Anda di halaman 1dari 2

Diskusi di JMM tanggal 16 Juni 2018

Beda antara Himne dan Nyanyian Ibadah Kontemporer


Perbedaan dasar:
Himne adalah karya musik yang berdiri sendiri yang diawali dan diakhiri dengan puisi.
Kebanyakan himne disusun untuk harmoni 4 suara (SATB), sehingga cocok untuk penyanyi
yang jumlahnya banyak. Biasanya, instrumen pengiring tetap mempertahankan struktur
harmoni seperti yang ditulis untuk vokal.
Kebanyakan himne ditulis dalam bentuk strofik (bait-bait syair dinyanyikan dengan musik
yang sama); himne biasa ditulis dalam bentuk “AB”.
Ambitus vokal disesuaikan dengan orang kebanyakan, sehingga himne mudah dinyanyikan
oleh jemaat.
Teks dari himne biasanya berbeda tetapi merefleksikan kebenaran kekristenan. Himne sering
menggunakan bahasa yang sifatnya pribadi, intim dan hangat dalam hubungannya dengan
Tuhan.
Himne, karena panjangnya, sering mengeksplorasi karakter Allah dan hubungan kita dengan-
Nya secara mendalam.
 
Nyanyian ibadah kontemporer biasanya mencerminkan gaya yang sedang tren saat itu.
Karena musiknya bergaya pop, maka liriknya melekat pada musiknya. Kebanyakan ditulis
untuk penyanyi solo atau ansambel (kelompok kecil penyanyi). Jika vokal membutuhkan
harmonisasi, maka itu sudah diatur oleh aranger atau dilakukan penyanyi dengan cara
improvisasi.
Kebanyakan nyanyin kontemporer menampilkan bait yang diselang-selingi oleh refrain, coda,
bridge, atau cara-cara lain. Bentuk lagunya bisa: ABACB, ABABABAA’A, atau
ABABCCBB.
Ambitus vokal disesuaikan dengan penyanyi-penyanyi tertentu karena memang nyanyian
kontemporer ditujukan untuk penampilan konser. Ini menyebabkan nyanyian vokal kadang
sulit dinyanyikan oleh kebanyakan jemaat.
Teks nyanyian kontemporer cenderung mengulang-ulang frase lagu karena memang cirinya
yang tematik. Bahasanya cukup hangat, pribadi dan intim dalam hubungannya dengan Tuhan
(meniru kisah romantis) dan berceerita tentang kesaksian pribadi.
Nyanyian kontemporer seringkali kurang memiliki kedalaman teologis. Selain itu, banyak
nyanyian kontemporer dirancang untuk membangkitkan emosi dan hasrat akan Tuhan. Tidak
dibutuhkan kedalaman teologis untuk mencapai hal ini.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:


UNTUK JEMAAT ZAMAN SEKARANG MASIH RELEVANKAH LAGU- HIMNE
(MIS.KIDUNG JEMAAT, NYANYIAN PUJIAN, KIDUNG PUJIAN, DST)
DINYANYIKAN SEBAGAI LAGU PUJIAN DALAM IBADAH MENGINGAT
SEBAGIAN BESAR LAGU-LAGU TERSEBUT DICIPTA BEBERAPA ABAD YANG
LAMPAU?

Anda mungkin juga menyukai