Anda di halaman 1dari 10

LIABILITAS JANGKA PENDEK

A. Ilustrasi Utang Dagang

PT. PRATAMA tanggal 1 Nopember 2014 membeli peralatan secara kredit sebesar Rp
20.000.000. Syarat pembelian 2/10, n/30.

1 Nopember 2014

Persediaan Rp. 20.000.000

Utang Dagang Rp. 20.000.000

Jika dilunasi 10 Nopember 2014

Utang Dagang Rp. 20.000.000

Kas Rp. 19.600.000

Potongan pembelian Rp. 400.000

Jika dilunasi 15 Nopember 2014

Utang Dagang Rp. 20.000.000

Kas Rp. 20.000.000

B. Utang Bank Jangka Pendek

PT. PRATAMA pada 1 Oktober 2014 menerima utang dari Bank Permata sebesar Rp
100.000.000 dipotong provisi 4%. Tingkat suku bunga sebesar 15%. Bunga dan pokok
dibayar saat jatuh tempo.

Hitung Effective interest rate 19,79%

1 Oktober 2014

Kas Rp. 96.000.000

Utang Bank Rp. 96.000.000

31 Desember 2014 – bunga (3/12*19,79%*96.000.000)

Beban Bunga Rp. 4.750.000

Utang Bunga Rp. 4.750.000


Utang Bank dilunasi 1 Oktober 2015

Beban Bunga Rp. 14.250.000

Utang Bunga Rp. 4.750.000

Utang Bank Rp. 96.000.000

Kas Rp. 115.000.000

2. LIABILITAS JANGKA PANJANG

A. Ilustraasi Obligasi

PT PRATAMA menerbitkan obligasi senilai Rp 5 juta tertanggal 1 Januari 2012, jatuh


tempo dalam waktu 4 tahun dengan kupon 8 persen yang dibayarkan setiap tanggal 1
Januari.

Kasus 1) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 8 persen (at par).

Kasus 2) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 6 persen (premium).

1) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 8 persen.

PV nilai nominal = 𝟓.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎×𝟏/(𝟏+.𝟎𝟖)𝟒 =𝑹𝒑 𝟑.𝟔𝟕𝟓.𝟏𝟒𝟗

PV pembayaran kupon = 𝟒𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎×𝟏−(𝟏+.𝟎𝟖)−𝟒/𝟎,𝟖 =𝑹𝒑 𝟏.𝟑𝟐𝟒.𝟖𝟓𝟏

PV (harga jual) obligasi =𝑹𝒑 𝟓.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎

01 Jan 12

Kas Rp. 5.000.000

Utang Obligasi Rp. 5.000.000

31 Des 12

Beban bunga obligasi Rp. 400.000

Utang bunga obligasi Rp. 400.000


01 Jan 13

Utang bunga obligasi Rp. 400.000

Kas Rp. 400.000

2) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 6 persen.

PV nilai nominal = 𝟓.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎×𝟏/(𝟏+.𝟎𝟔)𝟒 = 𝑹𝒑 𝟑.𝟗𝟔𝟎.𝟒𝟔𝟖

PV pembayaran kupon = 𝟒𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎×𝟏−(𝟏+.𝟎𝟔)−𝟒/𝟎,𝟔 = 𝑹𝒑 𝟏.𝟑𝟖𝟔.𝟎𝟒𝟐

PV (harga jual) obligasi = 𝑹𝒑 𝟓.𝟑𝟒𝟔.𝟓𝟏𝟎

Tanggal Bunga dibayar Beban bunga Premium Nilai buku


diamortisasi obligasi

1/1/2012
5,346,510

1/1/201 400,000 320,791 79,209 5,267,301


3

1/1/201 400,000 316,038 83,962 5,183,339


4

1/1/201 400,000 311,000 89,000 5,094,339


5

1/1/201 400,000 305,661 94,339 5,000,000


6

1,600,000 1,253,490 346,510

01 Jan 12

Kas Rp. 5.346.510

Utang obligasi Rp. 5.346.510

31 Des 12

Beban bunga obligasi Rp. 320.791

Utang obligasi Rp. 79.209

Utang bunga obligasi Rp. 400.000


01 Jan 13

Utang bunga obligasi Rp. 400.000

Kas Rp. 400.000

3. EKUITAS

A. Ilustrasi Saham Tanpa Nilai Par

PT PRATAMA memiliki 1.000 lembar saham biasa yang diotorisasi tanpa nilai par. Jika PT
Merapi menerbitkan kembali 200 saham dengan harga Rp 500 per lembar saham, maka akan
dicatat :

Kas Rp. 100,000

Saham biasa Rp. 100,000

Tetapi jika saham yang diterbitkan memiliki nilai yang ditetapkan sebesar Rp 200, maka
pencatatannya adalah sebagai berikut:

Kas Rp. 100,000

Saham biasa Rp. 40,000

Agio saham biasa Rp. 60,000

B. Ilustrasi Saham Treasuri

PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 200 pada harga Rp
500 per share. Sebagai tambahan, perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar
Rp20.000.000.

Ekuitas

Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan beredar Rp4.000.000

Agio saham biasa Rp.6.000.000

Laba ditahan Rp.20.000.000

Total ekuitas Rp.30.000.000


Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi saham sebanyak 5.000
lembar saham dengan harga Rp 700.

Saham treasuri Rp. 3.500.000

Kas Rp.3.500.000

Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan 15.000 beredar Rp4.000.000

Agio saham biasa Rp.6.000.000

Laba ditahan Rp.20.000.000

Dikurangi: biaya saham treasuri (5.000 lembar) (Rp.3.500,000)

Total ekuitas Rp.26.500.000

Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar
dengan harga Rp 1.000

Kas Rp.500.000

Saham treasuri Rp.350.000

Agio saham treasuri Rp.150.000

4. SEKURITAS DILUTIF

A. Ilustrasi Konversi Terinduksi

PT DEF mengeluarkan obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai par Rp 500 juta yang
dapat dikonversi menjadi 200 ribu lembar saham biasa dengan nilai par Rp 1.500,- dan
mencatat agio saham – koversi ekuitas sebesar Rp 70 juta. Dua tahun kemudian, PT DEF
ingin mengurangi beban bunga dengan memberikan insentif kepada pemegang obligasi
tersebut sebesar Rp 85 juta bagi yang mengkonversi obligasi mereka. Ketika konversi
tersebut terjadi, maka PT DEF mencatat sebagai berikut:

Beban konversi Rp.15.000.000


Agio saham – ekuitas konversi Rp.70.000.000
Utang obligasi Rp.500.000.000
Saham – biasa Rp.300.000.000
Agio saham biasa Rp.500.000.000
Kas Rp.85.000.000
B. Ilustrasi Kompensasi Saham

PT ABC merencanakan pemberian kompensasi kepada 10 anggota direksi untuk


membeli saham masing-masing sebanyak 1000 lembar dengan nilai par Rp 600. Opsi
diberikan tanggal 1 Januari 2012 dan dapat digunakan selama 6 tahun ke depan. Harga
opsi per lembar saham adalah Rp 2000, dan harga pasar saham adalah Rp 3000 per
lembar. Nilai wajar beban kompensasi adalah Rp 16 juta. Perkiraan masa bakti
(expected period of benefit) direksi adalah 2 tahun lagi.

Tidak ada pencatatan saat tanggal pemberian opsi (1 Januari 2012)


Pencatatan beban kompensasi untuk 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2013
Beban kompensasi Rp. 8.000.000
Agio saham – opsi (16 juta / 2 thn) Rp.8.000.000
Pencatatan saat direksi menggunakan 40% hak opsi (4.000 lembar) tanggal 25
Februari 2015

Kas (4.000 x Rp 2.000) Rp.8.000.000

Agio saham – opsi (40% x 16jt) Rp.6.400.000

Saham biasa (4.000 x Rp 600) Rp.2.400.000

Agio saham – biasa Rp.12.000.000

Pencatatan ketika direksi tidak menggunakan hak opsi sampai tanggal


kadaluarsa (1 Januari 2018)

Agio saham – opsi (60% x 16jt) Rp.9.600.000

Agio saham – opsi kadaluarsa Rp.9.600.000

5. EARNING PER SHARE / LPS

A. Ilustrasi LPS Dilusin

PT M mempunyai laba bersih tahun 1997 Rp. 210.000 dan rata-rata tertimbang saham

beredar tahun 1997 100.000 lbr. PT M mempunyai dua jenis obligasi konversi :

- Obligasi 6% nominal Rp.1.000.000, dijual tahun lalu dengan kurs 100% dapat
ditukar dengan 20.000 lbr saham biasa.
- Obligasi 10% nominal Rp. 1.000.000 dijual 1 April 1997 dengan kurs 100% dapat

ditukar dengan 32.000 lbr saham biasa, tingkat pajak tahun 1997 adalah 40%.

Diminta :

1. Basic EPS

2. Diluted EPS – obligasi konversi

Jawab :

1. Basic EPS = Rp. 210.000 / 100.000 lbr

= Rp. 2,10

2. langkah menghitung diluted EPS

menghitung adjustment net income

Laba bersih tahun ini Rp. 210.000

Ditambah penyesuaian untuk bunga (net pajak)

Obligasi konversi 6% [60.000X(1-40)] Rp. 36.000

Obligasi konversi 10% [100.000X9/12X(1-40)] Rp. 45.000

Adjustment net income Rp. 291.000

menghitung kembali rata-rata tertimbang saham beredar

Rata-rata tertimbang saham beredar Rp. 100.000

Ditambah saham yang mungkin akan diterbitkan :

Obligasi konversi 6% (sejak awal tahun ) Rp. 20.000

Obligasi konversi 10% (sejak 1/4/1997;9/12X32.000) Rp. 24.000

Rata-rata tertimbang saham beredar disesuaikan Rp. 144.000

Menghitung EPS

Diluted EPS = Rp. 291.000/144.000lbr

= Rp. 2,02
6. INVESTASI BONDS

A. Ilustrasi Investasi Instrumen Utang

PT Original membeli 10.000 lembar Obligasi KW dengan nilai par Rp20.000 per lembar
pada tanggal 1 Juli 2012. Tingkat bunga kupon sebesar 12% dibayar tiap tanggal 1
Januari dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif obligasi sejenis sebesar 10%. Obligasi akan
jatuh tempo empat tahun mendatang. Nilai wajar saat penerbitan sebesar
Rp212.926.425,52. Nilai wajar per lembar Obligasi KW pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2013 masing-masing Rp21.000 dan Rp20.900.

Tugas:

1. Buat tabel amortisasi diskon atau premium atas obligasi.

2. Buat jurnal pada tanggal 1 Juli 2012, 31 Desember 2012, 1 Januari 2013, 1 Juli
2013, dan 31 Desember 2013.

1. Tabel amortisasi

Bunga Diterima Pendapatan Bunga Amortisasi Saldo Investasi


Periode
(6%) (5%) Premium Obligasi

1 Juli 2012 212,926,425.52

1 Januari 2013 12,000,000 10,646,321.28 1,353,678.72 211,572,746.79

1 Juli 2013 12,000,000 10,578,637.34 1,421,362.66 210,151,384.13

1 Januari 2014 12,000,000 10,507,569.21 1,492,430.79 208,658,953.34

1 Juli 2014 12,000,000 10,432,947.67 1,567,052.33 207,091,901.01

1 Januari 2015 12,000,000 10,354,595.05 1,645,404.95 205,446,496.06

1 Juli 2015 12,000,000 10,272,324.80 1,727,675.20 203,718,820.86

1 Januari 2016 12,000,000 10,185,941.04 1,814,058.96 201,904,761.90

1 Juli 2016 12,000,000 10,095,238.10 1,904,761.90 200,000,000.00


2. Jurnal

1 Juli 2012

Investasi obligasi Rp 212.926.425,52

Kas Rp 212.926.425,52

31 Desember 2012

Piutang bunga Rp12.000.000

Pendapatan bunga Rp. 10.646.321,28

Investasi obligasi Rp. 1.353.678,72

1 Januari 2013

Kas Rp12.000.000

Piutang bunga Rp12. 000.000

(asumsi tidak membuat jurnal balik)

1 Juli 2013

Kas Rp12.000.000

Pendapatan bunga Rp. 10.578.637,34

Investasi obligasi Rp. 1.421.362,66

31 Desember 2013

Piutang bunga Rp12.000.000

Pendapatan bunga Rp10.507.569,21

Investasi obligasi Rp. 1.492.430,79

7. PENDAPATAN

A. Ilustrasi Pengakuan Pendapatan

PT A memiliki kesepakatan dengan PT B untuk memberikan diskon 2% jika PT B


pembelian selama 1 periode melebihi Rp 200 juta. Tanggal 1 April periode tersebut, PT
B melakukan pembelian sebanyak 100 juta, dan berdasarkan riwayat 2 periode
sebelumnya, PT B selalu melakukan pembelian lebih dari 200 juta selama periode April
– Desember.
Berdasarkan kasus di atas, PT A harus mengurangi pendapatannya sebesar 2% x 100jt =
2 juta, dan melakukan pencatatan sbb:

1 April

Piutang Rp. 98.000.000

Kas Rp. 98.000.000

Jika PT B ternyata gagal memenuhi batas minimum diskon selama periode tersebut,
maka PT mencatat jurnal sbb:

31 Des

Piutang Rp. 2.000.000

Penghapusan diskon Rp. 2.000.000

B. Ilustrasi 2

Tanggal 1 Juli, PT A menjual kain kepada PT B senilai Rp 90 juta dengan bayaran berupa
wesel tanpa bunga jatuh tempo 4 tahun dengan nilai nominal Rp 141.616.300. Nilai
persediaan kain menurut catatan PT A adalah Rp 59 juta

Berdasarkan kasus di atas, PT A harus mengakui pendapatan atas penjualan kain


sebesar Rp 90 juta

1 Juli

Wesel tagih Rp. 90.000.000

Penjualan Rp. 90.000.000

PT A kemudian mengestimasi dan menentukan suku bunga wesel sebesar 12%. PT A


kemudian mencatat penerimaan bunga wesel sbb:

31 Des

Wesel tagih Rp. 5.400.000

Pendapatan bunga Rp. 5.400.000


1
(12% x 2 x Rp 90 juta)

Anda mungkin juga menyukai