BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
International Statistical Classification of Disease and related Healt problem (ICD 10)
berisi pedoman untuk merekam dan memberi kode penyakit, disertai dengan materi
baru yang berupa aspek praktis penggunaan klasifikasi. Materi tersebut disajikan
dalam buku terpisah untuk memudahkan penanganan bila diperlukan rujukan pada
klasifikasi (buku jilid 1) dan cara penggunaannya. Intruksi yang rinci dalam
menggunakan indeks alphabet dapat dijumpai pada buku jilid 3.
Buku pedoman ini memberikan deskripsi dasar ICD dengan intruksi praktis untuk
kode mortalitas dan mordibitas yang disertai dengan petunjuk presentasi dan
interpretasi data. Buku ini ditujukan untuk memberikan latihan rinci dalam
penggunaan ICD. Pengetahuan tentang materi yang terdapat dalam buku ini perlu
ditingkatkan melalui pelatihan formal dan petunjuk yang memungkinkan praktek
yang luas pada contoh-contoh rekaman dan diskusi masalah .
Bila dijumpai masalah dalam penggunaan ICD yang tidak dapat dpecahkan pada
kantor statistic nasional, dianjurkan untuk merujuknya pada WHO collaborating
Centres for Clasification of Disease .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Struktur Dasar dan Prinsip Klasifikasi ICD?
2. Bagaimana cara penggunaan ICD?
3. Bagaimana petunjuk dan Peraturan untuk metode Mortalitas dan Mordibitas?
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pembedaan bab-bab ‘group khusus’ dari bab-bab ‘sistem tubuh’ memiliki implikasi
praktis dalam pemahaman struktur klasifikasi, pengkodeannya, dan penafsiran statistik.
Harus diingat bahwa secara umum, kondisi-kondisi diklasifikasikan terutama pada satu di
antara bab-bab group khusus. Kalau terdapat keraguan mengenai tempat suatu kondisi
harus diletakkan, maka bab group khusus hendaknya diprioritaskan.
ICD dasar adalah daftar kategori 3-karakter berkode tunggal, masing-masingnya dapat dibagi lagi
atas 10 subkategori 4-karakter. Menggantikan sistem pengkodean yang hanya menggunakan angka
pada Revisi-9, Revisi-10 menggunakan kode alfa-numerik dengan sebuah huruf pada posisi pertama
dan sebuah angka pada posisi ke-2, ke-3, dan ke-4. Karakter ke-4 didahului oleh sebuah titik desimal.
Jadi nomor kode yang mungkin ada berkisar dari A00.0 sampai Z99.9. Huruf ‘U’ tidak digunakan.
(lihat 2.4.7)
1.1 Volume
ICD-10 tediri dari 3 volume: volume 1 berisi klasifikasi utama; volume 2 menyediakan
panduan untuk menggunakan ICD; dan volume 3 merupakan klasifikasi berdasarkan indeks
alphabet. Terjemahan ICD-10 Volume 2 Sebagian besar volume 1 diambil dengan klasifikasi utama,
disusun oleh daftar kategori 3 karakter dan table inklusi dan subkategori 4 karakter. inti Klasifikasi –
‘daftar kategori 3 karakter’ (volume 1) – yang dianjurkan untuk pelaporan ke WHO mortality
database dan untuk perbandingan umum secara internasional. Klasifikasi inti ini juga berisi bab
dan judul blok / block tittels. Daftar table memberikan detail dari level 4 karakter, yang dibagi
menjadi 21 bab.
1.2 Bab
Klasifikasi dibagi menjadi 21 bab. Karakter pertama dari kode ICD adalah huruf dan tiap
huruf berhubungan dengan bab khusus, kecuali untuk huruf D yang digunakan pada bab II,
neoplasma dan bab III penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu yang
melibatkan mekanisme kekebalan, dan huruf H, digunakan pada bab VII, penyakit ata dan adneksa
dan bab VIII penyakit pada telinga dan proses mastoid. Empat bab (I, II, XIX dan XX) menggunakan
lebih dari satu huruf pada posisi pertama kodenya. Setiap bab berisi kategori 3-karakter yang cukup
mencakup isinya, tidak semua kode yang tersedia dapat digunakan, sehingga memberikan ruang
pengembangan dan revisi selanjutnya.
Bab I – XVII berhubungan dengan penyakit dan kondisi morbid yang lain, dan bab XIX
berhubungan dengan cedera, keracunan dan penyebab eksternal tertentu lainnya. Sisanya
melngkapi subjek pokok yang termsuk dlam data diagnostic. Bab XVIII melingkupi gejala, tanda dan
temuan klinis dan laboratorium yang abnormal, yang tidak diklasifikasi di tempat lain. Bab XIX,
penyebab eksternal morbidity dan mortality, secara tradisional digunakan untuk mengklasifikasikan
penyebab cedera dan keracunan, tapi pada revisi ke 9 juga disediakan untuk catatan penyebeb
eksternal penyakit dan kondisi morbid lainnya. Bab XXI, factor yang mempengaruhi status
kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan, dimaksudkan Terjemahan ICD-10 Volume 2
untuk klasifikasi data yang menerangkan alasan seseorang yang tidak sakit kontak dengan
pelayanan kesehatan atau situasi dimana pasien menerima perawatan pada waktu khusus atau
memiliki hubungan dengan seseorang yang sedang menerima perawatan.
1.6 Suplemen subdivisi tambahan untuk penggunaan pada karakter ke-5 atau
berikutnya
Level karakter kelima dan seterusnya biasanya merupakan subklasifikasi pada sumbu
yang berbeda dengan karakter keempat. Mereka ditemukan pada:
Bab XIII – subdivisi menurut situs anatomis
Bab XIX – subdivisi untuk menunjukkan fraktur (patah tulang) terbuka dan tertutup di
samping cedera intrakranial, intratoraks, dan intraabdomen dengan dan tanpa
luka terbuka. Terjemahan ICD-10 Volume 2
Bab XX – subdivisi untuk menunjukkan jenis aktifitas yang dilakukan pada saat kejadian.
Inclusion terms
Di dalam rubrik 3- dan 4-karakter biasanya tertulis sejumlah diagnosis di samping diagnosis utama.
Mereka dikenal sebagai ‘inclusion terms’ (daftar cakupan), yaitu contoh-contoh diagnosis yang
diklasifikasikan pada rubrik tersebut. Mereka bisa merupakan sinonim atau kondisi yang berbeda,
tapi bukan subklasifikasi dari rubrik tersebut. Inclusion terms dibuat terutama sebagai pedoman isi
rubrik. Banyak di antara item yang tertulis disitu berhubungan dengan terms penting atau umum
yang ada di dalam rubrik. Item lainnya adalah kondisi perbatasan (borderline) yang diberikan untuk
memperjelas batas antara satu subkategori dari subkategori lain. Daftar inclusion terms tidak harus
menyeluruh, dan nama-nama alternatif dari diagnosis terdapat di dalam Indeks Alfabet, yang harus
dirujuk pertama kali pada saat mengkode suatu diagnosis. Kadang-kadang perlu membaca inclusion
terms bersama dengan judulnya. Hal ini biasanya terjadi kalau inclusion terms berisi daftar yang
rumit mengenai situs atau produk farmasi. Disini kata-kata yang sesuai dari judul (misalnya:
‘neoplasma ganas dari ........’, ‘cedera terhadap ........’, ‘keracunan oleh ........’) perlu
dipahami. Terjemahan ICD-10 Volume 2
Deskripsi diagnostik umum yang berlaku untuk suatu kelompok kategori, atau semua
subkategori yang berada di dalam kategori 3-karakter, terdapat di dalam catatan berjudul
“Includes” yang langsung mengikuti judul suatu bab, blok, atau kategori.
Exclusion term
Rubrik tertentu berisi daftar kondisi yang didahului oleh kata-kata “Excludes” atau ‘kecuali’.
Semua ini adalah terms yang sebenarnya diklasifikasikan di tempat lain, walaupun judulnya
memberi kesan bahwa mereka diklasifikasikan disana. Contohnya kategori A46 - Erysipelas,
disini erysipelas pada pasca melahirkan atau puerperium dikecualikan. Segera setelah term
pengecualian, terdapat tanda kurung yang berisi kode kategori atau subkategori yang menunjukkan
tempat klasifikasinya di dalam ICD. Pengecualian umum untuk sekelompok kategori atau semua
subkategori di dalam suatu kategori 3-karakter terdapat pada catatan yang berjudul ‘excludes’
yang mengikuti judul suatu bab, blok atau kategori.
Deskripsi daftar istilah (Glosary descriptions) Sebagai tambahan dari Inclusion dan
Exclusion term pada bab V, Mental and behavioural disorders menggunakan deskripsi daftar
istilah untuk menunjukkan isi rubrik. Instrumen ini berguna karena terminologi kelainan mental
sangat bervariasi terutama pada negara yang berbeda dengan nama yang sama dengan kondisi yang
sangat berbeda. Daftar istilah ini tidak ditunjukkan untuk staf pemberi kode. Hal yang sama untuk
difinisi yang terdapat pada ICD misalnya pada BAB XXI untuk klarifikasi isi suatu rubrik.
c. Penggunaan lain tanda kurung di dalam judul blok, melampirkan kategori tiga-karakter kode yang
termasuk dalam blok itu.
d. Penggunaan terakhir dari tanda kurung dalam Kesembilan Revisi dan berhubungan dengan
Dagger (pedang) dan asterik (bintang) sistem. Tanda kurung digunakan untuk melampirkan kode
Dagger dalam kategori asterik atau kode asterisk yang mengikuti Istilah Dagger.
'NOS'
NOS adalah singkatan dari "Not Otherwise Specified/tidak ditentukan", yang menyiratkan
"Unspecified/tidak Ditentukan" atau "unqualified/tidak terbatas".
Kadang-kadang suatu term yang tidak memenuhi syarat tetap diklasifikasikan ke dalam rubrik yang
berisi jenis kondisi yang lebih spesifik. Ini dilakukan karena di dalam terminology obstetricmedis,
bentuk yang paling umum dari suatu kondisi lebih dikenal dengan nama kondisi itu sendiri,
sedangkan yang memenuhi syarat justru jenis yang kurang umum. Misalnya istilah ‘mitral
stenosis’ (nama kondisi) biasanya dimaksudkan untuk ‘rheumatic mitral stenosis’ (bentuk yang
paling umum). Asumsi yang telah tertanam ini harus dipertimbangkan untuk mencegah kesalahan
klasifikasi. Pengamatan terhadap “term inklusi” akan menunjukkan apakah suatu asumsi
penyebab telah dibuat; pengkode harus hati-hati untuk tidak mengkode sebuah term sebagai tidak
memenuhi syarat, kecuali kalau jelas bahwa tidak ada informasi yang memungkinkan klasifikasinya
diletakkan di tempat lain. Begitu pula, dalam interpretasi statistik yang Obstetric / kebidanan
berdasarkan ICD, beberapa kondisi yang dimasukkan ke dalam kategori yang tampaknya dijelaskan
bisa saja tidak begitu dijelaskan pada catatan yang dikode. Pada saat membandingkan tren penyakit
menurut waktu dan mengartikan hasil statistik, perlu disadari bahwa asumsi-asumsi bisa berubah
dari satu revisi ICD ke revisi lain. Misalnya, sebelum revisi ke-8, aneurisma aorta yang tidak
memenuhi syarat diasumsikan sebagai akibat dari sifilis.. "Not elsewhere Classified/ Tidak
diklasifikasikan di tempat lain" Kata-kata ini yang berarti ‘tidak diklasifikasikan di tempat lain’, kalau
digunakan pada judul dengan tiga-karakter, berfungsi sebagai peringatan bahwa varian tertentu
darikondisi yang ada di dalam daftar bisa
muncul di bagian lain dari klasifikasi. Misalnya:
J16 Pneumonia akibat organisme menular lain, not elsewhere classified’.
Kategori ini mencakup J16.0 ‘Pneumonia akibat Chlamydia’ dan J16.8 ‘Pneumonia
akibat organisme menular lain yang dijelaskan’. Banyak kategori lain yang terdapat pada
bab X (misalnya, J10-J15) dan bab lain (misalnya, P23.- Congenital pneumonia) untuk
pneumonia akibat organisme menular yang dijelaskan. J18 “Pneumonia, organisme tidak
dijelaskan”, digunakan untuk pneumonia yang penyebab infeksinya tidak dinyatakan.
“And” pada judul
“Dan” bisa berarti “dan/atau”. Misalnya pada rubrik A18.0, ‘Tuberculosis tulang dan sendi’,
diklasifikasikan
‘TB tulang’, ‘TB sendi’, dan ‘TB tulang dan sendi’.
Point dash .–
Pada beberapa kasus, karakter ke-4 pada subkategori digantikan oleh ‘dash’ atau strip datar,
misalnya:
G03 Meningitis due to other and unspecified causes
Excludes: meningoencephalitis (G04.-)
Ini menunjukkan bahwa ada karakter ke-4 yang harus dicari di dalam kategori yang sesuai.
Konvensi ini
digunakan pada daftar tabulasi dan pada indeks alfabet.
Untuk kontrol mutu perlu ada cek terprogram di dalam sistem komputer. Kelompok kategori
berikut diberikan sebagai dasar untuk pengecekan terhadap konsistensi internal, dikelompokkan
menurut ciri-ciri khusus yang menyatukannya.
Kategori Asterisk
Kategori tanda berikut ini tidak digunakan sendiri; mereka harus selalu digunakan untuk tambahan
pada
kode Dagger :
D63*, D77*, E35*, E90*, F00*, F02*, G01*, G02*, G05*, G07*, G13*, G22*, G26*, G32*, G46*, G53*,
G55*,
G59*, G63*, G73*, G94*, G99*, H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*, H45*,
H48*,
H58*, H62*, H67*, H75*, H82*, H94*, I32*, I39*, I41*, I43*, I52*, I68*, I79*, I98*, J17*, J91*, J99*,
K23*,
K67*, K77*, K87*, K93*, L14*, L45*, L54*, L62*, L86*, L99*, M01*, M03*, M07*, M09*, M14*,
M36*,
M49*, M63*, M68*, M73*, M82*, M90*, N08*, N16*, N22*, N29*, N33*, N37*, N51*, N74*, N77*,
P75*.
Kategori terbatas pada satu jenis kelamin
Pedoman untuk penanganan ketidakkonsistenan antara kondisi dan jenis kelamin diberikan pada
4.2.5.
Pedoman untuk koding gejala sisa untuk kedua tujuan mortalitas dan morbiditas dapat ditemukan di
4.2.4 dan 4.4.2.
Gangguan Postprocedural
Kategori-kategori berikut tidak akan digunakan untuk mendasari koding penyebab kematian.
Panduan untuk menggunakan mereka pada koding morbiditas ditemukan di 4.4.2:
E89.-, G97.-, H59.-, H95.-, I97.-, J95.-, K91.-, M96.-, N99.-.
2.1.2 Struktur
Indeks ini berisi ‘lead terms’ yang diletakkan pada bagian paling kiri, dengan kata-kata lain
(‘modifier’ atau ‘qualifier’) pada berbagai level indentasi di bawahnya. Pada Section I,
modifier yang berindentasi (dimajukan ke kanan) ini biasanya berupa jenis, tempat, atau
kondisi yang mempengaruhi kode; pada Section II mereka menunjukkan berbagai jenis
kecelakaan atau kejadian, kendaraan yang terlibat, dsb. Modifier yang tidak mempengaruhi
kode berada di dalam tanda kurung setelah kondisi yang tertulis.
Nomor-nomor kode yang menyertai term merujuk ke kategori atau subkategori tempat
term tersebut diklasifikasikan. Kalau kode tersebut hanya terdiri dari 3-karakter, bisa
diperkirakan bahwa kategori tersebut belum dibagi atas subkategori. Pada umumnya kode
subkategori 4-karakter akan muncul kalau kategori telah dibagi. Sebuah ‘dash’ atau strip
pada posisi ke-4 (misalnya O03.-) menunjukkan bahwa kategori tersebut telah dibagi
namun angka ke-4 bisa ditemukan pada daftar tabulasi (Volume 1). Kalau sistem dagger dan
asterisk berlaku pada term itu, maka kedua kode harus digunakan.
2.1.4 Konvensi
Tanda Kurung
Tanda kurung digunakan dalam Indeks dengan cara yang sama seperti dalam Volume 1,
yaitu untuk melampirkan pengubah.
'NEC'
NEC (tidak diklasifikasikan di tempat lain) menunjukkan bahwa varian terdaftar ditentukan
kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain, dan bahwa, bila sesuai, yang lebih tepat istilah harus
dicari dalam indeks.
Referensi Silang
Referensi silang digunakan untuk menghindari duplikasi yang tidak perlu dalam Index.
Kata "see" dibutuhkan koder untuk merujuk pada ke istilah lain; "see also" Mengarahkan
koder untuk merujuk tempat lain dalam Indeks jika pernyataan yang dikodekan berisi
informasi lain yang tidak ditemukan indentasi di bawah istilah "see also".
Indeks alfabet berisi berbagai term yang tidak ada pada Volume 1, dan pengkodean
memerlukan rujukan ke kedua volume tersebut sebelum kode dapat diberikan. Sebelum
pengkodean dilakukan, pengkode perlu mengetahui prinsip-prinsip klasifikasi dan
pengkodean, dan telah melakukan latihan-latihan praktek.
Berikut ini adalah pedoman sederhana yang dimaksudkan untuk membantu pengkode ICD
yang bekerja sesekali:
1. Tentukan jenis pernyataan yang akan dikode dan rujuk ke Section yang sesuai pada
Indeks Alfabet. (Kalau pernyataan adalah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bisa
diklasifikasikan pada bab I-XIX atau XXI, lihat Section I dari Index. Kalau pernyataan ini adalah
penyebab luar dari cedera atau kejadian lain yang bisa diklasifikasikan pada bab XX, lihat
Section II pada Index).
Bagian ini berisi aturan dan pedoman yang diadopsi oleh World Health Assembly untuk
memilih satu penyebab atau kondisi untuk tabulasi rutin dari catatan penyakit atau
sertifikat kematian. Pedoman juga diberikan untuk penerapan aturan dan untuk pengkodean
kondisi yang dipilih untuk tabulasi.
Statistik mortalitas adalah salah satu sumber utama informasi kesehatan dan pada
beberapa negara merupakan data yang paling dapat dipercaya dari semua data kesehatan
yang ada.
Pada tahun 1967, WHA ke-20 mendefinisikan penyebab kematian yang masuk ke dalam
sertifikat kematian sebagai “semua penyakit, kondisi sakit, atau cedera yang menyebabkan
atau memudahkan kematian, dan kecelakaan atau kekerasan yang menyebabkan cedera
tersebut”. Tujuan definisi ini adalah untuk memastikan agar semua informasi yang
relevan tercatat dan agar pembuat sertifikat tidak memilih beberapa kondisi untuk
entri dan menolak kondisi lain. Definisi ini tidak mencakup gejala atau cara kematian,
seperti kegagalan jantung atau kegagalan pernafasan.
Kalau hanya satu penyebab kematian yang tercatat, penyebab ini dipilih untuk tabulasi.
Kalau tercatat lebih daripada satu penyebab kematian, maka pemilihan harus dilakukan
berdasarkan aturan yang didasarkan pada konsep penyebab dasar kematian.
Dari sisi pencegahan kematian, perlu dilakukan pemutusan mata rantai kejadian atau
pengobatan pada suatu titik tertentu. Objektif kesehatan masyarakat yang paling efektif
adalah mencegah pencetus kematian. Untuk ini, penyebab dasar dinyatakan sebagai
“(a) penyakit atau cedera yang memulai rangkaian penyakit yang menyebabkan kematian,
atau (b) kecelakaan atau kekerasan yang menimbulkan cedera fatal”.
Yang dianjurkan oleh WHA. Praktisi medis yang menandatangani sertifikat kematian
bertanggung jawab untuk menentukan kondisi sakit mana yang mengarah langsung pada
kematian, dan untuk menyatakan kondisi-kondisi pendahulu yang menyebabkan timbulnya
kondisi sakit tersebut.
Sertifikat medis di bawah ini dirancang untuk memudahkan pemilihan penyebab dasar
kematian kalau tercatat dua atau lebih penyebab. Bagian I untuk penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan rantai kejadian yang menyebabkan kematian, dan Bagian II
untuk kondisi yang tidak berhubungan namun memudahkan kematian.
Kalau hanya satu penyebab kematian yang dilaporkan, maka penyebab ini yang digunakan
untuk tabulasi. Kalau lebih daripada satu penyebab yang tercatat, langkah pertama dalam
memilih penyebab dasar adalah menentukan penyakit awal yang berada di baris
terbawah dengan menerapkan Prinsip Umum atau Selection Rules 1, 2, dan 3. Pada
beberapa situasi ICD memungkinkan penyebab awal digeser oleh penyebab yang lebih
sesuai untuk mengekspresikan penyebab dasar tabulasi. Misalnya, terdapat beberapa
kategori untuk kombinasi kondisi-kondisi, atau mungkin terdapat alasan epidemiologis yang
kuat untuk mengutamakan kondisi lain yang ada pada sertifikat.
Langkah selanjutnya adalah menentukan apakah berlaku satu atau lebih aturan perubahan
(Modification Rule) A – F, yang berhubungan dengan situasi di atas. Nomor kode yang
dihasilkannya untuk tabulasi digunakan sebagai penyebab dasar. Kalau penyebab awal
adalah cedera atau efek lain suatu penyebab luar yang terdapat pada bab XIX, maka
kejadian yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut harus dipilih sebagai penyebab
dasar untuk tabulasi dan dikode pada V01 – Y89. Kode untuk cedera atau efek bisa
digunakan sebagai kode tambahan.
Pada sertifikat yang diisi dengan baik, penyebab dasar akan diisi sendirian pada baris
terbawah di Bagian
I. Kondisi-kondisi yang timbul akibat penyebab dasar ini, kalau ada, dituliskan di atasnya,
satu kondisi untuk
satu baris, secara meningkat berurutan.
Jadi Prinsip Umum berlaku pada sertifikat yang diisi dengan benar. Namun, Prinsip Umum
mungkin masih bisa digunakan seandainya kondisi yang diisi sendirian di bagian terbawah
merupakan kondisi penyebab seluruh kondisi yang ada di atasnya, walau pun kondisi yang di
atas tersebut tidak berurutan sebagaimana mestinya.
Prinsip Umum tidak berlaku kalau di baris terbawah terdapat lebih dari satu kondisi, atau
kalau kondisi
tersebut bukan penyebab kondisi di atasnya. Pedoman untuk menerima sekuensi yang
berbeda diberikan
pada akhir Rule, namun harus diingat bahwa pernyataan dokter adalah pendapat dari
orang yang berwenang mengenai kondisi-kondisi penyebab kematian dan hubungannya,
dan tidak bisa diremehkan begitu saja.
Kalau Prinsip Umum tidak bisa dipakai, sedapat mungkin usahakan klarifikasi dari dokter ang
menulis, karena Selection Rules agak bersifat kompromi dan tidak selalu memberi hasil yang
memuaskan. Kalau klarifikasi tidak bisa diperoleh, gunakan aturan pemilihan. Rule 1 hanya
dipakai kalau ada sekuensi yang berujung pada kondisi paling atas. Kalau sekuensi ini tidak
diperoleh, Rule 2 dipakai dan kondisi paling atas dipilih.
Kondisi yang dipilih oleh Rule tersebut bisa saja merupakan akibat yang jelas dari kondisi
lain, yang tidak
dituliskan menurut hubungan sebab-akibat yang benar, misalnya pada bagian II atau pada
baris yang sama
pada bagian I. Kalau demikian, maka Rule 3 berlaku dan kondisi primer awal dipilih. Hal ini
hanya berlaku kalau tidak diragukan lagi adanya hubungan sebab-akibat antara kedua
kondisi tersebut.
Prinsip Umum
Bila lebih dari satu kondisi yang diisi pada sertifikat, maka dapat dipilih penyakit yang
disebut paling bawah pada bagian I yang dapat menerangkan kondisi diatasnya.
Penyebab kematian yang terpilih tidak selalu merupakan kondisi yang paling berguna dan
informatif untuk tabulasi. Misalnya senilitas (tua) atau beberapa penyakit umum seperti
hipertensi dan aterosklerosis, gunanya lebih rendah daripada manifestasi atau akibat
dari kondisi tersebut. Kadang-kadang perlu mengubah pemilihan untuk memenuhi
persyaratan klasifikasi, baik untuk kode tunggal dari dua atau lebih penyebab kematian yang
dilaporkan bersamaan, atau untuk memilih penyebab tertentu kalau dilaporkan dengan
kondisi tertentu lain.
Modification Rules (aturan perubahan) berikut ditujukan untuk meningkatkan kegunaan dan
ketepatan data kematian, dan hendaknya digunakan setelah pemilihan penyebab dasar.
Proses pemilihan dan modifikasi yang saling terkait ini dipisahkan untuk memberikan
kejelasan masing-masing proses.
Beberapa di antara modification rules memerlukan penerapan lebih lanjut dari selection
rules, yang tidak akan sulit bagi pengkode yang berpengalaman, tapi perlu sekali menjalani
proses seleksi, modifikasi, dan kalau perlu pemilihan kembali (reseleksi).
3.2 Catatan untuk interpretasi pada pengentrian penyebab kematian
Aturan sebelumnya biasanya akan menentukan penyebab utama dari kematian untuk digunakan
sebagai tabulasi utama kematian. Setiap negara perlu untuk memperkuat aturannya,
tergantung pada kelengkapan dan kualitas dari berkas keterangan medis (rekam medis). Informasi
pada bagian ini akan membantu dalam perumusan instruksi tambahan tersebut.
Kebanyakan di dalam berkas keterangan medis, ada satu kondisi yang diindikasikan sebagai akibat
untuk kondisi yang lainnya, tapi yang pertama bukan merupakan akibat langsung dari yang
kedua. Sebagai contoh, haematemesis dapat dinyatakan sebagai akibat untuk sirosis hepatis, bukan
dilaporkan sebagai kejadian akhir dari suatu rangkaian, liver cirrhosis portal hypertension
ruptured oesophageal
varices haematemesis.
Asumsi akan ‘intervening cause’ (penyebab antara) pada Part I ini boleh dipakai untuk menerima
suatu
rangkaian penyakit sebagaimana dilaporkan, tetapi tidak boleh digunakan untuk mengubah
pengkodean.
Ungkapan “sangat mustahil” telah digunakan sejak Revisi Ke-6 ICD untuk menunjukkan suatu
hubungan
sebab-akibat yang tidak bisa diterima. Sebagai pedoman untuk penerimaan urutan dalam
penerapan
Prinsip Umum dan pemilihan rule, hubungan sebagai berikut ini sebaiknya dianggap sebagai sesuatu
yang
“sangat mustahil” :
(a) penyakit infeksi/menular dapat diterima sebagai “yang disebabkan oleh” gangguan sistem imun
misalnya penyakit human immunodeficiency virus [HIV] atau AIDS;
(b) suatu penyakit infeksi atau parasit (A00-B99) dilaporkan sebagai “yang disebabkan oleh”
penyakit
3. Konsistensi antara jenis kelamin pasien dan diagnosisnya
Ada kategori tertentu yang terbatas pada hanya satu jenis kelamin (lihat bagian 3.1.5). Jika
setelah
verifikasi ternyata bahwa jenis kelamin dan penyebab kematian pada berkas keterangan tidak
sesuai,
maka kematian harus dikode dengan R99, yaitu “Other ill-defined and unspecified causes of
mortality”.
1.1.3 Operasi
Apabila operasi muncul pada berkas keterangan medis sebagai penyebab kematian tanpa
disebutkannya
untuk apa dilakukannya operasi atau hasil temuan pada saat operasi, dan indeks alfabet tidak
memberikan
kode spesifik untuk operasi tersebut, kode dengan kategori residual untuk organ atau letak
yang
ditunjukkan oleh nama operasinya (misalnya kode dengan “nephrectomy” N28.9). Jika operasinya
tidak
menunjukkan suatu organ atau letak, misalnya “laparotomy”, kode dengan “Other ill-defined
an
unspecified causes of mortality” (R99), kecuali kalau disebutkan adanya kesalahan terapi yang
bisa
diklasifikasikan pada Y60-Y64 atau adanya komplikasi pasca bedah.
Ketika suatu neoplasma ganas dipertimbangkan sebagai penyebab utama kematian, maka menjadi
sangat
penting untuk menentukan dimana letak utamanya. Morfologi (bentuk) dan sifat neoplasma
tersebut
sebaiknya juga perlu dipertimbangkan. Kanker merupakan istilah generik dan bisa digunakan untuk
semua
kelompok morfologis, walaupun jarang digunakan untuk neoplasma ganas jaringan limfatik,
hematopoietik, dan jaringan yang berhubungan dengan itu. Karsinoma kadang-kadang digunakan
secara
tidak benar untuk menggantikan istilah kanker. Beberapa keterangan kematian dapat diragukan
apabila
terdapat keraguan akan letak primer atau ketidaktelitian dalam penyusunan keterangan. Pada
kondisi ini,
jika memungkinkan, si penulis keterangan hendaknya dapat dimintai informasi untuk
klarifikasi.
Seandainya hal ini tidak bisa dilakukan, maka pedoman di bawah ini sebaiknya digunakan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran