Anda di halaman 1dari 5

Anemia Pada Ibu Hamil

25 Januari 2015 Tinggalkan komentar

Anemia pada ibu Hamil

1. Definisi

Beberapa pengertian anemia menurut :

1. Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang di jumpai selama kehamilan pada
wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi besi atau folat yang di sebabkan oleh
penambahan volume plasma yang relative lebih besar dari pada penambahan massa
hemoglobin dan volume sel darah. (Cunningham G,2005;h.1463)
2. Anemia didefenisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah.anemia yang diterima secara umum
adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gr/100 ml dan wanita hamil 11,0 g/dl. ( Varney
H,2006.;h.623)
3. Anemia didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentarsi Hb, atau hitung eritrosit di bawah
batas” normal “. Dimana umumnya ibu hamil dianggap anemi jika kadar hemoglobin
dibawah 11 gr / dl atau hematokrit kurang dari 33 %.( Prawirohardjo, 2008;h.775)
4. Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen; hal tersebut
dapat terjadi akibat penurunan Sel Darah Merah (SDM), dan / atau penurunan
hemoglobin (Hb) dalam darah.

(Fraser Diane dan Cooper A Margaret, 2009;h.328).

5. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah
11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g% pada trimester 2. (Saifuddin AB,
2007;h.281)
6. Klasifikasi anemia
7. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Hasil
pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
8. Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11gr%
9. Anemia ringan dengan Hb 9-10gr%
10. Anemia sedang dengan Hb 7-8gr%
11. Anemia berat dengan Hb kurang dari 7gr%

Batasan Anemia (Menurut DEPKES RI)


Kelompok Batas Normal Haemoglobin
Anak Balita 11 gram %
Anak Usia Sekolah 12 gram %
Wanita Dewasa 12 gram %
Laki-laki Dewasa 13 gram %
Ibu Hamil 11 gram %
Ibu Menyusui > 3 bulan 12 gram %
2. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi 3
kategori yaitu (Manuaba, 2002):

 Anemia Ringan : Kadar Hb 9 – 11 gr%


 Anemia Sedang : Kadar Hb 7 – 8 gr%
 Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%

1. Macam macam anemia


2. Anemia defisiensi besi (62,3%)

Anemia jenis ini berbentuk normositik dan hipokromik di sebabkan oleh kurang gizi
(malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak
(persalinan yang lalu, haid, dll)

2. Anemia megaloblastik (29,0%)

Anemia ini berbentuk makrositik, penyebabnya adalah kekurangan asam folik dan
kekurangan vitamin B12 tetapi jarang terjadi.

3. Anemia anemia hipoblastik (8,0%)

Anemia jenis ini di sebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah
merah baru. Untuk itu di perlukan pemeriksaan :

1. Darah tepi lengkap


2. Pemeriksaan fungsi sterna
3. Pemeriksaan retikulosit, dll
4. Anemia hemolitik (0,7%)

Anemia jenis ini di sebabkan penghancuran/pemecahan sel darah nerah yang lebih cepat dari
pembuatannya.

1. Etiologi anemia
2. Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624)
3. Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)

 Kekurangan zat besi


 Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang
mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
 Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di Asia
Tenggara)
 Keracuanan timah
 Penyakit kronis (infeksi, tumor)

1. Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)

 Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat

Kehilangan sel darah merah akut.


 Gangguan hemolisis darah
 Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)
 Ganggauan C hemoglobin
 Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara
 Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)
 Anemia hemolitik (efek samping obat)
 Anemia hemolisis autoimun
 Penurunan produksi sel darah merah
 Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)
 Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor)
 Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan

1. Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah)

 Kekurangan vitamin B12


 Kekurangan asam folat
 Hipotiroid
 Kecanduan alkohol
 Penyakit hati dan ginjal kronis

2. Penyebab anemia pada kehamilan (Cunningham G,2005;h.1464)


3. Anemia defisiensi besi
4. Anemia akibat kehilangan darah akut
5. Anemia pada peradangan atau keganasan
6. Anemia megaloblastik
7. Anemia hemolitik
8. Anemia aplastik
9. Anemia Hipoplastik
10. Fisiologi/patologi
11. Fisiologi dan patologi (Wiknjosastro,2006,Hal.448-450)

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia) merupakan hasil dari
peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh. Tetapi
peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar
sehingga menberikan efek yaitu konsentrasi HB berkurang dari 12 mg/10 ml.

Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume
plasma 30%-40% peningkatan sel darah merah 18-30 % dan hemoglobin 19 % secara
fisiologi hemodilusi untuk mengurangi beban kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. bila
hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia fisiologi dan Hb akan menjadi 9,5 sampai 10 gr%

1. Tanda dan gejala


2. Tanda yang berkaitan dengan anemia (Varney H,2006.;h.127)
3. Pucat
4. Ikterus
5. Hipotensi ortostatik
6. Edema perifer
7. Membran mukosa dan bantalan kuku pucat
8. Lidah halus (papil tak menonjol), lecet
9. Takikardia
10. Takipnea, dispnea saat beraktivitas
11. Gejala yang berkaitan dengan anemia (Varney H,2006.;h.127)
12. Keletihan, mengantuk
13. Lemah
14. Pusing
15. Sakit kepala
16. Malaise
17. Pica
18. Napsu makan kurang
19. Perubahan dalam kesukaan makanan
20. Perubahan mood
21. Perubahan kebiasaan tidur.
22. Gejala dan tanda

Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi dalam batas normal, perlu di curigai
anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi,pucat.

1. Pencegahan anemia
1. Pemberian tablet besi

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang diprioritaskan dalam program
suplementasi, dosis yang dianjurkan satu hari adalah dua tablet ( satu tablet menangandung
60 mg Fe dan 200 mg asam folat ) yang dimakan selama paruh kedua kehamilan karena pada
saat tersebut kebutuhan akan zat besi sangat tinggi.

2. Penyuluhan konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang
mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan
tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan
mereka memerlukan tambahan zat besi. Agar mengerti para wanita hamil harus
diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat
anemia dan harus pula diyakini bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi
zat besi.
3. Modifikasi makanan

Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan melalui dua cara, pertama pastikan
konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori. Kedua meningkatkan kesediaan zat besi
yang dimakan agar dapat memacu dan menghindarkan pangan yang biasa mereduksi
penyerapan zat besi, bukan hanya padsa wanita hamil tetapi juga pada semua wanita Usia
Subur.

4. Pengawasan penyakit infeksi

Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang tidak
diinginkan. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit berlangsung adalah
keluarga penderita tentang cara makan yang sehat selama dan sesudah sakit. Pengawasan
penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat, pencegahan seperti penyediaan
air bersih, perbaikan sanitasi dan kebersihan perorangan.
1. Penatalaksanaan medis.
2. Mendiagnosis

Evaluasi awal pada wanita hamil dengan anemia adalah melakukan pengukuran hemoglobin,
hematokrit, dan indeks-indeks sel-sel darah merah; pemeriksaan cermat terhadap sediaan
apus darah tepi.

2. Penanganan
1. Anemia ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb 9 – 10,9 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu
diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari. Hb dapat
dinaikkan sebanyak 1 gr%/ bulan.

1. Anemia sedang

 Pengobatan dapat dimulai dengan pemberian preparat besi feros 600 – 1000 mg/ hari
seperti sulfat ferossus atau glukonas ferossus. Hb dapat dinaikkan sampai 10 gr/ 100
ml atau lebih asal masih ada cukup waktu sampai janin lahir.( Saifuddin, AB, 2000 )
 Pemberian tablet Fe 3×1 ( Varney,H. 2007; h.625 )
1. Anemia berat

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg ( 20 ml )


intravena 2×10 ml intramuskuler pada gluteus. Transfusi darah kehamilan lanjut dapat
diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. (
Saifuddin,AB. 2000 )

1. Pengaruh anemia dalam kehamilan, persalinan dan nifas.


1. Pengaruh anemia pada kehamilan
 Dapat terjadi abortus
 Persalinan prematur
 Perdarahan antepartum
2. Pengaruh anemia pada persalinan
 Gangguan his
 Partus lama
 Atonia uteri
3. Pengaruh anemia pada nifas
 Perdarahan
 Ganngguan involusio uteri
 Mudah terjadi infeksi
4. Pengaruh anemia pada janin
 BBLR
 Gangguan pertumbuhan
 Kematian intrauteri

Anda mungkin juga menyukai