Anda di halaman 1dari 12

DI

OLEH:

DINARA IMSALIA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia
yang tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan
baik, shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw.
pembawa risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat
manusia didunia dan diakhirat.

Kami sadar bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari


kesempurnaan, maka dari ini saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal yang baik dan diterima disisi Allah
SWT. Amiin.

Sigli, Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Prof.Dr,Soekidjo
Notoatmojo “pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistem yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat”.
Pelayanan kesehatan menghadapi banyak tantangan, termasuk peningkatan
usia harapan hidup yang cenderung mengubah pola populasi penyakit, kebutuhan
sumber daya kesehatan yang tersedia, perkembangan IPTEK kedokteran dan
pelayanan kesehatan yang berkembang pesat diiringi oleh minat konsumen dalam
mengakses informasi melalui internet. Menghadapi semua tantangan ini,
organisasi pelayanan kesehatan harus mampu mengikuti perkembangan dan
mampu mengoperasikan sistem pelayanan yang dilakukan oleh seorang rekam
medis.
Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yang
akan maupun telah diberikan kepada pasien. Definisi tersebut berdasarkan
Huffman EK, 1992.
“Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa,
mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien
selama masa perawatan yang memuat informasi yang cukup untuk menemukenali
(mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis pengobatan serta merekam
hasilnya”. (Huffman EK, 1992)
Karena pekerjaan perekam medis adalah mendokumentasi dan merekam
identitas serta riwayat pasien dari awal masuk, pemeriksaan, hingga keluar dari
Rumah Sakit. Maka para perekam medis dituntut untuk mengetahui berbagai
macam penyakit dan salah satu bahan ajar untuk mengenal berbagai penyakit dan
pengkodean adalah ICD-10. ICD-10 merupakan klasifikasi statik, yang terdiri dari

1
sejumlah kode alphanumerik yang satu sama lain berbeda menurut kategori, yang
menggambarkan konsep seluruh penyakit (Depkes RI:2008).
ICD-10 merupakan buku yang digunakan rekam medis untuk mengkode
seluruh penyakit dan menjadi pedoman dalam menjalankan tugas menjadi
perekam medis. ICD – 10 ialah singkatan dari International Statistical
Clasification of Disease and Related Health Problem – Tenth Revision. ICD – 10
menggunakan kode penomoran alfa numerik dan bersifat rahasia hanya pihak
rumah sakit dan tenaga kesehatan yang mengetahuinya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang Dimaksud Dengan ICD – 10 ?
2. Untuk Apa Fungsi dan Kegunaan ICD – 10 ?
3. Bagaiman Bentuk Struktur ICD – 10 ?
4. Untuk Apa Penggunaan ICD – 10 ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ICD – 10
ICD merupakanm buku yang dikembangkan karena mengikuti perkembangan
IPTEK dalam dunia kedokteran dan ketenagakerjaan medis yang sangat
berkembang pesat yang diiringi oleh minat konsumen dalam pelayanan kesehatan.
Menurut Hatta (2013:131) “...International Statistical Clasification of Disease
and Related Health Problem (ICD) dari WHO adalah sistem klasifikasi yang
komprehensif dan diakui secara internasional.”
International Statistical Clasification of Disease and Related Health Problem
– Tenth Revision (ICD – 10) adalah klasifikasi penyakit yang disusun
berdasarkan sistem pengkategorian penyakit yang penataannya sesuai dengan
kriteria yang ditentukan oleh WHO. ICD-10 merupakan klasifikasi statik, yang
terdiri dari sejumlah kode alphanumerik yang satu sama lain berbeda menurut
kategori, yang menggambarkan konsep seluruh penyakit. (Depkes RI:2008).

B. Fungsi dan Kegunaan ICD – 10


ICD – 10 digunakan untuk menerjemahkan suatu diagnose penyakit dan
masalah kesehatan dari kata – kata menjadi kode numerik, dengan tujuan
memungkinkan untuk membuat catatan yang sistematis, analitik, menerjemahkan
dan membandingkan peristiwa penyakit dan kematian yang telah dikumpulkan
diberbagai tempat dan Negara pada saat yang berlainan sehingga memudahkan
untuk disimpan dan dicari serta dianalisis kembali.
Fungsi ICD – 10 sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah terkait
kesehatan pasien, yaitu:
1. Mengindeks pencatatan penyakit disarana pelayanan kesehatan,
2. Memudahkan proses pengkodean terkait diagnosis karakteristik pasien,
3. Untuk penelitian epidemiologi dan klinis,
4. Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis,

3
5. Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas.

C. Struktur ICD – 10
Pengembangan klasifikasi penyakit pertamakali dilakukan oleh Willian Farr
(1856) dengan pengklasifikasian menjadi 5 kelompok yaitu:
1. Penyakit epidemic (penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu
populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju
yang melampaui laju “ekspektasi” (dugaan) yang didasarkan pada
pengalaman mutakhir.)
2. Penyakit konstutusi dan umum
3. Penyakit local yang disusun berdasarkan tempat
4. Penyakit perkembangan (developmental diseases)
5. Cidera
ICD – 10 diperkenalkan pada 1 januari 1993. Layout dari ICD – 10 terdiri
dari 3 volume yang terdiri dari 2 BAB/Chapter. Dengan struktur :
1. Volume 1 (daftar tabulasi penyakit/klasifikasi utama)
a. Pengantar
b. Penyataan
c. Pusat – pusat kolaborasi WHO untuk klasifikasi penyakit
d. Laporan konferensi internasional yang menyetujui revisi ICD – 10
e. Daftar kategori 3 karakter
f. Daftar tabulasi penyakit dan daftar kategori termasuk subkategori
empat karakter
g. Daftar Morfologi Neoplasma
h. Daftar tabulasi khusus morbiditas dan mortalitas
i. Definisi-definisi
j. Regulasi-regulasi nomenklatur
k. Daftar Tabulasi Mortalitas terdiri dari :
1) Daftar 1-Kematian umum – daftar dengan 103 penyebab yang luas
(general mortality condensed list-103 causes)

4
2) Daftar 2-Kematian umum-daftar terpilih dengan 80 penyebab
(general mortality selected list-80 causes)
3) Daftar 3-Kematian bayi dan anak – daftar dengan 67 penyebab
yang luas (infant and child mortality-condensed list-67 causes)
4) Daftar 4-Kematian bayi dan anak – daftar terpilih dengan 51
penyebab (infant and child mortality-selected list-51 causes)
5) Daftar Tabulasi Morbiditas (terdiri dari 298 penyebab
Volume 1 (edisi ke-1) terdiri dari atas 21 bab dengan sistem kode
alfanumerik. Pada volume 1 edisi ke-2 terdapat penambahan bab
menjadi 22 bab disusun menurut grup sistem anatomi dan grup khusus.
Grup khusus mencakup penyakit-penyakit yang sulit untuk diletakkan
secara anatomis, misalnya penyakit infeksi, tumor, darah, endokrin,
metabolic, gangguan jiwa, obstetrik, perinatologi, dan kelainan
congenital.
Pengkodean dimulai dengan huruf, 15 bab menggunakan satu
huruf (Bab IV-VI, IX-XVIII, XXI dan XXII), tiga bab menggunakan
huruf yang juga dipakai oleh bab lain (bab III menggunalkan alfabet D,
yang sama dengan Neoplasma, Bab VII dan VIII menggunakan abjad
H), dan empat bab memiliki lebih dari satu huruf ( bab I, II, XIX dan
XX).
Setiap bab dibagi menurut blok, setiap blok teridiri atas daftar
kategori tiga karakter dan setiap kategori dibagi menjadi subkategori
empat karakter. Subkategori empat karakter bisa dibagi lagi atas
subdivisi dengan karakter kelima dan keenam. Karakter pertama
menggunakan huruf diikuti oleh karakter kedua dan ketiga yang
menggunakan angka (contoh A00). Kode yang lebih spesifik
menggunakan karakter keempat yang didahului oleh titik (contoh
A01.1).
Daftar pengecualian atau eksklusi terdapat pada level bab, blok,
kategori, dan subkategori. Daftar eksklusi berisi pengecualian bagi
istilah yang terlihat mirip, tetapi sesungguhnya terkelompok ke nomor

5
kode lain. Di samping itu terdafat pula daftar inklusi yang berperan
untuk mencari istilah yang berbeda tapi memiliki makna yang sama
dengan diagnosis utama.
2. Volume 2 ( intruksi manual)
a. Pengantar
b. Penjelasan tentang International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems
c. Cara penggunaan ICD – 10
d. Aturan dan petunjuk pengodean mortalitas and morbiditas
e. Presentasi statistic
f. Riwayat perkembangan ICD
3. Volume 3 (indeks alfabetik daftar tabulasi untuk mencari kode)
a. Pengantar
b. Susunan indeks secara umum
c. Seksi I : indeks abjad penyakit, bentuk cedera
d. Seksi II : penyebab luar cedera
e. Seksi III : table obat dan zat kimia
f. Perbaikan terhadap volume 1

D. Penggunaan ICD – 10
1. Tata cara pengkodean
Dalam menggunakan ICD – 10, perlu diketahui dan dipahami bagaimana cara
pencarian dan pemilihaan nomor kode yang diperlukan. Pengodean dijalankan
melalui penahapan mencari istilah ICD volume 3, kemudian mencocokkan kode
yang ditemukan dengan yang ada di volume 1. Berikut ini tata cara pengkodean :
a. Baca diagnosisnya
b. Cari artinya
c. Tentukan terminology medisnya (wordroot, combining from, suffix,
prefix, keterangan)
d. Tentukan lead term (kata kunci)
e. Cari lead term di ICD-10 volume 3 (catat halaman, minus (-), kode)

6
f. Cari kode yang sudah ditemukan kamudian samakan kode tersebut di
ICD-10 volume 1 (catat halaman dan kodenya)
g. Tentukan kode
h. Simpulkan
i. Cocokan pada diagnosis dokumen rekam medis.

7
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. ICD-10 merupakan klasifikasi penyakit yang disusun berdasarkan sistem
pengkategorian penyakit yang penataannya sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh WHO, yang terdiri dari sejumlah kode alphanumerik yang
satu sama lain berbeda, yang menggambarkan konsep seluruh penyakit.
2. ICD-10 digunakan untuk menerjemahkan suatu diagnose penyakit dan
masalah kesehatan dari kata – kata menjadi kode numerik, dengan tujuan
memungkinkan untuk membuat catatan yang sistematis, analitik,
menerjemahkan dan membandingkan peristiwa penyakit dan kematian
yang telah dikumpulkan diberbagai tempat dan Negara pada saat yang
berlainan sehingga memudahkan untuk disimpan dan dicari serta
dianalisis kembali.
3. ICD-10 terdiri dari volume 1,2,dan 3. Volume 1 merupakan daftar
tabulasi penyakit yang memperjelas kode yang telah dicari di volume 3,
Volume 2 merupakan intruksi manual yang menjelaskan bagaimana
penggunaan ICD-10 yang baik dan benar, kemudian volume 3 merupakan
indeks alfabetik daftar tabulasi yang digunakan untuk mencari kode
penyakit yang telah terdiagnosis oleh dokter.
4. Dalam penggunaan ICD-10, rekam medis harus tahu dan paham cara
pencarian dan pemilihaan nomor kode yang diperlukan. Pengodean
dijalankan melalui penahapan mencari istilah ICD volume 3, kemudian
mencocokkan kode yang ditemukan dengan yang ada di volume 1,
kemudian simpulkan dan disimpan didalam dokumen rekam medis.

B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut :

8
1. Setiap rekam medis dalam menjalankan profesinya harus memiliki ICD-
10 baik itu berbentuk buku maupun elektronik, serta menjaga dan
merawat buku tersebut.
2. Gunakan ICD-10 dengan baik dan benar sesuai dengan penataan dari
WHO, agar tidak terjadi kesalahan atau kecerobohan dalam menganalisis
dan mengkode suatu penyakit, jika sedikit saja terjadi kesalahan maka
akan berakibat fatal.

9
DAFTAR PUSAKA

Hatta, G.R. (2014). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Disarana


Pelayanan Kesehatan Revisi 3. Jakarta: Universitas Indonesia.

Villavos. (2015). Pengertian, fungsi, kegunaan, struktur dan penggunaan ICD 10.
[Online]. Tersedia: https://villavos.wordpress.com/2015/07/03/pengertian-
fungsi-kegunaan-struktur-dan-penggunaan-icd-10/. Dakses tgl 26 oktober
2021

10

Anda mungkin juga menyukai