STRUKTUR ORGANISASI
GKM KEMBANG
SEPATU
Konvensi Mutu Sudinkes Kotamadya Jakarta Pusat | Aula Sudinkes Jakarta Pusat, 12 Sep 2017
MENINGKATKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN SENEN
SECARA MENYELURUH DENGAN ARMADA HIBISCUS PERIODE JUNI - AGUSTUS 2017
ABSTRAK
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan, baik kesehatan
pribadi, kelompok maupun masyarakat. Berdasarkan sifatnya, upaya kesehatan dapat
ditinjau dari dua aspek yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.
Apabila upaya kesehatan masyarakat di suatu wilayah tidak berjalan dengan baik maka
akan berakibat buruk pada derajat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. 2,3)
Puskesmas Senen adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang telah
Oleh karena itu, Gugus Kendali Mutu KEMBANG SEPATU menggunakan langkah diatas
sebagai dasar untuk melanjutkan inovasi yang dapat menyelesaikan seluruh
permasalahan sebelumnya.
JUMLAH
JUMLAH
INDIKATOR MUTU
KELOMPOK KERJA INDIKATOR PERSENTASE
YANG SESUAI
MUTU
TARGET
1 Administrasi & Manajemen (ADMEN) 8 7 87.5%
2 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) 15 15 100%
3 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 64 45 70.3%
Dari tabel diatas terlihat bahwa Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) merupakan Pokja
dengan persentase capaian indikator mutu paling rendah. Oleh karena itu gugus
melakukan identifikasi terhadap capaian target bulanan program UKM sebagai berikut:
Diagram 1: Program UKM yang yang tidak mencapai target indikator mutu UKM
Dari diagram diatas terilhat ada 19 program UKM yang tidak memenuhi target indiaktor
mutu. Dalam pelaksanaan untuk memenuhi target capaian, setiap program membagi
rata target dalam 1 bulan, artinya target 1 tahun dibagi dalam 12 bulan. Kegagalan
bulanan akan mengakibatkan target tahunan juga gagal tercapai. Oleh karena itu gugus
menggambarkan capaian target bulanan tersebut dalam diagram histogram sebagai
berikut:
STDEV = 41.75%
Dalam bidang kesehatan, kualitas merupakan indikator penting yang harus dipenuhi oleh
suatu instansi kepada seluruh pasiennya. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dan
peningkatan kualitas secara terus-menerus dari suatu instansi kesehatan sesuai dengan
spesifikasi dan kebutuhan pasien. Tujuan mencari nilai Capability Process (Cp) adalah
untuk mengetahui indeks kemampuan proses dalam memenuhi standar/target output
yang telah ditetapkan. Adapun syarat proses yang baik dalam memenuhi standar/target
adalah apabila nilai Cp > 1. Berdasarkan analisis diatas, gugus mendapatkan standar
deviasi = 41.75%, sehingga didapatkan nilai Cp sebesar 0.799 (Cp<1) yang
mengindikasikan bahwa proses kerja Program UKM belum terlaksana sesuai harapan
sehingga upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat belum optimal.
Upaya kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat dalam
rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Hasil analisis data diatas
menunjukkan bahwa proses kerja Program UKM belum tepat sasaran sehingga masih
banyak sasaran program yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini berarti
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Senen
kurang optimal. Oleh karena itu masalah yang dipilih oleh gugus adalah:
Menentukan Tema
Berdasarkan seluruh analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka gugus sepakat
mengangkat tema:
“Meningkatkan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kecamatan Senen Secara
Menyeluruh“.
Pemeliharaan secara menyeluruh dibutuhkan untuk mencapai seluruh target indikator
mutu yang ada di Program UKM. Setelah itu, dilakukan analisis dampak yang dapat
terjadi apabila masalah tersebut tidak diatasi, serta harapan dari dilakukannya perbaikan
masalah:
Diusulkan Oleh:
Disetujui Oleh: Diketahui Oleh:
KETUA GKM KEMBANG
KEPALA PUSKESMAS FASILITATOR
SEPATU
SEDIKIT SASARAN
PETUGAS KURANG RENDAHNYA PROGRAM YANG
MENJANGKAU LOKASI PEMELIHARAAN DATANG KE FASKES
SASARAN PROGRAM KESEHATAN
MASYARAKAT
PERILAKU MASYARAKAT
KURANG
PETUGAS TIDAK CUKUP MEMPRIORITASKAN
MEMBERI PELAYANAN KE KESEHATAN
LOKASI SASARAN PROGRAM
TERBATASNYA KURANGNYA KIT YANG
SARPRAS YANG LENGKAP UNTUK
MENJANGKAU MEMBERIKAN
MASYARAKAT PELAYANAN YANG CUKUP
Berdasarkan diagram hubungan diatas, gugus Kembang Sepatu melakukan analisis untuk
menentukan penyebab masalah yang akan diselesaikan, menggunakan Diagram Matriks
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Petugas kurang
menjangkau seluruh 3 2 3 1 1 3
lokasi sasaran program.
Petugas tidak cukup
memberi pelayanan ke 3 3 3 2 1 3
lokasi sasaran program.
JUMLAH 9 8 9 6 5 8
KETERANGAN: Ada Hubungan Erat (nilai:3) : Ada Hubungan (Nilai:2) : Tidak Ada Hubungan (Nilai:1)
Masyarakat sasaran program: Seluruh masyarakat yang menjadi target pemeriksaan dan pelayanan kesehatan program UKM.
Fasilitas Kesehatan (Faskes): Fasilitas yang ditujukan untuk melayani kesehatan masyarakat seperti Puskesmas, Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), Klinik, dan Rumah Sakit.
Dari analisis diatas, terdapat beberapa penyebab dominan yang dapat menyebabkan
pemeliharaan kesehatan masyarakat di Kecamatan Senen rendah, yaitu:
2. Lokasi Pos Kecamatan Senen memiliki luas 423.78 Ha, terbentang 41 Km dari utara
Kesehatan kurang ke selatan dan 31 Km dari barat ke timur dengan total 17.699 rumah /
strategis bangunan. Memiliki 125 Pos Kesehatan yang tersebar disetiap RW di
masing – masing kelurahan. Namun berdasarkan fakta, banyaknya
lokasi Pos Kesehatan tersebut seringkali berada di wilayah Kumis
Kupat (Kumuh Padat) yang tidak strategis, sehingga tidak terlihat
bahkan tidak disadari oleh masyarakat.
3. Terbatasnya sarana Petugas keliling menggunakan mobil / motor yang ada untuk melakukan
prasarana yang layanan jemput bola ke masyarakat, namun sarana dan prasarana yang
menjangkau digunakan masih kurang memadai.
masyarakat
4. Kurangnya Berdasarkan hasil analisis MMD di setiap Kelurahan se- Kecamatan
kesadaran Senen, rata – rata lebih dari 70% warga yang berpenghasilan kurang dari
masyarakat akan Rp 1 juta setiap bulannya. Hal ini mengakibatkan pola hidup masyarakat
kesehatan promotif lebih berorientasi kepada materi daripada pemeliharaan kesehatan
dirinya.
EFEKTIVITAS &
ALTERNATIF SOLUSI PELUANG HASIL BIAYA KESIMPULAN
EFISIENSI
1. Kit UKM Sasaran Program Kurang efektif untuk Kit UKM Tidak terpilih
lengkap mendapatkan alat / unit yang (Posbindu, UKS
pelayanan lengkap berukuran besar seperti dll) rata2 Rp
tanpa harus dirujuk Dental Chair maupun 2,000,000,- X 6
ke Puskesmas IVA Bed Kelurahan =
Rp 12,000,000,-
1. Sasaran Program 1. Alat / unit berukuran
2. Mobil Anggaran belanja TERPILIH
mendapatkan besar dan berat
Kesehatan modal dan jasa karena
pelayanan lengkap dapat masuk ke
Masyarakat untuk layanan memudah
tanpa harus dirujuk dalam mobil.
masyarakat sesuai kan petugas
ke Puskesmas 2. Tidak membutuhkan DPA = dan tepat
2. Menjangkau pos kesehatan Rp 45,000,000,- sasaran
sasaran program permanen
lebih banyak & luas
SARPRAS
3. Perbanyak Menjangkau lebih 1. Perlu tempat / lahan Biaya sewa lahan Tidak terpilih
lokasi Pos banyak sasaran baru yang permanen & bangunan
Kesehatan program 2. Perlu biaya sesuai NJOP DKI
pemeliharaan per Jakarta asumsi
Pos Kesehatan yang harga properti Rp
dibangun 1 M/ tahun X
minimal 6
kelurahan =
Rp 300,000,000,-
Puskesmas =
Rp 225,000,-/hari
1. Keahlian kader
10. Perbanyak Membantu petugas Konsumsi Tidak terpilih
terbatas
kader kesehatan dalam kaderisasi sesuai
kesehatan merangkul 2. Kaderisasi seringkali DPA = Rp 47,000
per wilayah masyarakat. mengalami kendala /kader X 3 kader
X 9 RT X 47 RW =
Rp 59,643,000,-
1. Butuh kendaraan
11. Petugas Menjangkau sasaran Transportasi Tidak terpilih
yang banyak atau
UKM keliling program yang petugas keliling
ongkos khusus
rumahnya jauh dari sesuai DPA = Rp
2. Sudah ada peran
pos kesehatan 25,000 X 5
KPLDH untuk
orang/program X
beberapa program
64 program X 2
tertentu
hari /minggu X 4
3. Beberapa program
minggu =
membutuhkan unit /
alat khusus yang Rp 64,000,000,-
sulit dibawa sendiri
Melalui identifikasi dari 9 alternatif solusi diatas, gugus menetapkan solusi terbaik yang
dapat mengatasi akar penyebab dominan, yaitu:
a) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM): Setiap kegiatan untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
b) Ketuk Pintu Layani dengan Hati (KPLDH): Program Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang menggagas ide agar dokter, perawat dan
bidan mendatangi setiap rumah warga yang menjadi wilayah kerjanya, kemudian dilakukan pendataan terhadap keadaan kesehatan
keluarga tersebut.
1. Mobil • Berdasarkan data capaian Program UKM, ada 29.7 % masyarakat yang
Kesehatan tidak memanfaatkan Fasilitas Pelayananan Kesehatan. Sedangkan
Masyarakat salah satu peran Puskesmas adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan melakukan upaya promotif & preventif, artinya
Puskesmas memiliki kewajiban moral untuk PROAKTIF melakukan
pelayanan kesehatan pada masyarakat dan TIDAK menunggu secara
pasif kesadaran dari masyarakat.
• Mobil Kesehatan Masyarakat diberi nama HIBISCUS (Healthcare
Selanjutnya Gugus menggambarkan alur kerja dari seluruh solusi diatas melalui
diagram alir sebagai berikut:
KINERJA UKM
PEMANTAUAN CAPAIAN
DENGAN HIBBIE TRAFFIC
DASHBOARD UKM AKTIVITAS
CONTROL HIBBIE
MEDSOS
OS UKM
PERMINTAAN MASYARAKAT
Setelah menetapkan solusi, selanjutnya Gugus Kembang Sepatu melakukan analisis
terhadap pemilihan armada HIBBIE menggunakan diagram PDPC:
HIBBIE
MEMANFAATKAN PENGADAAN
ARMADA PUSKESMAS MOBIL BARU
YANG SUDAH ADA
MENAMBAHKAN MENAMBAHKAN
FUNGSI INTERIOR FUNGSI INTERIOR
DARI VENDOR SENDIRI
a) Travello: Mobil minibus multi guna yang diproduksi oleh pabrik otomotif Korea KIA.
b) L300: Mobil minibus komersial keluaran Mitsubishi Jepang, yang memiliki multi fungsi.
c) APV: Singkatan dari All Purpose Vehicle) keluaran Suzuki Jepang yang merupakan Kendaraan Multi Guna (MPV).
1. Armada siap 1. Armada harus stand by 1. Ada biaya untuk 1. Waktu untuk
beroperasi, di Puskesmas karena menambah menambah
tidak butuh berfungsi sebagai mobil fungsi interior fungsi interior
banyak Gadar 2. Butuh anggaran 2. Waktu untuk
TRAVELLO
TIDAK
menyediakan mobil APV
TERPILIH
sejenis untuk
menggantikan fungsi
Travello
3. Dana yang dibutuhkan
melebihi anggaran yang Estimasi > Rp 200 Estimasi: 65 hari
ada kerja
1.Armada siap 1. Memerlukan 1.Biaya 1. Waktu untuk
Beli mobil dengan desain yang
ada, menambah fungsi interior
Dari tabel diatas terlihat bahwa L300 merupakan armada yang terpilih saat ini untuk
realisasi HIBBIE. Langkah selanjutnya, Gugus Kembang Sepatu melakukan analisis
terhadap kemungkinan masalah yang mungkin terjadi pada saat proses pembuatan
maupun operasional HIBBIE, sebagai berikut:
Tabel 10: Rencana Tindakan Pencegahan Terhadap Risiko Proses Pembuatan HIBBIE
POTENSI TINDAKAN RENCANA
KEGIATAN RISIKO DAMPAK
PENYEBAB PENCEGAHAN DARURAT
(Potential (Concequen
(Activity) (Possible (Preventive (Contigency
Problem) ces)
Causes) Action) Plan)
1. PERMAK 1. Hasil tidak 1. Mobil tidak 1. Rekanan tidak 1. Melakukan 1. Ganti rekanan
L300 sesuai estetik profesional seleksi ketat 2. Ganti armada
pesanan 2. Performa saat memilih lain yang ada di
2. Waktu mobil tidak rekanan Puskesmas
penyelesaian optimal 2. Monitoring dengan
tidak sesuai 3. Jadwal intensif kinerja keunggulan
target pelaksanaan rekanan mendekati
inovasi L300
mundur 3. Melakukan
proses kerja
selanjutnya
yang
memungkinkan
2. PEMESANAN 1. Alat 1. Performa 1. Petugas tidak 1. Perhatikan 1. Tukar alat yang
& LOADING kesehatan pelayanan mengerti spesifikasi alat sudah dibeli
ALAT yang di tidak optimal spesifikasi alat saat membeli melalui rekanan
KESEHATAN kesehatan yang
pesan tidak 2. Alat cepat 2. Menunjuk 2. Beli alat baru
rusak bagus petugas yang ahli 3. Memperbaiki
sesuai
3. Tambahan 2. Rekanan tidak dalam spesifikasi bagian interior
2. Kerusakan profesional alat kesehatan
biaya untuk yang rusak
area interior
perbaikan 3. Proses loading 3. Melakukan
saat proses
interior yang barang tidak ada seleksi ketat saat
loading
rusak dan alat standar memilih rekanan
baru yang 4. Buat standar
sesuai loading barang
ke dalam HIBBIE
Tabel 11: Rencana Tindakan Pencegahan Terhadap Risiko Proses Aktivitas HIBBIE
POTENSI TINDAKAN
KEGIATAN RISIKO RENCANA
DAMPAK PENYEBAB PENCEGAHAN
(Potential DARURAT
(Activity) (Concequences) (Possible (Preventive
Problem) (Contigency Plan)
Causes) Action)
1. LOADING 1. Kerusakan area 1. Tambahan biaya 1. Tidak ada 1. Buat standar 1. Menghubungi
BARANG interior saat untuk perbaikan standar proses loading barang petugas yang jaga
proses loading interior yang loading ke dalam di Puskesmas
2. Barang rusak 2. Tidak ada HIBBIE untuk mengirim
tertinggal 2. Mengurangi ceklist loading 2. Buat ceklist barang ke
efisiensi waktu barang loading lapangan
3. Peletakan
barang pelayanan akibat 2. Memperbaiki
berantakan barang tidak bagian interior
terorganisasi yang rusak
dengan baik
2. PROSES 1. Kelebihan 1. Ban kempes jika 1. Loading barang 1. Buat standar 1. Pergi ke bengkel
KEMUDI muatan kelebihan tidak sesuai loading barang ke terdekat untuk
2. Habis bahan muatan standar dalam HIBBIE menambah
bakar 2. Mobil tidak 2. Petugas tidak 2. Sosialisasi angin pada ban
3. Kemacetan lalu sampai tujuan melakukan standar 2. Beli bahan bakar
lintas yang standar cek pengecekan mobil eceran
dikehendaki mobil sebelum sebelum 3. pelayanan
3. Mobil tidak dapat berangkat beraktivitas HIBBIE dari
beroperasi 3. Salah 3. Menyediakan jadwal yang
4. Menghambat memperkira bahan bakar seharusnya
waktu pelayanan kan waktu cadangan dalam
berangkat dirigen di mobil
4. Menentukan rute
menggunakan
aplikasi peta
online
5. Buat jadwal
operasional
HIBBIE
3. PROSES 1. Tidak ada 1. Mobil tidak dapat 1. Lokasi sasaran 1. Melakukan cek 1. Parkir di tempat
MENETU lokasi parkir beroperasi berada di jalan / lokasi sehari yang
KAN yang sesuai 2. Pelayanan diluar gang yang sebelum memungkinkan
LOKASI 2. Lokasi parkir mobil terganggu sempit pelayanan HIBBIE namun tetap
PELAYAN tidak ada 2. Mobil tidak 2. Beli tenda untuk terjangkau warga
AN pelindung memiliki tenda kegiatan diluar 2. Pinjam teras
panas / hujan atau mobil warga untuk
perlengkpan pelayanan luar
pelindung mobil
lainnya
4. PERSIAPAN 1. Tidak ada 1. Alat – alat seperti 1. Tidak ada 1. Beli genset 1. Pinjam
KERJA sambungan mikromotor gigi, genset portable sambungan listrik
listrik untuk lampu kerja dsb, 2. Tidak ada 2. Buat standar kepada warga
beberapa alat tidak dapat prosestandar persiapan kerja 2. Pergunakan alat
2. Butuh waktu dipergunakan persiapan manual tanpa
lama 2. Persiapan kerja kerja listrik
yang lama 3. Meminta bantuan
berakibat kader untuk
mundurnya waktu persiapan kerja
pelayanan
5. PELAYANAN 1. Kurang alat 1. Performa 1. Alat portable 1. Buat ceklist dan 1. Menggunakan
PASIEN untuk pelayanan tidak lengkap beli alat fungsi alat yang
menunjang tidak maksimal 2. Tidak ada tirai kesehatan ada
pelayanan 2. Pemeriksaan atau penutup penunjang 2. Menutup jendela
2. Pemeriksaan seperti IVA untuk pelayanan dengan kertas
tidak ada privasi gagal pelayanan 2. Pasang tirai atau kain yang
3. Panas karena dilakukan yang butuh mobil ada
jika AC terus akibat privasi privasi seperti 3. Beli AC portable 3. Pinjam teras
menyala boros pasien IVA rumah atau
terganggu 4. Beli tenda untuk
bahan bakar 3. Tidak AC kegiatan diluar fasilitas warga
4. Hujan dapat 3. Pelayanan portable mobil untuk pelayanan
mengganggu diluar mobil 4. Tidak ada
pelayanan terganggu tenda atau
yang ada di luar pelindung lain
mobil
6. PERSIAPAN 1. Ada barang 1. Mengurangi nilai 1. Tidak ada 1. Buat standar & 1. Menggunakan
PULANG yang tertinggal aset Puskesmas standar & cek list cek list di telepon
di lapangan 2. Mengganggu ceklist 2. persiapan selular untuk
pelayanan di perlengkapan pulang memeriksan
waktu berikutnya saat persiapan kelengkapan
pulang peralatan
7. UNLOAD 1. Barang rusak 1. Tambahan biaya 1. Petugas lalai 1. Buat standar & 1. Menggunakan
BARANG untuk perbaikan ceklist unload cek list di telepon
2. Barang hilang interior / alat yang 2. Proses unload barang selular untuk
rusak atau hilang barang tidak memeriksan
3. Interior rusak ada standar 2. Monitoring kerja
selama proses 2. Mengurangi nilai kelengkapan
& ceklist petugas saat peralatan
asset Puskesmas unload barang
parah”. Berpotensi
(Maria, Ibu dari Dias Pasien Gizi Buruk) menimbulkan
perilaku enggan
“HIBBIE diharapkan membantu pemeliharaan mendatangi
kesehatan masyarakat dan penularan penyakit Puskesmas
apapun bisa lebih dicegah”.
(Desi, Kader RT.01 Kel. Kwitang)
LOADING ALAT
KESEHATAN
SOSIALISASI PETUGAS
ALUR AKTIVITAS HIBBIE
SOSIALISASI MASYARAKAT
Tabel 13: 5 W 2 H
HOW MUCH
WHY WHAT HOW WHEN WHERE WHO
(per 1000)
9 – 22
Puskesmas Rp 500
A.1 Desain Armada Maret Dito
Kec. Senen
‘17
14 – 31
1. SARPRAS A.2 Perbaikan Bengkel
Maret Muamar Rp 3.000
YANG Mesin rekanan
’17
MENJANGKAU 3 – 12 Bengkel
A.3 Permak Eksterior Muamar Rp 4.000
MASYARAKAT April ‘17 rekanan
TERBATAS 17 April
Kantor
A.4 Permak Interior – 4 Mei Erlin I. Rp 1.000
rekanan
‘17
A.5 Pemesananan &
25 April
Pemasangan Puskesmas
– 10 Mei Wida Rp 4.000
Barang Interior Kec. enen
‘17
25 April
MEMBUAT A.6 Pemesanan dan Puskesmas
2. LOKASI POS – 10
HIBBIE Pemasangan / Kec. Senen Martini Rp 27.000
KESEHATAN Agustus
Loading Alkes
KURANG ’17
STRATEGIS 16 Mei -
A.7 Sosialisasi ke Puskesmas
11 Juni Widya Rp 0
Petugas Kec. Senen
‘17
3. RUMAH
MASYARAKAT A.8 Sosialisasi ke
29
SASARAN Masyarakat &
Mei‘17 Kelurahan
PROGRAM Pemerintah
sampai di Kec. Pungki Rp 50 / hari
BERADA DI Memulai
dengan Senen
Pelayanan &
KAWASAN Saat ini
Evaluasi
PADAT &
TIDAK
TERATUR
4. KESADARAN
30
MASYARAKAT MEMBUAT B.1 Desain &
Mei’17
TERHADAP LAYANAN Mengembangkan Puskesmas
sampai Dito Rp 0
KESEHATAN ONLINE Medsos Kec. Senen
dengan
PROMOTIF HIBBIE
Saat ini
KURANG
Perbaikan dilakukan dengan inovasi yang telah disusun pada langkah diatas, namun sebelum
itu fasilitator menganalisis kompetensi seluruh personal menggunakan radar chart:
Diagram 12: Radar Chart Kompetensi Personil GKM Kembang Sepatu Sebelum Inovasi
Pada tahap ini, gugus melakukan inovasi berdasarkan rencana yang telah dibuat serta
disetujui oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Senen pada tanggal 3 Maret 2017.
Tabel 15: Langkah – Langkah Perbaikan
A. REALISASI ARMADA HIBBIE
A.1 Desain Armada HIBBIE
Puskesmas Kecamatan Senen, 9 – 22 Maret 2017, PIC: Dito
Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya
1. PC Intel Core 13
2. Netbook
Rp 510.000,-
3. Adobe Illustrator
4. Adobe Photoshop
Ban kempes akibat kelebihan muatan. Menyediakan ban cadangan dan membuat
2. 15/7-2017 ceklist barang yang perlu dan yang tidak
dibawa ke dalam HIBBIE.
Mesin cepat panas akibat mobil menyala Perbaiki mesin agar tidak cepat panas. Beli
3. 15/7-2017
terus menerus. Genset dan AC Portable.
Kit perlengkapan dan seluruh alat Buat bagasi tambahan dengan desain
kesehatan yang ada membuat mobil khusus yang memuat seluruh kit dan alat
4. 20/7-2017
menjadi penuh. Tidak ada bagasi khusus kesehatan, sehingga mobil menjadi rapi dan
untuk meletakannya. tertata dengan baik.
Tidak ada tempat di Puskesmas untuk Menyediakan gudang kecil khusus HIBBIE,
menaruh perlengkapan pendukung sehingga semua peralatan pendukung nya
5. 16/8-2017 HIBBIE seperti: Alat kebersihan. Alat dapat terorganisasi dengan baik.
mekanik, Kursi periksa cadangan dan
sebagainya.
Terjadi peningkatan capaian target indikator mutu pada 17 program UKM yang sebelumnya
memiliki kinerja terburuk. Walaupun terjadi peningkatan, namun pada beberapa program
seperti UKGS, Penanganan Komplikasi Neonatus dan Penemuan Kasus Diare pada Anak
Usia >5 tahun, masih memiliki capaian dibawah target bulanan (<8.33%). Selain itu gugus
menghitung nilai Cp dan mendapatkan peningkatan menjadi 1.380, yang menunjukkan
bahwa proses kerja program UKM mengalami perbaikan (Cp>1).
Hal ini menandakan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat Kecamatan Senen
mulai mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Perbaikan dan perubahan perilaku
sehat masyarakat bukanlah hal yang mudah dan tidak dapat dicapai secara instan. Oleh
karena itu, inovasi HIBBIE memberi awal yang baik bagi peningkatan pemeliharaan
kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Senen.
Setelah itu gugus melakukan analisis kondisi sebelum dan sesudah inovasi:
Diagram 13: Capaian 19 Program UKM Terhadap Target Bulanan Setelah Inovasi
*) Indikator Mutu Penemuan Suspek TB dan Penemuan Kasus TB Baru tidak dapat dilakukan analisis karena nilai
menunggu akumulasi akhir tahun.
Tabel 17: Evaluasi Sasaran Setelah Inovasi HIBBIE Berdasarkan Aspek Mutu
FAKTOR KONDISI SEBELUM SASARAN PERBAIKAN KONDISI SESUDAH
Nilai CP Program UKM Nilai Cp Program UKM > 1 Nilai CP untuk Program
QUALITY yang tidak mencapai UKM = 1.380
target = 0.799
1. Potensi kesakitan dan kematian 1. HIBBIE mendatangi target langsung pada lokasi
pada masyarakat sasaran sasaran dan memberikan pelayanan yang lengkap
MASYARAKAT
Target pemerintah dalam bidang Target pemerintah sesuai Pergub No. 20 Tahun 2014
kesehatan masyarakat tidak tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
PEMERINTAH
Diagram 15: Radar Chart Kompetensi Personil GKM Kembang Sepatu Setelah Inovasi
Gugus KEMBANG SEPATU melakukan barinstorming untuk menginventaris masalah yang
akan digunakan dalam menentukan tema selanjutnya, menggunakan capaian indikator
mutu :
JUMLAH
JUMLAH INDIKATOR
KELOMPOK KERJA INDIKATOR MUTU YANG PERSENTASE
NO MUTU SESUAI
TARGET
1 Administrasi & Manajemen (ADMEN) 10 7 70%
2 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) 15 15 100%
3 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 64 61 95.3%
Berdasarkan data dan fakta yang telah dijelaskan sebelumnya, masalah berikutnya yang
perlu dilakukan improvement adalah Pokja Administrasi Manajemen (Admen) dengan
capaian indikator mutu 70%. Namun karena Pokja tersebut berhubungan dengan banyak
sumber daya, maka untuk meningkatkan indikator mutu diperlukan sebuah perbaikan
sistem yang dapat meningkatkan kinerja serta membentuk pola dan budaya kerja
Puskesmas Kecamatan Senen yang lebih efektif dan efisien.
Gugus menilai bahwa penerapan GKM kurang relevan untuk mewujudkan sistem tersebut,
oleh karena itu gugus berinisiatif membentuk sistem 5S yang diharapkan akan
memperbaiki dan membentuk pola kerja Pokja Admen secara tepat guna. Pengertian 5S
adalah kebulatan tekad untuk mengadakan Seiri (ringkas) di tempat kerja, Seiton (rapi),
Seiso (resik), Seiketsu (rawat), kondisi yang mantap dan Shitsuke (rajin) memelihara
kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
LANGKAH
Pertem
JAN FEB MAR APR
LANGKAH uan
Kegiatan
PDCA
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Menentukan
4
Aktivitas
Mengidentifikasi
II 2
PLAN Penyebab
III Menentukan solusi 2
IV Rencana perbaikan 3
Menerapkan
DO V 6
perbaikan
CHECK VI Mengevaluasi Solusi 3
Menetapkan
VII 2
standarisasi
ACTION
Menentukan tema
VIII 1
berikutnya