Perencanaan
Jaringan Irigasi
Dan Drainase
Modul I :
01
Teknik Sipil dan Program A61111EL Ir.Hadi SSilo.MM
Perencanaan Studi Teknik Sipil
Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum proses Mahasiswa diharapkan memahami
perencanaan jaringan irigasi dan dasar hukum dalam merencakan irigasi
drainase sesuai undang undang No. dan bangunan air termasuk proses
7/2004 tentang SDA dan PP No perencanaan dan penanggungjawab
20/2006 tentang Irigasi. Kwantitas dan pengembangan dan pengelolaan irigasi
kwalitas air irigasi yang harus dan bangunan air.
dipertikan serta pengaruh pengambilan
air untuk irigasi terhadap morfologi
sungai
Persediaan air segar dunia hampir seluruhnya berasal dari hujan sebagai hasil
penguapan dari air laut. Siklus Hidrologi adalah proses peralihan dari penguapan
air laut bergerak keatas menjadi dingin, membeku menjadi titik – titik air yang
berkumpul banyak dan turun menjadi hujan.
Di China : ± 4.000 tahun Sebelum Masehi air untuk irigasi.± 200 tahun Sebelum
Masehi Bendungan Tzu Kiang (sungai Huang Ho) air untuk irigasi ± 200.000 Ha. ±
Abad 7, dibangun Saluran Induk 1.120 KM.
Di Mesir : ± 3.200 tahun Sebelum Masehi, Air Sungai Nil untuk irigasi, bangunan
peluap/pelimpah. ± 500 tahun Sebelum Masehi, Bendungan dengan panjang ±
100 M, tinggi 12 M untuk irigasi ±100 Ha.
Di Indonesia : ± 300 tahun Sebelum Masehi, Air untuk irigasi di Pulau Jawa. Tahun
± 1852, Bendungan Glapen di Kali Tuntang , Jawa Tengah untuk perkebunan
kapas ± 14.000 Ha. Tahun ± 1908, Bendung Lengkong di Kali Brantas, Jawa Timur
untuk tanaman tebu dan irigasi pertanian ± 40.000 Ha. Irigasi Banjar Cahyana di
Banyumas, Waduk Pejalin di Malahayu Brebes dan irigasi Pemali – Comal di
Pekalongan. Tahun 1957, Bendungan Serbaguna Jatiluhur Kali Citarum untuk
irigasi 230.000 Ha dan PLTA 125 MW.
Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan
manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
segala bidang.
Pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan
keterpaduan yang harmonis antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi.
Definisi tentang sumber daya air dapat dilihat didalam Undang – Undang Sumber
Daya Air nomor 7 tahun 2004 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, sedangkan tentang
irigasi dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah R I. Nomor 20 tahun 2006,
diantaranya adalah :
- Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya.
- Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah,
air hujan, dan air laut yang berada di darat.
- Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
- Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah
permukaan tanah.
- Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
- Penyediaan Air Irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan
waktu, jumlah, dan mutu, sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang
pertanian dan keperluan lainnya.
- Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
- Jaringan Irigasi Primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi sadap, banguanan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
- Jaringan Irigasi Sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari,
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi
sadap, banguanan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
- Jaringan Irigasi Tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier, saluran kuarter dan saluran
pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan pelengkapnya.
Definisi diatas terlihat bahwa mata kuliah Irigasi dan bangunan air dimaksudkan
untuk memahami dan menerapkan pengetahuan Sumber Daya Air mulai dari tahap
perencanaan, pendayagunaan, pembangunan, pemeliharaan dan pengendalian
terhadap daya rusak air.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan secara koordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan
pengelolaan Sumber Daya Air.
a) air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya;
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas
dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya
sulit dilakukan.
Pengembangan air tanah pada cekungan air tanah dilakukan secara terpadu
dalam pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai dengan upaya
pencegahan terhadap kerusakan air tanah.
Ketentuan mengenai pengembangan air tanah diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Pengembangan fungsi dan manfaat air laut yang berada di darat dilakukan dengan
memperhatikan fungsi lingkungan hidup.
Badan usaha dan perseorangan dapat menggunakan air laut yang berada di darat
untuk kegiatan usaha setelah memperoleh izin pengusahaan sumber daya air dari
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Ketentuan mengenai pemanfaatan air laut yang berada di darat diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.
Proyek Pengembangan Sumber Daya Air harus diselesaikan secara khusus dan
unik, karena sangat tergantung dari kondisi topografi setempat, kondisi sosial,
politik dan budaya setempat dan harus melibatkan berbagai bidang keahlian
secara terpadu.
- Berapa banyak jumlah air yang dapat diharapkan? (dari aliran air minimum,
maksimum, tahunan, volume banjir, air tanah).
- Berapa banyak jumlah air yang dapat dimanfaatkan? (untuk air minum,
irigasi, Pembangkit Listrik Tenaga Air, industri, lalulintas dan sebagainya).
Jenis dan unsur yang perlu diketahui dalam Pengembangan Irigasi diantaranya
adalah :
1) Kwantitas Air
Seberapa banyak air yang dapat diharpkan dan dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi tujuan kegunaannya, untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan
tersebut harus melalui penerapan Hidrologi, yaitu Ilmu yang mempelajari
kejadian - kejadian serta distribusi air alamiah dibumi. Dengan mempelajari
Hidrologi, dapat diketahui : daur hidrologi (Cyclus Hidrologi) prakiraan aliran
air sungai dimasa datang, air tanah dan sebagainya.
2) Kwalitas Air
Selain jumlah air yang cukup, diperlukan mutu air sesuai dengan standard
dan kegunaannya, misal air minum, air irigasi, air industri dan pambuangan
air limbah. Pengujian kimiawi serta bakteriologis biasa dilaksanakan untuk
menetapkan jumlah serta sifat - sifat kotoran didalam air.
3) Bangunan Air
Bentuk dan ukuran bangunan air seringkali tergantung pada sifat hidrolik dan
harus mengikuti azas mekanika fluida. Bangunan air sering kali mempunyai
bentuk lengkap untuk disesuaikan dengan tuntutan azas mekanika fluida
sehingga memerlukan perhitungan detail yang rumit, bahwa kadang kala
diperlukan uji model didalam laboratorium sebelum dilaksanakan
pembangunannya dilapangan.
Mengingat air adalah merupakan bahan baku utama untuk memenuhi suatu
kehidupan, maka pemanfaatan irigasi berarti akan mempengaruhi seluruh tatanan
pola aliran air yang telah berlangsung lama.
Sedimen transport secara alamiah dari hulu ke hilir akan menyebar sesuai
kecepatan aliran air sungai, misal sediment pasir dibagian hulu sungai yang
diambil penduduk untuk keperluan pembangunan, akan terisi ulang secara
alami pada saat air besar (banjir) datang. Apabila dibangun bangunan irigasi
(Bendung atau Bendungan) maka dibagian hulu akan timbul agradasi, yaitu
penumpukan material sediment transport dibagian hulu bendung /
bendungan, sedangkan dibagian hilir mengalami degradasi yaitu penurunan
permukaan dasar sungai dibagian hilir bangunan irigasi, lebih lagi apabila
terjadi pengambilan material sediment (pasir) pada sungai. Hal ini sangat
membahayakan pondasi bangunan air disepanjang daerah aliran sungai
tersebut, seperti bengunan perkuatan tanggul, kolom (pier) dan abutment
jembatan dan lain-lain.
Dengan dibangunnya PSDA maka merubah pola aliran sungai, maka dengan
sendirinya akan mempengaruhi pola rembesan / infiltrasi pada daerah aliran
sungai sehingga mempengaruhi elevasi tinggi muka air tanah. Dibagian hulu
dari bendung / bendungan akan mengalami penurunan elevasi tinggi muka
air tanah dan hal ini juga akan mempengaruhi terhadap besaran tekanan air
tanah pada suatu bangunan air.
Perubahan pola ini akan terjadi apabila pembangunan irigasi yang besar,
seperti pembangunan bendungan dengan luas genangan / waduk yang
cukup luas, misal Saguling, Cirata, Jatiluhur, Karangkates, Kedung Ombo dan
sebagainya. Akibat dari genangan yang luas, maka diperlukan pemindahan
penduduk, terpisahnya hubungan antar desa, perubahan pola mata
pencaharian dari pertanian menjadi usaha perikanan. Kesemua contoh
tersebut dapat menimbulkan perubahan sosial dan budaya penduduk
disekitar waduk.
Mengingat bahwa didalam Undang – Undang Sumber Daya Air Nomor 7 tahun
2004 mencakup semua dasar kebijakan untuk semua bidang dalam pemerintahan
yang terkait permasalahan sumber daya air, namun didalam pembahasan lebih
rinci akan di titikberatkan kepada kebijakan Sumber Daya Air untuk irigasi dibawah
Departemen Pekerjaan Umum.
Komisi irigasi antar propinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi irigasi propinsi yang
terkait, wakil perkumpulan petani pemakai air, dan wakilpengguna jaringan irigasi di
suatu daerah irigasilintas propinsi. Komisi irigasi juga terdapat di propinsi dan
kabupaten/kota disebut komisi irigasi propinsi dan komisi irigasi kabupaten/kota.
Modul Irigasi dan Bangunan Air untuk bahan kuliah diambil dari referensi dibawah
ini:
9. Hydrologi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph 1.11. Apaulhus.
Mc.grawhill, 1986.
10. Mengenal dasar dasar hidrologi, Ir. Joice martha, h. Wanny Adidarma Dipl.It
Nova, Bandung.
11. Hidrologi & Pemakaiannya, jilid 1, Prof Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976.