Tujuan dari medial branch block adalah untuk mendiagnosis dan terapi dari sindrom
facet joint. Facet joint adalah salah satu penyebab tersering dari nyeri pada tulang belakang.
Sindrom facet joint tidak dapat didiagnosis secara klinis atau radiologis, namun dapat
diidentifikasi dengan medial branch block atau injeksi facet joint (Kim, 2011).
PERSIAPAN PREOPERATIVE
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Tanda dan gejala yang harus dievaluasi pada anamnesis dan pemeriksaan fisik meliputi
(Allan & Sunil, 2018):
1) Nyeri yang muncul saat hiperekstensi dan rotasi dari spine dan alleviasi saaf
fleksi spine
2) Nyeri tekan lokal pada facet joint
3) Terbatasnya gerakan
4) Reffered pain
Radiologis
Berbagai modalitas radiologis dapat digunakan untuk mengidentifikasi canditat
operatif, meliputi (Allan & Sunil, 2018):
1) Foto polos
2) Bone scanning (Gambar 1)
3) Computed Tomography (CT-Scan)
4) Magnetic resonance imaging (MRI)
Gambar 2. Gambaran skematis menunjukkan pola nyeri alih dari facet joint lumbal
(Kim, 2011)
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi dari medial branch block meliputi (Derby & Wolfer, 2011):
Pasien menolak untuk dilakukan tindakan
Adanya infeksi kulit pada area penusukan jarum atau adanya infeksi sistemik
Koagulopati dengan nilai INR >1,5, jumlah hitung platelet <50.000/mm3, atau pasien
yang saat ini dengan terapi antikoagulan
Pasien dengan terapi antikoagulan merupakan kontai dikasi relatif, karena jika terapi
antikoagulan dapat ditunda sementara waktu, pasien harus berhenti menggunakan terapi
antikoagulan selama 3 sampai 7 hari sebelum tindakan dilakukan dan dilanjutkan kemudian
selama 3-7 hari pasca tindakan. Pada pasien dengan terapi antikoagulan yang tidak dapat
ditunda namun tindakan medial branch block tetap dilakukan, makajarum yang digunakan
harus berukuran 26-gauge dan aplikasi ice pack selama 10 menit segera setelah tindakan
dilakukan (Allan & Sunil, 2018).
ANATOMI
Pada setiap levelnya, inervasi dari facet joint berasal dari medial branch dari saraf spinal di
sebelahnya, dimana medial branch terletak satu level diatasnya atau satu level dibawahnya.
Gambar 3 menunjukkan menunjukkan inervasi dari regio lumbalis spine (Haldeman, et al.,
2002).
PROSEDUR TINDAKAN
Prosedur tindakan dari medial branch block pada level L1-L2 hingga L4-L5 facet joint
adalah (Kim, 2011):
1. Pasien menandatangani persetujuan tindakan (informed consent).
2. Pasien diposisikan dalam posisi pronasi. Area kulit tindakan diperispkan dan dilakukan
drapping secara steril.
3. Dengan bantuan C-arm, korpus vertebra dan end plates diposisikan secara paralel
dengan gambaran AP. Kemudian C-arm diputar 20 hingg 40 derajat secara oblique.
4. Dengan tuntunan C-arm, infiltrasi dari anestesi lokal dilakukan dengan jarum 26-gauge;
1,5-inch dan 3,5-inch pada titik target pada kulit.
5. Dengan tuntunan fluoroscopic secara intermiten, 22-gauge; jarum spinal 3,5-inch
dimasukkan secara langsung pada titik target hingga terjadi kontak dengan tulang.
6. Dilakukan pengecekan dengan C-arm gambaran AP dan Lateral untuk memverifikasi
posisi akhir dari ujung jarum.
7. Setelah posisi ujung jarum yang sesuai terkonfirmasi dengan pemberian agen kontras
0,2 mL, anastesi lokal (lidocaine 2% atau 0,5% levobupivacaine) sebanyak 0,5mL
diinjeksikan dengan atau tanpa kortikosteroid. (Gambar 5)
Gambar 4. Alat yang diperlukan untuk tindakan medial branch block. Agen
kontras disiapkan dalam syringe 2mL dengan ekstension tube.
Gambar 5. Contoh dari medial branch block regio lumbal. A. arah dari jarum dan proyeksi C-arm berbeda
berdasarkan tingkatan lordosis lumbal. B. arah yang berbeda-beda dari jarum ditunjukkan secara gambaran
oblique
Prosedur tindakan dari medial branch block pada facet joint L5-S1 adalah
1. Pasien menandatangani persetujuan tindakan (informed consent).
2. Pasien diposisikan dalam posisi pronasi. Area kulit tindakan diperispkan dan dilakukan
drapping secara steril.
3. Dengan bantuan C-arm, korpus vertebra dan end plates diposisikan secara paralel
dengan gambaran AP.
4. Dengan tuntunan C-arm, infiltrasi dari anestesi lokal dilakukan dengan jarum 26-gauge;
1,5-inch dan 3,5-inch pada titik target pada kulit, sekitar 5mm secara inferior dari celah
prosesus artikularis superior dan ala dari sacrum.
5. Dengan tuntunan fluoroscopic secara intermiten, 22-gauge; jarum spinal 3,5-inch
dimasukkan secara langsung pada titik target hingga terjadi kontak dengan tulang.
6. Dilakukan pengecekan dengan C-arm gambaran AP dan Lateral untuk memverifikasi
posisi akhir dari ujung jarum.
7. Setelah posisi ujung jarum yang sesuai terkonfirmasi dengan pemberian agen kontras
0,2 mL, anastesi lokal (lidocaine 2% atau 0,5% levobupivacaine) sebanyak 0,5mL
diinjeksikan dengan atau tanpa kortikosteroid.
KOMPLIKASI
Komplikasi dari medial branch block seringkali hanyalah berupa komplikasi minor dan dan
dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari. Komplikasi yang dapat muncul meliputi (Allan &
Sunil, 2018):
Nyeri akibat prosedur (saat jarum ditusukkan)
Trauma pada spinal cord atau nerve root
Infeksi
Hematoma
DAFTAR PUSTAKA
Allan, B. & Sunil, P., 2018. Facet Block and Denervation. In: Handbook of Pain Surgery. New
York: Thieme, pp. 263-278.
Derby, R. & Wolfer, L., 2011. Targeting pain Generators. In: The Spine Sixth Edition.
Philadelphia: Saunders Elsevier, pp. 246-279.
Fast, A. & Goldsher, D., 2007. Navigating The Adult Spine. New York: Demos.
Haldeman, S., Kirkaldy-Wills, W. & Bernard, T., 2002. An Atlas of Back Pain. London: The
Parthenon.
Kim, Y.-C., 2011. Medial Branch Block and Radiofrequency Lesioning. In: Minimally Invasive
Percutaneous Spinal Techniques. Philadelphia: Elsevier, pp. 149-163.