BAB 11 Manajemen Risiko Keuangan
BAB 11 Manajemen Risiko Keuangan
Risiko liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas.
Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga
secara bertahap.
Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risikotidak
dapat memenuhi kewajibannya.
Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu
produk keuangan untuk tujuan tertentu.
Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh
perlakuan pajak yang diinginkan.
Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai
bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
1. Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan.
2. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer
keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola risiko pasar yang dihadapi secara aktif.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen membantu mengenali risiko pasar yang mungkin terjadi, mengukur trade-
offs yang berhubungan dengan strategi alternative untuk merespon suatu risiko, mengukur peluang suatu
perusahaan terhadap risiko-risiko tertentu, memberi penjelasan atas produk-produk pencegahan risiko
tertentu, dan menilai keefektifan program pencegahan risiko ini.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market
yang berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan
pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan
pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu
pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai
suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko
harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan
hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
Jika seorang pesaing membeli topi bisbol dari luar negeri dan mata uang negara sumber
pembelian mengalami penurunan nilai relatif terhadap mata uang negara anda, maka perubahan ini
dapat menyebabkan pesaing anda mampu untuk menjual dengan harga yang lebih rendah daripada
anda. Ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
b) Mengukur Trade-offs
Mengukur trade-offs yang berhubungan denga strategi alternative dalam merepon suatu
risiko. Manajemen dapat memilih untuk tetap menghadapi risiko daripada melakukan pencegahan
bila biaya perlindungan risiko lebih tinggi daripada keuntungannya.
Seorang akuntan akan mengukur keuntungan dari pencegahan risiko dan biaya yang
dikeluarkan, juga biaya-biaya dan keuntungan terdahulu dengan cara mengamati pergerakan
pasar.
e) Mengukur Pemajanan
Proses penyusunan permasalahan perusahaan utnuk mengurangi akibat perubahan nilai tukar yang
merugikan memerlukan informasi mengenai pemajanannya terhadap risiko kurs valuta asing.
Pengukuran akuntansi tradisional terhadap eksposur valuta asing memusatkan pada dua jenis
pemajanan besar yaitu translasi dan transaksi.
Pemajanan translasi mengukur dampak perubahan kurs valuta asing terhadap kesetaraan mata
uang dalam negeri dari aset dan kewajiban mata uang asing suatu perusahaan.
Pelaporan pemajanan translasi dan pemajanan transaksi tidaklah mengukur eksposur ekonomi
perusahaan yang bersangkutan. Eksposur ekonomi adalah dampak dari perubahan nilai mata uang
terhadap kinerja dan arus kas perusahaan di masa yang akan datang. Dugaan eksposur ekonomi mengakui
bahwa perubahan nilai tukar berdampak pada posisi kompetitif perusahaan dengan mengubah harga-harga
input dan output yang berhubungan dengan harga-harga perusahaan asing pesaingnya.
Potensi terhadap resiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba
dan arus kas perusahaan.
Potensi resiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai equivalen mata uang
domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Strategi Perlindungan
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan
penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkanresiko pasar pada
pundak pihak lain.
Future Keuangan
Suatu kontrak future keuangan memiliki sifat yang mirip dengan kontrak yang forward. Sepeti halnya
forward, future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada
suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang sudah yang ditentukan.
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual suatu mata uang dari pihak
penjual berdasarkan harga tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluarsa yang telah ditentukan. Opsi
jenis eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluarsa.
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda
berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk
mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif
rendah. Swap ini juga mungkinkan perusahaan untuk melakukan lindung nilai terhadap resiko kurs yang
timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133 yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan april 2003, unuk
memberikan pendekatan tunggal yang kompherensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung
nilai. IFRS No. 39 yang baru saja direvisi berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan
tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan. Sebelum kedua standar ini dibuat
standar akuntansi global untuk produk tidak lengkap tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap.
Isu Praktik
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi
pengakuan dan pengukuran derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan
dengan penentuan nilai wajar. Wallance menyebutkan terdapat 64 kemungkinan perhitungan untuk
mengukur perubahan dalam nilai wajar atas resiko yang sedang dilindungi nilai dan atas instrumen
lindung nilai.
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip dengan
perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini berdasarkan pada sifat
aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan
terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
Pengungkapan
Melakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak derivatif terhadap kinerja yang dilaporkan dan
terhadap karakteristik risik suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan. Pengungkapan yang
diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu
antara lain:
1. Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
3. Identifikasi resiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
4. Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai
5. Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan
resiko pasar
7. Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan
selama periode berjalan
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup tetapi tidak
terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap
bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi
tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresury perusahaan
membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Objek dari manajemen resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya.
Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja aktual merupakan bagian yang
diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan ini perlu di perjelas dibagian awal sebelum
pembuatan program perlindungan dan harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal.
Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya mereka harus
merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akunkeuangan untuk keperluan pelaporan
eksternal.
KAJIAN PUSTAKA
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.