Anda di halaman 1dari 23

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Rangkuman Tambahan
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
DPPHP,PBHP,ANFIS

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
4/9/2016

ARIFAH INSA

hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
XI PM

vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
PBHP
 sortasi adalah serangkaian kegiatan memisahkan bahan dengan
berbagai cara untuk mendapatkan bahan sesuai dengan kriteria
tertentu
 Grading yaitu proses pemisahan bahan pangan berdasarkan mutu,
misalnya ukuran, bobot, kualitas
 Pengertian hasil panen yang baik adalah yang tidak mengalami
kerusakan fisik dan terlihat menarik.
 Mutu adalah gabungan dari sejumlah atribut yang dimiliki oleh
bahan atau produk pangan yang dapat dinilai secara organoleptik.
Atribut tersebut meliputi parameter kenampakan, warna, tekstur,
rasa dan bau (Kramer dan Twigg, 1983).
 Alat sortasi dan granding

 Peeling adalah proses trimming pada bahan yang perlu dihilangkan


lapisan luar atau bagian kulitnya
 Seeding adalah kegiatan trimming pada bahan untuk memisahkan
bagian biji dari bahan hasil pertanian, terutama buah-buahan.
 Coring adalah kegiatan trimming pada bahan untuk memisahkan bagian
inti bahan dari bahan.
 Dressing adalah kegiatan pasca proses pemotongan ternak hewan yang
berdarah, termasuk proses pengkulitan, pengeluaran isi perut/jeroan,
pemotongan bagian yang tidak digunakan dan pencucian.
 Pengelompokan Komoditas Hasil Pertanian dan Perikanan
1) Pengelompokan berdasarkan sumber komoditas diperoleh (kelompok
bahan nabati dan hewani)
2) Pengelompokan didasarkan pada karakteristik agronomi, fisiologis,
dan gizi

a) Karakteristik Agronomis
b) Karakteristik Fisiologis

 Semi perishable (agak cepat rusak): Walaupun dipanen segar


tanpa proses perlakuan pengawetan dan pengolahan, namun
memiliki daya tahan relatif lama terhadap kerusakan, misalnya
kentang, ubi jalar, apel yang berkulit tebal, kelapa dengan
syarat kulit buahnya tidak mudah mengalami kerusakan
mekanis.
 Perishable (cepat rusak): Hampir semua produk buah dan
sayur termasuk kelompok perishable yaitu buah dan sayur
yang mudah rusak.
 Buah-buahan iklim panas atau tropis yaitu buah-buahan yang
tumbuh di daerah yang mempunyai suhu udara sekitar 25°C
atau lebih, sedangkan buah-buahan iklim sub-tropis adalah
buah-buahan yang tumbuh di daerah yang mempunyai suhu
udara maksimum 22°C.
 Buah-buahan yang tumbuh didaerah panas atau tropis
contohnya nanas, pisang, pepaya, adpokat, mangga, rambutan,
duren dan sebagainya, sedangkan yang tumbuh di daerah iklim
sedang dan sub-tropis contohnya anggur, apel, jeruk, arbei dan
sebagainya.
 Tabel 1. Pengelompokan sayuran berdasarkan bagian dari
tanaman
Pengelompokan Contoh
Sayuran daun Kangkung bayam, sawi
hijau , selada daun katuk,
daun pepaya, daun
singkong
Sayuran buah Tomat, cabe, terong gambas
Polong-polongan Buncis, kacang, merah,
Biji-bijian kacang panjang
Buah-buahan Jagung
Buah-buahan berbiji Sukun, nangka muda,
banyak keluwih
Buah-buahan dari tanaman Labu, paria, mentimun,
merambat Kecipir
Sayuran Umbi-umbian Ubi jalar, Kentang,
Akar (root) Bit
Umbi akar (tuber) Bawang merah, bawang
Umbi bunga (bulb) putih
Sayuran Batang (muda) Asaparagus, rebung
Sayuran bunga Bunga kol (cauliflower),
bunga turi, ”honje”, brokoli
Sayuran tangkai daun Seledri, daun bawang
(petiole=stalk)
Sayuran kecambah (germ) Taoge, kacang hijau, taoge
kedele
Jamur Jamur merang, jamur tiram,
jamur kuping, jamur barat
 Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman
untuk membentuk karbohidrat dengan bantuan CO2 dari udara
dan air dari dalam tanah dengan sinar matahari dan klorofil
sebagai reseptor sinar.
 Fermentasi juga merupakan proses biologis yang melibatkan
reaksi oksidasi reduksi, dimana baik zat yang teroksidasi
(pemberi elektron) dan yang direduksi (penerima elektron)
adalah zat organik.
 Klimaterik dapat diartikan sebagai keadaan buah yang
stimulasi menuju kematangannya terjadi secara ”auto” (auto
stimulation).
 Sebaliknya buah-buahan yang tidak mempunyai pola seperti
buah klimaterik diklasifikasikan sebagai buah nonklimaterik
 Umbi merupakan akar atau pangkal batang yang membesar.
Umbi tersebut ada dua yaitu berdasarkan ada tidaknya mata
tunas. Umbi yang tidak dapat digunakan untuk berkembang
biak, contohnya ketela pohon, wortel , sedangkan yang
bertunas dapat digunakan untuk berkembang biak, contohnya
bawang merah, bawang putih, ubi jalar dan kentang
 Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat
merangsang pemakainya, baik digunakan untuk merokok
(fumitori), menyirih (mastikatori) ataupun dalam minuman.
Beberapa komoditas yang diklasifikasikan sebagai bahan
penyegar, antara lain: teh, kopi, coklat, tembakau, 116 sirih,
kola, candu dan ganja. Pada umumnya bahan-bahan tersebut
mengandung zat perangsang yang termasuk golongan alkaloid.
 Pucuk peko merupakan ujung tunas berupa daun yang masih
tergulung dan pertumbuhannya masih aktif. Daun burung
adalah daun pucuk terakhir sebelum pucuk dorman atau
ranting/pucuk yang tidak mempunyai kuncup yang masih
tergulung dan merupakan ujung ranting yang tidak aktif
(dorman)/tunas tidak tumbuh membentuk daun muda lagi.
 Sistem pemetikan P + 1 berarti pucuk yang dipetik terdiri dari
pucuk peko dan sebuah daun sebelumnya (di bawahnya), P + 2
berarti peko dan 2 daun pucuk berturut-turut
 Ciri-ciri ikan segar dan ikan busuk.
No Yang diamati Ikan segar Ikan busuk
1. Mata Cerah, Pudar,
bening, berkerut
cembung, tenggelam,
menonjol.
2. Insang Merah, Coklat/kelab
berbau segar u berbau
tertutup, asam,
lendir bening tertutup
lendir keruh
3. Warna Terang, Pudar, lendir
lendir bening kabur
4. Bau Segar seperti Asam busuk
bau air laut
5. Daging
6. Sisik Menempel Mudah lepas
kuat pada
kulit
7. Dinding Elastis Menggelemb
perut ung/pecah/i
si
perut keluar.
8. Ikan utuh Tenggalam Terapung.
dalam air

DPPHP
 Pengecilan ukuran merupakan unit operasi yang diterapkan pada
bahan padat untuk mengurangi ukurannya dengan menerapkan
proses penggilingan, penekanan atau pemukulan.
 Keuntungan pengecilan ukuran dalam proses pengolahan adalah:
 1) Meningkatkan luas permukaan yang dapat meningkatkan
kecepatan pengeringan, pemanasan atau pendinginan serta
meningkatkan efisiensi dan kecepatan ekstraksi komponen cairan
seperti pada sari buah atau santan.
2) Bila dikombinasi dengan penyaringan atau pengayakan, akan
mempermudah proses pengayakan seperti pembuatan gula halus,
bubuk rempah-rempah dan tepung-tepungan.
3) Ukuran partikel yang hampir sama akan menghasilkan
campuran yang lebih baik seperti adonan kue.

 Pengelompokan metoda pengecilan ukuran tergantung partikel yang


dihasilkan, yaitu:

1) Chopping, cutting, slicing, dan dicing

a) besar sampai sedang (potongan daging, keju, irisan buah-buahan untuk


pengalengan)

b) sedang sampai kecil (potongan sayuran seperti buncis dan wortel)

c) kecil sampai granular (daging cincang atau abon daging, irisan kacang,
parutan sayuran)

2) Penggilingan menjadi tepung atau pasta untuk meningkatkan kehalusan


(tepung rempah-rempah, tepung-tepungan, gula halus, pasta halus)

3) Emulsifikasi dan homogenisasi (mayonais, susu, mentega, es krim, dan


margarin)
 a) Alat pengecil ukuran bahan berserat tinggi (cutter, gratter)
b) Alat pengecil ukuran bahan kering (grinder)
c) Alat pengecil ukuran bahan pembentuk cair (emulsifer dan
homogenizer).
 Emulsi adalah suatu sistem koloid, di dalam emulsi tersebut molekul-
molekul dari cairan yang bertindak sebagai fase terdispersi tidak terlarut
ke dalam molekul-molekul cairan lain yang berperan sebagai fase
kontinyu. Kedudukan molekul tersebut saling antagonis.
 Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan campuran dari suatu
bahan untuk memperoleh bahan yang diinginkan. Bahan yang
diekstraksi merupakan bahan yang banyak dijumpai di alam.
 Ekstraksi padat-cair dapat dilakukan melalui 4 (empat) metode, yaitu:

(1) Metode penggilingan dan pengepresan


(2) Metode pemisahan dan penyaringan
(3) Metode pengepresan
(4) Metode penyaringan dan penguapan

 Proses pengepresan adalah proses pemisahan secara mekanis


yang dilakukan berdasarkan pada perbedaan sifat fisik di antara
bahan/ fraksi seperti halnya perbedaan ukuran, bentuk dan berat
jenis.
 Proses penyaringan adalah proses pemisahan bahan secara
mekanis, yang dilakukan atas dasar perbedaan ukuran partikel
bahan.
 Pengeringan didefinisikan sebagai suatu metode untuk
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan hingga tingkat kadar
air yang setara dengan nilai aktivitas air (Aw) yang aman dari
kerusakan mikrobiologi.
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeringan
Keberhasilan proses pengawetan dengan pengeringan tergantung
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
a) Suhu, semakin tinggi suhu semakin cepat proses pengeringan.
b) Kelembaban relatif (Rh), semakin rendah kelembaban relatif
udara semakin cepat proses pengeringan,
c) Luas permukaan, luas permukaan bahan yang besar akan
mempercepat proses pengeringan,
97
d) Ketebalan bahan, ketebalan ukuran atau lapisan bahan yang
besar proses pengeringan akan berjalan lambat,
e) Kadar air bahan, bahan yang mengandung kadar air tinggi
proses pengeringannya akan berjalan lambat.
 Evaporasi atau penguapan adalah proses perubahan molekul di
dalam keadaan cair (air) dengan spontan menjadi gas (uap air).
Proses ini kebalikan dari proses kondensasi.
 Evaporasi dilakukan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut
pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konsentrasinya lebih tinggi.
 Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian
atau suatu pelarut dari suatu larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan
untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan
 Rehidrasi merupakan proses menarik kembali air ke dalam bahan
yang telah dikeringkan
 Perendaman merupakan proses perlakuan pendahuluan yang sering
diterapkan saat akan mengolah suatu bahan kering atau bahan yang
akan diberikan perlakuan tertentu.
 Pendinginan merupakan unit operasi dimana suhu bahan pangan
diturunkan mencapai suhu -1 s.d 8°C. proses ini dilakukan untuk
mengurangi kecepatan perubahan secara biokimia dan mikrobiologi
 Ada empat kategori mikroba berdasarkan suhu pertumbuhannya:
(1) Termofilik (minimum: 30-40°C, optimum: 55-65°C)
(2) Mesofilik (minimum: 5-10°C, optimum: 30-40°C)
(3) Psikrotropik (minimum: <0-5°C, optimum: 20-30°C)
(4) Psikrofilik (minimum: <0-5°C, optimum: 12-18°C).
 (a) Hydro coolling, yaitu pencelupan atau peremdaman bahan
kedalam air dingin.
(b) Ice toping, yaitu pendinginan dengan cara menimbun bahan
menggunakan kristal es.
(c) Spray Coolling, yaitu pendinginan dengan cara menghembuskan
udara dingin pada bahan yang didinginkan
 Pembekuan merupakan unit operasi dimana suhu penyimpanan yang
digunakan di bawah titik beku bahan makanan. Suhu yang digunakan
biasanya adalah sama atau lebih rendah dari -18°C
 Pasteurisasi adalah perlakuan panas pada suhu di bawah titik didih
air.
 Kombinasi suhu dan lama pasteurisasi terhadap kematian bakteri
dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Bakteri coli pada susu akan mati bila dipanaskan pada suhu 70ºC
selama 1 detik dan 65ºC selama 10 detik. Dengan kata lain,
pemanasan pada suhu 70ºC selama 1 detik dan pemanasan 65ºC
selama 10 detik akan mempunyai pengaruh yang sama terhadap
kematian bakteri yang sama.
(b) Bakteri Tubercle bacilli (berbentuk batang) lebih tahan terhadap
panas dibandingkan dengan bakteri coli (berbentuk bulat). Untuk
mematikan bakteri berbentuk batang, digunakan kombinasi
pemanasan 70ºC selama 20 detik atau pada suhu 65ºC selama 2
menit.
 Metode Pasteurisasi High Temperature Short Time (HTST)
 Metode Ultra Pasteurisasi (UHT = Ultra High Temperature)
 Metode Pasteurisasi Low Temperature Long Time (LTLT)
 Blansing merupakan proses pemanasan pendahuluan pada sayuran
dan buah-buahan dalam air panas atau uap panas. Blansing
mempunyai tujuan utama menginaktifkan enzim, diantaranya
peroksidase dan katalase, dimana kedua jenis enzim ini termasuk
tahan terhadap panas.
 Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau
bahan-bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikroba. Jadi
pernyataan steril berarti:
 a) Tidak ada kehidupan.
b) Bebas dari bakteri patogen.
c) Bebas dari organisme pembusuk.
d) Tidak terdapat kegiatan mikroba dalam keadaan normal.
 Ekshausting adalah proses pengeluaran udara/gas dari dalam wadah
atau bahan. Tujuan ekshausting diantaranya adalah untuk mencegah
pertumbuhan bakteri aerobic dan proses oksidasi bahan yang
dikemas.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Fermentasi.
Sebagaimana mikroba lainnya, aktivitas khamir dalam fermentasi
bahan pangan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti air,
substrat, suhu, oksigen, pH dan zat penghambat.
 Amilase merupakan enzim yang berfungsi memecah pati atau
glikogen.
 Enzim invertase menghidrolisis sukrosa pada gula bukan pereduksi
saja.
 Laktase adalah enzim yang dapat menghidrolisis gula susu (laktosa).
 Proses penggorengan merupakan proses pengolahan makanan
dengan cara merendam bahan makanan dalam minyak pada
temperatur di atas titik didih air.
 Proses penggorengan merupakan proses pengolahan makanan
dengan cara merendam bahan makanan dalam minyak pada
temperatur di atas titik didih air.
 Proses penggorengan merupakan proses pengolahan menggunakan
minyak sebagai penghantar panas
 Shallow frying merupakan metode penggorengan sederhana yang
umum dilakukan. Produk yang dihasilkan umumnya tidak kering dan
tidak renyah karena sebagian besar uap air tidak keluar dari bahan
 Proses penggorengan dengan metode deep fat frying terjadi proses
panas secara konveksi di dalam minyak dan secara konduksi di dalam
bahan.
 Spray merupakan cara penggorengan modern, sehingga hanya
dioperasikan pada industri-industri makanan/perusahaan besar.
Kelebihan dari metode spray frying adalah waktu penggorengan
menjadi singkat, kebersihan terjamin dan kualitas produk akhir
sempurna.
 Vacuum frying merupakan metode penggorengan dengan
menerapkan prinsip “pressure and temperature” dimana pada
tekanan yang rendah, titik didih minyak akan dicapai pada suhu yang
rendah. Pada kondisi vakum, minyak akan mendidih pada suhu 70 °C.
 Pengukusan merupakan salah satu proses pengolahan dengan
memanfaatkan uap dalam berbagai derajat tekanan untuk mengubah
eating quality suatu bahan
 Keuntungan dari proses pengukusan adalah :
Nilai gizi bahan tetap
Membuat beberapa makanan mudah dicerna
Pengukusan dengan tekanan rendah mengurangi resiko
pemasakan yang berlebih
Penggunaan tekanan uap pada pengukusan mempercepat proses
pengukusan karena uap dipaksa masuk ke dalam bahan
Meminimalkan kebutuhan jumlah tenaga kerja dan cocok untuk
proses skala besar
Alat pengukus kecepatan tinggi mampu digunakan untuk memasak
sayuran secara cepat dan mampu mempertahankan nilai gizi, warna
dan rasa dari sayuran
 Pengasapan merupakan proses pengolahan menggunakan panas dan
asap yang berasal dari kayu atau tempurung kelapa yang dibakar
secara lambat tanpa api dan bertujuan untuk memberi aroma, atau
sebagai proses pengawetan makanan, terutama daging, ikan.
 Pengasapan dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa proses
melalui beberapa tahapan, yakni penggaraman, pengeringan,
pemanasan, dan terakhir pengasapan
 Proses pemanggangan merupakan proses yang melibatkan tranfer
panas dan massa dimana perpindahan panas terjadi terhadap
makanan melalui udara panas dan permukaan dalam oven dan uap
air berpindah dari bahan pangan ke udara di sekitar dan akan
dihilangkan di dalam oven.
 Iradiasi merupakan salah satu proses proses pengolahan pangan yang
menggunakan gelombang elektromagnetik, dengan energi ionisasi
dan akan mengakibatkan perubahan kimia yang akan berpengaruh
terhadap proses metabolisme dasar bahan pangan.
 Prinsip pengawetan makanan dengan metode iradiasi adalah
penggunaan radiasi berenergi tinggi terhadap bahan pangan
 Bahan tambahan makanan dikenal dengan istilah BTM atau BTP
(bahan tambahan pangan) adalah bahan atau campuran bahan
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan,
tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau
bentuk pangan agar lebih berkualitas dan lebih menarik.
 Beberapa btm
 Pemanis buatan
Contoh penggunaan pemanis buatan berdasarkan SNI 01-0222-
1995
No Jenis bahan Produk Dosis
makanan
1 Sakarin Permen 50-300
karet, mg/kg
permen,
saus, es krim
dan
sejenisnya,
es lilin, jam,
jelly,
minuman
ringan,
yoghurt,
minuman
ringan
fermentasi
2 Siklamat Permen 500-
(garam karet, 1000mg/kg
natrium dan permen,
garam saus, es krim
kalsium) dan
sejenisnya,
es lilin, jam,
jelly,
minuman
ringan,
yoghurt,
minuman
ringan
fermentasi
3 Sorbitol Kismis, jam, 5-120 gr/kg
jelly, roti,
makanan lain

 Pengatur keasaman
 Contoh penggunaan BTM yang berfungsi sebagai
pengatur keasaman
Jenis BTM Jenis bahan pangan Dosis
Asam fosfat Keju 9 gr/kg
Udang kalengan 850 mg/kg
Cokelat; Cokelat bubuk dengan 2,5 g/kg
campuran cokelat dan gula

Bir Secukupnya
Asam fumarat Jam dan jeli : 3 g/kg
marmaland
Asam Klorida Bir Secukupnya
Kasein Secukupnya
Asam malat Jam dan jeli : Secukupnya
marmaland sehingga pH antara
2,8 dan 3,5
Sayur dan buah kalengan saus Secukupnya
apel kalengan
Minuman ringan Secukupnya
Pasta tomat 34 g/l
Sari buah anggur, pekatan sari Secukupnya sehingga pH ≤ 4,3
buah anggur
Potongan kentang goreng beku Secukupnya
Asam sitrat Es krim dan Secukupnya
sejenisnya
Cokelat bubuk dengan 5 g/kg, tunggal atau campuran
campuran cokelat dan gula dengan asam tartrat
 Pewarna
 Penggunaan BTM sebagai pewarna sintetis pada makanan dan
minuman serta batas penggunaannya
No Nama bahan Jenis bahan Batas
pewarna makanan penggunaan
1 Biru berlian Es krim 100 mg/kg
kapri 100 mg/kg
kalengan 200 mg/kg
jam, jelly
2 Coklat HT Minuman 70 mg/kg
ringan
3 Eritrosin Es krim 100 mg/kg
Udang beku 30 mg/kg
yoghurt 27 mg/kg
4 Hijau FCF Es krim 100 mg/kg
Buah pir 200 mg/kg
kalengan
5 Indigotin Es krim 100 mg/kg
Jam dan jely 200 mg/kg
6 Karmiosin Es krim 100 mg/kg
7 Kuning FCF Es krim 100 mg/kg
yoghurt 12 mg/kg
8 Ponceau 4R Minuman 70 mg/kg
ringan
9 Tartrazin Es krim 100 mg/kg

 Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa

Tujuan digunakannya penyedap rasa dan aroma adalah :

Mengubah aroma hasil olahan dengan penambahan aroma tertentu selama


pengolahan misalnya keju dan yoghurt

Modifikasi, pelengkap atau penguat aroma. Contoh penambahan aroma


ayam pada pembuatan sup ayam

Menutupi aroma atau bau yang tidak diinginkan misalnya bau “langu” pada
kedelai

Membentuk aroma baru atau menetralisir bila bergabung dengan komponen


dalam bahan pangan lain. Misalnya penambahan krim pada kopi untuk
mengurangi rasa pahit.

 Pengawet
Secara umum penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai
berikut :

Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang


bersifat patogen maupun tidak patogen.

Memperpanjang umur simpan pangan.

Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang
diawetkan.

Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah.

Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau


yang tidak memenuhi persyaratan.

Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan pangan

 Antioksidan
Antioksidan merupakan BTM yang berfungsi untuk mencegah
atau menghambat terjadinya oksidasi, biasa digunakan pada
minyak, lemak,dan makanan yang mengandung lemak/minyak.
Antioksidan digunakan untuk melindungi komponen-
komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai
ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak.
 Pengemulsi, pemantap, dan pengental
 Pada umumnya proses pencoklatan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
pencoklatan enzimatik dan pencoklatan non enzimatik.

ANFIS
 Elektrokimia
o Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam
sel elektrolisis oleh arus listrik
o Prosedur kerja

Elektrolisis Larutan Na2SO4 dan Larutan CuSO4

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Merangkai perangkat percobaan seperti pada gambar perangkat percobaan.
3. Mengambil 50ml Larutan Na2SO4 atau Larutan CuSO4 dan memasukkan
larutan tsb pada gelas kimia.
4. Menambahkan 3ml ( 3 tetes ) indikator PP kedalam larutan tersebut.
5. Menuangkan larutan yang sudah dicampur indikator PP kedalam tabung U
sampai 1,5cm dari mulut tabung.
6. Menyelupkan kedua elektroda karbon kedalam masing-masing mulut tabung
U.
7. Menghubungkan kedua elektroda dengan sumber arus listrik searah
(menggunakan baterai kotak 9volt) selama 5 menit.
8. Mengamati reaksi yang terjadi dan mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada pada masing-masing kaki tabung U.
9. Memasukkan data yang diperoleh kedalam tabel pengamatan.
10. Mendokumentasikan hasil praktikum.

Elektrolisis Larutan KI
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai perangkat percobaan seperti pada gambar perangkat percobaan.
3. Mengambil 50ml Larutan KI dan memasukkan larutan tsb pada tabung U.
4. Menambahkan 3 tetes indikator amilum pada anoda, dan 3 tetes indikator
PP pada katoda.
5. Menyelupkan kedua elektroda karbon kedalam masing-masing mulut tabung
U.
6. Menghubungkan kedua elektroda dengan sumber arus listrik searah
(menggunakan baterai kotak 9volt) selama 5 menit.
7. Mengamati reaksi yang terjadi dan mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada pada masing-masing kaki tabung U.
8. Memasukkan data yang diperoleh kedalam tabel pengamatan.
9. Mendokumentasikan hasil praktikum.
 Kromatografi
o proses pemisahan yang digunakan untuk memisahkan
campuran molekuler berdasarkan perbedaan kecepatan
migrasi komponen dan distribusi molekul-molekul dalam
dua fasa diam dan fasa bergerak.
o prinsip dasar dalam analisa kromatografi adalah
berdasarkan pada prinsip distribusi fasa yakni suatu
perpindahan komponen-komponen zat yang dianalisa
dari suatu fasa yang bergerak (eluen) menuju ke fasa lain
yang diam (adsorben) yang dilaluinya.
o Kromatografi dapat digunakan untuk sebagai berikut :

1. Menentukan konsentrasi suatu zat sampel.


2. Menentukan kemurnian zat sampel.
3. Memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat.
4. Menentukan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat
sampel dengan menghitung harga Rf (Ratio formation) tiap komponen.

o RF = jarak sampel
Jarak pelarut
o Kromatografi
1. Kolom
2. Lapis tipis
3. Cair
4. Gas
5. Kertas
6. Kromatografi juga dapat didasarkan atas
prinsipnya, misalnya kromatografi partisi (partition
chromatography) dan kromatografi serapan
(adsorption chromatography).
Fase Fase Diam Prinsip Teknik Kerja
Bergerak
Gas Padat Adsorpsi Kromotografi gas-padat
Adsorpsi, Kromatografi kolom, KLT,
Cair Padat
Partisi kromatografi kertas
Kromatografi kolom, KLT,
Cair Cair Partisi
kromatografi kertas
Gas Cair Partisi Kromatografi gas-cair

o Prosedur kerja (kertas)


1. Buat larutan eluen
2. Menjenuhkan tabung (chamber)
3. Mengukur/garis dgn pensil pd kertas kromatografi
4. Buat titik noda dr bahan, keringkan
5. Kertas gantung pd chamber
6. Tunggu sampai rambatan noda dan pelarut naik
7. Ambil kertas kromatografi
8. Ukur panjang rambatan pelarut dan noda
9. Hitung harga rf
10.Baca tabel warna yg terdapat pd sampel

Anda mungkin juga menyukai