LAPORAN DESKRIPTIF
On The Job Training Angkatan 14
Tahun 2017
Disusun oleh:
Edy Prayitno
9217043OJT
JAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh : Edy Prayitno/9217043OJT
Divisi/Bidang : Teknik
Unit : PT. PJB UPHB
Kompetensi Bidang : Pemeliharaan Fan
Edy Prayitno/9217043OJT
Mengetahui,
Mentor Utama Mentor Pendamping 1 Mentor Pendamping 2
Mengetahui,
Jakarta, 10 November 2017
PROFIL UNIT
A. STRUKTUR ORGANISASI DIVISI
PT. Pembangkitan Jawa Bali merupakan salah satu anak perusahaan PT. PLN (Persero)
yang bergerak dibidang pembangkit listrik. PT. Pembangkitan Jawa Bali memiliki enam
Unit Pembangkitan (UP), yaitu:
1. UP Gresik (2.219 MW)
2. UP Paiton (800 MW)
3. UP Muara Karang (908 MW)
4. UP Muara Tawar (920 MW)
5. UP Cirata (1.008 MW)
6. UP Brantas (281 MW)
Selain itu, PT. Pembangkitan Jawa Bali memiliki dua unit pemeliharaan yang bertugas
melakukan pekerjaan pemeliharaan dan inspeksi unit pembangkitan existing PT. PJB,
yaitu:
1. Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Barat (UPHB)
2. Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (UPHT)
Hendrie Bastian
General Manager
Dhiama Muhammad
Yulianto Kartono Andy Setyanto
Akhiriyanto Fuad Hasan
Supervisor Senior Listrik Supervisor Senior Listrik Supervisor Senior Quality
Supervisor Senior SDM
1 2 Assurance
Ego Tawo
Hamdani
Sodaqoh
Supervisor Senior K3 Supervisor Senior Umum
Unit Pelayanan Pemeliharaan
PT. PJB UPHB dipimpin oleh seorang General Manager dan dibantu oleh tiga orang
manager yaitu Manager Teknik, Manager Perencanaan dan Pembinaan Teknik, serta
Manager Keuangan dan Administrasi. Setiap Manager dibantu oleh supervisor. Divisi
teknik sendiri, seorang manager dibantu oleh enam orang supervisor yaitu supervisor
senior mesin 1, supervisor senior mesin 2, supervisor senior listrik 1, supervisor senior
listrik 2, supervisor senior konin 1 dan supervisor senior konin 2. Adapun fungsi divisi
teknik yaitu sebagai pelaksana yang melakukan perbaikan pembangkit sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.
Hendrie Bastian
General Manager
Nurcahyo Herwin
Dewanto
Manager Teknik
Mesin 1 Mesin 2
Assistant Engineer Junior Engineer Assistant Engineer Junior Engineer
Mesin 1 Mesin 1 Mesin 2 Mesin 2
Anggoro Wahyu Arief Rakhman Ardhi Wibowo Jayadi
Hutomo Hakim
Arif Budianto Gaguk Faudi Bima Wasis Pambudi Arief Zuhad
Nanang Tri SW. Pudji Budiarto Fahri Muhamad Oky Satya Wijaya
Wahyuna
Roland Christian P M. Khoyrul Ubayd Stevin Indracahya Ardiansyah Satria
Sihombing
Adi Mahdi Herinando Yohanes Aditya Wisnu Achmad Samsudin
Nurjaman Situmorang Arisandhy
Assrul Fi’l Agus Rifa’i Muhammad Sayid Dwi Mujianto
Tantoro
I Kadek Dwi Fadly Hilman Yusuf Abdillah Alta Wanius
Wirawan Sadia Vegasha
Galih Gugus Nico Mulyanto Ahmad Nurmiranto Panji Winarno
Setyoaji
Ramadani Putra Depul Diswikal
Achmad Rindra
Jeffry Manatar
Unit Pelayanan Pemeliharaan
B. PROSES BISNIS DIVISI
Secara umum proses bisnis di UPHB dapat dilihat pada gambar berikut.
Proses bisnis Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Barat yang dijelaskan pada
gambar diatas dibagi menjadi 3 bagian yaitu Pre-Outage, Execution dan Post-Outage.
Pada masa Pre-Outage terdiri dari dua tahapan yaitu tahapan Planning/Rencana (R) dan
tahapan Preparation/Persiapan (P). Bidang Mesin selaku bagian dari divisi Teknik ikut
serta dalam alur frame work sejak dari tahapan Planning (R). Tidak semua type inspeksi
dilakukan dari tahap R1, hanya type major yang dilakukan dari tahap R1. Untuk overhaul
type medium dilakukan dari tahap R2 dan type simple dilakukan dari tahap R3.
Bersama dengan pihak pelanggan yaitu Unit Pembangkit terkait output dari tahapan
Planning (R) antara lain scope, anggaran, spare part utama dan pendukung serta peta
resiko yang dibutuhkan nantinya pada saat eksekusi. Kemudian tahapan kedua adalah
tahapan Preparation (P), pada tahapan ini kembali dilakukan meeting sebanyak tiga kali
yaitu P1, P2 dan P3. Pada P1 dan P2 yang dibahas adalah mengenai persiapan sumber
daya, scope tambahan dan persiapan resource (preparation complete). Performance test
unit pembangkit sebelum proses shut down dilakukan untuk mengetahui performance
unit sebelum overhaul. Selain itu juga sebagai pembanding performa unit setelah
dilakukan overhaul, apakah performanya naik atau turun setelah dilakukan overhaul. Hasil
dari performance test dijadikan input untuk dievaluasi saat persiapan P3. Hasil dari P3
yang dilakukan seminggu sebelum eksekusi adalah target performance unit setelah
overhaul, Kick off Meeting yang berisi pemaparan tentang struktur tim, detail scope of
work (standar job dan tambahan) dan jadwal (WBS), IK, tools dan sarana, material dan
spare parts serta peta resiko pelaksanaan overhaul.
Setelah masa Pre-Outage selesai maka tahapan selanjutnya adalah execution, lebih
jelasnya mengenai tahapan execution dapat dilhat pada gambar berikut.
Unit Pelayanan Pemeliharaan
Tahapan execution diawali dengan setelah proses shutdown lalu dilanjutkan dengan
proses disassembly dengan persiapan safety dan working permit, IK, isolasi peralatan, dan
QC check. Hal ini dilakukan agar pada saat disassembly komponen pembangkit tidak
mengalami kerusakan dan aman ketika bekerja. Berikutnya adalah proses inspection yang
meliputi kegiatan pengukuran, kalibrasi instrumen, pengecekan secara visual,
pengecekan terhadap standar dan QC check yang kemudian disalin pada form uji yang
telah ditetapkan sesuai standar manual book. Sebelum melakukan inspection dilakukan
proses cleaning komponen. Dari hasil proses inspection, komponen unit pembangkit akan
mendapatkan rekomendasi dari QC apakah akan dilakukan repair (pergantian dengan
spare part baru).
Proses selanjutnya adalah assembly komponen seperti semula. Sebelum proses ini
selesai perlu dilakukan pengecekan hasil assembly. Lalu setelah itu dilakukan proses
pengujian individual dan interlock test pada komponen sesuai fungsinya. Setelah
pengujian sukses dilakukan maka tahapan berikutnya adalah startup dan synchron unit.
Performance test setelah overhaul dilakukan sebagai perbandingan kondisi sebelum dan
setelah overhaul.
UPHB memberikan WO warranty kepada pelanggan jika masih ditemukan adanya
kondisi yang tidak sesuai pada pembangkit. Setelah tahapan eksekusi selesai, tahapan
selanjutnya adalah Post-Outage, dimana pada masa ini tiap bidang UPHB khususnya
mesin akan melakukan presentasi dan laporan terkait hasil overhaul yang telah dilakukan
kepada pihak UP terkait. Lalu dilanjutkan dengan proses evaluasi dan rekomendasi hasil
kegiatan overhaul terhadap pekerjaan tambahan yang belum memungkinkan untuk
dilakukan dan dari hasil keputusan dari Unit Pembangkitan.
Unit Pelayanan Pemeliharaan
Start
Disassembly
Cleaning
Repair/
Replace
Inspection
NO
YES
Assembly
Finish
Sebelum melakukan pekerjaan, dipastikan terlebih memiliki Work Permit dan Safety
Permit serta memahami prosedur pekerjaan yang tertuang dalam IK Inspeksi Combustion
System GE MS 9001E (terlampir). Untuk lamanya durasi pekerjaan dapat dilihat dalam WBS
(Work Breakdown Structure) dan juga hubungan antar pekerjaan (predecessor and successor)
juga diperlihatkan dalam WBS (terlampir). Untuk kegiatan OH tipe CI, membutuhkan dua
orang teknisi mekanik dengan kompetensi pemeliharaan turbin gas sertifikasi IATKI/ setara
level 1 serta tiga orang asisten teknisi mekanik.
Sebelum melakukan pekerjaan, hal yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Sepatu safety
b. Wearpack
c. Helm
d. Sabuk pengaman
e. Ear plug
2. Peralatan
a. Kunci pas ring 12, 13, 17, 19, 22, 24 mm
b. Kunci L 3/8 Inchi dan L 5/16 inchi
c. Palu besi dan palu teflon
d. Obeng (-)
e. Tracker
f. Dial indicator
Unit Pelayanan Pemeliharaan
3. Material
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Majun
d. Grease
e. Big bare
Setelah APD, peralatan dan material disiapkan, proses selanjutnya sebagai berikut:
1. Proses disassembly
Urutan proses disassembly part cooling fan dijelaskan pada gambar di bawah ini.
nepple washer coupling bearing
Cover v-belt pulley fan blade hub
grease plate shaft housing
2. Proses cleaning
Proses cleaning dilakukan pada fan blade, hub dan washer plate dengan menggunakan
solar. Untuk penjelasan lebih rinci dijelaskan dalam lampiran
3. Proses Inspeksi
Proses inspeksi cooling fan dilakukan pada housing bearing, v-belt dan bushing fan blade.
Untuk penjelasan lebih rinci dijelaskan dalam lampiran.
4. Proses assembly
Urutan proses assembly part cooling fan dijelaskan pada gambar di bawah ini.
bearing coupling washer nepple
hub fan blade pulley v-belt cover
housing shaft plate grease
5. Proses finishing
a. Cleaning area kerja
b. Kembalikan semua tools ke tool keeper/sarana, dan buang limbah dari consumable
part ketempat sampah
SOP/IK
1. Manual Book MS 9000 Service Manual Turbine, Accesories, Generator volume 1
2. IKR-17.2.4.MKGA7 tentang Inspeksi Cooling Water Fan GE MS 9001E
3. IKR-17.2.4.MKGA14 tentang Inspeksi Radiator Fin Tube GE MS 9001E
LAMPIRAN
Lampiran 1 Working permit
Lampiran 2 Safety permit
Lampiran 3 Langkah-langkah pekerjaan inspeksi cooling fan GT 1.2 Muara Karang
1. Disassembling
a. Buka cover cooling fan menggunakan kunci pas ring 13 mm.
2. Cleaning
a. Fin tube radiator
1) Peralatan
a) Wrench
b) Torque wrench
c) Kunci ring 14 dan 17 mm
d) Jet cleaning set beserta pompa
e) Vacuum pump
2) Alat Pelindung Diri
a) Wearpack
b) Helm
c) Safety shoes
d) Earplug
3) Material
a) Majun
b) Sarung tangan
4) Pelaksanaan
a) Pasang scaffolding/stager pada area radiator fin tube
b) Buka baut tiap-tiap tubing
c) Bersihkan tubing sisi dalam
d) Bersihkan fin tube sisi luar
e) Cek kebocoran pada tiap-tiap tube dengan menutup ujung tube kemudian
pangkalnya diberikan udara vacuum dan tahan pada pressure tertentu
kemudian tunggu ±5 menit jika pressure turun berarti terdapat kebocoran.
f) Inspeksi bagian dalam fin tube radiator dan pastikan dalam kondisi normal.
g) Tutup baut tiap-tiap tubing
h) Bongkar scaffolding/stager
b. Fan blade, hub, dan washer plate
1) Peralatan
a) Papan
b) Bak penampung
c) Scraper
2) Alat Pelindung Diri
a) Wearpack
b) Helm
c) Safety shoes
d) Earplug
3) Material
a) Solar
b) Majun
c) Masker
4) Pelaksanaan
a) Letakkan papan dibawah sebagai alas.
b) Tempatkan bak penampung diatas papan tersebut.
c) Solar dimasukkan ke dalam bak.
d) Bersihkan blade, hub, dan washer plate satu persatu.
e) Setelah bersih, keringkan dengan kain majun serta letakkan blade, hub, dan
washer plate dibawah sinar matahri agar cepat kering.
f) Setelah kering tempatkan part-part tersebut pada tempat teduh atau tutup
rapat dengan terpal agar tidak terkena air hujan.
Before After
3. Inspection
a. Fan blade
Pada saat dilakukan inspeksi, ditemukan bahwa ada 32 bushing blade yang mengalami
kerusakan sehingga harus diganti dengan fan blade baru atau repair.
b. V-belt
Untuk v-belt dilakukan inspeksi secara visual, jika v-belt sudah mengalami kerusakan
pada permukaan yaitu sobek atau pecah maka v-belt harus diganti.
c. Housing bearing
Pada bearing housing ditemukan kerusakan pada rubber seal dan bearing, tindak
lanjutnya adalah bearing housing diganti dengan yang baru dan bearing housing
existing diganti rubber seal dan bearingnya.
4. Assembling
a. Persiapan sebelum assembling:
1) Pastikan semua APD, peralatan dan material lengkap.
2) Fan blade
a) Melakukan pengukuran bushing fan blade (standar 56,5 mm).
Dari 39 pcs fan blade yang disediakan di gudang UP terdapat hasil dimensi
bushing yang berbeda, yaitu:
No. Dimensi Jumlah
Keterangan
bushing (mm) (pcs)
1 57 17 Fan blade yang akan dipasang
2 56,5 16 Fan blade yang akan dipasang
3 60 4
4 55 2
b) Melakukan penimbangan tiap pcs fan blade untuk mengetahui massa dari
setiap blade serta untuk proses static balancing. Hasil penimbangan didapat:
Sudu melengkung Sudu cembung
Massa Massa Massa Massa
No. No. No. No.
(gram) (gram) (gram) (gram)
1 3728 10 3724 1 3870 9 3962
2 4359 11 3724 2 3994 10 3962
3 3768 12 3760 3 4007 11 4316
4 3759 13 3733 4 3872 12 4030
5 3724 14 3877 5 4059 13 4231
6 3791 15 3739 6 3997 14 4275
7 3760 16 3762 7 4031 15 4055
8 3750 17 3725 8 3977 16 3961
9 3759
c) Dari hasil penimbangan tersebut, maka dipilah dengan massa yang mendekati,
sehingga menjadi:
Sudu melengkung
4275 3962
4231 3962
Sudu cembung
3724 3759
3724 3759
d) Ada beberapa blade yang harus diganti dengan blade yang tersedia digudang
UP, yaitu:
o Untuk blade fan 1 4316 gram diganti dengan 4001 gram.
o Untuk blade fan 2 digerinda hingga 3929 gram (sudah tidak memungkinkan
untuk diturunkan beratnya lagi).
o Untuk blade fan 4 3877 gram digerinda hingga 3867 gram (sudah tidak
memungkinkan digerinda untuk diturunkan beratnya lagi).
o Untuk blade dengan berat 3929 gram dan 3867 gram diganti dengan blade
existing yang masih bagus serta memliki berat yang diinginkan.
b. Pastikan semua komponen lengkap dan sudah diganti sesuai spesifikasi.
c. Pasang bearing housing pada penyangga radiator.
d. Pasang kopling pada shaft dan selanjutnya pasang hub pada kopling.
e. Pasang blade pada hub.
f. Pasang pulley pada shaft, lakukan alignment pada pulley dan kemudian lakukan cek
kerataan pulley fan dengan pulley motor dengan menggunakan water pas, hal ini
menjaga agar putaran tidak mengalami unbalance.
i. Tutup cover cooling fan secara rata, dan pasang kertas pengecek arah angin.
Edy Prayitno