Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUGAS AKHIR OJT

ANGKATAN 63

“PEMECAHAN BEBAN PENYULANG NS01 DENGAN PENYULANG BARU NS2


PT. PLN (Persero) ULP TELUK DALAM UNTUK MEMINIMALISIR DAERAH
PADAM”

Disusun oleh :

NAMA : BASTIAN FAJAR MUKTI

NO. TES : 1531120134

PROYEKSI JABATAN : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN


DISTRIBUSI

UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN NIAS


UNIT LAYANAN PELANGGAN TELUK DALAM
2019
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR OJT

Judul : Pemecahan Beban Penyulang NS01 Dengan Penyulang Baru NS02 PT.
PLN (Persero) ULP Teluk Dalam Untuk Meminimalisir Daerah Padam
Nama : Bastian Fajar Mukti
No. Test : 1531120134

Menyetujui, Nias, Juli 2019


Mentor II Siswa OJT
Manajer ULP Teluk Dalam

Jadiman Arfedi Hutapea Bastian Fajar Mukti


NIP : 9014110ZY 1531120134

Mengetahui,
Mentor I
Manajer UP3 Nias

Darwin Simanjuntak
NIP : 7494022A
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “PEMECAHAN
BEBAN PENYULANG NS01 DENGAN PENYULANG BARU NS02 PT. PLN (Persero)
ULP TELUK DALAM UNTUK MEMINIMALISIR DAERAH PADAM” sebagai salah
satu syarat kelulusan dalam kegiatan OJT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segenap ketulusan hari, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Darwin Simanjuntak selaku Mentor 1 dan Manager PT. PLN (Persero)
UP3 Nias.
2. Bapak Jadiman Arfedi Hutapea selaku Mentor 2 dan Manager PT. PLN (Persero)
ULP Teluk Dalam.
3. Bapak Doni Rico Manalu selaku Supervisor Teknik PT. PLN (Persero) ULP
Teluk Dalam.
4. Seluruh pegawai PT. PLN (Persero) ULP Teluk Dalam dan pihak rekan kerja PT.
PLN (Persero) ULP Teluk Dalam.
5. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan
bantuan, dorongan semangat dan motivasi kepada penulis selama penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan tugas akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dan kemajuan penulis serta PT. PLN (Persero) di masa mendatang. Akhirnya,
penulis berharap laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Nias, Juli 2019

Bastian Fajar Mukti


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Aktifitas OJT


Aktifitas siswa ojt dengan jabatan junior engineer pemeliharaan distribusi terdapat
72 KUK (Kriteria Unjuk Kerja) yang harus dipenuhi untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan jabatan tersebut dengan unit OJT siswa yaitu pada PT. PLN (Persero) UP3
Nias ULP Teluk Dalam. Pada 72 KUK terdiri dari 3 unit bidang pemeliharaan distribusi
yaitu :
A. Pemeliharaan Gardu Distribusi
1. Merencanakan pelaksanaan pemeliharaan
 Mempelajari Perintah Kerja, Single Line Diagram, dan Pengetahuan lain yang
Diperlukan
2. Mempersiapkan pelaksanaan pemeliharaan
 Mempersiapkan SOP pekerjaan, peralatan kerja dan peralatan K2, formulir-
formulir terkait pemeliharaan.
 Mengubungi pejabat dan mitra terkait pekerjaan
3. Melaksanakan Pemeliharaan
 Memastikan lokasi pekerjaan benar, melakukan briefing dengan rekan kerja,
menggunakan APD
 Melakukan pemeliharaan gardu distribusi sesuai SOP
 Melakukan pemeliharaan trafo, pemeliharaan kubikel TM, pemeliharaan
PHBTR, pemeriksaan beban, pemeliharaan proteksi, dan pemeliharaan
pentanahan.
4. Membandingkan Hasil Pemeliharaan
 Memeriksa kesesuaian hasil kerja dengan perintah kerja dan standar yang
berlaku diperusahaan
5. Membuat Laporan Pekerjaan
 Membuat laporan pekerjaan dan berita acara pemeliharaan

B. Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah


1. Merencanakan pelaksanaan pemeliharaan
 Mempelajari Perintah Kerja, Single Line Diagram, dan Pengetahuan lain yang
Diperlukan
2. Mempersiapkan pelaksanaan pemeliharaan
 Mempersiapkan SOP pekerjaan, peralatan kerja dan peralatan K2, formulir-
formulir terkait pemeliharaan.
 Mengubungi pejabat dan mitra terkait pekerjaan
3. Melaksanakan Pemeliharaan
 Memastikan lokasi pekerjaan benar, melakukan briefing dengan rekan kerja,
menggunakan APD
 Melakukan pemeliharaan SUTM sesuai SOP yang berlaku meliputi perbaikan
tiang, perbaikan arrester,
 Melakukan pemeliharaan SKTM sesuai SOP yang berlaku meliputi perbaikan
terminasi, penyambungan kabel SKTM.
 Pemeliharaan SSO, AVR, GFD, ACO serta pemeliharaan pentanahan.
4. Membandingkan Hasil Pemeliharaan
 Memeriksa kesesuaian hasil kerja dengan perintah kerja dan standar yang
berlaku diperusahaan
5. Membuat Laporan Pekerjaan
 Membuat laporan pekerjaan dan berita acara pemeliharaan
C. Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah.
1. Merencanakan pelaksanaan pemeliharaan
 Mempelajari Perintah Kerja, Single Line Diagram, dan Pengetahuan lain yang
Diperlukan
2. Mempersiapkan pelaksanaan pemeliharaan
 Mempersiapkan SOP pekerjaan, peralatan kerja dan peralatan K2, formulir-
formulir terkait pemeliharaan.
 Mengubungi pejabat dan mitra terkait pekerjaan
3. Melaksanakan Pemeliharaan
 Memastikan lokasi pekerjaan benar, melakukan briefing dengan rekan kerja,
menggunakan APD
 Melaksanakan pemeliharaan JTR sesuai SOP yang berlaku meliputi perbaikan
tiang, penyeimbangan beban, pemeliharaan terminasi, pemeliharaan grounding.
4. Membandingkan Hasil Pemeliharaan
 Memeriksa kesesuaian hasil kerja dengan perintah kerja dan standar yang
berlaku diperusahaan
5. Membuat Laporan Pekerjaan
 Membuat laporan pekerjaan dan berita acara pemeliharaan

Kegiatan OJT siswa di unit ULP, siswa menjadi memahami perencanaan untuk
pemeliharaan distribusi mengenai perintah kerja pemeliharaan, single line diagram dan
bahan materi untuk pemeliharaan distribusi. Setelah siswa mememahami perencanaan
dalam distribusi, siswa dapat menyiapkan dan memahami formulir untuk mempersiapkan
pemeliharaan distribusi sehingga terwujud kemudahan dan keamanan dalam bekerja.
Setelah pemeliharaan distribusi direncanakan dan dipersiapkan, langkah selanjutnya yaitu
melaksanakan pemeliharaan distribusi sesuai dengan SOP yang berlaku sehingga
pekerjaan dapat terwujud dengan lancar dan keselamatan dalam bekerja. Setelah
pelaksanaan pemeliharaan distribusi, hasil kerja pekerjaan dapat dianalisa lebih lanjut
sesuai dengan perintah kerja dan standar yoang berlaku pada perusahaan. Setelah hasil
kerja pekerjaan dibandingkan maka dapat dilanjutkan dengan membuat laporan pekerjaan
sebagai suatu pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai prosedur yang telah disusun.

1.2 Issue Strategis


Sistem distribusi merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai
peran penting karena berhubungan langsung dengan konsumsi energi listrik. Terutama
pemakai energi listrik tegangan menengah dan tegangan rendah. Kebutuhan terhadap
energi listrik yang terus berkembang menghendaki suatu kontinuitas suplai listrik serta
kualitas dari suplai daya listrik itu sendiri.

Penyulang NS1 merupakan salah satu bagian dari sitem distribusi yang mensupply
beberapa daerah di PT. PLN (Persero) ULP Teluk Dalam. Penyulang ini mendapat
supply dari trafo (30 MVA) GI Teluk Dalam dengan setting pengaman OCR 300 A
dengan time delay 0.1 ms, arus rata-rata yang mengalir pada Penyulang NS1 sebesar 130
A dan yang tertinggi tercatat sebesar 136 A. Dan juga setting pengaman GFR 28.5 A
dengan time delay 0.04 ms. Penyulang NS1 menyuplai GH Teluk Dalam dengan
outgoing GH1 dan GH2. Dengan nilai setting tersebut apabila terjadi gangguan yang
berindikasikan Ground Fault maka mengakibatkan gagalnya fungsi kinerja PMT GH
Teluk Dalam sehingga trip pangkal penyulang NS1 pada GI Teluk Dalam. Penyulang
NS1 dikategorikan dalam kriteria penyulang yang tidak handal dikarenakan minimnya
titik manuver.

Hal ini diperparah dengan susahnya pengendalian ROW dan luasnya daerah padam.
Untuk mengatasi hal ini, PT. PLN (Persero) ULP Teluk Dalam merencanakan dan
melaksanakan pemecahan beban penyulang NS1 dengan penyulang baru NS2 untuk
mengantisipasi terjadinya gangguan berindikasi Ground Fault yang berakibat trip
pangkal penyulang NS1. Maka dari itu diperlukannya pemecahan beban guna
meningkatkan kehandalan jaringan distribusi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan
Untuk mencari akar permasalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan pemecahan
beban penyulang untuk meminimalisir daerah padam, dilakukan analisa permasalahan dengan
metode Root Cause Problem Solving (RCPS).

Gambar 2.1.Root Cause Problem Solving (RCPS)


Faktor penyebab adanya laporan gangguan dari operator GI dan setelah itu dilakukan
pengusutan jaringan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya, yaitu adanya Faktor
eksternal dan Faktor Internal.
A. Faktor Eksternal
1. Gangguan yang disebabkan oleh Alam, misalnya :
- Tanah longsor menyebabkan rusaknya konstruksi sehingga membuat tiang tumbang
dan trip
- Dikarenakan wilayah pesisir maka sering terjadi badai yang mengakibatkan pohon
dan ranting pohon tumbang mengenai SUTM
2. Gangguan yang disebabkan oleh wilayah kerja yang sebagian besar daerah pepohonan
atau hutan sehingga perlu adanya Row terjadwal.

B. Faktor Internal
1. Tidak ada jaringan dari penyulang lain untuk manuver beban.
Saat ini, penyulang NS01 menyuplai GH Teluk Dalam dengan outgoing GH1 dan GH2,
karena system jaringan radial maka tidak dapat manuver beban apabila penyulang NS01
ini trip pangkal yang dikarenakan adanya gangguan berindikasi Ground Fault pada salah
satu outgoing GH Teluk Dalam.
2. Koordinasi rele proteksi antara GI dengan GH Teluk Dalam
Dikarenakan seringnya gangguan yang berindikasi Ground Fault, maka dari Gardu Induk
membuat setting yang relatif rendah waktunya yaitu 0.04 ms sehingga proteksi pada GH
Teluk Dalam belum sempat bekerja

2.2 Skala Prioritas

Terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menangani masalah tersebut,
solusinya sebagai berikut :
1. Perampalan Pohon
Diadakannya sosialisasi terlebih dahul pentingnya rabas pohon untuk menghindari gangguan
yang terjadi terhadap jaringan. Dan menebang ranting pohon yang sekiranya membahayakan
jaringan atau melebihi jarak aman.

2. Pecah Penyulang
Menambahkan penyulang baru ke jaringan sehingga beban yang ada dapat dibagi, penyulang
lama NS01 mensuplai GH Teluk Dalam dengan beban GH2 dan penyulang baru NS02
mensuplai beban dari GH1.

3. Resetting Proteksi GI dan GH


Setting ulang proteksi GH juga GI bahwa settingan GH harus lebih cepat daripada GI

Dari usulan kegiatan diatas, maka selanjutnya menentukan prioritas perbaikan yang
hendaknya dilakukan. Prioritas ini disusun berdasarkan dampak yang dihasilkan serta
kemudahan dalam pengaplikasiannya.
No. Penyelesaian Impact Implementation

1. Perampalan Pohon Low Difficult

2. Pecah Penyulang High Medium

3. Resetting Proteksi Medium Medium

Tabel 2.1. Skala Prioritas

3 1. Perampalan Pohon

1 2. Pecah Penyulang
3. Resetting Proteksi

Gambar 2.2. Skala Prioritas

Berdasarkan diagram peta skala prioritas diatas, dapat dilihat bahwa solusi nomor 2
merupakan solusi yang paling efektif dikarenakan memiliki implementasi yang paling sedang
dan memiliki dampak yang paling tinggi terhadap seringnya terjadi gangguan, maka dipilih
solusi yaitu pecah beban penyulang NS01.

2.2 Langkah Perbaikan


Penyulang NS01 sebelum pemecahan beban memiliki GH dengan outgoing GH1 dan
GH2, karena sering terjadi gangguan ground fault yang tidak bisa di backup oleh GH Teluk
Dalam dan selalu tembus PMT GI trip. Oleh karena itu, perlunya pecah beban penyulang
NS01. Berdasarkan hasil diskusi dengan mentor, pecah beban penyulang adalah solusi paling
efektif. Tahapan pecah penyulang pada penyulang NS01 adalah sebagai berikut.
PELAKSANAAN
PENGOPERASIAN
SURVEY PEMECAHAN
PENYULANG ANALISA
LAPANGAN PENYULANG
BARU
BARU

Gambar 2.3 Tahapan Proses Pecah Penyulang

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, langkah perbaikan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Merencanakan pemecahan beban penyulang NS01 GH Teluk Dalam
Tahapan perencanaan pemecahan beban penyulang NS01 GH Teluk Dalam :
a. Perancangan Single Line Diagram
Dalam perancangan Single Line Diagram ini melaksanakan survei di tempat siswa
melaksanakan aktifitas OJT, yaitu sebagai Junior Engineer Pemeliharaan Distribusi.
Junior Engineer pemeliharaan distribusi bertugas pemeliharaan distribusi agar
menjadikan kehandalan jaringan listrik, melakukan perencanaan  pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi

SESUDAH
SEBELUM
Gambar 2.4. Single Line Diagram sebelum dan sesudah pecah beban penyulang
Data Pembebanan Penyulang NS01 dan NS02
Kondisi Penyulang Gardu Hubung Beban ( MW )
Sebelum Pemecahan NS01 GH1 2,2
Beban GH2 1,8
Sesudah Pemecahan NS01 GH1 0
Beban GH2 1,8
NS02 - 2,2
Tabel 2.2 Data Pembebanan Penyulang NS01 dan NS02

2. Melaksanakan pelaksanaan dan pengoperasian pemecahan beban penyulang NS01 dengan


penyulang baru NS02
1. Laporan ke piket pengatur distribusi UP2D untuk pengurangan beban atau
pemadaman penyulang
2. Cek phase sequence agar fasa tidak terbalik pada saat pemecahan beban
3. Memadamkan jaringan penyulang NS01 dan memastikan kondisi SUTM tidak
bertegangan
4. Melaksanakan pemecahan jaringan GH1 dengan jaringan penyulang NS02 yang
baru dengan catatan dimana section awal GH1 menjadi section terakhir
penyulang NS02
5. Setelah semua sudah terjumper dengan penyulang baru, selanjutnya melepas
PMT dan DS pada GH Teluk Dalam sisi GH1
6. Pemulihan penyulang dan mulai pengoperasian
7. Pengoperasian diuji minimal selama satu bulan
2.3 Analisa Dampak Pemecahan Beban Penyulang

Pada penulisan Tugas Akhir (TA) ini penulis mengambil sampel gangguan pada saat
sebelum dan sesudah pemecahan beban penyulang yaitu pada bulan April dan bulan Juni.

Gambar 2.5 Data gangguan penyulang NS01 bulan April

Sesuai gambar 2.7 pada bulan April penyulang NS01 sering terjadi gangguan yang
diakibatkan oleh GH2. Dimana seharusnya penyulang NS01 tetap dapat menyuplai GH1 dan
PMT pada GH2 posisi open. Pada kondisi seperti inilah mengakibatkan berkurangnya kWh
jual. Hal ini dapat dianalisa melalui perhitungan sebagai berikut :
Gambar 2.6 Data gangguan penyulang NS01 dan NS02 bulan Juni

TOTAL LAMA PADAM PER BULAN


Penyulang Bulan Lama Padam (Menit) Jumlah Padam ( Kali )

NS01
April 241 21
- GH1
- GH2
NS01 90 4
Juni
NS02 42 3

Tabel 2.3 Data total lama padam per bulan


Berdasarkan data analisa, jumlah padam yang terjadi setelah pecah beban penyulang
yaitu 7 kali padam, lebih sedikit dibandingkan dengan sebelum pecah beban penyulang telah
padam 21 kali. Dan juga untuk waktu lama padam juga semakin berkurang. Dari data diatas
waktu yang didapatkan lebih sedikit setelah pecah beban penyulang yaitu terpaut waktu 149 menit
atau 2 jam 29 menit. Dengan adanya pemecahan beban penyulang tersebut didapatkan
perhitungan untuk kWh yang terselamatkan pada saat sebelum pemecahan beban penyulang
yaitu dimana penyulang NS01 trip pangkal akibat gangguan pada sisi GH2 sebagaimana
dijabarkan sebagai berikut :
A. Kondisi Sebelum Pecah Beban penyulang NS01
P = √3 . V . I . cos Ø

= √3 . 20 kV . 136,3 . 0.85

= 4013 kW

= 4 MW
B. Beban Hilang
1. Sebelum Pecah Beban (Penyulang NS01)
Daya hilang bulan April

kWh hilang = 4 MW x 1 h

= 4000 kWh

Rupiah hilang = 4000 kWh x Rp. 1352

(per jam) = Rp. 5.425.376

2. Kerugian dalam bentuk finansial


selama bulan April penyulang NS01 telah padam 241 menit atau 4,01 jam, jadi dapat dicari
kWh yang hilang sejumlah :

kWh hilang = Rupiah hilang x lama padam

(dalam bentuk rupiah) = Rp. 5.425.376 x 4.01


= Rp. 21.755.757,76

C. Kondisi Setelah Pecah Beban (Penyulang NS01 dan NS02)


P (NS01) = √3 . V . I . cos Ø

= √3. 20 kV . 61 . 0,85

= 1,796 MW

P (NS02) = √3 . V . I . cos Ø

= √3. 20 kV . 74 . 0,85

= 2,179 MW

D. Beban Hilang Setelah Pecah Beban


1. Penyulang NS01
a. Daya hilang bulan Juni
kWh hilang = 1,796 MW x 1 h

= 1796 kWh

Rupiah hilang = 1796 kWh x Rp. 1352

(per jam) = Rp. 2.428.192

b. Kerugian dalam bentuk finansial


selama bulan Juni penyulang NS01 telah padam 90 menit atau 1,5 jam, jadi dapat dicari
kWh yang hilang sejumlah :

kWh hilang = Rupiah hilang x lama padam

(dalam bentuk rupiah) = Rp. 2.428.192 x 1.5

= Rp. 3.642.288

2. Penyulang NS02
a. Daya hilang bulan Juni
kWh hilang = 2,179 MW x 1 h

= 2179 kWh

Rupiah hilang = 2179 kWh x Rp. 1352

(per jam) = Rp. 2.946.008

b. Kerugian dalam bentuk finansial


selama bulan Juni penyulang NS01 telah pada 42 menit atau 0.7 jam, jadi dapat dicari kWh
yang hilang sejumlah :

kWh hilang = Rupiah hilang x lama padam

(dalam bentuk rupiah) = Rp. 2.946.008 x 0.7

= Rp. 2.062.205
Keterangan Beban Hilang

MW kWh Rp. 1352/kWh

Sebelum Pecah 4 4000 Rp. 21.686.080


Beban Penyulang

(Bulan April)

Sesudah Pecah 4 4000 Rp. 11.897.600


Beban Penyulang

(Bulan Juni)

Data beban yang diambil adalah data beban puncak harian dalam sebulan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan perbandingan sebelum pecah beban penyulang dengan setelah pecah
beban penyulang memiliki keuntungan dalam rupiah sebesar Rp. 9.788.480. Dengan begitu
pelaksanaan pekerjaan pecah beban telah menyelamatkan asset PLN yang terbuang.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Aktifitas siswa pada masa OJT ini yaitu memenuhi KUK yang telah diberikan sesuai
proyeksi jabatan selama 6 bulan.
2. Issue strategis yang dibahas yaitu pemecahan beban penyulang NS01 dengan penyulang
baru NS02 guna meminimalisir gangguan.
3. Pemecahan beban penyulang NS01 dengan penyulang baru NS02 sangat effisien dalam
meminimalisir dampak wilayah padam akibat gangguan
4. Dengan pemecahan beban penyulang dapat memperkecil wilayah pengusutan ketika
gangguan sehingga mampu mempercepat waktu pengusutan
5.

3.2 Saran
1. Memasukkan
2. Mengembangan fitur-fitur lain pada Logsheet Digital agar lebih menambah manfaat
Logsheet Digital ini dikemudian hari.
3. Memberikan workshop atau training untuk tata cara pengisian Logsheet Digital kepada
operator yang akan melakukan pengisian.
4. Menerapkan dan membuat rancangan Logsheet Digital pada unit lain, semisal pada Water
Intake, Desalination Plant, Turbine dsb, untuk lebih meningkatkan manfaat yang didapat
dari pengaplikasian Logsheet Digital ini.

Anda mungkin juga menyukai