaimana dan apa
yang diinginkan oleh pelajar tersebut. Setiap pelajar peserta didik
memiliki sifat-sifat umum antara lain:

 Seorang pelajar tidak ingin menjadi miniature atau boneka orang


dewasa. J.J. Rousseau mengungkapkan bahwa pelajar adalah
seseorang yang memiliki dunianya sendiri dan bukan boneka atau
miniatur yang dimiliki atau diatur oleh orang dewasa
 Setiap pelajar memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, seperti
kebutuhan kasih sayang, biologi, realisasi, rasa aman dan harga diri.
 Setiap pelajar memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda.

Kualitas pendidikan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain
di Indonesia tentu berbeda-beda. Kualitas pendidikan yang baik pada
umumnya akan diperoleh di daerah perkotaan karena memiliki berbagai
macam fasilitas dan teknologi yang mendukung dalam dunia Pendidikan.
Berbeda halnya di daerah perkampungan atau daerah yang jauh dari
perkotaan, kebutuhan akan fasilitas Pendidikan sangatlah kurang tercukupi
sehingga kualitas Pendidikan yang dihasilkan pun dirasa kurang
memuaskan. Akan tetapi, yang membedakan adalah semangat yang
dimiliki oleh pelajar di daerah tersebut. Di daerah terpencil semangat
belajar yang dimiliki pelajar sangatlah besar dibandingkan dengan pelajar
diperkotaan. Sebagai contoh kecil, menempuh perjalanan yang jauh adalah
hal yang sering dialami oleh pelajar di daerah terpencil. dan tidak hanya
itu saja, terkadang mereka pun harus menyeberangi sungai agar dapat
sampai di sekolah. Perjuangan seperti itulah yang patut kita contoh dan
hargai.

2.3 Pengertian Organisasi


Organisasi adalah sekumpulanatausekelompok manusia yang memiliki
tujuan yang sama.
Organisasi mempunyai dua unsur yaitu wadah dan proses.
1. Wadah : merupakan tempat kita menampung ide de kreativitas kita.
2. Proses : mempunyai sifat dinamis, ada perubahan dan berkembangannya.
Organisasi itu ada dua yaiu bisnis dan non bisnis. Organisasi juga terdapat
planning, organation, controlling dana motivassion. Yang terbagai sebagai
berikut :
a. Planning itu agar kita merencanakan terlebih dahulu apa yang akan kita
lakukan.
b. Organisation, agar kita dapat mengorganisasikan organisasi yang kita ikuti.
c. Controlling, kita juga harus mengawasi jalannya organisasi, agar berjalan
denagna baik.
d. Motivasion, memberikan motivasi agar sumber daya manusia yang ada di
dalam organisasi itu berjalan denganbaik.

2.3.1 Sejarah Terbentuknya Organisasi Pecinta Alam


Organisasipecintaalaminiorganisasi gabungan antara KIR dan Pramuka,
tapi sekarang organisasi ini berdiri sendiri. Organisasi ini di bentuk pada
saat organisasi ekskul KIR dan Pramuka mengadakan kegiatan mendaki
gunung di daerah Sumatera.

2.3.2 Struktur Organisasi


Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari:.
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual
dalam organisasi
2. Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan
3. Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja
organisasi
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja
Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen
departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan di
antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek utama suatu
struktur organisasi:
1. Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen

2.3.3 Kegiatan Organisasi


a. Diklat Kacu Kuning
b. Diklat KacuBiru
c. Pendakian
d. Latihan Demo Ekstra Kulikuler
e. Camping

2.3.4 ManajemenOrganisasi
Unsur – unsur yang ada dalam organisasi yang kita tahu ada empat
yaitu, planning, organizing, leading, controlling, dan motivating.
Dalam melakukan kegiatan, organisasi ini menggunakan beberapa
unsur tersebut:
a. Planning
Dalam melakukan organisasi pecintaalam pasti mempunyai planning
atau perencanaan bagaimana organisasi ini akan berjalan.
Dalam organisasi ini pasti memerlukan planning atau perencanaan,
dalam organisasi ini tujuannya adalah memberikan pengetahuan yang baik
bagaimana cara untuk mendaki gunung yang benar, melakukan kegiatan
outdoor yang aman dan nyaman dan karena kegiatan ini masih termasuk
ekstrakulikuler sekolah organisasi ini juga memberikan pelajaran tentang
bagaimana cara bertahan hidup.
Dalam melakukan kegiatan, organisasi ini melakukan perencanaan
mulai dari kegiatan yang akan dilakukan, perencanaan acara, perncanaan
keuangan agar dapat berjalan dengan baik.
Dalam melakukan perencanaan acara biasanya melakukan survey
terlebih dahulu agar kegiatan yang akan dilakukan beda dengan kegiatan-
kegiatan yang sebelumnya dan agar anggota dan orang yang ingin
mengikuti acara ini dapat mempunyai pengalaman yang baru dan dapat
mendapatkan keuntungan dari berjalannya kegiatan ini.
b. Organizing
Dalam melakukan kegiatan, organisasi ini biasanya membagi-bagi
tugas agar kegiatan yang akan dilakukan berjalan dengan baik. Seperti
misalnya adanya divisi climbing, camping, bendahara, sekretaris, acara,
dan divisi peralatan.
c. Leading
Dalam melakukan kegiatan, organisasi ini dipimpin oleh ketua.
Organisasi ini menggunakan musyawarah dalam mengambil keputusan
agar kegiatan dan masalah dapat terselesaikan dengan bersama. Biasanya
ketua yang akan mengambil keputusan dari hasil musyawarah yang telah
dilakukan.
d. Controling
Dalam mengendalikan organisasi ini ketua berperan aktif beserta
semua anggotanya dengan cara melaukan mengukur tinggkat keaktifan
anggota agar kekurangan dalam organisasi dapat dikurangi dan dapat
diperbaiki dengan baik.
e. Motivating
Dalam melakukan unsure organisasi ini semua anggota dan ketua
melakukannya bersama agar apa yang dikerjakan bersama dapat dilakukan
dengan baik dan tidak ada kekurangan misalnya dalam pemilihan ketua
setelah ketua itu terpilih kita makan-makan bareng agar suasana dalam
berorganisasi dengan ketua yang baru dapat berjalan baik dan biasanya
agar anggota tidak bosan dalam melakukan kegiatan melakukan camping
dan makan-makan bersama yang lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti menocoba mengungkap gambaran tentang strategi
belajar pada mahasiswa yang aktif dalam organisasi himpunan mahasiswa
jurusan keperawatan gigi poltekkes bandung. Metode yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan model pendekatan study kasus (case study).

3.2 Subjek Penelitian

Subjek kasus yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, dengan
karakteristik merupakan pengurus organisasi himpunan mahasiswa jurusan
keperawatan gigi poltekkes bandung.

3.3 Waktu dan Tempat


Waktu : Minggu, 6 Mei 2018
Tempat : Kampus Keperawatan Gigi Poltekkes Bandung
Jl.Eyckman 40 Sukajadi Kota Bandung

3.4 Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian yaitu dengan cara wawancara selama 60
menit untuk menggali informasi mengenai organisasi sehingga memperoleh
data-data yang diperlukan.

3.5 Pertanyaan Penelitian


1. Apa itu organisasi himpunan mahasiswa keperawatan gigi poltekkes
bandung?
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan ?
3. Apa alasan mengikuti organisasi tersebut ?
4. Apa manfaat mengikuti organisasi tersebut ?
5. Bagaimana cara mengatur waktu antara organisasi dan kuliah ?
6. Apa pengaruh organisasi terhadap prestasi dan kegiatan perkuliahan ?
7. Apa dampak positif mengukuti organisasi ?
8. Apa dampak negative mengikuti organisasi ?
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan temuan lapangan, jurusan tempat subjek berkuliah saat ini


bukan merupakan pilihan pertama yang diambil ketika mengikuti ujian masuk
perguruan tinggi. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan pilihan pertama
subjek untuk berkuliah. Subjek YA memutuskan untuk memilih jurusan
pendidikan biologi. Minat subjek untuk berkuliah pada salah satu jurusan di UPI
harus dipendam dan merelakan untuk berkuliah di Poltekes Bandung yang
merupakan pilihan kedua pada waktu mengikuti uian masuk perguruan tinggi.
Setelah menjalani kehidupan perkuliahan, subjek YA mulai tertarik untuk
bergabung dalam organisasi kemahasiswaan pada semester pertama.
Ketertarikannya diawali dari keinginannya untuk menambah wawasan dan
melatih soft skill karena ini merupakan kali pertama subjek mengikuti organisasi.
Setelah mencari organisasi yang sesuai, akhirnya subjek memutuskan untuk
bergabung dan aktif dalam himpunan mahasiswa jurusan keperawatan gigi
Poltekes Bandung setelah mengikuti seleksi yang ketat.
Melalui kegiatan-kegiatan organisasi subjek dapat belajar mengenai
berbagai hal baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya, sehingga selain
belajar dibangku kuliah subjek juga menjadikan organisasi sebagai sarana untuk
belajar. Subjek dapat belajar mengenai manajemen dalam berorganisasi, belajar
mengenai sifat dan karakter orang lain. Selain itu, organisasi membuat subjek
banyak bertemu dengan orang-orang baru dari perguruan tinggi yang lain
sehingga menambah banyak teman. Hal tersebut sangat bermanfaat untuk proses
perkuliahan karena disemester empat subjek dituntut mencari pasien untuk
perkuliahan klinik sehingga teman-teman yang dikenal dari ikut organisasi dapat
membantu subjek.
Bukan hanya manfaat yang telah disebutkan diatas saja yang didapatkan
oleh subjek, akan tetapi juga terdapat beberapa pengaruh negatif dari kegiatan-
kegiatan organisasi. Subjek terkadang juga merasa dirugikan dengan aktivitas
organisasi yang begitu padat. Subjek terkadang harus merelakan untuk tidak ikut
bermain bersama teman-teman karena ada kegiatan organisasi, sehingga subjek
jarang berinteraksi dan ketinggalan informasi-informasi terbaru dari teman-
temannya. Selain itu, kegiatan rapat yang tidak jarang tertunda sampai beberapa
jam dan berlangsung lama membuat subjek menjadi kehilangan waktu yang telah
direncanakan bahkan terkadang harus mengaerjakan tugas organisasi diwaktu
perkuliahan yang sangat padat.
Bagi subjek mengerjakan tugas organisasi lebih menyenangkan dibanding
mengerjakan tugas perkuliahan, sehingga subjek seringkali diberi tanggung jawab
yang besar ketika organisasi tersebut mengadakan kegiatan. Setelah satu tahun
subjek bergabung dalam organisasi subjek ditunjuk menjadi calon ketua
Himpunan bersama dua orang calon yang lain. Setelah proses pemilihan, menurut
hasil pemilihan suara subjek berada diurutan kedua sehingga subjek menjabat
sebagai Wakil Koordinator Komisi PPSDM-O (Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Organisasi).
Terkait dengan kehidupan perkuliahan subjek memliki prestasi yang cukup
membanggakan. Walaupun dihadang oleh tugas organisasi dan kegiatan
organisasi yang begitu padat namun subjek tetap bisa menjalankan perkuliahan
dengan baik. Subjek mampu menyelesaikan perkuliahan klinik tepat waktu dan
berhasil meraih Index Prestasi (IP) tertinggi yaitu sebesar 3,82. Namun pada
semester berikutnya kegiatan organisasi semakin banyak dan perkuliahan pun
semakin padat ditambah dengan jadwal praktikum dan tugas-tugas yang sangat
banyak membuat subjek sulit untuk mengatur waktu sehingga subjek terkadang
menunda tugas-tugas kuliah karena kegiatan organisasi yang tidak dapat
ditinggalkan. Hal tersebut membuat subjek belajar diwaktu tertentu saja sehingga
pada semester lima Index Prestasi (IP) subjek mengalami penurunan.
Organisasi memberikan efek yang positif bagi subjek, karena dengan
organisasi subjek dapat mempelajari hal-hal yang tidak didapatkan didalam kelas
dan melatih jiwa kepemimpinan. Dengan organisasi subjek dapat melatih
bagaimana cara memecahkan suatu masalah dengan cara musyawarah mufakat
sehingga tidak mementingkan kepentingan pribadi. Selain itu, kegiatan organisasi
yang kebanyakan dilakukan diluar kampus dan berinteraksi dengan banyak orang
menjadikan subjek dan anggota yang lain belajar cara public speaking yang baik
dan melatih mental serta kepercayaan diri. Organisasi menjadi sarana refreshing
dan melatih soft skill bagi subjek sehingga subjek lebih nyaman mengerjakan
tugas organisasi dibandingkan perkuliahan. Hal tersebut berdampak negative,
kondisi tersebut memberikan pengaruh buruk pada sisi akademis, terutama bila
subjek diminta untuk memilih mengerjakan tugas organisasi atau tugas
perkuliahan. Selain itu waktu rapat dimalam hari dan kegiatan di hari libur
ataupun dihari kerja yang menyita waktu anggotanya. Melihat kasus tersebut
organisasi ini memiliki kendali atas besar dan kecilnya aktivitas para anggotanya,
memiliki wewenang untuk mengubah setiap kebijakan yang dikeluarkan atau
bahkan mempertahankan kebijakan yang sudah dikeluarkan sebelumnya.
BAB V

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai