Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Jenis – Jenis Strategi Pembelajaran Biologi

Dosen Pengampu :
Rosi Feirina Ritonga, M.Pd

Disusun Oleh :
Arsyadia Aziz Wicaksono (1601125056)
Asriza Nurlatifah (1601125028)
Mutiara Syifa Ramadhan (1601125035)
Sisi Amailia (1601125026)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. dengan berkat, rahmat
dan hidayah-Nya, dan tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa dihaturkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabat dan para
pengikutnya sampai hari kiamat. Sehingga terselesaikannya tugas makalah mata
kuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang membahas tentang “Jenis-Jenis Strategi
Pembelajaran Biologi”
Dalam penyusunan makalah ini tentunya terdapat kekurangan dalam
penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca dapat membangun motivasi untuk penulis.

Jakarta, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ................................................................................i

DAFTAR ISI. ……………...………………...............................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. .............................………............................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran. ……………………………………2
B. Jenis – Jenis Strategi Pembelajaran. ……………………………….….5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan. ………………………………….……...............................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari guru dan siswa atau pengajar dan
yang diajarkan. Proses belajar mengajar sebagai seorang guru yang disebut
pendidik belum tentu semua materi atau pelajaran yang disampaikannya kepada
siswa dapat dimengerti dengan baik. Mengenai hal itu merupakan suatu masalah
pada proses belajar mengajar dan tentu hal itu tidak efektif dan efesien serta
tidak semuanya tepat pada sasaran yang diharapkan atau tujuan yang
diharapkan.

Suatu pembelajaran yang efektif dan efesien serta tepat pada sasaran
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sebagai seorang guru atau pendidik
tentu pembelajaran itu harus ada strategi tertentu untuk menyampaikannya atau
menyajikannya ke siswa. Strategi itu sangatlah perlu dalam pembelajaran guna
untuk memudahkan seorang guru dalam menyampaikan materi dan siswa juga
dapat mengerti materi yang disampaikan dengan baik. Namun sebagai seorang
guru yang profesional harus menggunakan strategi yang tepat, efektif dan
efisien. Dengan demikian penulis dalam makalah ini akan membahas
pengertian strategi pembelajaran, tujuan strategi pembelajaran, manfaaat
strategi pembelajaran, jenis-jenis strategi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan method, or series
of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David. 1976).
Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan
strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya,
sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.

Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu


kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Senada dengan pendapat di
atas, Dick and Carrey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu
adalah suatu materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-
sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

Ada beberapa istilah lain yang berkaitan dengan strategi pembelajaran,


yakni pendekatan, metode, teknik, dan taktik. Gambaran kaitan tersebut dapat
ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan
tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan
strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang
dianggapnya relevan dengan metode dan dalam penggunaan teknik, setiap guru
memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.

Istilah lain yang belum disebutkan di atas berkaitan dengan strategi


pembelajaran adalah model pembelajaran. Menurut Soekamto, dkk (dalam
Nurulwati, 2000) model pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencakan aktivitas belajar
mengajar. Arends (1997) menyatakan bahwa istilah model pembelajaran mengarah
pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,
lingkungan, dan sistem pengelolaannya, sehingga model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode atau prosedur.

Joyce & Well (1992) mengelompokkan model-model pembelajaran


menjadi empat model, yaitu:

1. Model interaksi sosial


2. Model pemrosesan informasi
3. Model personal (personal models)
4. Model modifikasi tingkah laku (behavioral)

Sementara itu, strategi dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat), yaitu:

1. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)


2. Tak langsung (inderect instruction)
3. Interaktif
4. Mandiri
5. Melalui pengalaman (experimental)

Penerapan strategi dapat menggunakan metode, di antaranya metode


ceramah, diskusi, debat, inkuiri, studi kasus, simulasi, bermain peran, dan masih
banyak lagi. Sedangkan contoh keterampilan antara lain keterampilan bertanya,
demonstrasi, evaluasi, perencanaan, ekspositori, dan pembelajaran langsung.
Menurut Wina Sanjaya (2006) ada beberapa strategi pembelajaran yang
dapat digunakan. Rownree (1974) mengelompokkan ke dalam strategi
penyampaian-penemuan (exposition-discovery learning) dan strategi pembelajaran
kelompok dan pembelajaran individual (groups-individual learning).
Ditinjau dari segi isi/bahan belajar, ada strategi exposition dan strategi
discovery. Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada mereka
dalam bentuk utuh dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen
menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction).
Dikatakan strategi pembelajaran langsung, sebab dalam strategi itu materi pelajaran
disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya.
Kewajiban mereka adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian, dalam
strategi ekpositori guru berfungsi sebagai peyampai informasi. Berbeda dengan
strategi discovery, bahwa bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh mereka
melalui berbagai aktivitas sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing. Karena sifatnya yag demikian, strategi ini sering juga dinamakan
strategi pembelajaran tidak langsung.
Sedangkan ditinjau dari segi siswa, maka ada strategi belajar individual dan
strategi belajar kelompok. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara
mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan
oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan pelajaran dan bagaimana
mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh strategi pembelajaran
adalah belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.
Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, strategi belajar kelompok
itu dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa
orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa kelompok besar, klasikal, atau bisa
juga belajar dalam kelompok kecil seperti buzz group. Strategi kelompok tidak
memerhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama.oleh
karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan
tinggi akan terhambat oleh yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja;
sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi. Namun, bisa pula justru siswa yang
memiliki kemampuan biasa saja dapat termotivasi oleh teman dalam kelompoknya.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahan pesan, strategi
pembelajaran dapat dibedakan menjadi strategi pembelajaran deduktif dan strategi
pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran
yag pengolahan pesan diawali dengan konsep-konsep terlebih dulu kemudian
kesimpulan. Atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal abstrak dan
umum, menuju hal yang konkret dan khusu. Strategi ini disebut juga strategi
pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi induktif, yaki
pembelajaran dimulai dari hal-hal yang konkret dan khusus atau contoh-contoh
konkret yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan kepada materi yag
kompleks da umum (rumit). Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran sari
khusus ke umum.

B. Jenis Jenis Strategi Pembelajaran

Berdasarkan beberapa tinjauan di atas, menurut Wina Sanjaya (2006)


strategi pembelajaran dibedakan sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran ekspositori, yaitu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa, dengan maksud agar mereka dapat menguasai materi
secara optimal. Strategi tersebut juga disebut dengan pembelajaran langsung
(direct instraction).
Keunggulan / Kelebihan Strategi Ekspositori
1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh
mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus
siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk
jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Kelemahan Strategi Ekspositori

1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa


yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk
siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi
yang lain.
2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan
gaya belajar.
3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada
apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas,
tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
5) Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi
satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat
terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan
pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan
guru.
2. Strategi pembelajaran inkuiri (strategi teoristic) adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk menemukan jawabannya sendiri dari suatu masalah. Proses ini
biasanya dilakukan dengan tanya jawab antara guru dengan siswa.

Kelebihan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)


Metode pembelajaran inkuiri merupakan strategi belajar yang banyak
dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:

1) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang


menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna.
2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang
memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.

Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)

1) Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan


sulit terkontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk
dengan kebiasaan siswa dalam beljar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.

3. Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah rangkaian aktivitas


pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Ciri utama pembelajaran ini adalah berupa rangkaian
aktivitas dan penyelesaian masalah. Di dalam strategi pembelajaran berbasis
masalah ini terdapat 3 ciri utama;

 Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian


aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan
siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi
pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkannya.

 Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.


Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata
kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada
proses pembelajaran.

 Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan


berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah
proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara
sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian
masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Keunggulan strategi pembelajaran berbasis masalah:


1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa.
7) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
8) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar.

Kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan


bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan
startegi pembelajaran bertujuan untuk meingkatkan kemampuan berpikit
siswa, agar mereka dapat berpikir mencari dan menemukan materi pelajaran
sendiri.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi
pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada
pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan
gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar
pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan
ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-
hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil
pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan
berpikir adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah
sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
5. Strategi pembelajran koooperatif adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a)
adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya
upaya belajar setiap kelompok, dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian
dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan.
6. Strategi pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning)
adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dapat dipelajari dan
dihubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam


praktek pembelajaran kontekstual.

 Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning)


 Pemerolehan pemngetahuan yang sudah ada (acquiring knowledge)
dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian
memperhatikan detailnya.
 Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan
cara menyusun (1) hipotesis (2) melakukan sharing kepada orang lain
agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu (3)
konsep tersebut direvisi dan dikembangkan
 Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applaying
knowledge)
 Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengetahuan tersebut

Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang


membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha
siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika
ia belajar.
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
produktif yakni, kozdenstruktivisme, bertanya (questioning),
menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning komunity),
pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).

7. Strategi pembelajaran afektif adalah proses pembelajaran yang berorientasi


pada sikap atau nilai (value) bukan kognitif dan keterampilan. Hal ini lebih
tepat dalam proses pendidikan bukan pembelajaran.
Sejalan degan beberapa segi tinjauan tersebut di atas (isi, siswa, dan cara
penyajian), untuk keperluan pembelajaran, reigluth dan merril (dalam
degeng, 1989).

8. Strategi pengorganisasian dimaksudkan untuk mengorganisasi isi bidang


studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu untuk
suatu tindakan seperti untuk pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram,
format, dan sebagainya. Jika isi yang diorganisasi hanya satu konsep,
prosedur, atau prinsip, maka disebut dengan strategi mikro. Tetapi jika isi
yang diorganisasi melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip,
maka hal itu disebut dengan strategi makro.

Startegi penyampaian isi pembelajaran sekurang-kurangnya ada 2 (dua)


fungsi yakni : menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa dan
menyediakan bahan yang dibutuhkan siswa untuk menampilkan perilaku
(misalnya latihan dan tes). Penyampaian isi pembelajaran terkait dengan
penggunaan media dan sumber belajar.
Strategi pengelolaan pembelajaran yang berurusan dengan bagaimana
menata interaksi antara siswa dengan variabel metode pembelajaran lainnya.
Paling tidak ada 3 (tiga) hal penting dalam strategi pengelolaan yakni
penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan siswa, motivasi belajar, dan
kontrol belajar.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang menggunakan
teknik atau cara dalam interaksinya dengan peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran
berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya
membelajarkan peserta didik yang merupakan suatu pendekatan dalam
mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, peralatan dan
bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efisien.

Seorang pengajar atau pendidik tentu untuk menyukseskan materi yang


disampaikannya itu berhasil dan sampai pada sasaran yang tepat maka tidak
terlepas dari strategi yang tepat. Dalam penggunaan strategi seorang guru harus
bisa menentukan strategi mana yang cocok dipergunan sebab ada berbagai
macam strategi yang ada. Ada berbagi jenis strategi namun yang penulis uraikan
diatas merupakan bagian dari strategi pembelajaran dan di setiap strategi tentu
ada sisi kekunggulannya dan sisi kelemahannya seperti yang penulis uraikan
diatas, dan penulis dapat menyimpulkan pula bahwa dari berbagai jenis strategi
tidak ada strategi yang sempurna seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

- Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta


- Sumantri, Mohamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai