Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Aliran pada bendung mempunyai kecepatan tinggi dan dapat bersentuhan langsung dengan udara.
Proses olakan air akan meningkatkan kandungan oksigen dalam air (dissolved oxygen), dikarenakan adanya
peningkatan kontak air dengan udara, sehingga mendukung aliran air untuk memperbaiki kualitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan nilai oksigen terlarut dalam aliran akibat adanya
bangunan bendung.
Lokasi penelitian dilakukan pada 4 bendung di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang yaitu:
Bendung Cokro, Bendung Kenongo, Bendung Kontrolilan, dan Bendung di Saluran Sekunder DI Tumpang.
Metode dalam penelitian ini menggunakan data primer pengukuran di lapangan, kemudian dikembangkan
dan dibandingkan dengan pemodelan program HEC-RAS 4.1.0. dan menggunakan perhitungan analitis
Metode Streeter-Phelps. Parameter yang digunakan yaitu: temperature (suhu), DO (Dissolved Oxygen), BOD
(Biochemical Oxygen Demand), Nitrit (NO2), dan Nitrat (NO3).
Berdasarkan hasil pengukuran kadar oksigen terlarut di lapangan terjadi penurunan pada Bendung
Cokro 1,945%, Bendung Kenongo 12,225%, Bendung Sal. Sekunder DI Tumpang 7,262%, dan hanya terjadi
kenaikan pada Bendung Kontrolilan 3,242%. Hasil pemodelan menggunakan HEC-RAS 4.1.0. secara
keseluruhan kadar okssigen terlarut pada Bendung Cokro mengalami penurunan sebesar 4,091%, pada
Bendung Kenongo sebesar 10,091% dan Bendung Sal. Sekunder DI Tumpang sebesar 3,697%, sedangkan
pada Bendung Kontrolilan mengalami kenaikan sebesar 3,013%. Hasil pemodelan secara keseluruhan
menggunakan perhitungan analitis Metode Streeter-Phelps pada hulu bendung didapat rata-rata kadar
oksigen terlarut pada Bendung Cokro sebesar 8,308 mg/l, pada Bendung Kenongo sebesar 9,700 mg/l, pada
Bendung Kontrolilan sebesar 7,035 mg/l, dan Bendung Sal. Sekunder DI Tumpang sebesar 7,606 mg/l.
Kata Kunci: bendung, DO (Dissolved Oxygen), HEC-RAS 4.1.0, Metode Streeter-Phelps, sebaran.
ABSTRACT
Flow at high speed and the weir have direct contact with the air. Water turbulence proces will increase
the oxygen content in the water (dissolved oxygen), due to the increase of water contact with the air, thus
supporting self purification to improve water quality. This study aimed to determine changes in the value of
dissolved oxygen in streams as a result of weir.
This study was done on 4 weirs in Subdistrict Tumpang, District Malang, namely: Cokro Weir, Kenong
Weir, Kontrolilan Weir, and Weir in the secondary channels DI Tumpang. Measurements of water quality
parameter was conducted, then developed and compared with the modeling program HEC-RAS 4.1.0. and
using analytical calculation Streeter-Phelps method. Parameters used were: temperature, DO (Dissolved
Oxygen), BOD (Biochemical Oxygen Demand), nitrite (NO2) and nitrate (NO3).
The result of measurement showed that concentration of dissolved oxygen were decreased in the Cokro
Weir 1.945%, Kenongo Weir 12.225%, Weir in the secondary channels DI Tumpang 7.262%, and only an
increase in the Kontrolilan Weir 3.242%. Results of modeling using HEC-RAS 4.1.0. overall concentration of
dissolved oxygen the Cokro Weir decreased by 4.091%, the Kenongo Weir at 10.091% and Weir in the
secondary channels DI Tumpang at 3.697%, while the Kontrolilan Weir increased by 3,013%. Modeling
results overall use analytical calculations Streeter-phelps method on the upstream weir obtained an average
concentration of dissolved oxygen in the Cokro Weir at 8.308 mg/l, the Kenongo Weir at 9.700 mg/l, the
Kontrolilan Weir at 7.035 mg/l, and Weir in the secondary channels DI Tumpang at 7.606 mg/l.
Bangunan Hidrolik
Terpilih Berupa
Bendung
Sumber: Hasil Perhitungan dan pengukuran
Berdasarkan Tabel 2. hasil DO peng-
Pengukuran Profil
Bangunan dan Hidrolika
Pengambilan Sampel Air
(BOD, COD, NO2, dan
Pengukuran DO atau Kadar
Oksigen Terlarut Dalam
ukuran lapangan dan pengamatan per
Aliran NO3) Aliran (Dissolved Oxygen)
section untuk parameter DO mengalami
fluktuasi, ada yang kenaikan dan pe-
Input Data ke dalam Hec-Ras
nurunan. Berdasarkan hasil rekapitulasi
4.1.0 pengukuran lapangan terjadi kenaikan
DO (Dissolved Oxygen) pada Bendung
Running Kualitas Air Kontrolilan dengan hasil kadar DO di
dengan Hec-Ras 4.1.0
hulu sebesar 7,034 mg/l dan mengalami
peningkatan di hilir sebesar 7,262 mg/l,
Analisis hasil running Kualitas Air dengan
Hec-Ras 4.1.0 pada setiap bangunan yang sedangkan pada lokasi yang lain terjadi
diteliti
penurunan kadar DO.
Perhitungan Analitis DO
Hasil pemodelan HEC-RAS 4.1.0.
Verifikasi dan perhitungan penyimpangan (KR)
(Dissolved Oxygen) Metode
Streeter-Phelps
hasil running Hec-Ras 4.1.0 dengan data di lapangan Pada penelitian ini dari hasil pe-
ngumpulan data primer maupun data
sekunder kemudian dimasukkan data ke
Apakah mendekati
dalam program HEC-RAS 4.1.0. sesuai
TIDAK
hasil pengukuran data
primer di lapangan?
dengan input yang ada untuk setiap
bangunan bendung selanjutnya me-
lakukan proses running dan dihitung juga
YA
kesalahan relatif (KR).
Hasil analisa dan pembahasan Berdasarkan Tabel 3. Hasil Kadar
DO pemodelan HEC-RAS 4.1.0. terjadi
Kesimpulan dan saran
fluktuasi DO. Hasil pemodelan HEC-
RAS 4.1.0. menunjukkan kenaikan DO
hanya pada Bendung Kontrolilan dengan
Selesai
hasil kadar DO di hulu sebesar 7,055
Gambar 6. Diagram Alir Penelitian mg/l dan dan mengalami peningkatan di
hilir sebesar 7,268 mg/l, sedangkan pada
4. HASIL DAN PEMBAHASAN lokasi penelitian yang lain terjadi pe-
Hasil pengukuran lapangan nurunan kadar DO.
Hasil pengukuran kedalaman air, Tabel 3. Hasil kadar DO pemodelan
kecepatan aliran, suhu, dan DO dicatat HEC-RAS 4.1.0.
dan kemudian dirata-rata untuk setiap
section yang diukur. Pengambilan
sampel air untuk menguji BOD, COD,
NO2, NO3 dianalisa di laboratorium Air
dan Tanah Jurusan Pengairan Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya. Berikut
Sumber: Hasil Perhitungan dan pemodelan
adalah hasil rata-rata kadar DO untuk
hulu dan hilir:
Hasil perhitungan konsentrasi udara pada Bendung Kenongo dan terkecil pada
dalam aliran Bendung Kontrolilan.
Gangadharaiah, dkk. (1970) dalam Tabel 4. Keseluruhan rata-rata DO di
(Raju, 1986:250) merumuskan berdasar- Hulu Metode Streeter-phelps
kan perhitungan teoritis nilai konsentrasi
udara dalam aliran atau areasi alamiah
aliran faktor kedalaman, kecepatan,
bilangan Froude serta kekasaran
pelimpah mempengaruhi nilai konsentrasi
udara pada bangunan bendung yang Sumber: Hasil Perhitungan dan pemodelan
diteliti. Nilai konsentrasi udara dalam Hasil perhitungan kesalahan relatif
aliran rata-rata pada Bendung Cokro (KR)
sebesar 0,00208, pada Bendung Kenongo Setiap section bendung pada hasil
sebesar 0,00075, Bendung Kontrolilan pemodelan HEC-RAS 4.1.0. dihitung
sebesar 0,03046, dan pada Bendung Sal. nilai KR antara hasil pemodelan dengan
Sekunder DI Tumpang sebesar 0,09027. data pengukuran lapangan. Nilai KR
Hasil perhitungan analitis Metode keseluruhan hasil pemodelan HEC-RAS
Streeter-phelps 4.1.0. terhadap data lapangan untuk
Perhitungan analitis menggunakan lokasi penelitian sebesar 1,283%.
Metode Streeter-Phelps faktor hidrolika Setiap lokasi penelittian kemudian
yang mempengaruhi terhadap kadar dihitung rata-rata KR secara keseluruhan
oksigen terlarut adalah jarak, kedalaman, antara perhitungan pemodelan Metode
dan kecepatan pada setiap section. Streeter-phelps dengan data pengukuran
Perhitungan Metode Streeter-Phelps ini lapangan pada bagian hulu bendung.
digunakan hanya pada hulu bendung saja. Sedangkan nilai (KR) keseluruhan lokasi
Hasil perhitungan Metode Streeter- penelitian hasil pengukuran lapangan
Phelps kadar DO menunjukkan adanya dengan pe-modelan Metode Streeter-
fluktuasi dengan penurunan dan pe- Phelps sebesar 0,457%. Untuk lebih jelas
ningkatan kadar DO pada setiap section. mengenai perhitungan kesalahan relatif
Berikut adalah hasil keseluruhan rata-rata (KR) dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai
DO di hulu berdasarkan Metode Streeter- kesalahan relatif (KR) pada setiap lokasi
phelps: penelitian. Sedangkan untuk persentasi
Nilai keseluruhan rata-rata kadar DO kenaikan dan penurunan nilai kadar DO
didapat dengan merata-rata nilai kadar dpat dilihat pada Tabel 6. Persentasi
DO setiap section pada hulu bendung. kenaikan dan penurunan nilai kadar DO
Berdasarkan Tabel 4. Dapat dilihat bahwa pada setiap lokasi penelitian.
keseluruhan rata-rata kadar DO terbesar
Tabel 5. Nilai Kesalahan Relatif (KR) Keseluruhan pada Setiap Lokasi Penelitian
Nilai Rerata KR (%)
No. Nama Bangunan Hulu dan hilir lapangan Hulu lapangan dengan
dengan HEC-RAS 4.1.0. Streeter-Phelps
1 Bendung Cokro 1.053 0.390
2 Bendung Kenongo 2.246 1.337
3 Bendung Kontrolilan 1.246 0.026
4 Bendung Sal. Sekunder DI Tumpang 0.588 0.075
Nilai KR (%) Keseluruhan Lokasi Studi 1.283 0.457
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 6. Persentasi Kenaikan dan Penurunan Nilai kadar DO pada Setiap Lokasi Penelitian
Nilai DO (%)
No. Nama Bangunan Keterangan
Lapangan HEC-RAS
1 Bendung Cokro 1.945 4.091 Penurunan
2 Bendung Kenongo 12.225 10.091 Penurunan
3 Bendung Kontrolilan 3.242 3.013 Kenaikan
4 Bendung Sal. Sekunder DI Tumpang 4.087 3.697 Penurunan
Sumber: Hasil Perhitungan
Hasil Uji Nash-Sutcliffe Bendung Kenongo sebesar 12,225%,
Pada hasil pemodelan ini dilakukan dan Bendung Sal. Sekunder DI
verifikasi dengan membandingkan antara Tumpang sebesar 4,087%, sedang-
hasil pemodelan HEC-RAS 4.1.0 dengan kan hanya pada Bendung Kontrolilan
nilai hasil pengukuran di lapangan meng- yang mengalami kenaikan sebesar
gunakan Metode Nash-Sutcliffe. Hasil 3,242%.
simulasi dikatakan baik jika , 2. Kadar DO hasil pemodelan HEC-
memuaskan jika , kurang RAS 4.1.0, pada Bendung Cokro
baik jika nilai (Nash-sutcliffe, mengalami penurunan sebesar
1970 dalam Ilmansyah, 2012). Berikut 4,091%, pada Bendung Kenongo
adalah hasil rekapitulasi nilai Nash- sebesar 10,091% dan pada Bendung
sutcliffe pada setiap lokasi penelitian: Sal. Sekunder DI Tumpang sebesar
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai 3,697%, sedangkan terjadi kenaikan
koefisien Nash-Sutcliffe pada setiap kadar DO hanya pada Bendung
lokasi penelitian menunjukkan bahwa Kontrolilan sebesar 3,013%.
hasil Uji Metode Nash-Sutcliffe untuk 3. Berdasarkan hasil perhitungan pe-
hasil pemodelan menggunakan HEC- nyimpangan pemodelan HEC-RAS
RAS 4.1.0 dapat dikatakan baik dikarena- 4.1.0 dengan data pengukuran di
kan . lapangan didapat nilai rerata KR
Tabel 7. Rekapitulasi Uji Nash-sutcliffe Bendung Cokro sebesar 1,053%,
pada setiap lokasi studi nilai rerata KR Bendung Kenongo
sebesar 2,246%, nilai rerata KR
Bendung Kontrolilan sebesar
1,246%, dan nilai rerata KR Bendung
Sal. Sekunder DI Tumpang sebesar
0,588%. Berdasarkan hasil rekapi-
Sumber: Hasil Perhitungan
tulasi nilai koefisien Nash-Sutcliffe
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
5. KESIMPULAN DAN SARAN keseluruhan pada lokasi
penelitian sebesar 99,802 sehingga
Kesimpulan
Uji Nash-Sutcliffe untuk hasil
Berdasarkan hasil pembahasan dan
pemodelan HEC-RAS 4.1.0 dapat di-
analisa yang telah dijelaskan dapat di-
katakan baik dikarenakan .
ambil kesimpulan sebagai berikut:
4. Dapat disimpulkan bahwa pe-
1. Dari hasil pengukuran kadar DO di
modelan kadar DO menggunakan
lapangan didapat hasil yang fluktuasi
program HEC-RAS 4.1.0 dapat
dengan kenaikan dan penurunan
digunakan pada keempat lokasi
kadar DO. Keseluruhan rata-rata
penelitian serta keandalan program
kadar DO pengukuran di lapangan
HEC-RAS 4.1.0. dapat digunakan
pada Bendung Cokro mengalami
sebagai aplikasi bantuan untuk me-
penurunan sebesar 1,945%, pada
ngetahui sebaran kadar DO pada
setiap section bangunan bendung Chanson, H. (1993-b). Stepped Spillway
yang diteliti. Sedangkan perhitungan Flows and Air Entrainment.
analitis Metode Streeter-Phelps Canadian Journal of Civil
hanya dapat digunakan untuk meng- Engineering Vol. 20, No.3, 422-435.
hitung DO pemodelan pada hulu Chanson, H. (1994). Energy Dissipation
bendung saja, dikarenakan Metode on Stepped Spillway. Journal of
Streeter-Phelps ini tidak sesuai untuk Hydraulic Engineering, 80-82.
menghitung DO pemodelan apabila Davis, Mackenzie L and David A.
melewati suatu bangunan hidrolik. Cornwell. 1991. Introduction to
5. Secara keseluruhan rata-rata kadar environmental engineering. USA:
DO terjadi peningkatan hanya pada Station, Auburn Univercity, Alabama.
Bendung Kontrolilan, sedangkan Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara.
yang terjadi pada Bendung Kenongo, Yogyakarta: Kanisius.
Bendung Cokro, dan Bendung Sal. Gulliver, J. S. & Rindels, A. J. 1993.
Sekunder DI Tumpang mengalami Measurement of Air-Water Oxygen
penurunan. Sehingga dapat disimpul- Transfer at Hydraulic Structures,
kan bahwa bangunan bendung dapat Journal of Hydraulic Engineering
mempengaruhi adanya penurunan 119, 327-349.
dan peningkatan kadar DO. Fluktuasi Ilmansyah, Yopi. 2012. Analisa dampak
kadar DO ini cenderung mengikuti
ENSO terhadap debit aliran DAS
perubahan suhu air yang terjadi di
Cisangkuy Jawa Barat menggunakan
bangunan bendung, dimana apabila
model Rainfall-Runoff. Jurnal Depik,
terjadi peningkatan suhu maka nilai
1(3): 165-174 ISSN 2089-7790.
DO akan berkurang dan sebaliknya
Raju, K.G.R. 1986. Aliran Melalui
apabila terjadi penurunan suhu maka
nilai DO akan meningkat. Saluran Terbuka, terjemahan Yan
Saran Piter Pangaribuan. Jakarta: Erlangga.
1. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian Salmin, 2005. Oksigen Terlarut (DO)
selanjutnya mengenai perubahan dan Kebutuhan Oksigen Biologi
kadar DO akibat adanya bangunan (BOD) sebagai Salah Satu Indikator
hidrolik selain bangunan bendung. untuk Menentukan Kualitas
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan Perairan. Oseana. Vol. XXX,
dengan pengukuran sampel se- Nomor 3. Hal 21-26.
baiknya dilakukan secara time series
untuk setiap lokasi penelitian.
3. Perlu diperhatikan ketersediaan alat
dan waktu pengukuran pada peng-
ambilan data di lapangan, sehingga
hasil pengukuran dan analisa mem-
berikan hasil fluktuasi kadar DO
yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. User’s M u l HE -RAS
4.1. California: U.S. Army Corps of
Engineers.
Chanson, H. (1993-a). Self-aerated Flows
on Chutes and Spillways. Journal of
Hydraulic Engineering 119, 220-243.